Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Identitas pemegang IUP Operasi Produksi PT. Bangun Persada Jambi Energi berdasarkan SK
DPM PTSP Provinsi Jambi Nomor 287/KEP.KA.DPM-PTSP-6.1/IUPOP/X/2017 tanggal 18
Oktober 2017, yang berada di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi,
adalah:
a. Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria;
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
c. Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
d. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK);
e. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
f. Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi
Internasional Mengenai Keanekaragaman Hayati;
g. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang;
h. Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
i. Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang No. 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31
Tahun 2004 tentang Perikanan;
j. Undang Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
k. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 No. 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 No. 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
4844);
l. Undang Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
m. Undang Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
n. Undang – Undang (UU) No. 4 Tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2020 tentang perubahan
atas UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
o. Undang – undang (UU) No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No. 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5059);
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 4 tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan
Pekerjaan;
b. Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana diubah dengan Peraturan
Presiden No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 36 Tahun
2005.
c. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul
karena Hubungan Kerja;
e. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 55 Tahun 1994 tentang Cara Pinjam Pakai
Kawasan Hutan;
f. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 41 Tahun 2004 tentang Perijinan atau
Perjanjian di Bidang Pertambangan yang Berada di Kawasan Hutan;
f. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan
Pengaduan Kasus Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup;
g. Keputusan Menteri Negara Lingkungan No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Rencana Pengelolaan Lingkungan Dan Rencana Pemantauan
Lingkungan;
h. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
i. Peraturan Menteri Negara Lingkungan No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/
atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
j. Peraturan Menteri Kehutananan No. P.56/Menhut-II/2008 tentang Tatacara Penentuan
Luas Areal Terganggu dan Areal Reklamasi dan Revegetasi Untuk Perhitungan
Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan;
k. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana
Pengendalian Pencemaran Air;
l. Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 4/Menhut-II/2011 Tentang Pedoman Reklamasi
Hutan;
m. Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.6018/Menhut–VII/IPSDH/2013 tentang Peta
Indikatif Penundaan Izin Baru Pemanfaatan Hutan dan Perubahan Peruntukan Kawasan
Hutan dan Areal Penggunaan Lain (Revisi V)
n. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.16/Menhut–II/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai
Kawasan Hutan,
o. Peraturan Menteri ESDM No. 26 Tahun 2018, tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara;
p. Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 1827 K/30/MEM/2018, tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik.
Perizinan PT Bangun Persada Jambi Energi dimulai dari tahap eksplorasi hingga tahap operasi
produksi dengan uraian perizinan yang dimiliki. Adapun uraian mengenai kronologi perizinan
PT. Bangun Persada Jambi Energi adalah sebagai berikut:
1. Keputusan Bupati Kabupaten Sarolangun Nomor 77 Tahun 2009 pada tanggal 9 Januari
2009, tentang Perubahan Kuasa Pertambangan Eksplorasi menjadi Izin Usaha
Pertambangan Eksplorasi Kepada PT. Bangun Persada Energi (KW.32.KP.060208) seluas
2.580 Ha di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun.
2. Keputusan Bupati Kabupaten Sarolangun Nomor 23 Tahun 2011 tertanggal 01 Juni 2011
tentang Pemberian Persetujuan Perubahan Kepemilikan Izin Usaha Pertambangan
Eksplorasi dari PT. Bangun Persada Energi kepada PT Bangun Persada Jambi Energi
dengan Luas 2.580 ha dengan kode wilayah KW.32 KP.060208, di Kecamatan Pauh
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
3. Keputusan Bupati Kabupaten Sarolangun Nomor 591 Tahun 2014 tertanggal 17 Desember
2014 tentang Penetapan Penciutan Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
Operasi Produksi Batubara dari Luas 2.580 Hektar menjadi Seluas 700 Hektar di
Kecamatan Pauh Kepada PT Bangun Persada Jambi Energi.
4. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Jambi Nomor 287/KEP.KA.DPM-PTSP-6.1/IUPOP/X/2017 tanggal 18 Oktober 2017
tentang Penyesuaian Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Atas Keputusan Bupati
Sarolangun No 591/ESDM/2014 tentang Penetapan Penciutan Luas Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi Batubara dari Luas 2.580 Hektar menjadi Seluas
700 Hektar di Kecamatan Pauh Kepada PT Bangun Persada Jambi Energi.
Maksud dari penyusunan Dokumen Rencana Pascatambang PT Bangun Persada Jambi Energi
adalah untuk memberikan gambaran mengenai teknis program Rencana Pascatambang
beserta perkiraan biaya, sehingga program pasca tambang tersebut dapat dilakukan secara
terencana, terarah dan terukur agar diperoleh kondisi pemulihan lingkungan hidup yang dapat
dimanfaatkan untuk masa mendatang.
Pendekatan yang digunakan dalam menyusun laporan rencana pasca tambang ini adalah
salah satu atau gabungan dari beberapa pendekatan, seperti :
1. Pendekatan Teknologi
Pendekatan sosial ekonomi, yaitu upaya-upaya yang akan dilakukan perusahaan dalam
melakukan pasca tambang yang berlandaskan interaksi sosial, peran pemerintah, dan
pemangku kepentingan (stakeholders). Pendekatan sosial ekonomi meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Lahan bekas tambang batubara sudah menjadi wilayah yang nyaman;
b. Lahan bekas tambang stabil dan aman dan erosi, baik disebabkan oleh air maupun
angin;
c. Kualitas air sungai dan air tanah di lahan bekas tambang dan sekitarnya dapat dijamin
memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan pemerintah;
d. Penggunaan lahan pasca tambang disetujui oleh pemerintah dan masyarakat setempat.
3. Pendekatan Institusi
Pendekatan institusi, yaitu mekanisme kelembagaan yang akan dilakukan oleh perusahaan
dalam rangka pelaksanaan pasca tambang, meliputi koordinasi dengan instasi terkait.
Ruang lingkup pekerjaan adalah penyusunan dokumen Rencana Pascatambang (RPT) PT.
Bangun Persada Jambi Energi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010
tentang Reklamasi dan Pascatambang dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
Yang Baik.
Dalam kajian mengenai isi dokumen tersebut salah satunya dilakukan melalui konsultasi dengan
para Pemangku Kepentingan (Stakeholder) di Tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pemerintah
Pusat. Tujuan konsultasi tersebut adalah untuk memperoleh tanggapan, saran, masukan,
pendapat dan pandangan dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan Rencana
Pascatambang PT. Bangun Persada Jambi Energi termasuk rencana alih pengelolaan fasilitas
tambang kepada para Pemangku Kepentingan serta perubahan rencana peruntukan lahan.