Disusun Oleh
Disusun Oleh
SKRIPSI
Disusun oleh :
FEBRIANSYAH
NIM. P3.73.34.2.20.118
i
HUBUNGAN PENGOBATAN REGIMEN PANJANG DENGAN KADAR
SKRIPSI
Disusun oleh :
FEBRIANSYAH
NIM. P3.73.34.2.20.118
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Resistensi Obat Di Rsu Kota Tangerang Selatan”. Shalawat dan salam semoga
keterampilan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti
iv
7. Orang tua tercinta yang telah memberikan do’a dan dukungan moril maupun
material serta nasihat sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Terima kasih kepada teman-teman Angkatan dan Tim Laboratorium Rsu Kota
Tangerang Selatan yang telah sabar dan menemani mendukung sampai skripsi
Penulis
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 8
1. Bagi Peneliti ........................................................................................... 8
BAB II .................................................................................................................... 9
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 9
A. Kajian Teori................................................................................................. 9
1. Tuberkulosis (TB)................................................................................... 9
5. Linezolid ............................................................................................... 15
viii
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 15
C. Kerangka Teori .......................................................................................... 16
D. Kerangka Konsep ...................................................................................... 16
E. Hipotesis .................................................................................................... 17
BAB III ................................................................................................................. 18
METODELOGI PENELITIAN ......................................................................... 18
A. Variabel Penelitian .................................................................................... 18
1. Variabel Dependent .............................................................................. 18
2. Variabel Independent............................................................................ 18
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Definisi Oprasional ............................................................................ 18
Tabel 4.2 Distribusi pasien berdasarkan karakteristik jenis kelamin. ................. 21
Tabel 4.3 Distribusi pasien berdasarkan karakteristik usia. ................................ 22
Tabel 4.4 Total Rata-rata Penurunan Kadar Hemoglobin Sebelum dan
Sesudah Pengobatan ............................................................................................ 23
Tabel 4.5 uji Paired t-tes .................................................................................... 24
xi
DAFTAR SINGKATAN
H : Isoniazid
IgG : Immunoglobulin G
IL : Interleukin
KTD : Kejadian Tidak Diinginkan
KRS : Keluar Rumah Sakit
LPA : Line Probe Assay
LXA4 : Lipoxin A4
xii
RBC : Red blood cell
RM : Rekam Medik
RR : Rifampicin resistant
S : Pirazinamid
SD : Standard deviasi
TB : Tuberkulosis
TB-RO : TB resisten obat
TST : Tuberculin Skin Test
TNF : Tumor necrosis factor
XDR : Extensively drug resistant
WHO : World Health Organization
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Pernyataan Kesediaan Untuk Dimuat Dalam Jurnal ...... 31
Lampiran 2 ............................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 3 ............................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 4 ............................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 5 ............................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 6 ............................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 7 ............................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 8 ............................................................... Error! Bookmark not defined.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
obat anti tuberkulosis (OAT). OAT yang saat ini digunakan dibagi menjadi
dua, yaitu obat lini pertama dan lini kedua. Obat lini pertama terdiri dari:
2014).
pada OAT lini pertama terutama pada obat rifampisin dan isoniazid.
Resistensi ini disebut dengan TB resisten obat ganda atau multidrug resistant
tuberkulosis (TB MDR) (Francis, 2011; WHO, 2014). Terdapat dua jenis
resistensi obat, yaitu kasus baru dan kasus telah diobati sebelumnya. Kasus
resisten pada pasien baru yang didiagnosis TB dan sebelumnya tidak pernah
1
2
diobati dengan OAT atau durasi terapi kurang dari 1 bulan. Pasien ini
dengan resistensi primer. Kasus resisten OAT yang telah diobati sebelumnya
terhadap obat, tetapi selama perjalanan terapi timbul resistensi obat atau
Kemenkes, 2014). Resistensi terhadap OAT terjadi karena adanya mutasi gen
pemakaian OAT yang tidak sesuai dengan aturan baik dari segi dosis, cara
satu atau lebih dari kondisi berikut : cara pengobatan, dosis, cara penggunaan
minum obat, terputusnya ketersediaan OAT dan kualitas obat yang rendah.
3
Pada tahun 2013 WHO memperkirakan terdapat 6.800 kasus baru TB MDR
pengobatan ulang (Munir et al., 2010; Kemenkes RI, 2014). Terapi yang
digunakan untuk infeksi TB MDR terdiri dari dua jenis obat yakni obat lini
pertama yang tidak resisten dan obat lini kedua sebagai pengganti obat lini
tahun 2016 paduan obat yang digunakan untuk pasien TB MDR adalah
Etionamid (Eto), dan Cycloserin (Cs) dimana standar regimen TB MDR yang
memberikan Z, E, Km, Lfx, Eto, dan Cs, kemudian setelah konversi biakan
dari paduan pengobatan TB MDR adalah setiap paduan obat terdiri dari
paling sedikit 4 macam obat dengan efektivitas yang pasti atau hampir sama.
Dosis obat yang diberikan berdasarkan berat badan pasien. Obat yang bersifat
dimana fase ini disebut dengan fase intensif. Suntikan diberikan 5 kali dalam
seminggu selama fase intensif sedangkan obat per oral diminum setiap hari.
obat jauh lebih sulit dan memerlukan durasi pengobatan yang panjang
tersedia saat ini di seluruh dunia memerlukan biaya yang besar baik untuk
jangka panjang pada pasien TB MDR tahun 2013-2015 hanya sebesar 49,7%
(Kirana, 2018).
indikasi antara lain darah lengkap, kadar gula darah dan asam urat. Selama
berupa batuk, berdahak, demam dan berat badan menurun, pada umumnya
menunjukkan hasil negatif yang semula biakan positif (Kemenkes RI, 2016).
5 Obat dapat menjadi zat toksik dalam tubuh, akibat lamanya mengonsumsi
obat akan berpengaruh terhadap organ tubuh lainnya misalnya organ ginjal,
dari dalam tubuh baik dalam bentuk yang tidak diubah oleh proses ekskresi
mulai diberikan rejimen sesuai standar terdiri atas 5 atau 6 jenis obat. Obat
dan dosis yang digunakan pada rejimen terapi dipaparkan pada Obat anti-TB
diberikan juga vitamin B6. Injeksi diberikan selama 5 hari (Senin-Jumat) dan
resistensi terhadap salah satu obat golongan fluorokuinolon atau salah satu
disertai resistensi salah satu obat golongan fluorokuinolon dan salah satu dari
OAT injeksi lini kedua (WHO, 2014). Pada tahun 2015 di Indonesia tercatat
kasus MDR-TB yang disertai resistensi terhadap OAT lini kedua sebesar 895
kasus (WHO, 2016). Regimen terapi yang diberikan bagi penderita Pre-XDR
maupun XDR-TB terdiri dari OAT lini kedua meliputi OAT injeksi, golongan
dengan lama terapi hingga 24 bulan (WHO, 2014). Faktor yang dapat
kuman yang telah resisten terhadap obat tertentu, terapi yang tidak adekuat,
kualitas obat yang kurang baik, adanya penyakit penyerta serta faktor
lini kedua yang memiliki efek samping lebih besar dibanding lini pertama
6
Setiap efek samping yang tidak diinginkan yang ditemukan pada saat
untuk ditatalaksana. Efek samping yang terjadi antara lain berupa mual dan
tempat suntikan, dan gagal ginjal derajat efek samping (berat dan ringan).
Efek samping yang paling banyak terjadi adalah mual yang terjadi pada
91(79,8%) pasien, muntah dan artralgia yang terjadi pada 90 (78,9%) pasien.
Selatan. Efek yang timbul baik yang melaksanakan pengobatan maupun yang
dengan paduan jangka panjang (18– 24 bulan) diberikan pada pasien yang
berat. Petugas kesehatan harus selalu memantau munculnya efek samping dan
keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dilihat dari segi tenaga,
Provinsi Banten.
B. Rumusan Masalah
Selatan.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Institusi
3. Bagi Instansi
A. Kajian Teori
1. Tuberkulosis (TB)
minggu atau lebih, batuk disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak
bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
lebih dari 1 bulan. (Najmah, 2016) Lembaga kesehatan dunia World Health
1,5 juta meninggal akibat penyakit ini di 22 negara di dunia pada tahun 2013,
9
10
jumlah kasus baru sebanyak 188.405 kasus baru (Kemenkes RI, 2015).
2. Hemoglobin (Hb)
darah merah, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas
antara lain untuk memantau kadar hemoglobin dalam sel darah merah, untuk
untuk mencapai hal ini sel darah merah mengandung protein spesial yaitu
11
hemoglobin. Tiap sel darah merah mengandung 640 juta molekul hemoglobin
(Hb). Nilai umum kadar Hb 4 adalah kurang dari 13,5 g/dL pada pria dewasa
dan kurang dari 11,5 g/dL pada wanita dewasa, penurunan kadar Hb dibawah
nilai normal didefinisikan sebagai anemia. Anemia adalah fitur utama pada
pasien dengan infeksi bakteri, terutama infeksi yang berlangsung lebih dari
satu bulan, termasuk tuberkulosis paru di mana mekanisme yang tepat dari
anemia pada TB paru tidak jelas diketahui (Devi dkk dalam Lasut, 2014).
beberapa bulan pengobatan didapatkan hasil jumlah leukosit dan hitung jenis
leukosit dalam jumlah yang normal kembali (Bestari dan Adang, 2014).
mengkonsumsi OAT.
tuberculosis sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan obat anti TB (OAT).
rifampicin secara bersamaan dengan atau tanpa OAT lini pertama yang
lain.
bulan pengobatan
pengobatan
default)
13
TB MDR
4. Regimen Panjang
dengan rawat jalan (ambulatory) sejak awal dan diawasi setiap hari secara
paduan tanpa obat injeksi, yang terbagi menjadi dua, yaitu paduan
pengobatan jangka pendek (9–11 bulan) dan jangka panjang (18–20 bulan).
14
pre-XDR)
b. Pasien TB XDR
bulan
f. Pasien TB MDR dengan hasil LPA terdapat mutasi pada inhA dan
katG
paru
5. Linezolid
kasus infeksi bakteri tertentu yang serius dan yang belum menunjukkan
protein ribosom. , mekanisme aksi pasti dari linezolid nampak berbeda karena
ginjal, serta rendahnya berat badan diduga menjadi faktor resiko terjadinya
B. Rumusan Masalah
sebelum pemberian terapi regimen jangka Panjang (0 bulan) dengan masa terapi
C. Kerangka Teori
Konfirmasi TB RO
Pemberian terapi
Analisis Hasil
Hemoglobin
D. Kerangka Konsep
E. Hipotesis
Hemoglobin.
A. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependent
MDR.
2. Variabel Independent
B. Definisi Oprasional
18
19
C. Rencana Penelitian
Rekam Medik yang berada di Jalan Pajajaran No.101, Pamulang, Kota Tangerang
1. Populasi Penelitian
rawat jalan yang menjalani terapi RSU Kota Tangerang Selatan selama
2. Sampel
n= N
1+Ne²
Dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = margin of error / error tolerance (batas toleransi kesalahan)
N = dihitung berdasarkan jumlah seluruh TB RO rawat jalan yang menjalani
terapi 2019 Sampai 2020
E = batas toleransi kesalahan (jika menggunakan 10% maka 0.1)
Maka: n= 125
1 + 125. 0.1²
n= 125
1 + 1,25
n= 125
2.25
20
TBRO.
F. Instrumen Penelitian
a. Alat XN 1000
G. Analisis Data
Sesudah pengobatan. Data di uji dengan metode paired sample t-test berdasarkan
A. Hasil
sebanyak 80 sampel melalui jejak data rekam medik pasien TBRO. Yang
periode Januari 2019 – Januari 2020. Data tersebut kemudian di analisis lebihm
lanjut dengan tujuan untuk megetahui perbedaan kadar hemoglobin dalam masa
terapi 0 bulan (Sebelum pemberian terapi), 2 bulan dan 6 bulan. Hasil uji yang di
Karakteristik dasar subjek pada penelitian meliputi umur, jenis kelamin dan kadar
hemoglobin. Untuk distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada
table 4.2.
(n) (%)
Laki-laki 47 58.8
Perempuan 33 41.2
Total 80 100
21
22
Pada Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa pasien dengan jenis kelamin laki-laki
Kota Tangerang Selatan. Pada tahun 2013 WHO melaporkan Ratio kejadian TB
Pada laki laki 0.9-1.5 kali lebih banyak di banding perempuan. Beberapa
RS Hasan Sadikin Bandung 56.8% (Sirait et al., 2013), RSU Arifin Riau 72,5%
(Anisa et al., 2015) dan RSUP H Adam Malik Medan 69,42% (Susanty et al.,
yang tidak bermakna dengan kasus TBRO dan jenis kelamin bukan merupakan
faktor risiko terhadap kasus TBRO (Rifat et al., 2014). Kemudian, persentase
(n) (%)
Dewasa 69 86.2
Total 80 100
Tabel 3.3 menunjukan bahwa jumlah usia dewasa lebih banyak yaitu 69
atau dengan presentase 86.2% dibandingkan dengan lanjut usia. Klasifikasi usia
berdasarkan WHO, Untuk usia dewasa 20-60 Tahun sedangkan untuk lanjut usia
Nilai Nilai
Rata-rata SD
Nilai Hemoglobin Minimum Maksimum
bulan 0 diperoleh rata-rata 12.335 dengan nilai minimum 8.0 g/dL dan nilai
diperoleh rata-rata 10.950 dengan nilai minimum 5.3 g/dL dan nilai maksimum
10.781dengan nilai minimum 5.2 g/dL dan nilai maksimal 16.3 g/dL.
Tabel 4.5 Menunjukan uji statistic dengan menggunakan uji paired sample
tes untuk menilai kadar hemoglobin 0 bulan (sebelum pemberian terapi dan 2
bulan (sesudah pemberian terapi. Hasil uji menunjukan nilai signifikasi 0.000
(p>0.005) yang artinya tidak ada perbedaan kadar hemoglobin yang bermakna.
B. Pembahasan
pasien dari poli klinik TB MDR di RSU Kota Tangerang Selatan pada tahun 2019
sampai dengan tahun 202 diperoleh penderita yang memenuhi kriteria inklusi
lanjut dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan kada hemoglobin dalam masa
terapi 0 bulan (sebelum pemberian terapi), 2 bulan dan 6 bulan. Hasil uji ya
minimum 8.0 g/dL dan nilai maksimum 8.0 g/dL, sedangkan pada saat setelah
g/dL dan nilai maksimum 15.2 g/dl. Untuk bulan ke 6 setelah pengobatan di
peroleh nilai rata-rata 10.781dengan nilai minimum 5.2 g/dL dan nilai
juga merupakan obat yang memiliki frekuensi efek samping yang tinggi berupa
rendahnya berat badan diduga menjadi faktor resiko terjadinya efek samping.
dengan rata rata 91 hari. Manajemen yang dilakukan untuk mengatasi efek
A. Kesimpulan
bulan.
B. Saran
terapi, hal ini terkait dengan fungsi organ yang dapat menurun
fungsinya diakibatkan oleh efek samping dari terapi obat anti TB yang
26
27
Annisa F, Fauzi AZ, Fridayenti. 2015. Perbedaan kadar SGPT pada pasien
tuberkulosis paru sebelum dan sesudah fase intensif di poliklinik paru
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. JOM FK 2: 11-9.
Bahar, A. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta: Gaya Baru
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Diana, Karema, Kaparang AMC, Matheos JC. 2013. Dosis tetap terhadap kadar
Hemoglobin pada pasien tuberkulosis paru. Indon Med Assoc. 63: 91
Ferre MG, Bullo M, Babio N, Gonzalez MAM., Estruch R, Covas MI, et al.
2013.Mediterranean diet and risk of hyperuricemia in elderly. Gerontol
Med Sci. 68: 1-8.
28
29
30
31
Lampiran 2
32
JENIS_KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PEREMPUA
33 41.2 41.2 100.0
N
KELOMPOK_USIA
LANJUT
11 13.8 13.8 100.0
USIA
Descriptive Statistics
Valid N
80
(listwise)
41
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
HB_0_BULA
.098 80 .057 .970 80 .057
N
HB_2_BULA
.086 80 .200* .977 80 .162
N
HB_6_BULA
.073 80 .200* .981 80 .284
N
Correlatio
N n Sig.
Paired Differences t df
Sig. (2-
42
Pair HB_0_BULAN -
1.3850 2.2925 .2563 .8748 1.8952 5.404 79 .000
1 HB_2_BULAN
Correlatio
N n Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair HB_2_BULAN -
.1687 1.6177 .1809 -.1912 .5287 .933 79 .354
1 HB_6_BULAN
Correlatio
N n Sig.
43
Correlatio
N n Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair HB_0_BULAN -
1.5538 2.5061 .2802 .9960 2.1115 5.545 79 .000
1 HB_6_BULAN
44
Lampiran 7
LAMPIRAN BIMBINGAN SKRIPSI
45
46
Lampiran 8
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
47
48
49