Makalah Islam Di Filipina
Makalah Islam Di Filipina
“NEGARA FILIPINA”
Untuk Memenuhi Tugas Ski
Disusun Oleh :
AFDHAL HAMSANJAYA
M. ALDINO
M. ZAIDAL FITRA
DINA USDIANTARI
RIRIN TRIA SEPTIANA
MAN 3 SUMBAWA
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya,dan tidak lupa kepada junjungan alam dan teladan
bagi umat yakni Nabi besar Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, yang diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Sejarah Islam Asia Tenggara yang berjudul “Islam di Filipina”.
Makalah ini dapat diselesaikan tidak jauh dari kerja sama anggota kelompok dan
saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini telah disusun berdasarkan sumber-sumber yang ada . Namun kami
selaku penulis sangat menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, tapi kami sudah
berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini dapat digunakan selayaknya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk membuat makalah
selanjutnya lebih baik dan sempurna.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tim Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan beberapa sumber sejarah, terlihat bahwa Islam bukanlah agama pertama yang
tumbuh pesat, namun Islam masuk ke lapisan masyarakat yang telah memiliki peradaban,
budaya, dan agama sebagaimana terlihat dalam masyarakat Asia Tenggara bahkan Islam
dianggap sebagai Islam periferal karena adanya akomodasi antara pranata dalam Islam
dengan agama lain dan tidak terlepas oleh pengaruh yang datang di wilayah Asia
Tenggara. Apapaun label Islam yang ada di Asia Tenggara bukan berarti Islam di Asia
Tenggara tidak memiliki penganut khususnya Filipina. Filipina adalah salah satu negara di
Asia Tenggara dengan jumlah penganut Islamnya lebih sedikit dengan jumlah penduduk
yang ada. Bagaimana sejarah dan dinamika Islam di Filipina??
Sehubungan dengan hal diatas, dalam makalah ini kami akan membahas secara singkat
lembaran-lembaran sejarah Islam di Filipina. Asia Tenggara adalah sebutan untuk wialyah
daratan Asia bagian timur yang terdiri dari jazirah Indo-Cina dan kepualauan yang banyak
serta terilingkupi dalam Negara Indonesia dan Filipina. Melihat sejarah masa lalu, terlihat
bahwa Islam bukanlah agama pertama yang tumbuh pesat, akan tetapi Islam masuk ke
lapisan masyarakat yang waktu itu telah memiliki peradaban, budaya, dan agama. Taufiq
Abdullah menulis dalam bukunya, bahwa kawasan asia tenggara terbagi menjadi 3 bagian
berdasarkan atas pengaruh yang diterima wilayah tersebut.
Pertama, adalah wilayah indianized southeast asia, asia tenggara yang dipengaruhi India
yang dalam hal ini hindu dan budha. Kedua, sinized south east asia, wilayah yang
mendapatkan pengaruh china, adalah Vietnam. Ketiga, yatu wilayah asia tenggara yag
dispanylokan, atau hispainized south east asia, yaitu Filipina
Filipina adalah negeri kepulauan yang terdiri dari 7.109 pulau tropis dengan luas total
wilayah 29.629.000 hektar dan terdiri dari beragam etnis, bahasa dan agama. Meskipun
lebih dikenal sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduknya menganut katolik,
wilayah Filipina sekarang ini meliputi beberapa kawasan yang berpenduduk muslim.
[1]Mayoritas dari mereka bertempat tinggal di kawasan Filipina Selatan, khususnya di
Pulau Mindanao dan Kepulauan Sulu. Meskipun menyandang status minoritas dalam
konteks Filipina, masyarakat Islam adalah komunitas agama terbesar kedua setelah
masyarakat Katolik.
Dalam makalah ini, pemakalah akan mencoba membahas beberapa hal penting tentang
Islam di Filipina. Antara lain: Sejarah masuknya Islam di Filipina dan faktor-faktor Islam
3
menjadi agama minoritas di Filipina. Hal-hal tersebut menjadi pembahasan pemakalah
dalam tulisan ini, karena merupakan sebuah upaya besar dalam mengangkat dan
menyebarkan agama Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Sejarah Masuknya Islam di Filipina
2. Faktor-faktor Islam menjadi Agama Minoritas di Filipina
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah singkat Islam di Filipina
4
Menurut Taufiq Abdullah, kawasan Asia Tenggara terbagi menjadi tiga bagian
berdasarkan atas pengaruh yang ada yakni:
• Indianized Southeast, Asia Tenggara yang dipengaruhi India yang dalam hal ini
Hindu dan Budha
• Sinized South East, Asia Tenggara yang mendapat pengaruh China seperti India
• Hispainized South East, Wilayah Asia Tenggara yang diSpanyolkan yaitu Filipina.
Ketiga pembagian tersebut seolah meniadakan pengaruh Islam yang begitu besar di asia
tenggara khususnya Filipina, walaupun Filipina mendapatkan pengaruh oleh Spanyol akan
tetapi pranata kehidupan di Filipina tidak terlepas pengaruh Islam terutama pada masa
penjajahan Amerika dan Spanyol. Adapun secara kuntitas, Dr. Hamid mencantumkan
bahwa Islam di Filipina merupakan salah satu kelompok minoritas diantara negara-negara
yang ada. Dari statistik demografi pada tahun 1977 masyarakat Filipina berjumlah
44.300.000 jiwa. Sedangkan jumlah muslim 2.348.000 jiwa dengan presentase 5,3 %
dengan unsur dominan komunitas Mindanao dan mogondinao. Hal ini tidak terlepas dari
latar belakang sejarah Islam di negeri Filipina.
Menurut cendekiawan Muslim Filipina, Ahmed Alonto, berdasarkan bukti-bukti sejarah
yang terekam, Islam datang ke Filipina pada tahun 1380. Muslim pertama yang datang
adalah Sherif Macdum (Sharif Karim al-Makhdum) yang merupakan seorang ahli fikih.
Kedatangannya kemudian diikuti oleh para pedagang Arab dan pendakwah yang bertujuan
menyebarkan Islam. Pada mulanya dia tinggal di kota Bwansa, dimana rakyat setempat
dengan sukarela membangun masjid untuknya dan banyak yang ikut meramaikan masjid.
Secara bertahap beberapa kepala suku setempat menjadi Muslim. Kemudian dia juga
mengunjungi beberapa pulau lain. Makamnya dipercaya terdapat di pulau Sibutu.
Selain orang Arab, umat Islam India, Iran dan Melayu datang ke Filipina, menikahi
penduduk lokal dan mendirikan pemerintahan di pulau-pulau yang tersebar di kepulauan
Filipina. Salah seorang pendiri pemerintahan itu adalah Sherif Abu Bakr, yang berasal dari
Hadramaut. yang datang ke kepulauan Sulu melalui Palembang dan Brunei. Dia menikahi
putri pangeran Bwansa, Raja Baginda, yang sudah beragama Islam. Ayah mertuanya
menunjuknya sebagai pewaris. Setelah menggantikan mertuanya dia menjalankan
pemerintahan dengan hukum Islam dengan memerhatikan adat istiadat setempat. Dengan
demikian, dia bisa disebut sebagai pendiri kesultanan Sulu yang bertahan hingga
kedatangan Amerika ke Filipina. Kesultanan Sulu mencapai puncak kejayaannya pada
abad delapan belas dan awal abad sembilan belas, ketika pengaruhnya membentang hingga
Mindanao dan Kalimantan utara. Sepanjang garis pantai kepulauan Filipina semuanya
5
berada di bawah kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datuk dan Raja.
Dengan berhasilnya penyebaran islam di wilayah Mindanao dan kepulauan Sulu jumlah
Islam pun semakin besar, sehingga tidak mudah ditaklukkan oleh bangsa Spanyol.
Bangsa Spanyol masuk ke wilayah Filipina pada 16 Maret 1521 M. Bangsa Spanyol tidak
mudah menaklukkan wilayah selatan seperti halnya wilayah utara, mereka harus bertempur
mati-matian, kilometer demi kilometer untuk mencapai Mindanao-Sulu bahkan harus
menghabiskan lebih dari 375 tahun untuk menaklukkan wilayah selatan yang kaumnya tak
lain kaum muslim. Walaupun demikian, kaum muslim tidak pernah dapat ditundukkan
secara total. Selama masa kolonial, Spanyol menerapkan politik devide and rule serta
mision-sacre terhadap orang islam. Bahkan orang-orang islam diistigmatisasi sebagai
Moro. Sejak saat itu julukan Moro melekat orang-orang islam yang mendiami kawasan
Filipina selatan. Pada tahun 1578 M terjadi perang besar yang melibatkan orang Filipina
sendiri. penduduk pribumi wilayah Utara yang telah dikristenkan dilibatkan dalam
ketentaraan kolonial Spanyol. Kemudian di adu domba dan disuruh berperang melawan
orang-orang islam di selatan, sehingga terjadilah peperangan antar orang Filipina sendiri
dengan mengatasnamakan misi suci. Dari sinilah kemudian timbul kebencian dan rasa
curiga orang-orang kristen Filipina terhadap bangsa Moro . Sejarah mencatat orang islam
pertama yang masuk kristen akibat politik yang dijalankan kolonial Spanyol ini adalah istri
Raja Humabon dari pulau Cebu.
Pada tahun 1896, presiden McKinley dari AS memutuskan untuk menduduki Filipina
untuk mengkristenkan. Amerika berhasil menaklukkan jajahan Spanyol pada tahun 1899
namun baru pada tahun 1914 berhasil menklukkan bangsa sulu setelah perjuangan dan
gagah berani serta menghapuskan kesultanan Sulu dan menggabungkan bangsa Moro ke
dalam Filipina. Pada tahun 1914-1920 Amerika melancarkan program pengintegrasian
bangsa Moro (Muslim) dan pada tahun 1919 pemerintah Filipina mendapat hak legislatif
untuk menguasai tanah Moro. Amerika datang ke Mindanao dengan menampilkan diri
6
sebagai seorang sahabat yang baik dan dapat dipercaya. Dan inilah karakter musuh-musuh
Islam sebenarnya pada abad ini. Hal ini dibuktikan dengan ditandatanganinya Traktat
Bates (20 Agustus 1898 M) yang menjanjikan kebebasan beragama, kebebasan
mengungkapkan pendapat, kebebasan mendapatkan pendidikan bagi Bangsa Moro. Namun
traktat tersebut hanya taktik mengambil hati orang-orang Islam agar tidak memberontak,
karena pada saat yang sama Amerika tengah disibukkan dengan pemberontakan kaum
revolusioner Filipina Utara pimpinan Emilio Aguinaldo. Terbukti setelah kaum
revolusioner kalah pada 1902 M, kebijakan AS di Mindanao dan Sulu bergeser kepada
sikap campur tangan langsung dan penjajahan terbuka. Setahun kemudian (1903 M)
Mindanao dan Sulu disatukan menjadi wilayah propinsi Moroland dengan alasan untuk
memberadabkan (civilizing) rakyat Mindanao dan Sulu. Periode berikutnya tercatat
pertempuran antara kedua belah pihak. Teofisto Guingona, Sr. mencatat antara tahun
1914-1920 rata-rata terjadi 19 kali pertempuran. Tahun 1921-1923, terjadi 21 kali
pertempuran. Patut dicatat bahwa selama periode 1898-1902, AS ternyata telah
menggunakan waktu tersebut untuk membebaskan tanah serta hutan di wilayah Moro
untuk keperluan ekspansi para kapitalis. Bahkan periode 1903-1913 dihabiskan AS untuk
memerangi berbagai kelompok perlawanan Bangsa Moro. Namun Amerika memandang
peperangan tak cukup efektif meredam perlawanan Bangsa Moro, Amerika akhirnya
menerapkan strategi penjajahan melalui kebijakan pendidikan dan bujukan. Kebijakan ini
kemudian disempurnakan oleh orang-orang Amerika sebagai ciri khas penjajahan mereka.
Kebijakan pendidikan dan bujukan yang diterapkan Amerika terbukti merupakan strategi
yang sangat efektif dalam meredam perlawanan Bangsa Moro. Sebagai hasilnya, kohesitas
politik dan kesatuan diantara masyarakat Muslim mulai berantakan dan basis budaya mulai
diserang oleh norma-norma Barat. Pada dasarnya kebijakan ini lebih disebabkan keinginan
Amerika memasukkan kaum Muslimin ke dalam arus utama masyarakat Filipina di Utara
dan mengasimilasi kaum Muslim ke dalam tradisi dan kebiasaan orang-orang Kristen.
Seiring dengan berkurangnya kekuasaan politik para Sultan dan berpindahnya kekuasaan
secara bertahap ke Manila, pendekatan ini sedikit demi sedikit mengancam tradisi
kemandirian.
9
menyatakan ”Satu-satunya solusi yang adil, bermakna dan permanen untuk persoalan
Mindanao adalah kemerdekaan rakyat dan wilayah Bangsa Moro sepenuhnya”.
Hubungan problematis antara Bangsa Moro dan pemerintah pusat di Manila, yang dalam
banyak kasus berarti konfrontasi kekerasan, harus dipahami dalam konteks keinginan
untuk merdeka. Masyarakat Bangsa Moro meyakini bahwa jaminan terbaik untuk
keamanan mereka dan satu-satunya kesempatan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai yang
mereka yakini adalah ketika mereka memiliki kekuasaan untuk mengatur nasib sendiri,
yang menjadi inti permasalahan dalam konflik berkepanjangan yang terjadi.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas, kami dapat menggaris bawahi bahwa:
secara umum kelompok minoritas dapat digolongkan menjadi tiga kategori besar.
• Pertama adalah komunitas migran, sebagaimana banyak ditemukan di negara-negara
Barat saat ini.
• Kedua adalah penduduk setempat yang menjadi minoritas di tempat tinggalnya,
seperti yang terjadi di suku Aborigin di Australia dan Indian di Amerika.
• Kategori ketiga adalah mereka yang dipaksa bergabung ke dalam negara-bangsa
baru, seperti yang terjadi pada umat Islam di Filipina selatan, yang dipaksa
bergabung dengan pemerintahan pusat di Manila usai penjajahan Amerika Serikat.
Menurut C. A. Majul dalam bukunya Muslims in the Philippine membagi Islamisasi awal
di Sulu ke dalam beberapa tahap.
Tahap pertama terjadi pada seperempat terakhir abad ketiga belas atau lebih awal ketika
para pedagang asing mendiami kawasan ini. Beberapa pedagang ini menikahi keluarga
setempat yang berpengaruh. Pada tahap ini elemen-elemen Islam awal diintegrasikan ke
dalam masyarakat setempat dan secara bertahap terjadi pembentukan keluarga Muslim.
Tahap kedua, yang diperkirakan terjadi pada paruh kedua abad keempat belas, adalah
kelanjutan dari pendirian kumpulan keluarga Muslim yang secara bertahap melakukan
dakwah terhadap masyarakat setempat. Peristiwa ini bersamaan dengan proses dakwah
Islam di Jawa. Pada tahap ini para pendakwah dikenal dengan sebutan makhdumin. Tahap
ketiga adalah kedatangan Muslim Melayu dari Sumatra pada permulaan abad kelima belas.
B. Saran
Demikianlah makalah yang pemakalah susun. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan
pemakalah sendiri, serta dapat mempertebal iman dan taqwa kita kepada Allah SWT yang
telah memberikan kita akal pikiran sehingga kita dapat mempelajariapa yang telah
diciptakan oleh-Nya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun ataupun
ketika menyampaikan makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak tentu kami butuhkan demi memperbaiki makalah kami berikutnya. Terima
kasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
Azra azyumardi, Dr., Renaisans Islam Asia Tenggara, Bandung: Remaja Rosdakarya,
Cet.III, 2006.
Majul, Cesar adib, Muslims in the Philippine, Jakarta: LP3ES, 1989
Kettani, Ali M., minoritas muslim di dunia dewasa ini, Jakarta: RajaGrafimdo Persada,
2005.
www.google.com, BangsaMoro, Minoritas Muslim Filipina, Februari 7, 2009.
www.google.com. Islam di Mindanao, Minoritas di Negeri sendiri, 20 January 2010.
12