Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Kesehatan Masayarakat

Surveillans Epidemiologi

Di susun oleh:

Nama : Tarmelia Afifa

Nim : 204210432

Kelas : Tingkat II

Dosen Pembimbing:

Hj. Lili Dariani, SKM, M. Kes

Prodi : DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang maha kuasa atas apa yang telah dilimpahkan dan diserahkan
kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah kesehatan masyarakat yang
berjudul “Surveillans Epidemiologi”. Tujuan dari penulisan makalah ini tak lain yaitu untuk
memenuhi tugas kesehatan masyarakat yang diberikan kepada penilis sebagai mahasiswi di
Poltekkes Kemenkes Padang Prodi DIII Kebidanan Bukittinggi.

Penulis pun menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini yang penulis buat masih
memiliki banyak kekurangan meskipun telah penulis susun dengan semaksimal mungkin sesuai
arahan dosen. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun sehingga makalah yang penulis buat bisa menjadi lebih baik kedepannya.

Semoga makalah yang penulis buat ini juga bisa bermanfaat kepada siapa saja yang
membacanya dan juga bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan terutama bagi penulis
sendiri. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 19 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................................

BAB I............................................................................................................................................

PENDAHULUAN........................................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................
BAB II ..........................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
A. Definisi Surveilans Epidemiologi.....................................................................................
B. Unsur-unsur Surveilans Epidemiologi..............................................................................
C. Kegunaan dari Surveilans epidemiologi..........................................................................
D. Tujuan Surveilans Epidemiologi ......................................................................................
E. Jenis Surveilans Epidemiologi..........................................................................................
F. Prinsip Surveilans Epidemiologi ......................................................................................
G. Manfaat Surveilans Epidemiologi.....................................................................................
H. Langkah-langkah Surveilans epidemiologi......................................................................
I. Hambatan yang Terjadi dalam Surveilans Epidemiologi .................................................
J. Ruang Lingkup Surveilans Epidemiologi.........................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
PENUTUP.....................................................................................................................................
A. KESIMPULAN...........................................................................................................
B. SARAN.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah Surveillance sudah dikenal oleh banyak orang, namun dalam aplikasinya
banyak orang menganggap bahwa surveilans identik dengan pengumpulan data dan
penyelidikan KLB, hal inilah yang menyebabkan aplikasi system surveilans di Indonesia
belm berjalan optimal, padahal system ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah
kesehatan. Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang berarti
mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang
penyelidikan/intelligent untuk mematamatai orang yang dicurugai, yang dapat
membahayakan.
Sedangkan menurut Prof.Nur Nasry Noor (1997) Guru Besar Epidemiologi FKM
Unhas mengatakan bahwa “Surveilans Epidemiologi adalah pengamatan secara teratur
dan terus menerus terhadap semua aspek penyakit tertentu. Baik keadaan maupun
penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan
penanggulangannya.”
Surveilans Kesehatan masyarakat semula hanya dikenal dalam bidang
epidemiologi, namun dengan berkembangnya berbagai macam teori dan aplikasi diluar
bidang epidemiologi, maka surveilans menjadi cabang ilmu tersendiri yang diterapkan
luas dalam kesehatan masyarakat. Surveilans sendiri mencakup masalah borbiditas,
mortalitas,masalah gizi, demografi, Peny. Menular, Peny. Tidak menular,
Demografi,Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan beberapa
factor risiko pada individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Demikian
pula perkembangan Surveilens Epidemiologi dimulai dengan surveilens penyakit
menular, lalu meluas ke penyakit tidak menular, misalnya cacat bawaan, kekurangan gizi
dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi ?
2. Jelaskan apa saja yang termasuk kedalam unsur-unsur dari surveilans epidemiologi ?
3. Apa saja kegunaan dari surveilans epidemiologi ?
4. Sebutkan tujuan dari surveilans epidemiologi ?
5. Sebutkan apa saja jenis surveilans epidemiologi ?
6. Apa saja yang termasuk prinsip surveilans epidemiologi ?
7. Sebutkan manfaat dari surveilans epidemiologi ?
8. Sebutkan langkah-langkah surveilans epidemiologi ?
9. Apa yang menjadi hambatan yang dalam surveilans epidemiologi ?
10. Apa yang termasuk ke dalam ruang lingkup surveilans epidemiologi ?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi.
2. Agar mahasiswa mengetahui apa saja yang termasuk kedalam unsur-unsur dari
surveilans epidemiologi.
3. Agar mahasiswa mengetahui apa saja kegunaan dari surveilans epidemiologi.
4. Agar mahasiswa mengetahui tujuan dari surveilans epidemiologi
5. Agar mahasiswa mengetahui jenis surveilans epidemiologi
6. Agar mahasiswa mengetahui prinsip surveilans epidemiologi
7. Agar mahasiswa mengetahui manfaat dari surveilans epidemiologi
8. Agar mahasiswa mengetahui langkah-langkah surveilans epidemiologi
9. Agar mahasiswa mengetahui apa yang menjadi hambatan yang dalam surveilans
epidemiologi
10. Agar mahasiswa mengetahui apa yang termasuk ke dalam ruang lingkup surveilans
epidemiologi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Surveilans epidemiologi


Surveilans adalah upaya/ sistem/ mekanisme yang dilakukan secara terus
menerus dari suatu kegiatan pengumpulan, analisi, interpretasi,dari suatu data spesifik
yang digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program ( Manajemen
program kesehatan). Istilah surveilans digunakan untuk dua hal yang berbeda. Pertama,
surveilans dapat diartikan sebagai pengawasan secara terus-menerus terhadap faktor
penyebab kejadian dan sebaran penyakit, dan yang berkaitan dengan keadaan sehat atau
sakit. Kedua, yaitu menyangkut sistem pelaporan khusus yang diadakan untuk
menanggulangi masalah kesehatan utama atau penyakit, misalnya penyebaran penyakit
menahun suatu bencana alam.
Menurut WHO : Surveilans adalah : Pengumpulan, pengolahan, analisis data
kesehatan secara sistematis dan terus menerus, serta desiminasi informasi tepat waktu
kepada pihak-pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
(Last, 2001 dalam Bhisma Murti, 2003 )
Menurut Centers for Disease Control ( CDC ), 1996. Surveilans adalah :
Pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus
menerus, yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya
kesehatan masyarakat, dipadukan dengan desiminasi data secara tepat waktu kepada
pihak – pihak yang perlu mengetahuinya.
Menurut Karyadi (1994), surveilans epidemiologi adalah : “Pengumpulan data
epidemiologi yang akan digunakan sebagai dasar dari kegiatan-kegiatan dalam bidang
penanggulangan penyakit, yaitu :
1. Perencanaan program pemberantasan penyakit. Mengenal epidemiologi penyakit
berarti mengenal masalah yang kita hadapi. Dengan demikian suatu perencanaan
program dapat diharapkan akan berhasil dengan baik.
2. Evaluasi program pemberantasan penyakit. Bila kita tahu keadaan penyakit sebelum
ada program pemberantasannya dan kita menentukan keadaan penyakit setelah
program ini, maka kita dapat mengukur dengan angka-angka keberhasilan dari
program pemberantasan penyakit tersebut.
3. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)/ wabah. Suatu sistem surveilans yang
efektif harus peka terhadap perubahan-perubahan pola penyakit di suatu daerah
tertentu. Setiap kecenderungan peningkatan insidens, perlu secepatnya dapat
diperkirakan dan setiap KLB secepatnya dapat diketahui. Dengan demikian suatu
peningkatan insidens atau perluasan wilayah suatu KLB dapat dicegah”.
Jadi, surveilans epidemiologi.

 Merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta


faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari perubahan sifat penyakit atau
perubahan jumlah orang yang menderita sakit. Sakit dapat berarti kondisi tanpa
gejala tetapi telah terpapar oleh kuman atau agen lain, misalnya orang terpapar
HIV, terpapar logam berat, radiasi dsb. Sementara masalah kesehatan adalah
masalah yang berhubungan dengan program kesehatan lain, misalnya Kesehatan
Ibu dan Anak, status gizi, dsb. Faktor determinan adalah kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
 Merupakan kegiatannya yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus.
Sistematis melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran
informasi epidemiologi sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu, sementara terus
menerus menunjukkan bahwa kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan setiap
saat sehingga program atau unit yang mendapat dukungan surveilans
epidemiologi mendapat informasi epidemiologi secara terus menerus juga.

B. Unsur-unsur Sueveilans Epidemiologi


Unsur-unsur Surveilens Epidemiologi untuk penyakit, khususnya penyakit menular
adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan Kematian
Pencatatan kematian yang dilakukan di tingkat desa dilaporkan ke Kantor
Kelurahan seterusnya ke Kantor Kecamatan dan Puskesmas dan dari Kantor
Kecamatan dikirim ke Kantor Kabupaten Daerah Tingkat II.
2. Laporan Penyakit
Unsur ini penting untuk mengetahui distribusi penyakit menurut waktu, apakah
musiman, “cyclic, atau secular”. Dengan demikian kita mengetahui pula ukuran
endemis suatu penyakit.Macam data yang diperlukan sesederhana mungkin, variabel
“orang” cukup nama dan umurnya; variabel tempat, cukup alamatnya.
3. Laporan Wabah
Penyakit tersebut terjadi dalam bentuk wabah, misalnya keracunan makanan,
influenza, demam berdarah, dll. Laporan wabah dengan distribusi penyakit menurut
waktu, tempat dan orang, penting artinya untuk menganalisis dan
menginterpretasikan data dalam rangka mengetahui sumber dan penyebab wabah
tersebut.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium merupakan suatu sarana yang penting untuk mengetahui kuman
penyebaba penyakit menular dan pemeriksaan tertentu untuk penyakit-penyakit
lainnya, misalnya kadar gula darah untuk penyakit Diabeties Mellitus, dll.
5. Penyakit Kasus
Penyelidikan kasus dimaksudkan untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit
yang belum umum diketahui yang terjadi pada seorang atau lebih individu.
6. Penyelidikan Wabah
Bila terjadi lonjakan frekuensi penyakit yang melebihi frekuensi biasa, maka
perlu diadakan penyelidikan wabah di tempat dimana bila diadakan analisa data
sekunder, dapat diketahui terjadinya letusan tersebut. Dalam hal ini diperlukan
diagnosa klisis, diagnosa laboratoris disamping penyelidikan epidemi di lapangan.
7. Survey
Survey ialah suatu cara penelitian epidemiologi untuk mengetahui prevalens
penyakit. Dengan ukuran ini diketahui luas masalah penyakit tersebut. Bila setelah
disurvey pertama dilakukan pengobatan terhadap penderita, maka dengan survey
kedua dapat ditentukan keberhasilan pengobatan tersebut.
8. Penyelidikan tentan distribusi dari vektor dan reservoir penyakit
Penyakit zoonosis terdapat mannusia dan binatang; dalam hal ini binatang dan
manusia merupakan reservoir. Penyakit pada binatang diselidiki oleh dokter. Penyakit
malaria ditularkan oleh vektor nyamuk anopheles, dan penyakit demam berdarah
ditularkan oleh vektor Aedes Aegypti. Vektor-vektor tersebut perlu diselidiki ahli
entomologi untuk mengetahui apakah mengandung kuman malaria, atau virus dari
demam berdarah.
9. Penggunaan Obat-obatan, Sera dan Vaksin
Keterangan yang menyangkut penggunaan bahan-bahan terssebut, yaitu mengenai
banyaknya, jenisnya dan waktunya memberi petunjuk kepada kita mengenai masalah
penyakit. Disamping itu dapat pula dikumpulkan keterangan mengenai efek
sampingan dari bahan-bahan tersebut.
10. Keterangan tentang Penduduk serta Lingkungan
Keterangan tentang penduduk penting untuk menetapkan “population at risk”.
Persediaan bahan makanan penting diketahui apakah ada hubungan dengan
kekurangan gizi, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kependudukan dan
lingkungan ini perlu selalu dipikirkan dalam rangka analisa epidemiologis. Data atau
keterangan mengenai kependudukan dan lingkungan itu tentu harus didapat di
lembaga-lembaga non kesehatan.

C. Kegunaan Surveilans Epidemiologi


Surveilens epidemiologi pada umumnya digunakan untuk:
1. Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi dari suatu penyakit.
2. Untuk menentukan penyakit mana yang diprioritaskan untuk diobati atau diberantas.
3. Untuk meramalkan terjadinya wabah.
4. Untuk menilai dan memantau pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular,
dan program-program kesehatan lainnya seperti program mengatasi kecelakaan,
program kesehatan gigi, program gizi, dll.
5. Untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan.

D. Tujuan Surveilans Epidemiologi


Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah
kesehatan populasi, sehingga penyakit dan factor risiko dapat dideteksi dini dan dapat
dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.
Tujuan khusus surveilans:
1. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit;
2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak;
3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden)
pada populasi;
4. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi,
monitoring, dan evaluasi program kesehatan;
5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan;
6. Mengidentifikasi kebutuhan riset. (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002).

E. Jenis Surveilans Epidemiologi


1. Surveilans Individu
Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi dan memonitor individu
yang mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnya pes, cacar, tuberkulosis, tifus,
demam kuning, sifilis. Surveilans individu memungkinkan dilakukannya isolasi
institusional segera terhadap kontak, sehingga penyakit yang dicurigai dapat
dikendalikan. Sebagai contoh, karantina merupakan isolasi institusional yang membatasi
gerak dan aktivitas orang –orang atau binatang yang sehat tetapi telah terpapar oleh suatu
kasus penyakit menular selama periode menular. Tujuan karantina adalah mencegah
transmisi penyakit selama masa inkubasi seandainya terjadi infeksi (Last, 2001).
2. Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus
terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan
sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian, serta
data relevan lainnya. Jadi focus perhatian surveilans penyakit adalah penyakit, bukan
individu. Di banyak negara, pendekatan surveilans penyakit biasanya didukung melalui
program vertical (pusat-daerah). Contoh, program surveilans tuberkulosis, program
surveilans malaria.
3. Surveilans Sindromik
Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan pengawasan
terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-masing
penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan
individual maupun populasi yang bias diamati sebelum konfirmasi diagnosis. Surveilans
sindromik mengamati indikator-indikator individu sakit, seperti pola perilaku, gejala-
gejala, tanda, atau temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari aneka sumber,
sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentang suatu penyakit.
4. Surveilans Berbasis Laboratorium
Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor
penyakit infeksi. Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti
salmonellosis, penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk mendeteksi strain bakteri
tertentu memungkinkan deteksi outbreak penyakit dengan lebih segera dan lengkap
daripada system yang mengandalkan pelaporan sindroma dari klinik-klinik. (DCP2,
2008)
5. Surveilans Terpadu
Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua kegiatan
surveilans di suatu wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai sebuah
pelayanan public bersama.
Karakteristik pendekatan surveilans terpadu:
a. Memandang surveilans sebagai pelayanan bersama (common services);
b. Menggunakan pendekatan solusi majemuk;
c. Menggunakan pendekatan fungsional, bukan struktural;
d. Melakukan sinergi antara fungsi inti surveilans (yakni, pengumpulan, pelaporan,
analisis data, tanggapan) dan fungsi pendukung surveilans (yakni, pelatihan dan
supervisi, penguatan laboratorium, komunikasi, manajemen sumber daya);
e. Mendekatkan fungsi surveilans dengan pengendalian penyakit. Meskipun
menggunakan pendekatan terpadu, surveilans terpadu tetap memandang penyakit
yang berbeda memiliki kebutuhan surveilans yang berbeda. (WHO, 2002)
6. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global
Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi manusia dan
binatang serta organisme, memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas negara.
Konsekunsinya, masalah-masalah yang dihadapi negara-negara berkembang dan Negara
maju di dunia makin serupa dan bergayut. Timbulnya epidemic global (pandemi)
khususnya menuntut dikembangkannya jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang
manyatukan para praktisi kesehatan, peneliti, pemerintah, dan organisasi internasional
untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan surveilans yang melintasi batas-batas negara.

F. Prinsip Surveilans Epidemiologi


1. Pengumpulan data Pencatatan insidensi terhadap population at risk.
Pencatatan insidensi berdasarkan laporan rumah sakit, puskesmas, dan sarana
pelayanan kesehatan lain, laporan petugas surveilans di lapangan, laporan masyarakat,
dan petugas kesehatan lain; Survei khusus; dan pencatatan jumlah populasi berisiko
terhadap penyakit yang sedang diamati.
2. Pengelolaan data
Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah (row data) yang
masih perlu disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data yang terkumpul
dapat diolah dalam bentuk tabel, bentuk grafik maupun bentuk peta atau bentuk lainnya.
Kompilasi data tersebut harus dapat memberikan keterangan yang berarti.
3. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan
Data yang telah disusun dan dikompilasi, selanjutnya dianalisis dan dilakukan
interpretasi untuk memberikan arti dan memberikan kejelasan tentang situasi yang ada
dalam masyarakat.
4. Penyebarluasan data dan keterangan termasuk umpan balik
Setelah analisis dan interpretasi data serta telah memiliki keterangan yang cukup
jelas dan sudah disimpulkan dalam suatu kesimpulan, selanjutnya dapat disebarluaskan
kepada semua pihak yang berkepentingan, agar informasi ini dapat dimanfaatkan sebagai
mana mestinya.
5. Evaluasi
Hasil evaluasi terhadap data sistem surveilans selanjutnya dapat digunakan untuk
perencanaan, penanggulangan khusus serta program pelaksanaannya, untuk kegiatan
tindak lanjut (follow up), untuk melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan program dan
pelaksanaan program, serta untuk kepentingan evaluasi maupun penilaian hasil kegiatan.
G. Manfaat surveilans epidemiologi
Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya
pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan pada
setiap upaya kesehatan masyarakat baik upaya pencegahan maupun pemberantasan
penyakit menular. Secara garis besar, tujuan surveilans epidemiologi yaitu:
1. Mengetahui distribusi geografis penyakit endemis dan penyakit yang dapat
menimbulkan epidemic.
2. Mengetahui perioditas suatu penyakit.
3. Menentukan apakah terjadi peningkatan insidensi yang disebabkan oleh kejadian luar
biasa atau karena perioditas penyakit.
4. Mengetahui situasi suatu penyakit tertentu.
5. Memperoleh gambaran epidemiologi tentang penyakit tertentu.
6. Melakukan pengendalian penyakit.
7. Mengetahui adanya pengulangan outbreak yang pernah menimbulkan endemic.
8. Pengamatan epidemiologi terhadap influenza untuk mengetahui adanya tipe baru dari
virus influenza.

H. Langkah-Langkah Surveilansi Epidemiologi


1. Perencanaan surveilans
Perencanaan kegiatan surveilans dimulai membuat kerangka kegiatan surveilans
yaitu dengan penetapan tujuan surveilans, dilanjutkan dengan penentuan definisi kasus,
perencanaan perolehan data, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan mekanisme
penyebarluasan informasi.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk memproses
data selanjutnya. Data yang dikumpulkan memuat informasi epidemiologi yang
dilaksanakan secara teratur dan terus-menerus dan dikumpulkan tepat waktu.
Pengumpulan data dapat bersifat pasif yang bersumber dari Rumah sakit, Puskesmas dan
lain-lain, maupun aktif yang diperoleh dari kegiatan survey.
3. Pengolahan dan penyajian data
Data yang sudah terkumpul dari kegiatan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel,
grafik (histogram, polygon frekuensi), chart (bar chart, peta/map area). Penggunaan
computer sangat diperlukan untuk mempermudah dalam pengolahan data diantaranya
dengan menggunakan program (software).
4. Analisis data
Analisis merupakan langkah penting dalam surveilans epidemiologi karena akan
dipergunakan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi serta tindakan pencegahan dan
penanggulangan penyakit. Kegiatan ini menghasilkan ukuran-ukuran epidemiologi
seperti rate, proporsi, rasio dan lain-lain untuk mengetahui situasi, estimasi dan prediksi
penyakit.
5. Penyebarluasan informasi
Penyebarluasan informasi dapat dilakukan ketingkat atas maupun ke bawah.
Dalam rangka kerja sama lintas sektoral instansi-instansi lain yang terkait dan masyarakat
juga menjadi sasaran kegiatan ini. Untuk diperlukan informasi yang informative agar
mudah dipahami terutama bagi instansi diluar bidang kesehatan.
6. Umpan balik
Kegiatan umpan balik dilakukan secara rutin biasanya setiap bulan saat menerima
laporan setelah diolah dan dianalisa melakukan umpan balik kepada unit kesehatan yang
melakukan laporan dengan tujuan agar yang mengirim laporan mengetahui bahwa
laporannya telah diterima dan sekaligus mengoreksi dan member petunjuk tentang
laporan yang diterima. Kemudian mengadakan umpan balik laporan berikutnya akan
tepat waktu dan benar pengisiannya. Cara pemberian umpan balik dapat melalui surat
umpan balik, penjelasan pada saat pertemuan serta pada saat melakukan
pembinaan/suvervisi.
7. Investigasi penyakit
Setelah pengambilan keputusan perlunya mengambil tindakan maka terlebih
dahulu dilakukan investigasi/penyelidikan epidemiologi penyakit malaria. Dengan
investigator membawa ceklis/format pengisian tentang masalah kesehatan yang terjadi
dalam hal ini adalah penyakit malaria dan bahan untuk pengambilan sampel di
laboratorium. Setelah melakukan investigasi penyelidikan kemudian disimpulkan bahwa
benar-benar telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria yang perlu mengambil
tindakan atau sebaliknya.
8. Tindakan penanggulangan
Tindakan penanggulangan yang dilakukan melalui pengobatan segera pada
penderita yang sakit, melakukan rujukan penderita yang tergolong berat, melakukan
penyuluhan mengenai penyakit malaria kepada masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran agar tidak tertular penyakit atau menghindari penyakit tersebut, melakukan
gerakan kebersihan lingkungan untuk memutuskan rantai penularan.
9. Evaluasi data sistem surveilans
Program surveilans sebaiknya dinilai secara periodic untuk dapat dilakukan
evaluasi manfaat kegiatan surveilans. Sistem dapat berguna apabila memenuhi salah satu
dari pernyataan berikut:
a. Apakah kegiatan surveilans dapat mendeteksi kecenderungan dan mengidentifikasi
perubahan dalam kejadian kasus.
b. Apakah program surveilans dapat mendeteksi epidemic kejadian kasus di wilayah
tersebut.
c. Apakah kegiatan surveilans dapat memberikan informasi tentang besarnya morbiditas
dan mortalitas yang berhubungan dengan kejadian penyakit di wilayah tersebut.
d. Apakah program surveilans dapat mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang
berhubungan dengan kasus atau penyakit.
e. Indikator surveilans
Indikator surveilans meliputi:

a. Kelengkapan laporan.
b. Jumlah dan kualitas kajian epidemiologi dan rekomendasi yang dapat dihasilkan.
c. Terdistribusinya berita epidemiologi lokal dan nasional.
d. Pemanfaatan informasi epidemiologi dalam manajemen program kesehatan.
e. Meningkatnya kajian Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) penyakit.

I. Hambatan yang terjadi dalam surveilans epidemiologi


1. Kerjasama lintas sektoral
Surveillens epidemiologi harus bekerjasama dengan berbagai sektor yang
berkaitan dengan kesehatan, kerjasama tersebut membutuhkan partisipasi yang penuh
untuk tecapainya pemecahan masalah kesehatan, kadang kala sektor yang lain
mempunyai pertisipasi yang rendah dalam kerjasama lintas sektoral tersebut.
2. Partisipasi masyarkat rendah
Surveillens epidemiologi yang memang menangani masalah kesehatan masyrakat
eharusnya benar-benar menggali informasi dari masyarakat dan penanganannyapun
hasrus dengan masyarakat, sering dijumpai partsipasi masyarakat dalam pengambilan
informasi dari petugas kesehatan berbelitbelit dan cenderung enutup-nutupi.
3. Sumber daya
Hambatan yang paling menonjol dari hasil penelitian ini adalah sumber daya
manusia. Hambatan yang berhasil di identifikasi berdasarkan persepsi renponden adlah
sebagai berikut ;
- Jumlah tenaga yang kurang untuk mengcover kegiatan PE
- Banyaknya tugas rangkap.
- Sarana Komputer, biasanya komputer bergantian untuk menyelesaikan tugas lain.
4. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Surveillans epidemiologi membutuhkan teknologi teknologi untuk mempercepat
deteksi din, analisis penanggulangan dan penanggulangan masalah kesehaatan, kondisi di
lapangan seringkali tenologi di laboratorium sering lambat sehingga mengganggu tahap
deteksi dini dan penanganan kasus akan terlambat.
5. Kebijakan
Seringkali kebijakan dari pemerintah dirasa masih menghambat dalam
pelaksanaan surveilans. Contohnya saja baru ditangani apabila memang sudah menjadi
KLB. Birokrasi pemerintahan yang rumit sering menjadi kendala dalam melakukan
surveilans. Kebijakan yang belum dipahami petugas juga menjadi kendala dalam
pelaksanaan surveilans.
6. Dana
Kegiatan surveilans ini tidak membutuhkan dana yang sedikit juga. Sering kali
permasalahan dana menjadi penghambat dalam melakukan surveilans.
7. Jarak dan Transportasi
Lokasi yang jauh dari perkotaan dan minimnya transportasi membuat kegiatan
surveilans terhambat. Sering kali jarak membuat kegiatan surveilans berlangsung berhari-
hari karena transportasi yang minim dan jarak yang jauh. Kondisi jalan juga
mempengaruhi.

J. Ruang Lingkup Surveilans Epidemiologi


1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular dan
factor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular.
Ruang lingkupnya antara lain :
a. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan AFP
b. Penyakit potensial wabah atau klb penyakit menular dan keracunan
c. Penyakit DBD/DSS
d. Malaria
e. Penyakit zoonosis, antraks, rabies, leptospirosis, dsb.
f. Penyakit filariasis
g. Penyakit tuberkulosis
h. Penyakit diare, tifus perut, kecacingan, dan penyakit perut lainnya
i. Penyakit kusta
j. Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS
k. Penyakit pneumonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat (termasuk SARS)
2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular
dan factor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular.
Ruang lingkupnya antara lain :
a. Hipertensi, Stroke dan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
b. Diabetes Mellitus
c. Neoplasma
d. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
e. Gangguan mental
f. Masalah kesehatan akibat kecelakaan
3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan factor
risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan.
Ruang lingkupnya antara lain :
a. Sarana Air Bersih
b. Tempat-tempat umum
c. Pemukiman dan Lingkungan Perumahan
d. Limbah industri, RS dan kegiatan lainnya
e. Vektor penyakit
f. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
g. RS dan sarana yankes lain, termasuk Infeksi Nosokomial (INOS)
4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
Merupakan analisis terus-menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan
factor risiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu.
Ruang lingkupnya antara lain:
a. Surveilans gizi dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)
b. Gizi mikro (Kekurangan yodium, anemia zat Besi KVA)
c. Gizi lebih
d. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk kesehatan reproduksi (Kespro)
e. Penyalahgunaan napza
f. Penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional, bahan kosmetika serta peralatan
g. Kualitas makanan dan bahan tambahan makanan
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Merupakan analisis terus-menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan
factor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra.
Ruang lingkunya antara lain:
a. Kesehatan Haji
b. Kesehatan Pelabuhan dan Lintas Batas Perbatasan
c. Bencana dan masalah sosial
d. Kesehatan matra laut dan udara
e. KLB Penyakit dan Keracunan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Pelaporan Penyakit Menular hanya salah satu bagian saja namun yang paling
penting dari suatu system surveilans kesehatan masyarakat. Bertambahnya jumlah
penduduk dan “overcrowding” mempercepat terjadinya penularan penyakit dari orang ke
orang. Faktor pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini juga memperngaruhi perubahan
gambaran Epidemiologis serta virulensi dari penyakit menular tertentu.
Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan data kesehatan yang
mencakup tidak saja pengumpulan informasi secara sistematik, tetapi juga melibatkan
analisis, interpretasi, penyebaran, dan penggunaan informasi kesehatan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memabantu pembaca memahami mengenai “
Surveilans Epidemiologi ”. Walaupun, masih banyak kesalahan dalam pembuatan
makalah. Dan pemakalah sangat mengharapkan kritikan atau saran yang membangun
untuk tidak terjadi lagi kesalahan dalam makalah ini sekian terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

- http://nursandarmawan.blogspot.com/2015/04/makalah-surveilans.html
- https://www.scribd.com/doc/225984479/Makalah-Surveilans-Epidemiologi
- http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/makalah-surveilans-
epidemiologi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai