Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Sri Wahyuni Ningsi, D101 18 015, Implikasi Yuridis Penetapan Status Bencana Nasional Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Terhadap Kredit Perbankan, Tahun 2022, Pembimbing I :
Dr. H. Sahlan, SH, SE, MS, Pembimbing II : Armin K, SH, MH.

Fokus penelitian ini adalah seperti apa dampak dari penetapan status bencana nasional pandemi
Coronavirus disease (Covid-19) terhadap kredit perbankan serta apakah bencana nasional covid-19
termasuk kategori force majeur sehingga menjadi alasan debitur untuk tidak melaksanakan perjanjian.
Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian hukum normati, dengan cara meneliti bahan pustaka
atau bahan hukum sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum
tarsier. Bahan-bahan hukum tersebut disusun secara sistematis, dikaji kemudian ditarik suatu kesimpulan
dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan permasalahan yang diangkat dapat
disimpulkam bahwa Pandemi Covid-19 membawa pengaruh terhadap revenue atau penghasilan industri
perbankan, hal tersebut sangat berdampak bagi setiap segmen debitur/nasabah. Adapun dampak yang kini
dihadapi lembaga perbankan pada masa pandemi covid-19 ini diantaranya seperti risiko kredit, risiko
pasar, dan risiko operasional. Pandemi Covid-19 bedampak pada menurunnnya sektor ekonomi, sehingga
banyak anggota masyarakat termasuk debitur Bank yang kehilangan mata pencahariannya, hingga sulit
mendapatkan tambahan penghasilan agar dapat memenuhi prestasi mereka kepada bank dan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetepan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Penetapan Covid-19 sebagai bencana nasional
dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non
Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional merupakan suatu
peristiwa yang tidak dapat diprediksi atau menimbulkan keadaan memaksa. Hal tersebut menjadi sangat
relative untuk ditafsirkan sebagai peristiwa force majeur.

Kata Kunci : Covid-19, Force Majeur, Kredit Perbankan

Anda mungkin juga menyukai