Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 1 :
‫ُسْبَح اَن اَّلِذ ي َأْس َر ى ِبَع ْبِدِه َلْيال ِم َن اْلَم ْس ِج ِد اْلَحَر اِم ِإَلى اْلَم ْس ِج ِد األْقَص ى اَّلِذ ي َباَر ْك َنا َح ْو َلُه ِلُنِرَي ُه ِم ْن آَياِتَن ا‬
‫ِإَّنه ُهَو الَّس ِم يُع اْلَبِص يُر‬
Artinya :” Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah
Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S Al isra’: 1)

Allah s.w.t. telah mengisra'kan (memperjalankan diwaktu malam hari)


Nabi Muhammad s.a.w. dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha
artinya masjid yang jauh (di Palestina). Dahulunya orang biasa berjalan kaki
dari satu tempat ketempat, ataupun menaiki kuda, keledai, unta dan sebagainya.
Perjalanan dari Makkah ke Palestina mengambil masa lebih kurang 40
hari. Ini adalah suatu perjalanan yang jauh, tetapi dengan kuasa Allah telah
dilakukan dalam masa yang singkat, hanya dalam beberapa jam sahaja. Bagi
orang dahulu, perrjalanan yang demikian jauh jika dapat dilakukan dalam
masa beberapa jam sahaja adalah suatu hal yang luar biasa dan tidak dapat
diterima oleh akal mereka. Oleh karena itu mereka yang tidak beriman seperti
Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya menggunakan peristiwa ini untuk
menjatuhkan nama baik Nabi Muhammad s.a.w. dengan menuduh Nabi s.a.w.
seorang pendusta dan berbagai tuduhan keji lainnya.
Mereka yang beriman dapat menerimanya karena ia merupakan salah
satu tanda dari kekuasaan Allah s.w.t. yang telah pernah diberikan kepada
Rasul-rasulnya.
Dalam peristiwa ini, di samping Nabi melihat tentang kebesaran-
kebesaran Allah, juga diperlihatkannya surga beserta panoramanya dan
peristiwa-peristiwa yang lain yang menakjubkan.Semua amatlah penting untuk
dijadikan sebagai referensi renungan di tengah gelombang kehidupan yang

1
semakin runyam dan begitu dahsyat.Dan hal yang paling utama ialah
diturunkanlah sholat lima waktu yang InsyaAllah masih kita jalankan sampai
sekarang ini.

B. Batasan Masalah
Pembahasan makalah ini hanya terbatas pada persoalan mengenai
sejarah Nabi Muhammad SAW, lebih khususnya dalam hal sejarah Isra’ Mi’raj
Nabi Muhammad SAW. Yaitu tentang pengertiannya, masa terjadinya,
kronologinya, konteks situasi terjadinya, tanggapan orang-orang kafir Qurays
tentang kejadian isra’ mi’raj, hikmah yang bisa diambil dari peristiwa isra’
mi’raj, dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan isra’ mi’raj Nabi
Muhammad SAW dan hijrahnya nabi Muhammad SAW ke Yasrib.

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan ini ialah untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca tentang bagaimana sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Sehingga pambaca diharapkan bisa mengetahui tentang bagaimana Allah itu
memuliakan Nabi Muhammad SAW, dan diharapkan pembaca bisa
memberikan pengetahuan tentang Isra’ Mi’raj ini kepada orang lain yang
membutuhkannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isra’ Mi’raj


Isra’ Mi’raj (Arab : ‫اإلسراء والمعراج‬, al-’Isrā’ wal-Mi‘rāj) adalah dua
bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam waktu
satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi
umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa
Sallam mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu dalam sehari
semalam.1
Isra’secara etimologi atau menurut bahasa artinya berjalan di waktu
malam.
Isra’ secara terminologi atau menurut istilah artinya perjalanan Nabi
Muhammad s.a.w. diwaktu malam hari dari masjidil Haram (di Makkah) ke
masjidil Aqsha artinya masjid yang jauh (di Palestina).
Mi’roj secara etimologi atau menurut bahasa artinya tangga, atau alat
untuk naik dari bawah ke atas.
Mi’raj secara terminologi atau menurut istilah adalah perjalanan nabi
saw dari alam bawah (bumi) ke alam atas (langit) sampai langit yang ke tujuh
sampai ke sidratul muntaha, yakni dari Masjidil Aqsha di Palestina naik ke
alam atas melalui beberapa langit dan ke sidratul muntaha dan terakhir sampai
ke Arasyi dan Kursy dimana beliau menerima wahyu dari Allah yang
mengandung perintah shalat lima waktu.

B. Masa Terjadinya Isra’ Mi’raj


Para ulama tarikh banyak berselisih tentang waktu terjadinya isra’
mi’raj.Sebagian ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 7
Rabiul awal,sebagian lagi pada tanggal 17 Rabiul awal, sebagian lagi pada

1
Kitab Nurul Yaqiin Fii siirati Sayyidil Mursalin,karya Syekh Muhammad Al-Khudhari
Bek .

3
tanggal 27 Rabiul akhir dan sebagian lagi berpendapat bahwa isra’ mi’raj
terjadi pada tanggal tanggal 27 rajab.
Tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada
tanggal 27 Rajab .
Sedangkan tahun terjadinya Isra’ Mi’raj terjadi pada periode akhir
kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah
ke Madinah. Yaitu pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
Wallahu a’lamu bis-shawab…
Isra’ mi’raj, satu peristiwa yang luar biasa. Allah abadikan dalam Al-
Quran, di awal surat Al-Isra dan surat An-Najm. Terutama pada surat An-
Najm, Allah menceritakan kejadian ini dengan lebih rinci. Kita simak firman
Allah berikut,
‫ ِإْذ َيْغ َش ى الِّس ْد َر َة‬.‫ ِع ْنَدَها َج َّن ُة اْلَم ْأَو ى‬.‫ ِع ْنَد ِس ْد َرِة اْلُم ْنَتَهى‬.‫ َو َلَقْد َر آُه َنْز َلًة ُأْخ َر ى‬.‫َأَفُتَم اُروَنُه َع َلى َم ا َيَر ى‬
‫ َلَقْد َر َأى ِم ْن َء اَياِت َر ِّبِه اْلُك ْبَر ى‬.‫ َم ا َزاَغ اْلَبَص ُر َو َم ا َطَغى‬.‫َم ا َيْغ َش ى‬
Apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa
yang telah dilihatnya? (*) Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu
(dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha
(*) di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (*) (Muhammad melihat Jibril)
ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. (*)
penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan
tidak (pula) melampauinya. (*) Sesungguhnya Dia telah melihat sebahagian
tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (QS. An-Najm: 12 –
18).

C. Hadis Isra’ Mir’aj


Ada sekitar 16 shahabat yang meriwayatkan kisah isra miraj.
Diantaranya: Umar bin Khattab, Anas bin Malik, Abu Dzar, Ibnu ‘Abbas,
Jabir, Abu Hurairah, Ubay bin Ka’ab, Hudzaifah bin Yaman, Shuhaib, Ibnu
Umar, Ibnu Mas’ud, dan Ali bin Abi Thalib –radhiallahu ‘anhum. Imam Al-
Albani mengumpulkan berbagai riwayat tentang isra mi’raj dan beliau bukukan
dalam karya yang berjudul: Al-Isra wal Mi’raj.2
Berikut kumpulan riwayat mengenai isra miraj yang kami simpulkan
dari buku Al-Isra wal Mi’raj,

2
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

4
“Atap rumahku terbelah ketika saya berada di Mekkah dalam keadaan
antara tidur dan terjaga, lalu turunlah Jibril -’alaihis salam- dan membelah
dadaku. Kemudian dia mencucinya dengan air zam-zam, lalu dia datang
dengan membawa sebuah baskom dari emas yang penuh berisi hikmah dan
iman dan menuangkannya ke dalam dadaku, kemudian dia menutupnya
(dadaku). Kemudian didatangkan kepadaku Buroq – hewan putih yang
panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bighol (peranakan keledai
dengan kuda), dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya -.
Sayapun menungganginya sampai tiba di Baitul Maqdis, lalu saya
mengikatnya di tempat para nabi mengikat (tunggangan). Kemudian saya
masuk ke mesjid dan sholat 2 raka’at (mengimami para nabi dan rasul)
kemudian keluar. Kemudian kami (saya dan jibril) naik ke langit (pertama) dan
Jibril minta izin untuk masuk, maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril”. Penjaga itu bertanya lagi, “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad” Dia bertanya lagi, “Apakah dia telah diutus?”
Jibril menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan pintu langit untuk kami.
Kemudian saya bertemu dengan seseorang yang duduk, sementara di
sebelah kanan dan kirinya ada segerombolan bayang-bayang hitam. Jika
melihat ke sebelah kanan beliau tertawa dan jika melihat sebelah kiri beliau
menangis. Kemudian dia menyambutku dengan mengatakan:
“Selamat datang nabi yang sholeh, anakku yang shaleh”.
Kata Jibril, itu adalah Adam. Gerombolan hitam di sebelah kanannya
adalah anak keturunannya ahli surga, dan sebelah kiri adalah keturunannya ahli
neraka.
Kemudian kami naik ke langit ke-2, lalu Jibril berkata, “bukalah pintu
langit”. Penjaganya menanyakan seperti yang ditanyakan oleh penjaga langit
pertama –lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa beliau
bertemu dengan Nabi ‘Isa dan Yahya di langit kedua. Mereka menyambut
dengan mengatakan:
‫مرحبا باألخ الصالح والنبي الصالح‬
“Selamat datang saudaraku yang shaleh, nabi yang sholeh.”

5
Nabi Yusuf di langit ke-3, Nabi Idris di langit ke-4, Nabi Harun di
langit ke-5, Nabi Musa di langit ke-6 dan Nabi Ibrahim di langit ke-7. Beliau
bersabda, ”Maka saya bertemu dengan Ibrahim dan dia sedang bersandar ke
Baitul Ma’mur, satu bangunan yang dimasuki oleh 70.000 malaikat setiap
harinya, dan jika mereka telah keluar, tidak akan kembali lagi.
Lalu dia (Jibril) membawaku ke Sidratul Muntaha. Ternyata daun-
daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar.
Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, diapun berubah sehingga tidak ada
seorangpun dari makhluk Allah yang sanggup mengambarkan keindahannya.
Juga diperlihatkan kepadaku empat sungai, dua sungai di dalam dan dua sungai
di luar, maka saya berkata, “Apa kedua sungai ini, wahai Jibril?”. Dia
menjawab, “Adapun dua sungai yang di dalam, maka itu adalah 2 sungai dalam
surga. Adapun yang di luar maka dia adalah Nil dan Furoth”.3
Kemudian Jibril – alaihis salam – datang kepadaku dengan membawa
sebuah bejana yang berisi khamar dan bejana yang berisi susu, lalu sayapun
memilih susu. Maka Jibril berkata, “Engkau telah memilih fitrah”. Kemudian
kami terus ke atas sampai saya tiba pada jenjang dimana saya bisa mendengar
goresan pena. Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan.
Allah mewajibkan atasku 50 sholat sehari semalam.
Kemudian saya turun kepada Musa – alaihis salam –. Lalu dia
bertanya, “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas umatmu?”. Saya menjawab,
“50 sholat”. Dia berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah
keringanan, karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakannya.
Sesungguhnya saya telah menguji Bani Isra`il”.
Sayapun kembali kepada Tuhanku seraya berkata, “Wahai Tuhanku,
ringankanlah atas umatku”. Maka dikurangi dariku 5 sholat. Kemudian saya
kembali kepada Musa dan berkata, “Allah mengurangi untukku 5 sholat”. Dia
berkata, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka
kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”. Hingga terus menerus

3
Perlengkapan Tarikh Nabi Muhammad,karya K.H Moenawar Chalil

6
saya bolak-balik antara Tuhanku – Tabaraka wa Ta’ala – dan Musa. Sampai
pada akhirnya, Allah berfirman,
‫يا محمد هن خمس صلوات في كل يوم وليلة بكل صالة عشر فتلك خمسون صالة‬
“Wahai Muhammad, ini adalah 5 sholat sehari semalam, setiap
sholat(pahalanya) 10, maka semuanya 50 sholat.
Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan, namun dia tidak
melakukannya maka dicatat untuknya satu pahala, dan jika dia kerjakan maka
dicatat untuknya 10 kali kebaikan. Barangsiapa yang berniat kejelekan lalu dia
tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Dan jika
dia mengerjakannya, maka ditulis untuknya satu kejelekan”.
Kemudian saya turun sampai saya bertemu dengan Musa -’alaihis
salam- seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata, “Kembalilah
kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka sayapun berkata, “Sungguh
saya telah kembali kepada Tuhanku sampai sayapun malu kepada-Nya”.
Kemudian saya dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya ada gunung-
gunung dari permata dan debunya adalah Misk.”

D. Tanggapan Kaum Musyrikin Qurays


Keesokan hari setelah nabi melakukan Isra’ mi’raj, beliau datang ke
Masjidi Haram dan akan menyampaikan kejadian itu pada khalayak ramai.Abu
jahal pun tidak ketinggalan menyaksikannx dengan congkak dan
sombongnya.Nabi muhammad menceritakan peristiwa tersebut pada Abu
Jahal.Nabi bercerita bahwa semalam tadi beliau pergi ke Baitul Maqdis. Tapi
Abu Jahal tidak percaya,bagaimana mungkin pada malam hari beliau di Baitul
Maqdis dan paginya sudah di Makkah. Abu Jahal menantang Nabi untuk
menyampaikan hal tersebut pada semua kaum Quraisy, dan beliau
menyetujuinya.Beliau menyampaikan ceritanya .Ada yang tertawa terbahak-
bahak , ada yang keheranan, ada yang bertepuk tangan, bahkan mengejek.
Kemudian seseorang mendatangi Abu Bakar dan menceritakan kepadanya
bahwa Nabi Muhammad telah bercerita tentang kejadian malam itu.Abu bakar
membenarkan Nabi .Orang tadi keheranan karena Abu Bakar begitu
mempercayai Nabi. Sejak saat itu lah Abu Bakar diberi gelar As-

7
Shiddiq .Sebagian dari mereka mengemukakan berbagai prtanyaan kepada
Nabi tentang keadaan Baitul Maqdis .Bagaimana bentuk bangunannya,
rupanya, jumlah pintu, jendela, tiang, dan lain sebagainya.Sperti itu untuk
menguji kebenaran Nabi dan sebagai bantahan penghabisan bagi Nabi. Nabi
menjelaskan dengan tenang karena seketika itu Allah mengutus Jibril untuk
menggambarkan Baitul Maqdis . Mereka juga bertanya kepada Nabi tentang
Iran, Irak, dan Habsy yang telah dilewatinya, dan Nabi menjelaskan
keadaannya dengan tenang dan benar. Skalipun demikian,mereka tetap tidak
percaya dan menganggap jawaban yg serta merta jelasnya itu adalah sihir yang
nyata.

E.Nabi Muhammad SAW Mulai Mengerjakan Sholat


Pada saat isra’ dan Mi’raj, Nabi telah menerima wahyu dari Allah
SWT. Wahyu tersebut mengandung perintah wajib mengerjakan shalat lima
kali (lima waktu) sehari kepada beliau maupun kepada segenap ummatnya.
Keesokan harinya, sesudah beliau menyampaikan berita isra’ mi’raj kepada
kaum musyrikin qurays dan terutama kepada para sahabatnya dan pengikutnya,
datanglah malaikat Jibril kepada beliau untuk menjelaskan dan mengajarkan
cara sholat yang wajib dikerjakan.4
Malaikat jibril datang kepada Nabi dan berkata , “Marilah
sholat!” ,Nabi kemudian melakukan shalat dzuhur 4 rakaat pada waktu
matahari telah condong (tergelincir).
Malaikat Jibril datang lagi kepada nabi pada waktu ashar dan berkata ,
“Marilah shalat!”. Lalu Nabi shalat ashar 4 rakaat pada waktu bayangan
menjadi sama panjang dengan aslinya.
Malaikat Jibril datang lagi kepada nabi pada waktu magrib dan berkata,
“Marilah sholat!”, Lalu nabi sholat maghrib 3 rakaat pada waktu matahari telah
masuk(terbenam).

4
Muhammad Haekal, Perjalanan Sejarah Nabi.

8
Malaikat jibril datang lagi kepada nabi pada waktu isya, dan berkata
“Marilah sholat!”, Lalu nabi sholat isya’ 4rakaat pada waktu telah hilang tanda
merah tempat matahari terbenam.
Kemudian Jibril datang kepada nabi pada waktu isya’,sehabis tengah
malam,Jibril berkata, “Marilah sholat!”.Kemudian Nabi sholat isya’ 4 rakaat.
Kemudian Jibril datang lagi pada waktu sebelum terbit matahari, Jibril
berkata “marilah sholat!”, kemudian beliau sholat subuh 2rakaat.

F. Isra’ Mi’raj Dengan Ruh Atau Jasad


Banyak sekali perbedaan pendapat para ulama tentang hal ini. Apakah
Nabi Muhammad menjalankan isra’ mi’raj dengan ruhnya saja ataukah dengan
jasadnya juga. Orang yang mengatakan bahwa Isra’ dan Mi’raj Muhammad
dengan ruh itu berpegang kepada keterangan dari Umm Hani’ dan Aisyah,
beliau mengatakan : “Jasad Rosulullah s.a.w. tidak hilang, tetapi Allah
menjadikan Isra’ itu dengan ruhnya”. Juga Mu’awiyyah bin Abi Sufyan ketika
ditanya tentang Isra’ Rosul menyatakan : “Itu adalah mimpi yang benar dari
tuhan. Disamping semua itu,orang berpegang pada firman Allah : “Tidak lain
mimpi yang Kami perlihatkan kepada kamu itu adalah ujian bagi manusia.”
Sebaliknya orang yang berpendapat bahwa isra’ dari Makkah ke Baitul
Maqdis itu dengan jasad, landasanya ialah apa yang pernah dikatakan oleh
Muhammad , bahwa dalam isra’ itu ia berada di pedalaman. Sedangkan mi’raj
ke langit adalah dengan ruh. Disamping mereka ada lagi yang berpendapat
bahwa isra’ dan mi’raj itu semuanya dengan jasad dan ruh. Wallahu a’lamu
bisshawaab...

G. Makna Pentingnya Isra’ Mi’raj


Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat
perjalanan isra' mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit
sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra'
mi'raj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya,
begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-

9
Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada
Rasulullah SAW.
Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan
penyampaian perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan
salat sebagai ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap
Muslim, baik dia kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari
ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara
ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat
badannya dan mampu keuangannya.
Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela
kesibukan aktivitas kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa
setiap Muslim. Allah mengingatkan:
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)

H. Hikmah Isra’ Mi’raj


Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa Isro’ dan Mi’roj:
1. Menjaga Sholat 5 Waktu: Allah SWT memberikan hadiah sholat 5 waktu
kepada Nabi Muhammad dan umatnya supaya kita bisa ’berjumpa’ dengan
Allah SWT melalui sholat, betapa besar cinta dan rindu Allah kepada kita
sehingga kita diperintahkan untuk sholat 5 waktu. Sebagaimana hadits
Rosulullah SAW diriwayatkan didalam Shahih Bukhari : “barang siapa
yang melakukan shalat sungguh ia sedang berbicara dan bercakap-cakap
dan menghadap Allah SWT”. Inniy wajjahtu wajhiya lilladziy
fatharassamaawaati wal ardhi….dst “ sungguh kuhadapkan jiwaku, hatiku,
wajah hati ku, kepada yang menciptakan langit dan bumi yaitu Allah
subhanahu wata'ala..”

10
2. Mempercayai, membenarkan, dan meyakini semua apa yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW: Sebagaimana Sahabat Abu
Bakar ash-Shidiq yang selalu membenarkan apa yang disampaikan oleh
Nabi Muhammad SAW. Karena pada hakikatnya semua apa yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW berasal dari Allah SWT, dan
tidak keluar dari hawa nafsunya.

I. Tujuan Isra’ Mi’raj


Tujuan yang sebenarnya dari Isra' dan Mi'raj adalah memuliakan
Rasulullah dan memperlihatkan kepadanya beberapa keajaiban ciptaan Allah
sesuai dengan firman Allah dalam surat al Isra' ayat 1 ( ‫ )لنريهمنآياتنا‬Maknanya:
"Agar kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran
kami".serta mengagungkan beliau sebagai Nabi akhir zaman dan sebaik-baik
nabi di antara para nabi, sekaligus sebagai penguat hati beliau dalam
menghadapi tantangan dan cobaan yang dilontarkan oleh orang kafir Quraisy
terlebih setelah ditinggal mati oleh paman beliau Abu Thalib dan isteri beliau
Khadijah. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari Isra'
dan Mi'raj bukanlah bahwa Allah ada di arah atas, lalu Nabi naik ke atas untuk
bertemu dengan-Nya. Karena Allah ada tanpa tempat dan arah, dan tempat
adalah makhluk sedangkan Allah tidak membutuhkan kepada makhluk-Nya.
Allah ta'ala berfirman :
( 97 : ‫فإن هللا غني عن العالمين (سورة آل عمران‬
Maknanya : "Maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak
membutuhkan) dari alam semesta". (Q.S. Ali-Imran : 97)
Allah tidak disifati dengan salah satu sifat makhluk-Nya seperti berada
di tempat, arah atas, di bawahdan lain-lain. Juga perkataan Imam ath-Thahawi :
"Allah tidak diliputi oleh salah satu arah penjuru maupun enam arah
penjuru (atas, bawah, kanan,kiri, depan, belakang), tidak seperti makhluk-Nya
yang diliputi oleh enam arah penjuru tersebut" (lihat al 'Aqidah ath-
Thahawiyyah karya al Imam Abu Ja'far ath-Thahawi)

11
Hal ini merupakan ijma' ulama Islam seluruhnya, maka barang siapa
yang berkeyakinan bahwa Allah bertempat dan berarah di atas atau semua arah
maka ia telah jatuh pada kekufuran.

J. Perjalanan Hijrah Nabi Muhammah ke Yasrib


Dalam perjalanan hijrah Nabi Muhammad ke Yasrib ini ditemani oleh
Abu Bakar, yang mana Abu Bakar ini dikenal sebagai seorang yang pemurah,
setia, dan jujur. Sebelum melakukan perjalanan yang bersejarah ini Abu Bakar
menyiapkan persediaan yang diperlukan untuk perjalanan. Diantaranya dua
ekor unta yang akan mereka kendarai untuk perjalanan yang jauh itu.
Adapun cara perjalanan yang dilakukan Nabi itu, telah digambarkan
oleh Ibnu Hisyam, bahwa Rasulullah datang dengan sembunyi-sembunyi
kerumah Abu Bakar, kemudian mereka berdua keluar dari pintu kecil
dibelakang rumah, menuju sebuah gua dibukit Tsur sebelah selatan kota
Mekkah, lalu mereka masuklah kedalam gua itu. Dan dijelaskan bahwa Nabi
keluar dari kota Makkah dan menaiki untanya, beliau berhenti sejenak lalu
menoleh ke kota Makkah seraya berkata “Demi Allah, engkaulah bumi Allah
yang paling baik. Dan paling aku cintai, andaikata aku tidak diusir aku tidak
akan meninggalkanmu”. Dengan begitu kaum Quraisy dengan cepat
mengetahui muslihat Muhammad, mereka tahu bahwa Muhammad telah lari
Mekkah. Dan mereka juga tahu bahwa Muhammad lari ke Yatsrib. Kemudian
kaum Quraisy mengumumkan barang siapa yang dapat menangkap
Muhammad biar pun mati atau hidup akan diberi hadiah seratus ekor unta.
Maka bertambah terang siapa yang musuh dan siapa yang kawan. Banyak
pemuda - pemuda Quraisy bertebaran di jalan yang menghubungkan antara
Makkah dan Madinah. Mereka berusaha untuk menemukan kehormatan
membekuk musuh besar mereka.
Diantara yang mengikuti jejak – jejak Rasulullah dan Abu Bakar ada
yang sampai ke gua tempat keduanya bersembunyi. Beruntung mereka tidak
melihat ke bawah kaki mereka, sehingga Rasulullah dan Abu Bakar tidak

12
ketahuan oleh mereka. Pada waktu itu Abu Bakar merasa khawatir, ia khawatir
terhadap keselamatan dirinya, Rasulullah serta keselamatan umat Islam.
Setelah gerak kaum Quraisy mulai tenang, karena mengira bahwa
Rasulullah telah sampai ke Madinah, maka keluarlah Rasulullah dan Abu
Bakar dari gua. Dan tepat pada waktunya Abdullah ibnu Uraiqath tiba dengan
membawa dua ekor unta. Maka Rasulullah dan Abu Bakar pun naiklah ke atas
unta, lalu berjalan dengan diiringi Abdullah.
Adapun penduduk Yasrib, setelah mengetahui bahwa Rasulullah telah
berangkat menuju negeri mereka, maka penduduk Yasrib menunggu – nunggu
kedatangan beliau. Mereka tidak mengetahui bahwa Rasulullah singgah ke gua
lebih dahulu. Karena menurut waktu yang biasa terpakai dalam perjalanan dari
Makkah ke Yasrib Rasulullah belum juga sampai, maka kaum muslimin di
Yasrib mulai gelisah dan khawatir. Mereka naik ke tempat – tempat yang
tertinggi di sekitar kota Yasrib itu, supaya dapat melihat kendaraan Rasulullah.
Tidak lama kemudian Rasulullah pun tiba, lalu disambut oleh kaum Muslimin
Yasrib dengan perasaan rindu dan kasih sayang yang amat mesra. Rasulullah
sampai di Yasrib pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal. Baik juga diterangkan di bab
ini, bahwa Rasulullah sebelum memasuki Yasrib, terlebih dahulu beliau
singgah di Quba’. Beliau tinggal di Quba’ selama 4 hari lamanya. Dan pada
waktu itulah beliau mendirikan masjid Quba’ yang terkenal, dan di Quba’
inilah Ali ibnu Abi Thalib bertemu dengan Rasulullah. Kemudian Ali ibnu Abi
Thalib memasuki Yasrib bersama dengan Rasulullah.

K. Pembentukan Masyarakat Islam di Yasrib


Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru, nabi segera
meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat di kota Yasrib, yaitu:
1. Mendirikan Masjid
Setelah agama Islam datang, Rasulullah bermaksud hendak mempersatukan suku
– suku bangsa ini, dengan jalan menyediakan suatu tempat pertemuan. Di tempat
ini semua penduduk dapat bertemu untuk mengerjakan ibadah dan pekerjaan –
pekerjakan atau upacara – upacara lain. Maka nabi mendirikan masjid, dan diberi

13
nama “Baitullah”. Di masjid ini kaum muslimin dapat mengerjakan ibadah,
belajar mengadili perkara-perkara, jual beli, upacara-upacara lain.
Tujuan Rasulullah mendirikan masjid adalah untuk mempersatukan umat manusia
dalam satu majlis, sehingga majlis ini umat islam bisa bersama-sama
melaksanakan shalat jama’ah secara teratur, mengadili perkara-perkara dan
bermusyawarah. Masjid ini memegang peranan penting untuk mempersatukan
kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah islamiyah.
2. Mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin
Rasulullah telah mempertalikan keluarga-keluarga Islam yang terdiri dari
Muhajirin dan Ashar. Masing-masing keluarga hendaknya mempunyai pertalian
yang erat dengan keluarga-keluarga yang lain, yang mana Rasulullah menamai
dengan istilah ikatan persaudaraan. Salah satu perilaku yang menunjukkan
persaudaraan yaitu hal pustaka, hal tolong-menolong dan lain sebagainya. Dengan
mengadakan persaudaraaan seperti ini, maka Rasulullah menciptakan suatu
persatuan yang berdasarkan agama pengganti persudaraan yang berdasar
kesukaran seperti yang banyak terjadi sebelumnya.
3. Menjalin Hubungan Persahabatan antara Kaum Muslim dengan Non Muslim
Nabi Muhammad SAW hendak menciptakan toleransi antar golongan yang ada di
madinah, oleh karena itu nabi membantu menyusun piagam antara kaum muslim
dengan non muslim. Piagam Madinah tersebut memuat prinsip – prinsip yang
menjadi landasan awal konsep negara dalam Islam.
4. Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru
Islam adalah agama dan negara, maka sudah sepantasnya jika diletakkan dasar-
dasar Islam. Maka turunlah ayat-ayat Al-Qur’an pada periode ini untuk
membangun legalitas terutama dalam pembinaan hukum. Lalu dari ayat-ayat yang
belum jelas dan belum terperinci dijelaskan oleh Rasulullah dengan perbuatan-
perbuatan beliau. Maka timbullah satu buah sumber yang menjadi pokok hukum
ini (Al-Qur’an dan Al-Hadits). Satu sistem yang amat indah untuk bidang politik,
yaitu sistem bermusyawarah. Pada bidang ekonomi timbul satu sistem yang dapat
menjamin keadilan sosial. Selain itu dibidang sosial juga diletakkan pula dasar-
dasar yang penting seperti persamaan antara manusia.

14
Sehingga dengan adanya peletakan dasar-dasar Islam ini menjadikan kota Yasrib
hidup dalam sebuah kehidupan yang mulia dan penuh dengan nilai-nilai utama.
Yaitu terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh, ada solidaritas yang erat
di antara anggota masyarakatnya. Dengan demikian, inilah masyarakat Islam
pertama yang dibangun oleh Rasulullah dengan asas-asas yang abadi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat
perjalanan isra' mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit
sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra'
mi'raj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya,
begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-
Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada
Rasulullah SAW.
Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan
penyampaian perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan
salat sebagai ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap
Muslim, baik dia kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari
ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara
ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat
badannya dan mampu keuangannya.
Dalam perjalanan hijrah Nabi Muhammad ke Yasrib ini ditemani oleh
Abu Bakar, yang mana Abu Bakar ini dikenal sebagai seorang yang pemurah,
setia, dan jujur. Sebelum melakukan perjalanan yang bersejarah ini Abu Bakar
menyiapkan persediaan yang diperlukan untuk perjalanan. Diantaranya dua
ekor unta yang akan mereka kendarai untuk perjalanan yang jauh.

B. Saran

15
Penulis harap dengan adanya makalah ini, para pembaca khususnya
penulis dapat memahami semua pembahasan yang telah diuraikan diatas.
Penulis pun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
sempurnanya pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kitab Nurul Yaqiin Fii siirati Sayyidil Mursalin,karya Syekh Muhammad Al-
Khudhari Bek .

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perlengkapan Tarikh Nabi Muhammad,karya K.H Moenawar Chalil

Muhammad Haekal, Perjalanan Sejarah Nabi.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam “Dirasah Islamiyah”, PT. Raja Grapindo
Persada, Jakarta, 2007, hlm 94

Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: AMZAH, 2009, hlm 85

Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 1, PT Pustaka Al Husna Baru, Jakarta,


2003, hlm 97

16
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Peristiwa Isra’ Mi’raj dan
Hijrah ke Yasrib” Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Guru yang telah
berkenan membimbing kami dalam mata pelajaran “SKI” yang telah membantu.
Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dan
terlebih dahulu kami ucapkan terima kasih.
Demikian makalah ini kami sajikan semoga bermanfaat bagi kami dan
pembaca.

Ujung Gading, Agustus 2021

Penulis,

17
DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................... 2
C. Tujuan........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Isra’ Mi’raj.............................................. 3
B. Masa Terjadinya Isra’ Mi’raj.................................... 3
C. Hadis Isra’ Mir’aj...................................................... 4
D. Tanggapan Kaum Musyrikin Qurays........................ 7
E. Nabi Muhammad SAW Mulai Mengerjakan Sholat. 8
F. Isra’ Mi’raj Dengan Ruh Atau Jasad......................... 9
G. Makna Pentingnya Isra’ Mi’raj................................. 9
H. Hikmah Isra’ Mi’raj.................................................. 10
I. Tujuan Isra’ Mi’raj.................................................... 11
J. Perjalanan Hijrah Nabi Muhammah ke Yasrib......... 12
K. Pembentukan Masyarakat Islam di Yasrib................ 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................ 15

18
B. Saran.......................................................................... 15

DAFTAR KEPUSTAKAAN

ii

19

Anda mungkin juga menyukai