Makalah Pernikahan Dini
Makalah Pernikahan Dini
“Pernikahan Dini”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK KELAS XII IPA-1
ALFIANI
RISKA ALIFIA SAHRANI
KIKI SEPNANDA F
FITRI OKTY RAHMADANI
PUTRI JULIANTI
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. agar lebih mengetahui penyebab seseorang melakukan pernikahan dini
2. agar lebih mengetahui dampak positif dan negative dari pernikahan dini
3. agar lebih mengetahui Bagaimana pandangan agama islam terhadap pernikahan
dini
3
BAB II
PEMBAHASAN
Terjadinya perkawinan usia muda menurut Hollean dalam Suryono disebabkan oleh:
b. Orang tua dari gadis meminta masyarakat kepada keluarga laki-laki apabila
mau mengawinkan anak gadisnya.
Selain menurut para ahli di atas, ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya
perkawinan usia muda yang sering dijumpai di lingkungan masyarakat kita yaitu :
a. Ekonomi
Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup di garis
kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya maka anak wanitanya
dikawinkan dengan orang yang dianggap mampu.
a. Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak dan
masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan anaknya
yang masih dibawah umur.
b. Faktor orang tua
Orang tua khawatir kena aib karena anak perempuannya berpacaran dengan
laki-laki yang sangat lengket sehingga segera mengawinkan anaknya.
c. Media massa
Gencarnya ekspose seks di media massa menyebabkan remaja modern kian
Permisif terhadap seks.
d. Faktor adat
Perkawinan usia muda terjadi karena orang tuanya takut anaknya dikatakan
perawan tua sehingga segera dikawinkan.
4
2.2 Dampak Positif dan Negatif Pernikahan Dini
2.2.1 Dampak positif
Dukungan emosional: Dengan dukungan emosional maka dapat melatih
kecerdasan emosional dan spiritual dalam diri setiap pasangan (ESQ).
Dukungan keuangan: Dengan menikah di usia dini dapat meringankan beban
ekonomi menjadi lebih menghemat.
Kebebasan yang lebih: Dengan berada jauh dari rumah maka menjadikan mereka
bebas melakukan hal sesuai keputusannya untuk menjalani hidup mereka secara
finansial dan emosional.
Belajar memikul tanggung jawab di usia dini: Banyak pemuda yang waktu masa
sebelum nikah tanggung jawabnya masih kecil dikarenakan ada orang tua mereka,
disini mereka harus dapat mengatur urusan mereka tanpa bergantung pada orang tua.
Terbebas dari perbuatan maksiat seperti zina dan lain-lain.
7
Hadis Nabi kedua berbunyi, ”Dalam kitab taurat tertulis bahwa orang yang
mempunyai anak perempuan berusia 12 tahun dan tidak segera dinikahkan, maka
anak itu berdosa dan dosa tersebut dibebankan atas orang tuanya”.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pernikahan dini tentunya bersifat individual-relatif. Artinya ukuran kemaslahatan di
kembalikan kepada pribadi masing-masing. Jika dengan menikah usia muda mampu
menyelamatkan diri dari kubangan dosa dan lumpur kemaksiatan, maka menikah adalah
alternatif terbaik. Sebaliknya, jika dengan menunda pernikahan sampai pada usia
”matang” mengandung nilai positif, maka hal itu adalah yang lebih utama. Wallahu
A’lam
Kebijakan pemerintah maupun hukum agama sama-sama mengandung unsur
maslahat. Pemerintah melarang pernikahan usia dini adalah dengan pelbagai
pertimbangan di atas. Begitu pula agama tidak membatasi usia pernikahan, ternyata juga
mempunyai nilai positif. Sebuah permasalahan yang cukup dilematis.
3.2 Saran
Agar Pernikahan dini yang terjadi di masyarakat tidak semakin meningkat,
sebagai orang tua perlu terus menerus melakukan pendampingan pada anak agar
dapattumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Selain itu juga para orang tua tidak
membiarkan anak-anak perempuannya yang masih belia, dipinangpria pujaan walau
diiming-imingi “angin surga,” yang kemudian ternyata menghancurkan masa depan anak
perempuan itu.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. macanbanci.wordpress.com/2010/10/15/makalah-pernikahan-dini
2. gudangmakalahmu.blogspot.com/
3. tyasajida.blogspot.com/.../makalah-bk-pernikahan-dini-semester-3
4. www.psychologymania.com/2012/.../pengertian-pernikahan-dini.