Anda di halaman 1dari 25

BAB II

LANDASAN TEORI

Konsep Pasar
Pengertian Pasar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pasar merupakan tempat orang berjual
1
beli. Sedangkan secara termonilogi pasar merupakan salah satu dari berbagai system,
institusi, prosedur, hubungan sosial, dan insfrastruktur tempat usaha menjual barang,
jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.2 Dalam bahasa latin,
pasar dapat ditelusuri melalui akar dari kata “mercatus”, yang bermakna berdagang
atau tempat berdagang. Terdapat tiga makna yang berbeda didalam pengertian
tersebut: Pertama, pasar dalam artian secara fisik. Kedua, dimaksudkan sebagai
tempat mengumpulkan. Ketiga, hak atau ketentuan yang legal tentang suatu
pertemuan pada suatu marketplace.3 Ekonom Alfred Marshal melihat pasar sebagai
suatu mekanisme dalam penciptaan harga.4
Secara sempit pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Secara luas pasar
merupakan proses dimana penjual dan pembeli saling berinteraksi untuk mendapatkan
harga keseimbangan atau kesepakatan atas tingkat harga berdasarkan permintaan dan
penawaran. Jika menggunakan pemahaman diatas, tidak perlu ada pertemuan antara
penjual dan pembeli secara langsung. Hal ini dapat dilihat pada pasar saham.5
Pasar adalah tempat atau keadaan yang mempertemukan antara permintaan
(pembeli) dan penawaran (penjual) untuk setiap jenis barang, jasa, atau sumber daya.
Pembeli meliputi konsumen yang membutuhkan barang dan jasa, sedangkan bagi
industri membutuhkan tenaga kerja, modal dan barang baku produksi baik untuk
memproduksi barang maupun jasa. Penjual termasuk juga untuk industri menawarkan
hasil produk atau jasa yang diminta oleh pembeli. Pekerja menjual tenaga dan
keahliannya, pemilik laham menjual atau menyewakan aset nya, sedangkan pemilik

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arti Kata Pasar, https://kbbi.web.id, di akses pada tanggal 06 April 2021
pukul 19.03 WIB.
2
Wikipedia Bahasa Indonesia, Pasar, https://id.m.wikipedia.org, di akses pada tanggal 06 April 2021 pukul
19.15 WIB.
3
Damsar dan Indrayani, Pengantar Sosiologi Pasar, (Jakarta: Prenada Media Group, 2018), 9.
4
Ibid,.
5
Alam S, Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), 126.

7
modal menawarkan pembagian keuntungan dari kegiatan bisnis tertentu. Secara
umum, semua orang akan berperan ganda yaitu sebagai penjual dan pembeli.6
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pasar sekarang ini tidak hanya
berupa tempat untuk berjual beli tetapi keadaan dimana saja yang mempertemukan
permintaan (pembeli) atau penawaran (penjual) untuk setiap jenis barang, jasa atau
sumber daya.7
Pasar secara fisik adalah tempat pemusatan beberapa pedagang tetap dan tidak
tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau tertutup maupun sebagian atau
terbuka atau sebagian bahu jalan. Selanjutnya pengelompokan para pedagang eceran
tersebut menempati bangunan-bangunan dengan kondisi bangunan temporer, semi
permanen, ataupun permanen.8
Secara sosiologis dan kultural, makna filosofis sebuah pasar tidak hanya
merupakan arena jual beli barang atau jasa, namun merupakan tempat pertemuan
warga untuk saling berinteraksi sosial atau melakukan diskusi informal atas
permasalahan kota.
Dalam pandangan Islam, pasar merupakan wahana atau tempat transaksi
ekonomi yang ideal, tetapi memiliki berbagai kelemahan yang tidak cukup memadai
percapaian tujuan ekonomi yang islami. Secara teoritik maupun praktikal pasar
memiliki beberapa kelemahan yang terjadi, misalnya mengabaikan distribusi
pendapatan dan keadilan, tidak selarasnya antara prioritas individu dengan sosial
antara berbagai kebutuhan, adanya kegagalan pasar, ketidaksempurnaan persaingan ,
dan lain-lain.
Islam sangat menghargai perniagaan yang halal dan baik. Sebagaimana firman
Allah dalam Q.S An-Nisa 4:9 :

ًَ‫ه تَزَاضٍ ِّمىْكُ ْم ََ َالتَ ْقتُُهُْاَاوْفُسَكُمْ اِنَّ انّه‬


ْ‫ع‬َ ً‫ن تِجَ َزج‬
َ ُْ ‫ن تَ ُك‬
ْ ‫طمِ اِالََّا‬
ِ َ‫َاان ِذ ْيهَ اَ َم ُىُْا َالتَؤْكُُهُْا أَ ْمَُانَكُ ْم َت ْيىَكُ ْم تِا ْنث‬
َّ ٍ‫يَؤ َُّي‬
‫حيْمَا‬
ِ َ‫ن تِكُمْ ر‬
َ ‫كَا‬

Terjemahan :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesama
mu dengan jualan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

6
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Edisi Kelima, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 6.
7
Rismayani, Manajemen Pemasaran Cetakan Ke enam, (Bandung: Mizan, 1999), 61.
8
Ibid,.

8
suka sama suka antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh sesungguhnya Allah
adalah maha penyayang kepadamu”.9
Ayat diatas menjelaskan dengan tegas bagi orang-orang yang melakukan
perdagangan dan pembeli hendaknya mengetahui halal nya perdagangan adalah saling
meridhoi antara penjual dan pembeli. Allah SWT melarang hamba-Nya yang mukmin
memakan harta sesama nya dengan jalan bathil. Seperti penipuan, pemalsuan,
menggunakan sumpah dan pencari keuntungan yang tidak sah serta melanggar syariat
seperti Riba, penjudian dan sejenisnya.
a. Fungsi dan Jenis Pasar
1) Fungsi Pasar
Pasar berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk pelayanan bagi masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi atau bidang, diantaranya yaitu:
a) Segi Ekonomi, merupakan tempat transaksi antara produsen dan konsumen
yang merupakan komoditas untuk mewadahi kebutuhan sebagai demand
dan supply.
b) Segi Sosial budaya, merupakan kontak sosial secara langsung yang
menjadi tradisi suatu masyarakat yang merupakan interaksi antara
komunitas pada sektor informal dan formal.
c) Arsitektur, merupakan ciri khas darah yang menampilkan bentuk-bentuk
fisik bangunan dan artefak yang dimiliki.10
Selain fungsi pasar dari berbagai segi atau bidang, terdapat juga fungsi
pasar terbagi atas lima bagian, yaitu:
a) Menetapkan nilai
b) Pasar mengorganisasi produk
c) Pasar mendistribusikan produk
d) Pasar menyelenggarakan penjatahan
Penjatahan adalah inti dari penjatahan harga, sebab penjatahan membatasi
konsumsi dari produksi yang tersedia.
e) Pasar menyediakan barang dan jasa untuk keperluan dimasa yang akan
datang.11

9
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit J-Art,2004), 83.
10
Ni made Winda Roosdiana, Devi, Pasar Umum Gubug di Kabupaten Grobogan dengan Pengelola tata Ruang
Luar dan Tata Ruang Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian, https://e-
journal.uajy.ac.id, 13. Di akses pada tanggal 10 April 2021 pukul 21.03 WIB.
11
Richard A. Bilas, Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 1981), 165.

9
Dengan demikian pasar sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli,
merupakan fasilitas publik yang sangat vital bagi perekonomian suatu daerah
selain sebagai urat nadi, pasar juga menjadi barometer bagi tingkat
pertumbuhan masyarakat.
2) Jenis Pasar
Pasar terdiri atas beberapa jenis. Adapun jenis-jenis pasar dapat
diklarifikasi sebagai berikut:
a) Jenis Pasar di tinjau dari kegiatannya.
1. Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli serta di tandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli
secara langsung.
Bangunannya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dassaran terbuka
yang dibuka penjual maupun pengelola pasar. Pasar tradisional sebgian
besar menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan
berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, barang
elektronik, jasa, dan lain-lain. Selain itu juga menjual kue tradisional
dan makanan nusantara lainnya. Sistem transaksi pada pasar tradisional
yaitu pedagang melayani pembeli yang datang ke stan mereka dan
melakukan tawar-menawar untuk menentukan kata sepakat pada harga
dengan jumlah yang telah disepakati sebelumnya.12
Pasar seperti ini umumnya dapat ditemukan di kawasan permukiman
agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Adapun kriteria
pasar tradisional menurut peraturan dalam negeri adalah sebagai
berikut:
a) Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh
pemerintah daerah.
b) Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli.
Tawar menawar ini adalah salah satu budaya yang terbentuk
didalam pasar. Hal ini yang dapat menjalin hubungan sosial antara
pedagang dan pembeli yang lebih dekat.
c) Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.

12
Therisia Merlyn Santoso, Revitalisasi Pasar Johar Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Indische, 30,
https://e-journal .uajy.ac.id, di akses pada tanggal 10 April 2021 pukul 21.45 WIB.

10
Meskipun semua berbeda pada lokasi yang sama, barang dagangan
setiap penjual menjual barang yang berbeda-beda. Selain itu juga
terdapat pengelompokkan dagangan sesuai dengan jenis
dagangannya seperti kelompok pedagang ikan, sayur, buah, bumbu
dan daging.
d) Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal.
Barang dagangan yang dijual di pasar tradisional ini adalah hasil
bumi yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Meskipun ada beberapa
dagangan yang diambil dari hasil bumi dari daerah lain yang
berada tidak jauh dari daerah tersebut namun tidak sampai
mengimport hingga keluar pulau atau negara.13
2. Pasar Modern
Pasar Modern merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
yang di tandai dengan adanya transaksi jual beli secara tidak langsung.
Pembeli melayani kebutuhannya sendiri dengan mengambil di rak-rak
yang sudah ditata sebelumnya. Harga barang sudah tercantum pada
label-label yang ada pada rak-rak tempat barang tersebut diletakkan
dan itu merupakan harga pasti yang tidak dapat ditawar.14
b) Jenis Pasar Menurut Waktu
Jenis pasar menurut waktu diklarifikasikan sebagai berikut:
1) Pasar harian, yaitu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli
disetiap harinya.
Pasar harian umumnya menjual berbagai jenis barang kebutuhan
konsumsi, kebutuhan jasa, kebutuhan bahan-bahan mentah, dan
kebutuhan produksi.
2) Pasar Mingguan, ialah pasar yang beroperasi setiap satu minggu sekali
biasanya pasar mingguan terdapat di daerah pedesaan.
3) Pasar bulanan, ialah pasar yang dilakukan sebulan sekali, dan terdapat
di daerah-daerah tertentu. Biasanya terdapat para pembeli di pasar
tersebut yang membeli barang-barang tertentu dan kemudian dijual
kembali, contohnya yaitu pasar hewan.

13
Republik Indonesia, Peraturan Menteri dalam Negeri no. 20 tahun 2012, BAB II, Pasal 4.
14
Theresia Merly Santoso, Revitalisasi Pasar Johar Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Indische, 30,
https://e-journal.ac.id, di akases pada tanggal 10 April 2021 pukul 21.50 WIB.

11
4) Pasar tahunan, adalah pasar yang diselenggarakan setiap satu tahun
sekal, pada umumnya bersifat nasional serta diperuntukkan untuk
promosi terhadap suatu produk baru. Contoh: pameran, pekan raya dan
lain sebagainya.
5) Pasar temporer, ialah pasar yang diselenggarakan pada waktu tertentu
(tidak rutin). Contoh dari pasar temporer adalah bazar.15

Pasar Menurut Islam


Pasar merupakan elemen ekonomi yang dapat mewujudkan kemaslahatan dan
kesejahteraan hidup manusia. Dalam pasar realitas bisnis sebagai mekanisme yang
dapat mempertemukan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi atas barang
dan jasa, baik dalam bentuk produksi maupun penentuan harga.16
Pasar merupakan tempat-tempat orang berkumpul dengan tujuan untuk menukar
kepemilikan barang atau jasa dengan uang.17 Pasar juga dapat diartikan sebagai
tempat orang berjual beli juga berarti kekuatan penawaran dan permintaan, tempat
penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang, dan pembeli yang ingin
menukar uang dengan barang atau jasa.18
Sedangkan pengertian Syaria’ah, kata Syaria’ah berasal dari bahasa arab biasa
disebut asy-syari’ah (Mufrad dari syara’i) dan secara harfiah berarti “jalan ke sumber
air” dan “tempat orang-orang yang minum”.19
Menurut istilah (Terminologi), kata Syari’ah dapat diterangkan dengan dua
pengertian yaitu pengertian Syari’ah yang bersifat umum (luas) dan yang bersifat
khusus. Menurut pengertian yang bersifat umum (luas), Syari’ah Islam berarti
ketentuan ajaran agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah
Rasullullah SAW.
Dari pengertian diatas menunjukkan bahwa Syari’ah mencakup seluruh ajaran
agama Islam yang meliputi bidang aqidah, akhlak dan amaliyyah (perbuatan nyata).
Hal ini sebagaimana dimaksudkan dalam al-qur’an surat Asy-syuraa ayat 13 yang
berbunyi :

15
Ibid,.
16
Ismail Nawawi, Isu-isu Ekonomi Islam, (Jakarta: CV. Dwi Putra Pustaka Jaya, 2013), 335.
17
Budi Untung, Hukum dan Etika Bisnis, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2012), 78.
18
A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, Cet. 1, 2010), 73.
19
Yusuf Al-Qardhawy, Membumikan syari’at Islam, (Surabaya: Dunia Ilmu, 1997), 1.

12
َ‫انذ ْيه‬
ِّ ‫عيْسَ َانْ اَ ِقيْمُُا‬
ِ ََ ‫س‬
َ ُْ‫َص ْيىَا تًِِ ِاتْزَا ٌِيْمَ ََ ُم‬
َّ َ ‫ك ََمَا‬
َ ‫حيْىَا اَِن ْي‬
َ َْ‫انذ ْيهِ مَاََصّا تِ ًِ وُُْحًا ََّانذِِْ َا‬
ٍّ َ‫شَ َزعَ نَكُمْ ِمه‬
ُ‫ه ُّيىِيْة‬
ْ ‫ه يَشَّاءُ ََ َي ٍْذِِ اَِنيًِْ َم‬
ْ ‫جتَثِّْ اَِنيًِْ َم‬
ْ َ‫هلل ي‬
ُ ‫عٌُُْمْ اَِنيًِْ ا‬
ُ ‫ََ َال َتتَفَزَّ ُقُْا ِفيًِْ َكثُ َز عَهَّ انْمُشْزِ ِك ْيهَ مَا َت ْذ‬

Artinya :
“Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu
(Muhammad) dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan
Isa yaitu tegakkan lah agama (Keimanan dan Ketaqwaan) dan jangan lah
kamu berpecah belah didalam nya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik
(untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih
orang yang dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk
kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada)-Nya”.20

Sedangkan menurut pengertian khusus, syari’ah berarti ketentuan-ketentuan atau


peraturan-peraturan agama Islam yang hanya mencakup bidang amaliyyah (perbuatan
nyata) dari umat Islam. Dalam pengertian khusus tersebut, syari’ah adalah ketentuan-
ketentuan atau peraturan-peraturan hukum yang mengatur segala perbuatan serta
tingkah laku orang-orang Islam.21
Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud pasar
secara syari’ah adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi atas barang dan jasa dengan uang, baik dalam produksi maupun
penentuan harga, dan dengan melakukan interaksi, saling tarik menarik kemudian
menciptakan harga barang untuk diperjual belikan sesuai dengan syariat Islam yang
meliputi bidang aqidah, akhlak dan amaliyyah.
Aktivitas perdagangan merupakan salah satu dari aspek kehidupan yang bersifat
horizontal, yang menurut fikih islam dikelompokkan ke dalam masalah
mu’amalahangan merupakan salah satu dari aspek kehidupan yang bersifat horizontal,
yang menurut fikih islam di kelompokkan ke dalam masalah mu’amalah, yaitu
masalah-masalah yang berkenaan dengan hubungan antar manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Perdagangan juga mendapatkan penekanan khusus dalam ekonomi
islam, karena keterkaitannya secara langsung dengan sektor riil. Sistem ekonomi
islam memang lebih mengutamakan sektor riil dibandingan dengan sektor moneter,

20
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, 386.
21
Hendi Suhensi, Fiqh Muamalah, (Bandung: Gunung Jati Press, 1997), 54.

13
dan transaksi jual beli memastikan keterkaitan kedua sektor tersebut. Kekayaan suatu
negara dari perspektif islam tidak diukur dengan jumlah uang yang beredar, tetapi
dengan produksi barang yang dapat dihasilkan oleh negara tersebut.22
Dalam sistem ekonomi Islam, modal diharuskan terus berkembang agar sirkulasi
uang tidak berhenti. Dikarenakan jika modal atau uang berhenti (ditimbun/stagnan)
maka hargta itu tidak dapat mendatangkan manfaat bagi orang lain, namun jika uang
diinvestasikan dan digunakan untuk melakukan bisnis maka uang tersebut akan
mendatangkan manfaat bagi orang lain, termasuk diantaranya jika ada bisnis berjalan
maka akan bisa menyerap tenaga kerja.23
Berikut ayat Al-qur’an yang menjelaskan bahwasannya harta harus berputar
dijelaskan pada QS. A-Hasyr ayat 7:

ِ‫انسثِيم‬
َّ ِ‫ه ََا ْته‬
ِ ‫هلل ََنِهزَّسُُلِ ََنِذِِ انْقُ ْزتَّ ََا ْن َيتَمَّ ََانْمَسَكِ ْي‬
ِ ‫هلل عَهَّ رَسُُنًِِ ِمهْ أَ ٌْمِ انْقُزَِ َفمِ ا‬
ُ ‫مَّآ أَفَآءَ ا‬
َ‫عىًُْ فَاو َتٍُُْا ََاتَّقُُا اهللَ إِنَّ اهلل‬
َ ‫خذَُيُ ََمَا َوٍَكُ ْم‬
ُ َ‫غىِيآءِ ِمىْكُ ْم ََمَآ ءَاتَكُمُ انزَّسُُلُ ف‬
ْ ‫ن دَُنَ َح َت ْيهَ انَْؤ‬
َ ُُ‫كَّْ َال يَك‬
ِ‫شذِيذُانْعِقَاب‬
َ

Artinya :
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan kepada rasulnya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk
rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar diantara orang-orang
kaya saja diantara kau. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah.
Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”. (QS. Al-Hasyr:
7).24

Maksud dari ayat diatas adalah manusia diharuskan untuk mengelola hrtanya
agar harta tersebut tidak hanya digunakan untuk diri sendiri melainkan dimanfaatkan
agar bisa berkembang dan dapat membantu masyarakat lain. Hal ini dimaksud agar
harta itu tidak hanya berputar pada lingkungan tertentu saja dari orang-orang kaya,

22
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara 2008), 22.
23
Ibid.,
24
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT. Syaamil Cipta
Media), 797.

14
tetapi tersebar pada berbagai pihak sehingga manfaatnya juga dirasakan oleh banyak
pihak.
Modal merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh pedagang dalam
membangun usahanya. Ekonomi islam dalam konsep pengembangan modal
memberikan ketentuan-ketentuan yang jelas dan terarah, antara lain konsep
pengembangan modal yang ditawarkan adalah dengan menyerahkannya pada tiap
individu sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dengan catatan segala
pengembangan yang akan dilakukan, harus memenuhi ketentuan-ketentuan syari’ah
yang ada sebagaimana yang diatur dalam syari’ah mua’malah.25
Bisnis Islami dikendalikan oleh aturan halal dan haram, baik dari perolehan
maupun pemanfaatan harta. Dalam melakukan bisnis atau perdagangan, Islam sangat
menggaris bawahi prinsip-prinsip hukum yang mengatur kode etik bisnis islami,
antara lain sebagai berikut:
1. Memenuhi tujuan syari’at islam sebagai pemeliharaan agama seseorang, dirinya,
anak-anak, jiwa dan hartanya.
2. Tidak boleh mengurangi aturan-aturan syari’at sehingga bercampur dengan
konsep-konsep kontenporer dan teori-teori yang tidak sesuai dengan sumbernya,
transaksi bisnis tidak boleh menimbulkan hilangnya hak, kelalaian akan tugas,
atau menentang ketentuan allah.
3. Semua kesepakatan dan transaksi bisnis, kecuali yang dilarang dalam teks al-
Qur’an atau sunnah, diperbolehkan selama membawa mashlahat, sedangkan
keadaan yang tidak dijelaskan dalam hukum islam, dipertimbangkan menurut
sahnya suatu hukum.
4. Kesepakatan-kesepakatan yang menyebabkan hilangnya hak milik orang lain
secara tidak adil dan membawa pada kecurangan adalah tidak sah.26

Perdagangan Dalam Islam


Islam adalah agama yang sangat sempurna yang mengatur segala aspek
kehidupan, seperti halnya berdagang juga diatur bagaimana cara berdagang yang baik
sesuai dengan tuntutan islam. Seseorang berdagang mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya akan tetapi, dalam perdagangan ekonomi islam, bukan sekedar

25
Taqyudin An-Nabahani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti,
1996), 105.
26
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 22.

15
mencari keuntungan melainkan keberkahan. Keberkahan usaha adalah kemantapan
dari usaha tersebut dengan memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhoi oleh
allah SWT.27 untuk memperoleh keberkahan dalam berjual beli, islam mengajarkan
prinsip-prinsip moral sebagai etika (sikap) yang mencerminkan akhlak dari seseorang
pedagan adalah sebagai berikut:
a. Larangan memperdagangkan barang-barang haram
b. Bersikap benar, jujur, amanah dan tidak curang
c. Sikap adil dan haramnya bunga (riba)
d. Menerapkan kasih sayang dan larangan terhadap monopoli
e. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju akhirat
f. Jangan menyembunyikan cacat barang
g. Longgar dan bermurah hati.28
Islam menempatkan pasar sebagai tempat jual beli yang sah sehingga secara
umum merupakan mekanisme perdagangan yang ideal. Penghargaan yang tinggi tidak
hanya bersifat normatif tetapi juga telah dibuktikan dalam sejarah panjang kehidupan
masyarakat muslim klasik.
Gambaran pasar islami adalah pasar yang didalamnya terdapat persaingan
sehat yang dibingkai dengan nilai moralitas islam. Nilai dan moralitas islam itu secara
garis besar terbagi dua yaitu diantaranya:
a. Norma yang bersifat khas yaitu hanya berlaku untuk muslim
b. Norma yang bersifat umum yaitu berlaku untuk seluruh masyarakat.
Agar pasar berperan secara normal (alamiah) dan terjamin
keberlangsungannya, dimana struktur dan mekanismenya dapat terhindar dari pelaku-
pelaku negatif para pelaku pasar, maka ajaran islam juga menawarkan satu paket
aturan moral berbasis hukum syariah yang melindungi setiap kepentingan pelaku
pasar, aturan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Spiritualisme transaksi perdagangan
Islam memberikan ajaran kapan seorang muslim dapat melakukan transaksi,
bagaimana mekanisme transaksi dan komoditas barang maupun jasa apa saja yang
dapat diperjualbelikan di pasar muslim. Islam mengatur bagaimana seorang

27
Burhanudin Salam, Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet ke-1,
202.
28
Ibid,.

16
pedagang mengharmoniskan aktifitas perdagangan dengan kewajiban beribadah.29
Dimana secara umum ajaran islam tidak memperkenankan jika aktivitas bisnis dan
perdagangan dapat melupakan kita kepada kehadirat Allah SWT.
Sedangkan obyek yang dapat diperjualbelikan, yang menjadi acuan adalah
selama tidak berbahaya bagi dirinya maupun orang lain, maka pelaku pasar dapat
memperjualbelikannya. Perlu dipahami, ajaran Islam mempunyai ketegasan yang
tinggi berkaitan dengan ini. Karena hal inilah yang menjadi landasan moral
distingtif dengan konsep-konsep ekonomi Islam lainnya.
b. Aspek hukum dalam mekanisme transaksi perdagangan
Nabi melarang transaksi jual beli yang semu. Larangan tersebut koridor yang
harus dilaksanakan oleh seorang muslim baik individu maupun kolektif.
Pelaksanaan larangan haruslah mengarah kepada bentuk nilai substansial dan
filsafat dari larangan tersebut.
Hanya sekedar bentuk yang tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan
modern pada saat ini, maupun adanya upaya penghindaran dari batasan dengan
dalih penafsiran dan kontekstualitas.30

Konsep Strategi
Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa yunani, stratos yang artinya tentara dan ago artinya
pemimpin. Maka strategi dalam dunia kemiliteran adalah ilmu untuk merencakan dan
mengarahkan operasi-operasi militer berskala besar dalam menggerakkan pasukan ke
posisi yang saling menguntungkan sebelum pertempuran sebenarnya dengan musuh
dilakukan. Sedangkan arti dari strategi adalah berhubungan atau berkaitan dengan
strategi.31
Strategi adalah cara yang di tempuh untuk mencapai tujuan berdasarkan analisa
yang di lakukan terhadap faktor internal dan eksternal. Strategi berkaitan dengan
tujuan akhir sedangkan taktik berkaitan dengan tujuan menengah. Pada organisasi
bisnis dan perusahaan, strategi merupakan cara untuk mendapatkan keuntungan
keuntungan yang besar, sebaliknya dalam organisasi non bisnis atau organisasi non
komersil strategi adalah cara untuk memuaskan anggotanya.

29
Mohamad Hidayat, The Sharia Economic, (Jakarta: Zikrul Hakim (Anggota IKAPI), 2010), Cet 1, 308.
30
Ibid,.
31
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Risat Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 334.

17
Dalam organisasi pemerintahan strategi merupakan cara untuk bisa memberi
pelayan yang maksimal kepada masyarakat sebagai pembayar pajak. 32 Strategi adalah
arah atau jalan yang akan ditempuh organisasi dalam rangka menjalankan misinya
untuk menuju pencapaian visi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya untuk melaksanakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu dalam perang maupun damai.33 Sedangkan
Amstrong merumuskan strategi adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategi)
dan mengalokasikan/menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategi berbasis
sumber daya) sehingga dapat mencapai kesesuaian yang efektif dan penerapan strategi
tergantung pada kepabilitas strategi organisasi yang akan memasukkan kemampuan
tidak hanya untuk memformulasikan tujuan strategi tapi juga untuk menghadapi dan
menetapkan rencana strategi melalui proses manajemen strategi.34
Henry Mintzerg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu : Strategi sebagai
perfektif, strategi sebagai posisi, strategi sebagai perencanaan, strategi sebagai pola
kegiatan dan strategi sebagai “penipuan” yaitu muslihat rahasia. Strategi akan
berfungsi untuk mengarahkan tingkah laku organisasi di dalam lingkungannya,
pemilihan strategi tertentuStrategi akan berfungsi untuk mengarahkan tingkah laku
organisasi didalam lingkungannya, pemilihan strategi tertentu mencerminkan
bagaimana rencana memadukan kekuatan, kelemahan organisasi dengan kesempatan
hambatan yang terdapat dalam lingkungannya. Jika disimpulkan dari pengertian-
pengertian diatas bahwa strategi adalah ilmu dan seni menggunakan kemampuan
bersamaan sumber daya dan lingkungan secara efektif yang terbaik, karena strategi
merupakan kunci dari terlaksananya misi yang ada dalam suatu perusahaan atau
lembaga untuk mencapai tujuan yang lebih baik.

32
Syafrizal, Ekonomi Regional, (Jakarta: Niaga Swadaya, 2008), 209.
33
Djoko Muljono, Buku Pintar Strategi Bisnis Koprasi Simpan Pinjam, (Yogyakarta: Andi, 2012), 15.
34
Philip Kotler, Terj. Wilhelmus W. Bakowatun, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia, 1996), 42.

18
Macam-Macam Strategi
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi,
yaitu:35
a. Strategi Manajemen
Strategi Manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi
pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar, mengenai keuangan dan sebagainya.
b. Strategi Investasi
Strategi ini adalah strategi yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah
perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha
melakukan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu
divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.
c. Strategi Bisnis
Strategi ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini
berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran,
strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan
strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.36

Tahapan Strategi
Strategi melalui berbagai tahapan dalam prosesnya, secara garis besar strategi
melalui tiga tahpan, yaitu:
a. Perumusan Strategi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merumuskan strategi yang akan
dilakuan. Sudah termasuk didalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenai
peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan kelemahan secara
internal, menetapkan sesuatu obyektivitas, menghasilkan strategi alternatif,
dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga
ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau
melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.

b. Implementasi Strategi

35
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2008), 7.
36
Ibid.,

19
Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, maka
langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut.
Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan
komitmen dan kerja sama dari seluruh tingkat dan anggota organisasi.
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari strategi ini adalah evaluasi strategi diperlukan karena
keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan
tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan
dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan
untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam
kegiatan mendasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu: Meninjau faktor-faktor
eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang
akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan
faktor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi
yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.
Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpan dari
rencana, mengevaluasi prestasi individu dan menyimak kemajuan yang dibuat
kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi
strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan.
Kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang
mengungkapkan apa yang terjadi. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan
bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa
strategi yang ada yang ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru.
Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang
dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.37

Strategi Bisnis Dalam Islam


Syariah Islam telah mengatur dan membimbing manusia diseluruh aspek
kehidupan. Termasuk kaitannya dalam hal bisnis, karena pada dasarnya bisnis bagian
dari aspek kehidupan manusia maka tentunya telah diatur dalam koridor syariah.

37
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), 30.

20
Konsep bisnis berdasarkan syariah seyogyanya diimplementasikan dengan
usaha-usaha yang kaffah (menyeluruh/komprehensif) dan ihsan (prefesional dan
bijaksana), mengupayakan keseimbangan antara nilai-nilai keduniaan dan ukhrowi
atau akhirat, selain itu harus menghindari perilaku menzalimi. Tujuannya adalah
tercapainya al-falaah (keberhasilan, kesuksesan dan kemenangan), maupun bersaing
dan hayatan tayyiban (kehidupan yang baik, maslahat, dan sejahtera) bagi seluruh
lingkungannya.38
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila prinsip-prinsip syariah
hendak diterapkan dalam beberapa strategi bisnis, diantaranya:
1. Strategi produk dan layanan (product and service strategy)
Dalam ekonomi konvensional, produk merupakan barang yang dapat
dipertukarkan. Produk meliputi kualitas, keistimewaan, desain, gaya,
keanekaragaman, bentuk, merk, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan dan
pengambilan dalam dunia islam produk adalah barang yang dapat dipertukarkan
dan berdaya guna secara moral.39 Prinsip syariah mengubah paradigma dalam
menjual yaitu suatu paradigma yang memandang sebuah produk atau jasa dari
beberapa aspek secara menyeluruh. Apa yang dijual akan dibahas bukan hanya
dari segi aspek bisnis atau aspek pasar (supply) dan (demand), tetapi juga dari segi
nilai-nilai syariah dari produk jasa tersebut. Nilai-nilai inilah yang akan menjaga
suatu jasa atau produk tetap pada fitrah kekuatan jualnya tanpa harus melcurkan
diri.40
Dengan demikian secara tidak langsung kita menciptakan paradigma baru
atau pasar baru yang orientasi nya lebih kepada produk atau jasa tersebut (product
or service oriented), bukan dikendalikan atau didorong oleh pasar (market driven
or market oriented). Tetapi bukan berarti produk dan jasa tersebut tidak
dibutuhkan pasar karena fitrah atau esensi suatu produk tidak akan terbawa atau
diperkaya dengan sesuatu yang diluar dari esensi dasar produk jasa tersebut.
Bahkan sebaliknya, produk dan jasa tersebut akan diperkaya dengan inovasi-
inovasi yang menarik yang akan menguatkan fungsi atau esensi dari produk dan
jasa.41

38
Rianto Sofyan, Bisnis Syariah Mengapa Tidak?, (Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama, 2011), 116-118.
39
Rhenald Kasali, Boyke R. Purnomo, dkk, Modul Kewirausahaan, (Tkt: Tpb, 2010), 382.
40
Ibid, 35.
41
Ibid, 36.

21
Sebelum terjun untuk berdagang, yang harus dilakukan ialah melakukan
segmentasi pasar atau pembagian pasar emnurut klarifikasi tertentu mulai dari
demografi, geografi dan psikologi orang. Untuk selalu memenuhi keinginan dan
kebutuhan pasar yang selalu berubah-ubah perlu melakukan segmentasi secara
berkesinambungan. Hal inilah yang dilakukan Rasulullah SAW dalam berdagang
bebrapa tahapan segmentasi pasar yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah:
Segmentasi demografi, pasar dikelompokkan berdasarkan keluarga
kewarganegaraan dan kelas sosial. Beliau menyediakan produk yang berbeda-
beda bagi amsyarakat sesuai dengan demografi nya.42
Di dalam marketing value islami, brand merupakan nama baik yang menjadi
identitas seseorang atau perusahaan. Contohnya Nabi muhammad yang terekam
kuat di pikiran setiap orang sebagai orang Al-Amin. Brand tersebut membuat nabi
muhaammad lebih mudah mengmmad lebih mudah mengomunikasikan
produknya karena orang yang percaya dengan setiap perkataannya. 43
2. Strategi Harga (Price Strategy)
Harga merupakan alat untuk mengkomunikasikan niali produk kepada pasar.
Penetapan harga memiliki dampak langsung dan jelas terlihat pada penerimaan
pasar sehingga menjadi sangat penting terhadap keseluruhan bauran pemasaran.
Selain itu juga harga merupakan alat yang sangat fleksibel, dimana suatu harga
akan stabil dan suatu waktu harga akan meningkat atau menurun dan juga
merupakan satu-satu nya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.44
3. Strategi Promosi (Promotion Strategy)
Promosi adalah suatu teknik komunikasi yang dirancang untuk menstimulasi
konsumen agar membeli. Tujuan dari segala kegiatan promosi adalah untuk
meningkatkan penjualan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan kegiatan promosi yaitu bauran promosi diantaranya:
a) Advertising (periklanan) adalah komunikasi yang bersifat non personal, yang
dibayar dan digunakan oleh suatu sponsor yang ditunjuk untuk menyampaikan
kepada khalayak mengenai produk.

42
Ibid,.
43
Feithzal Rifai, Islamic Marketing Membangun dan Mengembangkan Bisnis dengan Praktek Marketing
Rasululloh SAW, (Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama, 2013), 181.
44
Rhenald Kasali, dkk. Modul Kewirausahaan, (Tkt: Tpb, 2010), 154.

22
b) Personal selling (penjualan pribadi) adalah metode dengan cara berkomunikasi
tatap muka dengan calon-calon pelanggan untuk memenuhi kebutuhannya dan
menstimulasi pembelian.
c) Sales Promotion (Promosi penjualan) adalah kegiatan promosi jangka pendek
yang di rancang untuk merangsang konsumen agar tetap setia pada produsen.
d) Public Relations (Hubungan Masyarakat) suatu bentuk publisitas yang
dibentuk dan dikendalikan oleh perusahaan. Tujuannya untuk membangun
reputasi yang baik kepada pelanggan.
Dengan adanya metode promosi maka diharapkan perusahaan dapat
menyampaikan empat hal kepada konsumen yaitu membuat mereka sadar
terhadap kehadiran produk, membuat mereka mengenal lebih jauh, membujuk
agar menyukai produk, dan membujuk agar membeli produk.45
4. Strategi Tempat
Kesuksesan pemasaran produk tergantung pada bagian distribusi. Distribusi
disebut juga tempat yang berarti bagaimana melakukan kombinasi untuk
menyampaikan produk kepada pengguna akhir. Distribusi mencakup
pengundangan saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel,
wilayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, kurir transportasi, penjualan
grosir dan ritel.46

Konsep Pengembangan
Pengembangan dalam teori manajemen organisasi didefinisikan sebagai
pengembangan keorganisasian yang meliputi serangkaian tindakan manajemen puncak
suatu organisasi, dengan partisipasi para anggota keorganisasian, guna melaksanakan
proses perubahan dan pengembangan dalam organisasi yang bersangkutan, hingga dari
kondisi yang sedang berlaku sekarang, melalui proses yang berlangsung dalam waktu,
dapat dilaksanakan aneka macam perubahan, hingga pada akibatnya dicapai kondisi yang
lebih memuaskan dan lebih sesuai dengan tuntutan lingkungan.47 Menurut Beckhart,
pengembangan organisasi adalah upaya yang berencana, meliputi keseluruhan organisasi,
dan dikelola dari atas untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui
intervensi terencana terhadap proses yang terjadi dalam organisasi dengan memanfaatkan
45
Ibid, 156.
46
Ibid,.
47
J. winardi, Manajemen Perubahan: (The Management Of Change) Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2015), 140.

23
pengetahuan yang berasal dari ilmu perilaku. National Tranning Laboratories Institute
menyatakan, “Dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknik yang berasal dari ilmu-ilmu
perilaku, pengembangan organisasi berupaya untuk mengintegrasikan kebutuhan
individual untuk tumbuh dan berkembang bersama dengan tujuan dan sasaran organisasi
agar dapat membuat organisasi lebih efektif. Blake dan Mouton menjelaskan bahwa
pengembangan organisasi merupakan pencapaian gagasan keunggulan perusahaan untuk
memacu dan menyempurnakan sistem manajemen yang sehat yang dapat mengubah
dorongan menjadi tindakan.
French menyatakan bahwa pengembangan pasar berhubungan dengan usaha
jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam memecahkan masalah
dan kemampuannya untuk menanggulangi perubahan dalam lingkungan ekstern atau
intern. Margulies dan Raia menenkankan bahwa pengembangan organisasi adalah proses
penilaian sendiri (self assessment) dan perubahan berencana berdasarkan sistem nilai
(value based), yang mencakup strategi dan teknologi spesifik, yang bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas suatu sistem organisasi secara keseluruhan.48 Pendekatan
pengembangan organisasi dapat pula dianggap sebagai rencana untuk memanfaatkan
sumber-sumber daya yang memadai bagi revitalisasi pasar. Dengan cara itu orang
mengharapkan pertumbuhan dan pendapatan yang bersinambungan, dan kemampuan
organisasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan dan pedapatan yang
bersinambungan itu perlu berada didalam pengawasannya sendiri. Upaya ini berhubungan
dengan upaya untuk membedakan diri dari ketergantungan meningkatkan kemampuan
otonomi dalam pembuatan keputusan-keputusan.49
Suatu organisasi apapun sebagai bagian masyarakat, harus peka terhadap
lingkungan tersebut. Ada dua faktor yang menuntut adanya pengembangan organisasi
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Tujuan dari analisis lingkungan strategis
menurut Tangkilisan adalah untuk mengetahui pengaruh-pengaruh serta pemilihan
strategi apa yang sesuai dengan tantangan yang datangnya dari lingkungan.50
1. Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal menekankan pada identifikasi trend dan
kejadian yang berada diluar kendali perusahaan. Analisis eksternal mengungkapkan
peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga manajer dapat

48
Komaruddin, Manajemen Berdasarkan Sasaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), 223.
49
Ibid.,
50
Fathul Aminudin Aziz, Manajemen Dalam Perspektif Islam, (Cilacap: Pustaka El-Bayan, 2012), 194.

24
memformulasi strategis untuk mengambil keuntungan dari peluang dan menghindari
atau mengurangi dampak dari ancaman. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-
variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada diluar organisasi. Lingkungan
eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial.
Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung
berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi. Beberapa
elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal,
pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh dan pedagang. Sedangkan lingkungan
sosial terdiri dari kekuatan umum. Kekuatan itu tidak berhubungan langsung dengan
aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi
keputusan-keputusan ekonomi, teknologi dan politi-hukum dalam hubungannya
dengan lingkungan perusahaan secara keseluruhan.
Adanya segla keseluruhan faktor yang ada diluar organisasi yang dapat
mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Beberapa faktor tersebut antara
lain : politik, hukum, kebudayaan, teknologi, aumber daya alam, demografi, dan
sebagainya. Penyebab perubahan yang berasal dari luar atau sering disebut
lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi
dilingkungannya.
Oleh karena itu, analisis lingkungan eksternal berupaya mengidentifikasi
faktor eksternal kunci yang yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan
dengan tujuan mengembangkan peluang untuk memberi manfaat dan menghindari apa
yang menjadi ancaman yang dapat merugikan perusahaan. Faktor-faktor yang
termasuk didalamnya yaitu faktor ekonomi, sosial, budaya, demografi dan
lingkungan, politik, hukum dan pemerintahan dan faktor teknologi.
2. Lingkungan Internal
Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional
bisnis. Analisis lingkungan internal berupaya mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan yang ada dalam perusahaan/organisasi. Lingkungan internal terdiri dari
variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi. Variabel-
variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel tersebut
meliputi :
a. Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan
dengan komunikasi, wewenang, dan arus kerja.

25
b. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan dan nilai-nilai yang diberikan oleh
anggota organisasi.
c. Sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan
jasa organisasi meliputi keahlian orang, kemampuan dan bakat manajerial.
Lingkungan internal adalah segala keseluruhan faktor yang ada didalam
organisasi dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatannya.
Penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan dapat
berasal dari berbagai sumber. Misalnya, pengaruh kebijakan manajemen organisasi
dan gaya sistem dan prosedur, serta sikap karyawan. Perubahan organisasi dilakukan
untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.

Konsep Pendapatan
Pengertian Pendapatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha
atau sebagainya).51 Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang
yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah,
gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.52
Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya
penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang
atau suatu bangsa dalam periode tertentu. Reksoprayitno mendefinisikan:
“Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada
periode tertentu”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah
sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka
waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah
disumbangkan.53
Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari hasil
usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan pendapatan dari usaha
sampingan adalah pendapatan tambahan yang merupakan penerimaan lain dari
aktifitas pokok atau pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan yang diperoleh secara
langsung dapat digunakan untuk menunjang atau menambah pendapatan pokok.
51
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998),
185.
52
BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), 230.
53
Reksoprayitno, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, (Jakarta: Bina Grafika, 2004), 79.

26
Soekartawi menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang
yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan,
maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang
tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya penambahan pendapatan
beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi setelah
adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih
baik.54
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu
daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan
dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari konsumsi maka akan
disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan
dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan
masyarakat. Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relatif
tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula.55
Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan
keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya. Selain itu pengalaman
berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin baiknya pengalaman berusaha
seseorang maka semakin berpeluang dalam meningkatkan pendapatan. Karena
seseorang atau kelompok memiliki kelebihan ketrampilan dalam meningkatkan
aktifitas sehingga pendapatan turut meningkat. Usaha meningkatkan pendapatan
masyarakat dapat dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina
kelompok masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja,
ketepatan dalam penggunaan modal kerja diharapkan sehingga upaya dalam
peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan optimal.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Toweulu bahwa “Untuk
memperbesar pendapatan, seseorang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari
sumber lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga pendapatannya
bertambah”.56
Sedangkan menurut Boediono pendapatan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain yaitu:57

54
Soekartawi, Faktor-faktor Produksi, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), 132.
55
Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi Pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor
Bupati Kabupaten Bireuen”, Journal Ekonomika Universitas Almuslim Bireuen Aceh, Vol. IV No. 7-9.
56
Sudarman Toweulu, Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo, 2001), 3.
57
Boediono, Pengantar Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2002), 150.

27
a. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil
tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.
b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh
penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.
c. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.
Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Hubungan
antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
berbagai permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukkan bahwa pengeluaran
konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendapatan
turun, pengeluaran konsumsi juga turun. Tinggi rendahnya pengeluaran sangat
tergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau
pendapatannya.
Distribusi pendapatan adalah penyaluran atau pembelanjaan masyarakat
untuk kebutuhan konsumsi. Kurangnya distribusi pendapatan dapat menimbulkan
daya beli rendah, terjadinya tingkat kemiskinan, ketidakadilan, kelaparan dan lain-lain
yang akhirnya akan menimbulkan anti pati golongan masyarakat yang berpendapatan
rendah terhadap yang berpendapatan tinggi, sehingga akan menimbulkan
kecemburuan sosial didalam masyarakat.

Kategori Pendapatan
Dalam kategori pendapatan, pendapatan terbagi dalam enam kategori, yaitu:
a. Upah atau gaji adalah balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dalam
hubungan kerja dengan orang atau instansi lain (sebagai karyawan yang di bayar).
Pendapatan dari gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi
tenaga kerja. Besar gaji dan upah seseorang teoritis sangat tergantung dari
produktivitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas,
diantaranya sebagai berikut:
1) Keahlian (skill) adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk
mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan.
2) Mutu Modal Manusia (Human Capital) adalah kapasitas pengetahuan,
keahlian dan kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaan
(inborn) maupun hasil pendidikan dan latihan.

28
3) Kondisi kerja (working condition) adalah lingkungan dimana seseorang
bekerja.
b. Laba usaha sendiri adalah balas karya untuk pekerjaan yang dilakukan sebagai
pengusaha, yaitu mengorganisir produksi, mengambil keputusan tentang
kombinasksi, mengambil keputusan tentang kombinasi faktor produksi serta
menanggung resikonya sendiri entah sebagai petani, buruhi faktor produksi serta
menanggung resikonya sendiri entah sebagai petani, buruh maupun pedagang dan
sebagainya.
c. Laba perusahaan (perseroan) adalah laba yang diterima atau diperoleh perusahaan
yang berbentuk atau badan hukum.
d. Sewa adalah jasa yang diterima oleh pemilik atas penggunaan hartanya seperti
tanah, rumah atau barang-barang tahan tahan lama.
e. Penghasilan campuran (Mixed Income) adalah penghasilan yang diperoleh dari
usaha seperti: petani, tukang, warungan, pengusaha kecil, dan sebagainya disebut
bukan laba, melainkan terdiri dari berbagai kombinasi unsur-unsur pendapatan:
1) Sebagian merupakan upah untuk tenaga kerja sendiri.
2) Sebagian berupa sewa untuk tanah/alat produksi yang dimiliki sendiri.
3) Sebagian merupakan bungaa atas modalnya sendiri.
4) Sisanya berupa laba untuk uusahaha sendiri.
f. Bunga adalah balas jasa untuk pemakaian faktor produksi uang. Besarnya balas
jasa ini biasanya dihitung sebagai persen (%) dari modal dan disebut tingkat atau
dasar bunga (rate off).

Pendapatan Menurut Perspektif Islam


Dalam Islam pendapatan masyarakat adalah perolehan barang, uang yang
diterima atau dihasilkan oleh masyarakat berdasarkan aturan-aturan yang bersumber
dari syariat Islam. Pendapatan masyarakat yang merata, sabagai suatu sasaran
merupakan masalah yang sulit dicapai, namun berkurangnya kesenjangan adalah salah
satu tolak ukur berhasilnya pembangunan. Bekerja dapat membuat seseorang
memperoleh pendapatan atau upah atas pekerjaan yang dilakukannya. Setiap kepala
keluarga mempunyai ketergantungan hidup terhadap pendapatan yang diterima untuk
memenuhi kebutuhan hidup, mulai kebutuhan sandang pangan, papan dan beragam
kebutuhan lainnya. Dalam Islam, kebutuhan memang menjadi alasan untuk mencapai

29
pendapatan minimum, sesangkan kecukupan dalam standar hidup yang baik adalah
hal yang paling mendasar distribusi retribusi setelah itu baru dikaitkan dengan kerja
dan kepemilikan pribadi.58

ِ‫ُم ََ ٌَُُسَ َمَُاخ‬


ِّ ‫س َتَُِ ثُمَّ جَمِيعًا انْؤَ ْرضِ فِّ مَّانَكُمْ خََهقَ َّانذِِ ٌَُُ ـ عَهِيمٌ شَّ ٍءتِك‬
ْ ‫سثْعَ فَسٌََُُّهَّ انسَّمَاءِإِنَّ ا‬
َ
Artinya :

“Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakitan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
maha mengetahui segala sesuatu”. (Q.S. Al-Baqarah: 29)
Allah mengaruniakan kekayaan dan kehidupan yang nyaman, khusus bagi
hambanya yang beriman dan bertakwa sebagai balasan atas amal shalih dan syukurnya.
Sedangkan kehidupan yang sempit, kemiskinan dan kelaparan sebagai hukuman yang
dipercepat Allah bagi mereka yang berpaling dari jalan Allah.59

Distribusi pendapatan dalam Islam


Selain pendapatan penting kita ketahui dari mana asalnya baik halal dan
haramnya, kita juga harus tahu kemana pendapatan kita distribusikan. Apakah di jalan
Allah SWT atau di jalan yang dilarang oleh Allah SWT.
Distribusi menjadi posisi penting dari teori ekonomi mikro Islam karena
pembahasan distribusi berkaitan bukan saja berhubungan dengan aspek ekonomi tetapi
juga aspek sosial dan aspek politik.60
Dari paparan diatas bahwasannya distribusi pendapatan sangatlah penting,
karena dengan distribusi yang tepat akan memberi dampak yang sangat baik bagi diri
sendiri atau bahkan baik juga pada orang lain. Distribusi dalam hal ini, seperti
membelanjakan pendapatannya sesuai kebutuhan dan halal tentunya.
Distribusi harta tidak akan mempunyai dampak yang signifikan kalau tidak ada
kesadaran antara sesama manusia akan kesamaan hak hidup. Oleh karena itu dalam
distribusi pendapatan berhubungan dengan beberapa masalah:
1. Bagaimana mengatur adanya distribusi pendapatan.
2. Apakah distribusi pendapatan yang dilakukan harus mengarah pada pembentukan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang sama.
58
Mustafa Edwin, Pengenalan Esklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Renada Media Group, 2013), 132.
59
Hepi Andi Bastoni, Beginilah Rasulullah Berbisnis, (Bogor: Pustaka Al-Bustan, 2013), 4-5.
60
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), 234.

30
3. Siapa yang menjamin adanya distribusi pendapatan ini di masyarakat.
Untuk menjawab masalah ini, Islam telah menganjurkan untuk mengerjakan
Zakat, Infaq dan Shodaqoh.61
Islam sangatlah memperdulikan kemashlahatan umatnya, sehingga dalam Islam
dianjurkan berbagai kebaikan dalam segala hal khususnya dalam hal ekonomi. Islam tidak
menutup mata terhadap umatnya, sehingga apabila ada umatnya yang memiliki rezeki
berlebih dianjurkan untuk membagi terhadap sesama yang biasa kita tahu seperti zakat,
infaq, dan shodaqoh.
Selain distribusi pendapatan dalam Islam, distribusi pendapat juga dilihat dari
segi pendapatan nasional. Jika pendapatan nasional yang tetap (konstan) mengalami
perubahan dalam distribusinya diantara penduduk, maka pemerintah dapat berubah.
Permintaan terhadap barang-barang yang diperlukan mereka yang pendapatannya turun,
berbeda dengan permintaan terhadap barang-barang yang diperlukan mereka yang
pendapatannya naik. Maka perubahan dalam distribusi pendapatan akan menggeser
kurva-kurva permintaan terhadap komoditi yang paling banyak dibeli rumah tangga
dengan pendapatan yang naik, kekanan, dan akan emnggeser kurva permintaan terhadap
komoditi yang paling banyak dibeli oleh mereka yang pendapatannya menurun, kekiri.62
Sama hal nya dengan pendapatan istri dalam rumah tangga, semakin banyak
kebutuhan yang diperlukan semakin banyak pula pendapatan yang harus diperoleh atau di
dapat.

61
Ibid, 235.
62
Kadariah, Teori Ekonomi Mikro, (Jakarta: 1994), 6.

31

Anda mungkin juga menyukai