Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT ANEMIA

Disusun Oleh Kelompok 5 :

AJENG KARTINI 221FK06089

ARNETA FITRIANI 221FK06092

AYU AGUSTIN 221FK06093

DARA PUPSPITA K 221FK06094

MUHAMAD TRINATA 221FK060109

NATA PRAWIRA K 221FK060111

SHAFIRA SAYYIDA ROSE 221FK06122

SITI ROHIMAH 221FK060129

WAWAN GUNAWAN 221FK060132

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FALKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCAN GARUT

2023
A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. PENGERTIAN

Anemia merupakan kondisi di mana terjadi penurunan jumlah hemoglobin dalam tubuh.
Hemoglobin adalah metaloprotein yang terdapat pada sel darah merah dan mengandung zat besi
sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh (Malikussaleh, 2019).
Anemia sendiri dapat diartikan sebagai gangguan kekurangan sel darah merah yang berperan
penting dalam membawa oksigen ke semua organ tubuh. Ketika jumlah sel darah merah rendah,
maka kadar oksigen di dalam tubuh juga akan menurun.

Anemia merupakan suatu kondisi tubuh di mana kadar hemoglobin dalam darah berada di
bawah nilai normal atau mengalami penurunan. Kondisi ini terjadi ketika sel darah merah tidak
mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis
kelamin, tempat tinggal, perilaku merokok, dan tahap kehamilan (Kemenkes, 2019). Anemia
juga didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah
dari nilai normal untuk kelompok individu berdasarkan usia dan jenis kelamin (Adriani, 2012).

2. ETIOLOGI
Menurut Arif Mansjoer pada tahun 2001, anemia dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Perdarahan

2. Penyakit kronis seperti gagal ginjal, abses paru-paru, bronkitis kronis, sarkoidosis, dan
lain-lain.

3. Kekurangan zat besi dalam makanan atau masalah penyerapan zat besi di saluran
pencernaan.

4. Gangguan produksi sel darah merah dalam sumsum tulang atau kerusakan sel-sel darah
itu sendiri.

5. Kekurangan gizi seperti: seng, besi, vitamin B12, dan asam

3. PATOFISIOLOGI

Anemia adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dan sel
darah merah (eritrosit) di bawah normal. Pria dikatakan mengalami anemia ketika kadar
Hemoglobin kurang dari 14 g/dl danAnemia ialah gangguan kesehatan yang dicirikan oleh
rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) di bawah normal. Pria
dikatakan mengalami anemia ketika kadar Hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan...eritrosit kurang
dari 41 %. Demikian pula dengan wanita, apabila kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan
eritrosit kurang dari 37%.
Anemia tidaklah merupakan suatu penyakit, melainkan sebuah refleksi keadaan tubuh yang
terganggu akibat adanya gangguan fungsi tubuh sehingga hemoglobin yang berfungsi untuk
membawa oksigen mengalami penurunan.

Banyak jenis anemia dengan ragam penyebabnya. Oleh karena itu, terjadi penurunan
kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen. Menurut Petri (2013), anemia
mencerminkan kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau
kedua-duanya. Kegagalan sumsum dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi, paparan toksin,
invasi tumor atau sebab lain yang tidak diketahui. Sel darah merah bisa hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (kehancuran), hal ini bisa terjadi akibat kelainan pada sel darah meras
tidak sesuai dengan ketahanannya pada kondisi normal sehingga menyebabkan jaringa non-
hemolysis.

Lisis sel darah merih (penguraian) utamanya terjadi dalam fagositis atau sistem
retikuloendotelial yaitu hati dan limpa. Dampak samping proses ini adalah bilirubin akan masuk
ke aliran daranh setelah terbentuk dalam fagosit. Setiap kenaikan dekstruksi sel drah akan
langsung direfleksikan dengan meningkatnya bilirubin plasma.Konsentrasi normal nya Img/dL
atau dibawahnya namun jika melewati angka tersebut maka akan menimbulkan interik pada
sklera.
PATHWAY
4. MANIFESTASI KLINIS

Gejala-gejala umum yang sering ditemukan pada pasien anemia antara lain meliputi pucat,
lemah, cepat lelah, keringat dingin, takikardi (jumlah denyut jantung lebih dari normal),
hipotensi (tekanan darah rendah), dan palpitasi (debaran jantung yang keras) (Barbara C. Long,
1996). Anoreksia, diare, dan ikterus juga sering terjadi pada pasien dengan anemia pernisiosa
(Arif Mansjoer, 2001). Selain itu dapat diamati adanya apnea saat latihan fisik serta perubahan
kulit dan mukosa pada anemia defisiensi Fe.

Gejala anemia disebabkan oleh rendahnya jumlah sel darah merah, yang mengakibatkan
berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap jaringan pada tubuh. Anemia dapat memperburuk
kondisi medis lain yang mendasarinya (Poerwati, 2011). Berikut adalah tanda-tanda anemia:

a. Kelesuan, kelemahan, kelelahan, kelengahan dan telah

b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

c. Terlihat pucat pada kelopak mata, bibir, lidah, ringan kulit dan telapak tangan

d. Nafsu makan menurun

e. Sesak nafas

f. Keluhan seputar infeksi seperti demam dan nyeri badan

g. Riwayat terjadinya perdarahan (Amirudin Ali et al., 2012).

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Tes darah lengkap (Complete Blood Count) : Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur
konsentrasi sel darah dalam sampel darah, yang diindikasikan oleh jumlah hematokrit (sel
darah merah) dalam tubuh.
 Pemeriksaan konsentrasi sel darah merah : Pemeriksaan untuk menentukan ukuran dan
bentuk sel darah merah.
 Pengujian kadar zat besi, ferritin, vitamin B12, dan tes diagnostik tambahan : Pengujian
diperlukan untuk menentukan penyebab anemia.
 Melakukan pengujian pada sampel sumsum tulang untuk mendeteksi anemia
(DeLoughery, 2014).
 Tes tambahan termasuk pemeriksaan kadar zat besi, ferritin, vitamin B12, serta tes
diagnostik lainnya.
 Tujuan pemeriksaan adalah untuk menetapkan penyebab anemia.
 Pengujian pada sampel sumsum tulang dapat dilakukan untuk mendeteksi anemia
(DeLoughery, 2014)..

6. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi akibat anemia adalah:

a. Gagal jantung.

b. Kejang.

c. Menurunnya daya konsentrasi.

d. Perkembangan otot yang buruk dalam jangka panjang (Lingga, 2019).

Menurut Sugeng (2013), komplikasi dari anemia meliputi:

a. Kelelahan berat, di mana seseorang mungkin merasa sangat lelah sehingga tidak dapat
menyelesaikan tugas sehari-hari jika tingkat keparahan anemianya cukup parah.

b. Komplikasi pada kehamilan, di mana wanita hamil dengan defisiensi folat mungkin lebih
rentan mengalami kelahiran prematur.

c. Masalah pada jantung, di mana anemia dapat menyebabkan detak jantung menjadi cepat
atau ireguler (aritmia). Jika seseorang menderita anemia, maka jantung harus memompa lebih
banyak darah untuk mengimbangi kurangnya oksigen dalam darah dan hal ini akan
menyebabkan pembesaran atau bahkan gagal jantung.

d. Kematian beberapa jenis turunan dari anemia seperti sel sabit dapat menyebabkan
komplikasi yang mengancam nyawa karena kehilangan darah secara cepat dan besar-besaran
yang bisa berujung fatal (Safira, 2019).

7. PENATALAKSANAAN MEDIS

Anemia dapat dihindari dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, asam folat,
vitamin A, vitamin C dan zinc serta dengan memberikan tablet tambah darah (Kemenkes RI.
2018). Selain mengkonsumsi makanan yang ayak zat besi, ada juga beberapa penatalaksanaan
medis pada pasien anemia yaitu :

1. Pemberian zat besi secara oral.

2. Pemberian zat besi secara intramuskular. Terapi ini dipertimbangkan apabila respon
terhadap pemberian zat besi secara oral tidak baik.

3. Transfusi darah diberikan jika gejala anemia disertai dengan risiko gagal jantung yakni
ketika kadar Hb mencapai 5-8 g/dl. Komponen darah yang diberikan adalah PRC dengan
tetesan lambat (Amalia &Agustyas, 2018).

4. Antibiotika digunakan pada pasien dengan jumlah neutrofil rendah (neutropenia) guna
mencegah infeksi.
5. Imunoterapi dapat diberikan kepada pasien dengan gangguan autoimun sebagai penyebab
utama anemia guna menekan sistem imun tubuh.

6. Transplantasi sumsum tulang merupakan metode pengobatan alternatif bagi pasien yang
telah rusak atau tidak berfungsi secara optimal; transplantasi juga bisa bersifat
menyembuhkan (Neli Agustin &Maani, 2019).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Pengumpulan Data/Identitas

Identitas pasien meliputi: Nama, usia: Orang dewasa yang sering mengalami anemia. Jenis
kelamin: Perempuan lebih dominan terkena Anemia. Agama, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, tanggal masuk, No. RM dan diagnosa medis. Dan untuk Identitas Penanggung jawab
meliputi: Nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan hubungan dengan pasien.

b. Keluhan utama

Keluhan utama merupakan keluhan yang membuat klien meminta bantuan pelayanan
kesehatan, keluhan utama adalah alasan klien masuk rumah sakit. Biasanya pada klien anemia
datang kerumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan, kelemahan, badan gemetaran, serta
pusing.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan penjelasan dari permulaan klien merasakan keluhan sampai dengan dibawa ke
rumah sakit. Pada anemia, klien tampak pucat, lelah, sesak nafas, sampai adanya gelajah gelisah,
diaphoresis, tachikardia, dan penurunan kesadaran

d. Riwayat kesehatan dahulu .

Pengkajian riwayat kesehatan dahulu yang mendukung dengan melakukan serangkaian


pertanyan, meliputi :
a) Apakah sebelumnya klien pernah mengalami anemia.
b) Apakah meminum obat tertentu dalam waktu jangka panjang.

c) Apakah pernah mengalami keganasan yang tersebar seperti kanker payudara, leukemia, dan
multiple myeloma.

Pada beberapa keadaan apakah adanya menderita penyakit anemia sebelumnya, Riwayat trauma
pendarahan, Riwayat demam tinggi
e Riwayat kesehatan keluarga

Pengkajian riwayat keluarga yang mendukung dengan melakukan serangkaian pertanyaan,


meliputi :
1) Apakah dalam keluarga ada yang mengalami anemia
2) Apakah dalam keluarga ada riwayat penyakit kronis atau menahun ( diabetes, darah
tinggi,kanker dll ) ataupun penyakit yang diturunkan atau penyakit menular.
3) Apakah dalam keluarga mengkonsumsi obat – obatan dalam waktu panjang.

Dihubungkan dengan kemungkinan adanya penyakit keturunan, adanya Riwayat anemia


dalam keluarga, ataupun Riwayat penyakit seperti kanker, jantung, hepatitis, DM, asthma, serta
penyakit-penyakit infeksi saluran pernafasan.

f. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan
menggunakan 4 teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Data dasar pengkajian
pasien anemia meliputi:
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital ( TTV )

TD : Biasanya menurun

N : Biasanya meningkat

RR : biasanya cepat

S : biasanya meningkat
3) Kesadaran : GCS : 15 ( E : 4 V: 5 M: 6 )
4) Pemeriksaan fisik head to toe

a) Kepala

Bagaimana kesimetrisan, warna rambut, kebersihan kepala, apakah rambut kering, mudah
pupus, sakit kepala, dan biasanya sering merasa pusing.

b) Mata

Biasanya Kelainan bentuk mata tidak ada, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, terdapat
pendarahan sub konjungtiva, keadaan pupil, palpebra, konjungtiva anemis, pupil isokor

c) Telinga

Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan pada telinga, apakah ada penumpukan
serumen atau tidak
d) Hidung

Kesimetrisan, fungsi penciuman, kebersihan, adanya perdarahan pada hidung atau tidak,ada
tidaknyaa pernapasan cuping hidung,apakah ada penumpukan secret.

e) Mulut

Keadaan mukosa mulut, bibir pucat, stomatitis, Bentuk dan Kesimetrisan mukosa bibir
kering, pendarahan gusi, lidah kering. bibir pecah-pecah atau pendarahan.

f) Leher

Bentuk Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid/tidak, ada tidaknya pembesaran


kelenjar getah bening.

g) Thorax

Paru –paru :

I : Bagaimana Pergerakan dinding dada, apakah ada takipnea, orthopnea, dispnea ( kesulitan
bernafas ), nafas pendek, cepat lelah ketika beraktivitas yang merupakan manifestasi
berkurangnya pengiriman oksigen.

P : taktil premitus simestris

P : apakah ada bunyi perkusi tambahan ( sonor )

A : adakah bunyi nafas vesikuler atau bunyi nafas tambahan lainnya.

Jantung

I : apakah jantung berdebar – debar, Takhikardi dan bising jantung yang menggambarkan
suatu beban pada jantung dan curah jantung mengalami peningkatan.

P : ada/tidak teraba adanya massa

P : apakah ada suara perkusi tambahan ( pekak )

A : apakah ada bunyi jantung murmur sistolik.

h) Abdomen

I : Inspeksi keadaan kulit, warna, elastisitas, kering, lembab, besar dan bentuk abdomen rata
atau menonjol Kesimetrisan, apakah ada diare, hematemesis, dan muntah.

A : dengarkan suara bising usus apakah normal atau hiperaktif

P :apakah terdapat bunyi timpani/bunyi perkusi tambahan


P : terabanya pembesaran hepar/tidak, terdapat nyeri tekan/tidak

i) Genetalia

Biasanya normal tidak ada keluhan

j) Integumen

Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah), kulit teraba dingin,
keringat berlebihan, terdapat pendarahan dibawah kulit, kelemahan kulit, Mukosa pucat, kering
dan kulit keriput

k) Ekstremitas

Biasanya pasien anemi akan mengalami Kelemahan dalam beraktivitas, terdapat pucat pada
membrane mukosa dan dasar kuku, bahkan kuku mudah patah.

5) Pemeriksaan Diagnostik

Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 - 14 g/dl )


2. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 47% )
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulosititosis ( eritrosit pada syaraf antara yang berinti dan yang dewasa tak
berinti yang berjalan halus ) dan sferositosis eritrosit yang bentuknya membundar pada
apusan darah tepi )
5. Terdapat pansitopenia ( penurunan semua jumlah sel darah ), sumsum tulang kodok
diganti lemak ( pada anemia aplastik )

6) Program Therapy

Jenis Therapy yang biasanya dilakukan adalah sebagai berikut

Jenis Therapy Dosis Rute Kegunaan

NaCL 20 tpm IV Memenuhi kebutuhan cairan

Furosemide 2x1 IV Obat anti diuretic, mengatasi penumpukan cairan


di dalam tubuh atau edema

Metyl prednisolon 3x1 IV Meredakan peradangan pada berbsgai kondisi

Extra 2x1 IV Obat efek anti untuk mengatasi peradangan


Dexamethasone

Transfusi darah Sesuai IV Memenuhi kebutuhan Hb dalam tubuh


Kebutuhan

2. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1 DS : Penurun SDM Perfusi Perifer tidak


efektif
DO : ↓

 Pengisian kapiler >3 Hb berkurang


detik

 Nadi perifer
menurun atau tidak Anemia
teraba
 Akral teraba dingin ↓
 Warna kulit pucat Suplai O2 dan nutrisi ke
 Turgor kulit jaringan berkurang
menurun

SSP

Gangguan perfusi jaringan


Perifer

2 DS : Mengeluh Lelah Suplai O2 dan nutrisi ke Intoleransi aktivitas


jaringan berkurang
DO : Frekuensi jantung
meningkat >20% dari ↓
kondisi istirahat
Hipoksia

Mekanisme an aerob

ATP berkembang


Kelelahan

Intoleransi aktivitas

3 DS : Dispnea Anemia Pola nafas tidak


efektif
DO : ↓

 Penggunaan otot Breathing


bantu pernapasan

 Fase ekspirasi
memanjang Kadar Hb menurun
 Pola napas abnormal
(mis. takipnea, ↓
bradipnea, O2 turun
hiperventilasi,
kussmaul, ↓
cheynestokes)
Respon fisiologis tubuh

Dispnea

Pola nafas tidak efektif

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosis Keperawatan ( SDKI ) Secara tioritis diagnosa yang di temukan pada klien
Anemia

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi


Hemoglobin.
2. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
( penurunan hemoglobin ).
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorsi nutrisi.
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Kelemahan.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan Intervensi


O Keperawatan

1 Perfusi Perifer Setelah dilakukan tindakan Observasi


. tidak efektif b.d asuhan keperawatan
penurunan selama...x 24 jam maka  Periksa sirkulasi perifer ( nadi,
konsentrasi diharapkan keadekuatan edema, warna ,suhu )
hemoglobin aliran pembuluh darah  Identifikasi faktor resiko
meningkat dengan kriteria gangguan sirkulasi ( diabetes,
hasil : perokok, hipertensi dan
kolesterol tinggi )
 Kekuatan nadi Perifer  Monitor panas,kemerahan,
meningkat nyeri atau bengkak pada
 Warna kulit pucat ekstremitas
menurun
 Kelemahan otot Terapeutik
menurun  Hindari pemasangan infus atau
 Edema Perifer pengambilan sampel darah
menurun diarea keterbatasan perfusi
 Turgor kulit membaik  Hindari pengukuran tekanan
 Akral membaik darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
 Lakukan pencegahan infeksi

Edukasi

 Anjurkan berhenti merokok


 Anjurkan berolahraga rutin
 Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi

2 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Observasi


Aktifitas b.d asuhan keperawatan
kelemahan selama...x 24 jam maka  Identifikasi gangguan fungsi
diharapkan toleransi aktivitas tubuh yang mengakibatkan
meningkat dengan kriteria kelelahan
hasil :  Monitor kelelahan fisik dan
emosional
 Keluhan Lelah  Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
menurun melakukan aktivitas
 Frekuensi nadi
Terapeutik
membaik
 Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (mis:
cahaya, suara, kunjungan)
 Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
 Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan

Edukasi

 Anjurkan tirah baring


 Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi

 Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan
asupan makanan

3 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi


efektif keperawatan maka
berhubungan diharapkan pola napas  Monitor pola napas (frekuensi,
dengan membaik dengan kriteria kedalaman,usaha napas)
penurunan energi hasil :  Monitor bunyi napas tambahan
(misalnya: gurgling, mengi,
 Dispnea menurun wheezing, ronchi kering)
 Penggunaan otot  Monitor sputum (jumlah,
bantu napas menurun warna, aroma)
 Pemanjangan fase
ekspirasi menurun Terapeutik
 Frekuensi napas
membaik  Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head tilt dan
 Kedalaman napas
chin-lift (jaw thrust jika curiga
membaik
trauma fraktur servikal)
 Posisikan semi-fowler atau
fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
 Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi

 Anjurkan asupan cairan 2000


ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
 Ajarkan Teknik batuk efektif

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai