PANDEMI COVID-19
Abstrak: Virus corona (Covid 19) yang awalnya berasal dari China yang akhirnya mewabah ke seluruh
negara pada awal tahun 2020 telah memberikan tekanan pada perekonomian dunia, tidak terkecuali
pada perekonomian Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Covid19 berdampak ke
berbagai jenis sektor, tidak hanya sektor kesehatan, tetapi juga sektor lain, termasuk perbankan. Pada
saat virus corona diumumkan mulai masuk, pertumbuhan kredit pada Maret 2020 masih tumbuh 7,95%
yoy kemudian melambat mulai April 2020 ke level 5,7% dan terus menurun hingga ke angka minus
mulai Oktober 2020 dengan kontraksi 0,47% yoy. Sedangkan pada periode yang sama Tabungan
tumbuh sebesar 7,95% di Juni 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja
Perbankan selama Covid19 dilihat dari pertumbuhan kredit dan tabungan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah survei internet (online survey) dengan menggunakan sumber data sekunder
yang diperoleh dari OJK dan BI. Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa (X) adalah kredit dan (Y)
adalah tabungan. Dari hasil uji F di atas, kita dapat melihat bahwa F-number yang dihitung adalah
0,307. Karena F-number hitung adalah 0,307 > F-tabel 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 dapat
diterima jika menunjukkan hubungan yang signifikan antara kredit dan tabungan ekonomi.
Kata kunci: Covid-19, tabungan, kredit, perbankan
Abstract: The corona virus (Covid 19), which originally came from China, which finally spread to all
countries in early 2020, has put pressure on the world economy, including the Indonesian economy.
Data from the Central Statistics Agency (BPS) shows that Covid-19 has had an impact on various types
of sectors, not only the health sector, but also other sectors, including banking. When the corona virus
was announced to have started, credit growth in March 2020 was still growing at 7.95% yoy then
slowed from April 2020 to a level of 5.7% and continued to decline to minus numbers starting in
October 2020 with a contraction of 0.47% yoy. Meanwhile, in the same period, savings grew by 7.95%
in June 2020. This study aims to find out how banking performance during Covid19 is seen from the
growth of credit and savings. The method used in this study is a quantitative method. The data
collection method used by the author in this study is an internet survey (online survey) using secondary
data sources obtained from OJK and BI. Based on the survey results, it is known that (X) is credit and
(Y) is savings. From the results of the F test above, we can see that the calculated F-number is 0.307.
Because the calculated F-number is 0.307 > F-table 0.05, it can be concluded that H0 is acceptable if
it shows a significant relationship between credit and economic savings.
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu
perusahaan telah melakukan aktivitasya sesuai dengan aturan kinerja keuangan yang tepat dan benar.
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia berperan penting dalam mengatur dan mengawasi kinerja
keuangan dan operasional-operasional perbankan. Menyikapi peran tersebut, maka Bank Indonesia
mengeluarkan peraturan yang berisi tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank. Diantaranya
sebagai analisis CAMEL yang memiliki sistem penilaian kesehatan bank, antara lain yang terdiri dari
Permodalan (Capital), Kualitas Aset (Asset Quality), Manajemen (Management), Rentabilitas
(Earning) dan juga Likuiditas (Liquidity). Analisis CAMEL dalam penelitian ini dapat memberikan
gambaran mengenai baik buruknya kondisi kinerja keuangan perusahaan perbankan dalam
menghadapi perubahan situasi lingkungan, yaitu adanya pandemi Covid-19. Oleh karena itu,
perusahaan perbankan dituntut untuk memiliki kinerja yang baik dalam segala kondisi, termasuk
dimasa pandemi Covid-19 sehingga fungsi bank sebagai lembaga perantara perantara keuangan dapat
berjalan dengan baik. Selain itu, jika bank mampu menjaga stabilitas kinerjanya dengan baik maka
kepercayaan masyarakat terhadap bank serta stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional juga tetap
terjaga.
Namun, pandemi Virus Corona tidak membuat perbankan leluasa menyalurkan kredit, karena sebagian
besar masyarakat, baik individu maupun bisnis, cenderung mengalami penurunan pendapatan dimasa
pandemi Virus Corona. Padahal data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan pada Maret 2020, resiko
kredit sektor perbankan kategori 2 dan 3 meningkat secara year on year. Sementara itu, pada semester
I-2020, situasi pendanaan pihak ketiga (DPK) justru memburuk akibat ekspansi fiskal pemerintah
terkait penanganan pandemi Covid-19 ke sektor ekonomi. Pada periode yang sama, DPK meningkat
7,95% pada juni 2020. Nilai ini meningkat dari 6,54% pada tahun 2019. Tabungan telah memberikan
kontribusi terbesar bagi pertumbuhan. Peningkatan signifikan dalam setoran situs terutama didorong
oleh perusahaan swasta non-LKNB dan pemeritah. Di sisi lain, ada kontribusi tabungan dari individu.
Gejolak arus krisis keuangan adalah situasi dimana harga aset turun tajam. Bisnis dan konsumen tidak
dapat membayar utang mereka, dan lembaga keuangan terkendala oleh likuiditas. Krisis keuangan
mempengaruhi beberapa negara secara bersamaan. Krisis keuangan biasanya terkait dengan masalah
perbankan dan sektor keuangan. Misalnya bank, lembaga keuangan, pasar valas, pasar modal yang
merupakan bagian dari sektor perbankan dan keuangan.
TINJAUAN LITERATUR
Bank Indonesia menyelaraskan operasionalnya dengan demokrasi ekonomi dengan menerapkan
prinsip kehati-hatian. Fungsinya adalah untuk menghimpun dan mengatur dana masyarakat, dengan
tujuan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional untuk meningkatkan keadilan, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
1. Bank
Bank adalah suatu badan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat (Revisi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998). ) tahun 1992
tentang Perbankan No. 7). Menurut A, Abdurrachman (2014:6), “Bank adalah salah satu jenis lembaga
keuangan yang menawarkan berbagai jasa, antara lain: Menurut Kasmir (2008:7), “bank didefinisikan
sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat umum, mengembalikan dana
tersebut kepada masyarakat, dan menyediakan jasa perbankan lainnya.” Secara sederhana dinyatakan.
MenurutGM Veryn (2014: 5), “Bank bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kreditnya dengan
mengedarkan pertukaran dalam bentuk metode pembayaran mereka sendiri, uang yang diterima dari
orang lain, atau permintaan.
2. Tabungan
Tabungan berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, yaitu “Tabungan hanya dapat
ditarik dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat dilakukan dengan cek, transfer,
dan/atau sarana lain yang dipersamakan dengan itu. Merupakan titipan”. I Gusti dkk (2014: 60)"
Tabungan adalah simpanan yang dilakukan oleh masyarakat umum atau pihak lain, dan penarikannya
hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati. , Tidak dapat ditarik dengan cek,
barang bekas, dll. "Setelah H Malay S.P. Hasibuan (2017: 68) “Tabungan adalah pendapatan yang
tidak dikonsumsi atau pendapatannya dikurangi dengan konsumsi (Persamaan S = YC). Jika hasilnya
positif berarti tabungan, dan hasilnya negatif. , artinya tabungan (ada hutang).Berbagai fasilitas yang
saat ini tersedia bagi nasabah saat menabung di bank biasanya meliputi buku tabungan, kartu ATM,
mobile banking, layanan internet banking, dan layanan lain yang ditawarkan oleh masing-masing bank.
Uang yang disimpan di rekening tabungan sekarang dapat ditarik dengan mudah menggunakan
rekening tabungan, slip penarikan, kartu ATM, mobile banking, dll.
3. Kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani credits yang berarti kepercayaan, dan credits dalam bahasa Latin,
yang berarti keyakinan akan kebenaran. Oleh karena itu, dasar dari kepercayaan adalah kepercayaan.
Seri Manajemen Bank Buku No. 5 (1997: 31) perkreditan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan suatu akad pinjam-meminjam atau akad antara bank
dengan pihak lain, yang membayar utang kepada peminjam setelah jangka waktu tertentu. adalah
wajib. Bunga, imbalan, atau bagi hasil.kredit juga dapat berarti kemampuan untuk melakukan
pembelian atau pinjaman dengan janji bahwa pembayaran akan dilakukan atau ditunda pada waktu
yang disepakati.
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, “Kredit adalah suatu piutang berdasarkan suatu kontrak
atau akad pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain ataunya. Menawarkan yang dipersamakan
dengan itu. Membayar suatu utang setelah suatu jangka waktu tertentu termasuk besarnya bunga, ganti
rugi, atau bagi hasil
4. Krisis keuangan
Merebaknya COVID-19 telah mengganggu roda perekonomian global, termasuk Indonesia, dengan
beberapa perusahaan menurunkan penjualan barang dan jasa atau menutup operasional. Tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa banyak ekonom memprediksi bahwa Indonesia berada di ambang
krisis keuangan. Krisis keuangan adalah gangguan serius dari aliran keuangan antara pemberi pinjaman
dan peminjam. Krisis keuangan biasanya ditandai dengan ketakutan investor akan panik dan menjual
atau menghentikan investasi keuangan mereka dan nilai investasi akan terus menurun. Dampak krisis
keuangan mempersulit pengumpulan dana dan menunda proses transaksi. Mungkin terlalu dini untuk
mengatakan bahwa krisis keuangan telah terjadi, tetapi ketidakpastian tentang kapan wabah COVID
19 akan berakhir meningkatkan kemungkinan terjadinya krisis.
METODE PENELITIAN
a. variabel
Kajian ini membahas tentang peningkatan kinerja perbankan akibat krisis keuangan di era COVID-19.
Variabel pada observasi ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat pada
obsevasi ini adalah tabungan dan variabel bebas pada obserasi ini adalah kredit.
Metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah survei internet
(survey online). Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder. Statistik data yang
dikandung peneliti merupakan statisik simpanan dan statistik perkreditan yang disediakan oleh OJK
dan BI.
c. Metode analitis
• Uji normalitas merupakan tes yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah
keompok data. Uji ini dilakukan untuk memaksa data berdistribusi normal. Uji normalitas
menggunakan aplikasi SPSS dapat dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk, uji Lilyforce dan
uji Kolmogorov-Smirnov.
• Uji-t adalah percobaan komparatif atau lainnya yang menggunakan skala data interval/rasio untuk
memahami jika terdapat sebuah selisih mean atau mean yang relevan sela dua kelompok independen.
Uji-t bertujuan untuk memahami apakah setiap variabel bebas dari variabel terikat (widjarjono2010).
• Uji-F adalah uji statistik dengan distribusi F dalam statistik uji di bawah hipotesis nol. Uji-F dikenal
dengan uji serentak atau uji model/ANOVA. Ini merupakan tes yang bertujuan agar peneliti dapat
melihat semua variabel independen berparisipasi untuk mempengaruhi variabel dependen. Atau, uji
apakah model regresi yang peneliti buat baik/penting atau buruk/tidak penting.
Kondisi keuangan perusahaan di bidang perbankan yang tertera di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2019 dan 2020, sebelum dan selama pandemi COVID-19. Hasil penelitian ini menjelaskan masih
ada disparitas Return on Assets (ROA) dan Price Earning Ratio (PER) sebelum & selama COVID-19
dalam pandemi perusahaan perbankan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2019 dan 2020. Terjadi penurunan aktivitas keuangan terutama karena ROA yang proporsional tetapi
pasar yang berkelanjutan merespons dengan baik seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata
PER. Artinya, bank-bank di Indonesia akan mampu mengelola sumber dayanya yang telah direspons
pasar dengan baik selama pandemi COVID-19. Dengan demikian, ke depannya perbankan dapat
konsisten menjalankan kebijakan pemerintah dengan suku bunga acuan yang bermanfaat secara
finansial dan membantu kinerja pasar perbankan.
Bank Indonesia (BI) melaporkan aktivitas penyaluran kredit perbankan pada semester I-2020
melambat akibat aktivitas ekonomi yang terkendala dan kewaspadaan terhadap pinjaman perbankan.
Akibatnya, pertumbuhan kredit perbankan yang tercatat sebesar 6,08% pada 2019, melambat lagi
menjadi 1,49% pada Juni 2020.
Kerugian kredit ini disebabkan oleh pertumbuhan positif kredit konsumsi dan kredit investasi serta
penurunan kredit modal kerja seiring dengan penutupan komersial. Dari sisi penawaran,
meningkatnya risiko kredit mendorong perbankan untuk menerapkan kondisi yang berisiko. Dapat
dilihat digrafik kredit tahun 2019-2021 dibawah
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KREDIT ,327 3 . ,873 3 ,303
TABUNGAN ,220 3 . ,986 3 ,777
a. Lilliefors Significance
Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa data signifikansi shapiro
wilk bahwa data signifikansinya (0,303 dan 0,777) lebih besar dari 0,5 yang menandakan bahwa data
terdistribusi normal antara (x) Kredit dengan (y) Tabungan.
Uji T
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1699280,042 1901941,978 ,893 ,536
TABUNGAN ,621 ,325 ,886 1,913 ,307
a. Dependent Variable: KREDIT
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 172747766150,039 172747766150,039
1 3,660 ,307b
Residual 47199947602,628 147199947602,628
Total 219947713752,667 2
a. Dependent Variable: KREDIT
b. Predictors: (Constant), TABUNGAN
Berdasarkan uji F di atas diketahui nilai F hitung adalah sebesar 0,307 . Karena nilai F hitung
0,307 >F tabel 0.05 , maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dimana H0 menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara kredit dan tabungan ekonomi.
KESIMPULAN
Bersumber pada hasil dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pertumbuhan kredit
perbankan tercatat sebesar 6,08% pada tahun 2019, melambat lagi menjadi 1,49% pada Juni tahun
2020. Deselerasi kredit tersebut dipicu oleh penurunan penyaluran kredit modal kerja, sejalan dengan
terhentinya kegiatan operasional kredit, kredit konsumsi dan kredit investasi yang berkembang absolut.
Sementara itu, status dana pihak ketiga (DPK) pada semester I-2020 justru meningkat seiring
pemerintah membiayai pengelolaan era COVID-19 di sektor ekonomi. Pada periode yang sama, DPK
meningkat 7,95% pada Juni tahun 2020. Jumlah itu meningkat dari 6,54% pada 2019.
Usulan yang dapat kami buat berdasarkan kesimpulan yang disampaikan adalah agar perbankan
Indonesia lebih memperhatikan DPK, karena DPK berdampak positif terhadap penyaluran kredit. Yang
dapat Anda lakukan adalah layanan prima, suku bunga pinjaman rendah, jaringan layanan yang mudah
diakses, dan berbagai promosi menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia
Fany Indriyani, “Komparasi Kinerja Perbankan Syariah dengan Bank Konvensional: Suatu Studi
Literatur” Volume 6 Nomor 2, Desember 2015 hal. 110.
Endi Sarwoko,“Analisis Kinerja Bank Swasta Nasional Devisadan Non Devisa di Indonesia”, Jurnal
EkonomiModerenisasiI, Volume 5, Nomor 2, Juni 2009, hal. 94
Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno, “FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank (Studi
Empirik Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.
20 No. 1, hal. 26
V. Wiratna Sujarweni (2014:74). Teknik Pengumpulan Data Primer dan Sekunder, Cetakan 1. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Suharsimi Arikunto (2002). Pengertian Data Penelitian, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Suharsimi
Arikunto (2002), Vol 6 No. 1, hal. 103
https://www.lps.go.id/data-distribusi-simpanan
https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/09/1309/posisi-tabungan-pada-bank-umum-menurut-jenis-
tabungan-sup-1-sup-miliar-rupiah-2000-2019.html
https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/pertumbuhan-ekonomi-di-indonesia