Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN.

2614-7939)
Vol. 4 No. 3, Agustus 2021 (p-ISSN. 2614-7947)
PENGAJARAN BAHASA BAGI PEMELAJAR BIPA DENGAN TEMA
LINGKUNGAN HIDUP

Refa Lina Tiawati*, Suci Dwinitia, Yulia Pebriani


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI Sumatera Barat
*Email: refalina.2012@gmail.com

Abstrak - Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APBIPA) awal mulanya berdiri pada
November 1999 setelah penyelenggaran konferensi Internasional pengajaran BIPA (KIPBIPA) ke-3 di IKIP
Bandung. Seiring perkembangan waktu, APBIPA berubah menjadi Asosiasi Pengajar dan Pegiat Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) pada rapat pengurusan APPBIPA pada periode 2015-2019 yang
diselenggarakan di Jakarta. APPBIPA adalah organisasi profesi yang beranggotakan pengajar BIPA dan
pegiat BIPA baik di Indonesia maupun luar Indonesia. Misi utama APPBIPA adalah memartabatkan bahasa
Indonesia dan memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia kepada orang asing. Dalam rangka perayaan
hari jadi ke-21 APPBIPA pusat mengikutsertakan seluruh cabang (dalam dan luar negeri) untuk
berpartisipasi dan berkolaborasi dalam rangka pesta akademia 21 tahun APPBIPA. APPBIPA Sumatera
Barat berkolaborasi dengan APPBIPA Bali untuk mengikuti lomba pengajaran bahasa dan lomba pengajaran
budaya dan pengetahuan umum tentang Indonesia dengan tema “Lingkungan hidup” untuk tingkatan
pemelajar B1.

Kata kunci: bahasa, pemelajar, BIPA

LATAR BELAKANG (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing).


Pengabdian kepada masyarakat Beberapa orang menyebutnya dengan istilah
merupakan salah satu dharma atau tugas pokok BISBA (Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
dari suatu perguruan tinggi termasuk STKIP Asing). Akan tetapi, keduanya memiliki
PGRI Sumatera Barat, di samping dharma pengertian yang sama. BIPA sudah menjadi
pendidikan dan pengajaran serta dharma bagian dari sebuah ilmu yang mulai banyak
penelitian. Pelaksanaan dharma pengabdian dipelajari dan dikaji.
kepada masyarakat yang dalam realisasinya BIPA merupakan salah satu program
juga melibatkan dua dharma lainnya. Oleh pelatihan yang diperlukan dalam
karena pengabdian kepada masyarakat rangka peningkatkan fungsi bahasa negara
merupakan salah satu tugas pokok Perguruan sebagai Bahasa internasional dan pemenuhan
Tinggi, maka pelaksanannya harus didukung kebutuhan tenaga kerja asing akan program
oleh seluruh sivitas akademika PT tersebut dan pelatihan bahasa Indonesia. Identifikasi
dilandasi pemahaman yang benar tentang kebutuhan pasar sangat diperlukan dalam
pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan persiapan kegiatan suatu program kursus atau
PP 60/99 (BAB III pasal 3 ayat 4) yang pelatihan. Identifikasi kompetensi yang harus
menyatakan bahwa pengabdian masyarakat dimiliki oleh peserta didik BIPA juga
merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu diperlukan agar penyusunan standar
pengetahuan dalam upaya memberikan kompetensi lulusan lebih terfokus. Terdapat 7
sumbangan demi kemajuan masyarakat. level kompetensi yang di dalamnya meliputi
Kusmiatun (2018) mengemukakan empat kemahiran berbahasa, yaitu
bahwa pembelajaran bahasa Indonesia mendengarkan, berbicara, membaca, dan
memiliki cakupan yang luas. Salah satu bagian menulis. Program kursus dan pelatihan BIPA
pembelajaran bahasa Indonesia adalah merupakan program kursus dan pelatihan
pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur untuk menghasilkan lulusan yang terampil
asing yang biasa dikenal dengan BIPA berbahasa Indonesia untuk berbagai tujuan

291
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 4 No. 3, Agustus 2021 (p-ISSN. 2614-7947)
dalam berbagai konteks yang sesuai dengan bahasa (BPPB) melalui pusat pengembagan
kompetensi masing-masing level strategi dan diplomasi kebahasaan (PPSDK)
(Permendikbud No 27 Tahun 2017, halaman bekerjasama dengan Balai Bahasa telah
8). merumuskan peran strateginya dalam ranah
Dalam Undang-Undang nomor 24 tahun regulasi, koordinasi, dan fasilitasi
2009 dikatakan bahwa: “Pemerintah pengembangan program BIPA. Unit pelaksana
meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia teknis BPPB, yaitu balai dan kantor bahasa di
menjadi bahasa internasional secara bertahap, 30 provinsi berperan mengejawantahkan
sistematis, dan berkelanjutan.” Upaya tahap triranah peran strategis itu di tingkat provinsi.
pertama adalah memperjuangkan bahasa Berbagai kegiatan dapat dilakukan balai kantor
Indonesia menjadi alat komunikasi di wilayah bahasa bersama pemangku kepentingan di
ASEAN. Meskipun telah kita ketahui bersama, daerah untuk mewujudkan jejaring kemitraan
perjuangan tersebut tidak mudah. Terutama program BIPA yang kuat dan produktif.
setelah pemerintah menghapus pasal dalam Pengembangan program bahasa
Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permen) No. Indonesia bagi penutur asing (BIPA) dapat
12 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penggunaan ditinjau dari dua sudut pandang, sebagai upaya
Tenaga Kerja Asing (TKA) yang penyebaran bahasa negara di luar negeri. Dan
mensyaratkan wajib mampu berbahasa pemantapan fungsi bahasa negara di dalam
Indonesia bagi tenaga kerja asing yang akan negeri. Sebagai upaya penyebaran bahasa
bekerja di Indonesia (Bab V Pasal 26 tentang negara di luar negeri, program BIPA berperan
persyaratan TKA). Pasal tersebut awalnya strategis untuk memfasilitasi pembelajaran
direncanakan untuk menyambut MEA yang bahasa Indonesia guna meningkatkan jumlah
bertujuan melindungi bahasa Indonesia dan sebaran pengguna bahasa Indonesia di
sekaligus tenaga kerja Indonesia. Ternyata, mancanegara. Sementara, itu sebagai upaya
rencana tersebut harus berakhir dengan pemantapan fungsi bahasa negara di dalam
“berdamai dengan investor asing”. Namun negeri, program BIPA berperan penting untuk
demikian, implikasi UU nomor 24 tahun 2009 mendorong dan mendukung pengutamaan
tersebut tidak boleh surut. Pemerintah, penggunaan bahasa indonesia dalam berbagai
terutama Badan Pengembangan dan ranah komunikasi, terutama dalam ranah
Pembinaan Bahasa beserta lembaga lain yang pendidikan, pekerjaan, dan pelayanan publik
relevan harus tetap bersinergi berjuang tingkat internasional di wilayah republik
mewujudkan cita-cita mulia itu. indonesia. Warga negara asing yang belajar,
Dengan demikian, amanah Undang- bekerja, berbisnis, berwisata, atau beraktivitas
Undang nomor 24 tahun 2009 berdampak produktif lainnya di Indonesia wajib
penting pada penyelenggaraan pengajaran difasilitasi kemampuannya berbahasa
BIPA. Dengan mempertimbangkan Indonesia agar secara lebih maksimal mampu
sedemikian strategisnya program BIPA dalam berintegrasi dengan masyarakat dan budaya
upaya penyebaran bahasa Indonesia di indonesia serta menikmati pelayanan publik
mancanegara dan pemantapan fungsi bahasa Indonesia.
negara di dalam negeri, diperlukan rumusan Ruang lingkup kursus dan pelatihan
bentuk dukungan para pemangku kepentingan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
program BIPA tingkat nasional, baik yang ini terdiri atas 7 jenjang yang diperinci sebagai
memiliki kewenangan di tingkat pusat maupun berikut (Tiawati, et al., 2020).
daerah. Badan pengembagan dan pembinaan

292
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 4 No. 3, Agustus 2021 (p-ISSN. 2614-7947)
1) BIPA 1 “lingkungan hidup” untuk siswa BIPA tingkat
Mampu memahami dan menggunakan B1 serta lomba poster elektronik promosi kelas
ungkapan konteks perkenalan diri dan maya (online).
pemenuhan kebutuhan konkret sehari-hari Kegiatan ini akan dilakukan selama satu
dan rutin dengan cara sederhana untuk hari secara daring menggunakan WhatsApp
berkomunikasi dengan mitra tutur yang dan aplikasi Moco Academy. Adapun tahap-
sangat kooperatif. tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut;
2) BIPA 2 1) Persiapan materi, bahan ajar, merancang
Mampu mengungkapkan perasaan secara poster elektronik, dan mempromosikan
sederhana, mendeskripsikan lingkungan kelas maya.
sekitar, dan mengkomunikasikan kebutuhan 2) Kelas pengajaran bahasa dengan tema
sehari-hari dan rutin. “Lingkungan Hidup” yang memberikan
3) BIPA 3 materi aspek kebahasaan yang akan
Mampu mengungkapkan pengalaman, diajarkan kepada pemelajar BIPA meliputi
harapan, tujuan, dan rencana secara singkat aspek menyimak, berbicara, membaca, dan
dan koheren dengan disertai alasan dalam menulis. Keempat aspek ini
konteks kehidupan dan tugas kerja sehari- dikolaborasikan dengan budaya
hari. Minangkabau.
4) BIPA 4
Mampu melaporkan hasil pengamatan atas HASIL DAN PEMBAHASAN
peristiwa dan mengungkapkan gagasan Materi dalam kegiatan ini dirancang
dalam topik bidangnya, baik konkret sesuai dengan tema yang telah ditentukan,
maupun abstrak, dengan cukup lancar tanpa yakni “Lingkungan Hidup”. Aspek
kendala yang mengganggu pemahaman kebahasaan yang akan diajarkan kepada
mitra tutur. pemelajar BIPA meliputi aspek menyimak,
5) BIPA 5 berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
Mampu memahami teks yang panjang dan aspek ini dikolaborasikan dengan aspek
rumit serta mampu mengungkapkan budaya Minangkabau. Sejalan dengan hal ini,
gagasan dengan sudut pandang dalam topik Wirawan (2018:4) mengemukakan bahwa
yang beragam secara spontan dan lancar proses pengintegrasian budaya Indonesia ke
hampir tanpa kendala, kecuali bidang dalam pembelajaran BIPA dapat
keprofesian dan akademik. dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah memberikan
METODE PELAKSANAAN pembelajaran tentang kebudayaan Indonesia di
Kegiatan ini merupakan bentuk kelas. Kebudayaan Indonesia menjadi
partisipasi dalam perayaan hari jadi APPBIPA salah satu materi pembelajaran bagi
yang ke-21 tahun. Dalam kegiatan ini, pembelajar BIPA. Pelaksanaan cara ini relatif
APPBIPA Sumatera Barat bekerja sama mudah karena berlangsung di kelas. Akan
dengan APPBIPA Bali berpartisipasi dalam tetapi, cara tersebut belum maksimal dalam
lomba pengajaran BIPA. Sesuai dengan membelajarkan kebudayaan Indonesia kepada
tujuan umum tersebut, secara khusus kegiatan pembelajar BIPA karena mereka hanya
ini bertujuan untuk mengikuti lomba mengetahui informasi tanpa ada bentuk
pengajaran bahasa, yang diwakili oleh konkret kebudayaan tersebut.
APPBIPA Sumatera Barat dengan tema

293
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 4 No. 3, Agustus 2021 (p-ISSN. 2614-7947)
Dengan demikian, kegiatan ini Setelah itu, pengajar memberikan
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan mengajar beberapa pertanyaan untuk menguji
sesuai dengan tema yang telah ditentukan. pemahaman pemelajar sebagai berikut. 1. Apa
Poin-poin yang akan dinilai meliputi: judul video tersebut? 2. Dimana kah letak
kesesuaian materi dengan tema yang Provinsi Sumatera Barat? 3. Apa nama rumah
ditentukan, kebenaran materi yang adat Sumatera Barat? 4. Apa nama tempat
disampaikan (dalam hal kaidah kebahasaan), wisata terkenal di kota Bukittinggi? 5.
kebermanfaatan materi bagi pemelajar BIPA, Bagaimana kah lingkungan alam Sumatera
teknik dan kreativitas dalam menyampaikan Barat?
materi, serta pemanfaatan waktu yang
disediakan dan pengelolaan kelas.

Gambar 2. Pemutaran video “Wonderful


Minangkabau” untuk materi menyimak
Gambar 1. Pembukaan pelaksanaan kegiatan
Pesta akademia APPBIPA melalui platform Moco • Materi Berbicara
Academy
Aspek keterampilan berbahas berikutnya
ialah aspek berbicara. Untuk melatih
• Materi Menyimak
keterampilan berbicara pemelajar, maka
Aspek keterampilan berbahasa pertama
pengajar memberikan sejumlah pertanyaan
akan diajarkan ialah aspek menyimak. Untuk
yang jawabannya berupa opini dari pemelajar.
materi ini pengajar terlebih dahulu
Pertanyaan pertama yang diberikan pengajar
memutarkan sebuah video mengenai “
ialah: ketika di negara pemelajar ada banyak
Wonderful Minangkabau”. Pengajar meminta
sampah, apa yang bisa atau akan pemelajar
pemelajar untuk melihat dan menyimak video
lakukan untuk menangani permasalahan ini
tersebut dengan seksama. Setelah itu, pengajar
terutama untuk sampah plastik? Pertanyaan
meminta pemelajar untuk mengungkapkan
berikutnya: apa solusi yang bisa digunakan
kosa kata yang berkaitan dengan video.
untuk mengatasi permasalah plastik kemasan
Setelah video selesai diputarkan,
sekali pakai?
pemelajar berusaha mengungkapkan kata-kata
Setelah memberikan pertanyaan, maka
yang telah disimaknya. Beberapa kata yang
pengajar memandu pemelajar untuk menjawab
diungkapkan oleh pemelajar adalah:
pertanyaan tersebut. Pengajar menyampaikan
Minangkabau, Sumatera Barat, Padang,
bahwa untuk mengemukakan sebuah pendapat
Bukittinggi, Istana Pagaruyung, dan kebun teh.
ada beberapa kata yang dapat digunakan.
Selain itu, pemelajar juga mengngkapkan kata-
Contohnya: menurut saya, saya kira,
kata yang berhubungan dengan tempat, seperti:
sebaiknya, dan seharusnya. Sementara untuk
rumah gadang, pantai, jembatan, sawah, pasar,
kata penghubung antar kalimat, pemelajar bisa
danau, serta jam gadang.
menggunakan kata sebelum, sesudah/setelah,
ketika, dan sehingga. Para pemelajar menjawab

294
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 4 No. 3, Agustus 2021 (p-ISSN. 2614-7947)
pertanyaan sesuai dengan pemahaman mereka royong juga merupakan identitas asli bangsa
dengan dibantu kata-kata yang disampaikan Indonesia. Ketika bergotong-royong “ringan
oleh pengajar sebelumnya. sama dijinjing berat sama dipikul”. Gotong-
Untuk memperlancar keterampilan royong dapat diibaratkan seperti sapu lidi,
sapu lidi dapat dikatakan sapu dan dapat
berbicara, selanjutnya pemelajar menayangkan
membersihkan apabila terdiri dari banyak
beberapa gambar yang berkaitan dengan
lidi yang diikat kuat sehingga dapat
kondisi lingkungan. Pengajar meminta bersama-sama membersihkan sampah,.
pemelajar untuk mengamati gambar tersebut Dengan adanya budaya gotong-royong
kemudian meminta pemelajar untuk memilih menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang
dan menceritakan gambar yang menunjukkan banyak memiliki keragaman suku bangsa,
perilaku tertib menjaga kebersihan lingkungan. adat istiadat, dan lain sebagainya.

Setelah pemelajar membaca teks di atas,


pengajar bertanya apakah ada kata-kata yang
tidak dipahami oleh pemelajar? Salah seorang
pemelajar menjawab “keramah-tamahannya”.
Pengajar kemudian menjelaskan bahwa kata
tersebut merupakann salah satu bentuk kata
ulang yang mendapatkan imbuhan berupa
awalan dan akhiran. Dalam bahasa Indonesia
Gambar 3. Penyampaian materi berbicara oleh
pengajar ada beberapa jenis kata ulang sebagai berikut.
Kata ulang utuh, contohnya: barang-barang,
segar-segar, sore-sore. Kata ulang berimbuhan,
contohmya: melihat-lihat, buah-buahan,
bermain-main. Kata ulang berubah bunyi,
contohnya: bolak-balik, ramah-tamah, sayur-
mayur. Kata ulang sebagian, contohnya: lelaki,
tetamu, pepohonan. Kata ulang semu,
contohnya: kupu-kupu, kura-kura, paru-paru.
Untuk menguji pemahaman membaca
dan aspek kebahasaan khususnya kata ulang,
maka pengajar meminta pemelajar untuk
Gambar 4. Menjaga kebersihan lingkungan melengkapi kalimatdengan kata ulang yang
telah ditentukan. Lengkapilah kalimat di
• Materi Membaca bawah ini dengan kata ulang yang sesuai:
Untuk aspek membaca, pengajar kupu-kupu, segar-segar, pepohonan, bermain-
memberikan sebuah teks pendek dan main, bolak-balik!
memeinta pemelajar untuk membaca teks 1. Buah jeruk di toko itu ....
tersebut. 2. Ayu sakit perut, ia .... ke kamar kecil.
BUDAYA GOTONG-ROYONG 3. Kucing itu senang ..... di atas rumput.
Indonesia merupakan negeri yang sangat 4. Di hutan daerah Sumatera Barat masih
subur dan memiliki pesona alam yang indah. banyak ....
Bangsa Indonesia juga terkenal dengan 5. Warna ... itu cantik sekali
keramah-tamahannya. Budaya gotong-

295
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 4 No. 3, Agustus 2021 (p-ISSN. 2614-7947)
• Materi Menulis materi menulis dengan pengetahuan berbahasa
Aspek menulis merupakan komponen khususnya pola kalimat perintah, kalimat
terakhir dari empat aspek keterampilan larangan, dan kalimat ajakan dalam tabel
berbahasa. Untuk ini pengajar memadukan berikut.

Tabel 1. Pola kalimat perintah, larangan, dan ajakan


No Pola Kalimat perintah Pola kalimat larangan Pola kalimat ajakan
1. Predikat + Objek + keterangan Jangan Ayo + Predikat
2. Predikat-lah +Objek + Jangan + Predikat Mari + Predikat
Keterengan
3. Silahkan + Objek + Jangan + Predikat + Objek Ayo/mari + Predikat +
Keterangan Keterangan
4. Tolong + Objek + Keterangan Jangan + Predikat + Objek + Ayo/mari + Subjek +
keterangan Predikat + Keterangan

Tabel 2. Contoh kalimat perintah, larangan, dan ajakan


No Contoh kalimat perintah Contoh kalimat Larangan Contoh kalimat ajakan
1. Makan nasi itu sekarang! Jangan! Ayo pergi!
2. Makanlah nasi itu sekarang! Jangan pergi! Mari makan nasi itu!
3. Silahkan minum obat sekarang! Jangan makan nasi itu! Ayo berangkat sekarang juga!
4. Tolong ambilkan buku saya di Jangan minum obat itu Ayo kita berangkat sekarang
atas meja! sekarang! juga!

Setelah itu pengajar meminta pemelajar untuk DAFTAR PUSTAKA


menulis asing-masing satu kalimat Kusmiatun, Ari. (2018). Mengenal BIPAS
berdasarkan contoh yang telah diberikan (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)
sebelumnya. dan Pembelajarannya. Yogyakarta: K-
Media.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan pengabdian ini ditujukan Peraturan Menteri Pendidikan dan
sebagai bentuk partisipasi dalam agenda Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
tahunan APPBIPA. Selain itu, juga bertujuan 27 Tahun 2017 tentang Standar
untuk mengajarkan aspek kebahasaan yang Kompetensi Lulusan Kursus dan
meliputi keterampilan menyimak, berbicara, Pelatihan Bidang Keterampilan
membaca, dan menulis yang dibingkai dalam Kepemanduan Wisata, Pemeliharaan
tema lingkungan hidup yang dikombinasikan Taman, Pekaryan Kesehatan, Petukangan
dengan budaya Minangkabau kepada Kayu Konstruksi, Pemasangan Bata,
pemelajar BIPA. Perancah, Pemasangan Pipa, Mekanik
Berdasarkan simpulan tersebut maka Alat Berat, Bahasa
dberikan beberapa saran berikut ini. 1) Indonesia Bagi Penutur Asing,
kegiatan ini agar dilaksanakan secara Pembuatan Batik dengan Pewarna
berkelanjutan untuk memperoleh pengalaman Ramah Lingkungan, Pembuatan Malam
mengenai kegiatan mengajarkan BIPA kepada Batik, Pembuatan Batik dengan Pewarna
pemelajar asing. 2). Pemilihan tema sebaiknya Sintetis, Pembuatan Alat Canting Tulis,
disesuaikan dengan kebutuhan pemelajar. dan Pembuatan Canting Cap.

296
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 4 No. 3, Agustus 2021 (p-ISSN. 2614-7947)
Tiawati, Refa Lina, dkk. (2020). Modul
Praktik Pengajaran Bahasa Indonesia
Bagi Penutur Asing. Padang: STKIP
PGRI Sumbar Press.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Wirawan, Abdul Karim. Pembelajaran Bahasa
Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA)
dengan Metode Immersion Terintegrasi
Budaya Indonesia. 2018.
http://repositori.kemdikbud.go.id/9972/1
/dokumen_makalah_1540362261.pdf

297

Anda mungkin juga menyukai