Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GANGGUAN PEMBULUH DARAH

Disusun Oleh :
1.Ajeng Kartini 221FK06089
2.Arneta Fitriana 221FK06092
3.Ayu Agustin 221FK06093
4.Dara Puspita K 221FK06094
5.Muhammad Trinata 221FK06109
6.Nata Prawira K 221FK06111
7.Safhira Sayyida R 221FK06122
8.Siti Rohimah 221FK06129
9.Wawan Gunawan 221FK06132

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FALKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA GARUT
2023
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan atau penyakit
yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Pembuluh darah adalah bagian dari sistem
sirkulasi yang mengangkutdarah ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu
arteri yang berfungsi membawa darah dari jantung, kapiler yang berfungsi sebagai tempat
pertukaran sebenarnya air dan bahan kimia antara darah dan jaringan dan vena, yang
membawa darah dari kapiler kembali ke jantung. Pembuluh darah terbesar adalah aorta.
Pembuluh darah pada manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu arteri dan vena.
2. ETIOLOGI
Penyakit Pembuluh Darah Penyakit arteri umumnya disebabkan karena penyempitan
pembuluh darah, oleh plak dibuat dari lemak dan kolesterol selama jangka waktu yang
panjang. Lemak jenuh ditemukan dalam makanan digoreng dan junk masuk dan
berkumpul pada dinding pembuluh darah, akhirnya memblokir jalan bagi aliran darah.
Riwayat keluarga, usia, jenis kelamin,dll meningkatkan kemungkinan mendapatkan
penyakit pembuluh darah.Orang-orang di atas usia 45 atau yang memiliki anggota
keluarga dengan jantung seperti penyakit pembuluh darah atau beresiko lebih besar
tertular penyakit ini. Selain itu, kondisi tertentu seperti diabetes, merokok, tekanan darah
tinggi, kolesterol tinggi, obesitas dan gaya hidup dapat menyebabkan masalah pembuluh
darah.
3. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang umumnya dialami penderita penyakit arteri perifer adalah:
 Keram pada otot pinggang,paha,atau betis setelah melakukan aktivitas tertentu.
 Luka terbuka pada kaki yang tidak kunjung sembuh
 Otot kaki mengecil
 Pertumbuhan kuku kaki yang rapuh dan lambat
 Kaki terasa kebas atau lemah
 Bulu kaki rontok atau tumbuh lebih lambat
 Denyut nadi kaki tidak teraba atau terasa lemah

Tanda-tanda yang menunjukkan anda mengalami penyumbatan pada pembuluh


arteri yaitu :
1. Disfungsi Ereksi
Ketika pria tak mampu ereksi,bisa jadi itu tanda pembuluh arteri tersumbat di panggul
sebelum serangan jantung terjadi
2. Kebotakan
Kebotakan di bagian mahkota kepala di duga berkaitan erat dengan gejala penyakit jantung
coroner
3. Lipatan Telinga
Munculnya lipatan itu adalah akibat dari sirkulasi dalam tubuh yang buruk,termasuk
pembuluh arteri di jantung
4. Nyeri Pada Kaki
Kondisi ini dikenal sebagai klaudikasio atau penyumbatan pembuluh arteri di kaki
4. PATOFISIOLOGI

Sistem kardiovaskuler bekerja secara terus-menerus dan pada kebanyakan kasus,


secara efisien. Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah berkurang atau tersumbat.
Bila pembuluh darah ke jantung tersumbat total, jantung tidak mendapatkan oksigen
secara cukup dan suatu serangan jantung dapat terjadi. Hal ini dapat berakibat fatal, dan
pada kenyataannya, menghasilkan jumlah jutaan kematian setiap tahun,membuat penyakit
kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Penyakit jantung
dapat bersiklus fatal, karena pembuluhdarah terbatas, tidak hanya dapat merusak jantung,
tapi juga membuatnyabekerja lebih keras untuk memompa darah melalui sistem
sirkulasi.Lagipula, kerusakan jantung menjadikan jantung kurang efisien dan harus
bekerja walaupun dengan keras untuk tetap melanjutkan suplai oksigen ke seluruh tubuh.
Dari waktu ke waktu, penyakit jantung memimpin masalah utama penglibatan jantung,
paru-paru, ginjal, dan segera keseluruhan sistem, sebab setiap organ dalam tubuh
mempercayakan kecukupan oksigen dan nutrisinya pada jantung. Secara khusus,
sumbatan yang menyebabkan masalah dibentuk oleh suatu pertumbuhan lekatan yang
dikenal sebagai plak aterosklerotik.

Arterosklerosis merupakan suatu proses yang kompleks. Secara tepat bagaimana


arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah diketahui, tetapi beberapa teori
telah dikemukakan. Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis dimulai karena
lapisan paling dalam arteri, endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu, lemak, kolesterol,
fibrin, platelet, sampah seluler dan kalsium ter deposit pada dinding arteri.Timbul
berbagai pendapat yang saling berlawanan sehubungan dengan patogenesis aterosklerosis
pembuluh koroner. Namun perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang
mengalami kerusakan dapat diringkas kan sebagai berikut:
 Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang
tampak bagaikan garis lemak.
 Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak
kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam.
 Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.
 Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak,
jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.
Perubahan degeneratif dinding arteria.Meskipun penyempitan lumen berlangsung
progresif dan kemampuan vascular untuk memberikan respon juga berkurang, manifestasi
klinis penyakit belum nampak sampai proses aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut.
Fase preklinis ini dapat berlangsung 20-40 tahun. Lesi yang bermakna secara klinis, yang
dapat mengakibatkan iskemia dan disfungsi miokardium biasanya menyumbat lebih dari
75% lumen pembuluh darah.Banyak penelitian yang logis dan konklusif baru-baru ini
menunjukkan bahwa kerusakan radikal bebas terhadap dinding arteri memulai suatu
urutan perbaikan alami yang mengakibatkan penebalan tersebut dan pengendapan zat
kapur deposit dan kolesterol. Sel endotel pembuluh darah mampu melepaskan endothelial
derived relaxing factor (EDRF)yang menyebabkan relaksasi pembuluh darah, dan
endothelial derivedconstricting factor (EDCF) yang menyebabkan kontraksi pembuluh
darah.Pada keadaan normal, pelepasan ADRF terutama diatur oleh asetilkolin melalui
perangsangan reseptor muskarinik yang mungkin terletak di sel endotel. Berbagai
substansi lain seperti trombin, adenosine difosfat (ADP),adrenalin, serotonin,
vasopressin, histamine dan noradrenalin juga mampu merangsang pelepasan EDRF,
selain memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh darah. Pada keadaan patologis seperti
adanya lesiaterosklerotik, maka serotonin, ADP dan asetil kolin justru merangsang
pelepasan EDCF. Hipoksia akibat aterosklerotik pembuluh darah juga merangsang
pelepasan EDCF. Langkah akhir proses patologis yang menimbulkan gangguan klinis
dapat terjadi dengan cara berikut.
• Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plaque
• Perdarahan pada plak ateroma
• pembentukan thrombus yang diawali agregasi trombosit
• Embolisasi thrombus atau fragmen plak
• Spasme arteria koronaria

Aterosklerotik dimulai dengan adanya kerusakan endotel, adapunpenyebabnya


antara lain adalah:
• Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah
• Tekanan darah yang tinggi
• Tembakau
• Diabetes
Dikarenakan kerusakan pada endothelium, lemak, kolesterol, platelet,sampah
produk selular, kalsium dan berbagai substansi lainnya terdepositpada dinding pembuluh
darah. Hal itu dapat menstimulasi sel dinding arteri untuk memproduksi substansi lainnya
yang menghasilkan pembentukannya dari sel.
PATHWAY

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) Angiografi, yaitu dokter akan melacak aliran cairan berwarna yang diinjeksikan
untuk menemukan penyumbatan arteri dengan berbagai teknik pencitraan.
Misalnya, rontgen, angiografi resonansi magnetik (MRA/magnetic resonance
angiography), atau angiografi tomografi terkomputasi (CTA/computerised
tomography angiography).
b) Ankle-brachial index (ABI) adalah pemeriksaan umum untuk mendiagnosis PAD
dengan membandingkan antara tekanan darah di kaki bagian bawah dan lengan.
c) Pemeriksaan darah untuk mengetahui tingkat kolesterol, trigliserida, dan gula
darah.
d) Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda, seperti denyut yang lemah atau
tidak terasa di bawah area penyempitan arteri atau suara berdesing di atas arteri.
e) Pemeriksaan USG, seperti USG Doppler, akan memeriksa aliran darah di
pembuluh darah untuk mengetahui adanya penyumbatan atau penyempitan arteri.
6. PENATALAKSAAN MEDIS
Ada sejumlah obat yang dapat diresepkan dokter untuk menangani penyakit
agangguan pembuluh darah, yaitu:

a. Obat penurun kolesterol, misalnya simvastatin


b. Obat penurun tekanan darah, seperti ACE inhibitor
c. Obat antidiabetes, misalnya metformin.
d. Obat pengencer darah, contohnya aspirin atau clopidogrel
e. Obat untuk melebarkan pembuluh darah, seperti cilostazol, pentoxifylline, atau
naftidrofuryl oxalate
Penghentian kebiasaan merokok secara mutlak merupakan tatalaksana satu satunya yang
telah terbukti untuk mencegah gangguan pembuluh darah. Mengurangi jumlah rokok menjadi
1sampai 2 batang per hari, mengganti rokok dengan permen tembakau atau pengganti nikotin
dapat menyebabkan penyakit ini tetap aktif. Tidak ada pengobatan atau pembedahan yang
efektif untuk gangguan ini. Penderita harus berhenti merokok untuk mengurangi gejala gejala
yang dikeluhkan.
Pencegahan Penyakit Gangguan Pembuluh Darah
Perkumpulan dokter keluarga Amerika Serikat mengeluarkan tips singkat bagaimana
cara mencegah penyakit akibat gangguan pembuluh darah.
Tips tersebut adalah:
•Hentikan kebiasaan merokok.
•Berolahraga lah yang cukup, sekurang-kurangnya 30 menit, 4 sampai 6 kali perminggu.
•Konsumsi makanan rendah garam dan lemak setiap hari.
•Minumlah obat secara rutin bila anda bermasalah dengan kadar kolesterol dan tekanan darah
7. KOMPLIKASI
Penyakit komplikasi ini bisa timbul akibat hipertensi
1) Stroke adalah kematian jaringan otak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan
oksigen ke otak. Tekanan darah yang terlalu tiggi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh
darah di otak.
2) Gagal ginjal banyak terjadi karena hipertensi.”berdasarkan data dari Indonesian Renal
Registy (IRL) tahun 2013,penyebab utama kasus gagal ginjal di Indonesia ternyata adalah
penyakit hipertensi, beda dengan kasus gagal ginjal di dunia yang faktor utamanya adalah
diabetes.
3) Gagal jantung dapat terjadi akibat tekanan darah yang terlalu tinggi,sehingga memaksa otot
jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung
kiri. Akibatnya jantung mengalami gagal fungsi.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi: Nama, usia: Orang dewasa yang sering mengalami
anemia. Jenis kelamin: Perempuan lebih dominan terkena Anemia. Agama, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, No. RM dan diagnosa medis. Dan
untuk Identitas Penanggung jawab meliputi: Nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan
dan hubungan dengan pasien
2. Keluhan Utama
Penyebab utama klien sampai dibawa ke rumah sakit Riwayat penyakit sekarang tanda
dan gejala klinis gangguan vaskuler perifer, gejala yang mudah diamati adalah nyeri sperti
kram yang hilang saat istirahat.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan atau adanya nyeri: Pada identifikasi nyeri perlu dikaji lebih dalam seberapa
besar nyeri muncul, lokasi dan sifat nyeri termasuk penjalaran dari nyeri yang muncul
sehingga dapat diklasifikasikan daerah/area yang mengalami aterosklerosis. Adanya nyeri
yang terkaji dapat menjadi patokan, didaerah mana kira-kira lokasi yang mengami
penyumbatan dan setelah itu perlu di identifikasi kembali dengan beberapa pemeriksaan
penunjang untuk membuktikan dan mempertegas kondisi pasien.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor penyulit atau faktor yang membuat kondisi
pasien menjadi lebih parah kondisinya. Komplikasi dari penyakit terdahulu dapat menjadi
pertimbangan dalam penanganan aterosklerosis. Adanya penyakit hipertensi, ataupun
penyakit kardiovaskuler lain dapat dipertimbangkan pengaruhnya terhadap terjadinya
gangguan vaskuler.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya
dengan penyakit klien sekarang Pola nutrisi- metabolik: kehilangan nafsu makan. Pada awal
kejadian adanya mual atau muntah (adanya peningkatan intra kranial) kehilangan senasai
pada lidah, dagu, tenggorokan dan gangguan menelan. Apakah ada penyakit menular ataupun
penyakit yang keturunan.
6. Pemeriksaan tanda-tanda vital:
TD, Nadi. RR dan Suhu penting dilakukan untuk mengetahui tanda awal dari
ketidakstabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari tanda vital yang tidak stabil
merupakan indikasi dari peningkatan atau penurunan kondisi perfusi jaringan dan
kegagalan jantung dalam berkontraksi.
7. Pola Eliminasi: Adanya perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine, distensi
abdomen, tidak ada bising usus.
8. Pola Aktifitas-latihan Adanya kesukaran terhadap aktivitas karena kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralysis atau hemiplegi, mudah lelah.
9. Pola Tidur dan istirahat: Kesukaran untuk istirahat karena kelemahan secara umum dan
gangguan penglihatan.
10. Pola Sensorik Pemeriksaan fisik: fokus pada sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi
11. Pemeriksaan tanda-tanda vital: TD, Nadi. RR dan Suhu penting dilakukan untuk
mengetahui tanda awal dari ketidakstabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari tanda
vital yang tidak stabil merupakan indikasi dari peningkatan atau penurunan kondisi
perfusi jaringan dan kegagalan jantung dalam berkontraksi.
12. Program Therapy
Biasanya program therapy yang dipakai untuk pengobatan penyakit dengan gangguan
pembuluh darah yaitu :
 Statin, fungsinya untuk pencegahan serangan penyakit kardiovaskuler dengan
peningkatan risiko tanpa gejala
 Antihipertensi, fungsinya untuk menurunkan tekanan darah akibat hipertensi
 Antiplatelet, fungsinya mengurangi agregasi platelet, sehingga dapat menghambat
pembentukan trombus pada sirkulasi arteri.

B. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Mengeluh dada Merokok, peningkatan Risiko penurunan curah


berdebar-debar kolesterol jantung
DO : ↓
 Perubahan afterload Aterosklerosis
 Perubahan preload ↓
 Perubahan frekuensi Aliran darah terganggu
jantung ↓
 Perubahan irama Peningkstsn beban jantung
jantung ↓
 CRT > 2 detik Hipertensi

Risiko penurunan curah jantung
2 DS : Mengeluh nyeri Trombosis vena Agen pencedera
DO : ↓ fisiologis
 Tampak meringis Rekanalisasi vena
 Bersikap protektif ↓
 Gelisah Insufisiensi vena kronis
 Frekuensi nadi ↓
meningkat Tekanan vena distal meningkat

Varises

Penurunan sirkulasi arteri

Nyeri

3 DS : Cedera dinding pembuluh darah Perfusi perifer tidak


DO : ↓ efektif
 Pengisian kapiler >3 Trombosis Vena
detik ↓
 Nadi perifer menurun Vena mengalami obstruksi

atau tidak teraba Edema
 Akral teraba dingin ↓
 Warna kulit pucat Nadi perifer menurun
 Turgor kulit menurun ↓
Pucat

Gangguan perfusi perifer tidak
efektif

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi dan irama jantung
2. Nyeri b.d agen pencedera fiologis ( gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai
oksigen )
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan sirkulasi darah

D. INTERVENSI
N Diagnosa Tujuan Intervensi
O Keperawatan
1 Nyeri b.d agen Setelah dilakukan intervensi Observasi:
pencedera keperawatan selama ....x 24
fiologis jam, maka Tingkat nyeri 1. Mengidentifikasi lokasi,
gangguan menurun, dengan kriteria karakteristik, durasi, frekuensi,
kemampuan hasil: intensitas nyeri
pembuluh darah 1. Keluhan nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri
menyuplai meringis menurun
oksigen ditandai 2. Tekanan darah
dengan mengeluh membaik. Terapeutik:
nyeri dan tampak 3. Bersikap protektif 1. Memberikan teknik
meringis. menurun nonfarmakologis untuk
4. Gelisah menurun mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi
bermain).
2. Memfasilitasi istirahat dan
tidur.

Edukasi:
1. Menjelaskan penyebab dan
pemicu nyeri
2. Menjelaskan cara meredakan
nyeri
3. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
4. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri

Kolaborasi:
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.

2 Penurunan curah Setelah dilakukan intervensi Observasi:


jantung b.d keperawatan selama .....x 24
perubahan jam, maka Curah jantung 1. Mengidentifikasi tanda/gejala
frekuensi dan meningkat, dengan kriteria primer penurunan curah
irama jantung hasil: jantung (meliputi dyspnea,
ditandai dengan 1. Kekuatan nadi perofer kelelahan, edema, ortopnea,
penurunan Ejection Fraction
paroxysmal noctumal dyspnea,
frekuensi dan (EF), meningkat.
irama jantung 2. Cardiac index, peningkatan CVP).
hingga kulit meningkat. 2. Mengidentifiksi tanda/gejala
pucat. 3. Tekanan darah, sekunder penurunan curah
membaik. jantung (meliputi
4. Capillary artery hepatomegaly, distensi vena
wedge pressure jungularis, palpitasi, ronkhi
(PAWP), membaik.
basah, oliguria, kulit pucat).

Terapeutik:
1. Posisikan pasien semi-fowler
atau fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman.

Edukasi:
1. Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi

Kolaborasi:
1. Kolaborasikan pemberian
antiaritmia, jika perlu.

3 Perfusi perifer Setelah dilakukan intervensi Observasi:


tidak efektif b.d keperawatan selama ...x 24
penurunan jam, maka Perfusi perifer 1. Periksa sirkulasi perifer (mis:
sirkulasi darah meningkat, dengan kriteria nadi perifer, edema, pengisian
ditandai dengan hasil: kapiler, warna, suhu, ankle
nadi perifer 1. Denyut nadi perifer, brachial index).
menurun, warna meningkat.
2. Identifikasi factor risiko
kulit pucat, dan 2. Sensasi, meningkat.
tugor kulit 3. Warna kulit pucat, gangguan sirkulasi (mis:
menurun. menurun. diabetes, perokok, orang tua,
4. Edema perifer, hipertensi, dan kadar kolesterol
menurun. tinngi).
5. Nyeri ekstermitas,
menurun. Terapeutik:
6. Kelemahan otot,
1. Hindari pemasangan infus atau
menurun.
pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
2. Hindari pengukuran tekanan
darah pada ekstermitas dengan
keterbatasan perfusi

Edukasi:
1. Anjurkan berhenti merokok
2. Anjurkan berolahraga rutin
3. Anjurkan mengecek air mandi
menghindari kulit terbakar.

Anda mungkin juga menyukai