Anda di halaman 1dari 2

Universitas Indonesia

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)


Departemen Ilmu Politik

LEMBAR JAWABAN
Ujian Tengah Semester (UTS)
Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021

Nama : Muhammad Iqbal Kurniawan


NPM : 1906364445

SOAL (Abdurrakhman)
Coba Anda jelaskan bagaimana konsep pemikiran politik tradisionalisme Jawa dalam
konteks pemikiran politik salah satu Presiden Indonesia pada saat menjalankan
kekuasaannya.

JAWABAN
Pemikiran politik tradisionalisme jawa memiliki keunikan dan tempat tersendiri di tengah-tengah
masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang berasal dari Jawa. Dalam konteks modern, paham
politik Jawa pun tak pelak lepas begitu saja. Pemimpin di Indonesia agaknya tetap menjunjung
paham politik ini dalam pemerintahannya. Hal ini pun mungkin tidak terlepas dari kenyataan
bahwa Presiden Indonesia dari masa ke masa adalah keturunan Jawa. Pada kesempatan kali ini,
penulis akan mencoba melihat implementasi dari pemikiran politik Jawa ini pada salah satu
Presiden RI. Penulis memilih presiden Soeharto sebagai fokus pembahasan, karena, menurut
penulis, presiden Soeharto merupakan salah satu presiden yang dengan kuat menerapkan prinsip
politik ‘ke-jawa-an’ dalam pemerintahannya, khususnya dalam konsep kekuasaan.
Sebelum lebih lanjut, ada beberapa poin soal pemikiran politik Jawa yang harus diketahui.
Menurut Ben Anderson, konsep kekuasaan/politik Jawa berbeda sama sekali dengan konsep
kekuasaan a la Barat. Faktor yang paling utama ialah karena, kekuasaan menurut pandangan
Jawa merupakan suatu proses metafisik. Kekuasaan, dalam pandangan Jawa, adalah suatu hasil
kemampuan seseorang dalam memanfaatkan kekuasaan kosmis dirinya. Atas dasar metafisik ini
lah Anderson mengatakan bahwa Jawa dan Barat sama sekali berbeda paham politiknya. Intinya,
paham kekuasaan Jawa tradisional mengkonsepsikan kekuasaan dengan sifat-sifat adikodrati dan
tidak membutuhkan legitimasi formal rasional1.
Mengapa penulis memilih presiden Soeharto, karena, menurut penulis, presiden Soeharto
merupakan sosok yang unik untuk dikaji. Ia berbeda dengan pendahulunya, Soekarno yang
memiliki pengetahuan yang bisa dikatakan cukup luas dan mumpuni. Soekarno kecil terbiasa
membaca dan belajar. Masa-masa muda Soekarno kecil dihabiskan dengan memikirkan berbagai
teori politik. Berbeda dengan Soeharto, yang menurut berbagai sumber, bisa dikatakan sebagai
sosok yang sederhana dan pengetahuannya—secara intelektual—tak begitu luas. Soeharto benar-
benar sosok yang tepat apabila kita ingin mengkaji implementasi politik Jawa dalam konteks
kepresidenan.
Soeharto adalah sosok yang bisa dikatakan memiliki pola pikir kepemimpinan, tingkah laku, dan
kepercayaan yang erat kaitannya dengan Jawa. Dalam pandangan Jawa, raja adalah pusat
kekuasaan kosmis mistis. Paham adikodrati dalam konsep kepemimpinan Jawa berasal dari hasil
kekuataan spiritual, namun bukan sesama manusia. Kekuatan itu hadir dari Tuhan, Sang Pencipta
Alam, sehingga disitulah letak legitimasinya2. Kekuasaan dalam konsep Jawa berarti terpusat
kepada raja. Raja berhak memutuskan apa saja, termasuk hidup-mati seorang individu dalam
suatu kerajaan tersebut. Hal ini hadir atas tiga konsep dasar dalam paham kekuasaan Jawa—
masih menurut Anderson—yaitu Kosmopolitan, atau percaya raja dengan ikhlas; Kawulo Gusti
atau keakraban raja-rakyat; dan, keagung-binataraan, atau seluruh harta adalah milik raja. Namun
demikian, dalam paham Jawa, raja ataupun pemimpin harus memiliki beberapa sikap seperti
budi bawa leksana, ambeg adil paramarta, yang artinya berbudi luhur serta mulia dan bersifat
adil kepada siapa saja dan adil dengan penuh kasih sayang3.
Soeharto, secara sadar ataupun tidak, nampaknya menjunjung paham kekuasaan Jawa ini dalam
keseharian politik pemerintahan yang dipimipinnya. Pemusatan kekuasaan padanya membuat
konsep raja harus ditaati dalam paham Jawa, terimplementasikan di era kekuasaannya.

1
Isbodroini Suyanto-Gunawa, “Faham Kekuasaan Jawa: Pandangan Elit Keraton Surakarta dan Yogyakarta,” Jurnal
Antropologi Indonesia Vol. 29, No. 2 (2005), hal 207-208.
2
Ibid.
3
Suwardi Endaswara, Falsafah Hidup Jawa (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2005)

Anda mungkin juga menyukai