Anda di halaman 1dari 103

WALIKOTA PANGKALPINANG

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG

NOMOR 12 TAHUN 2010


TENTANG
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH
KOTA PANGKALPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PANGKALPINANG,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 Peraturan Daerah Kota


Pangkalpinang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah Kota Pangkalpinang, perlu menetapkan penjabaran
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Pangkalpinang;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a perlu menetapkan Peraturan Walikota Pangkalpinang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-
undang Darurat Nomor 4 tahun 1956 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1091), Undang-undang Darurat nomor
56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1091)
& Undang-undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956) Nomor 57, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1091) Tentang Pembentukan
Daerah tingkat II Termasuk Kotapraja dalam lingkungan Daerah
Tingkat I Sumatera Selatan sebagai Undang-undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1959 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lebaran Negara Republik Indonesia Nomor
3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
43 tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4033);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

1
Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
9. Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 02 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Kota Pangkalpinang (Lembaran Daerah Kota
Pangkalpinang Tahun 2008 Nomor 02 Seri D Nomor 01);
10. Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 24 Tahun 2009
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Pangkalpinang (Lembaran Daerah Kota Pangkalpinang Tahun 2010
Nomor 7);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN WALIKOTA TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI
DINAS DAERAH KOTA PANGKALPINANG.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
1. Kota adalah Kota Pangkalpinang.
2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Pangkalpinang.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pangkalpinang.
4. Walikota adalah Walikota Pangkalpinang.
5. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kota Pangkalpinang.
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang.
7. Satuan Organisasi Dinas adalah Satuan Organisasi Dinas Kota
Pangkalpinang yang terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris, Bidang, Sub
Bagian dan Seksi.
8. Tugas adalah urusan yang harus dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. Fungsi adalah kewenangan untuk melaksanakan tugas yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2
BAB II
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 2
(1) Kepala Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian Urusan
Pemerintahan dibidang Pendidikan berdasarkan asas Desentralisasi dan Tugas
Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Pendidikan mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standar teknis lingkup Pendidikan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan sub
bidang kebijakan dan standar meliputi penetapan kebijakan operasional pendidikan
kota sesuai dengan kebijakan nasional dan provinsi; perencanaan operasional
program pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan nonformal sesuai dengan perencanaan strategis tingkat provinsi dan
nasional; sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan di tingkat kota;
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; pemberian izin pendirian serta
pencabutan izin satuan pendidikan dasar, satuan pendidikan menengah dan
satuan/penyelenggara pendidikan nonformal; penyelenggaraan dan/atau pengelolaan
satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional; pemberian izin pendirian serta
pencabutan izin satuan pendidikan dasar dan menengah berbasis keunggulan lokal;
penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan berbasis keunggulan lokal pada
pendidikan dasar dan menengah; pemberian dukungan sumber daya terhadap
penyelenggaraan perguruan tinggi; pemantauan dan evaluasi satuan pendidikan
sekolah dasar bertaraf internasional; pembiayaan bidang pendidikan meliputi
penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai kewenangannya;
pembiayaan penjaminan mutu satuan pendidikan sesuai kewenangannya, kurikulum,
sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, serta pengendalian mutu
pendidikan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pendidikan, yang meliputi pelayanan
teknis administratif dinas (Kesekretariatan), pendidikan taman kanak-kanak dan
sekolah dasar, pendidikan sekolah menengah, pengembangan kependidikan,
pendidikan non formal dan informal;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang pendidikan;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang pendidikan yang diserahkan kepada
Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Pendidikan membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar;
c. Bidang Pendidikan Sekolah Menengah;
d. Bidang Pengembangan Kependidikan;
e. Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 3
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
Pendidikan dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan
tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu dan tugas pelayanan administratif lingkup
Dinas Pendidikan.

3
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Pendidikan yang meliputi
administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan
program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Pendidikan serta memberikan
saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan urusan pemerintah dibidang
pendidikan;
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Pendidikan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 4
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas Pendidikan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Pendidikan;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/kekayaan daerah lingkup
Dinas Pendidikan;
e. pelaksanaan pengelolaan administrasi sertifikasi guru dan peningkatan kualifikasi
guru;
f. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Pendidikan;
g. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian.
Pasal 5
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Pendidikan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Pendidikan;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Pendidikan yang meliputi
analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, monitoring evaluasi
anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Pendidikan.
Pasal 6
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Pendidikan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas (Renstra, Renja, dan
Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas (Laporan
Berkala Kinerja);

4
c. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan;
d. penyusunan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pendidikan
(LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD).

Paragraf 2
Bidang Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar
Pasal 7
(1) Kepala Bidang Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendidikan lingkup Pendidikan Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pendidikan Taman Kanak-Kanak
dan Sekolah Dasar;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah
Dasar;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan
taman kanak-kanak dan sekolah dasar lingkup Tenaga Kependidikan, Kesiswaan dan
Kurikulum;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pendidikan
Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pendidikan Taman Kanak-
Kanak dan Sekolah Dasar;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan saran dan
pertimbangan lingkup Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
(2), Kepala Bidang Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar membawahi 3
(tiga) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Tenaga Kependidikan;
b. Seksi Kesiswaan;
c. Seksi Kurikulum.
Pasal 8
(1) Kepala Seksi Tenaga Kependidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar lingkup Tenaga
Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Tenaga Kependidikan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah
Dasar;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Tenaga Kependidikan Taman Kanak-
Kanak dan Sekolah Dasar yang meliputi perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga
kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, usulan pengangkatan dan
penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk Taman Kanak-Kanak dan
Sekolah Dasar, usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan
perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan PNS Taman Kanak-Kanak dan
Sekolah Dasar, pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, usulan pemberhentian pendidik dan tenaga
kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar selain karena alasan
pelanggaran peraturan perundang-undangan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Tenaga Kependidikan.
Pasal 9
(1) Kepala Seksi Kesiswaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar lingkup Kesiswaan Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kesiswaan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Kesiswaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar;

5
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Kesiswaan Taman Kanak-Kanak dan
Sekolah Dasar yang meliputi standarisasi teknis, norma, kriteria, prosedur dan
pedoman kesiswaan, pembinaan kreativitas, minat bakat dan prestasi siswa, fasilitasi
kompetisi, prestasi, dan apresiasi kegiatan kesiswaan dan fasilitasi beasiswa;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Kesiswaan.
Pasal 10
(1) Kepala Seksi Kurikulum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah dasar lingkup Kurikulum Taman Kanak-
Kanak dan Sekolah Dasar.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kurikulum mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Kurikulum Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup kurikulum Taman Kanak-Kanak dan
Sekolah dasar yang meliputi koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum
Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar; sosialisasi kerangka dasar dan struktur
kurikulum pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar; sosialisasi dan
implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan Taman Kanak-Kanak dan
Sekolah Dasar; sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum Taman Kanak-Kanak
dan Sekolah Dasar; pengawasan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup kurikulum.
Paragraf 3
Bidang Pendidikan Sekolah Menengah
Pasal 11
(1) Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Pendidikan lingkup Pendidikan Sekolah Menengah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pendidikan Sekolah Menengah mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pendidikan Sekolah Menengah;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pendidikan Sekolah Menengah;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pendidikan
Sekolah Menengah lingkup Tenaga Kependidikan, kesiswaan, dan kurikulum;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pendidikan
Sekolah Menengah;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pendidikan Sekolah
Menengah;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Pendidikan serta
memberikan saran dan pertimbangan lingkup Pendidikan Sekolah Menengah.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah membawahi 3 (tiga) Seksi yang
meliputi :
a. Seksi Tenaga Kependidikan;
b. Seksi Kesiswaan;
c. Seksi Kurikulum.
Pasal 12
(1) Kepala Seksi Tenaga Kependidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah lingkup Tenaga Kependidikan
Sekolah Menengah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Tenaga Kependidikan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup tenaga kependidikan sekolah menengah;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Tenaga Kependidikan sekolah
menengah yang meliputi perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan
sekolah menengah; usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga
kependidikan PNS untuk sekolah menengah; usulan pemindahan pendidik dan tenaga
kependidikan PNS sekolah menengah; peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan
perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan PNS sekolah menengah; pembinaan

6
dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah menengah; usulan
pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan sekolah menengah selain karena
alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup tenaga kependidikan.
Pasal 13
(1) Kepala Seksi Kesiswaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Pendidikan Sekolah Menengah lingkup Kesiswaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kesiswaan mempunyai fungsi :
a. mengumpulkan data lingkup Kesiswaan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup kesiswaan sekolah menengah yang
meliputi standarisasi teknis, norma, kriteria, prosedur, dan pedoman kesiswaan;
pembinaan kreativitas, minat bakat dan prestasi siswa; fasilitasi kompetisi, prestasi,
dan apresiasi kegiatan kesiswaan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup kesiswaan.
Pasal 14
(1) Kepala Seksi Kurikulum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Pendidikan Sekolah Menengah lingkup Kurikulum Sekolah Menengah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kurikulum mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Kurikulum Sekolah Menengah;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup kurikulum sekolah menengah yang
meliputi sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan sekolah
menengah; penyusunan kalender pendidikan dan bahan petunjuk teknis kurikulum;
pembinaan dan monitoring evaluasi pelaksanaan kurikulum; pelaksanaan ujian
nasional; pengadaan sarana pembelajaran;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup kurikulum.

Paragraf 4
Bidang Pengembangan Kependidikan
Pasal 15
(1) Kepala Bidang Pengembangan Kependidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Pendidikan lingkup Pengembangan Kependidikan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pengembangan Kependidikan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup pengembangan kependidikan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pengembangan kependidikan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pengembangan
kependidikan lingkup pengembangan sarana kependidikan; pengembangan teknologi
informasi dan komunikasi; pengendalian mutu pendidikan;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup
pengembangan kependidikan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pengembangan
kependidikan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup pengembangan kependidikan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pengembangan Kependidikan membawahi 3 (tiga) Seksi yang
meliputi :
a. Seksi Pengembangan Sarana Kependidikan;
b. Seksi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c. Seksi Pengendalian Mutu Pendidikan.
Pasal 16
(1) Kepala Seksi Pengembangan Sarana Kependidikan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengembangan Kependidikan lingkup
Pengembangan Sarana Kependidikan.

7
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengembangan Sarana Kependidikan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup pengembangan sarana kependidikan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pengembangan sarana dan prasarana
kependidikan yang meliputi pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional
sarana dan prasarana pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan nonformal; pengawasan pendayagunaan bantuan sarana
dan prasarana pendidikan; pengawasan penggunaan buku pelajaran pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengembangan Sarana Kependidikan.
Pasal 17
(1) Kepala Seksi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengembangan Kependidikan
lingkup Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengembangan Teknologi Informasi
dan Komunikasi yang meliputi peremajaan data dalam sistem informasi manajemen
pendidikan nasional untuk tingkat kota Pangkalpinang;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Pasal 18
(1) Kepala Seksi Pengendalian Mutu Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pengembangan Kependidikan lingkup Pengendalian Mutu
Pendidikan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengendalian Mutu Pendidikan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengendalian Mutu Pendidikan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pengendalian mutu pendidikan yang
meliputi penilaian hasil belajar; membantu pelaksanaan ujian nasional pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; koordinasi, fasilitasi,
monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian sekolah; penyediaan biaya
penyelenggaraan ujian sekolah; pelaksanaan evaluasi pengelola, satuan, jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; pelaksanaan evaluasi pencapaian
standar nasional pendidikan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan nonformal; membantu pemerintah dalam
akreditasi pendidikan nonformal, supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal dalam
penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan; supervisi dan fasilitasi
satuan pendidikan bertaraf internasional dalam penjaminan mutu untuk memenuhi
standar internasional; supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan berbasis keunggulan
lokal dalam penjaminan mutu; evaluasi pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu
satuan pendidikan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengendalian Mutu Pendidikan.

Paragraf 5
Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal
Pasal 19
(1) Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendidikan lingkup Pendidikan Non Formal
dan Informal.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pendidikan Non Formal dan Informal mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pendidikan Non Formal dan
Informal;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pendidikan Non Formal dan Informal;

8
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan Non
Formal dan Informal meliputi pendidikan kesetaraan, pendidikan masyarakat dan
pembinaan kursus, pengembangan pendidikan anak usia dini;
d. memberdayakan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Pendidikan
Non Formal dan Informal;
e. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pendidikan Non Formal
dan Informal;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Pendidikan Non Formal dan Informal.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal membawahi 3 (tiga) Seksi
yang meliputi :
a. Seksi Pendidikan Kesetaraan;
b. Seksi Pendidikan Masyarakat dan Pembinaan Kursus;
c. Seksi Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini.
Pasal 20
(1) Kepala Seksi Pendidikan Kesetaraan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal lingkup Pendidikan Kesetaraan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pendidikan Kesetaraan mempunyai fungsi :
a. mengumpulkan data lingkup Pendidikan Kesetaraan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pendidikan kesetaraan meliputi
perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan kesetaraan;
usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk
pendidikan kesetaraan; usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS
pendidikan kesetaraan; peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan
pendidik dan tenaga kependidikan PNS pendidikan kesetaraan, pembinaan dan
pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan kesetaraan, usulan
pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan kesetaraan selain
karena alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan. Perencanaan
operasional program pendidikan kesetaraan sesuai dengan perencanaan strategis
tingkat provinsi dan nasional, pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
kesetaraan, pemberian izin pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan
kesetaraan, penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan kesetaraan
sesuai kewenangannya;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup pendidikan kesetaraan.
Pasal 21
(1) Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat dan Pembinaan Kursus mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal lingkup
Pendidikan Masyarakat dan Pembinaan Kursus.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pendidikan Masyarakat dan Pembinaan Kursus mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pendidikan Masyarakat dan Pembinaan Kursus;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pendidikan masyarakat dan
pembinaan kursus meliputi perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan masyarakat dan kursus, usulan pengangkatan dan
penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk pendidikan masyarakat
dan kursus, usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS pendidikan
masyarakat dan kursus, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan
pendidik dan tenaga kependidikan PNS pendidikan masyarakat dan kursus,
pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan
masyarakat dan kursus, usulan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan
pendidikan masyarakat dan kursus selain karena alasan pelanggaran peraturan
perundang-undangan. Perencanaan operasional program pendidikan masyarakat dan
kursus sesuai dengan perencanaan strategis tingkat provinsi dan nasional,
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan masyarakat dan kursus, pemberian izin
pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan masyarakat dan kursus,
penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan masyarakat dan kursus
sesuai kewenangannya;

9
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pendidikan Masyarakat dan Pembinaan
Kursus.
Pasal 22
(1) Kepala Seksi Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal
lingkup Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai fungsi :
a. mengumpulkan data lingkup Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pendidikan anak usia dini meliputi
perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini,
usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk
pendidikan anak usia dini, usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS
pendidikan anak usia dini, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan
pendidik dan tenaga kependidikan PNS pendidikan anak usia dini, pembinaan dan
pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, usulan
pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini selain
karena alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan. Perencanaan
operasional program pendidikan anak usia dini sesuai dengan perencanaan strategis
tingkat provinsi dan nasional, pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia
dini, pemberian izin pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan anak usia dini,
penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini sesuai
kewenangannya;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB III
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 23
(1) Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan dibidang Kesehatan berdasarkan Asas Desentralisasi dan Tugas
Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Kesehatan mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Kesehatan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan yang
meliputi upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan (pengelolaan/ penyelenggaraan,
jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kondisi lokal, penyelenggaran jaminan
pemeliharaan kesehatan nasional (tugas pembantuan), sumber daya manusia
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta
manajemen kesehatan (Penyelenggaraan, bimbingan dan pengendalian
operasionalisasi bidang kesehatan. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
kesehatan yang mendukung perumusan kebijakan kota Pangkalpinang, pengelolaan
surkesda skala kota, implementasi penapisan Iptek di bidang pelayanan kesehatan
skala kota, penyelenggaraan kerjasama luar negeri skala kota, pembinaan,
monitoring, evaluasi dan pengawasan skala kota;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan yang meliputi pelayanan
teknis administratif dinas (kesekretariatan), pelayanan kesehatan, pengendalian
masalah kesehatan, pengembangan SDM kesehatan dan kesehatan masyarakat;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang kesehatan;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang kesehatan yang diserahkan kepada
Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

10
ayat (2), Kepala Dinas Kesehatan membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Pelayanan Kesehatan;
c. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan;
d. Bidang Pengembangan SDM Kesehatan;
e. Bidang Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 24
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
Kesehatan dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan
tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu dan tugas pelayanan administratif lingkup
Dinas Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Kesehatan yang meliputi
administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan
program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Kesehatan serta memberikan
saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan urusan pemerintah dibidang
Kesehatan; dan
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 25
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Kesehatan;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/kekayaan daerah lingkup
Dinas Kesehatan;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Kesehatan;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian.

Pasal 26
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Kesehatan;

11
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Kesehatan yang meliputi
analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, monitoring evaluasi
anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Kesehatan.
Pasal 27
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas (Renstra, Renja, dan
Penetapan Kinerja);
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pengembangan dan pengelolaan
sistem informasi kesehatan (SIK) skala kota;
c. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas (Laporan
Berkala Kinerja);
d. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan:
e. penyusunan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kesehatan
(LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD).
Paragraf 2
Bidang Pelayanan Kesehatan
Pasal 28
(1) Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas Kesehatan lingkup dan Pelayanan Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pelayanan Kesehatan;
b. penyusun petunjuk teknis lingkup Pelayanan Kesehatan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pelayanan
Kesehatan Lingkup Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, pelayanan Kesehatan
Khusus dan Keperawatan, Farmasi dan Alat Kesehatan;
d. pemberdayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pelayanan
Kesehatan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pelayanan Kesehatan;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan kepala dinas kesehatan serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Pelayanan Kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Membawahi 3 (tiga) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Keperawatan;
c. Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan.
Pasal 29
(1) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup Pelayanan
Kesehatan Dasar dan Rujukan;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pelayanan Kesehatan Dasar dan
Rujukan yang meliputi pelayanan gawat-darurat, P3K, sistem rujukan dan evakuasi;
pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan berupa registrasi, rekomendasi,
pemberian izin, pembinaan, sertifikasi dan akreditasi sarana pelayanan kesehatan
(antara lain Rumah Sakit Pemerintah Kelas C dan Kelas D, Rumah Sakit Swasta yang
setara, praktik berkelompok, klinik umum/spesialis, klinik dokter keluarga/dokter gigi
keluarga, rumah bersalin dan sarana pelayanan kesehatan lainnya;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan.

12
Pasal 30
(1) Kepala Seksi Kesehatan Khusus dan Keperawatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup Kesehatan
Khusus dan Keperawatan;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kesehatan Khusus dan Keperawatan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup kesehatan khusus dan keperawatan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Kesehatan Khusus dan Keperawatan
yang meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji kota
Pangkalpinang,kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan gigi dan
mulut, pelayanan keperawatan/medik alternatif-komplementer, rehabilitasi medik, klinik
estetika/ kecantikan/perawatan tubuh, perawatan keluarga, perawatan kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan khusus dan keperawatan lainnya, dan
pengobatan tradisional, serta sarana penunjang yang setara;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Kesehatan Khusus dan Keperawatan.
Pasal 31
(1) Kepala Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup Farmasi dan Alat Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Farmasi dan Alat Kesehatan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Farmasi dan Alat Kesehatan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Farmasi dan Alat Kesehatan meliputi
ketersediaan, pemerataan, mutu obat dan keterjangkauan harga obat serta
perbekalan kesehatan lingkup farmasi; pengawasan teknologi kesehatan, pelayanan
penunjang medik dan alat kesehatan, penyediaan dan pengelolaan obat, alat
kesehatan, reagensia dan vaksin pada pelayanan kesehatan dasar skala kota
Pangkalpinang; pengambilan sampling/contoh sediaan farmasi di lapangan;
pemeriksaan setempat sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi, pengawasan
dan registrasi makanan minuman produksi rumah tangga, sertifikasi alat kesehatan
dan PKRT Kelas I, registrasi, pembinaan, akreditasi,sertifikasi, pemberian
rekomendasi dan pemberian izin sarana kesehatan pelayanan penunjang medik,
kefarmasian dan alat kesehatan (seperti PBF Cabang, PBAK dan Industri Kecil Obat
Tradisional (IKOT), pemberian izin apotik, toko obat);
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Farmasi dan Alat Kesehatan.
Paragraf 3
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
Pasal 32
(1) Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Kesehatan lingkup Pengendalian Masalah Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pengendalian Masalah
Kesehatan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pengendalian Masalah Kesehatan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum pengendalian masalah
kesehatan lingkup Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Surveilan,
Epidemologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra, Kesehatan Lingkungan;
d. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Pengendalian
Masalah Kesehatan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pengendalian Masalah
Kesehatan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Pengendalian Masalah Kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Membawahi 3 (tiga) Seksi yang
meliputi :
a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit;
b. Seksi Surveilan, Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra;
13
c. Seksi Kesehatan Lingkungan.
Pasal 33
(1) Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan lingkup
Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pengendalian dan pemberantasan
penyakit yang meliputi penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular skala kota; penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit
tidak menular tertentu skala kota; penyelenggaraan operasional penanggulangan
masalah kesehatan akibat bencana dan wabah skala kota;
c. Pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit.
Pasal 34
(1) Kepala Seksi Surveilan, Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
lingkup Surveilan, Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Surveilan, Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Surveilan, Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Surveilan, Epidemiologi, Imunisasi dan
Kesehatan Matra meliputi Penyelenggaraan surveilan, penyelidikan epidemiologi dan
SKD KLB, imunisasi dan kesehatan matra (pelayanan kesehatan calon jemaah haji)
skala kota Pangkalpinang;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Surveilan, Epidemiologi, Imunisasi dan
Kesehatan Matra.
Pasal 35
(1) Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan lingkup Kesehatan Lingkungan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kesehatan Lingkungan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Kesehatan Lingkungan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Kesehatan Lingkungan meliputi
Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan serta
pengawasan dan pembinaan penyehatan lingkungan terhadap tempat-tempat umum
(TTU) dan tempat pengolahan makanan dan minuman (TPM) skala kota
Pangkalpinang, serta upaya penyehatan lingkungan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Kesehatan Lingkungan.
Paragraf 4
Bidang Pengembangan SDM Kesehatan
Pasal 36
(1) Kepala Bidang Pengembangan SDM Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Kesehatan lingkup Pengembangan SDM Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pengembangan SDM Kesehatan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup pengembangan SDM kesehatan;
b. penyusun petunjuk teknis lingkup pengembangan SDM kesehatan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum pengembangan SDM
kesehatan lingkup perencanaan dan pendayagunaan, pendidikan dan pelatihan, dan
registrasi dan akreditasi;
d. pemberdayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup pengembangan
SDM kesehatan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pengembangan SDM
Kesehatan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas kesehatan serta

14
memberikan saran dan pertimbangan lingkup pengembangan SDM kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pengembangan SDM Kesehatan membawahi 3 (tiga) Seksi yang
meliputi :
a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan;
b. Seksi Pendidikan dan Pelatihan;
c. Seksi Registrasi dan Akreditasi.
Pasal 37
(1) Kepala Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pengembangan SDM Kesehatan lingkup Perencanaan dan
Pendayagunaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Perencanaan dan Pendayagunaan mempunyai fungsi :
a. mengumpulkan data lingkup Perencanaan dan Pendayagunaan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang perencanaan dan pendayagunaan
yang meliputi pemanfaatan tenaga kesehatan strategis, pendayagunaan tenaga
kesehatan skala kota Pangkalpinang;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Perencanaan dan Pendayagunaan.
Pasal 38
(1) Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pengembangan SDM Kesehatan lingkup Pendidikan dan Pelatihan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pendidikan dan Pelatihan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup pendidikan dan pelatihan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pendidikan dan pelatihan yang meliputi
pelatihan teknis peningkatan jumlah, mutu, dan penyebaran tenaga kesehatan skala
kota Pangkalpinang;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pendidikan dan Pelatihan.
Pasal 39
(1) Kepala Seksi Registrasi dan Akreditasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengembangan SDM Kesehatan lingkup Registrasi dan Akreditasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Registrasi dan Akreditasi mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup registrasi dan akreditasi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang registrasi dan akreditasi yang meliputi
registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu skala kota Pangkalpinang
sesuai peraturan perundang-undangan, pemberian izin praktik tenaga kesehatan
tertentu;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Registrasi dan Akreditasi.
Paragraf 5
Bidang Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan
Pasal 40
(1) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Kesehatan lingkup Kesehatan Masyarakat
dan Promosi Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Bina Kesehatan Masyarakat dan
Promosi Kesehatan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Bina Kesehatan Masyarakat dan Promosi
Kesehatan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan
masyarakat dan promosi kesehatan lingkup promosi kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, gizi masyarakat;
d. pemberdayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Kesehatan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan;

15
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Kesehatan Masyarakat dan
Promosi Kesehatan;
f. pelaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas kesehatan serta
memberikan saran dan pertimbangan lingkup Kesehatan Masyarakat dan Promosi
Kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan membawahi 3
(tiga) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak;
b. Seksi Gizi;
c. Seksi Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas.
Pasal 41
(1) Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan lingkup Kesehatan
Ibu dan Anak.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kesehatan Ibu dan Anak mempunyai fungsi :
a. pengumpulkan data lingkup Kesehatan Ibu dan Anak;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup kesehatan ibu dan anak yang meliputi
kunjungan ibu dan anak K-4, komplikasi kebidanan yang ditangani, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, pelayanan
nifas, neonatus dengan komplikasi yang ditangani, kunjungan bayi, kelurahan
universal child immunization (UCI), pelayanan anak balita;
c. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama baik lintas program maupun lintas sektoral
lingkup kesehatan ibu dan anak.
d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup kesehatan ibu dan anak.
e. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Kesehatan Ibu dan Anak.
Pasal 42
(1) Kepala Seksi Gizi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan lingkup Gizi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Gizi mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Gizi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Gizi yang meliputi Penyelenggaraan
survailans gizi buruk skala kota Pangkalpinang, penyelenggaraan penanggulangan
gizi buruk skala kota Pangkalpinang, perbaikan gizi keluarga dan masyarakat;
c.. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Gizi.
Pasal 43
(1) Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Promosi
Kesehatan lingkup Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang promosi kesehatan dan Kesehatan
komunitas yang meliputi Pemberdayaan Individu, Keluarga dan Masyarakat
Berperilaku Hidup Sehat dan Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) dengan penyelenggaraan promosi kesehatan skala kota
Pangkalpinang;
c.. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Promosi Kesehatan dan Kesehatan
Komunitas.

16
BAB IV
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 44
(1) Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
urusan pemerintahan dibidang Sosial dan Tenaga Kerja berdasarkan asas desentralisasi
dan tugas pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Sosial dan Tenaga Kerja;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup Sosial dan
Tenaga Kerja yang meliputi kebijakan, perencanaan, kerjasama dan pembinaan
bidang sosial, identifikasi dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial,
pengembangan dan pendayagunaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial
(PSKS), pelaksanaan, pengawasan, pelaporan program bidang sosial, sarana dan
prasarana sosial, pembinaan tenaga fungsional pekerja sosial, sistem informasi
kesejahteraan sosial, penganugerahan tanda kehormatan, nilai-nilai kepahlawanan,
keperintisan kejuangan dan kesetiakawanan sosial, kebijakan, perencanaan,
pembinaan, dan pengawasan ketenagakerjaan, pembinaan sumber daya manusia
(SDM) aparatur ketenagakerjaan, pembinaan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja,
pembinaan dan penempatan tenaga kerja dalam negeri, pembinaan dan penempatan
tenaga kerja luar negeri, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga
kerja, pembinaan ketenagakerjaan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Sosial dan Tenaga Kerja yang meliputi
Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial, Perlindungan dan Jaminan Sosial, Hubungan
Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, Pembinaan, Penempatan, Latihan dan
Produktifitas, unit pelaksana teknis dan kelompok jabatan fungsional Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Sosial dan Tenaga
Kerja;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Sosial dan Tenaga Kerja yang diserahkan
kepada Pemerintah Kota Pangkalpinang ;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial;
c. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial;
d. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan;
e. Bidang Pembinaan, Penempatan, Latihan dan Produktifitas.
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 45
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan program dan
penyelenggaraan tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu dan tugas pelayanan
administratif lingkup Dinas Sosial dan Tenaga Kerja.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan program;

17
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT meliputi koordinasi pemerintahan di bidang sosial skala
kota. sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan pedoman dan standarisasi, seleksi
dan kelengkapan bahan usulan untuk penetapan akreditasi dan sertifikasi, pemberian
bimbingan, monitoring, supervisi, konsultasi, dan fasilitasi bidang sosial skala kota
Pangkalpinang;
d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
serta memberikan saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan urusan pemerintah
dibidang pendidikan;
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 46
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. penyelenggaraan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan
pengelolaan administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai), pengusulan pengangkatan dan
pemberhentian pejabat fungsional pekerja sosial skala kota, pengusulan calon peserta
pendidikan profesi pekerjaan sosial skala kota, pengusulan calon peserta pendidikan
dan pelatihan pekerja sosial skala kota;
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/ kekayaan daerah lingkup
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Sosial dan Tenaga kerja;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian
Pasal 47
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang
meliputi analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, monitoring evaluasi
anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja.
Pasal 48
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja (Renstra, Renja, dan Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja (Laporan Berkala Kinerja);

18
c. Pengembangan jaringan sistem informasi kesejahteraan sosial skala kota
Pangkalpinang;
d. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan;
e. penyusunan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja (LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD).
Paragraf 2
Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial
Pasal 49
(1) Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja lingkup
Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pemberdayaan dan Rehabilitasi
Sosial;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pemberdayaan
dan Rehabilitasi Sosial Lingkup Pemberdayaan sosial, dan rehabilitasi sosial;
d. pemberdayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pemberdayaan
dan rehabilitasi sosial;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pemberdayaan dan
Rehabilitasi sosial;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran dan
pertimbangan lingkup Pemberdayaan dan rehabilitasi sosial.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial membawahi 2 (dua) Seksi
yang meliputi :
a. Seksi Pemberdayaan Sosial;
b. Seksi Rehabilitasi sosial;
Pasal 50
(1) Kepala Seksi Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial lingkup Pemberdayaan
Sosial.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pemberdayaan Sosial mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pemberdayaan Sosial;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pemberdayaan Sosial yang meliputi
penggalian dan pendayagunaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS)
skala kota, pengembangan dan pendayagunaan PSKS, serta penyediaan sarana dan
prasarana pemberdayaan sosial, pemberian izin pengumpulan uang atau barang
skala kota, pengendalian dan pengumpulan uang atau barang skala kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pemberdayaan Sosial.
Pasal 51
(1) Kepala Seksi Rehabilitasi sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial lingkup Rehabilitasi Sosial.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi :

a. pengumpulan data lingkup Rehabilitasi Sosial;


b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup rehabilitasi sosial yang meliputi
identifikasi sasaran penanggulangan masalah sosial serta penyediaan sarana dan
prasarana rehabilitasi sosial;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Rehabilitasi Sosial.

19
Paragraf 3
Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial
Pasal 52
(1) Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja lingkup Perlindungan dan Jaminan
Sosial.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Perlindungan dan Jaminan Sosial mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Perlindungan dan Jaminan Sosial;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Perlindungan dan Jaminan Sosial;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Perlindungan
dan jaminan sosial lingkup perlindungan sosial dan jaminan sosial;
d. pemberdayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Perlindungan dan
Jaminan Sosial;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Perlindungan dan Jaminan
Sosial;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Perlindungan dan Jaminan Sosial.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial membawahi 2 (dua) Seksi yang
meliputi :
a. Seksi Perlindungan Sosial;
b. Seksi Jaminan Sosial;
Pasal 53
(1) Kepala Seksi Perlindungan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Perlindungan dan jaminan sosial lingkup Perlindungan Sosial.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Perlindungan Sosial mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Perlindungan Sosial;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Perlindungan Sosial yang meliputi
pemberian penghargaan dibidang sosial skala kota; pelestarian nilai-nilai
kepahlawanan; keperintisan dan kejuangan serta nilai-nilai kesetiakawanan sosial
sesuai pedoman yang ditetapkan oleh pusat atau provinsi skala kota; pembangunan,
perbaikan dan pemeliharaan Taman Makam Pahlawan kota; penanggungjawab
penyelenggaraan Hari Pahlawan dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional tingkat
kota; pemberian rekomendasi pengangkatan anak skala kota; pelaksanaan bantuan
sosial (bantuan langsung, penyediaan aksesibilitas dan penguatan kelembagaan);
penanggulangan korban bencana skala kota; penyediaan sarana dan prasarana
perlindungan sosial;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Perlindungan Sosial.
Pasal 54
(1) Kepala Seksi Jaminan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial lingkup jaminan sosial.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
jaminan sosial mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup jaminan sosial;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup jaminan sosial yang meliputi
pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan
mental; lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan
tidak mampu skala kota, penyiapan bahan kelengkapan usulan penganugerahan
satya lencana kebaktian sosial kepada Presiden melalui Gubernur dan Menteri Sosial,
penyiapan bahan kelengkapan usulan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional dan
Perintis Kemerdekaan; penyediaan sarana dan prasarana jaminan sosial;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup jaminan sosial.

20
Paragraf 4
Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan
Pasal 55
(1) Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja lingkup
Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Hubungan
Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan lingkup Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Pengawasan Ketenagakerjaan;
d. pemberdayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Hubungan
Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan
membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
b. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan.
Pasal 56
(1) Kepala Seksi Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan lingkup Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai fungsi :
a. mengumpulkan data lingkup Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja yang meliputi fasilitasi penyusunan serta pengesahan peraturan
perusahaan yang skala berlakunya dalam satu wilayah kota; pendaftaran Perjanjian
Kerja Bersama (PKB), perjanjian pekerjaan antara perusahaan pemberi kerja dengan
perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang skala berlakunya pada 1 (satu) wilayah
kota; pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) pada perusahaan yang
skala berlakunya dalam 1 (satu) wilayah kota; penerbitan izin operasional perusahaan
penyedia jasa pekerja/buruh yang berdomisili di kota dan pendaftaran perjanjian
pekerjaan antara perusahaan pemberi kerja dengan perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh yang skala berlakunya dalam 1 (satu) wilayah kota; pencabutan izin
operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang berdomisili di kota atas
rekomendasi pusat dan atau provinsi; pencegahan dan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial, mogok kerja, dan penutupan perusahaan di wilayah kota
pembinaan SDM dan lembaga penyelesaian perselisihan di luar pengadilan skala
kota; penyusunan dan pengusulan formasi serta melakukan pembinaan mediator,
konsiliator, arbiter di wilayah kota; pendaftaran dan seleksi calon hakim ad-hoc
pengadilan hubungan industrial yang wilayah kota; bimbingan aplikasi pengupahan di
perusahaan skala kota; penyusunan dan pengusulan penetapan upah minimum kota
kepada gubernur; pembinaan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja di wilayah kota;
pembinaan penyelenggaraan fasilitas dan kesejahteraan di perusahaan skala kota;
pembinaan pelaksanaan sistem dan kelembagaan serta pelaku hubungan industrial
skala kota; verifikasi keanggotaan SP/SB skala kota; pencatatan organisasi
pengusaha dan organisasi pekerja/buruh skala kota dan melaporkannya kepada
provinsi; penetapan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh untuk duduk
dalam lembaga-lembaga ketenagakerjaan kota berdasarkan hasil verifikasi;

21
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
Pasal 57
(1) Kepala Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan
lingkup Pengawasan Ketenagakerjaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :
a. mengumpulkan data lingkup Pengawasan Ketenagakerjaan;
b. pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan yang meliputi fasilitasi pelaksanaan
perjanjian kerjasama bilateral dan multilateral penempatan TKI yang pelaksanaannya
di wilayah kota; penerbitan rekomendasi izin pendirian kantor cabang PPTKIS di
wilayah kota; penerbitan rekomendasi paspor TKI di wilayah kota berdasarkan
asal/alamat calon TKI; penyebarluasan sistem informasi penempatan TKI dan
pengawasan penyetoran dana perlindungan TKI di wilayah kota; sosialisasi terhadap
substansi perjanjian kerja penempatan TKI ke luar negeri skala kota; penelitian dan
pengesahan perjanjian penempatan TKI ke luar negeri; pembinaan, pengawasan, dan
monitoring penempatan maupun perlindungan TKI di kota; penerbitan rekomendasi
perizinan tempat penampungan di wilayah kota; pelayanan kepulangan TKI yang
berasal dari kota; pembinaan dan pengawasan pelaksanaan norma ketenagakerjaan
skala kota; pemeriksaan/pengujian terhadap perusahaan dan obyek pengawasan
ketenagakerjaan skala kota; penerbitan/rekomendasi (izin) terhadap obyek
pengawasan ketenagakerjaan skala kota; penanganan kasus/melakukan penyidikan
terhadap perusahaan dan pengusaha yang melanggar norma ketenagakerjaan skala
kota; pelaksanaan penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK3) skala kota; pelaksanaan koordinasi dan audit SMK3 skala kota; pengkajian
dan perekayasaan bidang norma ketenagakerjaan, hygiene perusahaan, ergonomi,
keselamatan kerja yang bersifat strategis skala kota; pelayanan dan pelatihan serta
pengembangan bidang norma ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja
yang bersifat strategis skala kota; pemberdayaan fungsi dan kegiatan personil dan
kelembagaan pengawasan ketenagakerjaan skala kota; fasilitasi pembinaan
pengawasan ketenagakerjaan skala kota; penyelenggaraan ketatalaksanaan
pengawasan ketenagakerjaan skala kota; pengusulan calon peserta diklat
pengawasan ketenagakerjaan kepada pemerintah dan/atau pemerintah provinsi,
pengusulan calon pegawai pengawas ketenagakerjaan skala kota; pengusulan
penerbitan kartu legitimasi bagi pengawas ketenagakerjaan skala kota kepada
pemerintah; pengusulan kartu PPNS bidang ketenagakerjaan skala kota kepada
pemerintah; monitoring dan evaluasi penggunaan TKA yang lokasi kerjanya dalam
wilayah kota yang bersangkutan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengawasan Ketenagakerjaan.
Paragraf 5
Bidang Pembinaan Penempatan Latihan dan Produktivitas
Pasal 58
(1) Kepala Bidang Pembinaan Penempatan Latihan dan Produktivitas mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja lingkup
Pembinaan Penempatan Latihan dan Produktivitas.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pembinaan Penempatan Latihan dan Produktivitas mempunyai fungsi :
a. penyusun rencana program dan kegiatan lingkup Pembinaan Penempatan Latihan
dan Produktivitas;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pembinaan Penempatan Latihan dan
Produktivitas;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pembinaan
Penempatan Latihan dan Produktivitas lingkup Pelatihan dan Produktivitas,
Penempatan dan Perluasan Kerja;
d. pemberdayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pembinaan
Penempatan Latihan dan Produktivitas;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pembinaan Penempatan
Latihan dan Produktivitas;

22
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Pembinaan Penempatan Latihan dan Produktivitas.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pembinaan Penempatan Latihan dan Produktivitas membawahi 2
(dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pelatihan dan Produktivitas;
b. Seksi Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja.
Pasal 59
(1) Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pembinaan Penempatan Latihan dan Produktivitas lingkup
Pelatihan dan Produktivitas.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pelatihan dan Produktivitas mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pelatihan dan Produktivitas;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pelatihan dan Produktivitas yang
meliputi perencanaan formasi, karir, dan Diklat SDM aparatur pelaksana urusan
pemerintahan bidang ketenagakerjaan, pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan
kerja skala kota, pelaksanaan pelatihan dan pengukuran produktivitas skala kota,
pelaksanaan program peningkatan produktivitas di wilayah kota, penyelenggaraan
perizinan/ pendaftaran lembaga pelatihan serta pengesahan kontrak/perjanjian
magang dalam negeri, koordinasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan akreditasi
lembaga pelatihan kerja skala kota, pelaksanaan pelatihan/bimbingan teknis,
penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna skala kota, penyelenggaraan
program perluasan kerja melalui bimbingan usaha mandiri dan sektor informal serta
program padat karya skala kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pelatihan dan Produktivitas.
Pasal 60
(1) Kepala Seksi Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pembinaan Penempatan Latihan dan
Produktivitas lingkup Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Perluasan dan Penempatan Tenaga
Kerja yang meliputi Perencanaan tenaga kerja kota, pembinaan perencanaan tenaga
kerja mikro pada instansi/tingkat perusahaan, pembinaan dan penyelenggaraan
sistem informasi ketenagakerjaan skala kota, penyebarluasan informasi pasar kerja
dan pendaftaran pencari kerja (pencaker) dan lowongan kerja, penyusunan,
pengolahan dan penganalisisan data pencaker dan data lowongan kerja skala kota,
pemberian pelayanan informasi pasar kerja, bimbingan jabatan kepada pencaker dan
pengguna tenaga kerja skala kota, pembinaan pejabat fungsional pengantar kerja,
penilaian angka kredit jabatan fungsional pengantar kerja di wilayah kerja kota,
penerbitan dan pengendalian izin pendirian Lembaga Bursa Kerja/LPTKS dan
Lembaga Penyuluhan dan Bimbingan Jabatan skala kota, penerbitan rekomendasi
untuk perizinan pendirian LPTKS dan lembaga penyuluhan dan bimbingan jabatan
yang akan melakukan kegiatan skala kota, pemberian rekomendasi kepada swasta
dalam penyelenggaraan pameran bursa kerja/job fair skala kota, fasilitasi
penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat, lansia dan perempuan skala kota,
penyuluhan, Rekrutmen, seleksi dan pengesahan pengantar kerja, serta penempatan
tenaga kerja AKAD/Antar Kerja Lokal (AKL), penerbitan SPP AKL skala kota,
penerbitan rekomendasi izin operasional TKS Luar Negeri, TKS Indonesia, lembaga
sukarela Indonesia yang akan beroperasi pada 1 (satu) kota, pelaksanaan pembinaan,
pengendalian, dan pengawasan pendayagunaan TKS dan lembaga sukarela skala
kota, pendaftaran dan fasilitasi pembentukan TKM, penerbitan IMTA perpanjangan
untuk TKA yang lokasi kerjanya dalam wilayah kota Pangkalpinang;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja.

23
BAB V
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 61
(1) Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika berdasarkan Asas Desentralisasi dan Tugas Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika lingkup perhubungan darat, perhubungan laut,
persandian, pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi dan diseminasi informasi;
c. pembinaan dan pelaksanaan lingkup Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
yang diserahkan Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Perhubungan Darat;
c. Bidang Perhubungan Laut dan Kepelabuhan
d. Bidang Komunikasi dan Informatika;
e. Bidang Telematika;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 62
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan
program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu dan tugas
pelayanan administratif lingkup Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan,
perencanaan, evaluasi dan pelaporan program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika serta memberikan saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan
urusan pemerintah dibidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

24
Pasal 63
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/ kekayaan daerah lingkup
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian.
Pasal 64
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika yang meliputi analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi,
akuntansi, monitoring evaluasi anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika.
Pasal 65
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika (Renstra, Renja, dan Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika (Laporan Berkala Kinerja);
c. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan;
d. penyusunan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika (LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD).
Paragraf 2
Bidang Perhubungan Darat
Pasal 66
(1) Kepala Bidang Perhubungan Darat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika lingkup Perhubungan
Darat.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Perhubungan Darat mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Perhubungan Darat ;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Perhubungan Darat ;

25
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang perhubungan
darat lingkup manajemen dan rekayasa lalu lintas, bina usaha dan perizinan angkutan
darat;
d. pemberdayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Perhubungan
Darat;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Perhubungan Darat;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan kepala dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika serta memberikan saran dan pertimbangan lingkup Perhubungan
Darat.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Perhubungan Darat membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;
b. Seksi Bina Usaha dan Perizinan Angkutan Darat.
Pasal 67
(1) Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perhubungan Darat lingkup Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan,
pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan selain untuk
kepentingan lalulintas di jalan kota, penyusunan jaringan trayek dan penetapan
kebutuhan kendaraan untuk kebutuhan angkutan yang wilayah pelayanannya dalam
satu kota, penyusunan dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kota,
penyusunan dan penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan jalan kota,
penyelenggaraan andalalin di jalan kota, Penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan,
pemeliharaan dan penghapusan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi
isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas
pendukung di jalan kota, penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas di
jalan kota, penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas
di jalan kota, penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang
mengakibatkan korban meninggal dunia dan/atau yang menjadi isu kota, pemeriksaan
kendaraan di jalan sesuai kewenangannya serta pelaksanaan penyidikan pelanggaran
(Perda kota bidang LLAJ, Pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan, Pelanggaran
ketentuan pengujian berkala, Perizinan angkutan umum), pengumpulan, pengolahan
data, dan analisis kecelakaan lalu lintas di wilayah kota, pengumpulan, pengolahan
data, dan analisis kecelakaan lalu lintas di wilayah kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.
Pasal 68
(1) Kepala Seksi Bina Usaha dan Perizinan Angkutan Darat mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perhubungan Darat lingkup Bina Usaha dan
Perizinan Angkutan Darat.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Bina Usaha dan Perizinan Angkutan Darat mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Bina Usaha dan Perizinan Angkutan Darat;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Bina Usaha dan Perizinan Angkutan
Darat yang meliputi pemberian izin trayek angkutan kota, penetapan wilayah operasi
dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi yang wilayah pelayanannya dalam
satu kota, pemberian izin operasi angkutan taksi yang melayani wilayah kota,
pemberian rekomendasi operasi angkutan sewa, pemberian izin usaha angkutan
pariwisata, pemberian izin usaha angkutan barang, penetapan tarif penumpang kelas
ekonomi angkutan dalam kota, perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan
lalu lintas di jalan, pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan bermotor,
pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Bina Usaha dan Perizinan Angkutan Darat.

26
Paragraf 3
Bidang Perhubungan Laut dan Kepelabuhan
Pasal 69
(1) Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Kepelabuhan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
lingkup Perhubungan Laut dan Kepelabuhan .
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Perhubungan Laut dan Kepelabuhan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Perhubungan Laut dan
Kepelabuhan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Perhubungan Laut dan Kepelabuhan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Perhubungan
Laut dan Kepelabuhan lingkup Bina Mitra Angkutan Laut, Kepelabuhan dan
Keselamatan Kapal;
d. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Perhubungan
Laut dan Kepelabuhan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Perhubungan Laut dan
Kepelabuhan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika serta memberikan saran dan pertimbangan lingkup
Perhubungan Laut dan Kepelabuhan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Kepelabuhan membawahi 2 (dua) Seksi
yang meliputi :
a. Seksi Bina Mitra Angkutan Laut;
b. Seksi Kepelabuhan dan Keselamatan Kapal.
Pasal 70
(1) Kepala Seksi Bina Mitra Angkutan Laut mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Kepelabuhan lingkup Bina Mitra Angkutan
Laut.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Bina Mitra Angkutan Laut mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Bina Mitra Angkutan Laut;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Bina Mitra Angkutan Laut yang
meliputi Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan sungai dan danau dalam
kota, penyusunan dan penetapan rencana umum lintas penyeberangan dalam
kabupaten/kota yang terletak pada jaringan jalan kota, penetapan lintas
penyeberangan dalam kabupaten/kota yang terletak pada jaringan jalan kota,
pengadaan kapal SDP, izin pembuatan tempat penimbunan kayu (logpon), jaring
terapung dan kerambah di sungai dan danau, penetapan tarif angkutan
penyeberangan kelas ekonomi pada lintas penyeberangan dalam kota yang terletak
pada jaringan jalan kota, penetapan tarif angkutan sungai dan danau kelas ekonomi
dalam kota, pengawasan pelaksanaan tarif angkutan SDP dalam kabupaten/kota
yang terletak pada jaringan jalan kota, pengawasan pengoperasian penyelenggaran
angkutan sungai dan danau, izin usaha perusahaan angkutan laut bagi perusahaan
yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam kota setempat, izin
usaha pelayaran rakyat bagi perusahaan yang berdomisili dan beroperasi pada lintas
pelabuhan dalam wilayah kota setempat, pemberitahuan pembukaan kantor cabang
perusahaan angkutan laut nasional yang lingkup kegiatannya melayani lintas
pelabuhan dalam satu kabupaten/kota, pemberitahuan pembukaan kantor cabang
perusahaan pelayaran rakyat yang lingkup kegiatannya melayani lintas pelabuhan
dalam satu kota, pelaporan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak teratur
(tramper) bagi perusahaan angkutan laut yang berdomisili dan beroperasi pada lintas
pelabuhan dalam wilayah kabupaten/kota setempat, pelaporan penempatan kapal
dalam trayek tetap dan teratur (liner) dan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan
tidak teratur (tramper) bagi perusahaan pelayaran rakyat yang berdomisili dan
beroperasi pada lintas pelabuhan dalam wilayah kota, izin usaha tally di pelabuhan,
izin usaha bongkar muat barang dari dan ke kapal, izin usaha ekspedisi/Freight
Forwarder;

27
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Bina Mitra Angkutan Laut.
Pasal 71
(1) Kepala Seksi Kepelabuhan dan Keselamatan Kapal mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Kepelabuhan
lingkup Kepelabuhan dan Keselamatan Kapal.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kepelabuhan dan Keselamatan Kapal mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Kepelabuhan dan Keselamatan Kapal;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Kepelabuhan dan Keselamatan Kapal
yang meliputi Pemberian surat izin berlayar kapal berukuran tonase kotor sama
dengan atau lebih dari 7 (GT ≥7) yang berlayar hanya di perairan daratan (sungai dan
danau), Kapal berukuran tonase kotor kurang dari 7 (GT <7) yang berlayar hanya di
perairan daratan (sungai dan danau) (meliputi pelaksanaan pengawasan keselamatan
kapal, pengukuran kapal, penerbitan pas perairan daratan, pencatatan kapal dalam
buku register pas perairan daratan, pemeriksaan konstruksi kapal, pemeriksaan
permesinan kapal, pemeriksaan perlengkapan kapal, penerbitan sertifikat
keselamatan kapal, penerbitan dokumen pengawakan kapal, pemberian surat izin
berlayar). Kapal berukuran tonase kotor lebih dari atau sama dengan GT 7 (GT ≥ 7)
yang berlayar di laut. Kapal berukuran tonase kotor kurang dari GT 7 (GT < 7) yg
berlayar di laut (meliputi pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal, pelaksanaan
pengukuran kapal, penerbitan pas kecil, pencatatan kapal dalam buku register pas
kecil, pelaksanaan pemeriksaan konstruksi kapal, pelaksanaan pemeriksaan
permesinan kapal, penerbitan sertifikat keselamatan kapal, pelaksanaan pemeriksaan
perlengkapan kapal, penerbitan dokumen pengawakan kapal). Penetapan
penggunaan tanah lokasi pelabuhan laut, Pengelolaan pelabuhan lokal lama,
Pengelolaan pelabuhan baru yang dibangun oleh kota, pengelolaan pelabuhan baru
yang dibangun oleh kota, rekomendasi penetapan rencana induk pelabuhan laut
internasional hub, internasional dan nasional, penetapan rencana induk pelabuhan
lokal, Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan umum, rekomendasi penetapan
lokasi pelabuhan khusus, penetapan keputusan pelaksanaan pembangunan
pelabuhan laut lokal, penetapan pelaksanaan pembangunan pelabuhan khusus lokal,
penetapan keputusan pelaksanaan pengoperasian pelabuhan laut lokal, penetapan
izin pengoperasian pelabuhan khusus lokal, rekomendasi penetapan DLKr/DLKp
pelabuhan laut internasional hub, rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut
internasional, rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut nasional,
rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut regional, penetapan DLKr/DLKp
pelabuhan laut lokal, pertimbangan teknis terhadap penambahan dan/atau
pengembangan fasilitas pokok pelabuhan laut lokal, izin kegiatan pengerukan di
wilayah perairan pelabuhan khusus lokal, izin kegiatan reklamasi di wilayah perairan
pelabuhan khusus lokal, penetapan DUKS di pelabuhan lokal, pelaksanaan rancang
bangun fasilitas pelabuhan bagi pelabuhan dengan pelayaran lokal (kabupaten/kota),
izin kegiatan pengerukan di dalam DLKr/DLKp pelabuhan laut lokal, izin kegiatan
reklamasi di dalam DLKr/DLKp pelabuhan laut lokal, Penetapan pelayanan
operasional 24 (dua puluh empat) jam pelabuhan laut lokal, penetapan pelayanan
operasional 24 (dua puluh empat) jam pelabuhan khusus lokal, rekomendasi
penetapan pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri, penetapan besaran
tarif jasa kepelabuhanan pada pelabuhan lokal yang diselenggarakan oleh pemerintah
kota Pangkalpinang, Penetapan lokasi pemasangan dan pemeliharaan alat
pengawasan dan alat pengamanan (rambu-rambu), danau dan sungai lintas kota,
pemberian rekomendasi dalam penerbitan izin usaha dan kegiatan salvage serta
persetujuan Pekerjaan Bawah Air (PBA) dan pengawasan kegiatannya dalam kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Kepelabuhan dan Keselamatan Kapal.
Paragraf 4
Bidang Komunikasi dan Informatika
Pasal 72
(1) Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika lingkup
Komunikasi dan Informatika.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi :

28
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Komunikasi dan Informatika;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Komunikasi dan Informatika;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Komunikasi dan
Informatika lingkup Pos dan Telekomunikasi, Sarana Komunikasi dan Diseminasi
Informasi;
d. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Komunikasi dan
Informatika;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Komunikasi dan Informatika;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika serta memberikan saran dan pertimbangan lingkup
Komunikasi dan Informatika.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika membawahi 2 (dua) Seksi yang
meliputi :
a. Seksi Pos dan Telekomunikasi;
b. Seksi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi.
Pasal 73
(1) Kepala Seksi Pos dan Telekomunikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika lingkup Pos dan Telekomunikasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pos dan Telekomunikasi mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pos dan Telekomunikasi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pos dan Telekomunikasi yang meliputi
Pemberian rekomendasi untuk pendirian kantor pusat jasa titipan, pemberian izin jasa
titipan untuk kantor agen, penertiban jasa titipan untuk kantor agen, pemberian izin
penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan pemerintah dan badan
hukum yang cakupan areanya kota sepanjang tidak menggunakan spektrum frekuensi
radio, pemberian rekomendasi terhadap permohonan izin penyelenggaraan jaringan
tetap tertutup lokal wireline (end to end) cakupan kota, pemberian rekomendasi
wilayah prioritas untuk pembangunan kewajiban pelayanan universal di bidang
telekomunikasi, pemberian izin terhadap Instalatur Kabel Rumah/Gedung (IKR/G),
pengawasan/ pengendalian terhadap penyelenggaraan telekomunikasi yang cakupan
areanya kota, pelaksanaan pembangunan telekomunikasi perdesaan,
penyelenggaraan warung telekomunikasi, warung seluler atau sejenisnya, pemberian
izin kantor cabang dan loket pelayanan operator, penanggung jawab panggilan darurat
telekomunikasi, pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pemberian izin
Hinder Ordonantie (Ordonansi Gangguan) menara telekomunikasi sebagai sarana dan
prasarana telekomunikasi, pemberian izin galian untuk keperluan penggelaran kabel
telekomunikasi dalam satu kota, pemberian izin instalansi penangkal petir, pemberian
izin instalansi genset, pengendalian dan penertiban terhadap pelanggaran
standarisasi pos dan telekomunikasi, pemberian izin usaha perdagangan alat
perangkat telekomunikasi;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pos dan Telekomunikasi;
Pasal 74
(1) Kepala Seksi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika lingkup Sarana
Komunikasi dan Diseminasi Informasi Informasi .
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Sarana Komunikasi dan Diseminasi
Informasi yang meliputi pemberian rekomendasi persyaratan administrasi dan
kelayakan data teknis terhadap permohonan izin penyelenggaraan radio, pemberian
izin lokasi pembangunan studio dan stasiun pemancar radio dan/atau televisi,
koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan komunikasi sosial skala kota, pelaksanaan
diseminasi informasi nasional Koordinasi dan fasilitasi pengembangan kemitraan
media skala kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Sarana Komunikasi dan Diseminasi
Informasi.

29
Paragraf 5
Bidang Telematika
Pasal 75
(1) Kepala Bidang Telematika mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika lingkup Telematika.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Telematika mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Telematika;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Telematika;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum Telematika lingkup E-
Government dan E-Business,dan Persandian;
d. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Telematika;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Telematika;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika serta memberikan saran dan pertimbangan lingkup
Telematika.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Telematika membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi E-Government dan E-Business;
b. Seksi Persandian.
Pasal 76
(1) Kepala Seksi E-Government dan E-Business mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Telematika lingkup E-Government dan E-Business.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi E-
Government dan E-Business mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup E-Government dan E-Business;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup E-Government dan E-Business yang
meliputi perencanaan dan pengembangan E-Governance serta sistem aplikasi,
pengendalian data entri, data masukan sampai data keluaran;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup E-Government dan E-Business.
Pasal 77
(1) Kepala Seksi Persandian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Telematika lingkup Persandian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Persandian mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Persandian;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup persandian yang meliputi
penyelenggaraan persandian, palsan, sissan, kelembagaan persandian skala kota,
perencanaan kebutuhan SDM persandian, rekrutmen calon SDM persandian, usulan
pemberian tanda penghargaan bidang persandian, perencanaan kebutuhan palsan,
pengadaan palsan melalui karya mandiri dan mitra, pemeliharaan palsan tingkat O,
penghapusan palsan, perencanaan kebutuhan sissan, pengadaan sissan untuk
jaringan persandian, penyelenggaraan protap penyimpanan sissan, penentuan
pemberlakuan/ penggantian sissan jaring persandian, penyelenggaraan hubungan
komunikasi persandian antara pemerintah provinsi dengan pemerintah dan/ atau kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Persandian;

30
BAB VI
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 78
(1) Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang Kependudukan dan Pencatatan
Sipil berdasarkan Asas Desentralisasi dan Tugas Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Kependudukan dan Pencatatan
Sipil;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Kependudukan
dan Pencatatan Sipil yang meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
pengelolaan informasi administrasi kependudukan, perkembangan kependudukan dan
perencanaan kependudukan; penetapan kebijakan perencanaan kependudukan;
pemantauan dan evaluasi kebijakan pengendalian kuantitas penduduk;
pengembangan kualitas penduduk; pengarahan mobilitas/penataan persebaran
penduduk, perlindungan penduduk serta pembangunan berwawasan kependudukan
skala kota; penetapan kebijakan perkembangan kependudukan skala kota; penetapan
norma, standar, prosedur, dan kriteria penyelenggaraan pengendalian kuantitas,
pengembangan kualitas, pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk serta
perlindungan penduduk skala kota; koordinasi dan kerjasama antar daerah dalam
pelaksanaan kebijakan pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas
penduduk, pengembangan kualitas penduduk, pengarahan mobilitas/penataan
persebaran penduduk, perlindungan penduduk serta pembangunan berwawasan
kependudukan;
c. pembinaan dan pelaksanaan lingkup Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang
diserahkan kepada Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Pendaftaran Penduduk;
c. Bidang Pencatatan Sipil;
d. Bidang Pengolahan Data Penduduk;
e. Bidang Pengawasan, Pengusutan, Penyuluhan dan Dokumen;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 79
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan
program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu dan tugas
pelayanan administratif lingkup Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan,
perencanaan, evaluasi dan pelaporan program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan

31
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil serta memberikan saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan
urusan pemerintah dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
e. monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 80
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/ kekayaan daerah lingkup
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian
Pasal 81
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil yang meliputi analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi,
akuntansi, monitoring evaluasi anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.
Pasal 82
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas (Renstra, Renja, dan
Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas (Laporan
Berkala Kinerja);
c. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan
Dinas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
d. penyusunan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil (LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD).

32
Paragraf 2
Bidang Pendaftaran Penduduk
Pasal 83
(1) Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil lingkup Pendaftaran Penduduk.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pendaftaran Penduduk mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pendaftaran Penduduk;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pendaftaran Penduduk;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pendaftaran
Penduduk lingkup Identitas Penduduk, Perpindahan dan Pendaftaran Penduduk,
perumusan kebijakan pendaftaran penduduk, fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan pendaftaran penduduk, koordinasi
penyelenggaraan pendaftaran penduduk, pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia pengelola pendafataran penduduk, pengawasan atas penyelenggaran
pendaftaran penduduk;
d. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Pendaftaran
Penduduk;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pendaftaran Penduduk;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan kepala dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil serta memberikan saran dan pertimbangan lingkup Pendaftaran
Penduduk.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Identitas Penduduk; dan
b. Seksi Perpindahan dan Pendaftaran Penduduk Rentan.
Pasal 84
(1) Kepala Seksi Identitas Penduduk mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk lingkup Identitas Penduduk.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Identitas Penduduk mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Identitas Penduduk;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Identitas Penduduk yang meliputi
Penyelenggaraan pelayanan pendaftaran penduduk dalam sistem administrasi
kependudukan skala kota meliputi pencatatan dan pemutakhiran biodata penduduk
serta penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK); penerbitan dokumen
kependudukan hasil pendaftaran penduduk;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Identitas Penduduk.
Pasal 85
(1) Kepala Seksi Perpindahan dan Pendaftaran Penduduk Rentan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk lingkup Perpindahan
dan Pendaftaran Penduduk Rentan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Perpindahan dan Pendaftaran Penduduk Rentan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Perpindahan dan Pendaftaran Penduduk Rentan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Perpindahan dan Pendaftaran
Penduduk Rentan yang meliputi penyelenggaraan pelayanan pendaftaran penduduk
dalam sistem administrasi kependudukan skala kota yang meliputi pendaftaran
perubahan alamat, pendaftaran pindah datang penduduk dalam wilayah Republik
Indonesia, pendaftaran warga negara Indonesia tinggal sementara, pendafataran
pindah datang antar negara, pendaftaran penduduk rentan administrasi
kependudukan, penatausahaan pendaftaran penduduk; pemantauan dan evaluasi
kebijakan pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk,
pengarahan mobilitas/penataan persebaran penduduk, perlindungan penduduk serta
pembangunan berwawasan kependudukan skala kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Perpindahan dan Pendaftaran Penduduk
Rentan.
Paragraf 3
33
Bidang Pencatatan Sipil
Pasal 86
(1) Kepala Bidang Pencatatan Sipil mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil lingkup Pencatatan Sipil.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pencatatan Sipil mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pencatatan Sipil;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pencatatan Sipil;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pencatatan sipil
lingkup Pencatatan Kelahiran dan Kematian, Pencatatan Perkawinan, Perceraian,
Pengakuan dan Pengesahan Anak, perumusan kebijakan pencatatan sipil, fasilitasi,
sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan
pencatatan sipil, koordinasi penyelenggaraan pencatatan sipil skala kota, pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusia pengelola pencatatan sipil;
d. pemberdayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pencatatan Sipil;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pencatatan Sipil;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup pencatatan sipil.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pencatatan Sipil membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian;
b. Seksi Pencatatan Perkawinan, Perceraian, Pengakuan dan Pengesahan Anak.
Pasal 87
(1) Kepala Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pencatatan Sipil lingkup Pencatatan Kelahiran dan
Kematian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pencatatan Kelahiran dan Kematian mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pencatatan Kelahiran dan Kematian;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pencatatan Kelahiran dan Kematian
yang meliputi Penyelenggaraan pelayanan pencatatan sipil dalam sistem administrasi
kependudukan skala kota meliputi pencatatan kelahiran, pencatatan lahir mati,
pencatatan kematian, pencatatan perubahan status kewarganegaraan, pencatatan
perubahan dan pembatalan akta;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pencatatan Kelahiran dan Kematian.
Pasal 88
(1) Kepala Seksi Pencatatan Perkawinan, Perceraian, Pengakuan dan Pengesahan Anak
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pencatatan Sipil
lingkup Pencatatan Perkawinan, Perceraian, Pengakuan dan Pengesahan Anak.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pencatatan Perkawinan, Perceraian, Pengakuan dan Pengesahan Anak mempunyai fungsi
:
a. pengumpulan data lingkup Pencatatan Perkawinan, Perceraian, Pengakuan dan
Pengesahan Anak;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pencatatan Perkawinan, Perceraian,
Pengakuan dan Pengesahan Anak yang meliputi penyelenggaraan pelayanan
pencatatan sipil dalam sistem administrasi kependudukan skala kota meliputi
pencatatan perkawinan, pencatatan perceraian, pencatatan perubahan nama,
pencatatan pengangkatan anak, pengakuan anak dan pengesahan anak, pencatatan
peristiwa penting lainnya;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pencatatan Perkawinan, Perceraian,
Pengakuan dan Pengesahan Anak.

34
Paragraf 4
Bidang Pengolahan Data Penduduk
Pasal 89
(1) Kepala Bidang Pengolahan Data Penduduk mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil lingkup Pengolahan
Data Penduduk.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pengolahan Data Penduduk mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pengolahan Data Penduduk;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pengolahan Data Penduduk;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pengolahan
Data Penduduk lingkup Pengembangan Aplikasi dan Teknis, Analisis Data dan
Pelayanan Informasi, perumusan kebijakan pengelolaan informasi administrasi
kependudukan, fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi, dan
konsultasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan, koordinasi pengelolaan
informasi administrasi kependudukan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan
informasi administrasi kependudukan, pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia pengelola informasi administrasi kependudukan;
d. pemberdayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pengolahan Data
Penduduk;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pengolahan Data Penduduk;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Pengolahan Data Penduduk.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pengolahan Data Penduduk membawahi 2 (dua) Seksi yang
meliputi:
a. Seksi Pengembangan Aplikasi dan Teknis;
b. Seksi Analisa Data dan Pelayanan Informasi.
Pasal 90
(1) Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi dan Teknis mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pengolahan Data Penduduk lingkup Pengembangan
Aplikasi dan Teknis.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengembangan Aplikasi dan Teknis mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengembangan Aplikasi dan Teknis;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengembangan Aplikasi dan Teknis
yang meliputi pembangunan dan pengembangan jaringan komunikasi data skala kota,
penyediaan perangkat keras dan perlengkapan lainnya serta jaringan komunikasi data
sampai dengan tingkat kecamatan atau kelurahan sebagai tempat pelayanan
dokumen penduduk;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengembangan Aplikasi dan Teknis.
Pasal 91
(1) Kepala Seksi Analisa Data dan Pelayanan Informasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengolahan Data Penduduk lingkup Analisa
Data dan Pelayanan Informasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Analisa Data dan Pelayanan Informasi mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Analisa Data dan Pelayanan Informasi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Analisa Data dan Pelayanan Informasi
yang meliputi pelaksanaan sistem informasi administrasi kependudukan;
pembangunan replikasi data kependudukan di kota; pembangunan bank data
kependudukan kota; pembangunan tempat perekaman data kependudukan di
kecamatan; perekaman data hasil pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil serta pemutakhiran data penduduk menggunakan sistem informasi administrasi
kependudukan; penyajian dan diseminasi informasi penduduk; perlindungan data
pribadi penduduk pada bank data kependudukan kota; perlindungan data pribadi
penduduk dalam proses dan hasil pendaftaran penduduk serta pencatatan sipil;
pembuatan analisis pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas

35
penduduk, pengarahan mobilitas/penataan persebaran penduduk dan perlindungan
penduduk serta pembangunan berwawasan kependudukan; penerbitan dokumen
kependudukan hasil pencatatan sipil;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Analisa Data dan Pelayanan Informasi.
Paragraf 5
Bidang Pengawasan, Pengusutan, Penyuluhan dan Dokumen
Pasal 92
(1) Kepala Bidang Pengawasan, Pengusutan, Penyuluhan dan Dokumen mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
lingkup Pengawasan, Pengusutan, Penyuluhan dan Dokumen.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pengawasan, Pengusutan, Penyuluhan dan Dokumen mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pengawasan, Pengusutan,
Penyuluhan dan Dokumen;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pengawasan, Pengusutan, Penyuluhan dan
Dokumen;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pengawasan,
Pengusutan, Penyuluhan dan Dokumen lingkup Penyuluhan, Pengawasan dan
Pengusutan, Pengelolaan Dokumen, Penyelenggaraan kerjasama dengan organisasi
kemasyarakatan dalam rangka tertib administrasi kependudukan, penetapan indikator
kependudukan, proyeksi penduduk, dan analisis dampak kependudukan skala kota,
koordinasi dan sosialisasi hasil penyusunan indikator, proyeksi, dan analisis dampak
kependudukan serta kebijakan kependudukan kepada khalayak sasaran, penilaian
dan pelaporan kinerja pembangunan kependudukan secara periodik, pendayagunaan
informasi atas indikator kependudukan dan analisis dampak kependudukan untuk
perencanaan pembangunan berbasis penduduk skala kota, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan indikator kependudukan, proyeksi penduduk dan analisis dampak
kependudukan, serta penyerasian kebijakan kependudukan skala kota;
d. Pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pengawasan,
Pengusutan, Penyuluhan dan Dokumen;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pengawasan, Pengusutan,
Penyuluhan dan Dokumen;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil serta memberikan saran dan pertimbangan lingkup Pengawasan,
Pengusutan, Penyuluhan dan Dokumen.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pengawasan, Pengusutan, Penyuluhan dan Dokumen
membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Penyuluhan, Pengawasan dan Pengusutan;
b. Seksi Pengelolaan Dokumen.
Pasal 93
(1) Kepala Seksi Penyuluhan, Pengawasan dan Pengusutan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengawasan, Pengusutan, Penyuluhan dan
Dokumen lingkup Penyuluhan, Pengawasan dan Pengusutan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Penyuluhan, Pengawasan dan Pengusutan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Penyuluhan, Pengawasan dan Pengusutan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Penyuluhan, Pengawasan dan
Pengusutan yang meliputi pengawasan atas pengelolaan informasi administrasi
kependudukan skala kota; pelaksanaan kebijakan pengendalian kuantitas penduduk;
pengembangan kualitas penduduk; pengarahan mobilitas/penataan persebaran
penduduk; perlindungan penduduk dalam konteks pembangunan berwawasan
kependudukan skala kota; pengawasan kebijakan pengendalian kuantitas penduduk;
pengembangan kualitas penduduk; pengarahan mobilitas/penataan persebaran
penduduk, perlindungan penduduk, dan pembangunan berwawasan kependudukan
skala kota; pengawasan indikator kependudukan, proyeksi penduduk dan analisis
dampak kependudukan serta penyerasian kebijakan kependudukan skala kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Penyuluhan, Pengawasan dan Pengusutan.

36
Pasal 94
(1) Kepala Seksi Pengelolaan Dokumen mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pengawasan, Pengusutan, Penyuluhan dan Dokumen lingkup
Pengelolaan Dokumen.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengelolaan Dokumen mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengelolaan Dokumen;
b. pelaksanaan Pengelolaan Dokumen yang meliputi penatausahaan dokumen
pencatatan sipil;
c. pelaporan Pelaksanaan kegiatan lingkup Pengelolaan Dokumen.

BAB VII
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 95
(1) Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda
dan Olahraga berdasarkan Asas Desentralisasi dan Tugas Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Kebudayaan, Kepariwisataan, ,
Kepemudaan dan Keolahragaan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup Kebudayaan,
Kepariwisataan, Kepemudaan dan Keolahragaan yang meliputi kebijakan bidang
kebudayaan, pelaksanaan bidang kebudayaan, kebijakan bidang kepariwisataan,
pelaksanaan bidang kepariwisataan, kebijakan bidang kebudayaan dan
kepariwisataan (rencana induk pengembangan sumber daya kebudayaan dan
kepariwisataan nasional skala kota, pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan
penetapan kebijakan kota dalam pengembangan sumber daya manusia kebudayaan
dan kepariwisataan skala kota, pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan
penetapan kebijakan kota, penelitian kebudayaan dan kepariwisataan skala kota),
kebijakan kepemudaan dan keolahragaan;
c. pembinaan dan pelaksanaan lingkup Kebudayaan, Kepariwisataan, Kepemudaan dan
Keolahragaan;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Kebudayaan,
Kepariwisataan, Kepemudaan dan Keolahragaan;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Kebudayaan, Kepariwisataan, Kepemudaan
dan Keolahragaan yang diserahkan kepada Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Kebudayaan;
c. Bidang Destinasi Pariwisata;
d. Bidang Pemasaran Pariwisata;
e. Bidang Pemuda dan Olahraga;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 96
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas

37
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dalam rangka mengkoordinasikan
penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu
dan tugas pelayanan administratif lingkup Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. Pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan,
perencanaan, evaluasi dan pelaporan program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga serta memberikan saran dan pertimbangan tentang
pelaksanaan urusan pemerintah dibidang Kepariwisataan, Kepemudaan dan
Keolahragaan;
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 97
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/kekayaan daerah lingkup
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan administrasi Umum dan Kepegawaian.
Pasal 98
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga yang meliputi analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi,
akuntansi, monitoring evaluasi anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga.
Pasal 99
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok

38
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas (Renstra, Renja, dan
Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas (Laporan
Berkala Kinerja);
c. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan.
d. Penyusunan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD);

Paragraf 2
Bidang Kebudayaan
Pasal 100
(1) Kepala Bidang Kebudayaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga lingkup Kebudayaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Kebudayaan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Kebudayaan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Kebudayaan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Kebudayaan
lingkup pelestarian kebudayaan, sejarah dan purbakala, serta kesenian dan perfilman;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup kebudayaan;
e. pengkajian, rekomendasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
pelestarian kebudayaan, sejarah dan purbakala, serta kesenian dan perfilman;
f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Kebudayaan;
g. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan saran dan
pertimbangan lingkup Kebudayaan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Kebudayaan membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Nilai budaya, Sejarah, Kepurbakalaan dan Permuseuman;
b. Seksi Kesenian dan Perfilman.
Pasal 101
(1) Kepala Seksi Nilai budaya, Sejarah, Kepurbakalaan dan Permuseuman mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kebudayaan lingkup Nilai budaya,
Sejarah, Kepurbakalaan dan Permuseuman.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Nilai budaya, Sejarah, Kepurbakalaan dan Permuseuman mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Nilai budaya, Sejarah, Kepurbakalaan dan Permuseuman;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Nilai budaya, Sejarah, Kepurbakalaan
dan Permuseuman meliputi pelaksanaan rancangan induk penelitian arkeologi
nasional oleh kota berkoordinasi dengan balai arkeologi; penyusunan rencana induk
pengembangan kebudayaan skala kota; pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan
penetapan kebijakan kota mengenai perlindungan HKI bidang kebudayaan;
pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota mengenai
kriteria sistem pemberian penghargaan/anugerah bagi insan/lembaga yang berjasa di
bidang kebudayaan; pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan
kebijakan kota mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala kota;
pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi serta penetapan kebijakan kota di bidang
penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan karakter dan pekerti bangsa; pelaksanaan
kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota dalam pembinaan lembaga
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat skala kota;
pelaksanaan pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota di bidang
penulisan sejarah lokal dan sejarah kebudayaan daerah skala kota; pelaksanaan
pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota di bidang pemahaman
sejarah nasional, sejarah wilayah, sejarah lokal dan sejarah kebudayaan daerah;

39
pelaksanaan pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota di bidang
inventarisasi dan dokumentasi sumber sejarah dan publikasi sejarah; pelaksanaan
pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota dalam pemberian
penghargaan tokoh yang berjasa terhadap pengembangan sejarah; penerapan
pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota dibidang peningkatan
pemahaman sejarah dan wawasan kebangsaan skala kota; pelaksanaan pedoman
nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota dibidang penanaman nilai-nilai
sejarah dan kepahlawanan skala kota; pelaksanaan pedoman nasional/provinsi dan
penetapan kebijakan kota mengenai database dan sistem informasi geografi sejarah;
pelaksanaan pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota mengenai
koordinasi dan kemitraan pemetaan sejarah skala kota; pelaksanaan pedoman
nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota dalam penyelenggaraan diklat bidang
sejarah skala kota; pelaksanaan pedoman mengenai hasil ratifikasi konvensi
internasional "Cultural Diversity, Protection on Cultural Landscape, Protection on
Cultural and Natural Heritage" skala kota; penerapan kebijakan perlindungan,
pemeliharaan, dan pemanfaatan BCB/situs skala kota; penetapan BCB/situs skala
kota; penerapan kebijakan penyelenggaraan dan pengelolaan museum di kota;
penerapan pedoman penelitian arkeologi; penerapan pedoman pendirian museum
yang dimiliki kota; penerapan pedoman hasil pengangkatan peninggalan bawah air
skala kota; penyelenggaraan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan
kebudayaan skala kota, meliputi penanaman nilai-nilai tradisi serta pembinaan watak
dan pekerti bangsa, pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan lembaga adat; pengembangan jaringan informasi kebudayaan, peningkatan
kemitraan dengan berbagai pihak terkait, lembaga adat dan masyarakat; advokasi
lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat; monitoring
dan evaluasi kegiatan skala kota meliputi pelaksanaan dan hasil kegiatan,
pengendalian dan pengawasan kegiatan, pelaksanaan kebijakan nasional, norma dan
standar serta pedoman penanaman nilai-nilai budaya bangsa di bidang tradisi pada
masyarakat; pelaksanaan kebijakan sejarah lokal skala kota; perizinan membawa
BCB ke luar kota dalam satu provinsi; penyebarluasan informasi sejarah lokal di kota;
pelaksanaan pemberian penghargaan bidang sejarah lokal di kota; pelaksanaan
kongres sejarah tingkat daerah di kota; pelaksanaan lawatan sejarah tingkat lokal di
kota; pelaksanaan seminar/lokakarya sejarah lokal dalam perspektif nasional di kota,
pelaksanaan musyawarah kerja daerah bidang sejarah skala kota, pengkajian dan
penulisan sejarah daerah dan sejarah kebudayaan daerah di kota, pemetaan sejarah
skala kota; koordinasi dan kemitraan bidang sejarah di kota; penanganan
perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan BCB/situs warisan budaya dunia skala
kota; registrasi BCB/situs dan kawasan skala kota; pengusulan penetapan BCB/situs
provinsi kepada provinsi dan penetapan BCB/situs skala kota, penyelenggaraan
kerjasama bidang perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan BCB/situs skala kota,
koordinasi, dan fasilitasi, peningkatan peranserta masyarakat dalam perlindungan
pemeliharaan dan pemanfaatan BCB/situs skala kota, perizinan survei dan
pengangkatan BCB/situs bawah air sampai dengan 4 (empat) mil laut dari garis pantai
atas rekomendasi pemerintah, pengembangan dan pemanfaatan museum kota,
registrasi museum dan koleksi di kota, penyelenggaraan akreditasi museum di kota,
penambahan dan penyelamatan koleksi museum di kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Nilai budaya, Sejarah, Kepurbakalaan dan
Permuseuman.
Pasal 102
(1) Kepala Seksi Kesenian dan Perfilman mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Kebudayaan lingkup Kesenian dan Perfilman.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kesenian dan Perfilman mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Kesenian dan Perfilman;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Kesenian dan Perfilman yang meliputi
Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota
mengenai standarisasi pemberian izin pengiriman dan penerimaan delegasi asing di
bidang kesenian; penerbitan rekomendasi pengiriman misi kesenian dalam rangka
kerjasama luar negeri skala kota; penetapan kriteria dan prosedur penyelenggaraan
festival, pameran, dan lomba tingkat kota, penerapan dan monitoring implementasi
SPM bidang kesenian skala kota, pemberian penghargaan kepada seniman yang
telah berjasa kepada bangsa dan negara skala kota, penyelenggaraan kegiatan
pendidikan dan pelatihan kesenian skala kota, penerapan dan pelaksanaan prosedur

40
perawatan dan pengamanan aset atau benda kesenian (karya seni) skala kota,
pelaksanaan pembentukan dan/atau pengelolaan pusat kegiatan kesenian skala kota,
pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota peningkatan
bidang apresiasi seni tradisional dan non tradisional, pelaksanaan kebijakan
nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam rangka
perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kesenian skala kota; pelaksanaan
kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan operasional perfilman skala kota,
pemberian izin usaha terhadap pembuatan film oleh tim asing skala kota, pemberian
perizinan usaha perfilman di bidang pembuatan film, pengedaran film, penjualan dan
penyewaan film (VCD, DVD), pertunjukan film (bioskop), pertunjukan film keliling,
penayangan film melalui media elektronik, dan tempat hiburan, pelaksanaan kebijakan
nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota di bidang kegiatan standarisasi profesi
dan teknologi perfilman, pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan
kebijakan kota mengenai kerjasama luar negeri di bidang perfilman, pengawasan dan
pendataan film dan rekaman video yang beredar, perusahaan persewaan dan
penjualan rekaman video serta kegiatan evaluasi dan laporan pelaksanaan kebijakan
perfilman skala kota; pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan
kebijakan kabupaten/kota mengenai kegiatan standarisasi di bidang peningkatan
produksi dan apresiasi film skala kota; monitoring dan evaluasi pengembangan
perfilman skala kota; monitoring dan evaluasi kegiatan skala kota meliputi
pelaksanaan peningkatan apresiasi seni tradisional dan non tradisional tingkat kota,
pelaksanaan peningkatan apresiasi film skala kota; pengajuan usul rekomendasi
pembebasan fiskal untuk kegiatan misi kesenian Indonesia ke luar negeri dari kota,
penyelenggaraan kegiatan revitalisasi dan kajian seni di kota, penyelenggaraan
pembinaan dan pengembangan peningkatan apresiasi seni tradisional dan modern di
kota, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional perfilman skala kota,
pengawasan pembuatan film oleh tim asing di kota, pemberian izin pelaksanaan
kegiatan-kegiatan festival film dan pekan film di kota, fasilitasi organisasi/lembaga
perfilman di kota, penapisan dan pengawasan peredaran film dan rekaman video di
kota, fasilitasi advokasi pengembangan perfilman di tingkat kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Kesenian dan Perfilman.
Paragraf 3
Bidang Destinasi Pariwisata
Pasal 103
(1) Kepala Bidang Destinasi pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga lingkup Bidang
Destinasi Pariwisata.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Destinasi Pariwisata mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Destinasi Pariwisata;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Destinasi Pariwisata;
c. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Destinasi
Pariwisata;
d. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Destinasi
Pariwisata, pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan skala
kota lingkup Objek dan Daya Tarik Wisata, Usaha dan Standarisasi pariwisata;
e. pelaksanaan fasilitasi standar usaha kepariwisataan, standar kompetensi pariwisata
serta pengembangan sumber daya manusia bidang Kepariwisataan;
f. pengawasan pelaksanaan norma pengembangan produk Pariwisata;
g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pariwisata;
h. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Pariwisata.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang pariwisata membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata;
b. Seksi Usaha dan Standarisasi Pariwisata.

Pasal 104

41
(1) Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Destinasi Pariwisata lingkup Objek dan Daya Tarik Wisata.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Objek dan Daya Tarik Wisata mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Objek dan Daya Tarik Wisata;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Objek dan Daya Tarik Wisata meliputi
pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan pedoman
pengembangan destinasi pariwisata skala kota, pelaksanaan kerjasama internasional
pengembangan destinasi pariwisata skala kota, pelaksanaan kerjasama
pengembangan destinasi pariwisata skala kota; pelaksanaan kebijakan nasional,
provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan sistem
informasi pariwisata;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Objek dan Daya Tarik Wisata.
Pasal 105
(1) Kepala Seksi Usaha dan Standarisasi Pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Destinasi Pariwisata lingkup Usaha dan Standarisasi
Pariwisata.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Usaha dan Standarisasi Pariwisata mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Usaha dan Standarisasi kepariwisataan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Usaha dan Standarisasi Pariwisata
yang meliputi Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan
kota dalam penerapan standarisasi bidang kepariwisataan, pelaksanaan kebijakan
nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan dalam pembinaan usaha dan
penyelenggaraan usaha kepariwisataan skala kota, pemberian izin usaha
kepariwisataan skala kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Usaha dan Standarisasi Pariwisata.
Paragraf 4
Bidang Pemasaran Pariwisata
Pasal 106
(1) Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga lingkup Pemasaran
Pariwisata.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pemasaran Pariwisata mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pemasaran Pariwisata;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pemasaran Pariwisata;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pemasaran
Pariwisata lingkup promosi, MICE (meeting, intencive, convention, exibition);
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pemasaran Pariwisata;
e. Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Pemasaran Pariwisata.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pemasaran membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Promosi Pariwisata;
b. Seksi MICE (meeting, intencive, convention, exibition).
Pasal 107
(1) Kepala Seksi Promosi Pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata lingkup Promosi Pariwisata.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Promosi Pariwisata mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Promosi Pariwisata;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup promosi pariwisata meliputi
pelaksanaan pedoman perencanaan pemasaran skala kota; pelaksanaan pedoman
dan penyelenggaraan widya wisata skala kota; penyelenggaraan promosi skala kota
meliputi penyelenggaraan widya wisata skala kota serta pengiriman dan penerimaan
peserta grup widya wisata; pengadaan sarana pemasaran skala kota; pembentukan

42
perwakilan kantor promosi pariwisata di dalam negeri skala kota, penyediaan
informasi pariwisata ke pusat pelayanan informasi pariwisata provinsi dan
pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata skala kota; pengembangan sistem
informasi pemasaran pariwisata skala kota; penerapan branding pariwisata nasional
dan penetapan tagline pariwisata skala kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Promosi Pariwisata.
Pasal 108
(1) Kepala Seksi MICE (meeting, intencive, convention, exibition) mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata lingkup MICE
(meeting, intencive, convention, exibition).
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
MICE (meeting, intencive, convention, exibition) mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup MICE (meeting, intencive, convention, exibition);
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup MICE (meeting, intencive, convention,
exibition) yang meliputi penetapan dan pelaksanaan pedoman partisipasi dan
penyelenggaraan pameran/event budaya dan pariwisata skala kota; penetapan dan
pelaksanaan pedoman kerjasama pemasaran skala kota. Peserta/penyelenggara
pameran/event, roadshow bekerja sama dengan pemerintah/provinsi. Pelaksanaan
event promosi di luar negeri dengan koordinasi pemerintah dan provinsi;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup MICE (meeting, intencive, convention,
exibition).
Paragraf 5
Bidang Pemuda dan Olahraga
Pasal 109
(1) Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga lingkup Pemuda dan
Olahraga.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pemuda dan Olahraga mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Kepemudaan dan Keolahragaan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Kepemudaan dan Keolahragaan;
c. menjalin kemitraan, memberdayakan potensi Kepemudaan dan Keolahragaan;
d. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Kepemudaan
dan Keolahragaan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Kepemudaan dan
Keolahragaan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Kepemudaan dan Keolahragaan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pemuda;
b. Seksi Olahraga.
Pasal 110
(1) Kepala Seksi Pemuda mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Pemuda dan Olahraga lingkup Kepemudaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
pemuda mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Kepemudaan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Kepemudaan yang meliputi
Perumusan bahan penetapan kebijakan di bidang kepemudaan skala kota meliputi
pengembangan keserasian kebijakan dan pemberdayaan; pengembangan kemitraan
pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan; peningkatan peran serta secara
lintas bidang dan sektoral; pengembangan manajemen, wawasan dan kreativitas,
kemitraan dan kewirausahaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan keimanan ketaqwaan (IMTAQ), peningkatan profesionalisme,
kepemimpinan dan kepeloporan, pengaturan sistem penganugerahan prestasi,
peningkatan prasarana dan sarana, pengembangan jaringan dan sistem informasi,

43
kriteria dan standarisasi lembaga kepemudaan, pembangunan kapasitas dan
kompetensi lembaga kepemudaan, pencegahan dan perlindungan bahaya distruktif.
Pelaksanaan kebijakan di bidang kepemudaan skala kota meliputi aktivitas
kepemudaan yang berskala kabupaten/kota, provinsi, nasional dan internasional,
fasilitasi dan dukungan aktivitas kepemudaan lintas kecamatan skala kota,
pembangunan pusat pemberdayaan pemuda, pendidikan dan pelatihan kepemudaan
tingkat kota, kerjasama antar kecamatan skala kota, provinsi, pemerintah dan
internasional. Koordinasi bidang kepemudaan skala kota meliputi koordinasi antar
dinas instansi terkait, koordinasi dengan lembaga non pemerintah, koordinasi antar
kecamatan skala kota. Pembinaan dan pengawasan di bidang kepemudaan skala kota
meliputi pembinaan terhadap organisasi kepemudaan, pembinaan terhadap kegiatan
kepemudaan, pembinaan koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan di
bidang kepemudaan, pembinaan, penyusunan pemberian pedoman dan standar
pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan, pembinaan pemberian
bimbingan, supervisi dan konsultasi urusan pemerintahan di bidang kepemudaan,
pembinaan pendidikan dan pelatihan di bidang kepemudaan, pembinaan
perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
urusan pemerintahan di bidang kepemudaan, pengaturan pengawasan terhadap
pelaksanaan norma dan standar di bidang kepemudaan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Kepemudaan.
Pasal 111
(1) Kepala Seksi Olahraga mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Pemuda dan Olahraga lingkup Olahraga.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
olahraga mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Olahraga;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Olahraga meliputi Perumusan bahan
penetapan kebijakan di bidang keolahragaan skala kota meliputi pengembangan dan
keserasian kebijakan olahraga, penyelenggaraan keolahragaan, pembinaan dan
pengembangan keolahragaan, pengelolaan keolahragaan, penyelenggaraan pekan
dan kejuaraan olahraga, pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana
olahraga, pendidikan dan pelatihan keolahragaan, pendanaan keolahragaan,
pengembangan IPTEK keolahragaan, pengembangan kerjasama dan informasi
keolahragaan, pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam
pembangunan olahraga, peningkatan peranserta secara lintas bidang dan sektoral
serta masyarakat, pengembangan manajemen olahraga, kemitraan industri dan
kewirausahaan olahraga, pengembangan IPTEK olahraga, peningkatan
profesionalisme atlit, pelatih, manager dan pembina olahraga, pembangunan dan
pengembangan industri olahraga, pengaturan sistem penganugerahan, penghargaan
dan kesejahteraan pelaku olahraga, pengaturan pelaksanaan standarisasi, akreditasi
dan sertifikat keolahragaan, peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana
olahraga, pengembangan jaringan dan sistem informasi keolahragaan, kriteria
lembaga keolahragaan, pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga serta
peningkatan kebugaran jasmani masyarakat. Pelaksanaan kebijakan di bidang
keolahragaan skala kota meliputi aktivitas keolahragaan skala kota, provinsi, nasional
dan internasional, fasilitasi dan dukungan aktivitas keolahragaan lintas kecamatan
skala kota, kerjasama antar kecamatan skala kota, provinsi, pemerintah dan
internasional, pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana olahraga,
pendanaan keolahragaan, pendidikan dan pelatihan keolahragaan, pembangunan
sentra pembinaan prestasi olahraga. Koordinasi bidang keolahragaan skala kota
meliputi koordinasi antar dinas/instansi terkait, koordinasi dengan lembaga non
pemerintah dan masyarakat, koordinasi antara kabupaten/kota dan kecamatan.
Pembinaan dan pengawasan di bidang keolahragaan skala kota meliputi pembinaan
terhadap organisasi keolahragaan, pembinaan terhadap kegiatan keolahragaan,
pembinaan pengelolaan olahraga dan tenaga keolahragaan, pembinaan dan
pengembangan prestasi olahraga termasuk olahraga unggulan, pembinaan koordinasi
pemerintahan antar susunan pemerintahan di kota, pembinaan pendidikan dan
pelatihan di bidang keolahragaan, pembinaan perencanaan, penelitian,
pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di
bidang keolahragaan, pengaturan pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan
standar di bidang keolahragaan, pembinaan dan pengembangan industri olahraga,
pengawasan terhadap penyelenggaraan olahraga, pengawasan terhadap
pelaksanaan anggaran/dana;

44
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Olahraga.
BAB VIII
Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 112
(1) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UMKM berdasarkan Asas Desentralisasi dan Tugas Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UMKM;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM yang meliputi kelembagaan koperasi,
pemberdayaan koperasi, pemberdayaan UKM, pengawasan, monitoring, dan evaluasi,
perdagangan dalam negeri, metrologi legal, perdagangan luar negeri, kerjasama
perdagangan internasional, pengembangan ekspor nasional, perdagangan berjangka
komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang, pasar lelang, perizinan industri,
usaha industri, fasilitasi usaha industri, perlindungan usaha industri, perencanaan dan
program;
c. pembinaan dan pelaksanaan lingkup Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM;
e. Pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM yang diserahkan Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Perindustrian;
c. Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri;
d. Bidang Koperasi;
e. Bidang Fasilitasi, Pembiayaan dan Simpan Pinjam;
f. Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
g. UPT Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 113
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM dalam rangka mengkoordinasikan
penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu
dan tugas pelayanan administratif lingkup Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
dan UMKM.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM yang meliputi administrasi umum, kepegawaian,

45
keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UMKM serta memberikan saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan
urusan pemerintah dibidang pendidikan;
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 114
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/ kekayaan daerah lingkup
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UMKM;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian.
Pasal 115
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
dan UMKM.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UMKM yang meliputi analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi,
akuntansi, monitoring evaluasi anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UMKM.
Pasal 116
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas (Renstra, Renja, dan
Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas (Laporan
Berkala Kinerja);
c. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan;
d. penyiapan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Perindustrian,

46
Perdagangan, Koperasi dan UMKM (LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD).

Paragraf 2
Bidang Perindustrian
Pasal 117
(1) Kepala Bidang Perindustrian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM lingkup Perindustrian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Perindustrian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Perindustrian;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Perindustrian;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Perindustrian
lingkup Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Aneka, Industri Kimia, Agro dan Hasil
Hutan, penerbitan tanda daftar industri dan IUI skala investasi s/d Rp 10 miliar tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, penyusunan RPJM SKPD kota di
bidang industri, pembentukan dan pembinaan unit pelaksana teknis tingkat kota,
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas desentralisasi bidang industri tingkat kota;
d. pemberdayaan dan peningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup
Perindustrian;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Perindustrian;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan saran dan
pertimbangan lingkup Industri.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Perindustrian membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka;
b. Seksi Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan.

Pasal 118
(1) Kepala Seksi Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perindustrian lingkup Industri Logam, Mesin,
Elektronika dan Aneka.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Industri Logam, Mesin, Elektronika
dan Aneka yang meliputi penerbitan berita acara pemeriksaan dalam rangka
penerbitan IUI oleh pemerintah dan provinsi, penerbitan izin usaha kawasan industri
yang lokasinya di kota, pemberian fasilitas usaha dalam rangka pengembangan IKM
di kota, pemberian perlindungan kepastian berusaha terhadap usaha industri di kota,
penyusunan rencana jangka panjang pembangunan industri kota, , penyusunan
rencana kerja kota di bidang industri, promosi produk industri kota, pelaksanaan
penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi di bidang industri di kota, fasilitasi
pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi di bidang
industri, sosialisasi hasil penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi di bidang
industri, fasilitasi dan pengawasan terhadap penerapan standar yang akan
dikembangkan di kota, kerjasama bidang standarisasi tingkat kota, penerapan standar
kompetensi SDM industri dan aparatur pembina industri di kota, pelaksanaan diklat
SDM industri dan aparatur pembina industri di kota, pembinaan industri dalam rangka
pencegahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh industri tingkat kota,
pengawasan terhadap pencemaran lingkungan yang diakibatkan kegiatan industri di
kota, fasilitasi kemitraan antara industri kecil, menengah dan industri besar serta
sektor ekonomi lainnya di kota, fasilitasi kerjasama pengembangan industri melalui
pola kemitraan usaha di kota, pelaksanaan hasil-hasil kerjasama luar negeri,
kerjasama lintas sektoral dan regional untuk pemberdayaan industri di kota,
pembinaan asosiasi industri/dewan tingkat kota, penyusunan tata ruang
kabupaten/kota industri dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri yang
terintegrasi serta koordinasi penyediaan sarana dan prasarana (jalan, air, listrik,
telepon, unit pengolahan limbah IKM) untuk industri yang mengacu pada tata ruang
regional (provinsi), pengumpulan, analisis dan diseminasi data bidang industri tingkat
47
kota dan pelaporan kepada provinsi, pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
desentralisasi bidang industri tingkat kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Industri Logam, Mesin, Elektronika dan
Aneka.

Pasal 119
(1) Kepala Seksi Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Perindustrian lingkup Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan
yang meliputi penerbitan berita acara pemeriksaan dalam rangka penerbitan IUI oleh
pemerintah dan provinsi, penerbitan izin usaha kawasan industri yang lokasinya di
kota, pemberian fasilitas usaha dalam rangka pengembangan IKM di kota, pemberian
perlindungan kepastian berusaha terhadap usaha industri di kota, penyusunan
rencana jangka panjang pembangunan industri kota, , penyusunan rencana kerja kota
di bidang industri, promosi produk industri kota, pelaksanaan penelitian,
pengembangan dan penerapan teknologi di bidang industri di kota, fasilitasi
pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi di bidang
industri, sosialisasi hasil penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi di bidang
industri, fasilitasi dan pengawasan terhadap penerapan standar yang akan
dikembangkan di kota, kerjasama bidang standarisasi tingkat kota, penerapan standar
kompetensi SDM industri dan aparatur pembina industri di kota, pelaksanaan diklat
SDM industri dan aparatur pembina industri di kota, pembinaan industri dalam rangka
pencegahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh industri tingkat kota,
pengawasan terhadap pencemaran lingkungan yang diakibatkan kegiatan industri di
kota, fasilitasi kemitraan antara industri kecil, menengah dan industri besar serta
sektor ekonomi lainnya di kota, fasilitasi kerjasama pengembangan industri melalui
pola kemitraan usaha di kota, pelaksanaan hasil-hasil kerjasama luar negeri,
kerjasama lintas sektoral dan regional untuk pemberdayaan industri di kota,
pembinaan asosiasi industri/dewan tingkat kota, penyusunan tata ruang
kabupaten/kota industri dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri yang
terintegrasi serta koordinasi penyediaan sarana dan prasarana (jalan, air, listrik,
telepon, unit pengolahan limbah IKM) untuk industri yang mengacu pada tata ruang
regional (provinsi), pengumpulan, analisis dan diseminasi data bidang industri tingkat
kota dan pelaporan kepada provinsi, pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
desentralisasi bidang industri tingkat kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan.

Paragraf 3
Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri
Pasal 120
(1) Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM lingkup Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Perdagangan Dalam Negeri dan
Luar Negeri;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri ;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Perdagangan
Dalam Negeri dan Luar Negeri lingkup Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan,
Ekspor, Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri, Koordinasi dengan aparat
penegak hukum dalam penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan
perdagangan berjangka komoditi, pembinaan komoditas dalam rangka memperoleh
akses pembiayaan resi gudang, pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang
bersifat teknis terhadap penyelenggaraan dan pelaku pasar lelang skala kota;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Perdagangan

48
Dalam Negeri dan Luar Negeri;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Perdagangan Dalam Negeri
dan Luar Negeri;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri membawahi 2 (dua)
Seksi yang meliputi :
a. Seksi Perdagangan Dalam Negeri dan Metrologi Legal;
b. Seksi Ekspor, Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri.

Pasal 121
(1) Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri dan Metrologi Legal mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perdagangan dalam Negeri dan Luar Negeri
lingkup Perdagangan Dalam Negeri dan Metrologi Legal.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Perdagangan Dalam Negeri dan Metrologi Legal mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Perdagangan Dalam Negeri dan Metrologi Legal;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Perdagangan Dalam Negeri dan
Metrologi Legal yang meliputi Pemberian izin usaha perdagangan di wilayah kota,
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin/pendaftaran jasa bisnis dan jasa
distribusi di wilayah kota, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi
serta pemberian izin perdagangan barang kategori dalam pengawasan skala kota
(SIUP Minuman Beralkohol golongan B dan C untuk Pengecer, Penjualan Langsung
untuk diminum di tempat, Pengecer dan Penjualan Langsung untuk diminum di
tempat untuk Minuman Beralkohol mengandung Rempah sampai dengan 15%,
rekomendasi SIUP Bahan Berbahaya, Rekomendasi Pengakuan Pedagang Kayu
antar Pulau), pengawasan, pelaporan pelaksanaan dan penyelenggaraan serta
penyajian informasi pelaksanaan wajib daftar perusahaan skala kota, dukungan
pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan
perdagangan di daerah perbatasan, pedalaman, terpencil dan pulau terluar di kota,
pembinaan dan pengawasan, pemberian izin dan rekomendasi skala tertentu,
monitoring dan evaluasi sarana perdagangan (pasar/toko modern dan gudang) dan
sarana penunjang perdagangan (jasa pameran, konvensi, dan seminar dagang)
skala lokal, penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi
kegiatan informasi pasar dan stabilisasi harga di kota, pembinaan dan pengawasan,
monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri
skala kota, pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen di kota, sosialisasi,
informasi dan publikasi tentang perlindungan konsumen, pelayanan dan penanganan
penyelesaian sengketa konsumen skala kota, pembinaan dan Pemberdayaan
Motivator dan Mediator Perlindungan Konsumen skala kota, pengusulan
pembentukan BPSK di kota kepada pemerintah berkoordinasi dengan provinsi dan
fasilitasi operasional BPSK, pendaftaran dan pengembangan LPKSM, koordinasi dan
kerjasama dengan instansi terkait skala kota dalam penyelenggaraan perlindungan
konsumen, evaluasi implementasi penyelenggaraan perlindungan konsumen,
pelaksanaan kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
pengawasan barang beredar dan jasa, pengawasan barang beredar dan jasa serta
penegakan hukum skala kota, koordinasi pelaksanaan pengawasan barang beredar
dan jasa skala kota, sosialisasi kebijakan pengawasan barang beredar dan jasa
skala kota, pembinaan dan pemberdayaan PPBJ skala kota, pembinaan dan
pemberdayaan PPNS-PK skala kota, penyelenggaraan, pelaporan dan rekomendasi
atas pendaftaran petunjuk penggunaan (manual) dan kartu jaminan/garansi dalam
bahasa Indonesia bagi produk teknologi informasi dan elektronika skala kota,
pembinaan dan pemberdayaan PPNS-WDP skala kota, pelaksanaan dan pelaporan
sistem informasi perdagangan dan penyusunan potensi usaha di sektor
perdagangan skala kota. Fasilitasi dan pelaksanaan kegiatan metrologi legal setelah
memperoleh penilaian dari pemerintah yang didasarkan rekomendasi provinsi,
fasilitasi dan pembinaan serta pengendalian SDM metrologi skala kota, fasilitasi
standar ukuran dan laboratorium metrologi legal, pelayanan tera dan tera ulang
UTTP setelah melalui penilaian standar ukuran dan laboratorium metrologi legal oleh
pemerintah, fasilitasi penyelenggaraan kerjasama metrologi legal skala kota,
pelaksanaan penyuluhan dan pengamatan UTTP, BDKT dan SI, pembinaan

49
operasional reparatir UTTP, pengawasan dan penyidikan tindak pidana UUML;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Perdagangan Dalam Negeri dan Metrologi
Legal.

Pasal 122
(1) Kepala Seksi Ekspor, Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Perdagangan dalam Negeri dan Luar Negeri
lingkup Ekspor, Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Ekspor, Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Ekspor, Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Ekspor, Impor dan Hubungan
Kerjasama Luar Negeri yang meliputi Penyediaan bahan masukan sebagai bahan
pertimbangan perumusan kebijakan bidang ekspor, koordinasi dan sosialisasi
kebijakan bidang ekspor skala kota, monitoring dan pelaporan pelaksanaan
kebijakan bidang ekspor, penyediaan bahan masukan untuk perumusan kebijakan
bidang impor, penyediaan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan perumusan
kebijakan bidang impor, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan bidang impor skala
kota. Pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis dan sertifikasi mutu barang
meliputi pengambilan contoh yang dilakukan oleh PPC yang teregistrasi, pengujian,
inspeksi teknis dan sertifikasi dilakukan oleh lembaga uji, inspeksi teknis, sertifikasi
yang terakreditasi dan teregistrasi. Penilaian dan pelaporan angka kredit PMB tingkat
kota, penyediaan bahan masukan untuk perumusan kebijakan penerbitan SKA dan
penelusuran asal barang, sosialisasi, penerbitan dan pelaporan penerbitan SKA
penelusuran asal barang di tingkat kota yang ditunjuk, penyediaan bahan masukan
untuk penerbitan API, sosialisasi kebijakan dan pelaporan penerbitan API,
penyediaan bahan masukan, sosialisasi, fasilitasi, koordinasi pelaksanaan
monitoring dan pelaporan, penyediaan informasi potensi ekspor daerah sebagai
bahan pertimbangan perumusan kebijakan, penyediaan bahan masukan dalam
rangka penetapan kesepakatan dalam sidang komoditi internasional, sosialisasi,
monitoring dan evaluasi, pelaporan pelaksanaan kesepakatan skala kota, fasilitasi
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perdagangan luar negeri.
Monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama perdagangan
internasional, monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama
perdagangan internasional, monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan
kerjasama perdagangan bilateral, monitoring dan sosialisasi dumping, subsidi, dan
safeguard, penyediaan bahan kebijakan pengembangan ekspor skala kota,
pelaksanaan kegiatan pengembangan ekspor skala kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Ekspor, Impor dan Hubungan Kerjasama
Luar Negeri.

Paragraf 4
Bidang Koperasi
Pasal 123
(1) Kepala Bidang Koperasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM lingkup Koperasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Koperasi mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Koperasi;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Koperasi;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Koperasi lingkup
Kelembagaan Koperasi, Manajemen dan Pengembangan Usaha;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Koperasi;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Koperasi;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Koperasi.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Koperasi membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :

50
a. Seksi Bina Usaha Koperasi;
b. Seksi Kelembagaan dan Penyuluhan Koperasi.

Pasal 124
(1) Kepala Seksi Bina Usaha Koperasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Koperasi lingkup Bina Usaha Koperasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Bina Usaha Koperasi mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Bina Usaha Koperasi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Bina Usaha Koperasi yang meliputi
pelaksanaan kebijakan pemberdayaan koperasi melalui penciptaan usaha simpan
pinjam yang sehat di tingkat kota sesuai dengan kebijakan pemerintah, bimbingan dan
penyuluhan koperasi dalam pembuatan laporan tahunan KSP dan USP dalam wilayah
kota, pembinaan KSP dan USP dalam wilayah kota, fasilitasi pelaksanaan
pembubaran dan penyelesaian akibat pembubaran KSP dan USP dalam wilayah kota,
pemberian sanksi administratif kepada KSP dan USP dalam wilayah kabupaten/kota
yang tidak melaksanakan kewajibannya, pengembangan iklim serta kondisi yang
mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan koperasi dalam wilayah kota,
pemberian bimbingan dan kemudahan koperasi dalam wilayah kota, perlindungan
kepada koperasi dalam wilayah kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Bina Usaha Koperasi.

Pasal 125
(1) Kepala Seksi Kelembagaan dan Penyuluhan Koperasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Koperasi lingkup Kelembagaan dan
Penyuluhan Koperasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kelembagaan dan Penyuluhan Koperasi mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Kelembagaan dan Penyuluhan Koperasi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Kelembagaan dan Penyuluhan
Koperasi yang meliputi Pelaksanaan kebijakan pembentukan, penggabungan, dan
peleburan, serta pembubaran koperasi, pengesahan pembentukan, penggabungan
dan peleburan, serta pembubaran koperasi dalam wilayah kota, (Tugas Pembantuan),
fasilitasi pelaksanaan pengesahan dan pengumuman akta pendirian koperasi dalam
wilayah kota, fasilitasi pelaksanaan pengesahan perubahan AD yang menyangkut
penggabungan, pembagian dan perubahan bidang usaha koperasi dalam wilayah
kota, fasilitasi pelaksanaan pembubaran koperasi di tingkat kabupaten/kota sesuai
dengan pedoman pemerintah di tingkat kota, pembinaan dan pengawasan KSP dan
USP koperasi di tingkat kota, fasilitasi pelaksanaan tugas dalam pengawasan KSP
dan USP Koperasi di tingkat kota (Tugas Pembantuan);
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Kelembagaan dan Penyuluhan Koperasi.

Paragraf 5
Bidang Fasilitasi, Pembiayaan dan Simpan Pinjam
Pasal 126
(1) Kepala Bidang Fasilitasi, Pembiayaan dan Simpan Pinjam mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM lingkup Fasilitasi, Pembiayaan dan Simpan Pinjam.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Fasilitasi, Pembiayaan dan Simpan Pinjam mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Fasilitasi, Pembiayaan dan
Simpan Pinjam;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Fasilitasi, Pembiayaan dan Simpan Pinjam;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang fasilitasi
pembiayaan dan permodalan lingkup fasilitasi permodalan dan Jasa Keuangan
Simpan Pinjam, pengawasan dan penilaian simpan pinjam;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Fasilitasi,
Pembiayaan dan Simpan Pinjam;

51
e. pelaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Fasilitasi, Pembiayaan dan
Simpan Pinjam;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Fasilitasi, Pembiayaan dan Simpan Pinjam.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Fasilitasi, Pembiayaan dan Simpan Pinjam membawahi 2 (dua)
Seksi yang meliputi :
a. Seksi Permodalan dan Jasa Keuangan Simpan Pinjam;
b. Seksi Pengawasan dan Penilaian Simpan Pinjam.

Pasal 127
(1) Kepala Seksi Permodalan dan Jasa Keuangan Simpan Pinjam mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Fasilitasi, Pembiayaan dan Simpan Pinjam
lingkup Permodalan dan Jasa Keuangan Simpan Pinjam.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Permodalan dan Jasa Keuangan Simpan Pinjam mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Permodalan dan Jasa Keuangan Simpan Pinjam;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Permodalan dan Jasa Keuangan
Simpan Pinjam yang meliputi fasilitasi akses penjaminan dalam penyediaan
pembiayaan bagi koperasi dan UMKM di tingkat kota meliputi kredit perbankan,
penjaminan lembaga bukan bank, modal ventura, pinjaman dari dana penyisihan
sebagian laba BUMN, hibah, jenis pembiayaan lain;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Permodalan dan Jasa Keuangan Simpan
Pinjam.

Pasal 128
(1) Kepala Seksi Pengawasan dan Penilaian Simpan Pinjam mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Fasilitasi, Pembiayaan dan Simpan Pinjam
lingkup Pengawasan dan Penilaian Simpan Pinjam.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengawasan dan Penilaian Simpan Pinjam mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengawasan dan Penilaian Simpan Pinjam;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pengawasan dan Penilaian Simpan
Pinjam yang meliputi pengawasan terhadap semua bantuan modal dan sarana yang
telah diberikan kepada masyarakat ekonomi produktif, Pengawasan, monitoring, dan
evaluasi upaya pembiayaan bagi Koperasi dan UKM dalam wilayah kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengawasan dan Penilaian Simpan Pinjam.

Paragraf 6
Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Pasal 129
(1) Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM lingkup
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah lingkup Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Kelembagaan
dan Penyuluhan UMKM;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan

52
saran dan pertimbangan lingkup Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah membawahi 2 (dua) Seksi yang
meliputi :
a. Seksi Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
b. Seksi Kelembagaan dan Penyuluhan UMKM.

Pasal 130
(1) Kepala Seksi Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah lingkup
Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Bina Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah yang meliputi Perumusan bahan Penetapan kebijakan pemberdayaan
UKM dalam penumbuhan iklim usaha bagi usaha kecil di tingkat kota meliputi,
persaingan, prasarana, informasi, kemitraan, perijinan, perlindungan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Pasal 131
(1) Kepala Seksi Kelembagaan dan Penyuluhan UMKM mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah lingkup
Kelembagaan dan Penyuluhan UMKM.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Kelembagaan dan Penyuluhan UMKM mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Kelembagaan dan Penyuluhan UMKM;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Kelembagaan dan Penyuluhan UMKM
yang meliputi Pembinaan dan pengembangan usaha kecil di tingkat kota meliputi
produksi, pemasaran, sumber daya manusia, teknologi;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Kelembagaan dan Penyuluhan UMKM.

BAB IX
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 132
(1) Kepala Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan dibidang Pekerjaan Umum berdasarkan Asas Desentralisasi dan Tugas
Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Pekerjaan Umum;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pekerjaan
Umum yang meliputi sumber daya air, bina marga, perkotaan dan perdesaan, air
minum, air limbah, persampahan, drainase, permukiman, bangunan gedung dan
lingkungan, jasa konstruksi;
c. pembinaan dan pelaksanaan lingkup Pekerjaan Umum;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Pekerjaan Umum;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Pekerjaan Umum yang diserahkan
Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Pekerjaan Umum membawahi :
a. Sekretaris;

53
b. Bidang Bina Marga;
c. Bidang Cipta Karya;
d. Bidang Sumber Daya Air;
e. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kota;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 133
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
Pekerjaan Umum dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan program dan
penyelenggaraan tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu dan tugas pelayanan
administratif lingkup Dinas Pekerjaan Umum.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Pekerjaan Umum yang
meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum serta
memberikan saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan urusan pemerintah
dibidang pendidikan;
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Pekerjaan Umum.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 134
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas Pekerjaan
Umum.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Pekerjaan Umum;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/ kekayaan daerah lingkup
Dinas Pekerjaan Umum;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Pekerjaan Umum;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian.
Pasal 135
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Pekerjaan Umum.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Pekerjaan Umum;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Pekerjaan Umum yang
meliputi analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, monitoring evaluasi

54
anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Pekerjaan Umum.
Pasal 136
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Pekerjaan Umum.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas (Renstra, Renja, dan
Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas (Laporan
Berkala Kinerja);
c. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa;
d. penyiapan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum
(LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD).
Paragraf 3
Bidang Bina Marga
Pasal 137
(1) Kepala Bidang Bina Marga mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Dinas Pekerjaan Umum lingkup Bina Marga.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Bina Marga mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Bina Marga;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Bina Marga;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Bina Marga
lingkup Pembangunan Jalan dan Jembatan serta Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
d. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Bina Marga;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Bina Marga;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan saran dan
pertimbangan lingkup Bina Marga.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Bina Marga membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;
b. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Pasal 138
(1) Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Bina Marga lingkup Pembangunan Jalan dan Jembatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pembanguan Jalan dan Jembatan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pembangunan Jalan dan Jembatan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pembangunan Jalan dan Jembatan
yang meliputi pembangunan jalan kota meliputi pembiayaan pembangunan jalan kota,
perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta
pelaksanaan konstruksi jalan jalan kota, pengoperasian dan pemeliharaan jalan kota,
pengembangan dan pengelolaan manajemen jalan kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pembangunan Jalan dan Jembatan.
Pasal 139
(1) Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bina Marga lingkup Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
yang meliputi pengaturan jalan kota meliputi perumusan kebijakan penyelenggaraan
jalan kota berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan dengan memperhatikan

55
keserasian antar daerah dan antar kawasan, penyusunan pedoman operasional
penyelenggaraan jalan kota, penetapan status jalan kota, penyusunan perencanaan
umum dan pembiayaan jaringan jalan kota; pembinaan jalan kota meliputi pemberian
bimbingan penyuluhan serta pendidikan dan pelatihan para aparatur penyelenggara
jalan kota, pemberian izin, rekomendasi, dispensasi dan pertimbangan pemanfaatan
ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan, pengembangan
teknologi terapan di bidang jalan untuk jalan kota; pengawasan jalan kota meliputi
evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kota, pengendalian fungsi dan manfaat hasil
pembangunan jalan kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Paragraf 4
Bidang Cipta Karya
Pasal 140
(1) Kepala Bidang Cipta Karya mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Dinas Pekerjaan Umum lingkup Cipta Karya.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Cipta Karya mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Cipta Karya;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Cipta Karya;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Cipta Karya
lingkup pembangunan perumahan pemukiman dan pemeliharaan perumahan
pemukiman;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Cipta Karya;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Cipta Karya;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Cipta Karya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Cipta Karya membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pembangunan Perumahan Pemukiman;
b. Seksi Pemeliharaan Perumahan Pemukiman.
Pasal 141
(1) Kepala Seksi Pembangunan Perumahan Pemukiman mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Cipta Karya lingkup Pembangunan
Perumahan Pemukiman.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pembangunan Perumahan Pemukiman mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pembangunan Perumahan Pemukiman;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pembangunan perumahan pemukiman
yang meliputi penyelenggaraan pembangunan Kasiba/Lisiba di kota, pelaksanaan
kerjasama swasta, masyarakat tingkat nasional dalam pembangunan Kasiba/Lisiba,
penetapan izin lokasi Kasiba/Lisiba di kota. Penyelenggaraan penanganan kawasan
kumuh perkotaan di kota, pengelolaan peremajaan/ perbaikan permukiman
kumuh/nelayan dengan rusunawa; perumusan bahan penetapan kebijakan, strategi,
dan program kota di bidang pembiayaan perumahan, penyusunan NSPM kota bidang
pembiayaan perumahan, pelaksanaan, penerapan dan penyesuaian pengaturan
instrumen pembiayaan dalam rangka penerapan sistem pembiayaan, fasilitasi
bantuan teknis bidang pembiayaan perumahan kepada para pelaku di tingkat kota,
pemberdayaan pelaku pasar dan pasar perumahan di tingkat kota, fasilitasi bantuan
pembiayaan pembangunan dan pemilikan rumah serta penyelenggaraan rumah sewa,
pengendalian penyelenggaraan bidang pembiayaan perumahan di tingkat kota,
melakukan evaluasi penyelenggaraan bidang pembiayaan perumahan di tingkat kota.
memberikan masukan penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan bidang perumahan, peninjauan kembali kesesuaian peraturan
perundang-undangan bidang perumahan di kota dengan peraturan perundang-
undangan di atasnya, pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pembangunan dan
pengembangan pada skala kota, pelaksanaan upaya efisiensi pasar dan industri
perumahan skala kota, pelaksanaan peraturan perundang-undangan, produk NSPM,
serta kebijakan dan strategi nasional perumahan, pelaksanaan teknis
penyelenggaraan perumahan. Memanfaatkan badan usaha pembangunan

56
perumahan, baik BUMN,BUMD, koperasi, perorangan maupun swasta, yang bergerak
di bidang usaha industri bahan bangunan, industri komponen banguan, konsultan,
kontraktor dan pengembang, Penyusunan pedoman dan manual perencanaan,
pembangunan dan pengelolaan PSU skala kota, Melaksanakan hasil sosialisasi.
Pelaksanaan kegiatan melalui pelaku pembangunan perumahan, penyelenggaraan
perumahan sesuai teknik pembangunan. Pembinaan dan kerjasama dengan badan
usaha pembangunan perumahan, baik BUMN,BUMD, koperasi, perorangan maupun
swasta, yang bergerak di bidang usaha industri bahan bangunan, industri komponen
bangunan, konsultan, kontraktor dan pengembang di kota, fasilitasi pelaksanaan
tindakan turun tangan dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan dan PSU
yang berdampak lokal, perumusan RPJP dan RPJM kota. Fasilitasi percepatan
pembangunan perumahan skala kota. pembangunan Rusunawa dan Rusunami
lengkap dengan penyediaan tanah, PSU dan melakukan pengelolaan dan
pemeliharaan diperkotaan, perbatasan internasional, pusat kegiatan,
perdagangan/produksi. Pembangunan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai
stimulan di RSH, Rusun dan Rusus dengan melaksanakan pengelolaan dan
pemeliharaan. Pembangunan rumah contoh (RSH) sebagai stimulan pada daerah
terpencil dan uji coba serta fasilitasi pengelolaan, pemeliharaan kepada kota,
penyediaan tanah, PSU umum, pelaksanaan pembangunan rumah untuk korban
bencana dan khusus lainnya serta pengelolaan depo dan pendistribusian logistik
penyediaan lahan, pengaturan, pemanfaatan seluruh bantuan. Pembinaan perumahan
swadaya lingkup pembangunan baru dan perluasan meliputi perumusan kebijakan
dan strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan
perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya,
penyusunan RPJP dan RPJM kota tentang perumahan swadaya, penyusunan NSPM
pembangunan perumahan swadaya di kota, koordinasi pelaksanaan kebijakan dan
strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan
perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya,
fasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi kota tentang lembaga pendukung
pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku
pembangunan perumahan swadaya, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan dan strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan,
pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
swadaya, Sosialisasi kebijakan strategi, program dan NSPM pembangunan
perumahan swadaya di kota, pengkajian kebijakan dan peraturan daerah kota yang
terkait dengan pembangunan perumahan swadaya, perumusan kebijakan dan strategi
kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan
dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya. Penyusunan
RPJP dan RPJM kota perumahan swadaya, penyusunan NSPM pembangunan
perumahan swadaya tingkat kota, koordinasi pelaksanaan kebijakan dan strategi kota
tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan
peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya, fasilitasi
pelaksanaan kebijakan dan strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan
perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan
perumahan swadaya; pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan dan
strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan
perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya,
sosialisasi kebijakan strategi, program dan NSPM pembangunan perumahan swadaya
di kota, Pengkajian kebijakan dan peraturan daerah kota yang terkait dengan
pembangunan perumahan swadaya. Pelaksanaan penyusunan dan penyempurnaan
peraturan perundang-undangan bidang perumahan di tingkat kota, pelaksanaan
kesesuaian peraturan daerah kabupaten/kota dengan peraturan perundang-
undangan terkait di bidang perumahan, pelaksanaan sosialisasi peraturan
perundang-undangan bidang perumahan dalam rangka mewujudkan jaminan kepastin
hukum dan perlindungan hukum dalam bermukim di kota, koordinasi pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang perumahan di
kota, oelaksanaan kebijakan dan penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di kota, pelaksanaan fasilitasi penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di kota, fasilitasi penyusunan, koordinasi dan sosialisasi NSPM bidang
perumahan di tingkat kota, pelaksanaan dan sosialisasi NSPM penyediaan lahan
untuk pembangunan perumahan di kota, pelaksanaan kebijakan kota tentang
pembangunan perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan
di kota, pelaksanaan kebijakan kota tentang pembangunan perumahan sesuai dengan
penataan ruang dan penataan pertanahan, fasilitasi pelaksanaan kebijakan kota
tentang pembangunan perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan
57
pertanahan, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kota
tentang pembangunan perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan
pertanahan, fasilitasi penyelesaian eksternalitas pembangunan perumahan di kota.
Pembinaan teknologi dan industri untuk pembangunan perumahan baru meliputi
pelaksanaan kebijakan kota tentang pendayagunaan pemanfaatan hasil teknologi
bahan bangunan, sosial ekonomi budaya serta PSU pendukung perumahan,
koordinasi pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya, serta PSU
pendukung perumahan, fasilitasi pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota tentang
pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial
ekonomi budaya, serta PSU pendukung perumahan, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota tentang pendayagunaan dan pemanfaatan
hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya, serta PSU pendukung
perumahan, pelaksanaan kebijakan kota tentang pendayagunaan pemanfaatan hasil
teknologi bahan bangunan, sosial ekonomi budaya serta PSU pendukung perumahan.
Pengembangan pelaku pembangunan, perumahan, peran serta masyarakat dan
sosial budaya dalam pembangunan perumahan baru meliputi pelaksanaan kebijakan
kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan perumahan,
koordinasi pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kebijakan kota tentang
pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan perumahan, pelaksanaan
kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha, dan kelompok masyarakat
dalam pembangunan perumahan, fasilitasi peningkatan kapasitas pelaku
pembangunan perumahan pemerintah, swasta dan masyarakat di kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pembangunan Perumahan Pemukiman.
Pasal 142
(1) Kepala Seksi Pemeliharaan Perumahan Pemukiman mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Cipta Karya lingkup Pemeliharaan
Perumahan Pemukiman.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pemeliharaan Perumahan Pemukiman mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pemeliharaan Perumahan Pemukiman;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pemeliharaan Perumahan Pemukiman
meliputi penyusunan bahan penetapan peraturan daerah kebijakan dan strategi
Kasiba/Lisiba di wilayah kota, penetapan Peraturan Daerah NSPK Kasiba dan Lisiba
di wilayah kota, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan Kasiba dan Lisiba di
kota, Evaluasi penyelenggaraan pembangunan Kasiba dan Lisiba di kota,
Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK di kota, perumusan
peraturan daerah kebijakan dan strategi penanggulangan permukiman kumuh/nelayan
di wilayah kota, perumusan peraturan daerah tentang pencegahan timbulnya
permukiman kumuh di wilayah kota. Pelaksanaan bantuan pembangunan dan
kelembagaan serta penyelenggaraan perumahan dengan dana tugas pembantuan.
Pelaksanaan pembangunan rumah susun untuk MBR dan rumah khusus, rumah
nelayan, perbatasan internasional dan pulau-pulau kecil. Pengelolaan PSU bantuan
pusat. Pembentukan kelembagaan perumahan kota. Pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan pembangunan dan pengelolaan perumahan. Penyusunan
pedoman dan manual penghunian, dan pengelolaan perumahan setempat dengan
acuan umum SPM nasional. Pengawasan dan pengendalian pengelolaan rusun dan
rusus.Pembinaan perumahan swadaya / pemugaran meliputi Perumusan kebijakan
dan strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan
perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya,
penyusunan RPJP dan RPJM kota perumahan swadaya, Penyusunan NSPM
pembangunan perumahan swadaya di kota, koordinasi pelaksanaan kebijakan dan
strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan
perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya,
fasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi kota tentang lembaga pendukung
pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku
pembangunan perumahan swadaya, Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan dan strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan,
pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
swadaya, Sosialisasi kebijakan strategi, program dan NSPM pembangunan

58
perumahan swadaya di tingkat kota, Pengkajian kebijakan dan peraturan daerah
kabupaten/kota yang terkait dengan pembangunan perumahan swadaya, Perumusan
kebijakan dan strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan,
pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
swadaya, Penyusunan RPJP dan RPJM kota perumahan swadaya, Penyusunan
NSPM pembangunan perumahan swadaya di kota, Koordinasi pelaksanaan kebijakan
dan strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan
perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya,
fasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi kota tentang lembaga pendukung
pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku
pembangunan perumahan swadaya, Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan dan strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan,
pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
swadaya, Sosialisasi kebijakan strategi, program dan NSPM pembangunan
perumahan swadaya di kota, Pengkajian kebijakan dan peraturan daerah kota yang
terkait dengan pembangunan perumahan swadaya. Perumusan kebijakan dan strategi
kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan
dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya. Penyusunan
RPJP dan RPJM kota perumahan swadaya. Penyusunan NSPM pembangunan
perumahan swadaya di kota. Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan strategi kota
tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan
peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya. Fasilitasi
pelaksanaan kebijakan dan strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan
perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan
perumahan swadaya. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan dan
strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan
perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya.
Sosialisasi kebijakan strategi, program dan NSPM pembangunan perumahan
swadaya di kota. Pengkajian kebijakan dan peraturan daerah kota yang terkait dengan
pembangunan perumahan swadaya. Perumusan kebijakan dan strategi kota tentang
lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan
peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya. Penyusunan RPJP
dan RPJM kota perumahan swadaya. Penyusunan NSPM pembangunan perumahan
swadaya di kota. Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan strategi kota tentang lembaga
pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya. Fasilitasi pelaksanaan
kebijakan dan strategi kota tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan,
pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
swadaya. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan dan strategi kota
tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan
peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya. Sosialisasi
kebijakan strategi, program dan NSPM pembangunan perumahan swadaya di kota.
Pengkajian kebijakan dan peraturan daerah kota yang terkait dengan pembangunan
perumahan swadaya. Pembinaan hukum, peraturan perundang-undangan dan
pertanahan untuk perumahan lingkup pemugaran dan perbaikan perumahan meliputi
Pelaksanaan penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan
bidang perumahan di tingkat kota, pelaksanaan kesesuaian peraturan daerah
kabupaten/kota dengan peraturan perundang-undangan terkait di bidang perumahan,
pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang perumahan dalam
rangka mewujudkan jaminan kepastin hukum dan perlindungan hukum dalam
bermukim di kota, koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang perumahan di kota, pelaksanaan kebijakan dan
penanganan masalah dan sengketa bidang perumahan di kota, pelaksanaan fasilitasi
penanganan masalah dan sengketa bidang perumahan di kota, fasilitasi penyusunan,
koordinasi dan sosialisasi NSPM bidang perumahan di tingkat kota, pelaksanaan dan
sosialisasi NSPM penyediaan lahan untuk pembangunan perumahan di kota,
pelaksanaan kebijakan kota tentang pembangunan perumahan sesuai dengan
penataan ruang dan penataan pertanahan di kota, pelaksanaan kebijakan kota
tentang pembangunan perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan
pertanahan, fasilitasi pelaksanaan kebijakan kota tentang pembangunan perumahan
sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan, pelaksanaan pengawasan
dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kota tentang pembangunan perumahan
sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan, fasilitasi penyelesaian
eksternalitas pembangunan perumahan di kota, pelaksanaan penyusunan dan
penyempurnaan peraturan perundang-undangan bidang perumahan di tingkat kota,
59
pelaksanaan kesesuaian peraturan daerah kota dengan peraturan perundang-
undangan terkait di bidang perumahan, pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-
undangan bidang perumahan dalam rangka mewujudkan jaminan kepastin hukum dan
perlindungan hukum dalam bermukim di kota, koordinasi pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang perumahan di
kota, pelaksanaan kebijakan dan penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di kota, pelaksanaan fasilitasi penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di kota, fasilitasi penyusunan, koordinasi dan sosialisasi NSPM bidang
perumahan di tingkat kota, pelaksanaan dan sosialisasi NSPM penyediaan lahan
untuk pembangunan perumahan di kota, pelaksanaan kebijakan kota tentang
pembangunan perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan
di kota, pelaksanaan kebijakan kota tentang pembangunan perumahan sesuai dengan
penataan ruang dan penataan pertanahan, fasilitasi pelaksanaan kebijakan kota
tentang pembangunan perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan
pertanahan, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kota
tentang pembangunan perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan
pertanahan, fasilitasi penyelesaian eksternasitas pembangunan perumahan di kota,
pelaksanaan penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan
bidang perumahan di tingkat kota, pelaksanaan kesesuaian peraturan daerah kota
dengan peraturan perundang-undangan terkait di bidang perumahan, pelaksanaan
sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang perumahan dalam rangka
mewujudkan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum dalam bermukim di
kota, koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-
undangan bidang perumahan di kota, pelaksanaan kebijakan dan penanganan
masalah dan sengketa bidang perumahan di kota, pelaksanaan fasilitasi penanganan
masalah dan sengketa bidang perumahan di kota, fasilitasi penyusunan, koordinasi
dan sosialisasi NSPM bidang perumahan di tingkat kota, pelaksanaan dan sosialisasi
NSPM penyediaan lahan untuk pembangunan perumahan di kota, pelaksanaan
kebijakan kota tentang pembangunan perumahan sesuai dengan penataan ruang dan
penataan pertanahan di kota, pelaksanaan kebijakan kota tentang pembangunan
perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan, fasilitasi
pelaksanaan kebijakan kota tentang pembangunan perumahan sesuai dengan
penataan ruang dan penataan pertanahan, pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan kota tentang pembangunan perumahan sesuai
dengan penataan ruang dan penataan pertanahan, fasilitasi penyelesaian
eksternasitas pembangunan perumahan di kota. Pembinaan teknologi dan industri
untuk pemugaran, perbaikan, pemeliharaan, dan pemanfaatan perumahan meliputi
koordinasi pelaksanaan kebijakan kota tentang pendayagunaan dan pemanfaatan
hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya, serta PSU pendukung
perumahan, fasilitasi pelaksanaan kebijakan kota tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya, serta PSU
pendukung perumahan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kota
tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial
ekonomi budaya, serta PSU pendukung perumahan, pelaksanaan kebijakan kota
tentang pendayagunaan pemanfaatan hasil teknologi bahan bangunan, sosial
ekonomi budaya serta PSU pendukung perumahan, koordinasi pelaksanaan kebijakan
kota tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan,
sosial ekonomi budaya, serta PSU pendukung perumahan, fasilitasi pelaksanaan
kebijakan kota tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan
bangunan, sosial ekonomi budaya, serta PSU pendukung perumahan, pengawasan
dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kota tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya, serta PSU
pendukung perumahan, pelaksanaan kebijakan kota tentang pendayagunaan
pemanfaatan hasil teknologi bahan bangunan, sosial ekonomi budaya serta PSU
pendukung perumahan, koordinasi pelaksanaan kebijakan kota tentang
pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial
ekonomi budaya, serta PSU pendukung perumahan, fasilitasi pelaksanaan kebijakan
kota tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan,
sosial ekonomi budaya, serta PSU pendukung perumahan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan kota tentang pendayagunaan dan pemanfaatan
hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya, serta PSU pendukung
perumahan, Pelaksanaan kebijakan kota tentang pendayagunaan pemanfaatan hasil
teknologi bahan bangunan, sosial ekonomi budaya serta PSU pendukung perumahan,
koordinasi pelaksanaan kebijakan kota tentang pendayagunaan dan pemanfaatan
hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya, serta PSU pendukung
60
perumahan, fasilitasi pelaksanaan kebijakan kota tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya, serta PSU
pendukung perumahan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kota
tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial
ekonomi budaya, serta PSU pendukung perumahan. Pengembangan pelaku
pembangunan, perumahan, peran serta masyarakat dan sosial budaya dalam
pemugaran, perbaikan, perluasan, pemeliharaan, pemanfaatan perumahan meliputi
Pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung
pembangunan perumahan, koordinasi pelaksanaan kebijakan kota tentang
pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan perumahan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan, melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha, dan
kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan, fasilitasi peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan pemerintah, swasta dan masyarakat di
kota, pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung
pembangunan perumahan, koordinasi pelaksanaan kebijakan kota tentang
pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan perumahan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan, melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha, dan
kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan, fasilitasi peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan pemerintah, swasta dan masyarakat di
kota, pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung
pembangunan perumahan, koordinasi pelaksanaan kebijakan kota tentang
pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan perumahan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan, melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha, dan
kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan, fasilitasi peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan pemerintah, swasta dan masyarakat di
kota, pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung
pembangunan perumahan, koordinasi pelaksanaan kebijakan kota tentang
pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan perumahan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan, melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha, dan
kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan, fasilitasi peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan pemerintah, swasta dan masyarakat di
kota, pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung
pembangunan perumahan, koordinasi pelaksanaan kebijakan kota tentang
pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan perumahan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
kebijakan kota tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan, melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha, dan
kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan, fasilitasi peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan pemerintah, swasta dan masyarakat di
kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pemeliharaan Perumahan Pemukiman.

61
Paragraf 5
Bidang Sumber Daya Air
Pasal 143
(1) Kepala Bidang Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Pekerjaan Umum lingkup Sumber Daya Air.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Sumber Daya Air mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Sumber Daya Air;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Sumber Daya Air;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Sumber Daya
Air lingkup pembangunan sarana dan prasarana SDA serta pemeliharaan sarana dan
prasarana SDA;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Sumber Daya
Air;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Sumber Daya Air;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Sumber Daya Air.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Sumber Daya Air membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana SDA;
b. Seksi Pemelihara Sarana dan Prasarana SDA.
Pasal 144
(1) Kepala Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana SDA mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Sumber Daya Air lingkup Pembangunan
Sarana dan Prasarana SDA.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pembangunan Sarana dan Prasarana SDA mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pembangunan Sarana dan Prasarana SDA;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pembangunan Sarana dan Prasaran
SDA yang meliputi Konservasi sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kota,
pendayagunaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kota, pengendalian
daya rusak air yang berdampak skala kota, penyelenggaraan sistem informasi sumber
daya air tingkat kota, pembangunan dan peningkatan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi dalam satu kota, operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi
sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam satu kota yang luasnya
kurang dari 1.000 ha. Operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi pada sungai, danau,
waduk dan pantai pada wilayah sungai dalam satu kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pembangunan Sarana dan Prasarana SDA.
Pasal 145
(1) Kepala Seksi Pemelihara Sarana dan Prasarana SDA mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Sumber Daya Air lingkup Pemelihara Sarana dan
Prasarana SDA.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pemelihara Sarana dan Prasarana SDA mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pemelihara Sarana dan Prasarana SDA;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pemelihara Sarana dan Prasarana
SDA yang meliputi Perumusan bahan kebijakan pengelolaan sumber daya air kota,
perumusan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kota,
penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu
kota, penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai
dalam satu kota, pembentukan wadah koordinasi sumber daya air di tingkat kota
dan/atau pada wilayah sungai dalam satu kota, pembentukan komisi irigasi kota,
penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kota, menjaga
efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya
air pada wilayah sungai dalam satu kota, pemberian izin pembangunan, pemanfaatan,
pengubahan, dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi pada
jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi yang berada dalam satu

62
kota, pemberdayaan para pemilik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air
tingkat kota, pemberdayaan kelembagaan sumber daya air tingkat kota, pengawasan
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pemelihara Sarana dan Prasarana SDA.
Paragraf 6
Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kota
Pasal 146
(1) Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kota mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum lingkup
Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kota.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kota mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pembinaan dan Pengembangan
Sarana dan Prasarana Kota;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan
Prasarana Kota;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pembinaan dan
Pengembangan Sarana dan Prasarana Kota lingkup Pengembangan dan
Pengawasan, Pembinaan Jasa Konstruksi;
d. Pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pembinaan
dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kota;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pembinaan dan
Pengembangan Sarana dan Prasarana Kota;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan
Prasarana Kota.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kota
membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pengembangan dan Pengawasan;
b. Seksi Pembinaan Jasa Konstruksi.
Pasal 147
(1) Kepala Seksi Pengembangan dan Pengawasan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kota lingkup Pengembangan dan Pengawasan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengembangan dan Pengawasan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengembangan dan Pengawasan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengembangan dan Pengawasan
meliputi Perumusan bahan kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan wilayah
kota (mengacu kebijakan nasional dan provinsi), penetapan peraturan daerah kota
mengenai pengembangan perkotaan berdasarkan NSPK, fasilitasi peningkatan
kapasitas manajemen pembangunan dan pengelolaan PS perkotaan tingkat kota,
pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan perkotaan di
wilayah kota. Penyiapan program pembangunan sarana dan prasarana perkotaan dan
perdesaan jangka panjang dan jangka menengah kota dengan mengacu pada RPJP
dan RPJM nasional dan provinsi, penyelenggaraan kerjasama/ kemitraan antara
pemerintah daerah/dunia usaha/ masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan
sarana dan prasarana perkotaan di lingkungan kota, penyelenggaraan pembangunan
PS perkotaan dan perdesaan di wilayah kota, pembentukan lembaga/badan pengelola
pembangunan perkotaan di kota, pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan kawasan perkotaan di kota,
pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK. Pengembangan kawasan
untuk perumahan lingkup sistem pengembangan kawasan, kawasan skala besar,
kawasan khusus, keterpaduan prasarana kawasan, keserasian kawasan meliputi
Perumusan bahan penetapan kebijakan dan strategi kota dalam pengembangan
kawasan, penyusunan Rencana Kota dalam Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman Daerah (RP4D-Kota). Pembinaan teknis penyusunan
RP4D di wilayahnya. Penyusunan RP4D di wilayahnya, monitoring dan evaluasi

63
pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan dan RP4D di skala
kota, pengendalian pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan dan
RP4D di wilayahnya, penetapan kebijakan dan strategi kota dalam penyelenggaraan
pembangunan dan pengelolaan kawasan skala besar, pembinaan teknis pelaksanaan
penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan kawasan skala besar di wilayahnya,
pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan kawasan skala besar
di wilayahnya, monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan
dan pengelolaan kawasan skala besar di wilayahnya, pengendalian pelaksanaan
penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan kawasan skala besar di wilayahnya,
penetapan kebijakan dan strategi kota dalam penyelenggaraan pembangunan dan
pengelolaan kawasan khusus, pembinaan teknis pelaksanaan penyelenggaraan
pembangunan dan pengelolaan kawasan khusus di wilayah nya, pelaksanaan
penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan kawasan khusus di wilayahnya,
monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan dan
pengelolaan kawasan khusus di wilayahnya, pengendalian pelaksanaan
penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan kawasan khusus di wilayahnya,
perumusan bahan penetapan kebijakan dan strategi Kota dalam penyelenggaraan
keterpaduan prasarana kawasan, pembinaan teknis pelaksanaan penyelenggaraan
keterpaduan prasarana kawasan di wilayahnya, pelaksanaan penyelenggaraan
keterpaduan prasarana kawasan di wilayahnya, monitoring dan evaluasi pelaksanaan
penyelenggaraan keterpaduan prasarana kawasan di wilayahnya, pengendalian
pelaksanaan penyelenggaraan keterpaduan prasarana kawasan di wilayahnya,
penetapan kebijakan dan strategi kota dalam penyelenggaraan keserasian kawasan
dan lingkungan hunian berimbang, pembinaan teknis pelaksanaan penyelenggaraan
keserasian kawasan dan lingkungan hunian berimbang di wilayahnya, pelaksanaan
penyelenggaraan keserasian kawasan dan lingkungan hunian berimbang di
wilayahnya, monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan keserasian
kawasan dan lingkungan hunian berimbang di wilayahnya, pengendalian pelaksanaan
penyelenggaraan keserasian kawasan dan lingkungan hunian berimbang di
wilayahnya;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengembangan dan Pengawasan.
Pasal 148
(1) Kepala Seksi Pembinaan Jasa Konstruksi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kota lingkup Pembinaan Jasa Konstruksi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pembinaan Jasa Konstruksi mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pembinaan Jasa Konstruksi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pembinaan jasa konstruksi meliputi
Pelaksanaan kebijakan pembinaan jasa konstruksi yang telah ditetapkan.
Pengembangan sistem informasi jasa konstruksi dalam wilayah kota yang
bersangkutan, penelitian dan pengembangan jasa konstruksi dalam wilayah kota yang
bersangkutan, pengembangan sumber daya manusia bidang jasa konstruksi di tingkat
kota, peningkatan kemampuan teknologi jasa konstruksi dalam wilayah kota yang
bersangkutan, melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan dalam
wilayah kota, penerbitan perizinan usaha jasa konstruksi. Pengawasan tata
lingkungan dalam wilayah kota yang bersangkutan, pengawasan sesuai
kewenangannya untuk terpenuhinya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pembinaan Jasa Konstruksi.

64
BAB X
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 149
(1) Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
urusan pemerintahan dibidang Kelautan dan Perikanan berdasarkan Asas Desentralisasi
dan Tugas Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Kelautan dan Perikanan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Kelautan dan
Perikanan yang meliputi kelautan, perikanan tangkap, perikanan budidaya,
pengawasan dan pengendalian, pengolahan dan pemasaran, penyuluhan dan
pendidikan kelautan dan perikanan;
c. pembinaan dan pelaksanaan lingkup Kelautan dan Perikanan;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Kelautan dan
Perikanan;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Kelautan dan Perikanan yang diserahkan
kepada Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Perikanan Tangkap;
c. Bidang Perikanan Budidaya;
d. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil-hasil Perikanan;
e. Bidang Kelautan dan Masyarakat Pesisir;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 150
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan program dan
penyelenggaraan tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu dan tugas pelayanan
administratif lingkup Dinas Kelautan dan Perikanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Kelautan dan Perikanan
yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
serta memberikan saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan urusan pemerintah
dibidang Kelautan dan Perikanan;
e. monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Kelautan dan
Perikanan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;

65
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 151
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas Kelautan
dan Perikanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Kelautan dan Perikanan;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/ kekayaan daerah lingkup
Dinas Kelautan dan Perikanan;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Kelautan dan Perikanan;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian.
Pasal 152
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Kelautan dan
Perikanan;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan yang
meliputi analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, monitoring evaluasi
anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan.
Pasal 153
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Kelautan dan Perikanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas (Renstra, Renja, dan
Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas (Laporan
Berkala Kinerja);
c. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan;
d. penyiapan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kelautan dan
Perikanan (LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD).
Paragraf 2
Bidang Perikanan Tangkap
Pasal 154
(1) Kepala Bidang Perikanan Tangkap mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan lingkup Perikanan Tangkap.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Perikanan Tangkap mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Perikanan Tangkap;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Perikanan Tangkap;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perikanan
tangkap lingkup pengelolaan dan pemanfaatan perikanan tangkap dan sarana dan

66
prasarana Perikanan Tangkap;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Perikanan
Tangkap;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Perikanan Tangkap meliputi
pengawasan pemanfaatan dan perlindungan plasma nutfah perikanan;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan saran dan
pertimbangan lingkup Perikanan Tangkap.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Perikanan Tangkap membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan Tangkap;
b. Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap.

Pasal 155
(1) Kepala Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan Tangkap mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perikanan Tangkap lingkup Pengelolaan dan
Pemanfaatan Perikanan Tangkap.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan Tangkap mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan Tangkap;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengelolaan dan Pemanfaatan
Perikanan Tangkap yang meliputi pengelolaan dan pemanfaatan perikanan di wilayah
laut kewenangan kota, koordinasi dan pelaksanaan estimasi stok ikan di wilayah
perairan kewenangan kota, pemberian izin penangkapan dan/atau pengangkutan ikan
yang menggunakan kapal perikanan sampai dengan 10 GT serta tidak menggunakan
tenaga kerja asing, penetapan kebijakan dan pelaksanaan pungutan perikanan
kewenangan kota, pelaksanaan kebijakan usaha perikanan tangkap dalam wilayah
kewenangan kota, pelaksanaan kebijakan pemberdayaan nelayan kecil, pelaksanaan
dan koordinasi kebijakan pemanfaatan dan penempatan rumpon di perairan laut
kewenangan kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan
Tangkap.

Pasal 156
(1) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perikanan Tangkap lingkup Sarana dan
Prasarana Perikanan Tangkap.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Sarana dan Prasarana Perikanan
Tangkap meliputi pelaksanaan dan koordinasi perlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan plasma nutfah sumberdaya ikan kewenangan kota, dukungan
pembuatan dan penyebarluasan peta pola migrasi dan penyebaran ikan di perairan
wilayah kewenangan kota; pelaksanaan kebijakan peningkatan kelembagaan dan
ketenagakerjaan perikanan tangkap kewenangan kota, pelaksanaan kebijakan sistem
permodalan, promosi, dan investasi di bidang perikanan tangkap kewenangan kota,
pelaksanaan dan koordinasi kebijakan penetapan lokasi pembangunan serta
pengelolaan pelabuhan perikanan kewenangan kota, pengelolaan dan
penyelenggaraan pelelangan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dukungan
pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan pada wilayah perbatasan
dengan negara lain, pelaksanaan kebijakan pembangunan kapal perikanan,
pendaftaran kapal perikanan sampai dengan 10 GT, pelaksanaan kebijakan
pembuatan alat penangkap ikan dukungan dalam penetapan kebijakan produktivitas
kapal penangkap ikan, pelaksanaan kebijakan penggunaan peralatan bantu dan
penginderaan jauh untuk penangkapan ikan, pelaksanaan kebijakan pemeriksaan fisik
kapal perikanan berukuran sampai dengan 10 GT, pelaksanaan kebijakan dan
standarisasi kelaikan kapal perikanan dan penggunaan alat tangkap ikan yang
menjadi kewenangan kota, dukungan rekayasa dan pelaksanaan teknologi
penangkapan ikan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap.

67
Paragraf 3
Bidang Perikanan Budidaya
Pasal 157
(1) Kepala Bidang Perikanan Budidaya mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan lingkup Perikanan Budidaya.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Perikanan Budidaya mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Perikanan Budidaya
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Perikanan Budidaya;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Perikanan
Budidaya lingkup Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan Budidaya, Sarana dan
Prasarana Perikanan Budidaya;
d. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Perikanan
Budidaya;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Perikanan Budidaya
pengawasan perbenihan, pembudidayaan ikan dan sistem pengendalian hama dan
penyakit ikan, pembinaan, pemantauan dan pengawasan lembaga sertifikasi
perbenihan ikan, pengawasan mutu benih dan induk, pakan ikan, obat ikan dan bahan
bakunya;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Perikanan Budidaya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Perikanan Budidaya membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan Budidaya;
b. Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya.

Pasal 158
(1) Kepala Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan Budidaya mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perikanan Budidaya lingkup Pengelolaan
dan Pemanfaatan Perikanan Budidaya.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan Budidaya mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan Budidaya;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengelolaan dan Pemanfaatan
Perikanan Budidaya meliputi pelaksanaan kebijakan pembudidayaan ikan,
pelaksanaan kebijakan produk pembenihan perikanan di air tawar, air payau dan laut,
pelaksanaan kebijakan mutu benih/induk ikan, pelaksanaan kebijakan, pembangunan
dan pengelolaan balai benih ikan air tawar, air payau dan laut, pelaksanaan kebijakan
pengadaan, penggunaan dan peredaran serta pengawasan obat ikan, bahan kimia,
bahan biologis dan pakan ikan, pelaksanaan kebijakan akreditasi lembaga sertifikasi
perbenihan ikan, pelaksanaan kebijakan pembinaan tata pemanfaatan air dan tata
lahan pembudidayaan ikan, pelaksanaan kebijakan rekomendasi ekspor, impor, induk
dan benih ikan, pelaksanaan potensi dan alokasi lahan pembudidayaan ikan,
pelaksanaan teknis pelepasan dan penarikan varietas induk/benih ikan, pelaksanaan
teknis perbanyakan dan pengelolaan induk penjenis, induk dasar dan benih alam,
pelaksanaan kebijakan pemasukan, pengeluaran, pengadaan, pengedaran dan/atau
pemeliharaan ikan, pelaksanaan kebijakan pembudidayaan ikan dan perlindungannya,
koordinasi dan pelaksanaan kebijakan wabah dan wilayah wabah penyakit ikan,
pemberian bimbingan, pemantauan dan pemeriksaan higienitas dan sanitasi
lingkungan usaha pembudidayaan ikan, pelaksanaan kebijakan keramba jaring apung
di perairan umum dan wilayah laut kewenangan kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengelolaan dan Pemanfaatan Perikanan
Budidaya.

Pasal 159
(1) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perikanan Budidaya lingkup Sarana dan
Prasarana Perikanan Budidaya.

68
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Sarana dan Prasarana Perikanan
Budidaya yang meliputi pelaksanaan kebijakan pengelolaan penggunaan sarana dan
prasarana pembudidayaan ikan, pelaksanaan kebijakan perizinan dan penerbitan IUP
di bidang pembudidayaan ikan yang tidak menggunakan tenaga kerja asing di wilayah
kota, pelaksanaan kebijakan pengawasan alat pengangkut, unit penyimpanan hasil
produksi budidaya ikan dan unit pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungannya serta
pelaksanaan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungannya, pelaksanaan sistem
informasi benih ikan di wilayah kota, pelaksanaan teknologi pembudidayaan ikan
spesifik lokasi, pembinaan dan pengembangan kerja sama kemitraan usaha
pembudidayaan ikan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya.

Paragraf 4
Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil-hasil Perikanan
Pasal 160
(1) Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil-hasil Perikanan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan lingkup Pengolahan
dan Pemasaran Hasil-hasil Perikanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pengolahan dan Pemasaran Hasil-hasil Perikanan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pengolahan dan Pemasaran
Hasil-hasil Perikanan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pengolahan dan Pemasaran Hasil-hasil
Perikanan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pengolahan dan
Pemasaran Hasil-hasil Perikanan lingkup pengolahan hasil-hasil perikanan,
pemasaran hasil-hasil perikanan;
d. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Pengolahan dan
Pemasaran Hasil-hasil Perikanan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pengolahan dan Pemasaran
Hasil-hasil Perikanan meliputi Pengawasan PMMT atau HACCP di unit pengolahan,
alat transportasi dan unit penyimpanan hasil perikanan, pemantauan mutu ekspor
hasil perikanan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Pengolahan dan Pemasaran Hasil-hasil Perikanan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil-hasil Perikanan membawahi 2
(dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pengolahan Hasil-Hasil Perikanan;
b. Seksi Pemasaran Hasil-Hasil Perikanan.

Pasal 161
(1) Kepala Seksi Pengolahan Hasil-Hasil Perikanan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan lingkup
Pengolahan Hasil-Hasil Perikanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengolahan Hasil-Hasil Perikanan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengolahan Hasil-Hasil Perikanan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pengolahan Hasil-Hasil Perikanan
yang meliputi pelaksanaan kebijakan pengolahan hasil perikanan dan pemasarannya,
pelaksanaan pengendalian mutu di unit pengolahan, alat transportasi dan unit
penyimpanan hasil perikanan sesuai prinsip PMMT atau HACCP, pelaksanaan
kebijakan pengawasan monitoring residu antibiotik dan cemaran mikroba dan bahan
berbahaya lainnya serta perairan/lingkungan tempat ikan hidup, pelaksanaan
kebijakan perizinan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan di kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengolahan Hasil-Hasil Perikanan.

69
Pasal 162
(1) Kepala Seksi Pemasaran Hasil-hasil Perikanan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan lingkup
Pemasaran Hasil-Hasil Perikanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pemasaran Hasil-Hasil Perikanan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pemasaran Hasil-Hasil Perikanan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pemasaran Hasil-Hasil Perikanan
yang meliputi pembangunan, perawatan dan pengelolaan pasar ikan, pelaksanaan
kebijakan investasi dan pengembangan usaha hasil perikanan, pelaksanaan kebijakan
perizinan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan di kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pemasaran Hasil-Hasil Perikanan.
Paragraf 5
Bidang Kelautan dan Masyarakat Pesisir
Pasal 163
(1) Kepala Bidang Kelautan dan Masyarakat Pesisir mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan lingkup Kelautan dan Masyarakat
Pesisir.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Kelautan dan Masyarakat Pesisir mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Kelautan dan Masyarakat Pesisir ;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Kelautan dan Masyarakat Pesisir ;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Kelautan dan
Masyarakat Pesisir lingkup Eksplorasi Laut dan Penataan Wilayah Pesisir,
Pengawasan dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir;
d. Pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Kelautan dan
Masyarakat Pesisir;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Kelautan dan Masyarakat
Pesisir;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Kelautan dan Masyarakat Pesisir.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Kelautan dan Masyarakat Pesisir membawahi 2 (dua) Seksi yang
meliputi :
a. Seksi Eksplorasi Laut dan Penataan Wilayah Pesisir;
b. Seksi Pengawasan dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.
Pasal 164
(1) Kepala Seksi Eksplorasi Laut dan Penataan Wilayah Pesisir mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kelautan dan Masyarakat Pesisir lingkup
Eksplorasi Laut dan Penataan Wilayah Pesisir.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Eksplorasi Laut dan Penataan Wilayah Pesisir mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Eksplorasi Laut dan Penataan Wilayah Pesisir;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Eksplorasi Laut dan Penataan Wilayah
Pesisir yang meliputi pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan
ikan di wilayah laut kewenangan kota; pelaksanaan penataan ruang laut sesuai
dengan peta potensi laut di wilayah laut kewenangan kota; pelaksanaan kebijakan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil termasuk sumberdaya alam di
wilayah laut kewenangan kota; pelaksanaan dan koordinasi perizinan terpadu
pengelolaan dan pemanfaatan wilayah laut, pelaksanaan sistem perencanaan dan
pemetaan serta riset potensi sumberdaya dalam rangka optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya kelautan di wilayah kewenangan kota; peningkatan kapasitas
kelembagaan dan SDM di bidang kelautan dan perikanan; pelaksanaan koordinasi
dan kerjasama dengan daerah lain terutama dengan wilayah yang berbatasan dalam
rangka pengelolaan laut terpadu, pelaksanaan pemetaan potensi sumberdaya
kelautan di wilayah perairan laut kewenangan kota; pelaksanaan penyerasian dan

70
pengharmonisasian pengelolaan wilayah dan sumberdaya laut kewenangan kota;
pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan wilayah laut di dalam kewenangan kota,
pelaksanaan pencegahan pencemaran dan kerusakan sumberdaya ikan serta
lingkungannya, pelaksanaan koordinasi antar kota dalam hal pelaksanaan rehabilitasi
dan peningkatan sumberdaya ikan serta lingkungannya, pelaksanaan penetapan jenis
ikan yang dilarang untuk diperdagangkan, dimasukkan dan dikeluarkan ke dan dari
wilayah Republik Indonesia, pelaksanaan perlindungan jenis ikan yang dilindungi,
pelaksanaan mitigasi kerusakan lingkungan pesisir dan laut di wilayah laut
kewenangan kota, pengelolaan jasa kelautan dan kemaritiman di wilayah laut
kewenangan kota; pengelolaan dan konservasi plasma nutfah spesifik lokasi di
wilayah laut kewenangan kota; pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan
pengelolaan kekayaan perairan danau, sungai, rawa dan wilayah perairan lainnya di
wilayah kota, pelaksanaan dan koordinasi penyusunan zonasi dan tata ruang perairan
dalam wilayah kewenangan kota, pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan kawasan
konservasi perairan dan rehabilitasi perairan di wilayah kewenangan kota;
perencanaan, pemanfaatan pengawasan dan pengendalian tata ruang laut wilayah
kewenangan kota, pelaksanaan pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dan
lingkungan sumberdaya ikan kewenangan kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Eksplorasi Laut dan Penataan Wilayah
Pesisir.

Pasal 165
(1) Kepala Seksi Pengawasan dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kelautan dan Masyarakat Pesisir
lingkup Pengawasan dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengawasan dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengawasan dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengawasan dan pemberdayaan
masyarakat pesisir yang meliputi koordinasi pengelolaan terpadu dan pemanfaatan
sumberdaya laut di wilayah kewenangan kota; pemberdayaan masyarakat pesisir di
wilayah kewenangan kota; pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi,
eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan
kota, pelaksanaan kebijakan reklamasi pantai dan mitigasi bencana alam di wilayah
pesisir dan laut dalam kewenangan kota; rehabilitasi kawasan pesisir dan pulau-pulau
kecil yang mengalami kerusakan (kawasan mangrove, lamun dan terumbu karang);
pelaksanaan koordinasi pengawasan dan pemanfaatan benda berharga termasuk
barang muatan kapal tenggelam (BMKT) berdasarkan wilayah kewenangannya
dengan pemerintah dan provinsi; pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum di
wilayah laut kewenangan kota dan pemberian informasi apabila terjadi pelanggaran di
luar batas kewenangan kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengawasan dan Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir.

BAB XI
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tata Kota
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 166

(1) Kepala Dinas Tata Kota mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan dibidang Tata Kota berdasarkan Asas Desentralisasi dan Tugas
Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Tata Kota mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Tata Kota yang meliputi
bangunan gedung, lingkungan, ketenagalistrikan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup Tata Kota;
c. pembinaan dan pelaksanaan lingkup Tata Kota;

71
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Tata Kota;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Tata Kota yang diserahkan Pemerintah Kota
Pangkalpinang;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Tata Kota membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Tata Ruang;
c. Bidang Sumber Daya Energi dan Mineral;
d. Bidang Penataan Bangunan dan Lampu Jalan;
e. Bidang Pertamanan;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 167
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Tata
Kota dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-
tugas bidang dan UPT secara terpadu dan tugas pelayanan administratif lingkup Dinas
Tata Kota.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. Pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Tata Kota yang meliputi
administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan
program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Tata Kota serta memberikan
saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan urusan pemerintah dibidang Tata Kota;
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Tata Kota.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 168
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas Tata Kota.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas Tata
Kota;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/ kekayaan daerah lingkup
Dinas Tata Kota;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Tata Kota;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian.

72
Pasal 169
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Tata Kota.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Tata Kota;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Tata Kota yang meliputi
analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, monitoring evaluasi
anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Tata Kota.
Pasal 170
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Tata Kota.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas (Renstra, Renja, dan
Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas (Laporan
Berkala Kinerja);
c. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan;
d. penyusunan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Tata Kota (LAKIP,
LKPJ, memori jabatan dan LPPD).

Paragraf 2
Bidang Tata Ruang
Pasal 171
(1) Kepala Bidang Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Dinas Tata Kota lingkup Tata Ruang.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Tata Ruang mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Tata Ruang;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Tata Ruang;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Tata Ruang
lingkup Perencanaan, Survey dan Pemetaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Tata Ruang;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Tata Ruang;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan saran dan
pertimbangan lingkup Tata Ruang.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Tata Ruang membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Perencanaan, Survey dan Pemetaan; dan
b. Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang; dan

Pasal 172
(1) Kepala Seksi Perencanaan, Survey dan Pemetaan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Tata Ruang lingkup Perencanaan, Survey
dan Pemetaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Perencanaan, Survey dan Pemetaan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup perencanaan, Survey dan Pemetaan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Perencanaan, Survey dan Pemetaan
yang meliputi perumusan bahan penetapan peraturan daerah bidang penataan ruang

73
di tingkat kota; perumusan bahan penataan ruang perairan sampai dengan 4 (empat)
mil dari garis pantai; perumusan bahan penetapan kriteria penentuan dan perubahan
fungsi ruang kawasan/lahan wilayah dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang;
perumusan bahan penetapan kawasan strategis kota; sosialisasi NSPK bidang
penataan ruang; sosialisasi SPM bidang penataan ruang, pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan, pengembangan sistem informasi dan komunikasi
penataan ruang kota; penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyaraka;,
pengembangan kesadaran dan tanggungjawab masyarakat;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Perencanaan, Survey dan Pemetaan.

Pasal 173
(1) Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Tata Ruang lingkup Pemanfaatan dan
Pengendalian Ruang.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup pemanfaatan dan pengendalian ruang
yang meliputi penyusunan bahan penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
(RTRWK); penyusunan bahan penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
kota; penyusunan bahan penetapan rencana detail tata ruang untuk RTRWK meliputi
penyusunan program dan anggaran kota di bidang penataan ruang; pemanfaatan
kawasan strategis kota; pemanfaatan NSPK bidang penataan ruang; pemanfaatan
kawasan andalan sebagai bagian dari RTRWK; pemanfaatan investasi di kawasan
strategis kota dan kawasan lintas kota bekerjasama dengan pemerintah daerah,
masyarakat dan dunia usaha; pemanfaatan SPM di bidang penataan ruang;
perumusan kebijakan strategis operasionalisasi RTRWK dan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis kota; perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan
struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah kota dan kawasan strategis kota;
pelaksanaan pembangunan sesuai program pemanfaatan ruang wilayah kota dan
kawasan strategis kota; pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota; pengendalian
pemanfaatan ruang kawasan strategis kota; penyusunan peraturan zonasi sebagai
pedoman pengendalian pemanfaatan ruang kota; pemberian izin pemanfaatan ruang
yang sesuai dengan RTRWK; pembatalan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan RTRWK; pembentukan lembaga yang bertugas melaksanakan pengendalian
pemanfaatan ruang tingkat kota; pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang
di wilayah kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang.
Paragraf 3
Bidang Sumber Daya Energi dan Mineral
Pasal 174
(1) Kepala Bidang Sumber Daya Energi dan Mineral mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Tata Kota lingkup Sumber Daya Energi dan Mineral.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Sumber Daya Energi dan Mineral mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Sumber Daya Energi dan Mineral;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Sumber Daya Energi dan Mineral;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Sumber Daya
Energi dan Mineral lingkup ketenagalistrikan dan sumber daya mineral;
d. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Sumber Daya
Energi dan Mineral;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Sumber Daya Energi dan
Mineral;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Sumber Daya Energi dan Mineral.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Sumber Daya Energi dan Mineral membawahi 2 (dua) Seksi yang
meliputi :

74
a. Seksi ketenagalistrikan;
b. Seksi sumber daya mineral.

Pasal 175
(1) Kepala Seksi ketenagalistrikan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Sumber Daya Energi dan Mineral lingkup ketenagalistrikan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
ketenagalistrikan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup ketenagalistrikan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup ketenagalistrikan meliputi penyusunan
bahan penetapan peraturan daerah kota di bidang energi dan ketenagalistrikan;
penyusunan bahan penetapan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD)
kota; pemberian IUKU yang sarana maupun energi listriknya dalam kota; pengaturan
harga jual tenaga listrik untuk konsumen pemegang IUKU yang izin usahanya
dikeluarkan oleh kota; pengaturan harga jual tenaga listrik kepada pemegang IUKU
yang izinnya dikeluarkan oleh kota; pemberian IUKS yang sarana instalasinya dalam
kota; pemberian persetujuan penjualan kelebihan tenaga listrik oleh pemegang IUKS
kepada pemegang IUKU yang izinnya dikeluarkan oleh kota; pemberian izin usaha
jasa penunjang tenaga listrik bagi badan usaha dalam negeri/mayoritas sahamnya
dimiliki oleh penanam modal dalam negeri; pembinaaan dan pengawasan
pelaksanaan usaha ketenagalistrikan yang izinnya diberikan oleh kota; penyediaan
listrik pedesaan di wilayah kota; pengangkatan dan pembinaan inspektur
ketenagalistrikan serta pembinaan jabatan fungsional kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup ketenagalistrikan.

Pasal 176
(1) Kepala Seksi sumber daya mineral mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Sumber Daya Energi dan Mineral lingkup sumber daya mineral.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
sumber daya mineral mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup sumber daya mineral;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup sumber daya mineral yang meliputi
pengawasan pengendalian pendistribusian dan tata niaga bahan bakar minyak dari
agen dan pangkalan dan sampai konsumen akhir di wilayah kota; pemantauan dan
inventarisasi penyediaan, penyaluran dan kualitas harga BBM serta melakukan
analisa dan evaluasi terhadap kebutuhan/penyediaan BBM di wilayah kota; pemberian
rekomendasi lokasi pendirian kilang dan tempat penyimpanan migas, pemberian izin
lokasi pendirian Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU);
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup sumber daya mineral.

Paragraf 4
Bidang Penataan Bangunan dan Lampu Jalan
Pasal 177
(1) Kepala Bidang Penataan Bangunan dan Lampu Jalan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Tata Kota lingkup Penataan Bangunan dan
Lampu Jalan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Penataan Bangunan dan Lampu Jalan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Penataan Bangunan dan Lampu
Jalan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Penataan Bangunan dan Lampu Jalan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Penataan
Bangunan dan Lampu Jalan lingkup Penataan Bangunan dan Lampu Jalan;
d. pemberdayaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia lingkup Penataan
Bangunan dan Lampu Jalan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Penataan Bangunan dan
Lampu Jalan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan

75
saran dan pertimbangan lingkup Penataan Bangunan dan Lampu Jalan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Penataan Bangunan dan Lampu Jalan membawahi 2 (dua) Seksi
yang meliputi :
a. Seksi Penataan Bangunan;
b. Seksi Penataan Sarana dan Prasarana Lampu Jalan.

Pasal 178
(1) Kepala Seksi Penataan Bangunan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Penataan Bangunan dan Lampu Jalan lingkup Penataan Bangunan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Penataan Bangunan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Penataan Bangunan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Penataan Bangunan meliputi
penyusunan bahan penetapan peraturan daerah kota; mengenai bangunan gedung
dan lingkungan mengacu pada norma, standar, prosedur dan kriteria nasional,
penetapan kebijakan dan strategi kota mengenai bangunan gedung dan lingkungan;
penetapan kelembagaan bangunan gedung di kota; penyelenggaraan IMB gedung;
pendataan bangunan gedung; penetapan persyaratan administrasi dan teknis untuk
bangunan gedung adat, semi permanen, darurat, dan bangunan gedung yang
dibangun di lokasi bencana; penyusunan dan penetapan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL); pemberdayaan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan
bangunan gedung dan lingkungannya; pemberdayaan masyarakat dalam
penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan; penyelenggaraan bangunan
gedung dan lingkungan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat; pembangunan
dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang menjadi aset pemerintah
kota; penetapan status bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan
dilestarikan yang berskala lokal; pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan; pedoman dan standar teknis dalam penyelenggaraan
bangunan gedung dan lingkungannya; pengawasan dan penertiban pembangunan,
pemanfaatan, dan pembongkaran bangunan gedung; pengawasan dan penertiban
pelestarian bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang
berskala lokal;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Penataan Bangunan.

Pasal 179
(1) Kepala Seksi Penataan Sarana dan Prasarana Lampu Jalan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Penataan Bangunan dan Lampu Jalan
lingkup Penataan Sarana dan Prasarana Lampu Jalan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Penataan Sarana dan Prasarana Lampu Jalan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Penataan Sarana dan Prasarana Lampu Jalan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Penataan Sarana dan Prasarana
Lampu Jalan yang meliputi bimbingan dan penyuluhan tentang pemanfaatan lampu
jalan dan menyediakan sarana dan prasarana lampu jalan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Penataan Sarana dan Prasarana Lampu
Jalan.

Paragraf 5
Bidang Pertamanan
Pasal 180
(1) Kepala Bidang Pertamanan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Tata Kota lingkup Pertamanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pertamanan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pertamanan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pertamanan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pertamanan

76
Lingkup Penataan Taman dan Ruang Terbuka Hijau, Penataan Sarana dan Prasarana
Perkuburan;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pertamanan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pertamanan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Pertamanan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pertamanan membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Penataan Taman dan Ruang Terbuka Hijau;
b. Seksi Penataan Sarana dan Prasarana Perkuburan.

Pasal 181
(1) Kepala Seksi Penataan Taman dan Ruang Terbuka Hijau mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pertamanan lingkup Penataan Taman dan
Ruang Terbuka Hijau.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Penataan Taman dan Ruang Terbuka Hijau mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Penataan Taman dan Ruang Terbuka Hijau;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Penataan Taman dan Ruang Terbuka
Hijau lingkup penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan yang meliputi taman
kota, taman lingkungan perumahan dan pemukiman, taman lingkungan perkantoran
dan gedung komersial, pemakaman umum, lapangan olahraga, lapangan upacara,
parkir terbuka, sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa, jalan pengaman
jalan, median jalan, pipa gas dan pedestrian, kawasan dan jalur hijau, serta taman
atap (roof garden);
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Penataan Taman dan Ruang Terbuka Hijau.

Pasal 182
(1) Kepala Seksi Penataan Sarana dan Prasarana Perkuburan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pertamanan lingkup Penataan Sarana dan
Prasarana Perkuburan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Penataan Sarana dan Prasarana Perkuburan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Penataan Sarana dan Prasarana Perkuburan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Penataan Sarana dan Prasarana
Perkuburan yang meliputi penataan kawasan perkuburan, kerjasama dan koordinasi
dengan instansi terkait untuk menciptakan perkuburan yang bersih dan pemeliharaan
pohon-pohon pelindung di perkuburan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Penataan Sarana dan Prasarana
Perkuburan.

BAB XII
Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 183
(1) Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan asset Daerah berdasarkan Asas Desentralisasi dan Tugas Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah;

77
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah;
c. pembinaan dan pelaksanaan lingkup Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Asset Daerah yang diserahkan kepada Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Pendapatan;
c. Bidang Anggaran;
d. Bidang Perbendaharaan;
e. Bidang Pengelolaan Asset;
f. Bidang Akuntansi dan Pelaporan;
g. UPT Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 184
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dalam rangka mengkoordinasikan
penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu
dan tugas pelayanan administratif lingkup Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Asset Daerah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. Pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah yang meliputi administrasi umum, kepegawaian,
keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah serta memberikan saran dan pertimbangan tentang
pelaksanaan urusan pemerintah dibidang pendidikan;
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 185
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan

78
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/ kekayaan daerah lingkup
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah;
e. Pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian.
Pasal 186
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Asset Daerah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah yang meliputi analisis keuangan, perbendaharaan,
verifikasi, akuntansi, monitoring evaluasi anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah.
Pasal 187
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas (Renstra, Renja, dan
Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas (Laporan
Berkala Kinerja);
c. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan;
d. penyusunan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD).
Paragraf 2
Bidang Pendapatan
Pasal 188
(1) Kepala Bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah lingkup Pendapatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pendapatan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pendapatan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pendapatan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pendapatan
lingkup pendapatan dan penetapan pajak, Evaluasi, Penagihan Pajak dan Dana
lainnya, piutang pajak, monitoring dan pelaporan;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pendapatan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pendapatan;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah serta memberikan saran dan pertimbangan lingkup
Pendapatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pendapatan membawahi 3 (tiga) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pendataan dan Penetapan Pajak;
79
b. Seksi Evaluasi, Penagihan Pajak dan dana lainnya;
c. Seksi Piutang Pajak, Monitoring dan Pelaporan.
Pasal 189
(1) Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan lingkup Pendataan dan Penetapan Pajak.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pendataan dan Penetapan Pajak mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pendataan dan Penetapan Pajak;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pendataan dan Penetapan Pajak yang
meliputi pendataan wajib pajak daerah; penyusunan Daftar Induk Wajib Pajak Daerah;
pencatatan data obyek dan subyek pajak daerah; pemeriksaan dan pelaporan hasil
pemeriksaan lapangan obyek dan subyek pajak daerah; pelaksanaan perhitungan
penetapan pajak; pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pemungutan
pembayaran/penyetoran atas permohonan wajib pajak; penerbitan, pendistribusian
dan penyimpanan arsip surat pajak yang berkaitan dengan penetapan pajak;
pemberian kartu pengenal Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah; penetapan secara
jabatan tambahan pajak; pelaksanaan penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP), surat
perjanjian angsuran dan surat keterangan pajak lainnya; pengumpulan data sumber-
sumber penerimaan lain diluar pajak daerah;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pendataan dan Penetapan Pajak.

Pasal 190
(1) Kepala Seksi Evaluasi, Penagihan Pajak dan dana lainnya mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan lingkup Evaluasi, Penagihan
Pajak dan Dana lainnya.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Evaluasi, Penagihan Pajak dan Dana lainnya mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Evaluasi, Penagihan Pajak dan Dana lainnya;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Evaluasi, Penagihan Pajak dan Dana
lainnya yang meliputi pelaksanaan kegiatan penagihan, angsuran dan keberatan
penagihan pajak; pelayanan surat keberatan dan surat permohonan banding atas
materi penetapan pajak daerah; penyiapan keputusan menerima/menolak keberatan
dan meneruskan penyelesaian permohonan banding ke Majelis Pertimbangan;
pelaksanaan penerimaan dan pencatatan semua SKP; penerimaan dan pencatatan
surat ketetapan pajak lainnya yang telah dibayar lunas; pembinaan dan pengawasan
pajak daerah skala kota; evaluasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Evaluasi, Penagihan Pajak dan dana
lainnya;

Pasal 191
(1) Kepala Seksi Piutang Pajak, Monitoring dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan lingkup Piutang Pajak,
Monitoring dan Pelaporan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Piutang Pajak, Monitoring dan Pelaporan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Piutang Pajak, Monitoring dan Pelaporan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Piutang Pajak, Monitoring dan
Pelaporan yang meliputi pelaporan piutang pajak daerah dan monitoring pelunasan
tunggakan pajak daerah;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Piutang Pajak, Monitoring dan Pelaporan.
Paragraf 3
Bidang Anggaran
Pasal 192
(1) Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah lingkup Penganggaran.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Anggaran mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Penganggaran;

80
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Penganggaran;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Penganggaran
lingkup Perencanaan dan Perumusan Anggaran; Penyusunan Anggaran; dan
Pengendalian dan Penyediaan Dana;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup
Penganggaran;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Penganggaran;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah serta memberikan saran dan pertimbangan
lingkup Penganggaran.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Anggaran membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Perencanaan dan Perumusan Anggaran;
b. Seksi Penyusunan Anggaran;
c. Seksi Pengendalian dan Penyediaan Dana.

Pasal 193
(1) Kepala Seksi Perencanaan dan Perumusan Anggaran mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup Perencanaan dan Perumusan
Anggaran.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Perencanaan dan Perumusan Anggaran mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Perencanaan dan Perumusan Anggaran;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Perencanaan dan Perumusan
Anggaran yang meliputi penetapan standar satuan harga dan analisis standar belanja
daerah; perencanaan anggaran penanganan urusan pemerintahan kota; perumusan
peraturan di bidang penganggaran yang menyangkut belanja pegawai, belanja bunga,
belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan,
belanja bagi hasil dan belanja tidak terduga; penetapan kebijakan pengelolaan
pinjaman dan obligasi daerah serta BLU kota, BUMD dan lembaga keuangan mikro
kota serta investasi daerah;pengelolaan data dasar penghitungan alokasi DAU kota;
usulan program dan kegiatan kota untuk didanai dari DAK; pelaksanaan penerapan
sistem informasi penganggaran;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Perencanaan dan Perumusan Anggaran.

Pasal 194
(1) Kepala Seksi Penyusunan Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Anggaran lingkup Penyusunan Anggaran.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Penyusunan Anggaran mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Penyusunan Anggaran;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Penyusunan Anggaran yang meliputi
penghimpunan dan pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dari SKPD;
penetapan peraturan daerah tentang RAPBD dan RAPBD Perubahan; penyusunan
nota keuangan RAPBD dan RAPBD Perubahan; penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan
perubahannya; penyusunan rancangan Peraturan Walikota tentang penjabaran APBD
dan APBD Perubahan; penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD
dan perubahannya serta Anggaran Kas SKPD dan perubahannya; pengawasan atas
pinjaman dan obligasi daerah serta BLU kota; BUMD dan lembaga keuangan mikro,
serta investasi kota; fasilitasi persetujuan kontrak jangka panjang (multiyears) SKPD;
pengembangan model perencanaan APBD;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Penyusunan Anggaran.

Pasal 195
(1) Kepala Seksi Pengendalian dan Penyediaan Dana mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Anggaran lingkup Pengendalian dan Penyediaan Dana.

81
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengendalian dan Penyediaan Dana mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengendalian dan Penyediaan Dana;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengendalian dan Penyediaan Dana
yang meliputi pengendalian dan pengaturan likuiditas dan solvabilitas keuangan
daerah; pengendalian dan penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) atas belanja
pegawai pada belanja tidak langsung SKPD; pengendalian dan penerbitan SPD atas
belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan keuangan, belanja
bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja tidak terduga SKPD; pengendalian dan
penerbitan SPD atas program dan kegiatan pada belanja langsung SKPD;
pengendalian dan penerbitan SPD atas pengeluaran pembiayaan SKPD; pengelolaan
register SPD SKPD; penyusunan laporan realisasi sumber penerimaan daerah
terhadap penetapan anggaran kas pendapatan daerah; pelaksanaan pengelolaan
pinjaman dan obligasi daerah serta BLU kota; pengelolaan Dana Alokasi Umum (DAU)
kota; pelaporan pengelolaan DAU kota ;pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) kota;
pengendalian dan pelaporan pengelolaan DAK kota; penyiapan data realisasi
penerima Dana Bagi Hasil (DBH) kota; pengendalian dan pelaporan pengelolaan DBH
kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengendalian dan Penyediaan Dana.
Paragraf 4
Bidang Perbendaharaan
Pasal 196
(1) Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah lingkup
Perbendaharaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Perbendaharaan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Perbendaharaan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Perbendaharaan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup perbendaharaan lingkup
Perbendaharaan, Penatausahaan Kas Daerah, dan Pengendalian Belanja;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup
Perbendaharaan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Perbendaharaan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan asset Daerah serta memberikan saran dan pertimbangan
lingkup Perbendaharaan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Perbendaharaan membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Perbendaharaan;
b. Seksi Penatausahaan Kas Daerah;
c. Seksi Pengendalian Belanja.

Pasal 197
(1) Kepala Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Perbendaharaan lingkup Perbendaharaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Perbendaharaan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Perbendaharaan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Perbendaharaan yang meliputi
penetapan Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara,
Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran Pembantu, Bendahara
Penerimaan, Bendahara Peneriman Pembantu; menerbitkan SP2D berdasarkan SPM;
membuat register SP2D dan register SP2D per SKPD; membuat Surat Keterangan
Pensiun Pegawai;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Perbendaharaan.

82
Pasal 198
(1) Kepala Seksi Penatausahaan Kas Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Perbendaharaan lingkup Penatausahaan Kas Daerah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Penatausahaan Kas Daerah mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Penatausahaan Kas Daerah;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Penatausahaan Kas Daerah yang
meliputi penyelenggaraan laporan dan evaluasi keuangan kas daerah; penyiapan
Buku Kas Umum Daerah; rekonsiliasi bank untuk membandingkan saldo kas di bank
menurut rekening koran dengan saldo kas di bank menurut laporan posisi kas;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Penatausahaan Kas Daerah.

Pasal 199
(1) Kepala Seksi Pengendalian Belanja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Perbendaharaan lingkup Pengendalian Belanja.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengendalian Belanja mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengendalian Belanja;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengendalian Belanja yang meliputi
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan pengeluaran APBD, DAU, DAK, Bantuan,
Dana Perimbangan oleh Bank/lembaga keuangan lainnya; pelaksanaan penelitian
atas penyimpanan uang daerah sebagai fungsi kas daerah; pemeriksaan dan
pengujian substantive dan formal terhadap SPM yang diajukan; pengendalian belanja
terhadap pengajuan SPP dan SPM;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengendalian Belanja.

Paragraf 5

Bidang Pengelolaan Asset


Pasal 200
(1) Kepala Bidang Pengelolaan Asset mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah lingkup Pengelolaan
Asset.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pengelolaan Asset mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pengelolaan Asset;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pengelolaan Asset;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Pengelolaan Asset lingkup
Penatausahaan Asset, Pemanfaatan dan Penilaian Asset, Data dan Informasi Asset
meliputi perumusan bahan penetapan kebijakan pengelolaan aset kota, Pelaksanaan
pengelolaan aset kota, pengawasan pengelolaan aset kota, fasilitasi pengelolaan aset
pemekaran skala kota;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pengelolaan
Asset;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pengelolaan Asset;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan asset Daerah serta memberikan saran dan pertimbangan
lingkup Pengelolaan Asset.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pengelolaan Asset membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Penatausahaan Asset;
b. Seksi Pemanfaatan dan Penilaian Asset;
c. Seksi Data dan Informasi Asset.

Pasal 201
(1) Kepala Seksi Penatausahaan Asset mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengelolaan Asset lingkup Penatausahaan Asset.

83
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Penatausahaan Asset mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Penatausahaan Asset;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Penatausahaan Asset lingkup
pembukuan meliputi merekapitulasi Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang
Kuasa Pengguna (DBKP) SKPD menurut penggolongan dan kodefikasi barang;
merekapitulasi inventarisasi dan pelaporan barang milik daerah setiap SKPD sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan mengacu kepada SAP (Standar Akuntansi
Pemerintah); menyusun Daftar Barang Milik Daerah (DBMD); menyimpan seluruh
dokumen kepemilikan tanah dan/atau bangunan milik pemerintah daerah;lingkup
pencatatan meliputi merekapitulasi pencatatan barang milik daerah dalam kartu
Inventaris Ruangan (KIR) Kartu Inventaris Barang (KIB A, KIB B, KIB C, KIB D, KIB E
dan KIB F) setiap SKPD; merekapitulasi dan menyusun Daftar barang Milik Daerah
(DPMD); menyimpan seluruh bentuk dokumen perjanjian sewa-menyewa,berita acara
pinjam pakai/serah terima barang (tanah/banguanan/kendaraan Dinas), Kerja sama
pemanfaatan, bangunan guna serah (BGS), Bangunan serah guna (BSG) serta
dokumen penjualan, tukar menukar (ruilslag), hibah barang milik daerah dan
penyertaan modal pemerintah kota pangkalpinang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, surat-surat hibah, dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (STNK/BPKB),
sertifikat tanah dan/atau bukti-bukti kepemilikan asset tanah dalam bentuk hak pakai,
hak pengelolaan, hak usaha atas tanah atau keterangan-keterangan lain yang
membuktikan atau membenarkan bahwa aset tanah tersebut adalah milik/dikuasai
oleh pemerintah daerah; lingkup pelaporan : melaksanakan Invetarisasi Barang Milik
daerah setiap 1 (satu) tahun sekali; melaksanakan sensus barang milik daerah setiap
5 (lima) tahun sekali untuk menyusun Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk Inventaris
(BII), beserta rekapitulasi barang milik pemerintah daerah; menghimpun laporan
barang semesteran dan tahunan menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD),
menyusun neraca barang milik daerah sebagai bagian neraca pemerintah daerah
untuk bidang aset tetap berdasarkan Laporan Barang Milik Daerah (LBMD),
melakukan verifikasi daftar barang milik daerah (DBMD) dan berkoordinasi dengan
seksi data dan informasi dalam upaya pengaplikasian Sistem Informasi Manajemen
Barang Daerah (SIMBADA);
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Penatausahaan Asset.

Pasal 202
(1) Kepala Seksi Pemanfaatan dan Penilaian Asset mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pengelolaan Asset lingkup Pemanfaatan dan Penilaian Asset.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pemanfaatan dan Penilaian Asset mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pemanfaatan dan Penilaian Asset;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pemanfaatan dan Penilaian Asset
yang meliputi penyusunan bahan pertimbangan teknis dengan memperhatikan
kepentingan negara/daerah dan kepentingan umum untuk pemanfaatan barang milik
daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang dipergunakan dan atau tidak
dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD,
dengan persetujuan Kepala Daerah meliputi sewa, pinjam pakai, kerjasama
pemanfaatan, dan bangun guna serah dan bangun serah guna untuk aset tanah
dan/atau bangunan yang berada diluar penguasaan SKPD yang bersangkutan;
merekapitulasi seluruh bentuk dokumen perjanjian sewa-menyewa, berita acara
pinjam pakai/serah terima barang (tanah/bangunan/kendaraan dinas); kerjasama
pemanfaatan bangunan guna serah (BGS), Bangun Serah Guna (BSG) serta
dokumen penjualan, tukar menukar (ruislag), hibah barang milik daerah dan
penyertaan modal Pemerintah Kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku, surat-
surat hibah, dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (STNK/BPKB), sertifikat tanah
dan/atau bukti-bukti kepemilikan aset tanah dalam bentuk hak pakai, hak pengelolaan,
hak usaha atas tanah atau keterangan-keterangan lain yang membuktikan atau
membenarkan bahwa aset tanah tersebut adalah milik/dikuasai oleh pemerintah
daerah yang merupakan bentuk upaya pengamanan aset/barang milik daerah;
melakukan pengamanan barang milik daerah meliputi pengamanan administrasi yaitu
kegiatan pembukuan, inventarisasi, pelaporan dan penyimpanan dokumen

84
kepemilikan, pengamanan fisik untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi barang,
penurunan jumlah barang dan hilangnya barang, pengamanan fisik untuk tanah dan
bangunan dilakukan dengan cara pemagaran dan pemasangan tanda batas, selain
tanah dan bangunan dilakukan dengan cara penyimpanan dan pemeliharaan,
pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status
kepemilikan, membuat sertifikat tanah atas nama Pemerintah Kota atas tanah yang
dikuasai, untuk barang selain tanah membuat bukti kepemilikan atas nama
Pemerintah Kota; menyusun Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah
(DKPBMD); melakukan penilaian barang milik daerah dengan berpedoman pada
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Penghapusan barang milik daerah dengan
Keputusan Kepala Daerah yang sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna
dan/atau kuasa pengguna dengan melibatkan SKPD/unsur terkait. Penghapusan
barang milik daerah dengan tindak lanjut pemusnahan atas barang milik daerah tidak
dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan dan tidak dapat dipindahtangankan,
penghapusan Barang milik daerah yang masih mempunyai nilai ekonomis melalui
pelelangan umum/pelelangan terbatas, disumbangkan atau dihibahkan kepada pihak
lain, Hasil pelelangan umum/pelelangan terbatas disetor ke kas Daerah;
melaksanakan kegiatan pemindahtanganan barang milik daerah (penjualan tukar
menukar, hibah, penyertaan modal), khususnya aset-aset yang berada di luar SKPD
yang bersangkutan, menyusun draft surat keputusan kepala daerah berkaitan dengan
status pengunaan barang inventaris milik daerah pada seluruh SKPD;
pemindahtanganan barang milik daerah sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku meliputi penjualan, tukar menukar, hibah, penyertaan modal pemerintah
daerah;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pemanfaatan dan Penilaian Asset.
Pasal 203
(1) Kepala Seksi Data dan Informasi Asset mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengelolaan Asset lingkup Data dan Informasi Asset.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Data dan Informasi Asset mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Data dan Informasi Asset;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Data dan Informasi Asset yang
meliputi penelusuran bukti-bukti kepemilikan aset milik/dikuasai pemerintah daerah;
pemutakhiran data barang inventaris yang terekap dalam daftar barang milik daerah
(DBMD), menyiapkan informasi daftar kekayaan daerah dalam bentuk pemanfaatan
dan nilai (angka); monitoring aset (check on spot) berdasarkan data dan informasi
yang ada diseluruh SKPD /satker dan mengupayakan penyiapan data dan informasi
barang milik daerah se-valid dan se-up to date mungkin dalam rangka persiapan
pengelolaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA),
penyiapan data dan informasi asset untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintah
daerah;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Data dan Informasi Asset.
Paragraf 6
Bidang Akuntansi dan Pelaporan
Pasal 204
(1) Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah lingkup
Akuntansi dan Pelaporan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Akuntansi dan Pelaporan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Akuntansi dan Pelaporan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Akuntansi dan Pelaporan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Akuntansi dan Pelaporan lingkup
Akuntansi Penerimaan, Akuntansi Belanja, Evaluasi dan Pelaporan;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Akuntansi dan
Pelaporan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Akuntansi dan Pelaporan;

85
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah serta memberikan saran dan pertimbangan
lingkup Akuntansi dan Pelaporan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi:
a. Seksi Akuntansi Penerimaan;
b. Seksi Akuntansi Belanja;
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 205
(1) Kepala Seksi Akuntansi Penerimaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup Akuntansi Penerimaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Akuntansi Penerimaan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Akuntansi Penerimaan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Akuntansi Penerimaan yang meliputi
pencatatan/pembukuan ketetapan, target dan realisasi pendapatan daerah; penelitian
terhadap bukti kas/bank mengenai penerimaan daerah; pencatatan/pembukuan
penerimaan benda berharga;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Akuntansi Penerimaan.
Pasal 206
(1) Kepala Seksi Akuntansi Belanja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup Akuntansi Belanja.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Akuntansi Belanja mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Akuntansi Belanja;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Akuntansi Belanja yang meliputi
penelitian dan pemeriksaan realisasi belanja daerah; penelitian terhadap bukti
kas/bank mengenai belanja daerah; penyusunan Laporan Prognosis Realisasi
Anggaran, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Akhir Kas;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Akuntansi Belanja.

Pasal 207
(1) Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup Evaluasi dan Pelaporan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Evaluasi dan Pelaporan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Evaluasi dan Pelaporan yang meliputi
pelaporan target dan realisasi APBD; mempersiapkan bahan rapat, seminar, lokakarya
dibidang pendapatan dan belanja daerah; menyusun laporan pelaksanaan anggaran
secara berkala, yakni triwulan, semester dan tahunan; penyusunan Neraca Daerah;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

86
BAB XIII
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan dan Kebakaran
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 208
(1) Kepala Dinas Kebersihan dan Kebakaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan dibidang Kebersihan dan Kebakaran berdasarkan Asas
Desentralisasi dan Tugas Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Kebersihan dan Kebakaran mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Kebersihan dan Kebakaran;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup air limbah,
persampahan, Kebersihan dan Kebakaran;
c. pembinaan dan pelaksanaan lingkup Kebersihan dan Kebakaran;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Kebersihan dan
Kebakaran;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Kebersihan dan Kebakaran yang diserahkan
kepada Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Kebersihan dan Kebakaran membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Kebersihan;
c. Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan;
d. Bidang Pemadam Kebakaran;
e. Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah Tinja;
f. UPT dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 209
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Kebersihan dan
Kebakaran dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan
tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu dan tugas pelayanan administratif lingkup
Dinas Kebersihan dan Kebakaran.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan dan penyusunan rencana Kesekretariatan;
b. pelaksanaan pelayanan administratif Kesekretariatan Dinas Kebersihan dan
Kebakaran yang meliputi administrasi umum, administrasi kepegawaian, keuangan,
perencanaan, evaluasi dan pelaporan program Dinas;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
dan tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Kebersihan dan Kebakaran
serta memberikan saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan urusan pemerintah
dibidang Kebersihan dan Kebakaran;
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Kesekretariatan Dinas.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

87
Pasal 210
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup Umum dan Kepegawaian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan dan penyusunan rencana pengelolaan administrasi;
b. pelaksanaan dan pengelolaan administrasi yang meliputi pengelolaan naskah dinas,
penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, pengelolaan
administrasi perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
data kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin, pengembangan, dan
kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/kekayaan daerah lingkup
Dinas Kebersihan dan Kebakaran;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Kebersihan dan Kebakaran;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan administrasi Umum dan Kepegawaian.
Pasal 211
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup Keuangan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan dokumen administrasi Keuangan Dinas Kebersihan dan Kebakaran;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi analisis keuangan,
perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, monitoring evaluasi anggaran, dan pelaporan
keuangan dinas serta pengelolaan retribusi yang diselenggarakan Dinas Kebersihan
dan Kebakaran;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi keuangan Dinas Kebersihan dan Kebakaran.

Pasal 212
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penghimpunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas Kebersihan dan
Kebakaran (Renstra, Renja, dan Penetapan Kinerja);
b. penghimpunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kebersihan
dan Kebakaran (Laporan Berkala Kinerja);
c. Penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan;
d. Penyusunan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kebersihan dan
Kebakaran (LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD);

Paragraf 2
Bidang Kebersihan
Pasal 213
(1) Kepala Bidang Kebersihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Kebersihan dan Kebakaran lingkup Kebersihan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Kebersihan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Kebersihan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Kebersihan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kebersihan
lingkup pengumpulan dan pengangkutan sampah;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Kebersihan;

88
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Kebersihan;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan saran dan
pertimbangan lingkup Kebersihan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Kebersihan membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pengumpulan Sampah;
b. Seksi Pengangkutan Sampah.

Pasal 214
(1) Kepala Seksi Pengumpulan Sampah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Kebersihan lingkup Pengumpulan Sampah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengumpulan Sampah mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengumpulan Sampah;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengumpulan Sampah yang meliputi
pengelolaan sarana kebersihan, pengumpulan sampah, pemilahan sampah,
pembersihan fasilitas umum (penyapuan jalan, pembersihan selokan, trotoar, pasar,
terminal, dan fasilitas umum lainnya);
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengumpulan Sampah.

Pasal 215
(1) Kepala Seksi Pengangkutan Sampah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Kebersihan lingkup Pengangkutan Sampah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengangkutan Sampah mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengangkutan Sampah;
b. pelaksanaan lingkup Pengangkutan Sampah yang meliputi pelayanan angkutan
sampah masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengangkutan Sampah.

Paragraf 3
Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan
Pasal 216
(1) Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Kebakaran lingkup Sarana Prasarana dan
Penyuluhan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Sarana Prasarana dan Penyuluhan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Sarana Prasarana dan
Penyuluhan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Sarana Prasarana dan Penyuluhan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Sarana
Prasarana dan Penyuluhan lingkup Sarana dan Prasarana, Penyuluhan dan
Kerjasama;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Sarana
Prasarana dan Penyuluhan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Sarana Prasarana dan
Penyuluhan, pengawasan terhadap seluruh tahapan pengembangan persampahan di
wilayah kota, evaluasi kinerja penyelenggaraan di wilayah kota, pengawasan dan
pengendalian atas pelaksanaan NSPK;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Sarana Prasarana dan Penyuluhan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan membawahi 2 (dua) Seksi
yang meliputi :
89
a. Seksi Sarana dan Prasarana;
b. Seksi Penyuluhan dan kerjasama.

Pasal 217
(1) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan lingkup Sarana dan Prasarana.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Sarana dan Prasarana;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Sarana dan Prasarana yang meliputi
Perumusan bahan penetapan peraturan daerah kebijakan pengembangan PS
persampahan di kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, penetapan
lembaga tingkat kota penyelenggara pengelolaan persampahan di wilayah kota,
perumusan bahan penetapan peraturan daerah berdasarkan NSPK yang ditetapkan
oleh pemerintah dan provinsi, pelayanan perizinan dan pengelolaan persampahan
skala kota, memberikan bantuan teknis kepada kecamatan, pemerintah desa, serta
kelompok masyarakat di kota, penyelengaraan dan pembiayaan pembangunan PS
persampahan di kota, penyusunan rencana induk pengembangan PS persampahan
kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Sarana dan Prasarana.

Pasal 218
(1) Kepala Seksi Penyuluhan dan Kerjasama mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan lingkup Penyuluhan dan
Kerjasama.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Penyuluhan dan Kerjasama mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Penyuluhan dan Kerjasama;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Penyuluhan dan Kerjasama yang
meliputi Peningkatan kapasitas manajemen dan fasilitasi kerjasama dunia usaha dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan PS persampahan kota,
penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Penyuluhan dan Kerjasama.
Paragraf 4
Bidang Pemadam Kebakaran
Pasal 219
(1) Kepala Bidang Pemadam Kebakaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Kebakaran lingkup Pemadaman Kebakaran .
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pemadam Kebakaran mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pemadaman Kebakaran;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pemadaman Kebakaran;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pemadam
Kebakaran Lingkup Pemadaman dan Penanggulangan Kebakaran, Pelatihan dan
Pencegahan Kebakaran;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pemadaman
Kebakaran;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pemadaman Kebakaran;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Pemadaman Kebakaran .
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pemadam Kebakaran membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pemadaman dan Penanggulangan Kebakaran;
b. Seksi Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran.

Pasal 220

90
(1) Kepala Seksi Pemadam dan Penanggulangan Kebakaran mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pemadam Kebakaran lingkup Pemadaman
dan Penanggulangan Kebakaran.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pemadam dan Penanggulangan Kebakaran mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pemadam dan Penanggulangan Kebakaran;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pemadam dan Penanggulangan
Kebakaran yang meliputi penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan
kegiatan pemadaman dan penanggulangan kebakaran, pengadaan sumber-sumber
air dan bahan-bahan lain dalam rangka Pemadaman dan Penaggulangan Kebakaran;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pemadaman dan Penanggulangan
Kebakaran.

Pasal 221
(1) Kepala Seksi Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pemadam Kebakaran lingkup Pelatihan
dan Pencegahan Kebakaran.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran
yang meliputi penyuluhan, pelatihan pemadam kebakaran, perencanaan, pengadaan,
pemeliharaan, penyusunan dan pemeriksanaan kesiapan / kesiagaan sarana, mobil
kebakaran, dan peralatan pemadaman dan penyelamatan serta bencana lain;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran;
Paragraf 5
Bidang Pengolahan Sampah
Pasal 222
(1) Kepala Bidang Pengolahan Sampah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Kebakaran lingkup Pengolahan Sampah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pengolahan Sampah mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pengolahan Sampah;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pengolahan Sampah;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pengolahan
sampah lingkup pengelolaan Limbah Tinja, Pengolahan sampah;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pengolahan
Sampah;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pengolahan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Pengolahan Sampah.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pengolahan Sampah membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pengelolaan Limbah Tinja;
b. Seksi Pengolahan Sampah.

Pasal 223
(1) Kepala Seksi Pengelolaan Limbah Tinja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengolahan Sampah lingkup Pengelolaan Limbah Tinja.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengelolaan Limbah Tinja mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengelolaan Limbah Tinja;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengelolaan Limbah Tinja yang
meliputi pengelolaan limbah tinja di IPLT dan pengaturan pungutan retribusi;

91
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengelolaan Limbah Tinja.

Pasal 224
(1) Kepala Seksi Pengolahan Sampah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengolahan Sampah lingkup Pengolahan Sampah.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengolahan Sampah mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengolahan Sampah;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengolahan Sampah yang meliputi
pengolahan sampah di tempat pengolahan akhir (TPA) dan pengaturan pungutan
retribusi;
c. Pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengolahan Sampah.

BAB XIV
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 225
(1) Kepala Dinas Pertanian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan di bidang Pertanian berdasarkan Asas Desentralisasi dan Tugas
Pembantuan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Pertanian mempunyai fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis lingkup Pertanian;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup Pertanian yang
meliputi pertanian, perkebunan, peternakan dan kesehatan hewan;
c. pembinaan dan pelaksanaan lingkup Pertanian;
d. pemberdayaan semua potensi, sumber daya dan mitra dibidang Pertanian;
e. pelaksanaan tugas pembantuan dibidang Pertanian yang diserahkan kepada
Pemerintah Kota Pangkalpinang;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Dinas Pertanian membawahi :
a. Sekretaris;
b. Bidang Pertanian dan Perkebunan;
c. Bidang Peternakan;
d. Bidang Pengelolaan Lahan dan Pengelolaan Hasil Pertanian;
e. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretaris
Pasal 226
(1) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
Pertanian dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan
tugas-tugas bidang dan UPT secara terpadu dan tugas pelayanan administratif lingkup
Dinas Pertanian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan Kesekretariatan;
b. pelaksanaan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas Pertanian yang meliputi

92
administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan
program;
c. pengkoordinasian, pengsinkronisasian dan pengendalian penyelenggaraan kebijakan
tugas-tugas Bidang dan UPT;
d. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Pertanian serta memberikan
saran dan pertimbangan tentang pelaksanaan urusan pemerintah dibidang Pertanian;
e. monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan Dinas Pertanian.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Sekretaris membawahi 3 (tiga) Sub Bagian meliputi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 227
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian Dinas Pertanian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas
Pertanian;
b. pelaksanaan, pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas,
pengelolaan perlengkapan dinas;
c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi perencanaan dan pengelolaan
administrasi kepegawaian (mutasi, kenaikan gaji berkala, cuti, disiplin,
pengembangan, dan kesejahteraan pegawai);
d. pengelolaan dan pemeliharaan serta pelaporan barang milik/ kekayaan daerah lingkup
Dinas Pertanian;
e. pengelolaan jaringan informasi dan komunikasi Dinas Pertanian;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan Administrasi Umum dan Kepegawaian.
Pasal 228
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris lingkup administrasi Keuangan Dinas Pertanian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pengelolaan administrasi keuangan Dinas Pertanian;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi Keuangan Dinas Pertanian yang meliputi
analisis keuangan, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, monitoring evaluasi
anggaran, dan pelaporan keuangan dinas;
c. pelaporan pelaksanaan administrasi Keuangan Dinas Pertanian.
Pasal 229
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Pertanian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub
Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan Dinas (Renstra, Renja, dan
Penetapan Kinerja);
b. penyusunan bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas (Laporan
Berkala Kinerja);
c. penyusunan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa jabatan;
d. penyusunan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pertanian
(LAKIP, LKPJ, memori jabatan dan LPPD).

93
Paragraf 2
Bidang Pertanian dan Perkebunan
Pasal 230
(1) Kepala Bidang Pertanian dan Perkebunan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Pertanian lingkup Pertanian dan Perkebunan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pertanian dan Perkebunan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pertanian dan Perkebunan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pertanian dan Perkebunan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pertanian dan
Perkebunan lingkup tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pertanian dan
Perkebunan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pertanian dan Perkebunan;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas Pertanian serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Pertanian dan Perkebunan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pertanian dan Perkebunan membawahi 2 (dua) Seksi yang
meliputi :
a. Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura;
b. Seksi Perkebunan.

Pasal 231
(1) Kepala Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pertanian dan Perkebunan lingkup Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Tanaman Pangan dan Hortikultura;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup tanaman pangan dan Hortikultura
yang meliputi Bimbingan penggunaan pupuk, pengawasan pengadaan, peredaran dan
penggunaan pupuk wilayah Kota, pengembangan dan pembinaan unit usaha
pelayanan pupuk, bimbingan penyediaan, penyaluran dan penggunaan pupuk,
pelaksanaan peringatan dini dan pengamanan terhadap ketersediaan pupuk,
bimbingan penerapan standar mutu pupuk, pelaksanaan kebijakan penggunaan
pestisida wilayah kota, pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pestisida
wilayah kota, pengembangan dan pembinaan unit pelayanan pestisida, bimbingan
penyediaan, penyaluran dan penggunaan pestisida, pelaksanaan peringatan dini dan
pengamanan terhadap ketersediaan pestisida, bimbingan penerapan standar mutu
pestisida, pelaksanaan kebijakan alat dan mesin pertanian wilayah kota, identifikasi
dan inventarisasi kebutuhan alat dan mesin pertanian di wilayah kota, pengembangan
alat dan mesin pertanian sesuai standar, penerapan standar mutu alat dan mesin
pertanian, pengawasan standar mutu dan alat mesin pertanian wilayah kota,
pembinaan dan pengembangan jasa alat dan mesin pertanian, pemberian izin
pengadaan dan peredaran alat dan mesin pertanian, analisis teknis, ekonomis dan
sosial budaya alat dan mesin pertanian sesuai kebutuhan lokalita, bimbingan
penggunaan dan pemeliharaan alat dan mesin pertanian, pembinaan dan
pengembangan bengkel/pengrajin alat dan mesin pertanian, bimbingan penerapan
pedoman perbenihan tanaman wilayah kota, penyusunan kebijakan benih antar
lapang wilayah kota, pemantauan benih dari luar negeri di wilayah kota, bimbingan
penerapan standar mutu benih wilayah kota, pengaturan penggunaan benih wilayah
kota, pembinaan dan pengawasan penangkar benih, pembinaan dan pengawasan
perbanyakan peredaran dan penggunaan benih, bimbingan dan pemantauan produksi
benih, bimbingan penerapan standar teknis perbenihan yang meliputi sarana, tenaga
dan metode, pemberian izin produksi benih, pengujian dan penyebarluasan benih
varietas unggul spesifik lokasi, perbanyakan dan penyaluran mata tempel dan benih
tanaman, pelaksanaan dan bimbingan dan distribusi pohon induk, penetapan sentra
produksi benih tanaman, pengembangan sistem informasi perbenihan, pembangunan

94
dan pengelolaan balai benih wilayah kota, pembinaan dan pengawasan balai benih
milik swasta, bimbingan pengembangan dan pemanfaatan sumber-sumber
pembiayaan/kredit agribisnis, bimbingan penyusunan rencana usaha agribisnis,
bimbingan pemberdayaan lembaga keuangan mikro pedesaan, pengawasan
penyaluran, pemanfaatan dan pengendalian kredit wilayah kota, pengamatan,
identifikasi, pemetaan, pengendalian dan analisis dampak kerugian OPT/fenomena
iklim wilayah kota, bimbingan pemantauan, pengamatan, dan peramalan
OPT/fenomena iklim wilayah kota, penyebaran informasi keadaan serangan
OPT/fenomena iklim dan rekomendasi pengendaliannya di wilayah kota, pemantauan
dan pengamatan daerah yang diduga sebagai sumber OPT/fenomena iklim wilayah
kota, penyediaan dukungan pengendalian, eradikasi tanaman dan bagian tanaman
wilayah kota, pemantauan, peramalan, pengendalian dan penanggulangan eksplosi
OPT/fenomena iklim wilayah kota, pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan
wabah hama dan penyakit tanaman wilayah kota, pemberian izin usaha tanaman
pangan dan hortikultura wilayah kota, pemantauan dan pengawasan izin usaha
tanaman pangan dan hortikultura wilayah kota, bimbingan penerapan pedoman teknis
pola tanam, perlakuan terhadap tanaman pangan dan hortikultura wilayah kota,
bimbingan peningkatan mutu hasil tanaman pangan dan hortikultura wilayah kota,
bimbingan kelembagaan usaha tani, manajemen usaha tani dan pencapaian pola
kerjasama usaha tani wilayah kota, bimbingan pemantauan dan pemeriksaan hygiene
dan sanitasi lingkungan usaha tanaman pangan dan hortikultura wilayah kota,
pelaksanaan studi amdal/UKL-UPL di bidang tanaman pangan dan hortikultura
wilayah kota, bimbingan pelaksanaan amdal wilayah kota, bimbingan penerapan
pedoman kompensasi karena eradikasi dan jaminan penghasilan bagi petani yang
mengikuti program pemerintah wilayah kota, bimbingan penerapan
pedoman/kerjasama kemitraan usaha tanaman pangan dan hortikultura wilayah Kota,
bimbingan pengembangan sarana usaha wilayah kota, bimbingan teknis
pembangunan dan sarana fisik (bangunan) penyimpanan, pengolahan dan pemasaran
sarana produksi serta pemasaran hasil tanaman pangan wilayah kota, penyusunan
statistik tanaman pangan dan hortikultura wilayah kota, bimbingan penerapan sistem
informasi tanaman pangan dan hortikultura wilayah kota, Pemberian nama dan
pendaftaran varietas lokal yang sebaran geografisnya pada satu kota, Izin
penggunaan varietas lokal untuk pembuatan varietas turunan esensial yang sebaran
geografisnya pada satu kota, Rekomendasi usulan kebijakan sektor tanaman pangan
dan holtikultura di bidang standarisasi sesuai pengalaman di daerah, rekomendasi
aspek teknis, sosial dan ekonomi dalam penyusunan rencana dan program nasional
di bidang standarisasi di daerah, Koordinasi standarisasi sektor tanaman pangan dan
holtikultura di kota, pengusulan kebutuhan standar yang akan dirumuskan,
rekomendasi aspek teknis, sosial dan bisnis dalam rencana pemberlakuan wajib SNI
serta mengusulkan usulan pemberlakuan wajib SNI, penerapan sistem manajemen
mutu kelembagaan dalam rangka proses akreditasi di kota, penerapan sistem
sertifikasi yang mendukung standarisasi sektor tanaman pangan dan holtikultura di
kota, pengembangan pembinaan laboratorium penguji dan lembaga inspeksi sektor
tanaman pangan dan holtikultura di kota, kerjasama standarisasi dalam rangka
penerapan standar dan peningkatan daya saing produk tanaman pangan dan
holtikultura;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup tanaman pangan dan Hortikultura.

Pasal 232
(1) Kepala Seksi Perkebunan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Pertanian dan Perkebunan lingkup Perkebunan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Perkebunan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Perkebunan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Perkebunan yang meliputi Bimbingan
penggunaan pupuk. Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pupuk
wilayah kota, pengembangan dan pembinaan unit usaha pelayanan pupuk, bimbingan
penyediaan, penyaluran dan penggunaan pupuk, pelaksanaan peringatan dini dan
pengamanan terhadap ketersediaan pupuk, bimbingan penerapan standar mutu
pupuk, pelaksanaan kebijakan penggunaan pestisida wilayah kota, pengawasan
pengadaan, peredaran dan penggunaan pestisida wilayah kota, pengembangan unit
usaha pelayanan pestisida, bimbingan penyediaan, penyaluran dan penggunaan
pestisida, pelaksanaan peringatan dini dan pengamanan terhadap ketersediaan

95
pestisida, bimbingan penerapan standar mutu pestisida, pelaksanaan kebijakan alat
dan mesin perkebunan wilayah kota, identifikasi dan inventarisasi kebutuhan alat dan
mesin perkebunan wilayah kota, pengembangan alat dan mesin perkebunan sesuai
standar, penerapan standar mutu alat dan mesin perkebunan, pengawasan standar
mutu dan alat mesin perkebunan wilayah kota, pembinaan dan pengembangan jasa
alat dan mesin perkebunan, pemberian izin pengadaan dan peredaran alat dan mesin
perkebunan, analisis teknis, ekonomis dan sosial budaya alat dan mesin perkebunan
sesuai kebutuhan lokalita, bimbingan penggunaan dan pemeliharaan alat dan mesin
perkebunan, pembinaan dan pengembangan bengkel/pengrajin alat dan mesin
perkebunan, bimbingan penerapan pedoman perbenihan perkebunan wilayah kota,
penerapan kebijakan dan pedoman perbenihan perkebunan wilayah kota, identifikasi
dan pengembangan varietas unggul lokal, pemantauan benih impor wilayah kota,
bimbingan penerapan standar mutu benih perkebunan wilayah kota, pengaturan
penggunaan benih perkebunan wilayah kota, pembinaan dan pengawasan penangkar
benih perkebunan, pembinaan dan pengawasan perbanyakan peredaran dan
penggunaan benih perkebunan, bimbingan dan pemantauan produksi benih
perkebunan, bimbingan penerapan standar teknis perbenihan perkebunan yang
meliputi sarana, tenaga dan metode, pemberian izin produksi benih perkebunan,
pengujian dan penyebarluasan benih perkebunan varietas unggul spesifik lokasi,
perbanyakan dan penyaluran mata tempel dan benih perkebunan tanaman,
pelaksanaan dan bimbingan dan distribusi pohon induk, penetapan sentra produksi
benih perkebunan, pengembangan sistem informasi perbenihan perkebunan,
pembangunan dan pengelolaan balai benih wilayah kota, pembinaan dan pengawasan
balai benih milik swasta, bimbingan pengembangan dan pemanfaatan sumber-sumber
pembiayaan/kredit perkebunan, bimbingan penyusunan rencana usaha perkebunan,
bimbingan pemberdayaan lembaga keuangan mikro pedesaan, pengawasan
penyaluran, pemanfaatan dan pengendalian kredit wilayah kota, pengamatan,
identifikasi, pemetaan, pengendalian dan analisis dampak kerugian OPT/fenomena
iklim wilayah kota, bimbingan pemantauan, pengamatan, dan peramalan
OPT/fenomena iklim wilayah kota, penyebaran informasi keadaan serangan
OPT/fenomena iklim dan rekomendasi pengendaliannya di wilayah kota, pemantauan
dan pengamatan daerah yang diduga sebagai sumber OPT/fenomena iklim wilayah
kota, penyediaan dukungan pengendalian, eradikasi tanaman dan bagian tanaman
wilayah kota, pemantauan, peramalan, pengendalian dan penanggulangan eksplosi
OPT/fenomena iklim wilayah kota, pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan
wabah hama dan penyakit menular tanaman wilayah kota, penanganan gangguan
usaha perkebunan wilayah kota, pemberian izin usaha perkebunan wilayah kota,
pemantauan dan pengawasan izin usaha perkebunan di wilayah kota, bimbingan
penerapan pedoman teknis budidaya perkebunan wilayah kota, bimbingan
kelembagaan usaha tani, manajemen usaha tani dan pencapaian pola kerjasama
usaha tani wilayah kota, bimbingan pemantauan dan pemeriksaan hygiene dan
sanitasi lingkungan usaha perkebunan wilayah kota, pelaksanaan studi amdal/UKL-
UPL di bidang perkebunan wilayah kota, bimbingan pelaksanaan amdal wilayah kota,
bimbingan penerapan pedoman/kerjasama kemitraan usaha perkebunan, bimbingan
pengembangan sarana usaha wilayah kota, bimbingan teknis pembangunan dan
sarana fisik (bangunan) penyimpanan, pengolahan dan pemasaran sarana produksi
serta pemasaran hasil perkebunan wilayah kota, penyusunan statistik perkebunan
wilayah kota, bimbingan penerapan sistem informasi perkebunan wilayah kota,
Pemberian nama dan pendaftaran varietas lokal yang sebaran geografisnya pada satu
kota, Izin penggunaan varietas lokal untuk pembuatan varietas turunan esensial yang
sebaran geografisnya pada satu kota, Rekomendasi usulan kebijakan sektor
perkebunan di bidang standarisasi sesuai pengalaman di daerah, rekomendasi aspek
teknis, sosial dan ekonomi dalam penyusunan rencana dan program nasional di
bidang standarisasi di daerah, Koordinasi standarisasi sektor perkebunan di kota,
pengusulan kebutuhan standar yang akan dirumuskan, rekomendasi aspek teknis,
sosial dan bisnis dalam rencana pemberlakuan wajib SNI serta mengusulkan usulan
pemberlakuan wajib SNI, penerapan sistem manajemen mutu kelembagaan dalam
rangka proses akreditasi di kota, penerapan sistem sertifikasi yang mendukung
standarisasi sektor perkebunan di kota, pengembangan pembinaan laboratorium
penguji dan lembaga inspeksi sektor perkebunan di kota, kerjasama standarisasi
dalam rangka penerapan standar dan peningkatan daya saing produk perkebunan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Perkebunan;

96
Paragraf 3
Bidang Peternakan
Pasal 233
(1) Kepala Bidang Peternakan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Dinas Pertanian lingkup Peternakan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Peternakan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Peternakan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Peternakan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Peternakan
lingkup Budidaya Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia, Keswan dan Kesmavet;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Peternakan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Peternakan;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Peternakan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Peternakan membawahi 2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Budidaya Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia;
b. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteliner.
Pasal 234
(1) Kepala Seksi Budidaya Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Peternakan lingkup Budidaya Ternak
Ruminansia dan Non Ruminansia.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Budidaya Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Budidaya Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Budidaya Ternak Ruminansia dan Non
Ruminansia meliputi Penetapan dan pengawasan kawasan peternakan wilayah kota,
penetapan peta potensi peternakan wilayah kota, bimbingan penetapan kawasan
industri peternakan rakyat, pengembangan lahan hijauan pakan, penetapan padang
pengembalaan, penerapan kebijakan pakan ternak wilayah kota, bimbingan produksi
pakan dan bahan baku pakan ternak wilayah kota, bimbingan penerapan teknologi
pakan ternak wilayah kota, bimbingan standar mutu pakan ternak wilayah kota,
pengawasan mutu pakan ternak wilayah kota, pengadaan, perbanyakan dan
penyaluran benih hijauan pakan wilayah kota, penyelenggaraan kebun benih hijauan
pakan, bimbingan pembuatan, penggunaan dan peredaran pakan jadi wilayah kota,
bimbingan pembuatan, penggunaan dan peredaran pakan konsentrat wilayah kota,
bimbingan pembuatan, penggunaan dan peredaran pakan tambahan dan pelengkap
pengganti (additive and supplement) wilayah kota, bimbingan usaha mini feedmil
pedesaan (home industry) wilayah kota, pelaksanaan pemeriksaan pakan jadi wilayah
kota, pelaksanaan pemeriksaan pakan konsentrat wilayah kota, pelaksanaan
pemeriksaan pakan tambahan dan pengganti (additive and supplement) wilayah kota,
bimbingan produksi benih hijauan pakan ternak wilayah kota, bimbingan kerjasama
perluasan produksi hijauan pakan ternak wilayah kota, bimbingan seleksi ternak bibit
wilayah kota, bimbingan penerapan standar perbibitan dan plasma nutfah wilayah
kota, bimbingan registrasi/pencatatan ternak bibit wilayah kota, bimbingan pembuatan
dan pengesahan silsilah ternak, pengawasan peredaran bibit/benih ternak wilayah
kota, penetapan lokasi dan penyebaran bibit ternak wilayah kota, penetapan
penggunaan bibit unggul wilayah kota, bimbingan pelestarian plasma nutfah
peternakan wilayah kota, pengadaan/produksi dan pengawasan semen beku wilayah
kota, pelaksanaan inseminasi buatan wilayah kota, bimbingan dan pengawasan
pelaksanaan inseminasi buatan oleh masyarakat, produksi mani beku ternak lokal
(lokal spesifik) wilayah kota, bimbingan produksi mani beku lokal (lokal spesifik) untuk
kota, bimbingan penerapan standar-standar teknis dan sertifikasi perbibitan meliputi
sarana, tenaga kerja, mutu dan metode wilayah kota, bimbingan peredaran mutu bibit
wilayah kota, pelaksanaan penetapan penyaluran ternak bibit yang dilakukan oleh
swasta wilayah kota, pelaksanaan registrasi hasil inseminasi buatan wilayah kota,
Bimbingan kastrasi ternak non bibit wilayah kota, Bimbingan perizinan produksi ternak

97
bibit wilayah kota, Bimbingan pelaksanaan pengadaan dan/atau produksi mudigah,
alih mudigah serta pemantauan pelaksanaan dan registrasi hasil mudigah wilayah
kota, Pengadaan dan pengawasan bibit ternak wilayah kota, Bimbingan pelaksanaan
inseminasi buatan yang dilakukan oleh swasta wilayah kota, Bimbingan sertifikasi
pejantan unggul sebagai pemacek wilayah kota, imbingan pemantauan produksi mani
beku ternak lokal (lokal spesifik) wilayah kota, bimbingan pengadaan produksi mani
beku ternak produksi dalam negeri wilayah kota, bimbingan pelaksanaan penyebaran
bibit unggul wilayah kota, bimbingan pelaksanaan penyebaran bibit unggul wilayah
kota, bimbingan pelaksanaan uji reformans recording dan seleksi wilayah kota,
bimbingan pelaksanaan identifikasi perbibitan wilayah kota, penerapan kebijakan dan
pedoman pembiayaan dari lembaga keuangan perbankan dan non perbankan wilayah
kota, bimbingan pengembangan dan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan/kredit
program wilayah kota, bimbingan penyusunan rencana usaha agribisnis wilayah kota,
bimbingan pemberdayaan lembaga keuangan mikro pedesaan wilayah kota,
bimbingan dan pengawasan penyaluran, pemanfaatan dan kredit program wilayah
kota, pelaksanaan kebijakan penyebaran pengembangan peternakan wilayah kota,
pemantauan penyebaran ternak yang dilakukan swasta wilayah kota, pemantauan lalu
lintas ternak wilayah kota, bimbingan melaksanakan kebijakan penyebaran dan
pengembangan peternakan wilayah kota, bimbingan pemantauan dan penyebaran
ternak yang dilakukan swasta, bimbingan pelaksanaan penetapan penyebaran ternak
wilayah kota, bimbingan pelaksanaan penetapan penyebaran, registrasi dan
redistribusi ternak wilayah kota, bimbingan pelaksanaan identifikasi dan seleksi ternak
wilayah kota, bimbingan pelaksanaan identifikasi calon penggaduh wilayah kota,
bimbingan pelaksanaan seleksi lokasi, bimbingan pelaksanaan seleksi calon
penggaduh, pelaksanaan identifikasi lokasi terhadap penyebaran ternak, bimbingan
pelaksanaan sistem dan pola penyebaran ternak, bimbingan pelaksanaan evaluasi
pelaporan penyebaran dan pengembangan ternak, pemberian surat keterangan asal
hewan dan produk hewan, pemberian izin usaha alat angkut/transportasi produk
peternakan, penerapan dan pengawasan pelaksanaan pedoman kerjasama/kemitraan
usaha peternakan wilayah kota, bimbingan penerapan standar-standar teknis,
pembinaan mutu dan pengolahan hasil peternakan wilayah kota, bimbingan
pemantauan dan pengawasan lembaga sistem mutu produk peternakan dan hasil
bahan asal wilayah kota, bimbingan peningkatan mutu hasil peternakan dan hasil
bahan asal hewan wilayah kota, bimbingan pengelolaan unit pengolahan, alat
transportasi, unit penyimpanan hasil bahan asal hewan wilayah kota, promosi
komoditas peternakan wilayah kota, bimbingan analisis usaha tani dan pemasaran
hasil peternakan wilayah kota, bimbingan kelembagaan usaha tani, manajemen usaha
tani dan pencapaian pola kerjasama usaha tani wilayah Kota, bimbingan pelaksanaan
standardisasi teknis analisa usaha, pembinaan mutu dan pengolahan hasil serta
pemasaran, pembinaan mutu dan pengelolaan hasil produk olahan peternakan dan
keswan, bimbingan penerapan teknologi panen, pasca panen dan pengolahan hasil
peternakan wilayah kota, bimbingan pemantauan dan pemeriksaan hygiene dan
sanitasi lingkungan usaha peternakan wilayah kota, bimbingan dan pelaksanaan studi
amdal/UKL-UPL di bidang peternakan wilayah kota, bimbingan pelaksanaan amdal
wilayah kota, bimbingan penerapan teknologi panen, pasca panen dan pengolahan
hasil peternakan wilayah kota, bimbingan dan pelaksanaan studi amdal/UKL-UPL di
bidang peternakan wilayah kota, bimbingan pelaksanaan amdal wilayah kota,
bimbingan penerapan pedoman kerjasama/kemitraan usaha peternakan wilayah kota,
bimbingan penerapan pedoman, norma, standar sarana usaha wilayah kota,
bimbingan teknis pembangunan sarana fisik (bangunan), penyimpanan, pengolahan
dan pemasaran sarana produksi serta pemasaran hasil peternakan wilayah kota,
bimbingan penanganan panen, pasca panen dan pengolahan hasil peternakan
wilayah kota, perhitungan perkiraan kehilangan hasil budidaya peternakan wilayah
kota, bimbingan penerapan standar unit pengolahan, alat transportasi dan unit
penyimpanan dan kemasan hasil peternakan wilayah kota, penyebarluasan dan
pemantauan penerapan teknologi panen, pasca panen dan pengolahan hasil
peternakan wilayah kota, bimbingan penerapan teknologi panen, pasca panen dan
pengolahan hasil peternakan wilayah kota, bimbingan pemasaran hasil peternakan
wilayah kota, promosi komoditas peternakan wilayah kota, penyebarluasan informasi
pasar wilayah kota, penerapan sistem perstatistikan dan informasi peternakan wilayah
kota, pengumpulan, pengolahan dan analisis data peternakan wilayah kota, bimbingan
penerapan perstatistikan peternakan dan keswan wilayah kota, bimbingan penerapan
sistem informasi wilayah kota;

c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Budidaya ternak Ruminansia dan Non


98
Ruminansia.

Pasal 235
(1) Kepala Seksi Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
(kesmavet) mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang
Peternakan lingkup Keswan dan Kesmavet.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Keswan dan Kesmavet mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Keswan dan Kesmavet;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Keswan dan Kesmavet meliputi
Penerapan kebijakan alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan dan kesmavet
wilayah kota, identifikasi dan inventarisasi kebutuhan alat dan mesin peternakan dan
kesehatan hewan dan kesmavet, pengawasan penerapan standar mutu alat dan
mesin peternakan dan kesehatan hewan dan kesmavet wilayah kota, pengawasan
produksi, peredaran, penggunaan dan pengujian alat dan mesin peternakan dan
kesehatan hewan dan kesmavet wilayah kota, pembinaan dan pengembangan
pelayanan jasa alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan dan kesmavet
wilayah kota, analisis teknis, ekonomis dan sosial budaya alat dan mesin peternakan
dan kesehatan hewan sesuai kebutuhan lokalita wilayah kota, bimbingan penggunaan
dan pemeliharaan alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan dan kesmavet
wilayah kota, pembinaan dan pengembangan bengkel/pengrajin alat dan mesin
peternakan dan kesehatan hewan dan kesmavet kota, pelaksanaan temuan-temuan
teknologi baru di bidang peternakan dan kesehatan hewan dan kesmavet wilayah
kota, pelaksanaan kajian, pengenalan dan pengembangan teknologi tepat guna
bidang peternakan dan kesehatan hewan dan kesmavet wilayah kota, pelaksanaan
kerjasama dengan lembaga-lembaga teknologi peternakan dan kesehatan hewan dan
kesmavet kota, bimbingan pemanfaatan air untuk usaha peternakan, kesehatan
hewan dan kesmavet wilayah kota, bimbingan penerapan teknologi optimalisasi
pengelolaan pemanfaatan air untuk usaha peternakan, kesehatan hewan dan
kesmavet, penerapan kebijakan obat hewan wilayah kota, identifikasi dan inventarisasi
kebutuhan obat hewan wilayah kota, penerapan standar mutu obat hewan wilayah
kota, pengawasan peredaran dan penggunaan obat hewan tingkat depo, toko, kios
dan pengecer obat hewan wilayah kota, bimbingan pemakaian obat hewan di tingkat
peternak, bimbingan peredaran obat hewan tingkat depo, toko, kios dan pengecer
obat hewan wilayah kota, pemeriksaan, pengadaan, penyimpanan, pemakaian dan
peredaran obat hewan wilayah kota, pelaksanaan pemeriksaan penanggung jawab
wilayah kota, bimbingan penyimpanan dan pemakaian obat hewan, pelaksanaan
penerbitan perizinan bidang obat hewan wilayah kota, pelaksanaan penerbitan
penyimpanan mutu dan perubahan bentuk obat hewan wilayah kota, bimbingan
pelaksanaan pemeriksaan bahan produk asal hewan dari residu obat hewan (daging,
telur dan susu) wilayah kota, bimbingan pemakaian, penyimpanan, penggunaan
sediaan vaksin, sera dan bahan diagnostik biologis untuk hewan wilayah kota,
bimbingan pelaksanaan pemeriksaan sediaan premik wilayah kota, bimbingan
pelaksanaan pendaftaran obat hewan tradisional/pabrikan wilayah kota, bimbingan
kelembagaan/Asosiasi bidang Obat Hewan (ASOHI) wilayah kota, penerapan
kebijakan dan pedoman keswan, kesmavet dan kesejahteraan hewan wilayah kota,
pembinaan dan pengawasan praktek hygiene-sanitasi pada produsen dan tempat
penjajaan PAH, monitoring penerapan persyaratan hygiene-sanitasi pada unit usaha
PAH yang mendapat NKV, pengawasan lalu lintas produk ternak dari/ke wilayah kota,
bimbingan dan penerapan kesejahteraan hewan, bimbingan pembangunan dan
pengelolaan pasar hewan dan unit-unit pelayanan keswan wilayah kota, bimbingan
pemantauan dan pengawasan pembangunan dan operasional pasar hewan dan unit-
unit pelayanan keswan wilayah kota, pengamatan, penyidikan dan pemetaan penyakit
hewan wilayah kota, pengawasan kesehatan masyarakat veteriner, penerapan dan
pengawasan norma, standar teknis pelayanan keswan, kesmavet serta kesejahteraan
hewan wilayah kota, pengawasan urusan kesejahteraan hewan, bimbingan
pembangunan dan pengelolaan laboratorium keswan dan laboratorium kesmavet
wilayah kota, penanggulangan wabah dan penyakit hewan menular wilayah kota,
pemantauan dan pengawasan pelaksanaan penanggulangan wabah dan penyakit
hewan menular wilayah kota, pencegahan penyakit hewan menular wilayah kota,
penutupan dan pembukaan kembali status daerah wabah kota, pengaturan dan
pengawasan pelaksanaan pelarangan pemasukan hewan, bahan asal hewan ke/dari
wilayah Indonesia antar provinsi di wilayah kota, bimbingan penerapan dan standar

99
teknis minimal RPH/RPU, keamanan dan mutu produk hewan, laboratorium kesmavet,
satuan pelayanan peternakan terpadu, rumah sakit hewan dan pelayanan keswan,
Pengawasan lalu lintas ternak, produk ternak dan hewan kesayangan dari/ke wilayah
kota, bimbingan pelaksanaan unit pelayanan keswan (pos keswan, praktek dokter
hewan mandiri, klinik hewan), bimbingan dan pelaksanaan pengamatan, pemetaan,
pencatatan kejadian dan penanggulangan penyakit hewan, bimbingan pelaksanaan
penyidikan epidemiologi penyakit hewan, bimbingan pelayanan kesehatan hewan
pada lembaga-lembaga maupun perorangan yang mendapat ijin konservasi satwa liar,
bimbingan dan pengawasan pelayanan keswan, kesmavet di RPH, tempat
pemotongan hewan sementara, tempat pemotongan hewan darurat dan usaha susu,
bimbingan pengaturan pelayanan kesehatan hewan pada lalu lintas tata niaga hewan
(hewan besar, sedang dan kecil), bimbingan pelaksanaan sosialisasi dan surveilance
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), bimbingan pelaksanaan standarisasi
jagal hewan, bimbingan pelaksanaan pelaporan dan pendataan penyakit
individual/menular yang mewabah, bimbingan pelaksanaan penutupan wilayah pada
penyakit hewan yang menular yang mewabah, bimbingan pelaksanaan pemeriksaan
peredaran produk pangan asal hewan dan pengolahan produk pangan asal hewan,
bimbingan pelaksanaan dan pengawasan larangan pemotongan ternak betina
produktif, bimbingan pelaksanaan pemantauan penyakit zoonosis, bimbingan
pelaksaaan peredaran produk pangan asal hewan dan produk hewani non pangan,
bimbingan pengamatan dan penyidikan epidemiologi penyakit hewan parasit, bakteri,
virus dan penyakit hewan lainnya, penutupan dan pembukaan kembali wilayah
penyakit hewan menular skala kota, bimbingan penerapan norma, standar teknis
pelayanan keswan, kesmavet serta kesejahteraan hewan wilayah kota, bimbingan dan
pengawasan urusan kesejahteraan hewan, sertifikasi keswan yang keluar/masuk
wilayah kota, sertifikasi kesehatan bahan asal hewan yang keluar/masuk wilayah kota,
pelaksanaan pelayanan medik/paramedik veteriner di kota, pelaporan pelayanan
medik/paramedik veteriner dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit hewan
menular/non menular, penyakit individual, penyakit parasiter, virus, bakteri, penyakit
reproduksi dan gangguan reproduksi, bimbingan pengamatan dan penyidikan
epidemiologi penyakit hewan parasit, bakteri, virus dan penyakit hewan lainnya,
bimbingan penerapan norma, standar teknis pelayanan kesehatan hewan, sertifikasi
kesehatan hewan yang keluar/masuk wilayah kota, pemberian izin rumah sakit
hewan/pasar hewan, pemberian izin praktek dokter hewan, pemberian izin
laboratorium keswan dan laboratorium kesmavet, pemberian izin usaha RPH/RPU,
pemberian izin pengadaan dan peredaran alat dan mesin peternakan dan keswan
wilayah kota, pengembangan alat dan mesin peternakan dan keswan sesuai standar
wilayah kota, pemberian izin usaha obat hewan di tingkat depo, toko, kios dan
pengecer obat hewan, poultry shop dan pet shop wilayah kota, bimbingan dan
pemantauan ternak bibit asal impor wilayah kota, pemberian surat keterangan
asal/kesehatan bahan asal ternak dan hasil bahan asal ternak, pemberian
rekomendasi instalasi karantina hewan di wilayah kota, pembinaan izin usaha
budidaya hewan kesayangan kota, bimbingan standar teknis unit usaha produk
pangan asal hewan wilayah kota, bimbingan pelaksanaan penerapan NKV wilayah
kota, pembinaan mutu dan pengelolaan hasil produk olahan peternakan dan keswan,
bimbingan pemantauan dan pemeriksaan hygiene dan sanitasi lingkungan usaha
peternakan wilayah kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Keswan dan Kesmavet.

Paragraf 4
Bidang Pengelolaan Lahan dan Pengelolaan Hasil Pertanian
Pasal 236
(1) Kepala Bidang Pengelolaan Lahan dan Pengelolaan Hasil Pertanian mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pertanian lingkup Pengelolaan Lahan
dan Pengelolaan Hasil Pertanian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pengelolaan Lahan dan Pengelolaan Hasil Pertanian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pengelolaan Lahan dan
Pengelolaan Hasil Pertanian;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pengelolaan Lahan dan Pengelolaan Hasil
Pertanian;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pengelolaan

100
lahan dan Pengelolaan Hasil Pertanian lingkup Pengelolaan Lahan dan Air,
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian;
d. Pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup Pengelolaan
Lahan dan Pengolahan Hasil Pertanian;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pengelolaan Lahan dan
Pengolahan Hasil Pertanian; dan
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan
saran dan pertimbangan lingkup Pengelolaan Lahan dan Pengolahan Hasil Pertanian.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pengelolaan Lahan dan Pengolahan Hasil Pertanian membawahi
2 (dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air;
b. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
Pasal 237
(1) Kepala Seksi Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pengelolaan Lahan dan Pengelolaan Hasil Pertanian lingkup
Pengelolaan Lahan dan Air.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengelolaan Lahan dan Air;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengelolaan Lahan dan Air yang
meliputi pembangunan dan rehabilitasi serta pemeliharaan jalan produksi dan jalan
usaha tani; bimbingan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan
pengendalian lahan pertanian; pemetaan potensi dan pengelolaan lahan pertanian;
bimbingan penerapan teknologi optimalisasi pengelolaan dan pengembangan lahan
untuk usaha tani; pembangunan dan rehabilitasi pemeliharaan jaringan irigasi di
tingkat usaha tani; bimbingan dan pengawasan pemanfaatan dan pemeliharaan
jaringan irigasi, bimbingan dan pengawasan pemanfaatan sumber-sumber air dan air
irigasi, bimbingan pengembangan dan pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai
Air (P3A) dan Perkumpulan Petani Pemakai Air Tanah (P3AT), bimbingan dan
pelaksanaan konservasi air irigasi; bimbingan penerapan teknologi optimalisasi
pengelolaan air untuk usaha tani;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengelolaan Lahan dan Air.

Pasal 238
(1) Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengelolaan Lahan dan Pengolahan Hasil
Pertanian lingkup Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian yang meliputi bimbingan penanganan panen, pasca panen dan pengolahan
hasil pertanian wilayah kota; bimbingan peningkatan mutu hasil pertanian wilayah kota;
penghitungan perkiraan kehilangan hasil pertanian wilayah kota; bimbingan penerapan
standar unit pengolahan, alat transportasi, unit penyimpanan dan kemasan hasil
pertanian wilayah kota; bimbingan penyebarluasan dan pemantauan penerapan
teknologi panen, pasca panen dan pengolahan hasil pertanian wilayah kota; bimbingan
penerapan teknologi panen, pasca panen dan pengolahan hasil pertanian wilayah kota;
bimbingan pemasaran hasil pertanian wilayah kota; promosi komoditas pertanian
wilayah kota; bimbingan peningkatan mutu hasil pertanian wilayah kota;
penyebarluasan informasi pasar wilayah kota dan pengawasan harga komoditas
pertanian wilayah kota;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian.

101
Paragraf 5
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
Pasal 239
(1) Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pertanian lingkup Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pertanian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan lingkup Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pertanian;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian;
d. pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lingkup
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pertanian;
f. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas serta memberikan saran
dan pertimbangan lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian membawahi 2
(dua) Seksi yang meliputi :
a. Seksi Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian;
b. Seksi Penyuluhan Pertanian.
Pasal 240
(1) Kepala Seksi Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pertanian lingkup Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup Pengembangan Pendidikan dan
Pelatihan Pertanian yang meliputi fasilitasi penyelenggaraan program pendidikan dan
pelatihan standarisasi sektor pertanian sesuai kebutuhan di kota; perumusan bahan
penetapan kebijakan SDM pertanian tingkat kota, penerapan persyaratan jabatan
institusi pertanian di wilayah kota; perencanaan, pengembangan, usulan mutasi
jabatan fungsional (rumpun ilmu hayat dan non rumpun ilmu hayat) di wilayah kota,
penyiapan tenaga didik/peserta pendidikan keahlian dan keterampilan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan
Pertanian.
Pasal 241
(1) Kepala Seksi Penyuluhan Pertanian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian lingkup
Penyuluhan Pertanian.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi
Penyuluhan Pertanian mempunyai fungsi :
a. pengumpulan data lingkup Penyuluhan Pertanian;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan lingkup penyuluhan pertanian yang meliputi
fasilitasi penyebaran dokumentasi dan informasi standarisasi sektor pertanian di kota,
fasilitasi pelaksanaan program pemasyarakatan standarisasi di kota; penerapan
kebijakan dan pedoman penyuluhan pertanian; pembinaan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian wilayah kelurahan, kecamatan dan kota; penetapan
kelembagaan penyuluhan pertanian di kota sesuai norma dan standar; penerapan
persyaratan sertifikasi dan akreditasi jabatan penyuluh pertanian; penerapan standar
dan prosedur sistem kerja penyuluhan pertanian; perencanaan penyuluhan pertanian
di tingkat kelurahan, kecamatan dan kota; penyelenggaraan penyuluhan pertanian di
tingkat kota; bimbingan, pendampingan dan pengawasan penerapan teknologi hasil
penelitian dan pengkajian;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Penyuluhan Pertanian.

102
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 242
Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, semua Peraturan Pelaksanaan yang telah ada
yang mengatur tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kota Pangkalpinang dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 243
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya, akan diatur dengan Keputusan Walikota.
Pasal 244
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Pangkalpinang.

Ditetapkan di Pangkalpinang
pada tanggal 5 Maret 2010

WALIKOTA PANGKALPINANG,

H. ZULKARNAIN KARIM

Diundangkan di Pangkalpinang
pada tanggal 5 Maret 2010
SEKRETARIS DAERAH KOTA,

H. HARDI

BERITA DAERAH KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2010 NOMOR 12

103

Anda mungkin juga menyukai