Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK

NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH


PADA NEONATUS USIA 7 HARI
DI UPTD PUSKESMAS ABIANSEMAL I
TANGGAL 15 NOPEMBER 2023

OLEH
NI MADE AYU KARTINI DEVI
NIM P07124323108
KELAS C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PROFESI BIDAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK


NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
PADA NEONATUS USIA 7 HARI
DI UPTD PUSKESMAS ABIANSEMAL I
TANGGAL 15 NOPEMBER 2021

OLEH
NI MADE AYU KARTINI DEVI

Telah disahkan,
Denpasar, Nopember 2023

Pembimbing Institusi

PK Fisiologis Holistik Neonatus, Pembimbing Lapangan

Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

Ni Ketut Somoyani, SST., M.Biomed Bdn. I Gusti Agung Ayu Mira Dewi,
S.Tr.Keb

NIP. 1969 0421 1989 03 2001 NIP. 1969 0421 1989 03 2001

Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Bidan

2
Ni Wayan Armini, S.ST., M.Keb
NIP. 198101302002122001

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-NYA lah kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktik holistik mata
kuliah “Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah”. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan laporan ini, adapun yang terhormat:
1. Ni Ketut Somoyani, SST., M.Biomed, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar serta selaku pembimbing institusi dalam
pelaksanaan Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Prasekolah
2. Ni Wayan Armini, S.ST., M.Keb, selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar dan PJMK dari Praktik Kebidanan
Fisiologis Holistik Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah
3. Bdn. I Gusti Agung Ayu Mira Dewi, S.Tr.Keb selaku pembimbing lapangan
dalam pelaksanaan Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Prasekolah
4. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang
telah membantu dalam penyusunan laporan akhir praktik terintegrasi ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
terhadap laporan akhir yang kami susun ini guna perbaikan kedepannya.
Demikianlah kiranya para pembaca, apabila ada hal-hal yang kurang berkenan
kami mohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat untuk semua pihak. Akhir kata
penulis ucapkan terimakasih.

Denpasar, Nopember 2023

Penulis

4
DAFTAR ISI

COVER i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 2
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus 2
D. Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Neonatus 4
B. Asuhan Pada Neonatus 5
C. Pencegahan Infeksi 8
D. Rawat Gabung 9
E. Kunjungan Neonatal Pada Pandemi COVID-19 10
BAB III KAJIAN TEORI 11
A. Data Subjektif 11
B. Data Objektif 13
C. Analisa 14
D. Penatalaksanaan 15
BAB IV PEMBAHASAN KASUS 16
BAB V PENUTUP 18
A. Simpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi yang baru mengalami
proses kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa
maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan
ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik. Kematian neonatal
dapat terjadi pada periode bulan pertama kehidupan luar rahim. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir sehat menyebabkan kelainan-kelainan yang akan
mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian. Hal tersebut merupakan
tantangan dalam dunia kesehatan yang harus dapat diatasi atau paling tidak
memperkecil kemungkinan untuk terjadinya komplikasi.
Dalam Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020, berdasarkan data yang
dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga melalui
komdat.kesga.kemkes.go.id, pada tahun 2020, dari 28.158 kematian balita, 72,0%
(20.266 kematian) diantaranya terjadi pada masa neonatus. Dari seluruh kematian
neonatus yang dilaporkan, 72,0% (20.266 kematian) terjadi pada usia 0-28 hari.
Sementara, 19,1% (5.386 kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11 bulan dan 9,9%
(2.506 kematian) terjadi pada usia 12 – 59 bulan. Pada tahun 2020, penyebab
kematian neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR).
Penyebab kematian lainnya di antaranya asfiksia, infeksi, kelainan kongenital,
tetanus neonatorium, dan lainnya.
Tingginya angka kematian bayi dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan
maternal dan neonatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya untuk
menurunkan angka kematian bayi tersebut. Beberapa upaya kesehatan dilakukan
untuk mengendalikan resiko ini adalah mengupayakan agar persalinan dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan di faskes serta menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Untuk mewujudkan pelayanan maternal dan neonatal yang optimal juga
diperlukan keterampilan yang kompeten dari tenaga kesehatan terutama bidan.
Dengan diadakannya Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Neonatus, Bayi,

1
Balita dan Anak Prasekolah ini diharapkan mahasiswa kebidanan dapat
mempelajari sekaligus menerapkan ilmu yang telah didapat di lapangan sehingga
dapat menjadi langkah awal dalam menurunkan angka kematian bayi.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi,
balita, dan anak prasekolah dengan pendokumentasian menggunakan metode
SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah
c. Mampu melakukan analisis data asuhan kebidanan pada neonatus, bayi,
balita, dan anak prasekolah
d. Mampu melakukan perencanaan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi,
balita, dan anak prasekolah

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Kasus dikaji di PMB Ni Komang Ayu Yuliari, SST pada tanggal 15
Nopember 2021.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengerti bagaimana penatalaksanaan pada neonatus, bayi,
balita, dan anak prasekolah dan mengerti tindakan yang harus dilakukan.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan asuhan kebidanan
pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah.

2
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan pengajaran terutama
yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Neonatus
1. Pengertian neonatus
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa maturasi,
adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstraurine)
dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik. Bayi baru lahir disebut juga
dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.
2. Ciri neonatus
Neonatus memiliki ciri berat badan 2700-4000gram, panjang, panjang 48-53
cm, lingkar kepala 33-35cm. Neonatus memiliki frekuensi denyut jantung 120-
160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala
tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-
refleks sudah terbentuk dengan baik.
3. Klasifikasi neonatus
Klasifikasi neonatus :
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1) Kurang bulan (preterm infan) :<259 hari ( 37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir
1) Berat lahir rendah : <2500 gram.
2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
3) Berat lahir lebih : >4000 gram.

4
B. Asuhan Pada Neonatus
1. Pemenuhan Nutrisi
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara eksklusif segera setelah lahir,
secar langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya. Hal ini
menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI merupakan
nutrisi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI
mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara lain karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, hormon, enzim, dan zat kekebalan.
ASI dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, diantaranya;
a. Kolostrum
Setelah bayi lahir, cairan encer kekuningan atau berwarna kekuningan dan
kenal yang disebut kolostrum mengalir dari putting ibu sebelum ASI di
produksi. ASI yang mengandung kolostrum ini berlamgsung selama 1 sampai 4
atau 7 hari pasca persalinan. Bayi baru lahir akan diberi ASI sesuai dengan
kapasitas lambung antara 30 – 90 ml.
b. Air Susu Transisi atau Peralihan
Air susu transisi atau peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum
sampai menjadi ASI yang matur. ASI transisi diproduksi hari 7 – 10 sampai hari
ke 14 pasca persalinan. Kadar protein pada ASI ini makin merendah, sedangkan
kadar karbohidrat, lemak dan volumenya makin meningkat.
c. Air Susu Matur
Air susu matur merupakan ASI yang dikeluarkan pada hari ke sepuluh dan
seterusnya, yang memiliki komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat
dengan ASI yang cukup, maka ASI ini dianggap sebagai satu – satunya makanan
yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai berusia 6 bulan.
Kebutuhan minum pada neonatus yaitu:
Hari ke 1 50 – 60 cc/kg BB/ hari
Hari ke 2 90 cc/kg BB/ hari
Hari ke 3 120 cc/kg BB / hari
Hari ke 4 150 cc/kg BB/ hari
Untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/ hari

5
Frekuensi pemberian cairan tergantung pada berat badan bayi.
BB <1.250 gr 24 x/ hari tiap 1 jam
BB 1.250 gr - 12 x/ hari tiap 2 jam
<2000 gr
BB>2.000 gr 8 x/ hari tiap 3 jam

2. Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat adalah tindakan untuk menjaga kebersihan tali pusat.
Prinsip perawatan tali pusat adalah kering dan bersih. Perawatan tali pusat yang
benar bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus. Perawatan tali pusat
dilakukan dengan membersihkan tali pusat dengan air dan sabun saat mandi.
Setelah dibersihkan, tali pusat dapat dibungkus dengan gaas steril. Tujuannya
untuk menjaga kebersihan pada tali pusat dan mencegah infeksi pada tali pusat.
3. Perawatan Mata
Perawatan mata bayi bertujuan untuk merawat kebersihan dan mencegah
infeksi pada mata. Perawatan mata bayi sehari-hari dapat dilakukan sebelum
memandikan bayi. Perawatan mata bayi dilakukan dengan membersihkan mata
bayi menggunakan kapas yang telah direndam dengan air DTT.
4. Perawatan Anus dan Genetalia
Perawatan anus dilakukan dengan membersihkan anus dengan
menggunakan gulungan kapas yang telah direndam air DTT. Perawatan anus
bertujuan untuk menjaga kebersihan pada anus, anus dibersihkan dari arah depan
ke belakang. Perawatan anus dapat dilakukan sebelum memandikan bayi.
5. Membedong Bayi
Membedong bayi merupakan tindakan membungkus bayi dengan kain.
Membedong bayi dapat dilakukan sampai bayi berumur 3 bulan. Manfaatnya
adalah untuk membantu bayi tetap hangat dan membantu menenangkan bayi.
6. Mempertahankan Suhu Tubuh
Bayi harus tetap berpakaian atau di selimuti setiap saat, agar tetap hangat
walau dalam keadaan dilakukan tindakan. Caranya :

6
a. Memakai pakaian dan mengenakan topi.
b. Membungkus bayi dengan pakaian yang kering dan lembut lalu diselimuti.
c. Membuka hanya bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan dan
tindakan.
d. Merawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak kurang dari 25 derajat
celcius dan bebas dari aliran angin).
e. Jangan meletakkan bayi di dekat benda yang dingin (misal dinding dingin
atau jendela) walaupun bayi dalam inkubator atau dibawah pemancar panas.
7. Pemantauan BAB dan BAK
Eliminasi BAB, BAK akan keluar dalam 24 jam pertama mekonium
berwarna hitam kecoklatan. Bayi BAK minimal 5-6 kali dalam sehari.
8. Pemenuhan Kebutuhan Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.
Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Pada
umumnya bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan
ruangan yang hangat, pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring bertambahnya usia bayi, pola ini
dapat terlihat pada tabel berikut:
USIA LAMA TIDUR

1 minggu 16, 5 jam

1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam

Pola tidur normal minimal 14 jam sehari. BBL biasanya lebih banyak tidur
hal ini adalah proses adaptasi dari intra ke ekstra uteri. Bayi di bawah 1 bulan
sering terbangun pada malam hari, ini berarti ia berusaha memenuhi nutrisi bagi
tubuhnya. Jadi siklus tidur tergantung dari rasa lapar dan rasa puasnya.
9. Pemeriksaan Neurologik
Refleks yang dapat dilihat adalah:

7
a. Berkedip
Cara : sorotkan cahaya ke mata bayi
Hasil : jika refleks ini tidak dijumpai menunjukkan kebutaan
b. Babinski
Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi
Cara : gores telapak kaki sepanjang tepi terluar dimulai dari tumit
Note : setelah 2 tahun Lesi Ekstrapiramidal
c. Moro
Lengan ekstensi, jari mengembang, kepala terlempar keluar dan tungkai
sedikit ekstensi. Lebih kuat selama 2 bulan dan menghilang setelah 3 – 4 bulan.
Cara : ubah posisi bayi dengan tiba – tiba atau tepuk keras di dekat bayi
Hasil : refleks yang menetap > 4 bulan menunjukkan kerusakan otak
d. Palmar Grasp
Jari – jari bayi melengkung disekitar jari pemeriksa yang diletakkan
ditelapak tangan bayi pada sisi ulnar
Hasil : Fleksi yang tidak simetris menunjukkan paralisis
e. Rooting
Bayi memutar kearah pipi yang disentuh. Jika refleks ini tidak ada
menunjukkan gangguan neurologis yang berat.
f. Menghisap
Bayi menghisap kuat dan merespons terhadap stimulasi. Refleks yang lemah
menandakan kelambatan perkembangan neurologi.
g. Tonic Neck
Telungkupkan bayi dan bayi akan mengangkat kepalanya.

C. Pencegahan Infeksi
1. Tidakan Pencegahan Infeksi Pada Bayi Secara Umum
Cara mengurangi resiko infeksi pada bayi sesudah lahir, petugas kesehatan
harus melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Gunakan sarung tangan dan celemek plastik atau karet waktu memegang
bayi baru lahir sampai dengan kulit bayi bersih dari darah, mekonium dan
cairan.

8
b. Bersihkan darah dan cairan tubuh bayi lainnya menggunakan kapas yang
direndam dalam air hangat kemudian keringkan.
c. Bersihkan pantat dan daerah sekitar anus bayi setiap kali ganti popok.
d. Gunakan sarung tangan waktu merawat tali pusat.
e. Ajari ibu merawat payudara dan bagaimana cara mengurangi trauma pada
payudara dan puting agar tidak terjadi mastisis.
2. Pencegahan Infeksi Pada Mata
Pencegahan infeksi dengan menggunakan salep tetrasiklin 1%. Salep
antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam setelah kelahiran. Upaya
profilaksis ini tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.
Berikan salep mata dalam 1 garis lurus dari bangian mata yang paling dekat
dengan hidung bayi menuju keluar mata. Pada saat pemberian ujung salep mata
tidak boleh menyentuh mata bayi dan menghapus salep mata dari bayi.

D. Rawat Gabung
Satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak
dipisahkan, melainkan disatukan dalam satu ruangan akamr atau tempat bersama-
sama selama 24 jam penuh dalam seharinya.
Tujuan rawat gabung antara lain:
1. Agar ibu dpaat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dibutuhkan
2. Agar ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar
seperti yang dilakukan oleh petugas
3. Agar ibu mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam merawat bayinya
4. Suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan
membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar
5. Ibu dan bayi mendapatkan kehangatan emosional
Manfaat rawat gabung diantaranya;
1. Fisik, bila ibu dekat dekat dengan bayinya, maka ibu dengan mudah
melakukan perawatan sendiri. Perawatan sendiri dan menyusui sedini
mungkin akan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang dari
pasien lain atau petugas kesehatan.

9
2. Fisiologis, bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui
dengan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis
yang alami, dimana bayi mendapatkan nutrisi alami yang paling sesuai dan
baik, untuk ibu dengan menyusui akan timbul refleks oksitoksin yang akan
membantu proses involusi rahim.
3. Psikologis, diantara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayi yang memengaruhi besar terhadap
pertumbuhan psikologis bayi, selanjutnya karena kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.
4. Edukatif, ibu akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu
menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit.
5. Ekonomi, pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin, hal tersebut
merupakan suatu penghematan terhadap anggaran pengeluaran untuk
pembelian susu formula, botol susu formula, botol susu, dot serta peralatan
lainnya yang dibutuhkan.
6. Medis, menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta
menurunkan anga mordibitas ibu maupun bayinya.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tempat Pelayanan : UPTD Puskesmas Abiansemal 1


Tanggal/Jam : 22 November 2023 pukul 10.00 WITA

A. Data subjektif
1. Identitas
a. Identitas Anak
Nama : Bayi Ny. SA
Umur/tanggal lahir : 7 hari / 15 November 2023 pukul 03.05 WITA
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Hindu
Anak ke - :1

b. Identitas Orang Tua


Ibu Suami
Nama : Ny. SA Tn. HP
Umur : 25 Tahun 26 Tahun
Suku Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : D3 SMA
Pekerjaan : Swasta Swasta
Alamat : Br. Dirgahayu, Abiansemal
No. tlp/HP : 087861343xxx
Jaminan Kesehatan : BPJS

2. Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya.


3. Riwayat Prenatal :
a. Riwayat ANC ibu : 2 kali di PMB, 4 kali di Puskesmas, 3 kali di dokter
SpOG
b. Imunisasi TT : T5

11
c. Obat-obatan yang dikonsumsi ibu : Fe, Vitamin C, Kalsium
d. Kebiasaan buruk yang berpengaruh terhadap kondisi kehamilan : tidak ada
e. Penyulit atau komplikasi yang dialami : tidak ada
4. Riwayat intranatal
a. Masa Gestasi saat dilahirkan: 39 minggu 5 hari
b. Komplikasi : tidak ada
c. Penolong persalinan : bidan
d. Cara bersalin : spontan
Kondisi anak saat dilahirkan : ibu mengatakan kondisi bayinya bernafas
spontan, tangis kuat, gerak aktif, warna kulit kemerahan.
5. Riwayat pascanatal
Ibu dan bayi dilakukan rawat gabung. Pengukuran antropometri bayi
didapatkan BB: 3300 gram, PB: 50 cm, LK: 33 cm, dan LD: 32 cm. Tidak
terdapat kondisi penyulit pada bayi
6. Riwayat imunisasi
Bayi telah mendapatkan imunisasi HB0 saat umur 2 jam pada tanggal 15
November 2023 pukul 05.10 WITA, tidak ada efek samping yang dialami bayi.
7. Data biopsikososial dan spiritual
a. Bernafas
Bayi tidak mengalami kesulitan ketika bernafas
b. Nutrisi
Saat ini bayi hanya minum ASI yang diberikan secara on demand dengan
frekuensi 1 kali dalam 2 jam, bayi tidak diberikan makanan tambahan lain.
c. Eliminasi
1) BAB
Bayi telah BAB sebanyak 1 kali dalam 12 jam, dengan konstistensi
lembek, warna feses cokelat kehitaman dan tidak ada masalah saat
BAB.
2) BAK
Bayi telah BAK sebanyak 4 kali dalam 12 jam dengan warna jernih dan
tidak ada keluhan saat BAK.

12
d. Istirahat
Bayi beristirahat selama ±10 jam dan tidak mengalami masalah saat
istirahat.
e. Psikologi
Ibu dan suami telah menerima kehadiran bayinya dengan baik. Pengasuhan
anak dan pola asuh anak yang dominan dilakukan oleh ibu.
f. Sosial
Hubungan intern dalam keluarga ibu harmonis. Pengambilan keputusan
dalam keluarga dilakukan oleh ibu dan suami.
g. Pengetahuan orang tua
Ibu telah mengetahui tentang cara perawatan tali pusat, ASI Eksklusif,
tanda bahaya masa neonatus, anak sakit, tumbuh kembang anak, dan
mengetahui tentang stimulasi perkembangan anak.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum bayi baik, kesadaran compos mentis, warna kulit
kemerahan, suhu: 36,60 C, RR: 42 x/menit, HR: 138 x/menit.
2. Pengukuran antropometri
BB: 3400 gram, PB: 52 cm, LK: 33 cm, LD: 32 cm.
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan Leher
1) Wajah : normal, tidak ada oedema
2) Rambut : bersih, tidak mudah dicabut
3) Ubun-ubun : datar
4) Sutura : normal
5) Mata : mata normal, sklera putih, konjungtiva merah muda
6) Hidung : normal, tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada
pengeluaran
7) Mulut : mukosa mulut bayi lembab, lidah bersih, tidak terdapat
gigi neonatal, dan tidak ada kelainan kongenital pada mulut

13
8) Telinga : simetris, kebersihan baik
9) Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan
bendungan vena jugularis pada leher bayi serta tidak ada kelainan
kongenital pada leher bayi.
10) Refleks : refleks glabella aktif, rooting refleks aktif, sucking refleks
aktif, swallowing refleks aktif, tonic neck refleks aktif.
b. Dada dan Aksila
Tidak ada tarikan intercostal, suara nafas bayi normal, payudara bayi
simetris, tidak ada pengeluaran pada payudara bayi, tidak ada pembesaran
pada kelenjar limfe aksila, dan tidak ada kelainan lain pada dada dan aksila
bayi.
c. Abdomen
Bentuk perut bayi simetris, terdapat peristaltik usus, tidak ada distensi
abdomen, tali pusat bayi dalam keadaan basah dan segar serta tida ada
kelainan yang ditemukan.
d. Anus dan Genetalia
Testis sudah turun ke skrotum, terdapat pigmentasi warna skrotum, terdapat
lipatan pada skrotum, terdapat lubang pada anus.
e. Ekstremitas
Tidak terdapat oedema, kuku berwarna merah muda, tubuh bayi tidak teraba
dingin, refleks morrow aktif, graps refleks aktif, dan stappings reflek aktif,
bentuk kaki pada bayi normal dan tidak terdapat kelainan pada bentuk kaki
dan juga pada jari kaki
f. Punggung
Tidak terdapat bercak mongol, gallant refleks aktif dan tidak ada kelainan
pada punggung bayi.

C. Analisa
1. Diagnosis : By. Ny. SA umur 7 Hari Neonatus Sehat
2. Masalah: tidak ada

14
D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami bahwa keadaan
bayinya dalam batas normal, ibu dan suami paham dengan penjelasan bidan.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif secara
on demand, ibu bersedia.
3. Menyarankan ibu untuk menyendawakan bayi setiap selesai menyusui dengan
cara melakukan masase pada punggung bayi agar bayi tidak muntah, ibu
mengerti dan bersedia menyendawakan bayinya.
4. Mengingatkan kembali kepada ibu dan suami untuk tetap menjaga
kehangatan bayi, ibu dan suami paham.
5. Mengingatkan kembali kepada ibu dan suami untuk tetap mentaati protokol
kesehatan terutama dengan selalu memakai masker dan mencuci tangan
sebelum menyentuh bayi, ibu dan suami kooperatif.

15
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Asuhan kebidanan pada By. Ny. SA umur 7 hari Neonatus Sehat di PMB Ni
UPTD Puskesmas Abiansemal I pada tanggal 22 Nopember 2023 sesuai dengan
pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada neonatus. Pengkajian data berisi
tentang data subjektif, objektif, analisa dan penatalaksanaan.
Berdasarkan hasil anamnesa, By. Ny. SA lahir tanggal 15 November 2023
pukul 03.05 WITA. Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan pada bayinya. Pada
riwayat prenatal, ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 8 kali dengan hasil
pemeriksaan dalam batas normal, obat yang pernah dikonsumsi ibu yaitu Fe,
Vitamin C, Kalsium, dan selama kehamilan ibu tidak memiliki kebiasaan yang
dapat membahayakan janin. Kemudian riwayat persalinan tidak ditemukan adanya
komplikasi dan dilakukan rawat gabung pada ibu dan bayi saat pascanatal
sehingga By. Ny. SA tidak mengalami masalah yang serius.
Saat ini By. Ny. SA hanya minum ASI yang diberikan secara on demand
dengan frekuensi 1 kali dalam 2 jam dan tidak diberikan tambahan makanan lain
seperti susu formula, karena ibu berencana akan memberikan ASI Eksklusif. Hal
ini sesuai dengan teori dimana pemberian ASI Eksklusif berarti bayi hanya akan
minum ASI saja hingga berusia 6 bulan. Pola nutrisi By. Ny. SA termasuk baik
karena normalnya bayi baru lahir menyusu setiap 2-3 jam sekali atau 8-12 kali
dalam kurun waktu 24 jam.
Dari segi eliminasi, Ny. SA mengatakan bayinya sudah BAB sebanyak 1 kali
dalam 12 jam, dengan konstistensi lembek, warna feses hijau kehitaman dan tidak
ada masalah saat BAB. Kemudian By. Ny. SA telah BAK sebanyak 4 kali dalam
12 jam dengan warna jernih dan tidak ada keluhan saat BAK. Hal tersebut
termasuk pola eliminasi yang fisiologis pada bayi baru lahir yang menunjukkan
bahwa sistem pencernaan By. Ny. SA sudah dapat bekerja dengan baik. Dari pola
istirahat, By. Ny. SA sudah beristirahat selama kurang lebih 10 jam di sela-sela
menyusu dan tidak mengalami masalah saat istirahat.
Pada riwayat imunisasi, By. Ny. AS sudah diberikan imunisasi HB0 saat usia
2 jam, hal tersebut sudah sesuai dengan teori yang telah dipaparkan dimana

16
pemberian HB0 sebaiknya diberikan sebelum bayi berusia 12 jam pasca
melahirkan yang bertujuan untuk memberikan perlindungan secepat mungkin,
karena dikhawatirkan anak mengalami infeksi hepatitis B.
Pada pemeriksaan umum, didapatkan keadaan umum By. Ny. SA baik,
kesadaran compos mentis, bayi bernafas spontan dan tangisan kuat, warna kulit
kemerahan, tonus otot gerak aktif dan simetris. Pada pengukuran tanda-tanda vital
didapatkan suhu By. Ny. SA 36,60C, denyut jantung (heart rate) 138 kali/menit
dan respirasi 42 kali/menit. Pada kondisi normal denyut jantung bayi baru lahir
sekitar 140 kali per menit atau berada pada kisaran 70-190 kali per menit serta
dapat dijumpai murmur karena aliran darah yang belum normal pasca kelahiran.
Denyutjantung normalnya 80-100 kali per menit saat tidur dan dapat mencapai
180 kali per menit pada saat bayi menangis. Suhu normal yaitu 36,5-37,5 ºC, bila
lebih dari normal ini akan menjadi tanda adanya infeksi. Dan respirasi bayi baru
lahir normal berkisar antara 30-60 kali per menit. Dari teori tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan tanda vital By. Ny. SA termasuk fisiologis.
Dilakukan pemeriksaan fisik pada By. Ny. SA dan didapatkan hasil
pemeriksaan dalam batas normal. Tidak ditemukan kelainan kongenital dan
kelainan lain dari hasil pemeriksaan head-to-toe. Pada pemeriksaan reflex bayi
baru lahir, didapatkan refleks glabella aktif, rooting refleks aktif, sucking refleks
aktif, swallowing refleks aktif, dan tonic neck refleks aktif. Dari hasil
pemeriksaan tersebut kemudian didapatkan bahwa By. Ny. SA termasuk kategori
neonatus sehat.

17
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pada tanggal 22 Nopember 2023 pukul 10.00 WITA di UPTD Puskesmas
Abiansemal I dilakukan asuhan kebidanan neonatus pada By. Ny. SA umur 7 Hari
Neonatus Sehat dengan melakukan pengkajian data subjektif dan objektif dari
hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, dan hasilnya dalam batas normal.
Perencanaan asuhan pada By. Ny. SA telah dilakukan, hasilnya meliputi
mengingatkan kembali kepada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif secara on
demand, menyarankan ibu untuk menyendawakan bayi setiap selesai menyusui,
mengingatkan kembali kepada ibu dan suami untuk tetap menjaga kehangatan
bayi, serta mengingatkan ibu dan suami untuk tetap mentaati protokol kesehatan
terutama dengan selalu memakai masker dan mencuci tangan sebelum menyentuh
bayi.
Penatalaksanaan pada By. Ny. SA telah dilakukan sesuai dengan rencana
tindakan dan hasilnya kondisi By. Ny. SA dalam batas normal, ibu dan suami
paham mengenai penjelasan bidan, serta bersedia melaksanakan anjuran-anjuran
bidan dalam menjaga kondisi bayinya tetap sehat.

B. Saran
1. Bagi ibu nifas
Diharapkan bagi setiap ibu lebih memperhatikan kondisi dan perkembangan
bayinya, bekerjasama dengan bidan dan antusias mengikuti saran bidan dengan
baik sehingga tidak ada komplikasi yang terjadi mengingat bayi baru lahir sangat
rentan dan apabila terjadi komplikasi dapat terdeteksi secara dini.
2. Bagi bidan
Diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan
balita fisiologis selalu meningkatkan pengetahuan dan bisa menerapkannya
dalam melaksanakan asuhan pada pasien, sehingga dapat terjalin keselarasan
antara ibu dan bayi dengan bidan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Armini, Ni Wayan, dkk. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: ANDI

Herman. 2020. The Relationship of Family Roles and Attitudes in Child Care
With Cases of Caput Succedeneum in Rsud Labuang Baji, Makassar City
in 2018. Jurnal Inovasi Penelitian Vol.1 No.2 Juli 2020

Jitowijoyo, S & Kristiyanasari, W. (2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan


Anak. Cetakan I. Yogyakarta: Muha Medika.
Kemenkes RI. 2020. “Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Bayi Baru Lahir
Selama Social Distancing”. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
____________ 2021. “Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020”. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Maryunani, Anik. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Tajurhalang: IN MEDIA
Nur Muslihatun, Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramay
Sudarti, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
Yogyakarta: NUHA MEDIKA
Sukamti, Sri, dkk. 2009. Bahan Ajar Pemeriksaan Fisik Pada Bayi dan Anak.
Jakarta: Trans Info Media
Yulianti, Lia, dkk. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: CV.
Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai