Anda di halaman 1dari 8

Dokumen Rencana Pascatambang

PT. Bangun Persada Jambi Energi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


1.1.1. Identitas Perusahaan

Identitas pemegang IUP Operasi Produksi PT. Bangun Persada Jambi Energi berdasarkan SK
DPM PTSP Provinsi Jambi Nomor 287/KEP.KA.DPM-PTSP-6.1/IUPOP/X/2017 tanggal 18
Oktober 2017, yang berada di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi,
adalah:

Nama Perusahaan : PT. Bangun Persada Jambi Energi


Direktur Utama : Eko Yulianto
Alamat Perusahaan : Jl. Letnan Muda Sani Bandung RT. 06 No.21Kelurahan Sungai Putri,
Kota Jambi
Lokasi Penambangan : Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Status Permodalan : Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Jenis Perizinan : IUP
Tahap Kegiatan : Operasi Produksi
Nomor SK : 287/KEP.KA.DPM-PTSP-6.1/IUPOP/X/2017
Tanggal : 18 Oktober 2017
Masa Berlaku Izin : 18 Oktober 2017 – 18 Oktober 2027
Luas Wilayah : 700 Hektar
Jenis Bahan Galian : Batubara

BAB I Pendahuluan 1-1


Dokumen Rencana Pascatambang
PT. Bangun Persada Jambi Energi

1.1.2. Regulasi Pascatambang

Peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan penyusunan Laporan Rencana


Pascatambang PT. Bangun Persada Jambi Energi, antara lain:

1. Undang-Undang Republik Indonesia, yaitu:

a. Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria;
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
c. Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
d. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK);
e. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
f. Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi
Internasional Mengenai Keanekaragaman Hayati;
g. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang;
h. Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
i. Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang No. 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31
Tahun 2004 tentang Perikanan;
j. Undang Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
k. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 No. 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 No. 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
4844);
l. Undang Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
m. Undang Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

BAB I Pendahuluan 1-2


Dokumen Rencana Pascatambang
PT. Bangun Persada Jambi Energi

n. Undang – Undang (UU) No. 4 Tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2020 tentang perubahan
atas UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
o. Undang – undang (UU) No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No. 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5059);

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, yaitu:

a. Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1994 tentang Perburuan Satwa;


b. Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1995 tentang Angkutan Jalan;
c. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk Dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Penataan Ruang;
d. Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam;
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL);
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara;
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian
Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran
Hutan dan atau Lahan;
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
i. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan;
j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah;
k. Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 2004 tentang Perencanaan Hutan;
l. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan
Hutan;
m. Peraturan pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
n. Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan;
o. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan;

BAB I Pendahuluan 1-3


Dokumen Rencana Pascatambang
PT. Bangun Persada Jambi Energi

p. Peraturan Pemerintah No. 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha


Pertambangan Mineral Dan Batubara;
q. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan Dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara
r. Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang

3. Peraturan dan Keputusan Presiden, yaitu:

a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 4 tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan
Pekerjaan;
b. Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana diubah dengan Peraturan
Presiden No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 36 Tahun
2005.
c. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul
karena Hubungan Kerja;
e. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 55 Tahun 1994 tentang Cara Pinjam Pakai
Kawasan Hutan;
f. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 41 Tahun 2004 tentang Perijinan atau
Perjanjian di Bidang Pertambangan yang Berada di Kawasan Hutan;

4. Keputusan/Peraturan Menteri, yaitu:

a. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 103.K/008/M.PE/1994 tentang


Pengawasan Atas Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana
Pemantauan Lingkungan;
b. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2003 tentang Penanganan Kasus
Lingkungan Hidup;
c. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis
Kualitas air Permukaan Dan Contoh Air Permukaan;
d. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan
Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air;
e. Keputusan Menteri Negara Lingkungan No. 113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan Batubara;

BAB I Pendahuluan 1-4


Dokumen Rencana Pascatambang
PT. Bangun Persada Jambi Energi

f. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan
Pengaduan Kasus Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup;
g. Keputusan Menteri Negara Lingkungan No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Rencana Pengelolaan Lingkungan Dan Rencana Pemantauan
Lingkungan;
h. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
i. Peraturan Menteri Negara Lingkungan No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/
atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
j. Peraturan Menteri Kehutananan No. P.56/Menhut-II/2008 tentang Tatacara Penentuan
Luas Areal Terganggu dan Areal Reklamasi dan Revegetasi Untuk Perhitungan
Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan;
k. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana
Pengendalian Pencemaran Air;
l. Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 4/Menhut-II/2011 Tentang Pedoman Reklamasi
Hutan;
m. Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.6018/Menhut–VII/IPSDH/2013 tentang Peta
Indikatif Penundaan Izin Baru Pemanfaatan Hutan dan Perubahan Peruntukan Kawasan
Hutan dan Areal Penggunaan Lain (Revisi V)
n. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.16/Menhut–II/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai
Kawasan Hutan,
o. Peraturan Menteri ESDM No. 26 Tahun 2018, tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara;
p. Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 1827 K/30/MEM/2018, tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik.

1.1.3. Status Perizinan

Perizinan PT Bangun Persada Jambi Energi dimulai dari tahap eksplorasi hingga tahap operasi
produksi dengan uraian perizinan yang dimiliki. Adapun uraian mengenai kronologi perizinan
PT. Bangun Persada Jambi Energi adalah sebagai berikut:

1. Keputusan Bupati Kabupaten Sarolangun Nomor 77 Tahun 2009 pada tanggal 9 Januari
2009, tentang Perubahan Kuasa Pertambangan Eksplorasi menjadi Izin Usaha
Pertambangan Eksplorasi Kepada PT. Bangun Persada Energi (KW.32.KP.060208) seluas
2.580 Ha di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun.

BAB I Pendahuluan 1-5


Dokumen Rencana Pascatambang
PT. Bangun Persada Jambi Energi

2. Keputusan Bupati Kabupaten Sarolangun Nomor 23 Tahun 2011 tertanggal 01 Juni 2011
tentang Pemberian Persetujuan Perubahan Kepemilikan Izin Usaha Pertambangan
Eksplorasi dari PT. Bangun Persada Energi kepada PT Bangun Persada Jambi Energi
dengan Luas 2.580 ha dengan kode wilayah KW.32 KP.060208, di Kecamatan Pauh
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
3. Keputusan Bupati Kabupaten Sarolangun Nomor 591 Tahun 2014 tertanggal 17 Desember
2014 tentang Penetapan Penciutan Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
Operasi Produksi Batubara dari Luas 2.580 Hektar menjadi Seluas 700 Hektar di
Kecamatan Pauh Kepada PT Bangun Persada Jambi Energi.
4. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Jambi Nomor 287/KEP.KA.DPM-PTSP-6.1/IUPOP/X/2017 tanggal 18 Oktober 2017
tentang Penyesuaian Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Atas Keputusan Bupati
Sarolangun No 591/ESDM/2014 tentang Penetapan Penciutan Luas Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi Batubara dari Luas 2.580 Hektar menjadi Seluas
700 Hektar di Kecamatan Pauh Kepada PT Bangun Persada Jambi Energi.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan Dokumen Rencana Pascatambang PT Bangun Persada Jambi Energi
adalah untuk memberikan gambaran mengenai teknis program Rencana Pascatambang
beserta perkiraan biaya, sehingga program pasca tambang tersebut dapat dilakukan secara
terencana, terarah dan terukur agar diperoleh kondisi pemulihan lingkungan hidup yang dapat
dimanfaatkan untuk masa mendatang.

Adapun tujuan dilakukannya penyusunan Rencana Pascatambang ini, antara lain :

1. Melakukan identifikasi terhadap rencana kegiatan penambangan yang akan dilakukan,


dalam rangka penyusunan Rencana Pascatambang;
2. Mengetahui aspek yang dominan yang menjadi dasar perencanaan dan scenario
pemanfaatan lahan pascatambang yang menunjang pembangunan berkelanjutan
(Sustainable Development);
3. Mengetahui alternatif pengganti sumberdaya alam bahan tambang untuk menjadi motor
penggerak pembangunan pada masa pascatambang,
4. Menyusun tata cara pemantauan pada saat dilaksanakannya kegiatan pascatambang;
dan
5. Menghitung biaya rencana pascatambang dan cara penempatan biaya tersebut sebagai
jaminan pascatambang.

BAB I Pendahuluan 1-6


Dokumen Rencana Pascatambang
PT. Bangun Persada Jambi Energi

1.3. PENDEKATAN DAN RUANG LINGKUP


1.3.1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam menyusun laporan rencana pasca tambang ini adalah
salah satu atau gabungan dari beberapa pendekatan, seperti :

1. Pendekatan Teknologi
Pendekatan sosial ekonomi, yaitu upaya-upaya yang akan dilakukan perusahaan dalam
melakukan pasca tambang yang berlandaskan interaksi sosial, peran pemerintah, dan
pemangku kepentingan (stakeholders). Pendekatan sosial ekonomi meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Lahan bekas tambang batubara sudah menjadi wilayah yang nyaman;
b. Lahan bekas tambang stabil dan aman dan erosi, baik disebabkan oleh air maupun
angin;
c. Kualitas air sungai dan air tanah di lahan bekas tambang dan sekitarnya dapat dijamin
memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan pemerintah;
d. Penggunaan lahan pasca tambang disetujui oleh pemerintah dan masyarakat setempat.

2. Pendekatan Sosial Ekonomi


Pendekatan sosial ekonomi, yaitu upaya-upaya yang akan dilakukan perusahaan dalam
melakukan pasca tambang yang berlandaskan interaksi sosial, peran pemerintah, dan
pemangku kepentingan (stakeholders). Pendekatan sosial ekonomi meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Melibatkan masyarakat di sekitar lokasi tambang untuk berperan serta dalam
memberikan pendapat dan masukan dalam kaitannya dalam penyusunan laporan
Rencana Pascatambang;
b. Peran Pemerintah baik pusat maupun daerah untuk ikut menangani kegiatan
pascatambang mengenai penanganan tenaga kerja pasca tambang yang terencana
untuk mencegah terjadinya pengangguran massal pada masa pascatambang tersebut;
c. Memberikan bantuan kepada masyarakat di sekitar tambang melalui program
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM);
d. Interaksi sosial yang baik dengan masyarakat di sekitar tambang sehingga terhindar
dari konflik kepentingan atau konflik sosial masyarakat.

BAB I Pendahuluan 1-7


Dokumen Rencana Pascatambang
PT. Bangun Persada Jambi Energi

3. Pendekatan Institusi
Pendekatan institusi, yaitu mekanisme kelembagaan yang akan dilakukan oleh perusahaan
dalam rangka pelaksanaan pasca tambang, meliputi koordinasi dengan instasi terkait.

1.3.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pekerjaan adalah penyusunan dokumen Rencana Pascatambang (RPT) PT.
Bangun Persada Jambi Energi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010
tentang Reklamasi dan Pascatambang dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
Yang Baik.

Dalam kajian mengenai isi dokumen tersebut salah satunya dilakukan melalui konsultasi dengan
para Pemangku Kepentingan (Stakeholder) di Tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pemerintah
Pusat. Tujuan konsultasi tersebut adalah untuk memperoleh tanggapan, saran, masukan,
pendapat dan pandangan dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan Rencana
Pascatambang PT. Bangun Persada Jambi Energi termasuk rencana alih pengelolaan fasilitas
tambang kepada para Pemangku Kepentingan serta perubahan rencana peruntukan lahan.

BAB I Pendahuluan 1-8

Anda mungkin juga menyukai