Anda di halaman 1dari 14

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA KELAS X DPIB 1


DI SMK NEGERI 2 CIAMIS

Ari Hariyanti
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
FKIP Universitas Galuh Ciamis
Arihariyanti82@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah


langkah-langkah model PBL (Problem Based Learning) dalam pembelajaran menulis teks
prosedur pada siswa kelas X DPIB 1 SMK Negeri 2 Ciamis 2) Bagaimanakah peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur setelah digunakan model PBL (Problem
Based Learning) pada siswa kelas X DPIB1 SMK Negeri 2 Ciamis ?Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, teknik dan instrumen pengumpulan datanya
meliputi teknik observasi, teknik pembelajaran, dan teknik test. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisis dan hasilnya dideskripsikan. Setelah dilakukan penelitian maka
diperoleh simpulan sebagai berikut : (1) Langkah-langkah penggunaan model Problem Based
Learning (PBL) dalam pembelajaran menulis teks prosedur adalah sebagai berikut
(Mengamati) (a) Guru menugasi siswa untuk membaca Teks Prosedur (b) Siswa membaca
teks prosedur; (Menanya) (a) Guru menugasi siswa untuk mengidentifikasi informasi yang
terdapat dalam teks prosedur kompleks (b) Siswa mengidentifikasi informasi yang terdapat
pada teks prosedur komples (c) Guru menugasi siswa menganalisis pernyataan umum yang
terdapat pada teks prosedur (d) Siswa menganalisis pernyataan umum yang terdapat pada teks
prosedur kompleks (e) Guru menugasi siswa untuk menganalisis tahapan-tahapan yang
terdapat pada teks prosedur (f) Guru mengawasi siswa saat proses pembelajara;
(Mengumpulkan informasi); (a) Siswa berdiskusi mengenai informasi yang terdapat pada
teks prosedur (b) Siswa berdiskusi mengenai pernyataan umum yang terdapat pada teks
prosedur; (Menalar) (a) Siswa mengemukakan hasil diskusi atau pemahaman mengenai
informasi, pernyataan umum serta tahapan-tahan yang terdapat pada teks prosedur kompleks;
(b) Siswa mengemukakan pemahaman yang diperoleh mengenai informasi, pernyataan umum
(Mengkomunikasikan); (a) Siswa menyampaikan hasil diskusi tentang mengenai informasi,
pernyataan umum serta tahapan-tahan yang terdapat pada teks prosedur kompleks; (b) Guru
dan siswa mengapresiasi hasil kerja siswa baik melalui lisan maupun tulisan dapat dilihat dari
1) Menentukan tema yang akan dijadikan bahan menulis teks prosedur; 2) Menulis teks
prosedur dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan sesuai dengan bidang pekerjannya.
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya perolehan nilai siswa pada siklus I dengan rata-rata
adalah 66,94 , sedangkan pada siklus II adalah 83,89. Selisih perolehan nilai pada siklus I
dan siklus II adalah 16,5. Pencapaian kemampuan pada siklus II mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus I

Kata kunci: Menulis Teks Prosedur, Problem Based Learning (PBL)

PENDAHULUAN sehari-hari oleh manusia untuk saling


berkomunikasi. Untuk memahami suatu
Bahasa merupakan alat komunikasi yang tuturan dibutuhkan keterampilan.
penting bagi manusia. Tanpa bahasa, Keterampilan berbahasa dibagi
manusia tidak dapat menyampaikan suatu menjadi empat, yaitu keterampilan
tuturan. Bahasa digunakan dalam kegiatan berbicara, keterampilan menulis,

1|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
keterampilan membaca, dan keterampilan keterampilan menulis adalah dengan
menyimak. Empat keterampilan tersebut, menerapkan model pembelajaran yang
keterampilan menulis merupakan sesuai dalam pembelajaran menulis.
keterampilan yang sulit. Keterampilan Kecenderungan pembelajaran
menulis merupakan keterampilan yang yang kurang menarik merupakan hal yang
menghasilkan sebuah tulisan. Keterampilan wajar dan sering dialami oleh guru yang
menulis menuntut penulisnya untuk kreatif tidak memahami kebutuhan dari siswa
dalam penyampaian informasinya. tersebut baik karakteristik maupun
Permasalahan tersebut harus diperhatikan pengembangan ilmu. Dalam hal ini peran
karena kemampuan menulis teks prosedur guru sebagai pengembang ilmu sangat besar
kompleks sangat berperan dalam untuk melaksanakan pembelajaran yang
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. tepat dan efisien bagi peserta didik.
Oleh karena itu, guru sebagai salah satu Pembelajaran yang baik dapat ditinjau dari
komponen sentral dalam proses suasana kelas yang kondusif dan hubungan
pembelajaran agar proses belajar mengajar komunikasi antara siswa dan guru yang baik.
dapat berhasil dengan baik. Upaya untuk Peran guru dalam mengajar yang amat
membantu siswa mengatasi rendahnya dominan kalua kita amati di kelas. Guru
kemampuan menulis teks prosedur menjadi penguasa kelas. Ceramah menjadi
kompleks, salah satunya ditempuh dengan pilihan utama untuk mengajarkan materi.
cara meningkatkan penggunaan model Akibatnya, situasi kelas menjadi tidak
pembelajaran. Kegiatan menulis teks produktif karena guru menjadi satu-satunya
prosedur kompleks dapat dilakukan dengan sumber pengetahuan yang mampu mengolah
baik jika ada perasaan tertarik dari siswa kelas menjadi lebih aktif.
terhadap kegiatan menulis tersebut. Menurut Permasalahan tersebut harus
Daryanto (2013:7) berpendapat bahwa diperhatikan karena kemampuan menulis
“proses pembelajaran merupakan proses teks prosedur kompleks sangat berperan
komunikasi dan berlangsung dalam suatu dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra
sistem pembelajaran”. Oleh karena itu, Indonesia. Oleh karena itu, guru sebagai
model pembelajaran menempati posisi yang salah satu komponen sentral dalam proses
penting dalam proses pembelajaran karena pembelajaran agar proses belajar mengajar
sebagai salah satu komponen sistem dapat berhasil dengan baik. Upaya untuk
pembelajaran. Tanpa model , komunikasi membantu siswa mengatasi rendahnya
tidak akan terjadi dan proses pembelajaran kemampuan menulis teks prosedur
sebagai proses komunikasi juga tidak akan kompleks, salah satunya ditempuh dengan
bisa berlangsung secara optimal. cara meningkatkan penggunaan model
Model pembelajaran digunakan untuk pembelajaran. Kegiatan menulis teks
meningkatkan kemampuan peserta didik prosedur kompleks dapat dilakukan dengan
dalam kegiatan menulis teks prosedur. baik jika ada perasaan tertarik dari siswa
Model merupakan suatu alat yang terhadap kegiatan menulis tersebut. Menurut
digunakan untuk menyampaikan informasi Daryanto (2013:7) berpendapat bahwa
dari suatu sumber ke penerimanya. “proses pembelajaran merupakan proses
Penggunaan model dalam Prestasi siswa di komunikasi dan berlangsung dalam suatu
sekolah juga sering diindikasikan dengan sistem pembelajaran”. Oleh karena itu,
permasalahan belajar siswa tersebut dalam model pembelajaran menempati posisi yang
memahami materi. Indikasi ini penting dalam proses pembelajaran karena
dimungkinkan karena faktor belajar siswa sebagai salah satu komponen sistem
yang kurang efektif, sehingga siswa sendiri pembelajaran. Tanpa model , komunikasi
kurang termotivasi di dalam mengikuti tidak akan terjadi dan proses pembelajaran
pembelajaran di kelas.Kondisi semacam ini sebagai proses komunikasi juga tidak akan
dialami juga oleh siswa di sekolah. Salah bisa berlangsung secara optimal
satu upaya guru untuk meningkatkan serta Hasil dari setiap siklus akan sangat
mendukung kemampuan siswa dalam menentukan apabila hasil dari siklus 1

2|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2020
kompetensi yang diharapkan belum tercapai,
maka akan dilanjutkan pada siklus Ihwal Menulis
berikutnya, hal ini akan berlangsung Kemajuan teknologi tidak mengurangi
sebelum penelitian dikatakan berhasil. peranan tulisan bahkan sebaliknya fungsi
Orientasi penelitian Tindakan Kelas ini keduanya saling menguatkan. Melalui
dilakukan melalui kegiatan sehari-hari tulisan kita dapat melestraikan,
dimana peneliti berkolaborasi dengan guru menciptakan, dan mengomunikasikan
kelas X SMK NEGERI 2 Ciamis. sesuatu kepada orang lain melalui tulisan itu
.Berdasarkan data sekunder yang peneliti sendri atau media elektronik. Keterampilan
peroleh bahwa nilai rata-rat untuk mata menulis merupakan salah satu dari empat
pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis keterampilan berbahasa. Dari ketiga
teks prosedur hanya 70 dari nilai KKM keterampilan berbahasa tersebut menulis
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang tidak kalah pentingnya, karena banyak hal-
seharusnya 75. Dari data tersebut maka hal yang diciptakan melalui menulis.
ditetapkan bahwa penelitian dilakukan di Menulis dikatakan suatu aktivitas berbahasa,
kelas X DPIB1 dalam mata pelajaran Bahasa tidak akan pernah tuntas dibahas,
Indonesia materi menulis teks prosedur KD dikarenakan begitu rumit dan bervariasinya
4.20 “Mengembangkan teks prosedur konsep dan terapannya. Menulis merupakan
berkaitana dengan bidang pekerjaan dengan sebuah proses penting dalam kehidupan
memperhatikan hasil analisis isi, struktur dewasa ini, karena menunjang
dan kebahasaan” profesionalisme, juga merupakan refleksi
Berdasarkan kenyataan tersebut, dari kesadaran berbahasa dan kemampuan
diperlukan suatu upaya untuk mengatasi berkomukasi sebagai makhluk sosial yang
masalah-masalah yang muncul dalam memiliki kompetensi.
pembelajaran menulis teks pantun. Pembelajaran menulis berawal dari
Penyebab dari masalah tersebut salah sebuah kebiasaan yang digunakan dalam
satunya adalah faktor penggunaan model berkomunikasi secara tidak langsung yang
pembelajaran yang kurang tepat dan bersifat produktif dan ekspresif. Tarigan
rendahnya kemampuan siswa untuk menulis (2013:3) mengemukakan bahwa “Menulis
puntun. Untuk mendapatkan model merupakan suatu keterampilan berbahasa
pembelajaran yang sesuai dengan yang dipergunakan untuk berkomunikasi
pemenuhan kebutuhan belajar maka perlu secara tidak langsung, tidak secara tatap
dirancang pemanfaatan model yang efektif muka dengan orang lain. Menulis
yang mengandung pesan dan informasi merupakan suatu kegiatan yang produktif
kepada siswa. Hal tersebut sesuai dengan dan ekspresif”.
pendapat Arsyad (2002:81) bahwa: Keterampilan menulis dapat kita
Media,model itu disiapkan untuk peroleh dengan cara menyerap berbagai
memenuhi kebutuhan belajar dan informasi dari kegiatan menyimak dan
kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif membaca dengan menuangkan gagasan ke
berpartisipasi dalam proses belajar dalam bentuk tulisan. Menulis bukan hanya
mengajar. Oleh karena itu, perlu dirancang menuangkan salah satu gagasan tetapi
dan dikembangkan lingkungan pembelajaran mengolah pikiran, rasa dalam berkomunikasi
yang interaktif yang dapat menjawab dan lewat tulisan. Hal ini sejalan dengan
memenuhi kebutuhan belajar perorangan pendapat Kusmayadi (2007 :3)
dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran mengemukakan bahwa:
dengan medianya yang efektif guna Menulis adalah mengolah pikiran,
menjamin terjadinya pembelajaran. mengasah rasa, dan mengomunikasikan hasil
Sehubungan dengan hal itu, dalam pemikiran dan pengasahan ini dalam bentuk
penelitian ini upaya yang akan dilakukan tulisan/karangan. Menulis juga dapat
peneliti adalah memperbaiki proses dikatakan kegiatan mengungkapkan atau
pembelajaran menulis teks prosedur pada melahirkan pikiran dan perasaan lewat
kelas X DPIB 1 dengan menggunakan tulisan.Untuk dapat memikirkan dan
model Problem Based Learning (PBL). merasakan suatu topic atau masalah tentunya

3|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
harus diawali dengan masukan informasi atau jawaban yang diharapkan oleh
yang diperoleh dari kegiatan mendengarkan penulis akan diperoleh dari pembaca.
dan membaca. Sejalan dengan pendapat Tarigan
Menulis merupakan kegiatan yang (2013:24)mengungkapkan pendapatnya
bersifat produktif kreatif dalam menuangkan tentang macam-macam tujuan menulis
gagasan, mengolah rasa dan sebagai berikut.
mengembangkan daya cipta dalam bentuk a) Tulisan yang bertujuan untuk
tulisan sehingga melahirkan karya dengan memberitahukan atau mengajar disebut
bahasa yang indah. wacana informative (informatife
Menulis merupakan kegiatan yang discourse).
bersifat produktif kreatif dalam menuangkan b) Tulisan yang bertujuan untuk
gagasan, mengolah rasa dan meyakinkan atau mendesak disebut
mengembangkan daya cipta dalam bentuk wacana persuasif (persuasive
tulisan sehingga melahirkan karya dengan discourse).
bahasa yang indah. c) Tulisan yang bertujuan untuk
menghibur dan menyenangkan atau
2.1.1 Tujuan Menulis
yang mengandung tujuan estetik
disebut tulisan literer (wacana
Keterampilan menulis dilakukan
kesastraan atau literary discourse).
dengan tujuan yang ingin dicapai setiap
d) Tulisan yang mengekspresikan
penulis. Setiap penulis dalam
perasaan dan emosi yang kuat atau
menghasilkan karyanya memiliki tujuan
berapi-api disebut wacana ekspresif
yang beragam. Salah satunya untuk
(expressive discourse).
memecahakan permasalahan atau
problematika. Seperti yang
Berdasarkan uraian di atas,
dikemukakan Suherli (2014:19)
tujuan menulis untuk memberikan
bahwa:
kesenangan, menghibur pembaca
Tujuan menulis adalah untuk
dalam bentuk tulisan yang
memecahkan masalah dengan
mengandung nilai estetik pada
menyajikan paparan yang dapat
bidang kesusastraan.
dipahami pembaca dengan
menggunakan alur berfikir ilmiah. Pada
2.1.2 Manfaat Menulis
tulisan ini penulis menjelaskan,
Menulis dapat memberikan
menjernihkan masalah serta menjelajahi
manfaat positif berupa kesehatan
dan meneliti secara cermat pikiran-
fisik dan batin. Ketika semua itu
pikiran dan gagasan-gagasan dan bukti
diungkapkan niscaya perasaan yang
empiris dan logis agar dipahami dan
selama ini digelayuti oleh
diterima oleh pikiran pembaca
pengalaman akan menjadi bebas dan
terbuka. Menurut pennebaker dalam
Tarigan (2013:24) mengemukakan
Kusmayadi (2007:14)
bahwa “Bagi penulis yang belum
mengemukakan kegiatan menulis
berpengalaman sebaiknya
sedikitnya memiliki lima manfaat,
memperhatikan kategori berikut.
yakni:
1) Memberitahukan atau mengajar;
1) Menulis menjernihkan
2) meyakinkan atau
pikiran;
mendesak;
2) menulis mengatasi trauma;
3) menghibur atau
3) menulis membantu
menyenangkan;
mendapatkan dan
4) mengutarakan/mengekspresikan
mengingat informasi baru;
perasaan emosi yang berapi-api;.
4) menulis membantu
Sejalan dengan teori tersebut,
memecahkan masalah;
tujuan menulis merupakan responsi

4|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2020
5) menulis bebas dimaksud tujuan disini adalah hasil akhir
membantu kita ketika yang akan dicapai. Adapaun langkah-
kita terpakasa harus langkah adalah cara yang ditempuh agar
menulis. tujuan itu tercapai”. Begitu pula menurut
(Harsiati, dkk 2017:116) “struktur teks
Fatima Mernissi dan prosedur terdiri dari: judul, tujuan,
Pannebaker dalam kusmayadi bahan dan alat, dan langkah-langkah”.
(2007:15) mengemukakan lima .
manfaat lain dalam menulis, sebagai
berikut. 3.1.1 Ciri-ciri Teks Prosedur
1) Menulis sebagai media Penulisan teks prosedur harus
dakwah; menggunakan kata-kata yang sesuai dengan
2) menulis dapat mengubah tahapan-tahapan teks prosedur, dimana kata
sesuatu terjadi; yang digunakan sesuai dengan kalimat
3) menulis dapat menambah sehingga kata-kata yang digunakan harus
penghasilan; sesuai dengan ciri-ciri teks prosedur, maka
4) menulis menunjang karir; ciri-ciri teks prosedur adalah
5) mulisan warisan tak
ternilai harganya. 1) Menggunakan kalimat perintah
(Imperatif);
Berdasarkan teori tersebut, 2) menggunakan kata kerja aktif;
maka manfaat penulisan dapat 3) menggunakan kata penghubung
disimpulkan bahwa menulis dapat (konjungsi) untuk mengurutkan
memecahkan masalah, media langkah-langkahnya;
dakwah dan menambah penghasilan.
. 3.1.2 Contoh Teks Prosedur
Dalam pembuatan teks prosedur
Ihwal Teks Prosedur apapun yanga ada dalam suatu imajinasi kita
2.1.3 Pengertian Teks Prosedur dapat dipakai dalam pembuatan teks
Teks adalah bentuk verbal dari bahasa prosedur, tetapi pembuatan teks prosedur
sehingga dapat menuangkan karangan tersebut harus sesuai dengan tahapan-
setelah membaca, mengungkapkan tahapan yang tertuang dari pengertian teks
kembali pembicaraan yang telah prosedur, berikut adalahcontoh dari teks
berlangsung maupun membuat prosedur
kesimpulan dari hasil menyimak yang 1. Bahan-bahan yang diperlukan
kemudian dituangkan dalam bentuk untuk membuat Sop Buah
tulisan Maryanto, dkk (2014:36) a. Macam-macam buah-buahan
menyatakan bahwa “Teks prosedur seperti (apel, papaya, alpukat,
adalah teks yang berisi langkah-langkah rambutan dan lain sebagainya sesuai
atau tahap yang harus ditempuh untuk dengan selera masing-masing);
mencapai tujuan”. b. gula pasir;
3 Berdasarkan dari segi isinya, c. susu kental manis;
“ciri-ciri teks prosedur di antaranya d. es batu serut;
sebagai berikut: (a)Panduan langkah- e. kelapa muda;
langkah yang harus dilakukan; (b) f. selasih;
Aturan atau batasan dalam hal g. air bersih;
bahan/kegiatan dalam melakukan h. rempah-rempah.
kegiatan; (c) Isi kegiatan yang dilakukan 2. Cara Membuat Sop Buah
secara urut” (Harsiati, dkk,2017:88).
a. Potong buah-buahan yang telah
Menurut Maryanto, dkk (2014:39) “Teks
anda pilih dengan bentuk
prosedur ditata dengan struktur teks
tujuan, langkah-langkah. Yang
menyerupai dadu, atau kotak-
kotak;

5|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
b. haluskan salah satu jenis buah b. (menanya, memunculkan
yang anda sukai, bisa ditumbuk masalah) Guru mendorong siswa
atau diblender; untuk merumuskan suatu
c. setelah itu siapkan sebuah wadah masalah terkait dengan fenomena
yang besar, sekiranya cukup yang diamatinya. Masalah itu
untuk menampung buah yang dirumuskan berupa pertanyaan
telah kita haluskan tadi; yang bersifat problematis.
d. masukkan buah yang telah kita c. (menalar, mengumpulkan data)
potong-potong kedalam wadah Guru mendorong siswa untuk
bersama buah yang telah kita mengumpulkan informasi (data)
haluskan tadi; dalam rangka penyelesaian
e. tambahkan susu manis dan masalah, baik secara individu
kelapa muda kedalam wadah ataupun berkelompok, dengan
yang tadi; membaca berbagai referensi,
f. kemudian tambahkan sedikit air; pengamatan lapangan,
g. Terakhir tambahkan selasih dan wawancara dan sebagainya.
es serut yang telah kita siapkan d. (mengasosiasi, merumuskan
sebelumnya; jawaban) Guru meminta siswa
h. sop buah telah siap disajikan. untuk melakukan analisis data
dan merumuskan jawaban
. terkait dengan masalah yang
Model Problem Based Learning (PBL) mereka ajukan sebelumnya.
1.3.1 Pengertian Model Problem Based e. (mengkomunikasikan) Guru
Learning (PBL) memfasilitasi siswa untuk
Model Pembelajaran Berbasis mempresentasikan jawaban atas
Masalah PBL (Problem Based Learning) permasalahan yang mereka
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah rumuskan sebelumnya. Guru juga
PBL (Problem Based Learning), yang membantu siswa melakukan
selanjutnya disingkat PBL merupakan refleksi atau evaluasi terhadap
pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses pemecahan masalah yang
proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran dilakukan
ini membantu siswa untuk memproses Dengan demikian, dapat
informasi yang sudah jadi dalam benaknya disimpulkan bahwa media pembelajaran
dan menyusun pengetahuan mereka sendiri merupakan alat yang menjadi bagian dari
tentang dunia sosial dan sekitarnya. sistem pembelajaran untuk menyalurkan
(Ratuman, 2002:123) berpendapat bahwa pesan pada proses pembelajaran.
“Pembelajaran ini cocok untuk C. . Manfaat Model Pembelajaran
mengembangkan pengetahuan dasar maupun PBL (Problem Based Learning)
kompleks” Manfaat model pembelajaran
1.3.2 Langkah-Langkah Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ini
PBL ( Problem Based Learning) dikembangkan agar pembelajaran
Sintak atau langkah-langkah model lebih menjadi optimal. Beberapa
PBL telah dirumuskan secara beragam manfaat khusus pembelajaran
oleh be berapa ahli pembelajaran pemecahan masalah ini , yaitu
a. (mengamati, mengorientasikan sebagai berikut:
siswa terhadap masalah) Guru Mengembangkan sikap keterampilan
meminta siswa untuk melakukan peserta didik dalam memecahkan
kegiatan pengamatan terhdap permasalahan Sejalan dengan
phenomena tertentu, terkait karakteristik diatas, model PBL
dipandang sebagai sebuah model
dengan KD yang akan di
pembelajaran yang memiliki banyak
kembangkan. keunggulan. Keunggulan tersebut
diungkapkan Kemendikbud (2013b)

6|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2020
dalam Abidin (2014:161) yaitu sebagai tindakan (action research) yang
berikut: dilakukan oleh guru yang
a. Dengan model PBL (Problem sekaligus sebagai peneliti di
Based Learning) akan terjadi kelasnya atau bersama-sama
pembelajaran bermakna. Siswa
dengan orang lain (kolaborasi)
yang belajar memecahkan suatu
masalah akan menerapkan dengan jalan merancang,
pengetahuan yang dimilikinya atau melaksanakan, dan
berusaha mengetahui pengetahuan merefleksikan tindakan secara
yang diperlukan. Belajar dapat kolaboratif dan partisipatif yang
semakin bermakna dan dapat bertujuan untuk memperbaiki
diperluas ketika perserta didik atau meningkatkan mutu
berhadapan dengan situasi tempat (kualitas proses pembelajaran
konsep diterapkan. di kelasnya melalui suatu
b. Dalam situasi model PBL (Problem tindakan (treatment) tertentu
Based Learning), siswa
dalam suatu siklus.
mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam PTK ini dilakukan pada beberapa
konteks yang relevan. siklus sampai hasil belajar siswa mengalami
c. Model PBL (Problem Based peningkatan yang diharapkan oleh
Learning) dapat meningkatkan guru.Dalam setiap siklusnya terdapat
kemampuan berfikir kritis, beberapa tahapan yaitu perencanaan,
menumbuhkan inisiatif peserta didik tindakan, observasi, dan refleksi.Penelitian
dalam bekerja, motivasi internal ini dilaksanakan minimal dua siklus.Siklus
dalam belajar, dan dapat pertama dilakukan berdasarkan studi
mengembangkan hubungan
pendahuluan.Siklus kedua dilakukan
interpersonal dalam bekerja
kelompok. berdasarkan hasil refleksi siklus
Kekurangan dalam model pertama.Begitu seterusnya sampai masalah
Problem Based Learning menurut yang timbul bisa diatasi atau terdapat
Abidin (2014:163) adalah sebagai peningkatan hasil belajar yang signifikan
berikut: Teknik Penelitian
a. Siswa yang terbiasa dengan informasi Setelah diketahui adanya
yang diperoleh dari guru sebagai permasalahan dalam pembelajaran
narasumber utama, akan merasa menulis teks prosedurt, maka tindakan
kurang nyaman dengan cara belajar selanjutnya adalah merencanakan
sendiri dalam pemecahan masalah.
alternatif pemecahan, dalam hal ini
b. Jika siswa tidak mempunyai rasa
kepercayaan bahwa masalah yang adalah menulis teks prosedur dengan
dipelajari sulit untuk dipecahkan menggunakan model pembelajaran
makan mereka akan merasa enggan berbasis masalah. Kunandar (2012,
untuk memcoba masalah. hlm 97) menyebutkan pokok-pokok
c. Tanpa adanya pemahaman siswa kegiatan rencana PTK, sebagai
mengapa mereka berusaha untuk berikut:
memecahkan msalah yang sedang a. Identifikasi masalah dan
dipelajari maka mereka tidak akan penerapan alternatif
belajar apa yang ingin mereka pemecahan masalah;
pelajar
b. merencanakan pembelajaran
METODE yang akan diterapkan dalam
Penelitian ini menggunakan metode
proses pembelajaran;
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
c. menentukan pokok bahasan;
Kunandar (2012, hlm 44) memaparkan
d. mengembangkan skenario
bahwa
pembelajaran;
Penelitian Tindakan Kelas
e. menyusun LKS;
(PTK) dapat didefinisikan
f. menyiapkan sumber belajar;
sebagai suatu penelitian

7|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
g. mengembangkan format perencanaan tindakan berupa
evaluasi; perlakuan kepada
h. mengembangkan format siswa.Perlakuan tersebut berupa
observasi pembelajaran; pembelajaran menulis teks
i. melakukan simulasi prosedur dengan model
pelaksanaan tindakan. pembelajaran berbasis
Dari pokok-pokok kegiatan masalah.Di sini penguji
rencana PTK yang diungkapkan menggunakan dua siklus
oleh Kunandar, peneliti tindakan.Dalam pelaksanaannya,
mengambil beberapa pokok penguji menggunakan media
kegiatan untuk penelitian dalam uji coba model
ini.Berikut adalah kegiatan yang pembelajaran berbasis
akan dilakukan peneliti dalam masalah.Pada siklus pertama,
tahap perencanaan. diujicobakan dengan
a. Mengidentifikasi masalah dan menggunakan media tayangan
penerapan alternatif gambar dan pada siklus
pemecahan masalah; selanjutnya menggunakan media
b. merencanakan pembelajaran tayangan Indonesia Lawak Klub
yang akan diterapkan dalam (ILK).Setelah diketahui hasil dari
proses pembelajaran; tindakan yang diberikan dengan
c. menentukan pokok bahasan; dua siklus tersebut dapat dilihat
d. mengembangkan skenario adanya perubahan dan
pembelajaran; peningkatan nilai dalam
e. menyiapkan sumber belajar; penulisan teks prosedur siswa
f. mengembangkan format setelah diberikan tindakan pada
evaluasi; setiap siklusnya.
g. mengembangkan format 2. Analisis Data Hasil Penelitian
observasi pembelajaran. Dalam proses analisis
Tahap perencanaan data penelitian, penulis akan
merupakan tahap awal dari mengolah data-data yang sudah
penelitian. Pada tahap ini didapat dari hasil pelaksanaan
masalah akan dipecahkan dengan tindakan dari siklus pertama
merumuskan tindakan yang akan sampai siklus terakhir. Hal yang
diberikan kepada siswa dan akan menjadi fokus utama
rumusan tersebut berupa rencana penulis adalah analisis data
pengajaran yang harus sesuai mengenai pembelajaran menulis
dengan kurikulum yang teks prosedur dengan model
digunakan di sekolah tempat pembelajaran berbasis masalah
berlangsungnya penelitian ini. serta peningkatan kemampuan
Dengan merujuk pada rancangan menulis teks prosedur siswa dari
tindakan yang disusun oleh setiap siklusnya
Resmini, maka dalam rencana 3. Observasi
pengajaran harus meliputi Secara umum, observasi
kompetensi dasar, materi pokok, adalah upaya merekam segala
indikator, dan strategi penilaian peristiwa dan kegiatan yang
yang meliputi tatap muka dan terjadi selama tindakan perbaikan
pengalaman belajar. tersebut berlangsung, dengan
1. Pelaksanaan Penelitian Tindaka atau tanpa bantuan alat.Observasi
Kelas yang dilakukan penulis berupa
Tindakan selanjutnya observasi terbuka.Observasi
yang dilakukan adalah terbuka merupakan observasi
mengimplementasikan untuk mencatat hal-hal yang

8|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2020
berlangsung selama awal nilai rata-rata 66 meningkat di siklus
pembelajaran menulis teks I mencapai rata-rata 66,94 kemudian pada
prosedur di kelas.Observasi yang siklus II rata-rata nilai mencapai 89,4
dilakukan berupa observasi menunjukan peningkatan sebesar 83,89
aktivitas guru, observasi aktivitas dari rata-rata nilai pada siklus I ke siklus
siswa, dan observasi catatan II. Pada penilaian terhadap hasil evaluasi
lapangan. siswa dalam siklus II telah memenuhi
4. Refleksi Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal
Data-data yang diperoleh (KKM ) dan dari seluruh siswa yang
dari awal perencanaan sampai berjumlah 36 orang, sebanyak 34 orang
akhirnya uji coba tindakan diolah dinyatakan mampu dan 2 orang dinyatakan
secara sistematik dan rasional. belum mampu.
Dari hasil analisis ini dapat Berdasarkan temuan di atas, dapat
ditentukan tindakan yang akan disimpulkan bahwa hipotesis tindakan
dilakukan selanjutnya. Jika hasil yang berbunyi “Terdapat peningkatan
yang didapat belum memuaskan kemampuan siswa kelas X DPIB SMK
dan masalah belum terselesaikan Negeri 2 Ciamis dalam menulis teks
maka harus dilakukan tindakan prosedur dengan memperhatikan isi dan
lanjutan dengan memperbaiki struktur kebahasaan, setelah dilakukan
tindakan baru sebagai upaya pembelajaran dengan menggunakan model
mengatasi masalah tersebut. Problem Based Learning (PBL)” dapat
Setiap siklus selama proses diterima.
tindakan harus mengalami
perubahan dan perbaikan dari
masalah-masalah yang masih
ditemukan pada proses tindakan
sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa peningkatan kemampuan
siswa dalam menulis teks prosedur dengan
menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) pada tiap siklusnya
mengalami peningkatan. Hal ini terlihat
dari hasil rata-rata nilai dan kemampuan
meningkat pada tindakan siklus I dan
siklus II. Rata-rata nilai pada siklus I
adalah 62,96 yang dinyatakan belum
mampu menulis teks prosedur , sedangkan
siklus II rata-rata nilanya 94,44 dan 23
siswa dari 36 siswa dinyatakan telah
mencapai kompetensi yang diharapkan.
1.2.5 Pembuktian Hipotesis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
di kelas X DPIB 1 SMK Negeri 2 Ciamis
dalam pembelajaran menulis teks prosedur
dengan menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) dilaksanakan
sebanyak dua siklus. Penilaian terhadap
hasil evaluasi siswa telah memenuhi
Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal
(KKM ) yaitu 75. Pembelajaran kondisi

9|J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
Tabel 4.7
Hasil Penilaian Siswa pada Siklus I
Aspek Penilaian
Jumlah
No Subjek Indikator Indikator Keterangan
Nilai
1 2
1 Subjek 01 40 30 70 Belum Mampu
2 Subjek 02 30 35 65 Belum Mampu
3 Subjek 03 40 40 80 Mampu
4 Subjek 04 35 45 80 Mampu
5 Subjek 05 30 50 80 Mampu
6 Subjek 06 35 30 65 Belum Mampu
7 Subjek 07 20 35 55 Belum Mampu
8 Subjek 08 30 35 65 Belum Mampu
9 Subjek 09 20 40 60 Belum Mampu
10 Subjek 10 30 30 60 Belum Mampu
11 Subjek 11 30 40 70 Belum Mampu
12 Subjek 12 30 40 70 Belum Mampu
13 Subjek 13 30 30 60 Belum Mampu
14 Subjek 14 20 40 60 Belum Mampu
15 Subjek 15 30 30 60 Belum Mampu
16 Subjek 16 20 40 60 Belum Mampu
17 Subjek 17 20 40 60 Belum Mampu
18 Subjek 18 30 40 70 Belum Mampu
19 Subjek 19 30 40 70 Belum Mampu
20 Subjek 20 20 50 70 Belum Mampu
21 Subjek 21 20 50 70 Belum Mampu
22 Subjek 22 30 40 70 Belum Mampu
23 Subjek 23 20 30 50 Belum Mampu
24 Subjek 24 25 30 55 Belum Mampu
25 Subjek 25 30 35 65 Belum Mampu
26 Subjek 26 30 40 70 Belum Mampu
27 Subjek 27 30 30 70 Belum Mampu
28 Subjek 28 40 40 80 Mampu
29 Subjek 29 30 35 65 Belum Mampu
30 Subjek 30 35 35 70 Belum Mampu
31 Subjek 31 40 20 60 Belum Mampu
32 Subjek 32 40 40 80 Mampu
33 Subjek 33 25 45 70 Belum Mampu
34 Subjek 34 25 40 65 Belum Mampu
35 Subjek 35 25 45 70 Belum Mampu
36 Subjek 36 25 45 70 Belum Mampu

10 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2020
Jumlah 1040 1360 2410
Rata-Rata 28.89 37.78 66.94 Belum Mampu
Persentase 72.22 62.96 66.94
Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKBM) adalah 75
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran belajar sebelumnya (tindakan siklus I).
tindakan kedua dinyatakan mengalami Adapun hasil belajar siswa sebelum dan
peningkatan jika hasil belajar yang diperoleh sesudah pembelajaran siklus II tertuang dalam
melalui tes pada siklus II lebih baik dari hasil tabel di bawah ini.

Tabel 4.9
Hasil Penilaian Siswa pada Siklus II
Aspek Penilaian
No Subjek Indikator Indikator Jumlah Keterangan
1 2 Nilai
1 Subjek 01 40 45 85 Mampu
2 Subjek 02 40 40 80 Mampu
3 Subjek 03 40 30 70 Belum Mampu
4 Subjek 04 40 40 80 Mampu
5 Subjek 05 40 50 90 Mampu
6 Subjek 06 40 45 85 Mampu
7 Subjek 07 30 45 75 Mampu
8 Subjek 08 30 45 75 Mampu
9 Subjek 09 40 45 85 Mampu
10 Subjek 10 40 45 85 Mampu
11 Subjek 11 30 55 85 Mampu
12 Subjek 12 40 40 80 Mampu
13 Subjek 13 40 40 80 Mampu
14 Subjek 14 40 45 85 Mampu
15 Subjek 15 40 45 85 Mampu
16 Subjek 16 40 40 80 Mampu
17 Subjek 17 30 50 80 Mampu
18 Subjek 18 30 50 80 Mampu
19 Subjek 19 40 40 80 Mampu
20 Subjek 20 30 50 80 Mampu
21 Subjek 21 40 50 90 Mampu
22 Subjek 22 40 40 80 Mampu
23 Subjek 23 40 50 90 Mampu
24 Subjek 24 40 50 90 Mampu
25 Subjek 25 40 50 90 Mampu
26 Subjek 26 40 40 80 Mampu
27 Subjek 27 30 40 70 Belum Mampu
28 Subjek 28 40 40 80 Mampu
29 Subjek 29 40 45 85 Mampu

11 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
30 Subjek 30 40 40 80 Mampu
31 Subjek 31 40 45 85 Mampu
32 Subjek 32 40 40 80 Mampu
33 Subjek 33 40 45 85 Mampu
34 Subjek 34 40 50 90 Mampu
35 Subjek 35 40 50 90 Mampu
36 Subjek 36 30 60 90 Mampu
Jumlah 1360 1620 2980
Rata-Rata 37.78 45.00 82.78 Mampu
Persentase 94.44 75.00 82.78

SIMPULAN DAN SARAN  Guru menugasi siswa menganalisis


pernyataan umum yang terdapat
1. Langkah-langkah penggunaan model pada teks prosedur kompleks
PBL (Problem Based Learning) dalam  Siswa menganalisis pernyataan
meningkatkan kemampuan siswa umum yang terdapat pada teks
menulis teks prosedur . Hal tersebut prosedur kompleks
dapat dilihat dari langkah-langkah  Guru menugasi siswa untuk
penggunaan model PBL (Problem Based menganalisis tahapan-tahapan
Learning) yang meliputi. yang terdapat pada teks prosedur
a) Kegiatan Awal kompleks
 Guru memberikan salam dan siswa  Siswa menganalisis tahapan-
menjawab salam tahapan yang terdapat pada teks
 Guru dan siswa berdoa prosedur kompleks
 Guru memeriksa kehadiran siswa  Guru mengawasi siswa saat proses
 Guru melakukan apersepsi pembelajaran.
 Guru menyampaian orientasi topik  Guru dan siswa bertanya jawab
pembelajaran tentang teks prosedur sesuai denga
 Guru menyampaikan tujuan isi, struktur dan kebahasan
pembelajaran, skenario, dan penilaian. 6. Mengembangkan solusi
b) Kegiatan Inti (Mengumpulkan informasi):
1. Mengidentifikasi masalah  Siswa berdiskusi mengenai
(Mengamati): informasi yang terdapat pada teks
 Guru menugasi siswa untuk prosedur kompleks
membaca Teks Prosedur  Siswa berdiskusi mengenai
Kompleks pernyataan umum yang terdapat
 Siswa membaca Teks Prosedur pada teks prosedur kompleks
Kompleks 2. Siswa berdiskusi mengenai
5. Menetapkan masalah (Mengamati, tahapan-tahapan yang terdapat
menanya): pada teks prosedur kompleks
 Guru menugasi siswa untuk 4. Melakukan tindakan strategis
mengidentifikasi informasi yang (Mengasosiasikan/Menalar):
terdapat dalam teks prosedur  Siswa mengemukakan hasil
kompleks diskusi atau pemahaman mengenai
 Siswa mengidentifikasi informasi informasi, pernyataan umum serta
yang terdapat pada teks prosedur tahapan-tahan yang terdapat pada
kompleks teks prosedur kompleks

12 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2020
 Siswa mengemukakan pemahaman Danandjaja, J. (1984) Foklor Indonesia Ilmu
yang diperoleh mengenai Gosip dan Dongeng.Jakarta: Graffiti
informasi, pernyataan umum serta Press.
tahapan-tahan yang terdapat pada Eggen, P dan Kauchak.(2012) Strategidan
teks prosedur kompleks Model Pembelajaran Mengejar Konten
5. Melihat ulang dan mengevaluasi dan Keterampilan Berfikir. Jakarta:
(Mengomunikasikan): Indeks.
 Siswa menyampaikan hasil diskusi Fatimah, N. (2010) Teks prosedur sebagai
tentang mengenai informasi, Sarana Pengembangan Kompetensi
pernyataan umum serta tahapan- Bahasadan Karakter Siswa.
tahan yang terdapat pada teks Harsiati, T. Trianto, A. & Kosasih, E. 2017.
prosedur kompleks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII
 Guru dan siswa mengapresiasi Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian
hasil kerja siswa baik melalui lisan Pendidikan dan Kebudayaan
maupun tulisan. Kemdikbud, (2013) Bahasa Indonesia:
c. Kegiatan Akhir Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X.
 Guru dan siswa menyimpulkan Jakarta: Kemdikbud.
materi pembelajaran yang telah Kunandar.(2008) Langkah Mudah Penelitian
dipelajari. Tindakan Kelas sebagai
 Guru dan siswa melakukan refleksi Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
terhadap kegiatan yang telah PT. RajagrafindoPersada.
dilakukan. Kunandar.(2013) Penilaian Autentik
 Guru memberikan tugas dan (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
menyampaikan materi untuk Berdasarkan Kurikulum 2013). Suatu
pertemuan yang akan datang Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Raja
 Guru menutup pembelajaran Grafindo Persada Kurniawan,
dengan ucapaan salam. Khaerudin. (2012) Belajar dan Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia.
Terdapat peningkatan kemampuan siswa
dalam pembelajaran menulis teks prosedur Bandung: CV. Bangkit Citra Persada.
dengan menggunakan model Problem Based Maryanto, dkk.(2013). Bahasa Indonesia
Learning (PBL). Hal ini dapat dilihat dari (1) Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta:
menentukan topik yang akan dijadikan bahan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
menulis teks prosedur; (2) Menulis teks
prosedur dengan memerhatikan isi, struktur, Maryanto, dkk. 2014. Bahasa Indonesia
dan kebahasaan. Hasil perolehan nilai rata- Ekspresi Diri dan
rata siswa pada siklus I Akademik/Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan SMA/MA/SMK/MAK Edisi
DAFTAR PUSTAKA Revisi 2014. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Alan, B. S. (2011). Humor Keseharian Kini. Mulyasa.(2012) Praktik Penelitian Tindakan
Jakarta: Utama Pena Ofset. Kelas. Bandung: PT. Remaja
Arikunto, Suharsimi,2013.Prosedur Rosdakarya.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Mulyati, Y. (2010) Pengembangan Model
Jakarta: Rineka Cipta Pembelajaran Literasi Berbasis
Carolina, A. (2010) Penggunaan Metode Pemecahan Masalah untuk
Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Meningkatkan Pembelajaran Menulis Kritis Kreatif (Studi Pengeambangan
Karangan Argumentasi Penelitian terhadap Mahasiswa Mata Kulia
Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas Umum Bahasa Indonesia di Universitas
X MAN 1 Kota Bandung Tahun 2009- Pendidikan Indonesia). Disertasi.
2010).Skripsi.UniversitasPendidikan Sekolah Pascasarjana, Universitas
Indonesia. Pendidikan Indonesia.

13 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4|Nomor 1|Januari 2020
Tarigan,Henry Guntur.
2008.Menulis.Bandung: Angkasa

14 | J u r n a l D i k s a t r a s i a
Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai