Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL
PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA KECAMATAN
PARONGPONG

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON KNOWLEDGE IN TGE


PREVENTION OF SEXUAL ABUSE IN PRESCHOOL CHILDREN IN
KINDERGARTEN KARTIKA SUBDISTRICT PARONGPONG

Yunita Pasongli
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Jenderal Achmad Yani
E-mail: djoenihta@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Angka kekerasan oada anak setiap tahun terus meningkat. Pada tahun
2012 terdapat 41% kasus kekerasan seksual dari 2,637 kasus kekerasan yang
dilaporkan, menigkat menjadi 60% di tahun 2013. Pada bulan januari sampai
September 2014 terdapat 2,726 kasus yang didomnasi 60% kasus kekerasan seksual.
Dampak dari kekerasan seksual pada anak dapat dirasakan seumur hidup. Tujuan:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan anak usia prasekolah dalam pencegahan kekerasan seksual.
Metode: Penelitian ini menggunakan quasy experiment. Dengan grup control pre-
posttest. Sampel sebanyak 38 orang (N=38). Penyuluhan pada kelompok intervensi
dilakukan selama 3 hari dengan menggunakan multimedia dan boneka. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah instrument pengetahuan. Hasil penelitian
dianalisis menggunakan paired t-test dan Wilcoxon ranks test. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan dengan
p=0,015 pada α < setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi.
Pada kelompok control tidak terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan dengan
p=0,015 pada α <0,05 setelah diberikan pendidilkan kesehatan pada kelompok
intervensi. Pada kelompok control tidak terdapat perbedaaan antara pre dan posttest
dengan p=0,565. Walaupun secara statistic tidak terdapat perbedaan antara kelompok
intervensi dan kelompok control (p=0,466), tetapi secara rata-rata terlihat kenaikan
lebih besar pada kelompok intervensi disbanding kelompok control. Diskusi:
Kesimpulannya, tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan
kekerasan seksual pada anak usia prasekolah terhadap pengetahuan anak, namun
dalam rata-rata ada peningkatan yang lebih besar pada kelompok intervensi sebesar
0,37, sehingga dapat digunakan dalam memberikan pengetahuan kepada anak dalam
bertindak jika ada hal yang tidak seharusnya mereka terima. Juga dibutuhkan
kerjasama dari berbagai pihak untuk mengawasi anak-anak dari tindak kekerasan
seksual.

Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Pencegahan, Kekerasan Seksual pada Anak,


Prasekolah

ABSTRACT JURNAL

SKOLASTIK
Introduction: The rate of child abuse every year continues to increase. In 2012 there
were 41% of cases of sexual violence from 2,637 reported cases of violence, upgraded
to 60% in 2013. From January to September 2014 there were 2,726 cases dominated
by 60% of cases of sexual violence. The effect of sexual abuse in child can be felt for KEPERAWATAN
life. Purpose: The purpose of this study was to identify the effect of health education Vol, 4, No. 1
on pre-school children's knowledge on preventing sexual violence. Method: This study Januari - Juni 2018
uses quasy experiment. With pre-posttest control group. A sample of 38 people (N =
38). Counseling in the intervention group was conducted for 3 days using multimedia ISSN: 2443 – 0935
and dolls. The data collection tool used is knowledge instrument. The results were E-ISSN 2443 - 1699

95
Yunita Pasongli

analyzed using paired t-test and Wilcoxon ranks test. Results: The results showed that
there was a significant difference of knowledge with p = 0.015 on α <after being given
a health education in the intervention group. In the control group there was no
significant difference of knowledge with p = 0,015 at α <0,05 after health education was
given in the intervention group. In the control group there was no difference between
pre and posttest with p = 0,565. Although there was no statistically significant difference
between the intervention group and the control group (p = 0.466), but on average there
was a greater increase in the intervention group than the control group. Discussion:
In conclusion, there is no effect of health education on prevention of sexual violence in
preschool-aged children on knowledge of children, but in average there is a greater
increase in the intervention group of 0.37, so that it can be used in providing knowledge
to the child in action if there is something they should not accept. Also required
cooperation from various parties to oversee children from sexual violence.

Keywords: Health Education, Prevention, Sexual Violence in Children, Preschool

PENDAHULUAN anak, seperti ayah kandung, ayah tiri,


paman, tetangga, guru maupun teman
Anak usia dini merupakan dasar awal yang sepermainannya sendiri.
menentukan kehidupan suatu bangsa
dimasa yang akan datang, sehingga Anak usia prasekolah rentan terjadi
diperlukan persiapan generasi penerus kekerasan seksual. Karena pada fase ini,
bangsa dengan mempersiapkan anak untuk organ genital menjadi fokus kesenangan,
tumbuh dan berkembang secara optimal tanpa pengetahuan yang diberikan anak
baik dalam perkembangan moral, akan mudah dibujuk oleh pelaku seksual
fisik/motorik, kognitif, bahasa, maupun untuk melakukan tindakannya. Oleh
sosial emosional. Setiap anak berhak karenanya peran perawat, orang tua, guru,
untuk mendapat penghidupan dan dan pemerintah sangat penting dalam
perlindungan yang layak, serta dapat memberikan pendidikan seksual kepada
tumbuh dan berkembang secara optimal. anak. Cara penyampaiannya tentu harus
Dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 pasal 4 disesuaikan dengan kehidupan masyarakat
mengenai perlindungan anak, yaitu setiap Indonesia yang berlandaskan agama dan
anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, tata krama, sehingga anak didik baik laki-
berkembang dan berpartisipasi secara laki maupun perempuan dapat terjaga
wajar sesuai dengan harkat dan martabat akhlak dan agamanya hingga jenjang
kemanusiaan serta mendapat perlindungan keluarga sekalipun. Selain itu, keluarga
dari kekerasan dan diskriminasi (Depkop, dan masyarakat juga memiliki pengaruh
2015). besar terkait sex education.

Terdapat berbagai fenomena perilaku BAHAN DAN METODE


negatif terjadi dalam kehidupan sehari-
hari pada anak-anak. Melalui surat kabar Populasi dalam penelitian ini adalah anak
atau televisi dapat dijumpai kasus-kasus usia pra sekolah di TK Kartika kecamatan
pada anak seperti kekerasan fisik, verbal, Parongpong yang berjumlah 51 anak.
mental, bahkan pelecehan atau kekerasan Tehnik pengambilan sampel dalam
seksual juga sudah menimpa anak-anak. penelitian ini adalah non probability
Bentuk kekerasan seperti ini biasanya sampling, yaitu pengambilan sampel yang
dilakukan oleh orang yang telah dikenal dilakukan tidak secara acak dengan

96 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH DI TK KARTIKA KECAMATAN PARONGPONG

menggunakan metode purposive Berdasarkan tabel 1menunjukkan bahwa


sampling. Jumlah sampel yang digunakan pada kelompok intervensi rata-rata usia 5
dalam penelitian ini adalah 17 responden tahun (52,6%). Dan pada kelompok
untuk kelompok intervensi, dan 17 kontrol rata-rata usia 5 tahun (47% %).
responden untuk kelompok kontrol, Dengan usia minimum 4 tahun dan
sehingga berjumlah 34 orang. Untuk maksimum 6 tahun pada kelompok kontrol
menghindari drop out, pada setiap dan intervensi. Distribusi jenis kelamin
kelompok dilakukan koreksi sebesar 10%, menunjukkan bahwa pada kelompok
sehingga sampel adalah 19 responden intervensi jenis kelamin laki-laki
pada setiap kelompok. Penelitian ini terdiri dari 52,6% dan perempuan
dilaksanakan di TK Kartika Kecamatan
47%. Pada kelompok kontrol laki-
Parongpong sebagai kelompok intervensi
dan kelompok control. Penelitian ini laki terdiri dari 57,9% dan
dilaksanakan pada 20 april-12 mei 2015. perempuan 42%. Jenis kelamin laki-
laki pada kelompok intervensi dan
Peneliti melakukan pengumpulan data kelompok kontrol lebih banyak
dengan menggunakan kuesioner untuk dibanding perempuan. Distribusi suku
mengidentifikasi pengetahuan responden bangsa menunjukkan bahwa pada
dengan menggunakan pretest dan posttest, kelompok intervensi dan kelompok
sebelum dan sesudah dilakukan kontrol adalah bersuku sunda dengan
pendidikan kesehatan. Kuesioner ini untuk persentase 84,2%, hanya 15 % yang suku
mengetahui pengetahuan anak terhadap lain.
pencegahan kekerasan seksual pada anak.
Tabel 2. Perbedaan pengetahuan dan sikap
HASIL DAN PEMBAHASAN sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan
Tabel 1. Distribusi karakteristik reponden Variabe Kelom Penguk Me SD SE N P
berdasarkan usia, jenis kelamin dan suku l pok uran an
bangsa pada kelompok Intervensi dan Penget Interv Sebelu 2,0 1,5 0,3 1 0,0
Kontrol ahuan ensi m 0 24 50 9 00
Karakteristik Kelompok Kelompok Sesuda 9, 1,11 0,2
interve kont h 94 6 56
nsi rol Kontr Sebelu 6, 2,0 0,4 1 0,5
F % F % ol m 00 82 78 9 0
USIA Sesuda 5,8 1,3 0,3
4 TAHUN 4 21% 4 21%
h 9 68 14
5 TAHUN 10 52,6% 9 57,9%
6 TAHUN 5 84,2% 6 84,2%
JENIS KELAMIN Berdasarkan tabel 2 menunjukkan rata-
rata pengetahuan responden pada
LAKI – LAKI 10 52,6% 11 57,9%
PERUMPUAN 9 84,2% 8 84,2%
kelompok intervensi sebelum diberikan
SUKU BANGSA: pendidikan kesehatan adalah 2,00 dengan
SUNDA 16 52,6% 16 57,9% SD=1,524 dan setelah diberikan
JAWA 2 84,2% 1 84,2% pendidikan kesehatan yaitu 9,94 dengan
LAIN LAIN 1 21% 2 21% SD= 1,116, hasil uji statistik didapatkan p
value = 0,000 dengan alpha 0,05 yang

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 97


Yunita Pasongli

artinya bahwa ada perbedaan pengetahuan statistik didapatkan nilai p = 0,000, berarti
responden sebelum dan sesudah diberikan pada alpha 5% terdapat perbedaan sikap
pendidikan kesehatan. Sedangkan antar kelompok intervensi dan kelompok
pengetahuan pada kelompok kontrol, tidak kontrol.
ada perbedaan yang bermakna dengan P
value=0,50. 1. Karakteristik

Variabel sikap pada kelompok intervensi Hasil penelitian didapatkan bahwa usia
menunjukkan rata-rata sikap responden responden pada kelompok intervensi dan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan kelompok kontrol rata-rata 5 tahun,
adalah 3,16 dengan SD= 0,898 dan setelah dengan minimal-maksimal 4 tahun dan 6
diberikan pendidikan kesehatan adalah tahun. pada masa ini adalah masa bermain
5,21 dengan SD= 0,787 Hasil uji statistik bagi anak. Anak lebih aktif, lebih intuitif,
didapatkan p value = 0,000 dengan alpha banyak bertanya tentang dari mana anak
0,05 yang artinya bahwa ada perbedaan berasal. Perry & Potter (2009) mengatakan
sikap responden sesudah diberikan bahwa pada fase ini organ genital menjadi
pendidikan kesehatan. fokus kesenangan. Menurut Wong, et al
(2008) pada fase ini sebagian besar sistem
Tabel 3. Perbedaan pengetahuan antara tubuh telah matur dan stabil. Pertumbuhan
kelompok intervensi dan kelompok control secara fisik bertumbuh secara lambat,
Variabel Kelompo Mea SD SE N P seperti tinggi dan berat badan. Pada usia
k n ini perkembangan seksualitas merupakan
Pengetahu Interven 9,6 1,116 0,25 1 0,00
fase yang sangat penting untuk identitas
an si 3 1,32 6 9 0
dan kepercayaan seksual individu secara
Kontrol 5,8 9 0,30 1
9 5 9
menyeluruh. Anak prasekolah membentuk
kelekatan yang kuat dengan orang tua
Sikap Interven 5,21 0,78 0,181 1 0,00 yang berlawanan jenis kelamin sambal
si 3,3 7 0,35 9 0 mengidentifikasi orang tua yang berjenis
Kontrol 2 1,52 1 1 kelamin yang sama. Perilaku dan respon
9 9 orang lain terhadap permainan peran dapat
mengondisikan anak untuk memandang
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dirinya sendiri atau orang lain. Dalam
rata-rata perbedaan pengetahuan antara eksplorasi seksual lebih menonjol dari
kelompok intervensi dan kelompok sebelumnya, terutama dalam hal
kontrol adalah 9,53 dan 5,89 dengan eksplorasi dan manipulasi genital.
standar deviasi masing-masing 1,116 dan Menurut penelitian yang dilakukan oleh
1,329. Hasil uji statistik didapatkan nilai p Olatunya, et al (2013) terdapat 53,6%
= 0,000, berarti pada alpha 5% terlihat ada kasus kekerasan seksual pada usia sekolah
perbedaan yang signifikan antara (6-12 tahun). Oleh karenanya tindakan
pengetahuan kelompok intervensi dan pencegahan perlu dilakukan sedini
kelompok kontrol. Pada variabel sikap mungkin kepada anak sehingga tindak
rata-rata perbedaan antara kelompok kekerasan seksual pada anak dapat
intervensi dan kelompok kontrol adalah dihindari.
5,21 dan 3,32 dengan stadar deviasi
masing-masing 0,787 dan 1,529. Hasil uji

98 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH DI TK KARTIKA KECAMATAN PARONGPONG

Jenis kelamin laki-laki dan perempuan berpendapat bahwa pendidikan seks untuk
pada kelompok intervensi dan kelompok anak masih terlalu dini dilakukan. Namun
kontrol persentasinya hampir sama, pada melihat perkembangan anak di usia
kelompok intervensi laki-laki 10 orang prasekolah yaitu anak lebih intuitif,
dan perempuan 9 orang. Menurut banyak bertanya dan eksplorasi seksual
penelitian yang dilakukan oleh Han, et al lebih menonjol dari sebelumnya (Wong, et
(2011) di Korea, menunjukkan bahwa al. 200). Maka orang tua, pelayanan
anak laki-laki banyak mengalami kesehatan dan sekolah juga pemerintah
kekerasan seksual, ini disebabkan oleh memiliki tanggung jawab dalam
faktor kenakalan anak dan ekonomi yang memberikan pendidikan seksual sesuai
rendah. Penelitian lain yang dilakukan tahapan usia untuk memberikan
oleh Olatuya, et al (2013) menunjukkan pemahaman kepada anak dalam upaya
bahwa anak perempuan menjadi korban pencegahan terjadinya kekerasan seksual
kekerasan seksual di Nigeria. pada anak.

Pendidikan kesehatan dalam upaya Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh


pencegahan kekerasan kekerasan seksual Sridawruang, Pfeil dan Crozier (2010)
pada anak, salah satu materi yang tentang mengapa orang tua Thailand tidak
diajarkan adalah pendidikan seks usia dini. membicarakan seks dengan anak mereka
Namun pada kenyataannya bagi para didapati lima tema yaitu, (a) pembatasan
orang tua berbicara mengenai seks pada yang diberlakukan oleh budaya tradisional
anak masih merupakan hal yang tabu atau Thailand; (b) pendidikan seks bukanlah
orang tua tidak tahu harus memulai dari tugas orang tua; (c) keterbatasan orang tua;
mana untuk menjelaskan kepada anak. Hal (d) kesenjangan generasi;(e) dan lebih
lain adalah orang tua bingung sejak usia baik tidak membicarakannya. Penelitian
berapa anak dapat diajar tentang ini memberikan bukti bagaimana
pendidikan seks. Menurut Cox (2007), pengetahuan dan persepsi orang tua terkait
pendidikan seks pada anak dapat diajarkan dengan kemampuan dan kemauan untuk
sejak lahir. Masa prasekolah adalah masa mendiskusikan hal-hal seksual dengan
kritis untuk menciptakan rasa nyaman anak remaja. Oleh karena itu, kebijakan
dalam pembicaraan mengenai subuh dan pendidikan seks di masa depan bisa
seks. Perasaan dan sikap-sikap bawah menjadi sangat ditingkatkan dengan
sadar berakar disini. memberdayakan orang tua untuk
mengambil bagian dalam pendidikan seks
Proporsi terbesar pada karakteristik suku anak remaja.
pada kelompok intervensi dan pada
kelompok kontrol adalah suku sunda 2. Perbedaan pengetahuan anak
84,2%, hanya sekitar 15% persen yang sebelum dan sesudah diberikan
bukan suku sunda. Hal ini terkait dengan pendidikan kesehatan di TK Kartika
tempat penelitian responden di TK Parongpong
Kartika, Parongpong yang terletak di
Bandung, Jawa Barat. Paradigma Hasil uji statistik didapatkan P Value =
pendidikan seks pada anak masih 0,000 (alpha = 0,05), ada perbedaan
dianggap tabu bagi sebagian besar signifikan antara pengetahuan responden
masyarakat Indonesia. Sebagian sebelum dan sesudah diberikan intervensi

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 99


Yunita Pasongli

pada kelompok intervensi. Pengetahuan memerlukan informasi tentang


merupakan hasil mengingat suatu hal, pencegahan kekerasan seksual pada anak.
termasuk mengingat kembali kejadian Maka pendidikan kesehatan tentang
yang pernah dialami baik secara sengaja pencegahan kekerasan seksual pada anak
maupun tidak sengaja dan ini terjadi perlu diberikan agar tindak kekerasan
setelah orang melakukan kontak atau dapat di cegah.
pengamatan terhadap suatu objek tertentu
(Wahid dkk, 2006). Hal ini dapat menjadi Selain dari sekolah pengetahuan dapat di
landasan dalam memberikan pendidikan peroleh anak dari lingkungan. Informasi
kesehatan tentang pencegahan kekerasan didapatkan dari orang tua, teman ataupun
seksual pada anak. dari media, hal ini dapat meningkatkan
pengetahuan anak dengan mendapat
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang informasi tersebut, ini sesuai dengan
terjadi melalui proses sensori khususnya penelitian yang dilakukan oleh Nabors, et
mata dan telinga terhadap obyek tertentu al (2011) tentang pengetahuan anak
(Sunaryo, 2004). Pengetahuan dapat prasekolah tentang rumah sakit, perawatan
mempengaruhi sikap dan tindakan dan peralatan darurat, dalam penelitian ini
seseorang, semakin tinggi pengetahuan hasil yang didapat adalah anak usia
seseorang semakin baik sikap dan prasekolah memiliki pengetahuan yang
tindakan orang tersebut dalam melakukan akurat tentang perawatan dan peralatan
berbagai hal. darurat dan cenderung untuk
menceritakan apa yang mereka tahu.
Kaitannya dengan penelitian ini adalah Peningkatan pengetahuan dapat
pengetahuan anak sebelum diberikan membantu anak-anak berkomunikasi lebih
pendidikan kesehatan cenderung memiliki baik dengan perawat dan dokter dan
pengetahuan yang rendah tentang cara menurunkan ketakutan anak dengan
pencegahan kekerasan seksual, ini terlihat perawatan di rumah sakit.
pada jawaban responden kelompok
intervensi pada kuesioner yang masih Setelah pendidikan kesehatan diberikan,
banyak menjawab salah, yaitu tentang terlihat jawaban responden sudah banyak
apabila seseorang yang tidak dikenal menjawab benar pada kuesioner. Ini
memberikan mainan kesukaan/makanan didukung oleh penelitian yang dilakukan
apa tindakanmu; bila ada seseorang yang oleh Barron dan Topping (2013) tentang
memegang daerah terlarang (dada, perut, evaluasi eksplorasi dari program
pantat dan daerah kemaluan apa yang pencegahan kekerasan seksual yang
harus dilakukan; dan nama alat kelamin berbasis sekolah. Menggunakan kuesioner
anda. Hal ini disebabkan karena pre dan post test pada anak kelas 6.
kurangnya informasi yang didapatkan oleh Didapati peningkatan pengetahuan yang
anak. Penyebab lain yang memungkinkan signifikan setelah siswa terlibat dalam
adalah ketidakkonsistenan anak dalam program debat topik dan permainan
memberikan jawaban. Bila ketidaktahuan tentang program pencegahan kekerasan
dibiarkan maka anak tidak tahu cara seksual yaitu 1,145= 13,933, p<0,1 pada
menghindari kekerasan terhadap anak dan kelompok intervensi.
tidak dapat melakukan tindakan
pencegahan. Dengan demikian anak

100 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH DI TK KARTIKA KECAMATAN PARONGPONG

Pada kelompok kontrol yaitu anak yang kesehatan seksual pada masa kanak-
tidak diberikan pendidikan kesehatan, kanak. Para peserta mengidentifikasi
pengetahuan rata-rata anak pada pretest bahwa pendidikan kesehatan seksual bagi
6,00, pada posttest memiliki pengetahuan tuna netra dapat meningkatkan
rata-rata 5,89 responden kelompok kontrol pengetahuan tentang kesehatan seksual.
yang menjawab pertanyaan pada
kuesioner pengetahuan, terdapat banyak Beberapa hasil penelitian yang
jawaban yang salah yaitu tentang apabila mendukung pengaruh pendidikan
seseorang yang tidak dikenal memberikan kesehatan terhadap pengetahuan, yaitu
mainan kesukaan/makanan apa penelitian yang dilakukan oleh Hidayati,
tindakannmu; bila ada seseorang yang Salawati dan Istiana (2012) tentang
memegang daerah terlarang (dada, perut, pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pantat dan daerah kemaluan apa yang pengetahuan tentang kanker panyudara
harus dilakukan; dan nama alat kelamin didapati pendidikan kesehatan
anda; tidak dapat membedakan sentuhan berpengaruh terhadap pengetahuan siswi
yang diperbolehkan dan yang tidak tentang kanker payudara dengan p value =
diperbolehkan. Hal ini disebabkan anak 0,000. Penelitian lain yang dilakukan oleh
belum memperoleh informasi tentang Pandiangan (2006) menyatakan bahwa
pencegahan kekerasan seksual, sehingga pendidikan kesehatan menggunakan
apa yang anak sukai hal tersebut yang metode ceramah dan audiovisual
dilakukan walaupun hal tersebut berpengaruh terhadap peningkatan
bertentangan dengan yang sebenarnya. pengetahuan remaja putri di Tapanuli
Utara.
Efektifitas pendidikan kesehatan yang
diberikan kepada anak dapat dilihat dari Penelitian yang dilakukan oleh Saraswati
adanya perubahan pengetahuan, sikap dan (2011) tentang pengaruh promosi
keterampilan individu atau masyarakat kesehatan terhadap pengetahuan tentang
setelah diberikan pendidikan kesehatan kanker serviks di Surakarta menunjukan
(Maulana, 2009). Sedangkan menurut bahwa peningkatan signifikan
NSVRC (2011), pendidikan tentang pengetahuan tentang kanker serviks
pencegahan kekerasan seksual pada anak, dengan p value = 0,000 sehingga wanita
mempunyai manfaat yang dapat diperoleh dapat berpartisipasi dalam mendeteksi
yaitu, meningkatkan pengetahuan kanker serviks lebih dini. Dengan
kekerasan seksual, meningkatkan didukung oleh beberapa teori dan
pengetahuan dan keterampilan dalam penelitian maka pendidikan kesehatan
perlindungan diri, meningkatkan perasaan tentang pencegahan kekerasan seksual
positif tentang diri. pada anak dalam penelitian ini
meningkatkan pengetahuan efektif untuk
Penelitian yang mendukung yang menghindarkan anak dari kekerasan
dilakukan oleh Krupa dan Esmail (2010), seksual.
penelitian kualitatif tentang pengalaman
pendidikan kesehatan seksual pada anak 3. Perbedaan pengetahuan dan
tuna netra. Dengan sembilan partisipan sikap antar kelompok intervensi dan
penelitian ini menemukan bahwa para kelompok control
peserta tidak menerima pendidikan

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 101


Yunita Pasongli

Hasil uji statistik perbedaan pengetahuan kesehatan untuk mencegah kekerasan


antar kelompok intervensi dan kelompok seksual pada anak yang dilakukan setelah
kontrol didapat p value = 0,000 pada alpha penelitian selesai.
0,05 yang berarti ada perbedaan
pengetahuan yang signifikan antara Pendidikan kesehatan tentang pencegahan
kelompok yang diberikan pendidikan kekerasan seksual anak pada kelompok
kesehatan dengan kelompok yang tidak intervensi diberikan selama 2 hari, pada
diberikan pendidikan kesehatan tentang hari ketiga peneliti me-review semua
pencegahan kekerasan seksual. Hasil uji materi yang telah diberikan selama 2 hari
statistik perbedaan sikap antara kelompok secara singkat supaya anak tidak bosan.
intervensi dan kelompok kontrol didapat p Media yang digunakan adalah multimedia
value = 0,000 pada alpha 0,05 yang berarti dan boneka. Pendidikan kesehatan tentang
ada perbedaan sikap yang signifikan pencegahan kekerasan seksual yang
antara kelompok yang diberikan diberikan kepada anak mencakup: (a) anak
pendidikan kesehatan tentang pencegahan diberi pengetahuan tentang konsep-konsep
kekerasan seksual dengan kelompok yang kekerasan seksual seperti: kepemilikan
tidak diberikan pendidikan kesehatan. tubuh anak, informasi tentang sentuhan
yang baik dan sentuhan yang buruk, dan
Hasil yang paling dominan dalam perbedaan rahasia yang pantas dan tidak
penelitian ini adalah kelompok intervensi layak.(b) pembelajaran tentang strategi
yang diberikan pendidikan kesehatan perlindungan diri seperti, melarikan diri,
dengan menggunakan multimedia, yang percaya intuisi anak, dan mengatakan
hasilnya menunjukkan peningkatan ‘tidak’ jika mengalami sesuatu
pengetahuan dan sikap yang baik setelah penyimpangan batas, (c) anak mendapat
diberikan intervensi. Menurut Machfoed pengetahuan tentang system pendukung,
(2005), pendidikan kesehatan merupakan dimana untuk mendapatkan perlindungan
proses perubahan, yang bertujuan untuk dan apa yang harus dilakukan jika
mengubah individu, kelompok dan pengalami pelecehan actual atau potensial
masyarakat menuju hal- hal yang positif (Zeuthen & Hagelskjaer, 2013).
secara terencana melalui proses belajar.
Perubahan tersebut mencakup antara lain Menurut penelitian yang dilakukan oleh
pengetahuan, sikap dan keterampilan Zhina & Dingchu (2013), bahwa orang tua
melalui proses pendidikan kesehatan. Pada dan guru menyadari pendidikan kesehatan
hakikatnya dapat berupa emosi, tentang pencegahan kekerasan seksual
pengetahuan, pikiran keinginan, tindakan pada anak dengan pendidikan seks dan
nyata dari individu, kelompok dan juga memiliki dasar kualifikasi tertentu
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa dan dukungan intelijen. Namun
pendidikan kesehatan tentang pencegahan pelaksanaan pendidikan seks tertinggal,
kekerasan seksual pada anak berpengaruh dan hampir tidak ada orang tua dan guru
terhadap pengetahuan dan sikap anak melaksanakan pendidikan seks pada anak
terhadapa pencegahan kekerasan seksual. secara formal atau non formal. Hal ini
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak disebabkan orang tua dan guru kurang
ada perbedaan yang signifikan, dan masih pengetahuan yang memadai, selain itu
terdapat pengetahuan dan sikap yang kurangnya bahan ajar dan metode yang
kurang, sehingga dibutuhkan pendidikan tepat. Penelitian yang dilakukan oleh

102 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH DI TK KARTIKA KECAMATAN PARONGPONG

Arora, et al (2012) tentang pendekatan tindakan spesifik sesuai waktu dan tempat
kualitatif untuk mengevaluasi materi dengan orang tertentu atau sendiri dan
pendidikan kesehatan pada anak usia mengabaikan persaingan dan
prasekolah. Hasil dari penelitian adalah mengidentifikasi strategi tertentu untuk
orang tua mengatakan materi pendidikan mendapatkan, malaksanakan atau
kesehatan yang diberikan dalam bentuk penguatan terhadap perilaku. Kebutuhan
leaflet sulit dimengerti dan Bahasa yang bersaing merupakan perilaku alternatif
digunakan tidak dipahami, para ibu pada diri seorang individu memiliki
mengharapkan presentasi pendidikan kontrol rendah dan level kontrol yang
sekehatan pada anak usia prasekolah tinggi. Perlaku promosi kesehatan adalah
menggunakan gambar sehingga muda sebuah titik akhir ataupun hasil perilaku
dipahami. yang terarah kepada tujuan mendapatkan
hasil positif seperti kesejahteraan optimal,
Penelitian lain yang dilakukan oleh kepribadian yang seutuhnya, dan
Daigneault, et al (2012) tentang evaluasi kehidupan yang lebih produktif.
dari lokarkarya pencegahan kekerasan
kekerasan seksual dalam multikultural, Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa,
dengan pre dan posttest, dilakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan
terhadap anak berusia 3-12 tahun, dengan kekerasan seksual pada anak usia
melakukan lokakarya selama 90 menit, prasekolah bermanfaat untuk
menggunakan metode bermain peran dan meningkatkan pengetahuan, namun dalam
panduan. Hasil yang didapat adalah pelaksanaannya diperlukan tambahan
terdapat perbaikan pengetahuan tentang metode untuk mempermudah anak
pencegahan kekerasan seksual dari mengerti materinya yaitu dengan bermain
sebelumnya. Penelitian lainnya yang peran, belajar sambil bermain dan
dilakukan oleh Raji, et al (2014) tentang menggunakan gambar. Selain itu guru dan
pengaruh pendidikan kesehatan untuk orang tua berperan penting untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan mengajarkan cara pencegahan kekerasan
perlikau menggunakan teman seksual secara berulang-ulang kepada
sepermainan disekolah. Hasil yang didapat anak. Upaya pencegahan kekerasan
adalah terdapat peningkatan pengetahuan seksual tidaklah mudah dilakukan,
pada kelompok intervensi dari 75,4% dibutuhkan kerjasama semua pihak
menjadi 97,2% (p=0,000), demikian juga diantaranya: tokoh agama, tokoh
dengan sikap dan perilaku masing-masing masyarakat, professional kesehatan,
perubahan secara signifikan p=0,000. sekolah, pemerintah dan lain sebagainya
Konsep Health-promoting behavior untuk mendukung dalam pengetahuan dan
merupakan upaya untuk menggambarkan pemantauan terhadap anak.
sifat multidimensi orang yang berinteraksi
dengan lingkungan untuk memperoleh KESIMPULAN
kesehatan. Konsep dari HPM Pender
adalah Behavioral Outcomes, terdiri dari Berdasarkan hasil penelitian dan
Komitmen pada rencana tindakan, pembahasan tentang pengaruh pendidikan
Kebutuhan Yang Mendesak dan Health kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
Promoting Behavior. Proses kognitif anak usia prasekolah dalam pencegahan
didasari oleh Komitmen melaksanakan kekerasan seksual dapat disimpulkan

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 103


Yunita Pasongli

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna Darma, K.K (2011) Metodologi Penelitian
pengetahuan dan sikap anak usia Keperawatan. Jakarta: Trans info
prasekolah sebelum dan sesudah diberikan Media
pendidikan kesehatan pada kelompok
intervensi dengan p value= 0,000 dan Gunarsa, S.D, & Gunarsa, Y.S.D (2008).
variabel sikap p value = 0,000 (alpha Psikologi Perkembangan Anak dan
<0,05). Pada kelompok kontrol tidak ada Remaja. Jakarta: Gunung Mulia
perbedaan pengetahuan antara pretest dan
posttest dengan p value = 0,767 pada alpha Kenny, M.C. (2009). Child Sexual Abuse
5%. c. Terdapat perbedaan yang Prevention: Psychoeducational
bermakna pengetahuan dan sikap anak groups for preschoolers and their
usia prasekolah sesudah diberikan parents. Vol. 34. No.1 Florida
pendidikan kesehatan pada kelompok International University.
intervensi dan pada kelompok kontrol, p
value pengetahuan adalah 0,00 dan p value Lisdiya, N. (2013). Sex Education untuk
sikap adalah 0,00(alpha <0,05). anak-anak, Why not?

DAFTAR PUSTAKA NSVRC. (2011) Child sexual abuse


prevention: Program for children.
Anonym. (2014) Ayah tiri cabul di CINAHL. Ebsco. Article
Tasikmalaya
Olafson, E (2011) Child sexual abuse:
Anwar, I. (2010) Pengembangan Bahan Demography, Impact, and
Ajar. Bahan kuliah online. Intervention. Journal of child &
Direktori UPI. Bandung adolescent trauma. CINAHL.
Ebsco.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian
suatu pendekatan praktik. Jakarta: Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
RIneka Cipta. keperawatan. Jakarta: EGC.

Arora, A., McNab, M., Lewis, M.W., Yusuf, S. (2009). Psikologi Perkembangan
Hilton, G., Blinkhorn, a.S & anak dan remaja. Bandung: PT.
Schwarz, E. (2012).’I can’t relate Remaja.
it to teeth’: A qualitative approach
to evaluate oral health education Walsh, K., & Brandon, L. (2012). Their
materials for preschool children in children’s first educators: Parents’s
New South Wales, Australia. views about child sexual abuse
International Journal of Pediactric prevention education. Jurnal
Dentistry. family study. (21): 736-746.

Ball, J.W, & Binler, R.C. (2008). Pediatric Zeuthen, K dan Hagelskjaer, M. (2013).
Nursing Caring for Children. Prevention of child sexual abuse:
Pearson prentice. ISBN Analysis and discussion of the
field. Journal of child sexual

104 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH DI TK KARTIKA KECAMATAN PARONGPONG

abuse. 22: 742-760. CNHAL.


Ebsco.

Zhina, C, & Dingchu, W. (2013).


International review of social
sciences amd humanities. 5.(2), 12-
18. CINAHL. Ebsco.

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 105

Anda mungkin juga menyukai