Anda di halaman 1dari 8

I. Persiapan.

Setelah Tuhan Yesus menjalani dakwaan dari berbagai pihak. Ia dijatuhi


hukuman mati dengan cara disalibkan. Tempatnya pun sudah ditentukan: ya di
Bukit Golgota. Di sepanjang jalan menuju Golgota, entah berapa banyak caci-
maki, hinaan, cambukan bahkan lemparan batu yang harus Ia terima. Ia
berdarah, lemah dan sekarat. Pernahkah kita menyadari, bahwa seharusnya
kitalah yang menanggung semuanya itu. Seandainya Ia tidak menjalani semua
itu, apa yang dapat manusia lakukan untuk memperoleh kemurahan dan
kebaikan Bapa? Tidak ada!
Kini saatnya bagi kita untuk mengucap syukur kepada-Nya atas segala kasih
dan pengorbanan yang telah Ia lakukan demi menebus dosa-dosa kita. Marilah
kita merenung sejenak dalam saat yang teduh. Mengaku dosa di hadapan-Nya
dengan penyesalan yang sungguh disertai tekad untuk membarui diri agar kita
berkenan bagi-Nya…

(berdoa dalam hati masing-masing)

II. Ibadah.

01. Bernyanyi BE. 416:1-2 “Tu JoloM O Debatangku”


(jemaat berdiri)

1. Tu joloM o Debatangku! Sai use do rohangkon.


Sai pasiat tangiangku, dohot iluilungkon.

2. Husolsoli do rohangku, na gok dosa i tongtong;


Ai godang ariaringku, na hubahen ambolong.

02. Responsoria : Yesaya 52:13-53:8


(L = Liturgis, J = Jemaat)

P : Di dalam nama Allah Bapa, dan Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus, kami
hampiri tahta-Mu yang kudus dan mulia itu bersembah sujud memohon agar
Engkau menguduskan dan memulihkan hidup kami…
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan
dimuliakan. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia – begitu buruk
rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak
manusia lagi – demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-
raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan
kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan
mereka pahami.
J : Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah
tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
P : Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah
kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada, sehingga kita
memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina
dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa
menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya
terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.
I : Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan
kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas
Allah.
P : Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh
karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
B : Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya
sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
P : Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang
kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka
mulutnya.
J : Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya
siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang
hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah…
“Ya Bapa, yang baik. Ampunilah kami, Kasihani kami, Berkati kami.” Amen.

03. Bernyanyi KJ. No. 368:1-2 “Pada Kaki SalibMu”


(duduk)

04. Narasi I : (Yoh. 19:16-17, Luk. 23:27-31)


Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.
Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat
yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.
Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang
menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling pada mereka dan berkata: “Hai
puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah
dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata:
Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan,
dan yang susunya tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata
kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! Dan kepada bukit-bukit:
Timbunilah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup,
apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?

05. Bernyanyi BE. No. 520:1 “Partangisan Do Hape”

1. Partangisan do hape, anggo hasiangan on.


Holso, arsak, sahit pe, sai manosak do tongtong.
Ingkon songgop hamatean, tu sudena jolma i.
Ai sude do na manean uhum ala dosa i.

06. Narasi II : (Luk. 23:26;32-34a, Yoh. 19:19-24)

Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama


Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di
atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Dan ada juga digiring
dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan
Dia. Ketika mereka sampai di Golgota, mereka menyalibkan Yesus di situ dan
juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain
di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu,
bunyinya: “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.” Banyak orang Yahudi
yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya
dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan
bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus:
“Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi tulislah seperti yang Ia
katakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.” Jawab Pilatus: “Apa yang kutulis,
tetap tertulis!”
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit
satu bagian – dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari
atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang
kepada yang lain: “Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi
baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.”
Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci:
“Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang
undi atas jubah-Ku.”

07. Bernyanyi KJ. No. 183:2 “Menjulang Nyata Atas Bukit Kala”

08. Narasi III: (Mat. 27:39-43, Luk. 23:39-43)

Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan


kepala mereka berkata: “Hai engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau
membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu, jikalau Engkau
Anak Allah, turunlah dari salib itu!” Demikian juga imam-imam kepala
bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka
berkata: “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan
percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah
menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah
berkata: “Aku adalah Anak Allah.”
Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya:
“Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi
yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada
Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya
dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita,
tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata: “Yesus,
ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Kata Yesus
kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau aka
nada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

09. Bernyanyi HG. No. 412:1-2 “Ndi Di Dolok Adui”


1. Ndi di dolok adui silang ni Tuhanki, sap mudar, sap tijur do i.
Jesus mate di si, asa malum dibaen, sude angka gondok roha i.
Reff : Dibaen i, tung holong rohangki, mida silang di golgota i.
Hupasolhot diringku tu si. Dompak surgo pardalananki.

2. Dileai jolma i silang ni Tuhanki, hape, haluaon do i.


Nang godang dosangki alai sesa do i, dibaen mudar na durus di si.
Reff : Dibaen i, tung holong ………………….

10. Narasi IV : (Mrk. 15:25-26, Yoh. 19:25-27)

Hari menunjukkan jam sembilan ketika Ia disalibkan. Dan alasan mengapa


Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: “Raja orang Yahudi”.
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri
Klopas dan maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang
dikasihi-Nya disampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah,
anakmu!” Kemudian katanya kepada murid-Nya: “Inilah ibumu!’ Dan sejak
saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

11. Bernyanyi KJ. No. 172:1+4 “Lihat Bunda Yang Berduka”

12. Narasi V: (Mat. 27:45-47, Yoh. 19:28-30, Luk.23:46)

Mulai jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama
sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?” Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: “Ia
memanggil Elia.”
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci – “Aku
haus!” Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan
bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop
lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.”
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu
Kuserahkan nyawa-Ku!” dan sesudah berkata demikian, Ia menyerahkan
nyawanya.

(Berdoa dalam hati masing-masing. Lonceng berbunyi sebanyak 7 kali.)

13. Bernyanyi HG. No. 508:1-2 “Sai Patogu”

1. Sai patogu rohangki, ale Jesus Tuhanki.


Golom dohot tanganMi, au dipardalananki.
Molo loja au dison, pargogoi au tongtong.
Dok tu au: “Hutogu pe ho tu surgo i muse.”

2. Mian ma di lambungki, molo ro ujian i.


Unang loas ganggu au, sian sinondangMu dao.
Molo maol dalan i, jala ponjot rohangki.
Dok tu au: “Hutogu pe ho tu surgo i muse.”

14. Narasi VI: (Mat. 15:51-52;54-55, Luk. 23:48)

Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas ke bawah dan terjadilah
gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan
banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
Kepala pasukan dan prajurit-prajurit yang menjaga Yesus menjadi sangat
takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu
berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.” Dan ada di situ banyak
perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang meng-
ikuti Yesus dari galilea untuk melayani Dia. Dan sesudah seluruh orang banyak,
yang datang berkerumun di situ, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka
sambil memukul-mukul diri.

15. Bernyanyi KJ. No. 35:1 “Tercurah Darah Tuhanku”

16. Narasi VII: (Yoh. 19:31-37)

Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu
tidak tinggal tergantung pada kayu salib – sebab Sabat itu adalah hari yang
besar – maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta
kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya di
turunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang
pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat Ia telah mati, mereka
tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang di antara prajurit itu menikam
lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan
orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan
kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu
juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab
Suci: “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan.”

17. Bernyanyi KJ. No. 170:3 “Kepala Yang Berdarah”

18. Narasi VIII: (Mat. 27:57-59a, Yoh. 19:38-42, Luk. 23:55, Mrk. 15:46c)

Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama


Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus
dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk meyerahkannya
kepadanya. Dan Yusuf pun mengambil mayat itu. Juga Nikodemus datang ke
situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa
campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati
beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan
dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila
menguburkan mayat. Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman
dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah
dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang
kubur itu tak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.
Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari
Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya
dibaringkan. Kemudian digulingkanlah sebuah batu ke pintu kubur itu.

19. Bernyanyi BE. No. 81:1+6 “Aha Ma Endehononku”

1. Jesus mual ni ngolungku, Sipangolu tondingki.


Ai dibunu Ho musungku, i ma hamatean i.
Ho manaoni hamagoan, patupahon hangoluan.
Ala ni hupuji Ho, tung marribu hali do.
6. Sai pinuji ma GoarMu ala ni na bernit i.
Dohot ala ni mudarMu Jesus, na nilehonMi.
Lao pasaehon dosanami, asa unang mago hami.
Ho hupuji ala ni, salelenglelengna i.

20. Narasi IX : (Mat.27:62-66)

Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam


kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka
berkata: “Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata:
Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga
kubur itu sampai hari yang ketiga; jika tidak murid-murid-Nya mungkin datang
untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara
orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari
pada yang pertama.” Kata Pilatus kepada mereka: “Ini penjaga-penjaga bagimu,
pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya” Maka pergilah mereka dan dengan
bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.

22. Bernyanyi HG. No. 539:1+3 “Sai Hutagam Do Tuhanku”

1. Sai hutagam do Tuhanku, sai masihol rohangki.


Di haroro ni Tuhanku, songon na nidokNa i.
Reff : Sai mardongan olop-olop, huriaM managam Ho
Maranata, ro, o, Tuhan. Amen sai tibu ma ro.

3. Sai rade ale tondingku, tagam panjouonNa i.


Sai tu langitan manomu, ho di Jesus, Tuhanmi.
Reff : Sai mardongan olop-olop,………………

23. Doa Bapa Kami.


(jemaat berdiri)

24. Berkat – Amin… Amin… Amin.

Anda mungkin juga menyukai