Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kebidanan 08 (02) 127-224

Jurnal Kebidanan
http : //www. journal.stikeseub.ac.id

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK


DIINGINKAN

Friska Realita 1), Alfiah Rahmawati 2)


1) 2)
Prodi D3 Kebidanan Unissula Semarang
E-mail: friskarealita@unissula.ac.id, alfiahrahmawati@unissula.ac.id
ABSTRAK
Remaja merupakan masa transisi antara anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth
spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan
psikologik serta kognitif. Tingkat pengetahuan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi
masih rendah. Akibat dari kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan repsoduksi antara lain
meningkatnya angka KTD (kehamilan tidak diinginkan). Survey tentang perilaku seksual
mahasiswa di Semarang dengan mengambil 127 responden (64 laki-laki dan 63 perempuan) dari
berbagai perguruan tinggi di Semarang. Dari hasil survey ini terungkap bahwa aktifitas yang
dilakukan saat pacaran tiidak hanya mengobrol, memeluk, atau mencium bibir, tetapi sudah lebih
jauh yaitu meraba daerah sensitif (48%), melakukan petting (28%) bahkan 20% diantaranya
melakukan hubungan seksual sampai tahap penetrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas XI Tentang Kehamilan Tidak
Diinginkan Di SMA Negeri 2 Mranggen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan cross sectional pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, dengan
jumlah sampel 64 responden remaja putri kelas XI di SMA N 2 Mranggen. Instrument yang
digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh ialah tingkat pengetahuan responden
tentang kehamilan tidak diinginkan menunjukkan bahwa 23,4% responden memiliki pengetahuan
baik dan 45,3% memiliki tingkat pengetahuan cukup. Hasil penelitian diharapkan sekolah ikut
berperan dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dengan
memberikan bimbingan konseling yang lebih mendalam dan bekerjasama dengan petugas
kesehatan untuk meningkatkan pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, Kehamilan

KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN ABOUT UNWANTED PREGNANCY


ABSTRACT
Adolescence is a time of transition between child and adult, which happens runway growing (growth
spurt), arising out of the secondary sex traits, achieved fertility and psikologik changes occurred as
well as cognitive. Level of knowledge of teenagers in Indonesia about reproductive health is still low.
The result of the lack of knowledge about adolescent health repsoduksi among others increasing
numbers KTD (unintended pregnancy). Survey of sexual behavior of students in Semarang to take 127
respondents (64 men and 63 women) from different colleges in Semarang. From the results of this
survey revealed that activities performed while dating was just chatting, hugging, or kissing the lips,
but already much farther that is grasping the sensitive areas (48%), doing the petting (28%) even
20% of them had sexual intercourse until the stage of penetration. The purpose of this research is to
know the description of the level of knowledge of young women Class XI About Unintended
Pregnancy In SMA Negeri 2 Mranggen. This research uses descriptive method with cross sectional
approach to sampling using simple random sampling, the sample number of 64 respondents with
teenage daughter of Class XI in SMA N 2 Mranggen. The instrument used was a questionnaire. The
research results obtained is the level of knowledge of respondents about unintended pregnancy shows
that 23.4% of the respondents had the knowledge of good and 45.3% have sufficient level of
knowledge. Research results are expected to come into school plays a role in enhancing the
knowledge of students about reproductive health by providing more in-depth guidance counseling and
in collaboration with the health workers to improve the granting of information on reproductive
health.

Keywords: Knowledge, adolescence, prenancy

Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016 151


PENDAHULUAN
Remaja merupakan masa transisi Tingkat pengetahuan remaja di
antara anak dan dewasa, dimana terjadi Indonesia tentang kesehatan reproduksi
pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri- masih rendah, khususnya dalam hal cara-
ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan cara melindungi diri terhadap resiko
terjadi perubahan-perubahan psikologik kesehatan reproduksi, seperti pencegahan
serta kognitif (Soetjiningsih, 2004; h. 1). kehamilan yang tidak diinginkan (KTD),
Remaja merupakan bagian fase infeksi menular seksual (IMS), HIV, dan
kehidupan manusia dengan karakter AIDS (BKKBN, 2007; h. 17).
khasnya yang penuh gejolak. Akibat dari kurangnya
Perkembangan emosi yang belum stabil pengetahuan remaja tentang kesehatan
dan bekal hidup yang masih perlu reproduksi antara lain meningkatnya
dipupuk menjadikan remaja lebih rentan angka KTD (kehamilan tidak
mengalami gejolak sosial (Muzayyanah, diinginkan). Saat ini, hubungan seksual
2009). Salah satunya adalah kenakalan pranikah semakin sering kita dengar
remaja, pada saat ini semakin dilakukan oleh remaja, terutama mereka
berkembang bentuk kenakalan yang yang tinggal di kota besar (Cakra, 2008).
dilakukan oleh remaja. Kenakalan remaja Berdasarkan hasil survey, setengah dari
tidak hanya berbentuk bolos sekolah, remaja lajang di Jakarta, Bogor,
mencuri kecil-kecilan, tidak patuh pada Tangerang dan Bekasi kehilangan
orang, tetapi mengarah pada tindakan keperawanan karena melakukan
kriminal, seperti perkelahian masal antar hubungan seks pra-nikah. Bahkan, tidak
pelajar (tawuran) yang menyebabkan sedikit yang hamil di luar nikah. Rentang
kematian, perkosaan, pembunuhan dan usia yang pernah melakukan hubungan
lain-lain (Rasalwaty, 2010). seks di luar nikah itu adalah 13-18 tahun.
Berdasarkan penelitian yang Menurut BKKBN 51 di antara 100
didapat sejak september 2007 yang remaja putri yang disurvey di kota-kota
dilakukan di 4 kota besar di Indonesia, tersebut sudah tidak perawan. Temuan
dengan mengambil 450 responden dan serupa diperoleh di kota-kota besar lain
dengan kisaran usia antara 15-24 tahun, di Indonesia. Di Surabaya, remaja putri
didapatkan informasi bahwa sekitar 65% lajang yang diketahui tidak perawan
informasi tentang seks didapat dari mencapai 54%, di Medan 52%, Bandung
kawan, 35% dari film porno, dan hanya 47%, dan Jogjakarta 37%. Data itu
5% yang mendapatkan informasi tentang dikumpulkan BKKBN sepanjang kurun
seks dari orang tua (Ambarwati, 2009). waktu 2010 (Hamid, 2010).

152 Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016


Survey tentang perilaku seksual usia antara SMP dan SMA sudah
mahasiswa di Semarang dengan melakukan hubungan seksual di luar
mengambil 127 responden (64 laki-laki nikah, ironisnya 21% di antaranya
dan 63 perempuan) dari berbagai dilaporkan melakukan aborsi. Persentase
perguruan tinggi di Semarang. Dari hasil remaja yang melakukan hubungan
survey ini terungkap bahwa aktifitas yang seksual pranikah tersebut mengalami
dilakukan saat pacaran tiidak hanya peningkatan dibanding tahun-tahun
mengobrol, memeluk, atau mencium sebelumnya. Berdasarkan data penelitian
bibir, tetapi sudah lebih jauh yaitu pada tahun 2005-2006 di kota-kota besar,
meraba daerah sensitif (48%), melakukan angka itu sempat berada pada kisaran
petting (28%) bahkan 20% diantaranya 27,54%. Namun pada tahun 2008
melakukan hubungan seksual sampai meningkat menjadi 63% (BKKBN,
tahap penetrasi. Sementara itu, dari hasil 2008).
jajak pendapat sederhana yang dilakukan Saat ini setiap hari ada 100 remaja
oleh PKBI (Persatuan Keluarga yang melakukan aborsi karena kehamilan
Berencana Indonesia) DKI (Daerah di luar nikah. Jika dihitung per tahun, 36
Khusus Indonesia) Jakarta berkaitan ribu janin dibunuh oleh remaja dari
dengan kasus KTD, terungkap bahwa rahimnya. Ini menunjukkan pergaulan
75,2% dari 207 responden menjawab seks bebas di kalangan remaja Indonesia
menikah merupakan alternatif pemecahan saat ini sangat memprihatinkan. Survei
masalah KTD, dan 6,8% yang menjawab Pusat Penelitian Kesehatan Universitas
aborsi sebagai pilihan (Cakra, 2008). Indonesia menemukan jumlah kasus
Kehamilan remaja ini belum dapat aborsi di Indonesia setiap tahunnya
diterima oleh masyarakat, sehingga mencapai 2,3 juta dan 30% di antaranya
berusaha untuk melakukan tindakan dilakukan oleh remaja (IDAI, 2009).
aborsi. Dalam upaya melakukan sering Selain itu banyak resiko yang
dilakukan secara tersembunyi oleh tenaga terjadi pada kehamilan remaja,
tidak terlatih (Manuaba, 2009). Sehingga diantaranya lebih sering mengalami
kehamilan tidak diinginkan memicu persalinan terhambat (partus macet),
tingginya aborsi di Indonesia yang persalinan memanjang, dan persalinan
mencapai angka 2,5 juta/tahun. Dari hasil yang dapat mengakibatkan komplikasi
survey terakhir di 33 provinsi pada tahun jangka panjang. Kehamilan yang terjadi
2008 oleh Badan Koordinasi Keluarga sebelum remaja berkembang secara
Berencana Nasional (BKKBN) periodik juga dapat memberikan resiko
dilaporkan 63% remaja di Indonesia pada bagi bayi termasuk cedera pada saat

Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016 153


persalinan, berat badan lahir rendah, dan dalam penelitian ini menggunakan
kemungkinan bertahan hidup sangat analisis Univariat.
rendah untuk bayi tersebut (Waspodo, Data yang didapatkan pada
2005; h. 326). penelitian ini adalah data ordinal. Data
Berdasarkan uraian dalam latar primer diperoleh langsung dari responden
belakang, maka dapat dirumuskan berupa pengetahuan tentang pengertian
masalah sebagai berikut “bagaimanakah kehamilan tidak diinginkan, penyebab
gambaran tingkat pengetahuan remaja kehamilan tidak diinginkan, dan dampak
putri kelas XI tentang kehamilan tidak dari kehamilan tidak diinginkan dengan
diinginkan di SMA Negeri 2 Mranggen?” mengisi kuesioner. Data sekunder
diperoleh dari sekolah berupa jumlah
METODE kelas XI, dan jumlah siswi kelas XI di
Dalam melakukan penelitian ini SMA N 2 Mranggen. Selain itu data
peneliti menggunakan jenis penelitian diperoleh dari studi pustaka. Dalam
deskriptif. Penelitian ini tentang Tingkat penelitian ini alat yang digunakan untuk
Pengetahuan Remaja Putri Kelas XI mengumpulkan data adalah kuesioner.
Tentang Kehamilan Tidak Diinginkan di
SMA Negeri 2 Mranggen. Sedangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
metode penelitian yang digunakan adalah Tingkat pengetahuan remaja berdasarkan
pendekatan cross sectional dengan tipe pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan
desain penelitian survey. Diagram 1 Distribusi Frekuensi Tingkat
Pengetahuan Remaja Berdasarakan
Populasi dalam penelitian ini Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan
adalah remaja putri kelas XI di SMA N 2
Mranggen, dengan jumlah populasi 176 Frekuensi
remaja putri tersebar di 7 kelas. sampel Baik
28,1%
yang dibutuhkan dalam penelitian ini 64 Kurang
45,3%
responden dari 176 populasi yang ada
dengan tingkat kepercayaan 90% dan Cukup
kesalahan menaksir 10% dari suatu 26,6%

kejadian yang sesungguhnya, sehingga Hasil penelitian tingkat


sampel yang diambil di SMA N 2 pengetahuan berdasarkan pengertian dari
Mranggen kelas XI adalah 64 siswi. kehamilan tidak diinginkan menunjukkan
Teknik sampling yang digunakan bahwa sebagian besar 29 responden
dalam penelitian ini adalah menggunakan (45,3%) yang memiliki tingkat
simple random sampling Analisis data pengetahuan yang kurang.

154 Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016


Tingkat pengetahuan remaja berdasarkan Gambaran umum tingkat pengetahuan
penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan responden tentang Kehamilan Tidak
Diagram 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Diinginkan
Pengetahuan Remaja Berdasarkan Penyebab
Kehamilan Tidak Diinginkan Diagram 4 Distribusi frekuesi tingkat
pengetahuan responden tentang Kehamilan
Tidak Diinginkan

Frekuensi
Kurang Baik Frekuensi
45,3% 34,4% Baik
23,4%
Kurang
40,6%
Cukup
20,3%
Cukup
Hasil penelitian tingkat 36%

pengetahuan berdasarkan penyebab Hasil penelitian tingkat


kehamilan tidak diinginkan menunjukkan pengetahuan tentang kehamilan tidak
bahwa sebagian besar 29 responden diinginkan menunjukkan bahwa 26
(45,3%) yang memiliki tingkat responden (40,6%) memiliki
pengetahuan yang kurang. pengetahuan kurang.
Tingkat Pengetahuan Remaja
Berdasarkan Dampak Dari Kehamilan Pembahasan

Tidak Diinginkan Tingkat pengetahuan remaja tentang


Diagram 3 Distribusi Frekuensi Tingkat kehamilan tidak diinginkan
Pengetahuan Remaja Berdasarkan Dampak Pengetahuan adalah merupakan
Dari Kehamilan Tidak Diinginkan
hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
seseorang mengadakan pengideraan
Frekuensi
terhadap suatu objek tertentu.
Baik
Kurang 29,7%
45,3% Pengideraan terhadap objek terjadi
melalui panca indera manusia yakni

Cukup
penglihatan, pendengaran, penciuman,
25% rasa dan raba dengan sensitif
Hasil penelitian tingkat (Notoatmodjo, 2007; h.139).
pengetahuan berdasarkan pada dampak Hasil penelitian menunjukkan
dari kehamilan tidak diinginkan bahwa siswi-siswi SMA Negeri 2
menunjukkan bahwa sebagian besar 29 Mranggen terutama kelas XI mempunyai
responden (45,3%) yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang
pengetahuan yang kurang. kehamilan tidak diinginkan. Dilihat dari

Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016 155


banyaknya responden yang mempunyai mendidik bagi remaja. Remaja yang
pengetahuan cukup pada remaja sedang dalam periode ingin tahu dan
sebanyak 29 responden (45,3%), dan ingin mencoba, akan meniru apa yang
yang mempunyai pengetahuan baik dilihat atau didengarnya dari media masa,
tentang kehamilan tidak diinginkan khususnya karena mereka pada umumnya
sebanyak 15 responden (23,4%). belum pernah mengetahui masalah
Dari hasil penelitian diperoleh seksual secara lengkap dari orang tua.
bahwa sebagian besar responden (remaja) Peranan orang tua dalam
tahu tentang kehamilan tidak diinginkan. memberikan informasi kesehatan
Tahu (know) diartikan sebagai mengingat reproduksi kecil, kecilnya peranan orang
suatu materi yang telah dipelajari tua untuk memberikan informasi
sebelumnya. Yang termasuk ke dalam kesehatan reproduksi dan seksualitas
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan
kembali (recall) terhadap sesuatu yang orang tua mengenai kesehatan reproduksi
spesifik dan seluruh bahan yang serta masih dianggap tabu membicarakan
dipelajari atau rangsangan yang telah tentang kesehatan reproduksi (Hurlock,
diterima (Notoatmodjo, 2007; h. 140). 2004). Hal ini menyebabkan remaja
Pengetahuan yang kurang pada cenderung mencari-cari sendiri
remaja SMA Negeri 2 Mranggen informasi. Dan ini sesuai dengan Ririn
dimungkinkan belum terdapat mata Damarsih (2009) menunjukkan bahwa
pelajaran yang membahas tentang remaja sangat membutuhkan informasi
kesehatan reproduksi selain mata mengenai persoalan seksual dan
pelajaran biologi. Dilihat dari demografi reproduksi, remaja sering kali
SMA Negeri 2 Mranggen yang terletak memperoleh informasi yang tidak akurat
tidak jauh dari pusat kota dan mudahnya mengenai kesehatan reproduksi dari
mendapatkan informasi dari media cetak teman-teman mereka, bukan dari petugas
(koran, majalah) maupun elektronik kesehatan, guru dan orang tua.
(internet, TV, VCD) tidak menyebabkan Pemahaman yang keliru mengenai
pengetahuan remaja menjadi baik. Hal ini seksualitas pada remaja menjadikan
sesuai dengan hasil penelitian Ririn mereka mencoba untuk bereksperimen
Damarsih (2009), menyatakan bahwa mengenai masalah seks tanpa menyadari
paparan media masa (baik cetak maupun bahaya yang timbul dari perbuatannya,
elektronik) yang cenderung bersifat dan ketika permasalahan yang
pornografi dan pornoaksi dapat ditimbulkan oleh perilaku seksnya mulai
menjadikan referensi yang tidak bermunculan, remaja takut untuk

156 Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016


mengutarakan permasalahan tersebut Tingkat pengetahuan remaja putri
kepada orang tua. Sehingga informasi tentang kehamilan tidak diinginkan
yang baik dan akurat diperlukan oleh berdasarkan dampak, didapatkan hasil
remaja untuk menghindari pengaruh sebagian besar 29 responden (45,3%)
buruk yang dapat menimbulkan perilaku berpengetahuan kurang.
seksual menyimpang. Tingkat pengetahuan remaja putri
Pengetahuan yang benar dapat tentang kehamilan tidak diinginkan,
memimpin seseorang ke arah perilaku didapatkan hasil sebagian besar 26
seksual yang rasional, bertanggung jawab responden (40,6%) berpengetahuan
dan dapat membantu membuat keputusan kurang.
pribadi yang penting tentang seksualitas. Bagi tenaga kesehatan khususnya
Sebaliknya pengetahuan yang salah dapat bidan diharapkan untuk lebih
mengakibatkan persepsi yang salah meningkatkan perhatian terhadap upaya
tentang seksualitas sehingga selanjutnya konseling dan penyuluhan yang bermutu
akan menimbulkan perilaku seksual yang serta materi konseling dan penyuluhan
salah dengan segala akibatnya. tentang resiko kehamilan tidak
(Pangkahila, 2005; h. 65). diinginkan pada remaja, sehingga remaja
dapat menghindari hubungan seksual
PENUTUP pranikah. Diperlukan kerjasama dari
Setelah dilakukan penelitian pihak Pusat Informasi dan Konseling
mengenai Tingkat Pengetahuan Remaja Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-
Putri Kelas XI tentang Kehamilan Tidak KRR) yang bergerak dalam bidang
Diinginkan di SMA Negeri 2 Mranggen, kesehatan reproduksi remaja dalam
maka ditarik kesimpulan yaitu : usaha untuk meningkatkan tingkat
Tingkat pengetahuan remaja putri pengetahuan remaja tentang kesehatan
tentang kehamilan tidak diinginkan reproduksi serta upaya menyebar luaskan
berdasarkan pengertian, didapatkan hasil informasi yang berhubungan dengan
sebagian besar 29 responden (45,3%) kehamilan tidak diinginkan.
berpengetahuan kurang. Bagi SMA Negeri 2 Mranggen
Tingkat pengetahuan remaja putri Sekolah ikut berperan dalam
tentang kehamilan tidak diinginkan meningkatkan pengetahuan siswa tentang
berdasarkan penyebab, didapatkan hasil kesehatan reproduksi dengan
sebagian besar 29 responden (45,3%) memberikan bimbingan konseling yang
berpengetahuan kurang. lebih mendalam dan bekerjasama dengan

Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016 157


petugas kesehatan untuk meningkatkan Budiarto, E. 2002. Biostatistika untuk
Kedokteran dan Kesehatan
pemberian informasi mengenai resiko
Masyarakat. Jakarta: EGC: h. 30-
kehamilan tidak diinginkan pada remaja 31; 37
Dinas kesehatan Kabupaten Demak. 2009
sehingga siswa tidak melakukan
Dinas kesehatan Kabupaten Demak. 2010
hubungan seksual pranikah. Dinas kesehatan RI. 2003. Pelayanan
kesehatan peduli remaja bagi
Bagi Remaja Diharapkan untuk
petugas kesehatan. Jakarta: Depkes
meningkatkan pengetahuan tentang RI; h. 77-82
Hidayat A. 2007. Metodologi penelitian
kesehatan reproduksi khususnya pada
kebidanan dan teknik analisis data.
resiko kehamilan tidak diinginkan yaitu Jakarta: Salemba medika; h. 93-95
Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi
dengan tetap membaca buku,
Perkembangan Suatu Pendekatan
memperoleh informasi dari guru, petugas Sepanjang Rentang Kehidupan.
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
kesehatan dan mengikuti penyuluhan
Manuaba IBG, 2009. Memahami
ataupun seminar tentang kesehatan kesehatan reproduksi wanita.
Jakarta: Arcan;
reproduksi remaja.
Mardalis. 2009. Metode penelitian suatu
pendekatan proposal. Jakarta:
Bumi aksara; h. 53-82
DAFTAR PUSTAKA
Muzayyanah SN. 2009. Pendidikan
Adji S. Kesehatan reproduksi remaja Kesehatan Reproduksi Remaja.
dalam aspek sosial. 2009 [Diakses [Diakses tanggal 8 Februari 2011].
tanggal 18 Januari 2011]. Didapat Didapat dari:
dari: http://idai.or.id/remaja/artikel http://www.poltekestniau.ac.id
Agustiani H. 2006. Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT. Notoatmodjo S. 2005. Metodologi
Refika Aditama. penelitian kesehatan. Jakarta:
Ali M, Asrori M. 2010. Psikologi remaja Rineka cipta; h. 79-92
perkembangan peserta didik. Notoatmodjo S. 2010. Metodologi
Jakarta: Bumi aksara : hlm.. 2-14 penelitian kesehatan. Jakarta:
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Rineka cipta; h. 10-19; 25-36; 101-
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: 130; 176-182
Rineka Cipta: h. 118; 151; 159 Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan
Badan pemberdayaan masyarakat dan metodologi penelitian ilmu
keluarga berencana Kabupaten keperawatan. Jakarta: Salemba
Demak. 2010 medika; h. 107-119
BKKBN. 2007. Kurikulum dan modul Pangkahila W. 2005. Peranan Seksologi
pelatihan pemberian informasi Dalam Kesehatan Reproduksi.
kesehatan reproduksi remaja oleh Dalam Martaadisoebrata D,
pendidik sebaya. Jakarta: BKKBN; Sastrawinata S, Saifudin A. Bunga
h. 17-23 Serampai Obstetri dan Genikologi
BKKBN. 2008. Buku pedoman konseling Sosial. Jakarta: Yayasan bina
kesehatan reproduksi remaja pustaka sarwono prawirohardjo; H.
(KRR). Jakarta: BKKBN; h. 35-43 64-69
Brown AH. 2006. Kesehatan reproduksi Rasalwati UH. Keluarga Sebagai
remaja. Dalam: Glasier A, Gebbie Kekuatan Pencegahan Kenakalan
A, editor. Keluarga berencana dan Anak dan Remaja. 2010 [Diakses
kesehatan repsoduksi. Edisi tanggal 11 Januari 2011]. Didapat
keempat. Jakarta: EGC; h. 230-247

158 Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016


dari: http://rudcy.com/pps702- Suryani E, Widyasih H. 2008. Psikologi
ipb/08234/uke_h_rasalwati.html ibu dan anak. Yogyakarta:
Romauli S, Vindari AV. 2009. Fitramaya; h. 91-122
Kesehatan reproduksi buat Waspodo D. 2005. Kesehatan reproduksi
mahasiswi kebidanan. Yogyakarta: remaja. Dalam: Martaadisoebrata
Nuha medika; h. D, Sastrawinata RS, Saifuddin AB,
Sarwono SW. 2005. Psikologi remaja. editor. Bunga rampai obstetri dan
Jakarta: Raja grafindo persada; h. ginekologi sosial. Jakarta: Yayasan
71-85; 142-169 bina pustaka sarwono
Saryono, Setiawan. 2009. Metode prawirohardjo; h. 318-329
Penelitian Sederhana. Yogyakarta: Wawan A, M Dewi. 2010. Teori
Nuha Medika: h. 110; h. 123 pengukuran pengetahuan, sikap,
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh kembang dan perilaku manusia. Yogyakarta:
remaja dan permasalahannya. Nuha medika; h. 11-18
Jakarta: Sagung seto; h. 1-10; 139- Widyastuti Y, Rahmawati A,
142 Purnamaningrum YE. 2009.
Kesehatan reproduksi. Yogyakarta:
Fitramaya; h. 10-14; 50-53

Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016 159

Anda mungkin juga menyukai