INTISARI
Access point berfungsi sebagai pusat pengiriman dan penerimaan sinyal pada jaringan
nirkabel. Performa access point dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu spesifikasi hardware dan
firmware. Firmware bawaan atau firmware bawaan dari TP-LINK TL- WR840N memiliki
kekurangan. Salah satu kekurangan untuk mengatasi firmware bawaan adalah dengan
mengupgrade firmware bawaan dengan firmware OpenWRT.
Dalam penelitian ini menggunakan parameter Quality of Service (QoS) dan metode
perbandingan kuantitatif. Parameter Quality of Service (QoS), yaitu kemampuan suatu jaringan
untuk memberikan pelayanan yang baik dengan menyediakan bandwidth, mengatasi jitter dan
delay. Parameter Quality of Service (QoS) adalah dalay, jitter, packet loss, throughput. Quality of
Service (QoS) sangat ditentukan oleh kualitas jaringan yang digunakan.
Hasil pengujian parameter bandwidth, firmware default lebih unggul dari firmware
OpenWRT, sedangkan parameter throughput diketahui memiliki throughput yang lebih besar
dibandingkan firmware OpenWRT daripada firmware default. Pada parameter delay diketahui
bahwa delay yang dimiliki oleh firmware OpenWRT lebih unggul dari firmware bawaan, untuk
parameter packet loss diketahui bahwa packet loss yang dimiliki oleh firmware OpenWRT lebih
sedikit dibandingkan dengan firmware bawaan. Dan parameter jitter diketahui memiliki jitter
default yang lebih sedikit daripada firmware openwrt. Dari hasil penelitian menggunakan metode
perbandingan kuantitatif dengan parameter bandwidth, throughput, delay, packet loss, dan jitter
menghasilkan kesimpulan bahwa firmware OpenWrt lebih unggul dari firmware bawaan.
Kata kunci — Wireless, QoS, Firmware, Openwrt, Default, TL-WR840ND.
ABSTRACT
Access point functions as a center for transmitting and receiving signals on a wireless
network. Access point performance is influenced by several factors, namely hardware and firmware
specifications. Default firmware or default firmware from TP-LINK TL- WR840N has
disadvantages. One of the shortcomings to overcome the default firmware is to upgrade the default
firmware with OpenWRT firmware.
In making this study using the Quality of Service (QoS) parameters and quantitative
comparison methods. Quality of Service (QoS) parameters, namely the ability of a network to
provide good service by providing bandwidth, overcoming jitter and delay. Quality of Service (QoS)
parameters are dalay, jitter, packet loss, throughput. Quality of Service (QoS) is largely determined
by the quality of the network used.
The results of testing the bandwidth parameters, the default firmware is superior to the
OpenWRT firmware, while the throughput parameters are known to have a greater throughput than
the OpenWRT firmware than the default firmware. In the delay parameter it is known that the delay
that is owned by the OpenWRT firmware is superior to the default firmware, for the packet loss
parameter it is known that packet loss that is owned by the OpenWRT firmware is less than the
default firmware. And the jitter parameters are known to have fewer default jitter than openwrt
firmware. From the results of the study using quantitative comparison methods with parameters of
bandwidth, throughput, delay, packet loss, and jitter produce the conclusion that OpenWrt firmware
is superior to default firmware.
Kata kunci — Quality of Service, OpenWRT, Firmware, TL-WR840N.
53
Vol. XVII Nomor 3 November 2022 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah II. METODOLOGI PENELITIAN
Wireless router yang dikeluarkan oleh TP- 2.1 Metode Pengumpulan Data
Link sangat beragam, dari yang memiliki fitur Penelitian ini menggunakan metode
standar sampai yang memiliki fitur yang sangat pengumpulan data studi pustaka.
kompleks. Salah satu versi wireless router yang 1. Studi Pustaka
memiliki fitur lengkap yaitu TP-Link TL- Mencari sumber referensi yang jelas tentang
WR840N, memiliki firmware standar bawaan openwrt melalui website dan forum resmi,
pabrik yang memiliki beberapa fitur, seperti IP serta mempelajari dasar instalasi paket dan
QoS atau bandwidth control, easy setup, konfigurasi router.
parental control dan kecepatan koneksi hingga 2. Observasi
450 Mbps. Pada saat ini pihak TP-Link sendiri Melakukan pengamatan langsung pada
telah mengeluarkan sebanyak enam wireless router TL-WR840N dengan cara
pembaharuan firmware untuk seri TL-WR840N, mengukur parameter bandwidth, throughput,
dan tentunya dengan adanya pembaharuan delay, packet loss, dan jitter.
firmware, maka masalah-masalah yang ada
sebelumnya bisa diatasi. 2.2 Metode Analisis
Dengan adanya pembaharuan firmware yang Pada tahap ini digunakan untuk menganalisis,
dikeluarkan oleh pihak TP-Link tentunya masih mengumpulkan data mempersiapkan kebutuhan
memiliki kekurangan dan keterbatasan fasilitas alat dengan menggunakan metode NDCL
yang dapat menghambat device berjalan secara (Network Development Life Cycle).
maksimal. Untuk itu salah satu cara mengatasi
keterbatasan tersebut yaitu dengan cara upgrade 2.3 Metode Pengembangan
firmware default menjadi firmware yang bersifat Langkah-langkah yang diambil dalam metode
open source yaitu dengan menggunakan pengembangan router TL WR840N adalah:
firmware Openwrt 1. Melakukan update default firmware ke versi
terbaru.
1.2 Rumusan Masalah 2. Upgrade firmware dari default firmware
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka menjadi openwrt firmware.
rumusan masalah dari peneltian ini adalah
“Bagaimana perbandingan QoS (Quality of III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Service) pada TP-Link TL-WR840N antara 3.1 Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori
default firmware dan firmware openwrt ?” 3.1.1 Tinjauan Pustaka
Pearl Pratama Romadhon pada tahun 2014
1.3 Batasan Masalah yang berjudul “Analisis Kinerja Jaringan
Batasan masalah dari aplikasi ini yaitu Wireless LAN menggunakan Metode QoS Dan
meliputi: RMA Pada PT Pertamina EP Ubep Ramba
1. Untuk mengetahui perbedaan penggunaan (PERSERO)”. Dalam penelitianya menjelaskan
firmware antara default firmware dan bahwa parameter QoS sangat berpengaruh
openwrt firmware. terhadap kapasitas bandwidth. [1].
2. Memaksimalkan kinerja dari router TL- Dedi Setiawan, JokoTriyono dan Catur
WR840N agar dapat memberikan hasil yang Iswahyudi pada tahun 2017 yang bejudul
memuaskan. “Analisis Perbandingan Quality Of Service (QoS)
3. Menambah wawasan penulis dalam Firmware Default Dan Firmware Openwrt Pada
pengunaan firmware default atau openwrt Access Point TP-Link MR3020”, dalam
firmware agar nantinya dapat penelitiannya Dedi, Joko, dan Iswahyudi
memaksimalkan kinerja router. menjelaskan bahwa terdapat perbedaan terhadap
access point yang menggunakan default
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian firmware dan firmware openwrt hasil pengujian
Maksud dan tujuan penulis dalam melakukan yang meliputi parameter Quality Of Service
penelitian serta menyusun skripsi ini adalah (QOS) yaitu throughput, delay, jitter, dan packet
mengetahui perbedaan yang lebih rinci tentang loss [2].
kinerja antara kedua firmware tersebut di atas. Menpo Vascodegama Panjaitan, Sukiswo dan
Ajub Ajulian Zahra pada tahun 2018 yang
1.5 Manfaat Penelitian berjudul “Analisis Quality of Service (QoS)
Manfaat dari penelitian ini yaitu pengguna Jaringan 4G Dengan Metode Drive Test Pada
dapat mengetahui perbedaan antara default Kondisi Outdoor Menggunakan Aplikasi G-
firmware dan openwrt firmware. Nettrack Pro” dalam penelitiannya Menpo,
54
Vol. XVII Nomor 3 November 2022 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
Sukiswo, dan Zahra menjelaskan bahwa rata- umum jika kata bandwidth lebih banyak dipakai
rata nilai latency pada semua hari berada pada untuk mengukur aliran data digital. [5]
kondisi yang sangat bagus yaitu 48,04 ms, Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah
sedangkan besar rata – rata nilai jitter pada Bits PerSecond data sering disingkat Bps.
semua hari berada pada kondisi yang normal Seperti diketahui bahwa bit atau binary digital
yaitu 46,64 ms. Hal ini dapat disebabkan adalah basis angka yang terdiri dari 0 dan 1.
kepadatan trafik yang tinggi karena standar Satuan ini menggambarkan berapa banyak bit
deviasi masing-masing memiliki rentang yang (angka 0 dan 1) yang dapat mengalir dari satu
kecil sehingga memiliki variasi data yang rendah tempat ketempat yang lainnya dalam setiap
[3]. detiknya melalui suatu media. [5]
55
Vol. XVII Nomor 3 November 2022 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
56
Vol. XVII Nomor 3 November 2022 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
57
Vol. XVII Nomor 3 November 2022 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
3.8.5 Jitter
58
Vol. XVII Nomor 3 November 2022 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
dibandingkan dengan firmware openwrt. Dapat Drive Test Pada Kondisi Outdoor
dilihat dari rata-rata hasil analisis default Menggunakan Aplikasi G-Nettrack Pro.
firmware yaitu 3,1255 ms dan firmware openwrt [4] Russel, Jesse.Cohn, Ronald.2012. Openwrt
yaitu 4,4633 ms. Yang mana dari hasil Publish: Book on Demand
[5] Muhammad Syarif Pagala. (2017). Optimalisasi
perbandingan diatas di ketahui bahwa kedua Manajemen Bandwidth Jaringan Komputer
firmware berada pada kategori degrasi yang Menggunakan Metode Queue Tree Dan PCQ
bagus. Namun default firmware lebih unggul (Peer Connection Queue).
dibandingkan dengan firmware openwrt.
IV. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian menggunakan metode
perbandingan kuantitatif dengan parameter
bandwidth, throughput, delay, packet loss, dan
jitter menghasilkan kesimpulan bahwa
firmware openwrt lebih unggul dari default
firmware.
5.2 Saran
Saran yang diajukan sebagai berikut:
REFERENSI
[1] P. P. Romadhon, “Analisis Kinerja Jaringan
Wireless LAN menggunakan metode QOS dan
RMA pada PT Pertamina EP UBEP RAMBA,”
Fak. Ilmu Komputer, Univ. Bina Darma, 2014.
[2] Dedi setiawan., & Joko Triyono., & Catur
Iswahyudi. (2017). Analisis Perbandingan
Quality of Service (Qos) Firmware Default Dan
firmware Openwrt Pada Access Point TP-Link
Mr3020.
[3] Menpo Vascodegama Panjaitan., & Sukiswo.,
& Ajub Ajulian Zahra (2018).Analisis Quality
of Service (QoS) Jaringan 4g Dengan Metode
59