Anda di halaman 1dari 3

Universitas Indonesia

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)


Departemen Ilmu Politik

LEMBAR JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
PEMERINTAHAN DAN POLITIK DESA
Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021

Nama : Muhammad Iqbal Kurniawan


NPM : 1906364445

Jawaban SOAL #1
a. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, self governing community adalah istilah atau
sebutan untuk masyarakat/komunitas yang mengatur urusan pemerintahannya sendiri.
Konsep ini pun diaplikasikan pada sistem pemerintahan desa di Indonesia dewasa ini.
Adapun dampak dari diaplikasikannya sistem ini, sepengetahuan saya, desa menjadi
tidak di bawah kecamatan dan/atau kelurahan. Ia bisa mengurus pemerintahannya
sendiri, dan kucuran dana untuk desa datang langsung dari pusat melalui Kementerian
Desa. Bukan, dari Kecamatan/Kelurahan yang mana melalui Kementerian Dalam
Negeri.
b. Pada masa Orde Baru, Undang-undang soal desa yang dianut ialah UU No. 5 Tahun 1979
tentang Pemerintahan Desa. Adapun dalam Undang-undang ini, pengertian desa ialah
suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat
termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam konteks
Orba, desa sudah diseragamkan, sehingga sifat desa adalah administratif. Penyeragaman
ini berdasarkan konsepsi pemerintah bahwa desa adalah suatu daerah “binaan” di bawah
Kecamatan. Masalah yang paling sering terjadi adalah dana desa yang rentan di korupsi
oleh pejabat yang berada di bawah tingkatan pemerintah pusat. Hal ini dikarenakan dana
desa tidak turun langsung dari pemerintah pusat, melainkan harus melewati gubernur,
camat, atau lurah.
Sementara itu, pada masa reformasi, Undang-undang yang menjadi acuan adalah UU
6/2014—walaupun UU 22/1999, dan UU 32/2004 juga diterapkan. Pengertian desa dalam
UU 6/2014 ini ialah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asasi usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagian akademisi yang memiliki fokus penelitian di bidang desa merasa bahagia atas
kehadiran UU ini karena dinilai cukup mengakomodir keinginan desa selama ini—yang
tidak tersampaikan pada masa Orde Baru. Istilah bahwa desa adalah daerah “binaan”
diubah menjadi daerah “pemberdayaan”. Sehingga, desa itu sendiri diberdayakan oleh
pemerintah, yang mana pada masa ini langsung dari pemerintah pusat, melalui
Kementerian Desa. Selain itu, pada masa reformasi ini, pemerintah mengakui hak asal-
usul dan adat istiadat desa. Melalui dua asas kunci yang diterapkan, yaitu asas rekognisi
dan asas subsidiaritas, pemerintah mengakui hak asal usul dan penetapan kewenangan
berskala lokal dan pengambilan keputusan secara lokal pula. Untuk masalah terbesar
dalam era reformasi ini, tokoh di desa, atau bahkan desa itu sendiri, rentan terjebak
politik partai.

Jawaban SOAL #2

a. Musyawarah Desa (MusDes) merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh


Badan Permusyawaratan Desa, pemerintahan desa, dan unsur masyarakat desa untuk
permusyawaratan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan. Biasanya MusDes
membahas soal penataan desa, perencanaan desa, kerjasama desa, rencana investasi yang
masuk desa, pembentukan badan usaha milik desa, dsb. Contoh paling relevan adalah
Musyawarah Desa Pegiringan Kec. Bantarbolang Kabupaten Pemalang yang dilakukan
untuk penyusunan RKP Desa tahun 2018, sekaligus Musdes untuk penyusunan AD ART
Bumdes.
b. Sumber pendapatan desa antara lain:
1. Pendapatan Asli Desa
Dari pajak, retribusi, penjualan tanah, ataupun pariwisata
2. Alokasi APBN
Dari realokasi anggaran pusat berbasis desa, 10 % dari dan diluar dana transfer ke
daerah secara bertahap
3. Bagian dari PDRD kabupaten/kota (paling sedikit 10%)
4. Alokasi Dana Desa (ADD)
5. Bantuan keuangan dari APBD Prov/Kab/Kota
6. Hibah dan sumbangan pihak ketiga
7. Lain-lain pendapatan yang sah

Anda mungkin juga menyukai