Anda di halaman 1dari 1

Yohanes 4 : 20-26 :Menyembah Allah Dengan Sepenuh Hati

Kesimpulan

Ada 2 (dua) pengajaran yang dapat kita petik dari nas khotbah ini. Pertama, menyembah Allah dalam roh.
Secara sederhana kita dapat mengatakan, bahwa kita menyembah Tuhan dengan roh kita yang terhubung
langsung dengan Tuhan melalui Roh Kudus yang berdiam di dalam hati kita. Rasul Paulus memberi
penegasan tentang karya Roh Allah dalam diri orang percaya, ”Tetapi kamu tidak hidup dalam daging,
melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh
Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena
dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran” (Rm 8:9-10) lalu dengan tegas dikatakan,
”Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah
menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!". Roh
itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Rm 8:15-16). Dengan
demikian, Roh Kudus yang berdiam di dalam diri kita itu menerangi, membimbing dan mengarahkan roh
kita untuk bersaksi bahwa kita adalah anak-anak Allah. Roh Kudus juga berkuasa membimbing dan
menguatkan kita melakukan segala sesuatu yang dikehendaki Allah. Kedua, menyembah Allah dalam
kebenaran. Pengertian sederhana dalam pernyataan ini mengajarkan kita pentingnya melakukan
kebenaran Allah dalam setiap aktivitas kehidupan kita sebagai anak-anakNya. Dengan kata lain, kesetiaan
dan kesungguhan kita dalam beribadah juga harus dibarengi dengan perbuatan kita melakukan kebenaran
dan keadilan dalam hidup sehari-hari bersama dengan sesama kita. Para nabi Perjanjian Lama, khususnya
nabi Amos, menyuarakan pentingnya melakukan kebenaran dan keadilan bagi umat Allah yang setia
beribadah. Nabi Amos menyerukan, ”Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak
senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-
korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak
yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu
gambusmu tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran
seperti sungai yang selalu mengalir” (Am 5:21-24). Allah bukan hanya menghendaki kesungguhan umatNya
dalam beribadah namun juga kesungguhan umatNya dalam menghidupi dan melakukan keadilan dan
kebenaran dalam hidup keseharian, inilah pengertian sederhana dari pernyataan ”menyembah Allah dalam
kebenaran”. Allah menghendaki kita untuk melakukan kebenaran, keadilan, kedamaian dan segala
perbuatan yang seturut dengan kehendakNya. Seorang teolog dan penulis buku rohani, Pdt. Dr. Eka
Darmaputera, mengatakan: ”Allah tidak hanya menghendaki ibadah ritual, namun juga ibadah aktual,
yakni kehidupan dan perilaku kita yang mencerminkan kehendakNya dalam hidup sehari-hari”. Dengan
singkat dapat kita katakan: ibadah ritual dan ibadah aktual haruslah berjalan beriringan, saling terkait
satu dengan lainnya, yang mencerminkan spiritualitas pengikut Kristus yang sejati. Marilah kita beribadah,
menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Selamat beribadah, selamat melakukan kehendak Allah.
Amin.

Anda mungkin juga menyukai