Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wabah corona virus desease atau disebut dengan covid-19 telah

menyerang dalam berbagai sector di seluruh negara dunia (Ach & Ladi, 2021).

Menurut Congressional Research Service pada 10 November 2021

menunjukkan bahwa dampak pandemi covid-19 ini mengurangi pertumbuhan

ekonomi global di 2020 ke tingkat tahunan sekitar -3,2%,, Global perdagangan

diperkirakan turun 5,3%. Pada tahun yang sama pemerintah di sebagian besar

negara, pertumbuhan ekonomi turun tajam pada kuartal kedua tahun 2020, seperti

pada rebound dengan cepat turun pada kuartal ketiga. Begitu pula dengan keadaan

di Indonesia, pandemi covid-19 berdampak tajam pada masyarakat Indonesia.

Khususnya nasabah bank yang ikut menderita dampak pandemi, ketika pasar

saham juga mengalami penurunan, terutama terasa selama kuartal ke-2 tahun

2020. (Manggi Taruna Habir and Wisnu Wardana, 2021)

Wabah covid-19 yang menyerang negara Indonesia mengakibatkan

adanya keputusan pemerintah dengan diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dapat merubah pola hidup masyarakat di

Indonesia (Happy Sista Devy et al., 2021) Pola hidup masyarakat kini membuat

seluruh sektor mengalami penurunan yang sangat drastis, tak terkecuali sektor

ekonomi.

Untuk dapat melihat perubahaan itu, laporan keuangan kuartal dapat

menjadi studi empiris dalam mengevaluasi atau menilai pengaruh pandemi covid-
19 pada kinerja perusahaan (Shiwei Hu, Yuyao Zhang , 2021) Penurunan harga

saham emiten secara mayoritas, terutama terasa selama kuartal ke-2 tahun 2020,

Perbankan di Indonesia ikut kewalahan dalam mengatasi pengkreditan, yang

menyebabkan ekonomi negara melambat atau bahkan menurun (Sri Oktaryani et

al., 2018)

Perbankan di Indonesia memiliki dua focus yang berbeda yaitu

konvensional dan syariah, penurunan layanan bank umum konvensional terlihat

pada tahun 2020. :

Sumber : Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2020 www.ojk.co.id 1

Penurunan yang dialami oleh bank umum konvensional menjadi wajar

dengan keadaan saat ini dimasa pandemic covid-19, namun bank umum syariah

mampu untuk tetap stabil dalam kinerja keuangan tahun 2020. Begitu pula dalam

peta ekonomi syariah global Indonesia mendapat ranking ke-4 Global Islamic

Economy Indicator (GIEI) yang memberikan penilaian bahwa negara tersebut

memiliki kapasitas untuk peluang ekonomi syariah global.


Islamic Finance Development Indicator 2020 yang dipublikasikan oleh

Islamic Finance Development Report 2020 juga turut mengalami peningkatan

berada di posisi ke-2, terlihat pada Laporan Perkembangan Keuangan Syariah dari

OJK, bahwa perbankan Syariah dengan porsi sebesar 33,80% dari total aset

keuangan syariah mampu tumbuh positif dengan laju 13,11% (yoy).

Perkembangan yang meningkat dari bank syariah pada masa pandemic covid-19

ini menimbulkan permasalahan. Bagaimana kinerja bank syariah dalam mengatasi

penurunan ekonomi global dimasa pandemic covid-19.

Dari data yang tertera atas perkembangan tersebut menurut Widyaiswara

Ahli Madya Pusdiklat Keuangan Umum, Bapak Eri Hariyanto perkembangan

keuangan syariah masih belum mampu menyeimbangkan pertumbuhan keuangan

konvensional, untuk itu perlu adanya tindakan khusus dalam meningkatkan

keuangan syariah.

Dengan kondisi krisis moneter akibat covid-19 ini, yang menyebabkan

bank syariah mampu bertahan dalam kondisi seperti ini, yaitu ada beberapa

tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk peningkatan keuangan syariah.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian membuat unit pengelola zakat

guna meningkatkan perekonomian negara setelah terjadi krisis ini. Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian melalui SIARAN PERS

HM.4.6/51/SET.M.EKON.3/2/2022 Pembentukan Unit Pengelola Zakat di

Lingkungan Kemenko Perekonomian untuk Meningkatkan Tata Kelola Zakat.


Siaran pers tersebut dilanjut dengan melalui Deputi Bidang Koordinasi

Makro dan Keuangan selaku Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif

(DNKI) bekerjasama dengan BAZNAS dan Bank Syariah Indonesia (BSI)

menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertemakan

“Optimalisasi Zakat Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional” di Bogor, Kamis

(23/12). Zakat merupakan instrumen yang strategis dan esensial untuk mendukung

capaian target indeks keuangan inklusif sebesar 90% pada tahun 2024

sebagaimana telah  ditetapkan oleh Presiden selaku Ketua DNKI,” ujar Deputi

Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir yang

diwakili oleh Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Erdiriyo.1

Prinsip Islam dalam membahas ekonomi juga termasuk menganjurkan

pembayaran Zakat pada Muslim dan mendorong orang kaya untuk memberi

(qardh al hasan) kepada orang miskin. Dengan demikian, Bank umum syariah

harus membayar Zakat setiap tahun (Nomran & Haron, 2019) sesuai dengan

ajaran Al-qur’an Q.S. Al-Maidah (5):8

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak

keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah

kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.

Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah

kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa zakat adalah upaya untuk

meningkatkan keadilan ekonomi negara. Zakat merupakan status profitabilitas dan


1
Diambil dari ekon.go.id pada 24 Februari 2022 pukul 13.23
Kesehatan bank syariah, karena semakin banyak bank syariah menghasilkan

keuntungan maka semakin banyak bank syariah membayar zakat(Nomran &

Haron, 2019).

Bank merupakakan Departement of Store yang memiliki arti suatu

Lembaga jasa dengan berbagai pelayanan jasa keuangan (Ach & Ladi, 2021)

pelayanan jasa keuangan pada bank adalah kinerja yang dapat diukur untuk

penilaian pada bank tersebut. Penilaian pada bank itu sangat penting, karena dapat

mengetahui bagaimana pengelolaan dan pengalokasian sumder daya perusahaan,

begitupun dengan perbankan dan juga termasuk bank syariah(J. Azizah & NR,

2020) pada krisis ekonomi tahun 1997-1999 yang mengakibatkan 71 bank umum

di Indonesia mengalami likuidasi, serta disusul tahun 2001 sebanyak 18 bank

umum ikut terlikuidasi, Salah satu penyebabnya adalah lemahnya implementasi

tata kelola perusahaan di perbankan Indonesia yang mengakibatkan menurunnya

kinerja perusahaan. (Indra siswanti, ubud, dll 2017)

Pesatnya perkembangan yang terjadi pada perbankan syariah, seperti

yang sudah dituliskan sebelumnya maka pada kondisi saat ini bank syariah

mempunyai tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan dalam

perspektif Islam tentu semua konsep yang digunakan selalu berkaitan dengan

konsep bisnis islam atau sesuai ketentuan Al-qur'an dan hadist, tata kelola

perusahaan yang sesuai Al-qur'an dan hadist biasa disebut Islamic Corporate

Governance. (Nomran & Haron, 2019)


Islamic corporate governance adalah tata kelola perusahaan yang tidak

boleh keluar dari syariat islam, artinya harus dengan pengawasan agar tidak

melenceng dari ketentuan syariah. Perubahan undang-undang nomor 7 Tahun

1992 tentang Perbankan menyebutkan bahwa dalam perbankan syariah harus ada

membentuk dewan pengawas syariah. Dalam penelitian (Nomran & Haron, 2019)

terdapat struktur tata Kelola “multi layer” untuk memastikan penerapan syariah

pada aktivitas perbankan yaitu dengan adanya tata kelola yang diawasi oleh

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Direksi.

Penelitian dari (Khalil, 2020) membahas bahwa Dewan Pengawas

Syariah memiliki peran mengawasi kegiatan perbankan syariah untuk melarang

riba, gharar, dan perdagangan uang dan hal lain yang menyangkut pemantauan

kegiatan agar sesuai dengan kepatuhan syariah. Tindakan pemantauan DPS semua

tergantung pada distribusi kekuasaan pengambilan keputusan, peraturan

pemerintah di mana bank syariah beroperasi yang pada akhirnya akan

mempengaruhi tata kelola islam pada perusahaan. Sebelum adanya perubahan

UU no. 7 1992 tersebut tata kelola bank syariah memiliki pengawasan yang

“berlapis-lapis”, sehingga membuat pekerjaan perbankan syariah dalam

pengambilan keputusan menjadi lebih rumit. Adanya tata kelola perusahaan

“multi-layer” seperti pada penelitian (Zahid & Khan, 2020) dapat membuat

penelitian ini menjadi lebih komprehensif. Lapisan tata Kelola perusahaan multi

layer yaitu menggunankan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Direksi

sebagai variabel penelitian ini.


Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang sangat penting juga

untuk memberikan nasehat ataupun saran kepada direksi (J. Azizah & NR, 2020)

karena untuk membentuk Tata kelola islam dimulai dan akan berakhir dengan

dewan direksi (Khalil & Boulila Taktak, 2020)

Penelitian ini mengkaji secara bagaimana dampak tata Kelola islam

“multi layer” pada kinerja perbankan syariah sebelum dan pada saat pandemic

covid-19. Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa struktur tata Kelola islam

multi layer dapat mempengaruhi keputusan perusahaan. Penelitian dari (J. Azizah

& NR, 2020) menyatakan bahwa DPS secara simultan berhasil mempengaruhi

kinerja bank syariah pada tahun 2014-2018. DPS berfungsi untuk melakukan

pengawasan terhadap setiap proses dan aktifitas bank syariah agar tidak

menyimpang dari ketentuan syariat islam, pengawasan ini disebabkan karena akad

atau transaksi yang dilakukan oleh bank syariah berbeda dengan system yang

diberlakukan oleh bank konvensional. ( Ajili dan Bouri, 2018 ).

Selain DPS yang memiliki tugas penuh atas efektifitas kinerja bank

syariah yaitu dewan direksi. Menurut penelitian (Khan, 2020) dewan direksi

adalah dewan yang independent serta tidak akan memberikan keputusan yang

sepihak. Terdapat hubungan yang positif dengan kinerja bank karena dewan

direksi adalah dewan yang memiliki sedikit konflik kepentingan. Sehingga bisa

dikatakan bahwa DPS dan dewan direksi saling mendukung dan berbagi tanggung

jawab pengendalian dan pemberian nasehat.(Khalil, 2020; Rosada, 2021)


Dari penyebab terjadinya hal yang sudah dipaparkan diatas, penelitian

saya menambahkan adanya variable moderasi yang mempengaruhi adanya

pengaruh tata kelola islam dengan kinerja keuangan, yaitu Intelectual Capital.

Modal intelektual ini adalah asset yang paling penting untuk kemajuan perbankan.

(Siswanti et al., 2017) modal intelektual yang dimiliki oleh badan pengawas dan

dewan direksi dalam perbankan tentu adalah bagian pengetahuan dan informasi

yang dapat diciptakan sebagai nilai tambah untuk perbankan syariah.(Nomran &

Haron, 2019)

Pada penelitian (I. N. Azizah & Senjani, 2019) menguatkan adanya

variabel moderasi ini berpengaruh terhadap hubungan antara tata kelola islam

dengan kinerja keuangan perbankan. Yaitu menyatakan bahwa sumber daya

manusia dapat diukur dengan modal intelektual, karena ini termasuk dalam asset

tidak berwujud yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan.

Pada penelitian sebelumnya yang sudah diterangkan, bahwa peneliti

menggunakan variable good corporate governance, Islamic corporate governance,

DPS, Dewan direksi maupun modal intelektual untuk mempengaruhi kinerja

keuangan bank syariah, yang mana hasil dari penelitian tersebut menjelaskan

bahwa variable diatas dapat mempengaruhi kinerja keuangan bank syariah.

Sedangkan, dalam penelitian saya akan mengkaji peran modal intelektual sebagai

variable memperkuat pengaruh dari Islamic corporate governance dalam

mempengaruhi kinerja keuangan bank umum syariah di Indonesia. Dengan

membandingkan perbedaan waktu antara sebelum dan disaat masa pandemic

covid-19. sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya sehingga menjadikan


peneliti tertarik untuk melakukan pembaruan penelitian dengan judul: Pengaruh

Islamic Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum

Syariah Sebelum dan Saat Masa Pandemi Covid-19 Dengan Kecerdasan

Intelektual sebagai variable Pemoderasi

B. Rumusan Masalah

Wabah pandemic covid-19 ini yang menjadi kasus peneliti

untuk menganalisis dampak yang terjadi. Salah satunya pada

perekonomian global yang mana kini mulai mengalami kemrosotan,

namun di tengah masa pandemic covid-19 ini keuangan syariah

khususnya dalam bidang perbankan mengalami peningkatan , untuk itu

perlu di analisis Islamic corporate governance yang menjadi dampak

pembeda pada sebelum dan dimasa pandemic covid-19 terhadap

peningkatan kinerja bank syariah tersebut. Sehingga penelitian ini

dapat merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perbedaan pengaruh Islamic Corporate Governance

terhadap Kinerja Keuangan Syariah sebelum dan di masa pandemi

Covid-19?

2. Bagaimana Modal Intelektual memoderasi pengaruh Islamic

Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Syariah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi rumusan masalah yang telah disusun,

maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk menganalisis pengaruh Dewan Pengawas Syariah terhadap

Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia yang

dimoderasi oleh intellectual capital

2. Untuk menganalisis pengaruh Dewan Direksi terhadap Kinerja

Keuangan untuk Bank Umum Syariah di Indonesia yang dimoderasi

oleh intellectual capital

3. Untuk menganalisis perbedaan pengaruh Islamic Corporate

Governance terhadap Kinerja Keuangan dengan kecerdasan

intelektual sebagai variable pemoderasi untuk Bank Umum

Syariah di Indonesia sebelum dan dimasa pandemic covid-19.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tentang

pengaruh yang terjadi di perbankan syariah akibat pandemi covid-

19 bagi pihak-pihak yang membutuhkan, adapun manfaat yang

diharapkan antara lain :

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan

menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam Bank Umum

Syariah di Indonesia.

2. Bagi Investor

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan ataupun

masukan bagi investor dalam melakukan investasi dalam

perusahaan yang Bank Umum Syariah di Indonesia.


3. Bagi Akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi informasi dan

referensi bagi akademisi untuk melakukan penelitian mengenai

pengaruh tata kelola islam terhadap kinerja keuangan dimasa

pandemi covid-19

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada proposal skripsi ini mengikuti

prosedur pedoman penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab pertama merangkum keseluruhan substansi penyelidikan dan

kerangka masalah efek Islamic Corporate Governance pada lingkungan

Bank Umum Syariah di Indonesia diperkenalkan dalam analisis ini.

Segmen ini menggambarkan sistem isu esensial, definisi isu, target

penelitian, kualitas penelitian, dan perencanaan.

Bab kedua, hipotesis yang menjadi acuan dalam eksplorasi ini

akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Seperti penjelasan dari

faktor yang digunakan dalam pengujian ini. Dalam bab ini, penting

untuk memiliki gambaran umum dan struktur yang menjadi dasar

penelitian.

Bagian ketiga, menggambarkan populasi dan tes yang digunakan

dalam penyelidikan eksperimental, mengenali faktor-faktor

penelitian, dan bagaimana mengukur faktor-faktor ini. Selanjutnya,


strategi penentuan informasi dan teknik investigasi informasi juga

diperkenalkan.

Bagian keempat adalah substansi utama dan seluruh

eksplorasi. Bagian ini menyajikan konsekuensi dari penyiapan

informasi dan investigasi hasil pengolahan data tersebut.

Bagian kelima terdapat kesimpulan setelah dilakukannya

sebuah penelitian juga saran terhadap penelitian untuk penelitian

berikutnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

1. Teori Agensi

Teori Agensi pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling pada

tahun 1976. Jensen menyatakan bahwa hubungan agency terjadi saat satu orang

atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu

jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan. (Rosada,

2021) konsep teori agensi disebabkan pada suatu masalah yang ada ketika

manajemen perusahaan dipisahkan dengan pemiliknya. ( Darwanto,2019) Tujuan

dari dipisahkannya pengelolaan dari kepemilikan perusahaan, yaitu agar pemilik

perusahaan memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya

yang seefisien mungkin dengan dikelolanya perusahaan oleh tenaga. (Khalil,

2020)

Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori keagenan menggunakan tiga

asumsi sifat manusia yaitu, manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri

(self interest), manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang (bounded rasionality), dan manusia selalu menghindari risiko (risk

averse).

Penerapan islamic corporate governance didasarkan pada teori agensi,

yaitu teori agensi menjelaskan hubungan antara manajemen dengan pemegang

saham. Manajemen sebagai agen bertanggungjawab mengoptimalkan keuntungan


para pemilik (principal) sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai.

(Basman, 2017)

Dalam teori keagenan, dapat menentukan bagaimana pengefektifitasan

dalam operasional suatu organisasi atau lembaga agar dapat bekerja lebih baik

( Azizah & Erinos, 2020 ) karena untuk teori ini dapat mengukur bahwa semakin

kecil dewan direksi akan semakin meningkat kinerja keuangan bank syariah.

Karena akan mengurangi biaya agensi dan meningkatkan koordinasi yang lebih

baik (quttainah2013)

Teori ini juga menjelaskan bahwa dewan ganda atau tata kelola islam

multi layer dapat mengurangi masalah agensi melalui pemantauan hukum, dan

moral yang dapat meningkatkan kinerja keuangan bank syariah (Nomran &

Haron, 2019) Secara teoritis, efisiensi dewan direksi, sebagai mekanisme untuk

mempengaruhi keputusan manajemen, mengacu pada teori ketergantungan agensi

dan sumber daya. Faktanya, yang pertama mengasumsikan bahwa dewan direksi

mengurangi masalah koordinasi dan komunikasi antara anggota, yang

menyiratkan kontrol manajemen yang lebih efektif (Baklouti, 2020)

2. Sharia Enterprize Theory (SET)

SET digunakan sebagai teori untuk menjelaskan kinerja

keuangan( Ratna,dkk 2019) seperti yang sudah dijelaskan Triyuwono bahwa SET

menjelaskan konsep harta yang sesungguhnya adalah milik Alloh SWT, dan

hanya dititipkan kepada manusia. Sehingga harta tersebut yang nantinya akan
dipertanggung jawabkan oleh pemiliknya. Sehingga pemegang saham selaku

pemilik hartanya harus mengetahui dengan benar dan mengelolanya dengan baik.

Dalam melakukan pengelolaan keuangan pemegang saham dengan baik maka

perlu pengawasan yang baik pula. Perbankan syariah memiliki sistem tata kelola

perusahaan islam dengan DPS dan dewan direksi sebagai pengelola dan

pengawasnya. Maka perlu teori ini digunakan dalam kinerja keuangan. (Azizah

yayu 2018)

Islamic corporate governance adalah perkembangan dari teori stakeholder,

yang mana tata kelola perusahaan yang baik tentu akan mendapatkan keuntungan

bagi pemegang saham, (Permatasari & Novitasary, 2014) sama halnya dengan tata

kelola perushaaan islam, namun untuk ICG ini perlu adanya prinsip-prinsip

syariah didalamnya sehingga sesuai dengan teori SET bahwa dalam teori ini tidak

hanya mementingkan kepentingan pemegang saham saja, namun berlandaskan

keadilan kepada yang dapat melaksanakan amanah dengan baik sesuai pada Q.S.

An-nissa (4) : 58

3. Teori ketergantungan sumber daya (RDT)

Teori RDT merupakan teori yang dilakukan penelitian dari (nomran2018,)

teori ini menjelaskan bahwa karakteristik DPS yaitu pendidikan, reputasi, dan

keahlian berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank syariah. Karena

pengaruh karakteristik DPS yang dapat memiliki dampak terhadap kinerja

keuangan bank syariah.

Keputusan penelitian (almuttairi 2017, dan safiullah2018) dalam teori ini

juga mencerminkan bahwa pengaruh positif yang dihasilkan, dari hubungan antara
DPS dan kinerja keuangan, menjadi salah satu landasan peneliti menambahkan

variabel moderasi intellectual capital dalam mempengaruhi hubungan DPS dan

kinerja keuangan.

Teori ketergantungan sumber daya ini dapat kita munculkan pada variabel

pemoderasi yaitu modal intelektual. Modal intelektual ini dapat mengukur sumber

daya manusia yang menjadi peran penting dalam tata kelola perusahaan islam di

perbankan syariah. (Azizah yayu 2018)

4. Islamic corporate governance

Implementasi Islamic Corporate Governance (ICG) di Indonesia

diakomodasi dalam regulasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Memenuhi amanah Undang-Undang

tersebut, Bank Indonesia pada tanggal 29 Desember 2009 telah menerbitkan

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 11/3/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

dan berlaku secara efektif per tanggal 1 Januari 2010. Implementasi ICG dalam

PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah dituangkan melalui pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

organ tata kelola Dewan Pengawas Syariah sebagai dewan penasehat dan

pengawas syariah, pengaturan pemenuhan prinsip syariah dalam penghimpunan

dan penyaluran dana serta pelayanan jasa perbankan. (Asrori, 2014)

(implementasi ICG Novi 2018)

ICG merupakan badan strategis terpenting dalam perbankan syariah

mengenai penggabungan syariah dan fiqh yang diterapkan dalam perbankan


syariah, sehingga dapat membatasi pengertian ICG yang dapat dijabarkan dengan

kontemplasi agama, etika, dan sosial. (Khan,2020) konsep ICG diterapkan sesuai

dengan keyakinan pribadi untuk tujuan berinvestasi.

Faktor kedua peningkatan keuangan syariah dapat dilihat pada masa krisis

keuangan saat ini, yang menimbulkan banyak pertanyaan tentang praktik tata

kelola perusahaan perbankan syariah ( Khan, 2020)

Islamic corporate governance yang menjadi acuan adala penelitian dari

(Norman & Haron, 2019) yang menjadikan variabel independent dari tata kelola

perusahaan adalah DPS dan Dewan Direksi. Penelitian menggunakan kedua

dewan tersebut karna sesuai dengan penelitian (muhammad 2017 ) bahwa untuk

menanggulangi permasalahan keagenan pada pengelolaan bank syariah, yang

terjadi antara manager dengan pemegang saham. Perlu adanya pemantauan atau

pengawasan terhadap permasalahan keagenan tersebut maka BPPN membentuk

struktur tata kelola islam dengan menambahkan dewan pengawas syariah. Di

Indonesia juga menerapkan bahwa DPS harus ada dalam semua lembaga

keuangan syariah(Darwanto, 2019)

Kedua struktur tata kelola islam tersebut menggunakan metode "multi

layer" Yang telah diterapkan oleh penelitian (Norman & Haron 2019, Khan,2020)

dalam meneliti pengaruh tata kelola terhadap kinerja keuangan.

Apabila struktur tata kelola islam terlaksana dengan baik, akan

menguntungkan bagi dewan direksi sebagai dewan pengambilan keputusan, dan

akan membentuk apresiasi serta karakteristik yang dimiliki dewan pengawas


syariah yang berperan sebagai dewan pemantau dan pengawas (Nomran & Haron,

2019)

4a. Dewan Pengawas Syariah

DPS dibentuk "sebagai sebuah badan independen dari ahli hukum khusus"

Fiqh al-muamalat yurisprodensi komersial islam untuk memastikan bahwa

lembaga keuangan islam sesuai dengan prinsip syariah"(AAOIFI, 2015).

Pada penelitian (Khan, 2020) Secara teori, tugas dan peran DPS adalah

melibatkan fatwa dalam memberikan sertifikasi pada produk keuangan, shard dan

audit dalam memastikan kepatuhan hukum syariah, menghitung zakat,

pembuangan dan distribusi pendapatan apabila terdapat ketidakpatuhan syariah

pada kegiatan perusahaan dan membimbing bank syariah. Sehingga mewujudkan

kredibelitas industri keuangan islam dan meningkatkan kepercayaan pemegang

saham.

Jumadi Azizah dan Erinos 2020 juga menemukan dampak positif adanya

pengaruh DPS terhadap kinerja keuangan yang mengakibatkan dampak

mekanisme perbankam menjadi semakin baik. Begitu juga dengan penelitian

Khalil 2020 menganggap bahwa Dewan pengawas syariah (DPS) merupakan

salah satu kepentingan utama dari unsur islamic corporate governance yang dapat

mempengaruhi kinerja keuangan bank syariah. Karakteristik DPS yang berperan

dalam tata kelola islam ada ukuran untuk menilai berpengaruhnya sebagai tata

kelola islam. Yaitu lintas keanggotaan, kualifikasi pendidikan, reputasi, keahlian,

dll(rahman 2013, nomran 2018, dan haron 2019)

4b. Dewan direksi


Dewan direksi adalah tata kelola internal dari bank syariah yang dapat

mempengaruhi kinerja keuangan. (Khancel 2007) dewan direksi dalam melakukan

kegiatan operasionalnya dapat ditentukan dari independentsi, ukuran dan

komposisi.

Sebagai dewan independent yang kuat perlu pemantauan manager bank

yang lebih baik untuk meningkatkan kinerja bank dalam pemberian terbaik bagi

pemegang saham (Nomran & Haron 2019 dan mollah 2015)

Pada struktur tata kelola islam pada penerapan metode multi layer ini

bahwa Dewan direksi dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh saran dan

pendapat dari fatwa yang dikeluarkan oleh DPS mengenai penerapan kepatuhan

syariah. (Musiba 2014, dual)

5. Intellectual capital

Intellectual capital adalah variabel moderasi yang ditambahkan karena dari

penelitian dari (azizah yayu 2018, ulum 2009, fabiola 2018) menyatakan bahwa

pengaruh besar tindakan dari tata kelola perusahaan islam adalah modal

intelektual.

Karena penelitian (kakabad 2010, musibah 2014, Khan,2027 )

menunjukan bahwa unsur penting dalam menilai kualitas kedua dewan tersebut

adalah pendidikannya. Dengan adanya hubungan yang positif antara DPS dan

kinerja keungan menurut ( khan 2017, kolsi 2007) menunjukan bahwa

profitabilitas bank syariah meningkat dengan adanya latar belakang dari DPS

sebagai pengawas adalah pengetahuan dan keilmuan menggenai akuntansi dan

keuangan. (Azizah yayu, 2018)


5. Financial performance

penelitian (Darwanto,2019) bahwa untuk meneliti hubungan kinerja bank

menggunakan ROA dan ROE. Namun penelitian (ghayad

2008.,Nomran&Haron,2019., Rosada,21., Khan,2020) menjelaskan bahwa tidak

relevan apabila pengukuran kinerja keuangan untuk bank konvensional digunakan

dalam penelitian bank syariah, karena bank konvensional dan bank syariah itu

berbeda dalam fitur, tujuan, dan fungsi operasional. Dilihat dari hal tersebut maka

untuk penelitian bank syariah dapat menggunakan pendekatan syariah yaitu zakat.

Zakat merupakan alternatif kinerja keuangan yang tepat (muhammad 2017)

Zakat dapat dikatakan mencerminkan profitabilitas pada bank syariah,

karena semakin banyak keuntungan yang dihasilkan bank syariah maka semakin

banyak pula bank tersebut membayar zakat. (Nomran & Haron, 2019) Sangat

perlu diwaspadai bahwa pemegang saham yang memiliki hak penuh dalam

pembiayaan perusahaan adalah yang berhak bertanggung jawab akan zakat

perusahaan.

Untuk itu menghitung ukuran zakat, dapat menggunakan atas perhitungan

ekuitas atau disebut ZOE. Maka penelitian ini menggunakan variabel dependent

ZOE.

B. Telaah Pustaka

Penelitian sebelumnya menjadikan suatu landasan untuk penelitian saya dalam

menelaah dan memahami variabel. Sehingga dapat juga menjadi salah satu acuan dalam

melakukan pengkajian teori. Penelitian sebelumnya mampu mendorong dan memperkuat

hasil penelitian dalam menyajikannya sesuai data, untuk itu sangat diperlukan
memperkaya telaah pustaka yang dilakukan, berikut akan dilampirkan penelitian

terdahulu untuk memperkuat hasil penelitian saya.

Penelitian yang dilakukan oleh Kholilah & Wirman 2021 dimana variabel yang

digunakan berupa variabel dependennya kinerja perbankan syariah di Indonesia dan

variabel independentnya adalah modal intelektual dan islamic corporate governance.

Metode analisis data yang digunakan ialah metode analisis regresi linier berganda dan

hasil dari penelitian ini intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

dan islamic corporate governance juga mampu menambah nilai perusahaan yang

berakibat positif signifikan terhadap kinerja perbankan.

Penelitian dari (Chazi, dkk. 2018) dimana variabel dependennya ialah PBV dan

variabel independen EPS, ROA, LTDER. Metode analisis data yang digunakan ialah Uji

asumsi klasik dan uji analisis linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa

EPS berpengaruh signifikan terhadap PBV.

Table

D. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Dewan Pengawas Syariah terhadap Kinerja Keuangan

Syariah sebelum pandemi covid-19?

2. Pengaruh Dewan Pengawas Syariah terhadap Kinerja Keuangan

Syariah dimasa pandemi covid-19?

3. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan Syariah

sebelum pandemi covid-19?


4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan Syariah

dimasa pandemi covid-19?

5.Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap Kinerja

Keuangan dengan capital intellectual sebagai variabel

pemoderasi?

E. Kerangka Penelitian

Berdasarkan penjelasan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang menguji

pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap kinerja keuangan sebelum dan

dimasa pandemi covid-19 dengan intellectual Capital sebagai variabel pemoderasi

maka penulis menarik kesimpulan kerangka pemikiran yang menjadi dasar

pelaksanaan penelitian. Berikut kerangka pemikiran yang diambil dan disajikan

dalam gambar 2.1 :

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian

asosiatif. Menurut Umar (2005) Penelitian asosiatif adalah penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Menurut

Kasiram (2008) Penelitian kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu proses

menemukan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat

untuk menganalisis keterangan tentang apa yang ingin diketahui. Penelitian

kuantitatif digunakan untuk menguji pengaruh variabel islamic corporate

governance terhadap kinerja keuangan pada masa sebelum pandemi covid-19.

B. Populasi dan Sampel


Menurut Sugiyono (2017) populasi merupakan wilayah yg generalisasi

yang terdiri atas0impulannya. Sehingga populasi bukan hanya orang namun juga

obyek dan juga benda-benda alam yang lain. Mengenai populasi bukan hanya

sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Indeks LQ-45 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan jumlah populasi sebanyak 45 perusahaan

yang dapat dilihat di situs web www.idx.co.id.

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85), Sampel adalah sebagian

dari populasi yang dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan

populasi yang diambil sampelnya tersebut. Proses seleksi sampel pada penelitian

ini menggunakan metode purposive sampling dan sampel yang dipilih dengan

menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Beberapa kriteria yang digunakan dalam penelitian ini :

Perusahaan yang tergabung di Indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

secara berturut turut

Perusahaan Indeks LQ-45 yang menerbitkan Current Ratio, Earning Per Share, Total

Asset Turnover dan Debt to Equity Ratio

C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data yang

diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian, dimana data tersebut adalah

data yang sudah tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berupa laporan

keuangan dan laporan tahunan dari perusahaan sampel. Data sekunder adalah

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menurut

Sugiyono (2018: 455) pengertian teknik pengumpulan data merupakan langkah

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian

tidak akan mendapatkan hasil yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun data data yang diperlukan :

Laporan Keuangan dalam bentuk ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh

dari Bursa Efek Indonesia

Nilai perusahaan atau PBV yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia

Dalam penelitian ini penulis melihat laporan keuangan tahunan yang di terbitkan

oleh perusahaan sampel. Data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia

dan website resmi perusahaan sampel.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:38) adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu

yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2018;57) variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 4 (empat) variabel dimana ke empat

variabel tersebut merupakan variabel dependen dan variabel independen. Variabel

Independen dari penelitian ini adalah Current Ratio (X1), Earning Per Share (X2), Debt

to Equity Ratio (X3) dan Total Asset Turnover (X4). Variabel dependen dalam penelitian

ini.

E. Teknik Analisis Data

Analisis Statistik Deskriptif


Ghozali (2018:19) menyatakan bahwa statistic deskriptif memberikan

gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness. Statistik

deskriptif biasanya digunakan untuk menggambarkan profil data sampel sebelum

memanfaatkan teknis analisis yang berfungsi untuk menguji hipotesis. Dalam

penelitian ini tujuan analisis deskriptif adalah untuk menggambarkan dan

mendeskripsikan bagaimana CR, EPS, DER dan TATO terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Indeks LQ-45 Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda merupakan suatu teknik statistika yang

digunakan untuk mencari persamaan regresi yang bermanfaat untuk meramal

nilai variabel dependen berdasarkan nilai-nilai variabel independen dan mencari

kemungkinan kesalahan dan menganalisis hubungan antara satu variabel

dependen dengan dua atau lebih variabel independen baik secara simultan

maupun parsial. Pada penelitian ini analisis regresi linier berganda digunakan

karena untuk menguji apakah variabel independen Current Ratio, Earning per

Share Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover memiliki pengaruh terhadap

variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan secara simultan maupun secara parsial.

Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut (Sugiyono:308) .

?? = ?? + ??₁??₁ + ??₂??₂ + ??₃??₃+ ??4??4+e

Keterangan :

Y = Nilai Peurusahaan

a = Konstanta
b₁ b₂ = Koefisien regresi variable independent

X₁ = Current Ratio

X₂ = Earning Per Share

X₃ = Debt To Equity Ratio

X4 = Total Asset Turnover

E = Error (Residual)

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier

berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari

penyimpangan asumsi klasik atau tidak (Ghozali, 2018: 107). Adapun tahapan-

tahapan dalam pengujian asumsi klasik adalah:

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam penelitian

berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2018). Dasar

pengambilan keputusan dengan menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov-

Smirnov adalah :

1. Jika signifikansi ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.

2. Jika signifikansi ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas menurut Ghozali (2018) bertujuan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel


independen atau tidak (Ghozali 2018). Cara yang dapat digunakan untuk

mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan cara menggunakan uji

Variance Inflation Factor (VIF) (Ghozali, 2018:107). Apabila uji dilakukan

dengan bantuan SPSS, maka tidak adanya multikolinearitas dapat diketahui

apabila nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance ≥ 0,1.

Uji Heterosdastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Cara mendeterksi terjadi atau tidaknya

heteroskedastisitas dengan melakukan metode uji Glejser. Uji Glejser

dilakukan dengan cara meregresi nilai absolut residual dari model yang

diestimasi terhadap variabel-variabel penjelas. Untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dilihat dari nilai probabilitas setiap variabel

independen.

a) Jika Probabilitas > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas,

b) jika Probabilitas < 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk

mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dengan uji Durbin

— Watson (DW test) menurut Ghozali (2018:111).


Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Menurut Imam Ghozali (2018:98-99) mengenai uji statistik t atau uji

signifikan parameter individual uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen. Jadi pada penelitian ini untuk

menunjukkan seberapa jauh pengaruh Current Ratio, Earning per Share dan Debt to

Equity Ratio secara parsial terhadap variable dependen Price Book Value. Uji t

dilakukan untuk melihat apakah masing masing variabel independent secara parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.

t=ron n-2on( 1-r2 )

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Data

t = Tingkat signifikan thitung diperbandingkan dengan table

Kemudian menentukan model keputusan dengan menggunakan statistik uji t,

dengan melihat asumsi sebagai berikut:

a. Tingkat signifikan α = 0,05 (5%)

b. Degree of freedom (df) = n — 2

c. Hasil t hitung dibandingkan dengan t table

berpedoman kepada Sugiyono (2017) uji kriterianya adalah sebagai berikut :


Jika hitung > t table pada α = 5% atau t hitung < t table atau P Value (sig) < α

maka Hο ditolak dan H1 diterima (berpengaruh).

Jika t hitung < t table pada α = 5% atau t hitung > t table atau P value (sig) > α

maka Hο diterima dan H1 ditolak (tidak berpengaruh).

Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F)

Uji simultan adalah untuk melihat apakah variabel independen secara

bersama-sama (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Statistik uji yang digunakan pada pengujian simultan adalah uji F dengan

rumus sebagai berikut :

Fn=R2 /k1-Rr2 (n-k-1)

Keterangan :

R : Koefisien korelasi berganda

n : Jumlah sampel

k : Banyaknya komponen variabel bebas


DAFTAR PUSTAKA

Ach, Y., & Ladi, W. (2021). Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Sebelum dan Pada Pandemi Covid-19. Ilmiah

Ekonomi Dan Pembelajaranya, 9(2), 142–152.

Aldalayeen, Basman. (2017) Does Corporate Governance Affect The Financial

Performance? Analysis of Findings From Jordanian Bank. International

Journal of Business and Management, Vol. 12 No. 4

https://doi.org/10.5539/ijbm.v12n4p123

Azizah, I. N., & Senjani, Y. P. (2019). The Role Of Intellectual Capital In

Modernizing The Influence Of Good Corporate Governance And Sharia

Compliance Of Sharia Banks. AL-ARBAH: Journal of Islamic Finance and

Banking, 1(1), 47–68. https://doi.org/10.21580/al-arbah.2019.1.1.4156

Azizah, J., & NR, E. (2020). Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit, Dan

Dewan Pengawas Syariah Terhadap Kinerja Perbankan Syariah. Jurnal

Eksplorasi Akuntansi, 2(1), 2554–2569.

https://doi.org/10.24036/jea.v2i1.229

Baklouti, Ibtissem(2020) Is the Sharia supervisory board a friend or an enemy of

islamic bank?...

Happy Sista Devy, Husni Awali, Rita Hadiyati, & Aurell Achza Rayne Effendi.

(2021). Good Corporate Governance As a Corporate Startegy During the


Covid-19 Pandemic in Islamic Financial Institutions. Mutanaqishah :

Journal of Islamic Banking, 1(1), 21–30.

https://doi.org/10.54045/mutanaqishah.v1i1.295

Khalil, A. (2020). Would Meetings Between the Board of Directors and the

Shariah Supervisory Board Affect the Financial Performance of Islamic

Banks. Journal of the International Academy for Case Studies, 26(6), 1–7.

Khalil, A., & Boulila Taktak, N. (2020). The impact of the Shariah Board’s

characteristics on the financial soundness of Islamic banks. Journal of

Islamic Accounting and Business Research, 11(9), 1807–1825.

https://doi.org/10.1108/JIABR-08-2018-0127

Khan, I. (2020). The impact of Shari’ah and corporate governance on Islamic

banks performance: evidence from Asia. International Journal of Islamic

and Middle Eastern Finance and Management, 13(3), 483–501.

https://doi.org/10.1108/IMEFM-01-2019-0003

Manggi Taruna Habir and Wisnu Wardana (2021) COVID-19’s Impact on

Indonesia’s Economy and Financial Markets. ISEAS. No. 142

Mohammed 2017 Financial crisis, legal origin, economic status and multi-bank

performance indicators Evidence from Islamic banks in developing countries

Nomran, N. M., & Haron, R. (2019). Dual board governance structure and multi-

bank performance: a comparative analysis between Islamic banks in

Southeast Asia and GCC countries. Corporate Governance: The


International Journal of Business in Society, 19(6), 1377–1402.

https://doi.org/10.1108/CG-10-2018-0329

Permatasari, Ika., Novitasary, Retno. Pengaruh implementasi good corporate

governance terhadap permodalan dan kinerja perbankan di Indonesia:

Manajemen risiko sebagai variabel intervening 2014

Rosada, A. (2021). The Effect of Good Corporate Governance Implementation on

Islamic Bank Financial Performance. Management Analysis Journal, 10(1),

55–61. https://doi.org/10.15294/maj.v10i1.44339

Siswanti, salim, dll 2017 International Journal of Economics and Financial Issues,

2017, 7(4), 316-323 The Impact of Islamic Corporate Governance, Islamic

intellectual capital and IFP on sustainbabel

Siswanti, I., Salim, U., Sukoharsono, E. G., & Aisjah, S. (2017). Sustainable

Business of Islamic Bank Through on the Islamic Corporate Governance and

Islamic Financial Performance. GATR Journal of Finance and Banking

Review, 2(2), 15–20. https://doi.org/10.35609/jfbr.2017.2.2(3)

Sri Oktaryani, G. A., Nugraha Ardana P, I. N., Kusuma Negara, I., Sofiyah, S., &

Mandra, I. G. (2018). PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Perusahaan Perbankan

Di Bursa Efek Indonesia). Distribusi - Journal of Management and Business,

5(2), 45–58. https://doi.org/10.29303/jdm.v5i2.36

Anda mungkin juga menyukai