Pengaruh Sex Educatioj Terhadap Pengetahuan Orang Tua
Pengaruh Sex Educatioj Terhadap Pengetahuan Orang Tua
Yunita Pasongli
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Jenderal Achmad Yani
E-mail: djoenihta@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Angka kekerasan oada anak setiap tahun terus meningkat. Pada tahun
2012 terdapat 41% kasus kekerasan seksual dari 2,637 kasus kekerasan yang
dilaporkan, menigkat menjadi 60% di tahun 2013. Pada bulan januari sampai
September 2014 terdapat 2,726 kasus yang didomnasi 60% kasus kekerasan seksual.
Dampak dari kekerasan seksual pada anak dapat dirasakan seumur hidup. Tujuan:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan anak usia prasekolah dalam pencegahan kekerasan seksual.
Metode: Penelitian ini menggunakan quasy experiment. Dengan grup control pre-
posttest. Sampel sebanyak 38 orang (N=38). Penyuluhan pada kelompok intervensi
dilakukan selama 3 hari dengan menggunakan multimedia dan boneka. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah instrument pengetahuan. Hasil penelitian
dianalisis menggunakan paired t-test dan Wilcoxon ranks test. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan dengan
p=0,015 pada α < setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi.
Pada kelompok control tidak terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan dengan
p=0,015 pada α <0,05 setelah diberikan pendidilkan kesehatan pada kelompok
intervensi. Pada kelompok control tidak terdapat perbedaaan antara pre dan posttest
dengan p=0,565. Walaupun secara statistic tidak terdapat perbedaan antara kelompok
intervensi dan kelompok control (p=0,466), tetapi secara rata-rata terlihat kenaikan
lebih besar pada kelompok intervensi disbanding kelompok control. Diskusi:
Kesimpulannya, tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan
kekerasan seksual pada anak usia prasekolah terhadap pengetahuan anak, namun
dalam rata-rata ada peningkatan yang lebih besar pada kelompok intervensi sebesar
0,37, sehingga dapat digunakan dalam memberikan pengetahuan kepada anak dalam
bertindak jika ada hal yang tidak seharusnya mereka terima. Juga dibutuhkan
kerjasama dari berbagai pihak untuk mengawasi anak-anak dari tindak kekerasan
seksual.
ABSTRACT JURNAL
SKOLASTIK
Introduction: The rate of child abuse every year continues to increase. In 2012 there
were 41% of cases of sexual violence from 2,637 reported cases of violence, upgraded
to 60% in 2013. From January to September 2014 there were 2,726 cases dominated
by 60% of cases of sexual violence. The effect of sexual abuse in child can be felt for KEPERAWATAN
life. Purpose: The purpose of this study was to identify the effect of health education Vol, 4, No. 1
on pre-school children's knowledge on preventing sexual violence. Method: This study Januari - Juni 2018
uses quasy experiment. With pre-posttest control group. A sample of 38 people (N =
38). Counseling in the intervention group was conducted for 3 days using multimedia ISSN: 2443 – 0935
and dolls. The data collection tool used is knowledge instrument. The results were E-ISSN 2443 - 1699
95
Yunita Pasongli
analyzed using paired t-test and Wilcoxon ranks test. Results: The results showed that
there was a significant difference of knowledge with p = 0.015 on α <after being given
a health education in the intervention group. In the control group there was no
significant difference of knowledge with p = 0,015 at α <0,05 after health education was
given in the intervention group. In the control group there was no difference between
pre and posttest with p = 0,565. Although there was no statistically significant difference
between the intervention group and the control group (p = 0.466), but on average there
was a greater increase in the intervention group than the control group. Discussion:
In conclusion, there is no effect of health education on prevention of sexual violence in
preschool-aged children on knowledge of children, but in average there is a greater
increase in the intervention group of 0.37, so that it can be used in providing knowledge
to the child in action if there is something they should not accept. Also required
cooperation from various parties to oversee children from sexual violence.
artinya bahwa ada perbedaan pengetahuan statistik didapatkan nilai p = 0,000, berarti
responden sebelum dan sesudah diberikan pada alpha 5% terdapat perbedaan sikap
pendidikan kesehatan. Sedangkan antar kelompok intervensi dan kelompok
pengetahuan pada kelompok kontrol, tidak kontrol.
ada perbedaan yang bermakna dengan P
value=0,50. 1. Karakteristik
Variabel sikap pada kelompok intervensi Hasil penelitian didapatkan bahwa usia
menunjukkan rata-rata sikap responden responden pada kelompok intervensi dan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan kelompok kontrol rata-rata 5 tahun,
adalah 3,16 dengan SD= 0,898 dan setelah dengan minimal-maksimal 4 tahun dan 6
diberikan pendidikan kesehatan adalah tahun. pada masa ini adalah masa bermain
5,21 dengan SD= 0,787 Hasil uji statistik bagi anak. Anak lebih aktif, lebih intuitif,
didapatkan p value = 0,000 dengan alpha banyak bertanya tentang dari mana anak
0,05 yang artinya bahwa ada perbedaan berasal. Perry & Potter (2009) mengatakan
sikap responden sesudah diberikan bahwa pada fase ini organ genital menjadi
pendidikan kesehatan. fokus kesenangan. Menurut Wong, et al
(2008) pada fase ini sebagian besar sistem
Tabel 3. Perbedaan pengetahuan antara tubuh telah matur dan stabil. Pertumbuhan
kelompok intervensi dan kelompok control secara fisik bertumbuh secara lambat,
Variabel Kelompo Mea SD SE N P seperti tinggi dan berat badan. Pada usia
k n ini perkembangan seksualitas merupakan
Pengetahu Interven 9,6 1,116 0,25 1 0,00
fase yang sangat penting untuk identitas
an si 3 1,32 6 9 0
dan kepercayaan seksual individu secara
Kontrol 5,8 9 0,30 1
9 5 9
menyeluruh. Anak prasekolah membentuk
kelekatan yang kuat dengan orang tua
Sikap Interven 5,21 0,78 0,181 1 0,00 yang berlawanan jenis kelamin sambal
si 3,3 7 0,35 9 0 mengidentifikasi orang tua yang berjenis
Kontrol 2 1,52 1 1 kelamin yang sama. Perilaku dan respon
9 9 orang lain terhadap permainan peran dapat
mengondisikan anak untuk memandang
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dirinya sendiri atau orang lain. Dalam
rata-rata perbedaan pengetahuan antara eksplorasi seksual lebih menonjol dari
kelompok intervensi dan kelompok sebelumnya, terutama dalam hal
kontrol adalah 9,53 dan 5,89 dengan eksplorasi dan manipulasi genital.
standar deviasi masing-masing 1,116 dan Menurut penelitian yang dilakukan oleh
1,329. Hasil uji statistik didapatkan nilai p Olatunya, et al (2013) terdapat 53,6%
= 0,000, berarti pada alpha 5% terlihat ada kasus kekerasan seksual pada usia sekolah
perbedaan yang signifikan antara (6-12 tahun). Oleh karenanya tindakan
pengetahuan kelompok intervensi dan pencegahan perlu dilakukan sedini
kelompok kontrol. Pada variabel sikap mungkin kepada anak sehingga tindak
rata-rata perbedaan antara kelompok kekerasan seksual pada anak dapat
intervensi dan kelompok kontrol adalah dihindari.
5,21 dan 3,32 dengan stadar deviasi
masing-masing 0,787 dan 1,529. Hasil uji
Jenis kelamin laki-laki dan perempuan berpendapat bahwa pendidikan seks untuk
pada kelompok intervensi dan kelompok anak masih terlalu dini dilakukan. Namun
kontrol persentasinya hampir sama, pada melihat perkembangan anak di usia
kelompok intervensi laki-laki 10 orang prasekolah yaitu anak lebih intuitif,
dan perempuan 9 orang. Menurut banyak bertanya dan eksplorasi seksual
penelitian yang dilakukan oleh Han, et al lebih menonjol dari sebelumnya (Wong, et
(2011) di Korea, menunjukkan bahwa al. 200). Maka orang tua, pelayanan
anak laki-laki banyak mengalami kesehatan dan sekolah juga pemerintah
kekerasan seksual, ini disebabkan oleh memiliki tanggung jawab dalam
faktor kenakalan anak dan ekonomi yang memberikan pendidikan seksual sesuai
rendah. Penelitian lain yang dilakukan tahapan usia untuk memberikan
oleh Olatuya, et al (2013) menunjukkan pemahaman kepada anak dalam upaya
bahwa anak perempuan menjadi korban pencegahan terjadinya kekerasan seksual
kekerasan seksual di Nigeria. pada anak.
Pada kelompok kontrol yaitu anak yang kesehatan seksual pada masa kanak-
tidak diberikan pendidikan kesehatan, kanak. Para peserta mengidentifikasi
pengetahuan rata-rata anak pada pretest bahwa pendidikan kesehatan seksual bagi
6,00, pada posttest memiliki pengetahuan tuna netra dapat meningkatkan
rata-rata 5,89 responden kelompok kontrol pengetahuan tentang kesehatan seksual.
yang menjawab pertanyaan pada
kuesioner pengetahuan, terdapat banyak Beberapa hasil penelitian yang
jawaban yang salah yaitu tentang apabila mendukung pengaruh pendidikan
seseorang yang tidak dikenal memberikan kesehatan terhadap pengetahuan, yaitu
mainan kesukaan/makanan apa penelitian yang dilakukan oleh Hidayati,
tindakannmu; bila ada seseorang yang Salawati dan Istiana (2012) tentang
memegang daerah terlarang (dada, perut, pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pantat dan daerah kemaluan apa yang pengetahuan tentang kanker panyudara
harus dilakukan; dan nama alat kelamin didapati pendidikan kesehatan
anda; tidak dapat membedakan sentuhan berpengaruh terhadap pengetahuan siswi
yang diperbolehkan dan yang tidak tentang kanker payudara dengan p value =
diperbolehkan. Hal ini disebabkan anak 0,000. Penelitian lain yang dilakukan oleh
belum memperoleh informasi tentang Pandiangan (2006) menyatakan bahwa
pencegahan kekerasan seksual, sehingga pendidikan kesehatan menggunakan
apa yang anak sukai hal tersebut yang metode ceramah dan audiovisual
dilakukan walaupun hal tersebut berpengaruh terhadap peningkatan
bertentangan dengan yang sebenarnya. pengetahuan remaja putri di Tapanuli
Utara.
Efektifitas pendidikan kesehatan yang
diberikan kepada anak dapat dilihat dari Penelitian yang dilakukan oleh Saraswati
adanya perubahan pengetahuan, sikap dan (2011) tentang pengaruh promosi
keterampilan individu atau masyarakat kesehatan terhadap pengetahuan tentang
setelah diberikan pendidikan kesehatan kanker serviks di Surakarta menunjukan
(Maulana, 2009). Sedangkan menurut bahwa peningkatan signifikan
NSVRC (2011), pendidikan tentang pengetahuan tentang kanker serviks
pencegahan kekerasan seksual pada anak, dengan p value = 0,000 sehingga wanita
mempunyai manfaat yang dapat diperoleh dapat berpartisipasi dalam mendeteksi
yaitu, meningkatkan pengetahuan kanker serviks lebih dini. Dengan
kekerasan seksual, meningkatkan didukung oleh beberapa teori dan
pengetahuan dan keterampilan dalam penelitian maka pendidikan kesehatan
perlindungan diri, meningkatkan perasaan tentang pencegahan kekerasan seksual
positif tentang diri. pada anak dalam penelitian ini
meningkatkan pengetahuan efektif untuk
Penelitian yang mendukung yang menghindarkan anak dari kekerasan
dilakukan oleh Krupa dan Esmail (2010), seksual.
penelitian kualitatif tentang pengalaman
pendidikan kesehatan seksual pada anak 3. Perbedaan pengetahuan dan
tuna netra. Dengan sembilan partisipan sikap antar kelompok intervensi dan
penelitian ini menemukan bahwa para kelompok control
peserta tidak menerima pendidikan
Arora, et al (2012) tentang pendekatan tindakan spesifik sesuai waktu dan tempat
kualitatif untuk mengevaluasi materi dengan orang tertentu atau sendiri dan
pendidikan kesehatan pada anak usia mengabaikan persaingan dan
prasekolah. Hasil dari penelitian adalah mengidentifikasi strategi tertentu untuk
orang tua mengatakan materi pendidikan mendapatkan, malaksanakan atau
kesehatan yang diberikan dalam bentuk penguatan terhadap perilaku. Kebutuhan
leaflet sulit dimengerti dan Bahasa yang bersaing merupakan perilaku alternatif
digunakan tidak dipahami, para ibu pada diri seorang individu memiliki
mengharapkan presentasi pendidikan kontrol rendah dan level kontrol yang
sekehatan pada anak usia prasekolah tinggi. Perlaku promosi kesehatan adalah
menggunakan gambar sehingga muda sebuah titik akhir ataupun hasil perilaku
dipahami. yang terarah kepada tujuan mendapatkan
hasil positif seperti kesejahteraan optimal,
Penelitian lain yang dilakukan oleh kepribadian yang seutuhnya, dan
Daigneault, et al (2012) tentang evaluasi kehidupan yang lebih produktif.
dari lokarkarya pencegahan kekerasan
kekerasan seksual dalam multikultural, Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa,
dengan pre dan posttest, dilakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan
terhadap anak berusia 3-12 tahun, dengan kekerasan seksual pada anak usia
melakukan lokakarya selama 90 menit, prasekolah bermanfaat untuk
menggunakan metode bermain peran dan meningkatkan pengetahuan, namun dalam
panduan. Hasil yang didapat adalah pelaksanaannya diperlukan tambahan
terdapat perbaikan pengetahuan tentang metode untuk mempermudah anak
pencegahan kekerasan seksual dari mengerti materinya yaitu dengan bermain
sebelumnya. Penelitian lainnya yang peran, belajar sambil bermain dan
dilakukan oleh Raji, et al (2014) tentang menggunakan gambar. Selain itu guru dan
pengaruh pendidikan kesehatan untuk orang tua berperan penting untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan mengajarkan cara pencegahan kekerasan
perlikau menggunakan teman seksual secara berulang-ulang kepada
sepermainan disekolah. Hasil yang didapat anak. Upaya pencegahan kekerasan
adalah terdapat peningkatan pengetahuan seksual tidaklah mudah dilakukan,
pada kelompok intervensi dari 75,4% dibutuhkan kerjasama semua pihak
menjadi 97,2% (p=0,000), demikian juga diantaranya: tokoh agama, tokoh
dengan sikap dan perilaku masing-masing masyarakat, professional kesehatan,
perubahan secara signifikan p=0,000. sekolah, pemerintah dan lain sebagainya
Konsep Health-promoting behavior untuk mendukung dalam pengetahuan dan
merupakan upaya untuk menggambarkan pemantauan terhadap anak.
sifat multidimensi orang yang berinteraksi
dengan lingkungan untuk memperoleh KESIMPULAN
kesehatan. Konsep dari HPM Pender
adalah Behavioral Outcomes, terdiri dari Berdasarkan hasil penelitian dan
Komitmen pada rencana tindakan, pembahasan tentang pengaruh pendidikan
Kebutuhan Yang Mendesak dan Health kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
Promoting Behavior. Proses kognitif anak usia prasekolah dalam pencegahan
didasari oleh Komitmen melaksanakan kekerasan seksual dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna Darma, K.K (2011) Metodologi Penelitian
pengetahuan dan sikap anak usia Keperawatan. Jakarta: Trans info
prasekolah sebelum dan sesudah diberikan Media
pendidikan kesehatan pada kelompok
intervensi dengan p value= 0,000 dan Gunarsa, S.D, & Gunarsa, Y.S.D (2008).
variabel sikap p value = 0,000 (alpha Psikologi Perkembangan Anak dan
<0,05). Pada kelompok kontrol tidak ada Remaja. Jakarta: Gunung Mulia
perbedaan pengetahuan antara pretest dan
posttest dengan p value = 0,767 pada alpha Kenny, M.C. (2009). Child Sexual Abuse
5%. c. Terdapat perbedaan yang Prevention: Psychoeducational
bermakna pengetahuan dan sikap anak groups for preschoolers and their
usia prasekolah sesudah diberikan parents. Vol. 34. No.1 Florida
pendidikan kesehatan pada kelompok International University.
intervensi dan pada kelompok kontrol, p
value pengetahuan adalah 0,00 dan p value Lisdiya, N. (2013). Sex Education untuk
sikap adalah 0,00(alpha <0,05). anak-anak, Why not?
Arora, A., McNab, M., Lewis, M.W., Yusuf, S. (2009). Psikologi Perkembangan
Hilton, G., Blinkhorn, a.S & anak dan remaja. Bandung: PT.
Schwarz, E. (2012).’I can’t relate Remaja.
it to teeth’: A qualitative approach
to evaluate oral health education Walsh, K., & Brandon, L. (2012). Their
materials for preschool children in children’s first educators: Parents’s
New South Wales, Australia. views about child sexual abuse
International Journal of Pediactric prevention education. Jurnal
Dentistry. family study. (21): 736-746.
Ball, J.W, & Binler, R.C. (2008). Pediatric Zeuthen, K dan Hagelskjaer, M. (2013).
Nursing Caring for Children. Prevention of child sexual abuse:
Pearson prentice. ISBN Analysis and discussion of the
field. Journal of child sexual