Anda di halaman 1dari 18

BUPATI BANGKA

Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat 33215 Bangka Telp. (0717) 92536 Faximile (0717) 92534

SALINAN
PERATURAN BUPATI BANGKA
NOMOR 21 TAHUN 2008
TENTANG
PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KABUPATEN BANGKA

BUPATI BANGKA,
Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten
Bangka Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kabupaten Bangka, maka perlu dilakukan
penyusunan Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangka;
b. bahwa penyusunan Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangka
sebagaimana dimaksud huruf a perlu ditetapkan dengan Peraturan
Bupati Bangka;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4033);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4263);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 2 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan
Kabupaten Bangka (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun
2008 Nomor 2 Seri D);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 5 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten
Bangka (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2008 Nomor
5 Seri D);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANGKA TENTANG PENJABARAN TUGAS


DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA KABUPATEN BANGKA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Bangka.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Bangka.
4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangka.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Bangka.
6. Unit Pelaksana Teknis Dinas selanjutnya disingkat UPTD adalah Unsur Pelaksana
Operasional Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangka.
7. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.
8. Desentralisasi adalah Penyerahan Wewenang Pemerintah oleh Pemerintah kepada
Daerah Otonom dalam Rangka Negara Kesatuan Repubik Indonesia.

2
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS , FUNGSI DAN KEWENANGAN
Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 2
(1) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah unsur pelaksana
Pemerintah Daerah di bidang Perhubungan, Komunikasi dan informatika.
(2) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Bagian Kedua
Tugas
Pasal 3
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan
kewenangan desentralisasi di bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.

Bagian Ketiga
Fungsi
Pasal 4
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan
lingkup tugasnya;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup dan tugasnya;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Keempat
Kewenangan
Pasal 5
Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi mempunyai kewenangan sebagai berikut :
a. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan Daerah;
b. Penyusunan dan penetapan kelas jalan Daerah;
c. Penetapan lokasi dan pengesahan desain terminal tipe C;
d. Penetapan lokasi terminal angkutan barang;
e. Pengoperasian dan pengelolaan terminal penumpang tipe A, B dan C;
f. Pengoperasian dan pengelolaan terminal angkutan barang;
g. Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor berkala pertama dan berikut;
h. Pelaksanaan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan;
i. Pemberian izin usaha bengkel umum untuk melakukan pengujian kendaraan
bermotor;
j. Penyusunan dan penetapan jaringan trayek angkutan kota;
k. Penyusunan dan penetapan jaringan trayek angkutan perdesaan dalam Daerah;
l. Pemberian izin trayek angkutan kota dan angkutan perdesaan dalam Daerah;
m. Pemberian izin usaha angkutan barang dan angkutan penumpang;
n. Penetapan jaringan lintas dalam Daerah;

3
o. Pemberian izin operasi angkutan taksi;
p. Pemberian izin usaha angkutan taksi yang melayani wilayah kota;
q. Pemberian izin usaha angkutan sewa yang melayani dalam Daerah;
r. Pemberian izin usaha angkutan pariwisata;
s. Pemberian izin usaha angkutan alat berat, peti kemas dan angkutan barang
khusus;
t. Penetapan tarif penumpang angkutan kota dan perdesaan kelas ekonomi;
u. Penentuan lokasi rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas,
alat pengendali dan pengaman pemakai jalan dan fasilitas pendukung di jalan
daerah;
v. Pengaturan dan pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi
isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengaman pemakai jalan dan fasilitas
pendukung di jalan Daerah;
w. Penetapan lokasi fasilitas parkir untuk umum di jalan dan di luar jalan (off street);
x. Pengoperasian, pengelolaan fasilitas parkir untuk umum di luar jalan bersama-
sama dengan pihak ketiga;
y. Izin pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di luar jalan bersama-sama pihak
ketiga;
z. Penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalulintas di jalan Daerah;
aa. Pemberian izin penyelenggaraan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu
lintas di jalan Daerah;
bb. Pemberian izin usaha mendirikan sekolah mengemudi;
cc. Penetapan Muatan Sumbu Terberat di bawah daya dukung jalan Daerah untuk
jangka waktu paling lama 6 bulan dengan alasan tertentu;
dd. Penetapan ketentuan umum mengenai kendaraan umum tidak bermotor;
ee. Pengujian kelaikan (sertifikasi) sarana transportasi yang digunakan selain untuk
kepentingan lalu lintas dan angkutan jalan;
ff. Pemberian izin dispensasi angkutan alat berat dan barang khusus di jalan Daerah
dd. Pemberian izin insidentil angkutan penumpang umum yang melayani trayek
Daerah yang akan keluar wilayah Daerah;
ee. Penetapan ketentuan tambahan mengenai susunan alat-alat pada mobil bus dan
mobil penumpang yang digunakan sebagai kendaraan umum jika dipandang perlu
untuk kelancaran pengangkutan;
ff. Pelaksana akreditasi dan sertifikasi kendaraan bermotor oleh swasta;
gg. Pengesahan hasil uji berkala kendaraan bermotor yang dilaksanakan oleh swasta;
hh. Pemberian izin menjalankan kendaraan dengan pemasangan kereta gandengan
dan tempelan lebih dari satu jalan Daerah;
ii. Penyidikan pelanggaran hukum di jalan khususnya tehnis laik jalan kendaraan;
jj. Pelaksanaan sistem informasi kecelakaan lalulintas serta penanggulangannya di
jalan Daerah;
kk. Pemantauan dan analisis kecelakaan lalu lintas serta penanggulangannya di jalan
Daerah;
oo. Pengawasan pelaksanaan dan pengesahan dampak lalulintas di jalan Daerah;
pp. Penyelenggaraan pelabuhan sungai;
qq. Penyelenggaraan pelabuhan danau;
rr. Pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu Sungai, Danau dan
Penyeberangan;
pp. Pembangunan dermaga sungai dan danau;

4
tt. Pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan penyeberangan;
uu. Pengawasan pengoperasian angkutan penyeberangan;
vv. Penyelenggaraan operasi kapal kerja sungai dan danau;
tt. Penetapan tarif jasa pelabuhan sungai dan danau;
xx. Pemeriksaan kelengkapan dan kelaikan kapal Sungai, Danau dan
Penyeberangan;
vv. Penetapan tarif jasa pelabuhan penyeberangan;
ww. Penyusunan master plan pelabuhan sungai dan danau;
aaa. Penetapan lokasi pelabuhan sungai dan danau;
bbb. Penetapan lokasi lokasi pelabuhan penyeberangan;
ccc. Pemeriksaan mutu pelayanan kapal-kapal Sungai, Danau dan Penyeberangan
yang akan dioperasikan pada lintas dalam propinsi;
ddd. Pengawasan pemenuhan mutu palayanan sarana angkutan Sungai, Danau dan
Penyeberangan;
eee. Penyusunan rencana kebutuhan dan lokasi pembangunan prasarana angkutan
sungai di perkotaan;
fff. Pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan alur sungai;
ggg. Penetapan jaringan trayek sungai di perkotaan dan pemberian izin
pembangunan jaringan lintas sungai di perkotaan;
hhh. Penetapan lintas penyeberangan dalam Daerah yang tidak dalam jaringan
Nasional;
iii. Izin penggunaan dataran air pada alur Sungai, Danau dan Penyeberangan;
jjj. Izin pembangunan prasarana yang melintas alur sungai dan danau;
kkk. Penetapan lokasi dan jenis rambu di sungai dan danau;
lll. Pengoperasian pelabuhan Sungai, Danau dan Penyeberangan yang tidak
diusahakan yang melanyani lintas dalam Daerah;
mmm. Perencanaan pelabuhan Sungai, Danau dan Penyeberangan yang tidak
diusahakan yang melayani lintas Daerah;
nnn. Penetapan tarif jasa pelabuhan Sungai, Danau dan Penyeberangan yang tidak
diusahakan yang melayani lintas dalam Daerah;
ooo. Pemberian izin usaha angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan;
ppp. Penerbitan sertifikasi kapal-kapal sungai dan danau (Peraturan Pemerintah
Nomor. 7 Tahun 2000);
qqq. Penetapan pengawasan kapal-kapal sungai dan danau (Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 2000);
rrr. Pengawasan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh pengoperasian sarana
Sungai, Danau dan Penyeberangan;
sss. Pengawasan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan sarana
Sungai, Danau dan Penyeberangan;
ttt. Pemberian rekomendasi penetapan pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan
luar negeri;
uuu. Pemberian izin usaha perusahaan angkutan laut bagi perusahaan yang
berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam Daerah;
vvv. Pemberian izin usaha pelayaran rakyat bagi perusahaan yang berdomisili dan
beroperasi pada lintas pelabuhan dalam Daerah;
www. Pemberian izin usaha tally di pelabuhan, izin usaha bongkar muat barang dari
dan ke kapal serta izin usaha ekspedisi/Freight Forwarder dalam Daerah;
xxx. Penetapan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) di pelabuhan Daerah;

5
yyy. Pemberian rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan umum dan pelabuhan
khusus;
zzz. Penetapan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan
Kepentingan (DLKp) bagi pelabuhan lokal Daerah;
aaaa. Pelaksanaan rekomendasi tatanan kepelabuhanan Nasional dan regional;
bbbb. Pelaksanaan rancang bangun fasilitas pelabuhan bagi pelabuhan dengan
pelayaran lokal Daerah;
cccc. Penetapan rencana induk pelabuhan lokal;
dddd. Penetapan pelayanan operasional 24 (dua puluh empat) jam pelabuhan laut
lokal;
eeee. Penetapan besarnya tarif angkutan laut penumpang kelas ekonomi/non
ekonomi dalam Daerah;
ffff. Pengusulan trayek angkutan laut perintis;
gggg. Penetapan besaran tarif jasa kepelabuhanan pada pelabuhan lokal;
hhhh. Pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan lokal;
iiii. Pelaksanaan Pengawasan keselamatan kapal berukuran isi kotor kurang dari
Gross Tonnage 7 (GT<7);
jjjj. Pelaksanaan pengukuran kapal berukuran isi kotor kurang dari Gross Tonnage
7 (GT<7);
kkkk. Penerbitan pas kecil kapal berukuran isi kotor kurang dari Gross Tonnage 7
(GT<7);
llll. Pemberian izin kegiatan pengerukan dan reklamasi di wilayah perairan
pelabuhan khusus lokal;
mmmm. Pemberian rekomendasi dalam penerbitan izin usaha dan kegiatan salvage
serta persetujuan Pekerjaan Bawah Air (PBA) dan pengawasan kegiatannya
dalam Daerah;
nnnn. Pemberian izin penyelenggaraan instalasi kabel rumah/gedung (IKR/G);
oooo. Pemberian izin pelayanan jasa komunikasi;
pppp. Pengawasan dan pengujian perangkat pos dan telekomunikasi;
qqqq. Pengaturan dan pengawasan pelaksanaan pos;
rrrr. Pembinaan, pengawasan dan standarisasi alat/perangkat pos;
ssss. Pembinaan organisasi/asosiasi bidang pos;
tttt. Pembinaan dan pengawasan standarisasi/peralatan telekomunikasi dan radio;
uuuu. Perizinan instalatur kabel rumah/gedung (IKR/G);
vvvv. Penerbitan izin amatir radio dan izin penggunaan perangkat radio amatir;
wwww. Penerbitan izin komunikasi radio antar penduduk (IKRAP) dan izin
penggunaan perangkat komunikasi radio antar penduduk (IPPKRAP);
xxxx. Pelaksanaan kewenangan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
BAB III
SUSUNAN ORGANISASI SERTA PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 6
Susunan Organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;

6
c. Bidang Perhubungan Laut;
d. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan;
e. Bidang Keselamatan, Sarana dan Prasarana;
f. Bidang Komunikasi dan Informatika;
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

Bagian Kedua
Penjabaran Tugas dan Fungsi
Paragraf 1
Kepala Dinas
Pasal 7
Kepala Dinas mempunyai tugas megkoordinasikan, merumuskan sasaran, membina,
mengarahkan, menyelenggarakan, mengevaluasi dan melaporkan seluruh kegiatan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sesuai dengan kewenangannya.

Paragraf 2
Sekretariat
Pasal 8
Sekretariat adalah unsur pembantu Kepala Dinas yang dipimpin oleh seorang
Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 9
Sekretariat mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan
pengendalian terhadap program, administrasi dan sumberdaya di lingkungan Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.

Pasal 10
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 9, Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika dan memberikan pelayanan administrasi kepada bidang-bidang lain di
lingkungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
b. Penyusunan rencana program kerja dan anggaran belanja Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika;
c. Penyiapan Peraturan Perundang-undangan di bidang Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika sesuai dengan norma, standard dan prosedur yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
d. Penyelenggaraan urusan Tata Usaha Kantor, rumah tangga/perlengkapan dan
urusan kepegawaian di lingkungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika;
e. Penyusunan data, evaluasi dan penyiapan laporan pelaksanaan program kerja dan
penyusunan statistik dan dokumentasi di lingkungan Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
g. Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang langkah-
langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

7
Pasal 11
Sekretariat terdiri dari :
a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum.
Pasal 12
(1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas :
a. Pengumpulan dan pensistematisasian data untuk bahan penyusunan
perencanaan dan pelaporan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
b. Penyiapan bahan analisis, evaluasi serta pengendalian terhadap pelaksanaan
perencanaan dan pelaporan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
c. Pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan perencanaan dan
pelaporan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
d. Penghimpunan, pengolahan dan penganalisisan data laporan pelaksanaan
kegiatan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
f. Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Sekretaris tentang langkah-
langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.
(2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a. Pembelajaran dan penelaahan Peraturan Perundang-undangan mengenai
keuangan;
b. Penyusunan rencana kegiatan rutin sebagai bahan RKA;
c. Penyiapan bahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);
d. Pelaksanaan pelayanan administrasi keuangan rutin;
e. Penyelenggaraan administrasi pembukuan keuangan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
f. Penyiapan bahan pertanggungjawaban dan bahan laporan keuangan rutin
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
g. Pemeliharaan dan penyimpanan bukti dan dokumen keuangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
h. Penyusunan laporan bulanan, triwulan dan tahunan keuangan rutin sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
j. Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Sekretaris tentang langkah-
langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.
(3) Sub Bagian Umum mempunyai tugas :
a. Penghimpunan dan pengelolaan bahan dan data kepegawaian yang meliputi
pengangkatan, pemberhentian, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala,
promosi, mutasi, cuti, askes, taspen dan lain-lain;
b. Pengelolaan urusan perjalanan dinas dan keprotokolan;
c. Pengurusan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai beserta
keluarga seperti restitusi pengobatan, taspen dan lain-lain;
d. Penyelenggaraan segala sesuatu mengenai kedudukan hukum pegawai dan
menyelenggarakan tata usahanya;
e. Perencanaan dan pelaksanaan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
pegawai;

8
f. Pengendalian surat masuk dan surat keluar;
g. Pengendalian arsip aktif;
h. Pelaksanaan kegiatan pengetikan dan penggandaan surat;
i. Pelaksanaan administrasi barang dan perlengkapan kantor;
j. Penyiapan rencana kebutuhan barang dan perlengkapan kantor;
k. Penyiapan bahan administrasi pengadaan, penyaluran dan pemakaian,
penggunaan dan penghapusan barang dan perlengkapan;
l. Penyiapan bahan administrasi penggunaan dan pemakaian kendaraan kantor;
m. Penyiapan Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana
Pemeliharaan Barang Unit (RPBU);
n. Penyiapan bahan laporan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
o. Penyiapan administrasi pengaturan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan
lingkungan kantor;
p. Penyiapan administrasi penggunaan dan pemakaian peralatan serta
perlengkapan kantor;
q. Pembuatan rencana dan program kerja Sub Bagian Umum;
r. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan Sub Bagian Umum;
s. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
t. Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Sekretaris tentang langkah-
langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

Paragraf 3
Bidang Perhubungan Laut
Pasal 13
Bidang Perhubungan Laut mempunyai tugas melaksanakan pengendalian dan
pengawasan, kegiatan angkutan laut, kepelabuhanan dan penunjang keselamatan
pelayaran.
Pasal `14
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bidang
Perhubungan Laut menyelenggarakan fungsi:
a. Pengendalian dan Pengawasan kegiatan operasional angkutan laut di Daerah;
b. Pengendalian dan Pengawasan kegiatan kepelabuhanan di pelabuhan Daerah;
c. Pengendalian dan Pengawasan kegiatan keselamatan pelayaran;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
e. Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang langkah-
langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

Pasal 15
Bidang Perhubungan Laut terdiri dari :
a. Seksi Lalu Lintas dan Angkutan;
b. Seksi Pelabuhan, Penunjang dan Keselamatan Pelayaran.

Pasal 16
(1) Seksi Lalu Lintas dan Angkutan mempunyai tugas :

9
a. Menyiapkan bahan pemberian izin usaha perusahaan angkutan laut bagi
perusahaan yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam
Daerah;
b. Menyiapkan bahan pemberian izin usaha pelayaran rakyat bagi perusahaan
yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam Daerah;
c. Menyiapkan bahan pemberian izin usaha tally di pelabuhan, izin usaha bongkar
muat barang dari dan ke kapal serta izin usaha ekspedisi/Freight Forwarder
dalam Daerah;
d. Menyiapkan bahan penetapan besar tarif angkutan laut penumpang kelas
ekonomi dalam Daerah;
e. Menyiapkan bahan pengusulan trayek angkutan laut perintis;
f. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal berukuran isi
kotor kurang dari Gross Tonnage 7 (GT<7);
g. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengukuran dan pendaftaran kapal berukuran
isi kotor kurang dari Gross Tonnage 7 (GT<7);
h. Menyiapkan bahan penerbitan pas kecil kapal berukuran isi kotor kurang dari
Gross Tonnage 7 (GT<7);
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
j. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang
langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.
(2) Seksi Pelabuhan, Penunjang dan Keselamatan Pelayaran mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan rekomendasi penetapan pelabuhan yang terbuka bagi
perdagangan luar negeri;
b. Menyiapkan bahan pelaksanaan rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan
umum dan pelabuhan khusus;
c. Menyiapkan bahan penetapan lokasi, pembangunan dan pengelolaan Dermaga
Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) di pelabuhan lokal daerah, penetapan
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
bagi pelabuhan lokal daerah;
d. Menyiapkan bahan pelaksanaan rekomendasi tatanan kepelabuhanan nasional
dan regional;
e. Menyiapkan bahan pelaksanaan rancang bangun fasilitas bagi pelabuhan
dengan pelayaran lokal daerah;
f. Menyiapkan bahan penetapan pelayanan operasional 24 (dua puluh empat) jam
pelabuhan laut lokal;
g. Menyiapkan bahan penetapan besaran tarif jasa kepelabuhanan pada pelabuhan
lokal;
h. Menyiapkan bahan pelaksanaan rekomendasi Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)
dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) bagi pelabuhan-pelabuhan antar
daerah;
i. Menyiapkan bahan pengelolaan pelabuhan lokal lama dan pelabuhan lokal baru
yang dibangun oleh daerah;
j. Menyiapkan bahan penetapan rencana induk, rencana pembangunan dan
pengembangan pelabuhan lokal daerah;
k. Menyiapkan bahan pemberian izin kegiatan pengerukan dan reklamasi di
wilayah perairan pelabuhan khusus lokal;
l. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi dalam penerbitan izin usaha dan
kegiatan Salvage (Penyelamatan) serta persetujuan Pekerjaan Bawah Air (PBA)
dan pengawasan kegiatannya dalam daerah;

10
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
n. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang
langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

Paragraf 4
Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Pasal 17
Bidang Lalu Lintas dan Angkutan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan
pengendalian terhadap kegiatan lalu lintas dan angkutan.

Pasal 18
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bidang Lalu Lintas
dan Angkutan menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kebijakan teknis manajemen lalu lintas dan angkutan;
b. Pelaksanaan perubahan dan pengembangan jaringan transportasi dan angkutan
orang/ barang;
c. Pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasan operasional lalu lintas;
d. Pelaksanaan koordinasi dan konsultasi dengan Dinas/Instansi/Lembaga lainnya
dalam rangka kelancaran tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
e. Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang langkah-
langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

Pasal 19
Bidang Lalu Lintas dan Angkutan terdiri dari :
a. Seksi Transportasi dan Pengangkutan Orang/ Barang;
b. Seksi Pengawasan Operasional Lalu Lintas.

Pasal 20
(1) Seksi Transportasi dan Pengangkutan Orang/ Barang mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan penyusunan/ penetapan rencana umum jaringan transfortasi
jalan Daerah;
b. Menyiapkan bahan penyusunan/ penetapan kelas jalan Daerah;
c. Menyiapkan bahan penyusunan/ penetapan jaringan trayek angkutan kota;
d. Menyiapkan bahan penyusunan/ penetapan jaringan trayek angkutan pedesaan
di Daerah;
e. Menyiapkan bahan penyusunan jaringan lintas dalam Daerah;
f. Menyiapkan bahan penetapan tarif penumpang angkutan kota dan pedesaan
kelas ekonomi;
g. Menyiapkan bahan penetapan ketentuan umum mengenai kendaraan kelas
ekonomi;
h. Menyiapkan bahan pemberian perizinan dispensasi angkutan berat/ barang
khusus di jalan kabupaten dan jalan Nasional/ Provinsi wilayah kota;
i. Menyiapkan bahan pemberian izin insidentil angkutan penumpang yang
melayani trayek daerah yang akan keluar daerah;

11
j. Menyiapkan bahan pemberian izin insidentil kendaraan bermotor yang akan
keluar Daerah;
k. Menyiapkan bahan penetapan ketentuan tambahan mengenai susunan alat-alat
pada mobil bus dan mobil penumpang yang digunakan sebagai kendaraan
umum jika dipandang perlu untuk kelancaran pengangkutan;
l. Menyiapkan bahan pemberian izin menjalankan kendaraan dengan pemasangan
kereta gandeng/ tempelan lebih dari satu jalan Daerah;
m. Menyiapkan bahan pemberian Izin Trayek Angkutan Kota dan Angkutan Dalam
Daerah;
n. Menyiapkan bahan pemberian Izin Usaha Angkutan Trayek tetap dan teratur;
o. Menyiapkan bahan pemberian Izin Usaha Angkutan Taxi antar daerah dan
Angkutan Taxi wilayah kota;
p. Menyiapkan bahan pemberian Izin Usaha Angkutan Sewa antar daerah dan
Angkutan Sewa yang melayani dalam Daerah;
q. Menyiapkan bahan pemberian Izin Usaha Angkutan Pariwisata;
r. Menyiapkan bahan pemberian Izin Usaha Angkutan Barang Umum;
s. Menyiapkan bahan pemberian Izin Usaha Angkutan Alat Berat, Peti Kemas dan
angkutan Barang Khusus;
t. Menyiapkan bahan pemberian Izin Usaha Angkutan Pedesaan dalam Daerah;
u. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
v. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang
langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.
(2) Seksi Pengawasan Operasional Lalu Lintas mempunyai tugas :
a. Memeriksa kelengkapan dan kelaikan Kendaraan Bermotor roda empat di jalan;
b. Menyiapkan bahan pemberian izin penyelenggaraan penggunaan jalan selain
untuk kepentingan;
c. Menyiapkan bahan penetapan ketentuan umum mengenai kendaraan umum
tidak bermotor;
d. Menyiapkan bahan penetapan kawasan tertib lalu lintas di jalan kabupaten dan
jalan nasional/ provinsi wilayah kota;
e. Menyiapkan bahan penetapan fasilitas dan kepadatan arus lalu lintas;
f. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian terhadap lalu lintas dan
angkutan umum;
g. Menyiapkan bahan penyidikan pelanggaran hukum di jalan khususnya teknis laik
jalan kendaraan;
h. Menyiapkan bahan penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas di jalan
kabupaten, jalan nasional dan jalan propinsi yang berada dalam ibukota
kabupaten;
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
j. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang
langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

12
Paragraf 5
Bidang Keselamatan, Sarana dan Prasarana
Pasal 21
Bidang Keselamatan, Sarana dan Prasarana mempunyai tugas Merencanakan dan
menyusun petunjuk teknis pelayanan fasilitas keselamatan lalu lintas serta penyiapan
sarana/ prasarana lalu lintas di jalan serta pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor.

Pasal 22
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bidang
Keselamatan, Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan Petunjuk Teknis Rekayasa Lalu Lintas;
b. Pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data penyelenggaraan keselamatan dan
teknis sarana dan prasarana lalu lintas;
c. Pelaksanaan pemberian dan pengembangan di bidang keselamatan dan teknis
sarana dan prasarana lalu lintas;
d. Penyusunan petunjuk teknis pemberian akreditasi dan sertifikasi pengujian
kendaraan bermotor dan pengesahan hasil uji berkala kendaraan bermotor yang
dilaksanakan oleh swasta;
e. Penyelenggaraan registrasi kendaraan bermotor ataupun tidak bermotor;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
g. Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang langkah-
langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

Pasal 23
Bidang Keselamatan, Sarana dan Prasarana terdiri dari :
a. Seksi Prasarana, Keselamatan dan Teknis Sarana;
b. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor.

Pasal 24
(1) Seksi Prasarana, Keselamatan dan Teknis Sarana mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan penetapan lokasi dan pengesahan desain terminal Tipe C;
b. Menyiapkan bahan penetapan lokasi terminal barang dan penumpang;
c. Menyiapkan bahan pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan bermotor;
d. Menyiapkan bahan penetapan lokasi rambu lalu lintas, marka jalan dan alat
pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan,
fasilitas pendukung di jalan kabupaten dan jalan nasional/ propinsi dalam wilayah
kota;
e. Menyiapkan bahan pengaturan dan pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan
dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai
jalan dan fasilitas pendukung di jalan daerah;
f. Menyiapkan bahan penetapan lokasi fasilitas parkir untuk umum di jalan dan di
luar jalan (off street);
g. Menyiapkan bahan pengoperasian pengelolaan fasilitas parkir untuk umum di
luar jalan bersama-sama denga pihak ketiga;
h. Menyiapkan bahan pemberian izin pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di
luar jalan bersama-sama pihak ketiga;

13
i. Menyiapkan bahan penyelenggaraan Rekayasa Lalu Lintas di jalan daerah dan
jalan nasional/ propinsi wilayah kota;
j. Menyiapkan bahan penetapan Muatan Sumbu Terberat di bawah daya dukung
jalan daerah untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan dengan alasan
tertentu;
k. Menyiapkan bahan penetapan tempat pemberhentian kendaraan dan tempat
menunggu kendaraan umum (halte);
l. Menyiapkan bahan pelaksanaan sistem informasi kecelakaan lalu lintas serta
penanggulangannya di jalan kabupaten dan jalan nasional/ propinsi wilayah kota;
m. Menyiapkan bahan pemantauan dan analisa kecelakaan lalu lintas serta
penanggulangannya di jalan kabupaten dan jalan nasional/propinsi wilayah kota;
n. Menyiapkan bahan pemberian izin penyelenggaraan sekolah/ kursus pengemudi;
o. Menyampaikan bahan rekomendasi pemasangan iklan, baleho dan sejenisnya
yang menggunakan ruang milik jalan;
p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
q. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang
langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.
(2) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor berkala pertama
dan berikut;
b. Menyiapkan bahan pengujian kelaikan (Sertifikasi) sarana transfortasi yang
digunakan selain unhtuk kepentingan lalu lintas dan angkutan jalan;
c. Menyiapkan bahan pelaksanaan akreditasi dan sertifikasi kendaraan bermotor
oleh swasta;
d. Menyiapkan bahan pengesahan hasil uji berkala kendaraan bermotor yang
dilaksanakan oleh swasta;
e. Menyiapkan bahan pemeriksaan kelayakan teknis kendaraan bermotor yang
akan dilakukan pelelangan (Afkir) dan/ atau pemberian rekomendasi prosentase
kelayakan kendaraan bermotor;
f. Menyiapkan bahan pemberian petunjuk teknis tentang persyaratan yang harus
dipenuhi pada kendaran bermotor kepada setiap pemilik kendaraan bermotor
wajib uji;
g. Menyiapkan bahan pemberian teknis uji kelaikan untuk kendaraan bermotor
wajib uji sesuai jumlah berat yang diiizinkan (JBI) dan jumlah berat yang
diperbolehkan (JBB) sesuai dalam klasifikasi pada Muatan Sumbu Terberat
(MST) pada masing-masing sumbu sesuai buku uji kendaraan bermotor yang
masih berlaku;
h. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian suku cadang peralatan
kendaraan bermotor;
i. Menyiapkan bahan pemeriksaan kelaikan kendaraan bermotor untuk
keselamatan pelayanan angkutan;
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
j. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang
langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

14
Paragraf 6
Bidang Komunikasi dan Informatika
Pasal 25
Bidang Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan pengawasan,
pemantauan dan melaksanakan pendataan di bidang Komunikasi dan Informatika.

Pasal 26
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Bidang
Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penertiban, Radio Amatir dan Frekuensi Radio Amatir;
b. Pelaksanaan pengawasan penyiaran Radio Amatir dan Radio Antar penduduk;
c. Pemberian rekomendasi pendirian pelayanan/penyiaran Radio Amatir, warnet,
wartel, Base Transmition Station (BTS);
d. Pemberian rekomendasi izin lokasi pembangunan studio dan stasiun pemancar
radio dan atau televisi;
e. Pemberian rekomendasi persyaratan administrasi terhadap penyelenggaraan izin
radio;
f. Pelaksanaan pendataan Radio Amatir, Radio Antar penduduk, warnet, wartel, Base
Transmition Station (BTS);
g. Pelaksanaan pembinaan Organisasi/Asosiasi di bidang Komunikasi dan Informatika;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
i. Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang langkah-
langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

Pasal 27
Bidang Komunikasi dan Informatika terdiri dari :
a. Seksi Komunikasi;
b. Seksi Informatika.
Pasal 28
(1) Seksi Komunikasi mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan pemberian rekomendasi pendirian Radio Amatir dan Radio
antar penduduk (IKRAP & IPPKRAP);
b. Menyiapkan bahan pemberian rekomendasi pendirian wartel, warnet dan BTS;
c. Mendata Radio Amatir, Radio antar penduduk (IKRAP & IPPKRAP);
d. Menyiapkan bahan pembinaan Organisasi/Asosiasi Radio Amatir, Radio antar
penduduk, wartel, warnet dan BTS;
e. Mengadakan pengawasan/pemantauan penyiaran Radio Amatir;
f. Menyiapkan bahan rekomendasi pengembangan pelayanan di bidang pos dan
telekomunikasi;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
h. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang
langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.
(2) Seksi Informatika mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan pelaksanaan desiminasi informasi Nasional;

15
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi pengembangan kemitraan media
skala Daerah;
c. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan komunikasi sosial
skala Daerah;
d. Menyiapkan bahan rekomendasi pengembangan pelayanan di bidang
informatika;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
f. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang
langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

Paragraf 7
Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pasal 29
(1) UPTD mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika yang mempunyai wilayah kerja 1 (satu) atau beberapa
kecamatan.
(2) UPTD mempunyai fungsi dan perencanaan teknis operasional, pelaksana teknis
fungsional dan evaluasi perencanaan dan pelaksanaan teknis fungsional.
(3) UPTD dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat.
(4) UPTD terdiri dari kelompok jabatan fungsional yang dapat ditetapkan sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV
KEPEGAWAIAN
Pasal 30
Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pegawai dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB V
TATA KERJA
Pasal 31
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas bertanggung jawab langsung kepada
Bupati, sedangkan pertanggungjawaban administratif melalui Sekretaris Daerah.
(2) Sekretariat Dinas dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas yang dalam
melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
(3) Setiap bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada
di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
(4) Setiap sub bagian dipimpin oleh kepala sub bagian yang dalam melaksanakan tugas
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris Dinas.
(5) Setiap seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidangnya masing-masing.
(6) Apabila Kepala Dinas berhalangan di dalam menjalankan tugasnya, Kepala Dinas
dapat menunjuk Sekretaris Dinas atau salah seorang Kepala Bidang untuk
mewakilinya.
(7) Hubungan antara Kepala Dinas dengan bawahannya atau sebaliknya secara
administratif dilaksanakan melalui Sekretaris Dinas.

16
Pasal 32

(1) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga
fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik
dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan
Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai
dengan tugas masing-masing.
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing
dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
(3) Setiap pimpinan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya.
(4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala
tetap pada waktunya.
(5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih
lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
(6) Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan
wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.
(7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan
dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib
mengadakan rapat berkala.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33

Pada saat berlakunya Peraturan ini, Keputusan Bupati Bangka Nomor 21 Tahun 2004
tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi
(Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2004 Nomor 22 Seri D) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 34

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.

17
Pasal 35
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini,
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka.

Ditetapkan di Sungailiat
pada tanggal 8 September 2008

BUPATI BANGKA,

Cap/dto

YUSRONI YAZID

Diundangkan di Sungailiat
pada tanggal 8 September 2008

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANGKA,

Cap/dto

TARMIZI H. SAAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA TAHUN 2008 NOMOR 21

Mengetahui,
Salinan sesuai aslinya
KABAG HUKUM DAN ORGANISASI

TERKISAH ALIE HASAN, SH


NIP. 440018176

18

Anda mungkin juga menyukai