Anda di halaman 1dari 30

DRAF USULAN DAN PENYEMPURNAAN

ANGGARAN DASAR

PERHIMPUNAN HUBUNGAN MASYARAKAT INDONESIA


(Indonesia Public Relations Association)

MUKADIMAH

Bahwa sesungguhnya praktisi / pelaksana Humas (Public Relations) dan atau


praktisi komunikasi merupakan profesi yang terus berkembang dan makin penting
artinya dalam kehidupan berbangsa, serta memiliki tanggungjawab besar terhadap
fungsi kehumasan yang menjunjung sikap-sikap yang luhur, profesional, jujur dan
berakhlak (etika) mulia.

Bahwa, sesungguhnya profesi Humas (Public Relations) dan atau praktisi


komunikasi adalah profesi yang mengamalkan sikap dan perilaku profesi
kehumasan yang dilandasi empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Profesi Humas dan atau praktisi komunikasi berpedoman pada cita-cita
dan tekad untuk mengamalkan sikap dan perilaku profesional yang mengutamakan
kepentingan atau sebesar-besarnya kebaikan (atau manfaat) bagi masyarakat
(publik) luas.

Bahwa, dengan kesadaran akan posisi, tugas, kewajiban dan tanggung jawab
selaku profesi Humas (Public Relations) dan atau praktisi komunikasi terhadap
pembangunan Citra dan Reputasi Nusa Bangsa Indonesia, maka dipandang perlu
menghimpun kesatuan dan persatuan, kemampuan dan keahlian untuk memajukan
profesinya dalam suatu wadah organisasi sebagai
manifestasi dari tanggungjawab masing-masing individu yang bersatu dalam
organisasi dimaksud.

Maka, berdasarkan hal-hal di atas, dan dengan memohon taufik, hidayah dan
rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur para praktisi
kehumasan dan atau komunikasi, dengan ini menyatakan menyatukan diri dan
berhimpun dalam satu wadah organisasi kemasyarakatan dengan nama
Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia, disingkat PERHUMAS, yang
dilengkapi dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERHUMAS.

*Visi PERHUMAS
Anggaran Dasar PERHUMAS Anggaran Dasar PERHUMAS Indonesia
25 April 2003 bo. 8 2016
Iskandar SH Notaris di Jakarta
(A)
Bab I BAB I
NAMA, WAKTU, PENDIRI DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal I Pasal 1
NAMA DAN KEDUDUKAN Nama Organisasi

1. Organisasi ini bernama PERHIMPUNAN MASYARAKAT Organisasi ini bernama Perhimpunan Hubungan Masyarakat
INDONESIA (PUBLIC RELATIONS ASSOCIATION OF INDONESIA) Indonesia, disingkat PERHUMAS, dan dalam bahasa Inggris
disingkat PERHUMAS dinamakan "Indonesia Public Relations Association".
2. PERHUMAS didirikan pada tanggal 15 Desember 1972 untuk
waktu yang tidak ditentukan
3. Para pendiri PERHUMAS antara lain adalah: M. ALWI
DAHLAN, PhD; ARIFIN PASARIBU; AUGUSTO THOMAS
GRACIANO; D. TAHITOE, SH; Drs. HOEDIORO; Mayor. Drs. I
MADE ARISANDI; R. IMAM SAJONO; Drs. MAHIDDIN; MARAH
JOENOES MOESTAFA KEMAL; MOHAMMAD JAHJA DAENG
NOMPO; MOHAMMAD RIDWAN; NANA SUTRESNA, MA; ROY
TJIA HEN AN; S.D PONTOH, SH; Drs. SOEMADI; Brigadir Jendral.
SOEMRAHADI; Ir. WARDIMAN DJOJONEGORO dan WISAKSONO
NOERADI
4. PERHUMAS adalah Badan Hukum yang berkedudukan di
ibukota Republik Indonesia
Pasal II Pasal 2
ASAS, TUJUAN DAN PELAKSANAANNYA Waktu Pendirian Organisasi
1. PERHUMAS berasas Pancasila PERHUMAS didirikan di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1972
2. PERHUMAS bertujuan: (tanggal Lima Belas bulan Desember tahun Seribu Sembilan
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan para Ratus Tujuh Puluh Dua) untuk jangka waktu yang tidak
profesional Hubungan Masyarakat di Indonesia ditentukan.
b. Memperluas dan memperdalam ilmu dan pengetahuan
mengenai Hubungan Masyarakat
c. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara
para anggotanya
d. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi
yang serumpun dengan bidang Hubungan Masyarakat, di dalam
maupun di luar negeri
3. PERHUMAS berusaha mencapai tujuan-tujuannya antara lain
dengan:
a. Menyusun dan mentaati kode etik profesi Hubungan
Masyarakat Indonesia
b. Menyelenggarakan diskusi-diskusi dan menerbitkan tulisan-
tulisan mengenai Hubungan Masyarakat
c. Meningkatkan pendidikan dan riset dalam bidang Hubungan
Masyarakat di Indonesia
Pasal 3
Pendiri Organisasi
Para Pendiri PERHUMAS adalah :
(1) M. Alwi Dahlan, PhD
(2) Arifin Pasaribu
(3) Augusto Thomas Graciano
(4) D. Tahitoe, SH
(5) Kol. Drs. Hoedioro
(6) Mayor Drs. I Made Arisandi
(7) R. Imam Sajono
(8) Drs. Mahiddin
(9) Marah Joenoes
(10) Moestafa Kemal
(11) Mohammad Jaja Daeng Nompo
(12) Mohammad Ridwan
(13) Nana Sutresna, MA
(14) Roy Tjia Hen An
(15) SD Pontoh, SH
(16) Drs. Soemadi
(17) BrigJen Soemrahadi
(18) Ir. Wardiman Djojonegoro
(19) Wicaksono Noeradi
(20) Drs. Feisal Tamin
(21) Drs. RM Hadjiwibowo
Pasal 4
Tempat Kedudukan Organisasi
Tempat kedudukan PERHUMAS di Negara Kesatuan Republik
Indonesia:
(1) Badan Pengurus Pusat disingkat BPP berkedudukan di
Ibukota Negara Republik Indonesia;
(2) Badan Pengurus Cabang disingkat BPC berkedudukan di
kota/gabungan kota-kota di seluruh wilayah Indonesia
bernaung dibawah BPP.
(3) Wilayah kegiatan PERHUMAS meliputi seluruh wilayah
Indonesia.
BAB II
AZAS, LANDASAN, TUJUAN, USAHA DAN KEGIATAN
Pasal III Pasal 5
KEANGGOTAAN Azas
1. Keanggotaan PERHUMAS terdiri dari: PERHUMAS berazaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
a. Anggota Perorangan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Anggota Lembaga
2. Anggota Perorangan terdiri atas:
a. Anggota Pratama
b. Anggota Madya
c. Anggota Muda
d. Anggota Kehormatan
e. Anggota Lestari
3. Anggota Pratama adalah Warga negara Indonesia yang
mempunyai dan atau pernah mempunyai/membawahi fungsi
dan mata pencaharian baik langsung maupun tidak langsung
dalam bidang Hubungan Masyarakat selama sekurang-
kurangnya tiga tahun berturut-turut atau lima tahun tidak
berturut-turut
4. Anggota Madya adalah Warga negara Indonesia yang
mempunyai fungsi dan mata pencaharian baik langsung
maupun tidak langsung dalam bidang Hubungan Masyarakat
atau mempunyai minat khusus terhadap perkembangan dan
profesi Hubungan Masyarakat. Bagi warga negara asing
keanggotaan mereka digolongkan dalam kategori ini
5. Anggota Muda adalah Warga negara Indonesia atau warga
negara asing yang berdomisili di Indonesia, sedang belajar pada
salah satu lembaga pendidikan atau mereka yang sedang
mempersiapkan diri dalam karir Hubungan masyrakat, berusia
maksimal 30 (tiga puluh) tahun
6. Anggota Kehormatan adalah Seorang yang telah berjasa
terhadap perkembangan profesi Hubungan Masyarakat di
Indonesia atau PERHUMAS
7. Anggota Lestari: Anggota Pratama PERHUMAS yang
sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun menjadi anggota
PERHUMAS
8. Anggota Lembaga adalah: Lembaga atau perusahaan yang
berminat dan menaruh perhatian kepada ihwal Hubungan
Masyarakat, serta bersedia memberi dukungan keuangan
secara tetap kepada PERHUMAS. Imbalan dan kompensasi
memadai keanggotaan ini ditetapkan Badan Pengurus Pusat
PERHUMAS
Pasal IV Pasal 6
PENERIMAAN DAN PENGAKHIRAN KEANGGOTAAN Landasan
1. Penerimaan dan penggolongan keanggotaan dilaksanakan PERHUMAS berdasarkan:
oleh Komisi Keanggotaan 1. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional,
2. Anggota Kehormatan diangkat dan diberhentikan oleh Rapat 2. Anggaran Dasar sebagai landasan hukum organisasi
Paripurna PERHUMAS 3. Keputusan Musyawarah Nasional PERHUMAS sebagai
3. Anggota Lestari dan Anggota Lembaga diangkat oleh Badan landasan operasional.
Pengurus Pusat PERHUMAS
4. Setiap keanggotaan berakhir karena:
a. Permintaan sendiri
b. Meninggal dunia
c. Tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Pasal
III
Pasal V Pasal 7
ORGANISASI Tujuan
Organisasi, Dewan dan Badan PERHUMAS terdiri atas: PERHUMAS bertujuan:
1. Musyawarah Nasional PERHUMAS (1) Menghimpun para profesi hubungan masyarakat (public
2. Rapat Anggota PERHUMAS relations) dan atau praktisi komunikasi, hubungan media,
3. Dewan Kehormatan PERHUMAS hubungan pemerintah, hubungan internal, manajemen
4. Penasehat PERHUMAS reputasi, komunikasi korporat, marketing communications,
5. Badan Pengurus Pusat PERHUMAS (BPP PERHUMAS) community development, corporate affairs, akademisi
6. Badan Pengurus Cabang PERHUMAS (BPC PERHUMAS) bidang hubungan masyarakat atau penamaan lainnya ke
7. Badan Pengurus Cabang Anggota Muda PERHUMAS (BPC-AM dalam satu wadah organisasi.
PERHUMAS) (2) Menegakkan Kode Etik Perhimpunan Hubungan
Masyarakat Indonesia disingkat Kode Etik PERHUMAS
(3) Meningkatkan kompetensi, kemampuan dan keterampilan
para profesional hubungan masyarakat di Indonesia.
(4) Memperluas, memperdalam ilmu dan pengetahuan
mengenai hubungan masyarakat.
(5) Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman di
antara para anggotanya.
(6) Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi
yang serumpun dengan bidang hubungan masyarakat dan
atau komunikasi di dalam dan luar negeri.

Pasal 8
Usaha dan Kegiatan
PERHUMAS berusaha mencapai tujuan-tujuannya antara lain
dengan:
1. Membina para anggotanya menjunjung tinggi Kode Etik
Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia
2. Menyelenggarakan diskusi-diskusi dan menerbitkan
tulisan-tulisan mengenai hubungan masyarakat
3. Turut serta meningkatkan kompetensi anggota melalui
pendidikan, pelatihan, akreditasi, sertifikasi, dan riset
dalam bidang hubungan masyarakat di Indonesia
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal VI Pasal 9
MUSYAWARAH NASIONAL PERHUMAS Jenis Keanggotaan
1. Musyawarah Nasional PERHUMAS adalah forum/kekuasaan (1) Jenis Keanggotaan PERHUMAS terdiri dari:
tertinggi organisasi PERHUMAS
2. Musyawarah Nasional PERHUMAS diadakan antara lain: 1. Anggota
a. Mengesahkan Program Kerja, Rancangan Anggaran, dan Anggota adalah warga negara Indonesia yang mempunyai
laporan kerja BPP PERHUMAS pekerjaan baik langsung maupun tidak langsung dalam
b. Memilih, mengangkat dan memberhentikan Dewan bidang hubungan masyarakat atau mempunyai minat
Kerhormatan PERHUMAS, Anggota Kehormatan, dan Ketua khusus terhadap perkembangan dan profesi hubungan
Umum PERHUMAS masyarakat dan atau komunikasi pada umumnya.
c. Menyempurnakan Anggaran Dasar PERHUMAS 2. Anggota Utama
3. Hak suara Musyawarah Nasional PERHUMAS terdiri dari: Anggota Utama adalah Anggota PERHUMAS yang telah
a. 3 (tiga) Wakil Dewan Kehormatan PERHUMAS bergabung dengan PERHUMAS sekurang-kurangnya 15
b. 5 (lima) Wakil Badan Pengurus Pusat PERHUMAS (lima belas) tahun berturut-turut dan ditetapkan oleh
c. 2 (dua) Wakil dari setiap Badan Pengurus Cabang PERHUMAS Rapat Pengurus Harian PERHUMAS.
4. Musyawarah Nasional PERHUMAS diselenggarakan minimal 2 3. Anggota Kehormatan
(dua) tahun sekali. Penyelenggaraan dan penanggungjawab Anggota Kehormatan adalah Individu yang dinilai berjasa
Musyawarah Nasional PERHUMAS adalah BPP PERHUMAS. terhadap perkembangan profesi hubungan masyarakat di
5. Pimpinan Musyawarah Nasional PERHUMAS adalah Ketua Indonesia atau PERHUMAS dan ditetapkan oleh Rapat
dan Sekretaris Musyawarah Nasional PERHUMAS yang dipilih Pengurus Harian PERHUMAS.
dari dan oleh forum Musyawarah Nasional PERHUMAS 4. PERHUMAS Muda
6. Musyawarah Nasional PERHUMAS dapat diadakan atas PERHUMAS Muda adalah warga negara Indonesia atau
permintaan: warga negara asing yang berdomisili di Indonesia, sedang
a. Dewan Kehormatan PERHUMAS belajar di tingkat diploma/sarjana Strata 1 di bidang
b. BPP PERHUMAS hubungan masyarakat/komunikasi pada salah satu
c. Sedikitnya 3 (tiga) BPC PERHUMAS lembaga pendidikan, atau warga negara Indonesia yang
7. Kuorom Musyawarah Nasional PERHUMAS adalah dua sedang menjalani karir hubungan masyarakat pada
pertiga dari jumlah yang berhak memberi suara. tingkat awal, berusia maksimal 28 tahun.
8. Keputusan-keputusan Musyawarah Nasional PERHUMAS
ditentukan oleh musyawarah dan mufakat atau suara (2) Keanggotaan diajukan oleh BPC dan disahkan oleh BPP.
terbanyak dari suara yang sah. (3) Persyaratan mengenai jenis keanggotaan diatur dalam
9. Pemungutan suara atas perorangan ditentukan oleh suara Anggaran Rumah Tangga.
terbanyak dari jumlah suara yang sah. Bila terdapat suara yang
sama bagi dua calon, maka pemungutan suara harus diulang.
10. Pemungutan suara mengenai perorangan dilakukan secara
tertulis
11. Bila Musyawarah Nasional PERHUMAS tidak dapat
dilaksanakan, maka pengambilan dan pengesahan keputusan
dapat dilaksanakan melalui referendum yang diselenggarakan
oleh BPP PERHUMAS
12. Anggota PERHUMAS berhak hadir dalam Musyawarah
Nasional PERHUMAS selaku peninjau dan dapat berbicara seizin
Ketua Musyawarah Nasional PERHUMAS
Pasal VII Pasal 10
RAPAT ANGGOTA PERHUMAS Sifat Keanggotaan
1. Rapat Anggota PERHUMAS adalah forum anggota ditingkat (1) Sifat keanggotaan PERHUMAS adalah sukarela, bebas dan
BPC PERHUMAS terbuka bagi seluruh profesional hubungan masyarakat
2. Rapat Anggota PERHUMAS diadakan antara lain untuk: (public relations) dan atau praktisi komunikasi hubungan
a. Mengesahkan Program Kerja, Rancangan Anggaran dan media, hubungan pemerintah, hubungan internal,
Laporan Kerja BPC PERHUMAS manajemen reputasi, komunikasi korporat, marketing
b. Memilih, mengangkat dan memberhentikan Ketua BPC communications, community development, corporate
PERHUMAS affairs, akademisi bidang hubungan masyarakat atau
3. Forum Rapat Anggota PERHUMAS terdiri dari seluruh penamaan lainnya di Indonesia.
anggota PERHUMAS di wilayah cabang yang bersangkutan dan (2) Pengurus dapat memberikan fasilitas keanggotaan kepada
BPP PERHUMAS profesional yang memenuhi persyaratan tertentu yang
4. Rapat Anggota PERHUMAS diselenggarakan setiap 2 (dua) ditetapkan PERHUMAS.
tahun sekali. Penyelenggaraan dan penanggung jawab Rapat
Anggota PERHUMAS adalah BPC PERHUMAS
5. Pimpinan Rapat Anggota PERHUMAS adalah Ketua dan
Sekretaris Rapat Anggota PERHUMAS yang dipilih dari dan oleh
forum peserta Rapat Anggota PERHUMAS termasuk BPP
PERHUMAS
6. Rapat Anggota PERHUMAS dapat diadakan atas permintaan:
a. BPP PERHUMAS
b. BPC PERHUMAS
c. Sedikitnya oleh 5 (lima) Anggota Pratama dari wilayah cabang
PERHUMAS yang bersangkutan
7. Kuorum Rapat Anggota PERHUMAS adalah satu per dua dari
jumlah anggota yang berhak memberi suara
8. Keputusan-keputusan Rapat Anggota PERHUMAS ditentukan
oleh musyawarah dan mufakat atau suara terbanyak dari suara
yang sah
9. Pemungutan suara atas perorangan ditentukan oleh suara
terbanyak dari jumlah suara yang sah. Bila terdapat suara yang
sama bagi dua calon, maka pemungutan suara harus diulang
10. Pemungutan suara mengenai perorangan dilakukan secara
tertulis
11. Bila Rapat Anggota PERHUMAS tidak dapat dilaksanakan
maka pengambilan dan pengesahan keputusan dapat
dilaksanakan melalui referendum yang diselenggarakan oleh
BPP PERHUMAS dan BPC PERHUMAS
12. Anggota PERHUMAS berhak hadir dalam Rapat Anggota
PERHUMAS selaku peninjau dan dapat berbicara seizin Ketua
Rapat Anggota PERHUMAS
Pasal 11
Hak Anggota
(1) Anggota dan Anggota Utama mempunyai :
1. Hak bicara, hak suara dan hak dipilih.
2. Hak untuk mengikuti kegiatan, penelitian, bimbingan
dan pembinaan organisasi.
3. Hak memperoleh rekomendasi, informasi, pelayanan
dan perlindungan organisasi.
(2) Anggota Kehormatan mempunyai :
1. Hak bicara
2. Hak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi atas
undangan Badan Pengurus PERHUMAS
(3) PERHUMAS Muda mempunyai:
1. Hak bicara
2. Hak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi atas
undangan BPC PERHUMAS
3. Hak untuk mengikuti kegiatan, penelitian, bimbingan
dan pembinaan organisasi.
4. Hak memperoleh rekomendasi dan informasi organisasi.

Pasal 12
Kewajiban Anggota
Setiap Anggota PERHUMAS berkewajiban untuk:
(1) Menaati semua ketentuan organisasi sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERHUMAS
(2) Mematuhi peraturan dan keputusan yang dikeluarkan
organisasi
(3) Menjaga serta menjunjung tinggi harkat dan martabat
organisasi dengan mengikatkan diri pada Kode Etik
PERHUMAS.
(4) Memperjuangkan secara aktif tujuan organisasi.
(5) Membayar uang pangkal dan iuran anggota, atau pungutan
lainnya yang ditetapkan organisasi.

Pasal 13
Berakhirnya Keanggotaan
(1) Bagi PERHUMAS Muda, Anggota Biasa dan Anggota Utama,
keanggotaannya berakhir karena :
1. Mengundurkan diri
2. Meninggal dunia
3. Tidak lagi bertugas atau bergerak di bidang kegiatan
hubungan masyarakat dan atau komunikasi.
4. Diberhentikan oleh organisasi.
(2) Bagi Anggota Kehormatan, keanggotaannya berakhir
karena :
1. Mengundurkan diri
2. Meninggal dunia
3. Diberhentikan oleh Badan Pengurus.
(3) Tata cara pemberhentian anggota diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

BAB IV
ORGANISASI
Pasal VIII Pasal 14
DEWAN KEHORMATAN PERHUMAS Bentuk Organisasi
1. Dewan Kehormatan PERHUMAS merupakan lembaga PERHUMAS adalah organisasi berbentuk perhimpunan dalam
pelengkap yang berfungsi sebagai lembaga konsultatif dan suatu kesatuan dari Pusat sampai ke Cabang-Cabang di seluruh
pertimbangan PERHUMAS dalam aspek-aspek profesi, praktik wilayah Republik Indonesia.
dan kode etik profesi, dan berwenang mengambil keputusan-
keputusan yang berkaitan dengan hal-hal yang diajukan oleh
BPP PERHUMAS. Keputusan-keputusan yang diambil wajib
dilaksanakan oleh BPP PERHUMAS, BPC PERHUMAS dan
seluruh anggota PERHUMAS
2. Dewan Kehormatan PERHUMAS bertugas pokok untuk
menyelesaikan masalah yang timbul dalam profesi dan praktik
Humas di Indonesia dan organisasi PERHUMAS berdasarkan
Anggaran Dasar PERHUMAS, Kode Etik Kehumasan Indonesia
serta Kode Etik International Public Relations Association (IPRA)
dan Kode Etik Humas lainnya.
3. Dewan Kehormatan PERHUMAS terdiri dari 7 (tujuh) Anggota
Lestari PERHUMAS, yang bersedia diangkat dan diberhentikan
oleh Musyawarah Nasional PERHUMAS atau mengundurkan
diri, atau tutup usia

Pasal 15
Sifat Organisasi
PERHUMAS yang mengacu pada profesi bersifat otonom, netral,
non-partisan dan independen, serta profesional.
Pasal 16
Fungsi Organisasi
PERHUMAS berfungsi sebagai wadah dan wahana untuk:
1. Mempersatukan, mengarahkan, mengerahkan kemampuan
dan ketrampilan serta kegiatan para anggotanya untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Memperjuangkan aspirasi dan kepentingan anggota serta
menyebarluaskan informasi tentang kehumasan kepada
para anggotanya.
3. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, penelitian,
pengembangan pendidikan dan pelatihan kehumasan bagi
anggotanya.
4. Menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi antar
anggota/intern organisasi maupun antara organisasi dengan
pemerintah dan masyarakat luas mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan dunia kehumasan dan atau
komunikasi.
5. Menyelenggarakan hubungan aktif dengan instansi/badan-
badan yang melakukan kegiatan kehumasan dan atau
komunikasi, baik nasional maupun internasional yang dapat
memberikan kontribusi kepada dunia kehumasan.
Pasal 17
Struktur Organisasi
1. Organisasi PERHUMAS terdiri dari :
1. Tingkat Nasional disebut BPP
2. Tingkat Cabang disebut BPC
2. Di setiap kota dapat dibentuk BPC yang pendiriannya
sekurang-kurangnya dilakukan oleh 10 (Sepuluh) anggota
atau calon anggota yang mendaftar menjadi anggota
PERHUMAS.
3. BPP dan BPC terikat oleh satu garis hubungan jenjang dalam
struktur organisasi.
4. Setiap kebijakan BPC PERHUMAS tidak boleh bertentangan
dengan kebijakan BPP PERHUMAS.
5. Masa bakti jabatan masing-masing jenjang organisasi dalam
satu periode kepengurusan adalah 4 (empat) tahun sejak
diangkat oleh Munas/Muscab dengan masa jabatan di batasi
paling lama 2 periode.
Pasal 18
Perangkat Organisasi
(1) Tingkat Nasional:
a. Musyawarah Nasional disingkat Munas
b. Rapat Kerja Nasional disingkat Rakernas
c. Badan Pengurus Pusat disingkat BPP
d. Dewan Penasehat Pusat disingkat DPP
e. Dewan Kehormatan Etik disingkat DKE
f. Dewan Pakar
g. BPP dipilih dan diberhentikan oleh Munas serta
bertanggung jawab kepada Munas.
(2) Tingkat Cabang:
a. Musyawarah Cabang disingkat Muscab
b. Rapat Kerja Cabang disingkat Rakercab
c. Badan Pengurus Cabang disingkat BPC
d. Dewan Penasehat Cabang
e. Dewan Pembina Cabang
f. BPC dipilih dan diberhentikan oleh Muscab serta
bertanggung jawab kepada Muscab.
Pasal 19
Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi
1. BPP PERHUMAS merupakan pimpinan tertinggi
PERHUMAS, yang mewakili organisasi baik kedalam
maupun keluar organisasi serta bertanggung jawab
penuh terhadap jalannya organisasi kepada Munas.
2. BPC PERHUMAS merupakan pimpinan PERHUMAS yang
mewakili organisasi baik kedalam maupun keluar,
bertanggungjawab penuh terhadap jalannya organisasi
kepada Muscab PERHUMAS.
BAB V
BADAN PENGURUS DAN DEWAN-DEWAN
Pasal IX Pasal 20
PENASIHAT PERHUMAS Badan Pengurus Organisasi
1. Penasihat PERHUMAS merupakan fungsi pelengkap Organ Pengurus organisasi PERHUMAS disebut Badan Pengurus,
organisasi PERHUMAS baik tingkat pusat maupun cabang terdiri dari:
2. Penasihat PERHUMAS adalah para mantan Ketua Umum dan (1) Tingkat Nasional disebut BPP yang terdiri dari:
Ketua BPC serta perorangan baik anggota maupun bukan 1. Badan Pengurus Harian disingkat BPH, terdiri dari:
anggota PERHUMAS, yang diangkat dan diberhentikan oleh BPP a. Ketua Umum
PERHUMAS atau BPC PERHUMAS b. Wakil Ketua Umum
3. Penasihat PERHUMAS berhak memberikan saran-saran demi c. Sekretaris Umum
perkembangan profesi dan praktik Humas serta organisasi d. Wakil Sekretaris Umum
PERHUMAS baik diminta atau tidak e. Bendahara Umum
f. Wakil Bendahara Umum
2. Badan Pengurus Lengkap disingkat BPL, terdiri dari:
a. BPH
b. Ketua Bidang
c. Wakil Ketua Bidang
(2) Tingkat Cabang disebut BPC yang terdiri dari:
1. Badan Pengurus Harian disingkat BPH terdiri dari :
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
2. Badan Pengurus Lengkap disingkat BPL, terdiri dari :
a. BPH
b. Ketua Bidang
c. Wakil Ketua Bidang
d. Anggota Pengurus Lainnya
(3) Susunan dan jumlah Badan Pengurus untuk setiap tingkatan
jenjang organisasi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga PERHUMAS.
Pasal X Pasal 21
BADAN PENGURUS PUSAT PERHUMAS Dewan Penasehat Pusat/Cabang
(BPP PERHUMAS)
1. Pimpinan PERHUMAS sehari-hari dilaksanakan oleh BPP (1) Dewan Penasehat PERHUMAS terdiri dari mantan Ketua
PERHUMAS Umum/Ketua dan tokoh-tokoh PERHUMAS yang telah
2. Ketua BPP PERHUMAS dipilih, diangkat, diberhentikan, dan berjasa dalam membina, mengembangkan dan memajukan
disahkan oleh Musyawarah Nasional PERHUMAS, dan bertugas organisasi PERHUMAS, yang diangkat dalam Munas/
untuk masa 2 (dua) tahun dan dapat dipilih kembali setelah Muscab sesuai dengan jenjang jajaran organisasi masing-
masa jabatan berikutnya masing.
3. Disamping Ketua Umum, demi kesinambungan organisasi (2) Dewan Penasehat diangkat dan diberhentikan oleh Badan
Ketua Umum Terpilih yang akan berfungsi sebagai Ketua Umum Pengurus periode berjalan.
BPP PERHUMAS masa jabatan berikut, dipilih, diangkat, (3) Masa bakti Dewan Penasehat sama dengan masa bakti
diberhentikan dan disahkan oleh Musyawarah Nasional Badan Pengurus yang mengangkatnya.
PERHUMAS (4) Susunan dan jumlah Dewan Penasehat untuk setiap tingkat
4. Sebelum masa jabatannya, Ketua Umum Terpilih jenjang organisasi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
mendampingi Ketua Umum BPP sebagai Wakil Ketua Umum Tangga.
BPP PERHUMAS
5. Ketua Umum BPP PERHUMAS berhak mengangkat dan
memberhentikan jabatan-jabatan pengurus yang terdiri dari:
a. Minimum 2 (dua) orang Ketua
b. Seorang Bendahara Umum
c. Seorang Sekretaris Umum
d. Minimum seorang Wakil Bendahara Umum
e. Minimum seorang Wakil Bendahara Sekretaris Umum
f. Beberapa Ketua Bidang
g. Beberapa Wakil Ketua Bidang
h. Beberapa Komisaris
i. Komisi Keanggotaan PERHUMAS yang terdiri dari 3 (tiga)
Anggota Pratama
j. Sejumlah Anggota Pengurus sesuai kebutuhan
6. Dalam hal Musyawarah Nasional PERHUMAS tidak berhasil
memilih Ketua Umum Terpilih, maka kegiatan organisasi akan
dipimpin oleh Presidium yang terdiri dari Ketua Umum,
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum dari kepengurusan
periode sebelumnya yang akan memilih. mengangkat dan
mensahkan Ketua Umum baru selambat-lambatnya dalam
kurun waktu 6 (enam) bulan.
7. BPP PERHUMAS berwenang mengangkat dan
memberhentikan Anggota PERHUMAS kecuali Anggota
Kehormatan
Pasal 22
Dewan Pembina Cabang
(1) Dewan Pembina Cabang diangkat dan diberhentikan oleh
BPC periode berjalan.
(2) Masa bakti Dewan Pembina sama dengan masa bakti BPC
yang mengangkatnya
Pasal 23
Dewan Kehormatan Etik
(1) Dewan Kehormatan Etik PERHUMAS terdiri dari 7 Anggota
Utama.
(2) Dewan Kehormatan Etik dipilih dan diangkat oleh Munas,
mempunyai masa bakti sama dengan masa bakti
kepengurusan BPP periode berjalan.
(3) Dewan Kehormatan Etik PERHUMAS berfungsi sebagai
lembaga konsultatif dan pertimbangan PERHUMAS dalam
aspek profesi, praktik dan kode etik profesi kehumasan, dan
bertugas menyelesaikan masalah yang timbul dalam profesi
dan praktik humas di Indonesia dan organisasi PERHUMAS,
mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga,serta Kode Etik PERHUMAS.
Pasal 24
Dewan Pakar
1. BPP PERHUMAS dapat membentuk Dewan Pakar yang terdiri
para ahli dan pakar di bidang kehumasan yang bertaraf
nasional dan internasional.
2. Dewan Pakar membantu Badan Pengurus Pusat dalam
melaksanakan tugasnya dalam penelitian dan
pengembangan dunia kehumasan khususnya di Indonesia.
3. Dewan Pakar membantu BPP menghasilkan rekomendasi
yang ditujukan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
kehumasan/dan mengembangkan dunia kehumasan di
Indonesia.
4. Masa bakti Dewan Pakar sama dengan masa bakti BPP yang
mengangkatnya
Pasal XI
Badan Pengurus Cabang
(BPC PERHUMAS)
1. BPC PERHUMAS dapat didirikan di seluruh Indonesia di
wilayah yang mempunyai sedikitnya 10 (sepuluh) Anggota
Pratama
2. Ketua BPC PERHUMAS dipilih oleh Rapat Anggota PERHUMAS
dan bertugas untuk masa 2 (dua) tahun, dan dapat dipilih
andate setelah masa jabatan berikutnya
3. Ketua BPC PERHUMAS berhak mengangkat dan
memberhentikan jabatan-jabatan pengurus yang terdiri dari:
a. Minimum seorang Wakil Ketua
b. Seorang Bendahara
c. Seorang Wakil Bendahara
d. Seorang Sekretaris
e. Seorang Wakil Sekretaris
f. Beberapa Ketua Bidang
g. Sejumlah Wakil Ketua Bidang dan anggota pengurus sesuai
kebutuhan
4. Pengurus BPC PERHUMAS disahkan oleh BPP PERHUMAS
5. Ketua BPC PERHUMAS berhak hadir pada rapat-rapat BPC
PERHUMAS
BAB VI
ANUGERAH PERHUMAS
Pasal XII Pasal 25
Badan Pengurus Cabang Anggota Muda PERHUMAS (BPC-AM Pemberian Anugerah/Penghargaan
PERHUMAS)
1. Dengan sedikit-dikitnya 25 (dua puluh lima) Anggota Muda (1) Anugerah PERHUMAS adalah penghargaan tertinggi
BPC-AM PERHUMAS dapat dibentuk sesuai kebutuhan, sebagai PERHUMAS kepada perorangan dan lembaga yang dinilai
pelengkap organisasi BPP PERHUMAS dan BPC PERHUMAS berprestasi, berjasa, baik secara langsung maupun tidak
2. Pengurus BPC-AM PERHUMAS diangkat dan disahkan oleh langsung dalam mengembangkan ilmu, pengetahuan,
BPP PERHUMAS profesi, praktik, dan organisasi kehumasan di Indonesia
3. Ketua BPC-AM PERHUMAS berhak hadir pada rapat BPC termasuk PERHUMAS, , serta citra/nama
PERHUMAS atau BPP PERHUMAS baik/harkat/martabat bangsa, negara, dan masyarakat
4. Rapat-rapat Anggota Muda dan Pengurus BPC-AM Indonesia
PERHUMAS dapat diselenggarakan sesuai denga ketentuan tata (2) Penilaian dan evaluasi kepada penerima Anugerah
tertib yang mengacu kepada Anggaran Dasar PERHUMAS PERHUMAS dilakukan oleh Dewan Juri yang dibentuk oleh
BPP PERHUMAS
Pasal 26
Kategori Anugerah
Kategori Anugerah PERHUMASsekurang-kurangnya adalah
sebagai berikut:
(1) Perorangan, meliput:
- Tokoh-tokoh dari kalangan Pemerintah dan kalangan
swasta
- Bidang Pengembangan Ilmu Humas/Komunikasi
- Bidang Pengembangan Profesi
- Bidang Pendidikan dan Keterampilan Khusus
- Bidang pengembangan Praktik dan Program Humas
- Bidang Pengembangan Organisasi Humas atau PERHUMAS
(2) Lembaga-lembaga, meliputi:
- Pemerintah
- Swasta
- Media masa
- Konsultan Humas
- Pendidikan
BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal XIII Pasal 27
ANUGERAH HUMAS Musyawarah dan Rapat-Rapat
1. Anugerah Humas adalah penghargaan tertinggi PERHUMAS Permusyawaratan PERHUMAS terdiri dari :
kepada perorangan dan lembaga yang dinilai, berprestasi, (1) Musyawarah Nasional disingkat Munas
berjasa, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam (2) Rapat Kerja Nasional disingkat Rakernas
mengembangkan ilmu, pengetahuan, profesi, praktik, dan (3) Musyarawah Cabang disingkat Muscab
organisasi dalam bidang Humas di Indonesia, organisasi (4) Rapat Kerja Cabang disingkat Rakercab
PERHUMAS, serta citra/nama baik/harkat/martabat bangsa, (5) Musyawarah Nasional Luar Biasa disingkat Munaslub
negara, dan masyarakat Indonesia (6) Musyawarah Cabang Luar Biasa disingkat Muscablub
2. Penilaian dan evaluasi kepada penerima Anugerah (7) Rapat Badan Pengurus Harian
PERHUMAS dilakukan oleh Dewan Juri yang dibentuk oleh BPP (8) Rapat Badan Pengurus Lengkap.
PERHUMAS
3. Kategori Anugerah Humas minimum adalah sebagai berikut:
a. Perorangan, meliput:
- Tokoh-tokoh dari kalangan Pemerintah dan kalangan swasta
- Bidang Pengembangan Ilmu Humas/Komunikasi
- Bidang Pengembangan Profesi
- Bidang Pendidikan dan Keterampilan Khusus
- Bidang pengembangan Praktik dan Program Humas
- Bidang Pengembangan Organisasi Humas atau PERHUMAS
b. Lembaga-lembaga meliputi:
- Kalangan Pemerintah
- Kalangan Swasta
- Kalangan Media Massa Harian
- Kalangan Media Massa Televisi
- Kalangan Media Radio
- Kalangan Media Massa Majalah
- Kalangan Media Massa Tabloid
- Kalangan Konsultan Humas
- Kalangan Pendidikan Tinggi
- Kalangan Pendidikan Keterampilan/Kejuruan
Pasal 28
Munas/ Muscab dan Rakernas/Rakercab
(1) Tingkat Nasional
1. Munas PERHUMAS merupakan lembaga dan kekuasaan
tertinggi PERHUMAS ditingkat Pusat.
2. Rakernas PERHUMAS merupakan lembaga yang
diselenggarakan untuk mengawasi terlaksananya
keputusan-keputusan Munas PERHUMAS, serta
membantu BPP PERHUMAS dalam memutuskan hal-hal
yang tidak dapat diputuskan sendiri oleh BPP, dan
menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan BPP.
3. BPC memberikan rencana dan laporan kegiatan kepada
BPP yang disampaikan pada saat Rakernas.
(2) Tingkat Cabang
1. Muscab PERHUMAS merupakan lembaga dan
kekuasaan tertinggi PERHUMAS ditingkat Cabang.
2. Rakercab PERHUMAS merupakan lembaga yang
diselenggarakan untuk mengawasi terlaksananya
keputusan-keputusan Muscab serta membantu BPC
PERHUMAS dalam memutuskan hal-hal yang tidak
dapat diputuskan sendiri dan menetapkan Rencana
Kerja dan Anggaran Tahunan BPC PERHUMAS dan
kemudian hasil RAKERCAB dilaporkan ke BPP
PERHUMAS.
(3) Munas/Muscab diadakan 1 (satu) kali dalam 4 (empat)
tahun.
(4) Rakernas/Rakercab masing-masing diadakan minimal 1
(satu) kali dalam satu tahun.
(5) Rapat Pengurus Harian diadakan sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam 2 (dua) bulan, sedangkan Rapat Badan
Pengurus Lengkap diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga) bulan.
(6) Hak suara Munas PERHUMAS terdiri dari:
a. 3 (tiga) Wakil Dewan Kehormatan PERHUMAS
b. 5 (lima) Wakil BPP PERHUMAS
c. 2 (dua) Wakil dari setiap dan/atau BPC PERHUMAS yang
belum memiliki/menaunginya yang memiliki hak suara.

Pasal 29
Kuorum
(1) Munas/Muscab, Rakernas/Rakercab dinyatakan sah atau
mencapai kuorum apabila dihadiri sekurang-kurangnya 1/2
(setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah peserta yang
berhak hadir yang memiliki hak suara.
(2) Bilamana kuorum tidak tercapai maka Munas/Muscab,
Rakernas/Rakercab ditunda paling lama 2 (dua) jam.
(3) Jika sesudah penundaan tersebut jumlah kuorum masih
tidak tercapai, maka Munas/Muscab, Rakernas/Rakercab
dapat terus diselenggarakan dengan dihadiri sekurang-
kurangnya 1/3 (satu pertiga) dari jumlah peserta yang
berhak hadir yang memiliki hak suara, dan semua keputusan
dinyatakan sah dan mengikat.
(4) Khusus untuk perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga atau keperluan pembubaran organisasi, dinyatakan
sah dan mencapai kuorum apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 1/2 (setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah
peserta yang berhak hadir yang memiliki hak suara.
Pasal 30
Pengambilan Keputusan
(1) Semua keputusan dalam Munas/Muscab,
Rakernas/Rakercab diusahakan diambil atas dasar
musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila dengan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari peserta
yang hadir yang memiliki hak suara.
(3) Apabila terdapat perimbangan suara, diadakan pemungutan
suara sekali lagi, dan jika masih terdapat perimbangan suara,
kebijakan diserahkan kepada Pimpinan Sidang.
Pasal 31
Munaslub/Muscablub
(1) Munaslub/Muscablub dapat diadakan diluar jadwal
Munas/Muscab guna meminta pertanggungjawaban Badan
Pengurus mengenai pelanggaran Prinsip Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga, penyalahgunaan keuangan
dan perbendaharaan organisasi atau Badan Pengurus tidak
dapat menjalankan organisasi sebagaimana mestinya, dan
pengambilan keputusan badan pengurus yang bersifat
materiil dilaksanakan melalui Munaslub/Muscablub.
Sehingga keputusan-keputusan Munas/Muscab tidak dapat
terlaksana.
(2) Munalub/Muscablub sebagaimana dimaksud ayat (1)
diselenggarakan berdasarkan permintaan tertulis sekurang-
kurangnya:
1. 2/3 (Dua pertiga) dari jumlah BPC yang sah untuk
Munaslub atau
2/3 (Dua pertiga) dari jumlah BPC yang sah.
2. BPC yang sah adalah BPC sesuai dengan surat keputusan
yang disahkan oleh BPP.
(3) Munaslub/Muscablub diselenggarakan oleh pengusul
masing-masing. Keputusan Munaslub/Muscablub sama
kedudukan serta kekuatan dengan keputusan-keputusan
yang dihasilkan oleh Munas / Muscab yang sesuai dengan
tingkatan organisasi masing-masing.
BAB VIII
PEMBENTUKAN LEMBAGA
Pasal 32
Pembentukan Lembaga-Lembaga
1. BPP PERHUMAS dapat mendirikan lembaga-lembaga dalam
bentuk Badan Usaha yang diperlukan dalam rangka
meningkatkan dan mengembangkan profesi dan eksistensi
PERHUMAS baik secara mandiri atau bekerjasama dengan
lembaga lain.
2. BPC dengan izin BPP dapat mendirikan lembaga-lembaga
dalam bentuk Unit Usaha yang diperlukan dalam rangka
meningkatkan dan mengembangkan profesi dan eksistensi
PERHUMAS baik secara mandiri atau bekerjasama dengan
lembaga lain.
BAB IX
KESEKRETARIATAN
Pasal 33
Sekretariat Organisasi
(1) Sekretariat BPP/BPC adalah pelaksana kebijakan dan
program kerja dari BPH, bertugas mengkoordinir dan
bertanggungjawab terhadap semua pelaksanaan kegiatan
administratif dan operasional organisasi dan melakukan
pelayanan kepada anggota.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat dipimpin oleh
seorang Sekretaris atau Direktur Eksekutif yang
bertanggungjawab penuh kepada BPH.
BAB X
SUMBER KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 34
Sumber Keuangan dan Kekayaan
(1) Kekayaan PERHUMAS terdiri dari harta yang bergerak
maupun tidak bergerak.
(2) Sumber dana keuangan untuk membiayai organisasi
PERHUMAS diperoleh dari:
(1) Uang iuran anggota, yang besarnya ditetapkan pada
Rakernas;
(2) Bantuan dan sumbangan dari pihak lain yag tidak
mengikat
(3) Usaha-usaha dan sumber-sumber lain yang sah.
(3) PERHUMAS dapat mendirikan Badan Usaha antara lain
berfungsi dalam kegiatan pengembangan profesi, praktik,
program ilmu, ketrampilan humas, sejalan dengan program
BPP dan BPC.
Pasal 35
Pengelolaan Harta Kekayaan
(1) BPP/ BPC bertanggungjawab atas pengelolaan seluruh harta
kekayaan yang ada pada masing-masing tingkatan
organisasi.
(2) Harta kekayaan yang ada harus dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan oleh BPP pada Munas dan BPC pada
Muscab.
BAB XI
PERWAKILAN DALAM HUKUM
Pasal 36
Perwakilan Dalam Hukum
(1) Ketua Umum dan Sekretaris Umum BPP atau Ketua dan
Sekretaris BPC diberikan kewenangan dan hak untuk
melakukan segala tindakan hukum mewakili PERHUMAS di
dalam maupun di luar Pengadilan.
(2) Kewenangan dan hak melakukan segala tindakan hukum
tersebut dalam ayat (1) di atas dapat dilimpahkan kepada
Pengurus PERHUMAS lainnya.
(3) Pelimpahan hak tersebut dalam ayat (2) di atas dilakukan
dengan surat kuasa bermeterai cukup ditandatangani oleh
Ketua Umum dengan Sekretaris Umum BPP, atau Ketua
dengan sekretaris BPC sesuai tingkat peruntukannya.
BAB XII
LAMBANG DAN LOGO
Pasal 37
Lambang dan Logo Organisasi
(1) Lambang dan logo PERHUMAS meliputi beberapa unsur yang
dituangkan dalam satu tanda gambar sebagai berikut :
- garis membentuk segilima lengkung
- ilustrasi gabungan manusia yang menyatu
- warna tunggal merah
- tulisan PERHUMAS di bawah ilustrasi logo
- tulisan ‘Indonesian Public Relations Associations’ di
bawah tulisan PERHUMAS
(2) Lambang dan logo PERHUMAS sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) pasal ini, dijelaskan lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 38
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan Anggaran Dasar PERHUMAS mhanya dapat dilakukan
berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional PERHUMAS.
Pasal 39
Pembubaran Organisasi
(1) Pembubaran organisasi secara nasional hanya dapat
dilakukan berdasarkan keputusan mutlak kuorum 2/3 dari
yang memiliki hak suara pada Munas dan khusus diadakan
untuk keperluan itu.
(2) Apabila organisasi PERHUMAS dibubarkan, maka
Musyawarah Nasional tersebut sekaligus menetapkan
penghibahan seluruh kekayaan organisasi kepada Badan-
badan Sosial atau Yayasan-yayasan.
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 40
Anggaran Rumah Tangga
Hal-hal yang belum cukup diatur atau tidak diatur di dalam
Anggaran Dasar PERHUMASini, akan diatur lebih lanjut di dalam
Anggaran Rumah Tangga, dan pengaturan tersebut tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar.
Pasal 41
Berlakunya Anggaran Dasar
Anggaran Dasar ini merupakan perubahan dan penyempurnaan
dari Anggaran Dasar yang diubah dan disahkan, berlaku sejak
tanggal penetapan keputusan ini melalui:
(1) Munas PERHUMAS pada tanggal 1 Desember 1989 di Jakarta
melalui referendum
(2) Munas PERHUMAS pada tanggal 21 April 1993 di Jakarta
(3) Munas PERHUMAS tanggal 22 September 2003 di Jakarta,
(4) – Munas PERHUMAS tanggal …….. di ……. Melalui penugasan
kepada tim perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga yang terdiri dari Ketua: Heri Rahmadi ,
Anggota:

- Penyempurnaan AD/ART dibahas dan diputuskan pada


Musyawarah Nasional pada tanggal 16 Desember 2021
Pasal XIV ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HUBUNGAN
KEWAJIBAN ANGGOTA MASYARAKAT INDONESIA
1. Seluruh Anggota PERHUMAS berkewajiban menaati BAB I
Anggaran Dasar dan peraturan-peraturan lain yang diputuskan UMUM
PERHUMAS, serta Kode Etik Kehumasan Indonesia
2. Menjaga nama baik organisasi PERHUMAS dan profesi
Humas
Pasal XV Pasal 1
KEKAYAAN Landasan Penyusunan
1. Kekayaan PERHUMAS terdiri dari harta yang bergerak Anggaran Rumah Tangga ini disusun berlandaskan pasal 40
maupun harta yang tidak bergerak Anggaran Dasar PERHUMAS.
2. Keuangan PERHUMAS diperoleh dari:
a. Iuran Anggota
b. Sumbangan yang tidak mengikat
c. Usaha-usaha yang tidak mengikat
3. PERHUMAS dapat mendirikan Yayasan yang antara lain
berfungsi dalam kegiatan, pengkajian, pengembangan profesi,
praktik, program, ilmu, ketrampilan Humas, sejalan dengan
program BPP dan BPC PERHUMAS
Pasal XVI Pasal 2
HAL-HAL LAIN Kode Etik PERHUMAS
1. Hal-hal yang belum ditentukan dalam Anggaran Dasar diatur (1) Komitmen Pribadi
dalam peraturan-peraturan yang diputuskan BPP PERHUMAS Anggota PERHUMAS harus :
2. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh a. Memiliki dan menerapkan standar moral (etika) serta
Munas PERHUMAS reputasi setinggi mungkin dalam menjalankan profesi
3. Anggaran Dasar PERHUMAS ini diperbaiki untuk pertama kehumasan dan atau komunikasi;
kalinya pada tanggal 1 Desember 1989 yang dilaksanakan b. Bersikap obyektif yang bertujuan untuk menyejahteraan
melalui referendum dan disempurnakan oleh BPP PERHUMAS masyarakat dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
tanggal 21 April 1993, kemudian disempurnakan dan disahkan oleh klien ataupun perusahaan/ organisasi;
pada Musyawarah Nasional PERHUMAS tanggal 22 September c. Mengutamakan akurasi, kebenaran (truthfulness) dan
2000 pertimbangan yang baik dalam menyiapkan atau
memproduksi bahan penyiaran dan dalam segala
aktivitas pendukungan (sponsorship), dalam partisipasi
atau pun promosi, baik sebagai praktisi Humas
independen, konsultan atau pun sebagai praktisi atau
karyawan sebuah organisasi atau perusahaan;
b. Berperan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam
upaya memasyarakatkan kepentingan Indonesia di mata
dunia;
c. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antara
warga Negara Indonesia yang serasi dan selaras demi
terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, serta
keadilan bagi masyarakat Indonesia.
d. Menjalankan tugas kehumasan -nya secara penuh
tanggung-jawab dan kejujuran, dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat (warga negara) Indonesia
secara luas.

(2) Perilaku Terhadap Klien Atau Atasan


Anggota PERHUMAS harus :
a. Berlaku jujur dalam berhubungan dengan klien atau
atasan;
b. Bekerjasama dengan dan atau saling mendukung rekan
sejawat dalam upaya memberantas malpraktik dan atau
pelanggaran etika;
b. Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang
berbeda atau yang bersaing tanpa persetujuan semua
pihak yang terkait
c. Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan
oleh klien atau atasan, maupun yang pernah diberikan
oleh mantan klien atau mantan atasan
d. Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan
yang cenderung merendahkan martabat, klien atau
atasan, maupun mantan klien atau mantan atasan
e. Dalam memberikan (menyediakan) jasa-jasa kepada
klien atau atasan, tidak akan menerima pembayaran,
komisi atau imbalan dari pihak manapun selain dari
klien atau atasannya yang telah memperolah kejelasan
lengkap
f. Tidak akan menyerahkan kepada calon klien atau calon
atasan bahwa pembayaran atau imbalan jasa-jasanya
harus didasarkan kepada hasil-hasil tertentu yang
melanggar etika, atau tidak akan menyetujui perjanjian
apapun yang mengarah kepada hal yang serupa

(3) Perilaku Terhadap Masyarakat Dan Media Masa


Anggota PERHUMAS harus :
a. Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan
memperhatikan kepentingan masyarakat serta harga
diri anggota masyarakat
b. Tidak melibatkan diri dalam tindak manipulasi integritas
sarana maupun jalur komunikasi massa
c. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar dan
atau yang menyesatkan sehingga dapat menodai profesi
kehumasan dan atau Komunikasi.
d. Senantiasa membantu menyebarluaskan informasi
maupun pengumpulan pendapat untuk kepentingan
bangsa Indonesia

(4) Perilaku Terhadap Sejawat


Praktisi Kehumasan Indonesia harus :
a. Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan
reputasi atau tindak professional sejawatnya. Namun
bila ada sejawat bersalah karena melakukan tindakan
yang tidak etis, yang melanggar hukum, atau norma,
atau tidak jujur, termasuk melanggar Kode Etik
Kehumasan Indonesia, maka bukti-bukti wajib
disampaikan kepada Dewan Kehormatan PERHUMAS.
b. Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan
untuk menggantikan kedudukan sejawatnya
c. Membantu dan berkerja sama dengan sejawat di
seluruh Indonesia untuk menjunjung tinggi dan
mematuhi Kode Etik Kehumasan ini.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Persyaratan Menjadi Anggota
(1) Persyaratan untuk menjadi PERHUMAS Muda :
1. PERHUMAS Muda adalah mereka yang berwarga negara
Indonesia maupun warga negara asing berdomisili di
Indonesia,
2. Warga negara Indonesia tersebut sedang belajar di
tingkat diploma/strata 1 di bidang hubungan
masyarakat/Komunikasi pada salah satu lembaga
pendidikan di Indonesia atau yang sedang
mempersiapkan diri dalam karier hubungan masyarakat,
Untuk warga negara asing, mereka adalah yang sedang
belajar di tingkat diploma/strata 1 di bidang hubungan
masyarakat/Komunikasi pada salah satu lembaga
Pendidikan di Indonesia.
3. Dibuktikan dengan kartu identitas pendidikan yang
sedang dijalani atau kartu identitas lembaga/usaha
dimana mereka bekerja/melakukan kegiatan.
4. Berusia maksimal adalah 28 tahun.
5. Menyatakan bersedia mematuhi Anggaran Dasar –
Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik PERHUMAS dan
Budaya PERHUMAS.
(2) Persyaratan untuk menjadi Anggota :
1. Anggota PERHUMAS adalah warga negara Indonesia
yang mempunyai pekerjaan baik langsung maupun tidak
langsung dalam bidang hubungan masyarakat atau
mempunyai minat khusus terhadap perkembangan dan
profesi hubungan masyarakat dan atau komunikasi pada
umumnya
2. Dibuktikan dengan kartu identitas lembaga/usaha
dimana mereka bekerja/melakukan kegiatan.
3. Menyatakan bersedia mematuhi Anggaran Dasar –
Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik PERHUMAS dan
Budaya PERHUMAS.
(3) Persyaratan untuk menjadi Anggota Utama :
Anggota Utama PERHUMAS adalah warga negara Indonesia
yang mempunyai profesi dibidang hubungan msyarakat dan
telah menjadi Anggota PERHUMAS sekurang-kurangnya 15
tahun,
(4) Persyaratan untuk menjadi Anggota Kehormatan :
1. Anggota Kehormatan PERHUMAS dari BPP adalah
perseorangan yang berjasa bagi organisasi PERHUMAS
dan perkembangan profesi kehumasan nasional,
diangkat and diputuskan oleh Rapat Badan Pengurus
Harian.
2. Anggota Kehormatan PERHUMAS dari BPC adalah
perseorangan yang berjasa bagi organisasi PERHUMAS
dan perkembangan profesi kehumasan di daerah
cabang, yang diangkat dan diputuskan oleh Rapat Badan
Pengurus Harian.
Pasal 4
Tata Cara Penerimaan Anggota
(1) Penerimaan pendaftaran PERHUMAS Muda dan Anggota
dilakukan oleh BPC PERHUMAS tempat perusahaan/lembaga
yang bersangkutan berdomisili, selanjutnya disampaikan
kepada BPP PERHUMAS.
(2) Bila BPC belum terbentuk maka pendaftaran dilakukan
langsung oleh BPP.
(3) Pendaftaran Anggota dilakukan secara tertulis dengan
mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan secara
Manual/Online/Digital, dengan dilengkapi dengane profil
atau biodata yang bersangkutan.
(4) Keputusan diterima atau tidaknya sebagai anggota,
ditentukan oleh BPC dan dimasukkan Daftar Registrasi
Anggota oleh BPP dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari setelah formulir pendaftaran diterima oleh BPC
PERHUMAS.
(5) Bentuk pendaftaran dan Kartu Tanda Anggota (KTA)
PERHUMAS Muda, Anggota , Anggota Utama dan Anggota
Kehormatan dibuat dalam bentuk/format seragam diseluruh
Indonesia dan dikeluarkan oleh BPP.
(6) Setiap anggota baru diwajibkan membayar Uang
Pendaftaran Keanggotaan minimal untuk jangka waktu satu
tahun yang besarnya ditetapkan oleh Rakernas.
Pasal 5
Pemberhentian Anggota
(1) PERHUMAS Muda, Anggota PERHUMAS dapat diberhentikan
sementara ataupun diberhentikan tetap karena :
a. Bertindak bertentangan dengan Anggaran dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta Kode Etik PERHUMAS
dan …..
b. Tidak mematuhi ketentuan-ketentuan organisasi.
c. Tidak memenuhi kewajiban membayar uang iuran
organisasi selama 2 tahun berturut-turut.
d. Menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan
kepercayaan yang diberikan organisasi.
(2) Pemberhentian / pemberhentian sementara anggota
dilakukan oleh BPC setelah kepada yang bersangkutan diberi
peringatan tertulis dahulu sebanyak 3 ( tiga ) kali berturut-
turut dalam jangka waktu 3 ( tiga ) bulan, terkecuali untuk
hal-hal yang sangat luar biasa.
(3) Bagi anggota yang dikenakan pemberhentian Atau
pemberhentian sementara dapat melakukan pembelaan diri
atau menggunakan hak banding pada BPP.
(4) Dalam masa pemberhentian sementara, maka anggota yang
bersangkutan kehilangan hak-haknya.
(5) Anggota yang kehilangan hak-haknya karena terkena sanksi
pemberhentian sementara, akan memperoleh pemulihan
hak-haknya setelah sanksi yang dikenakan kepadanya
dicabut.
(6) Apabila pembelaan anggota tidak dapat diterima,
pemberhentian sementara menjadi pemberhentian tetap,
dilakukan oleh
BPC dan dilaporkan kepada BPP.

BAB III
SUSUNAN BADAN PENGURUS
Pasal 6
BPP
(1) BPP PERHUMAS terdiri dari :
1. Seorang Ketua Umum
2. Beberapa orang Wakil Ketua Umum yang mengkoordinir
beberapa Bidang
3. Seorang Sekretaris Umum dan Wakil Sekretaris Umum
4. Seorang Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Umum
5. Beberapa Ketua Bidang, Wakil Bidang sesuai dengan
kebutuhan.
(2) BPP PERHUMAS berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia.
(3) Badan Pengurus Harian berjumlah sekurang-kurangnya 9
(sembilan) orang. Badan Pengurus Lengkap berjumlah
sekurang-kurangnya 15 (lima belas) orang.

Pasal 7
BPC
(1) BPC PERHUMAS, terdiri dari :
1. Seorang Ketua
2. Beberapa orang Wakil Ketua yang mengkoordinir
beberapa bidang
3. Seorang Sekretaris dan Wakil Sekretaris.
4. Seorang Bendahara dan Wakil Bendahara.
5. Beberapa orang Ketua bidang sesuai dengan kebutuhan
(2) BPC PERHUMAS berkedudukan di Kota yang bersangkutan.
(3) Badan Pengurus Harian berjumlah sekurang-kurangnya 5
(lima) orang.
(4) Badan Pengurus Lengkap berjumlah sekurang-kurangnya 7
(tujuh) orang

BAB IV
DEWAN PENASEHAT PUSAT/
DEWAN PENASEHAT CABANG
Pasal 8
Dewan Penasehat Pusat
(1) Anggota Dewan Penasehat Pusat adalah seorang senior dan
berwawasan luas serta telah berjasa kepada PERHUMAS
dan/ atau dunia kehumasan di Indonesia, baik mantan
Anggota BPP maupun bukan, dan tidak boleh merangkap
sebagai Anggota BPP.
(2) Dewan Penasehat Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari
seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua masing-masing
merangkap Anggota dan beberapa orang sebagai Anggota,
sebanyak-banyaknya terdiri 7 (tujuh) orang.
(3) Dewan Penasehat Pusat diangkat oleh BPP dengan masa
jabatan selama 4 (empat) tahun. Apabila karena satu dan
lain hal terjadi kekosongan dalam salah satu jabatan
keanggotaan Dewan sebelum masa jabatan nya berakhir,
lowongan itu diisi melalui rapat BPP dan dilaporkan dalam
Rakernas terdekat.
(4) Dewan Penasehat Pusat memberikan saran dan nasehat
kepada BPP baik diminta maupun tidak diminta serta
mengawasi pelaksanaan program kerja serta keterikatan
dengan Kode Etik PERHUMAS.
Pasal 9
Dewan Penasehat Cabang
(1) Dewan Penasehat Cabang adalah seseorang yang senior dan
berwawasan luas serta telah berjasa kepada PERHUMAS
dan/ atau dunia kehumasan di daerahnya, baik mantan
Badan Pengurus Cabang maupun bukan, dan tidak boleh
merangkap sebagai Anggota Badan Pengurus Cabang.
(2) Dewan Penasehat Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari
seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua masing-masing
merangkap Anggota dan beberapa orang sebagai Anggota,
sebanyak-banyaknya terdiri dari 5 (lima) orang.
(3) Dewan Penasehat Cabang di diangkat oleh Musyawarah
Cabang dengan masa jabatan 4 (empat) tahun. Apabila
karena satu dan lain hal terjadi kekosongan dalam salah satu
jabatan keanggotaan Dewan sebelum masa jabatan
berakhir, lowongan itu diisi melalui rapat BPC dan dilaporkan
dalam Rakercab terdekat.
(4) Dewan Penasehat Cabang memberikan saran kepada BPC
baik diminta maupun tidak diminta serta mengawasi
pelaksanaan program kerja organisasi serta keterikatan
Kode Etik PERHUMAS.
BAB V
TUGAS, KEWAJIBAN DAN WEWENANG
BADAN PENGURUS
Pasal 10
BPP
Tugas, kewajiban dan wewenang BPP antara lain sebagai
berikut:
(1) Menyelenggarakan Munas dan Rakernas PERHUMAS.
(2) Munas harus diselenggarakan selambat-lambatnya sebelum
berakhirnya masa bakti BPP.
(3) Menjabarkan dan melaksanakan keputusan-keputusan
Munas dan Rakernas.
(4) Menghadiri Muscab, mengukuhkan dan melantik BPC.
(5) Menetapkan BPC PERHUMAS sementara, bila BPC telah
berakhir masa baktinya tetapi belum melaksanakan Muscab
atau belum terbentuk BPC PERHUMAS baru.
(6) Mengadakan hubungan dan kerja sama dengan Pemerintah
Pusat, instansi-instansi serta badan-badan lain baik nasional
maupun internasional yang terkait dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
(7) Menyusun, mengatur dan mempertanggungjawabkan
kebijakan Anggaran Pendapatan dan Biaya Organisasi
(APBO) di tingkat Pusat.

Pasal 11
BPC
Tugas, Kewajiban dan Wewenang BPC antara lain sebagai berikut
:
(1) Menyelenggarakan Muscab dan Rakercab.
(2) Muscab harus diselenggarakan selambat-lambatnya
sebelum berakhirnya masa bakti Badang Pengurus Cabang.
(3) Menjabarkan dan melaksanakan keputusan-keputusan
Muscab dan Rakercab.
(4) Mengadakan hubungan dan kerja sama dengan
Lembaga/Unit/Usaha setempat dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
(5) Menyusun, mengatur dan mempertanggung jawabkan
kebijakan Anggaran Pendapatan dan Biaya Organisasi
(APBO) ditingkat Cabang.
Pasal 12
Pembagian Tugas
Anggota BPP/BPC
(1) Ketua Umum/ Ketua mempunyai tugas :
1. Memimpin BPP/ Cabang serta bertanggungjawab baik
kedalam maupun keluar
2. Mengkoordinir pelaksanaan program kerja dan
pengelolaan kekayaan dan keuangan organisasi yang
dilakukan oleh setiap jajaran BPP/ Cabang.
3. Melaksanakan seluruh keputusan Munas/ Musyawarah
Cabang/ Rakernas / Rapat Kerja Cabang dan keputusan-
keputusan rapat BPP/ Cabang yang telah disahkan.
4. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban serta
wewenangnya bertanggung jawab kepada Musyawarah
Nasional/ Musyawarah Cabang.
(2) Wakil Ketua Umum/ Wakil Ketua mempunyai tugas :
1. Membantu Ketua Umum/ Ketua dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya sesuai dengan bidang masing-
masing.
2. Mewakili Ketua Umum / Ketua apabila berhalangan
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik
dalam bidang bidang dibawah tanggung jawabnya
maupun penugasan lain dari Ketua Umum/ Ketua.
3. Mengkoordinir semua kegiatan bidang-bidang yang
dipimpinnya.
4. Dalam hal Ketua Umum/Ketua, dapat mewakili Ketua
Umum/ Ketua dengan mandat dari Ketua Umum/Ketua.
5. Dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan
kewenangannya bertanggung jawab kepada Ketua
Umum/Ketua.
(3) Sekretaris Umum/Sekretaris, Wakil Sekretaris Umum/ Wakil
Sekretaris mempunyai tugas:
1. Mengkoordinir seluruh kegiatan dan kesekretariatan
BPP/ BPC.
2. Mengkoordinir penyusunan dan atau perencanaan
program kerja BPP/BPC.
c. Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas semua
pelaksanaan kegiatan dan operasional serta
penyusunan laporan kerja BPP/BPC diakhir tahun
anggaran.
d. Mengkoordinir persiapan dan penyelenggaraan Munas/
Muscab, Rakernas/Rakercab dan Rapat-rapat BPP/BPC
lengkap dengan pembuatan notula/catatan rapat setiap
kegiatan tersebut.
e. Dalam hal Ketua Umum/ Ketua berhalangan, dapat
mewakili Ketua Umum/ Ketua dengan mandat dari
Ketua Umum/Ketua.
f. Dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan
kewenangannya bertanggung jawab kepada Ketua
Umum/Ketua.
(4) Bendahara Umum/Bendahara, Wakil Bendahara Umum/
Wakil Bendahara mempunyai tugas :
1. Mengkoordinir, mengelola dan memelihara harta
kekayaan dan keuangan di tingkat Pusat/ Cabang.
2. Mengkoordinir penyusunan rencana dan pelaksanaan
anggaran pendapatan dan biaya yang telah disetujui
untuk tahun anggaran bekerja sama dengan Ketua
Umum/Ketua dan Sekretaris Umum/ Sekretaris.
3. Bertanggung jawab atas kegiatan pembukuan dan
verifikasi setiap pelaksanaan anggaran pendapatan dan
biaya serta penyusunan laporan keuangan untuk setiap
akhir tahun anggaran.
4. Dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan
kewenangannya bertanggung jawab kepada Ketua
Umum/Ketua.
(5) Ketua Bidang mempunyai tugas :
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas, kewajiban
dan kewenangan sesuai dengan bidangnya.
2. Membantu Wakil Ketua Umum/ Ketua dalam
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan
kewajiban bidang masing-masing.
3. Mewakili Wakil Ketua Umum/ Wakil Ketua apabila
berhalangan untuk tugas dan kewajiban yang ditangani
bidang masing-masing.
4. Mendampingi Wakil Ketua Umum/ Ketua pada Munas/
Muscab, Rakernas/Rakercab.
5. Dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan
kewenangannya bertanggung jawab kepada Wakil
Ketua Umum/ Wakil Ketua yang mengkoordinasikan.
(6) Apabila Ketua Umum/ Ketua berhalangan sementara untuk
melaksanakan tugasnya, maka Ketua Umum/Ketua
menunjuk salah seorang Wakil Ketua Umum/ Wakil Ketua
untuk mewakilinya.
(7) Apabila Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua berhalangan, maka
Ketua Umum/Ketua dapat menugaskan Anggota Badan
Pengurus Harian lainnya untuk mewakilinya.
Pasal 13
Sanksi Jabatan
BPP/BPC
(1) Anggota BPP/BPC yang melanggar dan/atau tidak mematuhi
Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga, melanggar
peraturan dan ketentuan organisasi serta tidak mematuhi
kewajibannya sebagai pengurus, maka kepadanya dapat
diberikan peringatan secara tertulis 2 (dua) kali berturut-
turut dan apabila peringatan tersebut tidak diindahkan,
maka kepadanya dapat dikenakan sanksi pemberhentian
sementara atau pemberhentian tetap sebagai Anggota
BPP/BPC.
(2) Kepada Anggota BPP/BPC yang terkena sanksi jabatan, dapat
melakukan pembelaan diri serta menggunakan hak banding
kepada :
1. Munas/ Rakernas untuk BPP.
2. Muscab/ Rakercab untuk BPC
BAB VI
TUGAS DAN WEWENANG
MUNAS/ MUSCAB,
RAKERNAS/RAKERCAB, MUNASLUB /MUSCABLUB
Pasal 14
Munas
(1) Tugas dan wewenang Musyawarah Nasional adalah:
1. Mengubah, menetapkan dan mensahkan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. Membahas visi, misi dan program-program yang
disampaikan oleh Calon Ketua Umum, yang dapat
dijadikan sebagai rekomendasi bagi BPP PERHUMAS
untuk menetapkan garis-garis besar kebijakan organisasi
dan program kerja.
3. Menetapkan garis-garis besar kebijakan organisasi.
4. Memberikan keputusan terhadap permasalahan
organisasi.
5. Memberikan penilaian terhadap laporan pertanggung
jawaban BPP PERHUMAS.
6. Menyusun dan menetapkan program kerja organisasi
selama 4 (empat) tahun masa bakti.
7. Mengangkat serta menetapkan Dewan Kehormatan Etik
PERHUMAS.
8. Memilih dan menetapkan BPP PERHUMAS.
(2) Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari :
1. Peserta Penuh, yaitu :
a. Ketua dan 1 (satu) orang utusan Badan Pengurus
Cabang dengan membawa surat mandat yang
ditandatangani minimal oleh Ketua Badan
Pengurus Cabang serta memiliki hak suara, hak
dipilih dan hak bicara.
2. Peserta Biasa, yaitu :
a. Badan Pengurus Lengkap BPP PERHUMAS yang
masing-masing memiliki hak bicara dan dipilih. BPP
mempunyai 5 (Lima) hak suara yang ditetapkan
oleh rapat pengurus harian.
b. Dewan Kehormatan Etik, masing-masing memiliki
hak bicara dan hak dipilih. Dewan Kehormatan Etik
mempunyai 3 (Tiga) hak suara yang diputuskan
secara Musyawarah Mufakat.
3. Peninjau yaitu:
a. Utusan Badan Pengurus Cabang diluar Peserta
Penuh, yang masing-masing memiliki hak bicara.
b. Anggota Kehormatan mempunyai hak bicara
4. Bagi Badan Pengurus Cabang PERHUMAS yang masa
baktinya sudah berakhir dan belum melaksanakan
Muscab pada saat pelaksanaan Munas, maka statusnya
menjadi Peninjau.

1.
Pasal 15
Muscab
(1) Tugas dan wewenang Muscab:
1. Menyusun dan menetapkan Program Kerja Organisasi
selama 4 (empat) tahun masa bakti.
2. Memberikan keputusan terhadap permasalahan
organisasi.
3. Memberikan penilaian terhadap pertanggung jawaban
BPC PERHUMAS.
4. Mengangkat dan menetapkan Dewan Penasehat
PERHUMAS di tingkat Cabang.
5. Memilih BPC PERHUMAS.
(2) Peserta Muscab terdiri dari:
1. Peserta Penuh, yaitu:
Segenap Anggota yang ada di wilayah Cabang yang
bersangkutan. Jika dianggap terlalu banyak, maka dapat
dilakukan dengan cara perwakilan yang akan diatur
lebih lanjut oleh BPC yang bersangkutan. Peserta ini
memiliki hak suara, hak bicara dan hak dipilih.
2. Peserta Biasa, yaitu:
a. Badan Pengurus Lengkap BPC PERHUMAS yang
masing-masing memiliki hak bicara dan hak dipilih,
memiliki 5 (lima) hak suara yang diputuskan oleh
rapat pengurus harian.
b. Dewan Penasehat yang masing-masing memiliki hak
bicara dan hak dipilih.
3. Peninjau, yaitu Anggota Kehormatan masing-masing
mempunyai hak bicara.
Pasal 16
Rakernas / Rakercab
(1) Tugas dan wewenang Rakernas / Rakercab adalah:
1. Mengadakan evaluasi, penyempurnaan dan
menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang
dibuat oleh BPP/ BPC.
2. Mengadakan inventarisasi permasalahan organisasi
serta menetapkan kebijakan penyelesaian masalahnya
3. Membantu BPP/ BPC untuk memutuskan hal-hal yang
tidak dapat diputuskan sendiri
(2) Peserta Rakernas/Rakercab, sama dengan ketentuan
Munas/Muscab.

Pasal 17
Rapat BPP/BPC
(1) Rapat Badan Pengurus Harian:
1. Menetapkan kebijakan organisasi berdasarkan
keputusan-keputusan Munas/Muscab.
2. Mengadakan penilaian secara berkala terhadap
kebijakan operasional dari keputusan organisasi.
(2) Rapat Badan Pengurus Lengkap
1. Membahas dan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan serta pelaksanaan teknis dari Program Kerja
hasil keputusan Munas/Muscab.
2. Menetapkan kebijakan koordinasi atas kegiatan dan
tugas-tugas Bidang agar serasi dan berhasil guna.
3. Mengadakan penilaian secara berkala terhadap
pelaksanaan sehari-hari dari rencana kerja setiap
Bidang.
Pasal 18
Munaslub
1. Munaslub dapat dilaksanakan apabila:
1. Ada permintaan dari 2/3 jumlah BPC yang sah.
2. Ada penggantian Ketua Umum disebabkan keadaan
berhalangan tetap atau pelanggaran Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga, atau penyalahgunaan
wewenang/ keuangan organisasi.
3. Formatur gagal dalam membentuk kepengurusan
berdasarkan Anggaran Rumah Tangga.
4. Ada keperluan mendesak untuk penyempurnaan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
2. Munaslub diselenggarakan oleh BPP.
3. Keputusan diambil melalui mekanisme musyawarah mufakat
berdasarkan Anggaran Dasar BAB …. Pasal …
4. Tata laksana Munaslub mengacu pada tata laksana Munas
PERHUMAS

Pasal 19
Muscablub

(1) Muscablub dapat dilaksanakan apabila:


1. Ada permintaan dari 2/3 jumlah Anggota
PERHUMAS yang sah di BPC.
2. Ada penggantian Ketua disebabkan keadaan
berhalangan tetap atau pelanggaran Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, atau
penyalahgunaan wewenang/ keuangan organisasi.
3. Formatur gagal dalam membentuk kepengurusan
berdasarkan Anggaran Rumah Tangga.
(2) Muscablub diselenggarakan oleh BPC.
(3) Keputusan diambil melalui mekanisme musyawarah mufakat
berdasarkan Anggaran Dasar BAB …. Pasal …
(4) Tata laksana Muscablub mengacu pada tata laksana Muscab.

BAB VII
PEMILIHAN, PERSYARATAN DAN
MASA JABATAN BADAN PENGURUS SERTA
PERGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 18
Pemilihan Badan Pengurus
(1) Pemilihan Ketua Umum BPP / Ketua Badan Pangurus Cabang
dilakukan dalam Musyawarah Nasional / Muscab yaitu
dengan cara memilih dan menetapkan 1 (satu) orang ketua
umum terpilih/formatur tunggal dan atau dapat ditetapkan
2 (dua) mideformatur untuk membantu formatur tunggal
membentuk BPP/Cabang.
(2) Sebelum pemilihan dilakukan, calon Ketua Umum/Ketua
menyampaikan visi, misi serta programnya kepada peserta
Musyawarah Nasional.
(3) Pemilihan dilaksanakan atas dasar musyawarah untuk
mufakat, dan apabila musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai, maka pemilihan Ketua Umum/Ketua dilakukan
dengan cara tertulis melalui azas langsung, bebas dan
rahasia yang dilakukan oleh para peserta penuh yang
memiliki hak suara.
(4) Apabila pemilihan Ketua Umum/Ketua dilakukan dengan
cara tertulis melalui azas langsung, bebas dan rahasia, maka
calon dengan suara terbanyak ditetapkan menjadi Ketua
Umum/Ketua.
(5) Ketua Umum/Ketua kemudian membentuk Badan Pengurus
Harian ataupun dapat sekaligus membentuk Badan Pengurus
Lengkap selambat-lambatnya 40 hari (kalender) sejak
ditetapkan.
Pasal 19
Persyaratan Menjadi Badan Pengurus
Pada dasarnya yang berhak untuk duduk dalam Badan Pengurus
PERHUMAS adalah anggota yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
(1) Anggota yang telah terdaftar sebagai anggota PERHUMAS
sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun untuk BPC, BPP,
yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Anggota
(KTA) PERHUMAS, dan menyatakan kesediaan secara
tertulis.
(2) Tidak dicabut haknya untuk memangku suatu jabatan
tertentu, dan tidak terlibat perkara pidana.
(3) Khusus untuk jabatan Ketua Umum BPP, pernah menjadi
anggota BPP sekurang-kurangnya selama dua periode, atau
sekurang-kurangya selama delapan tahun, sedangkan untuk
Ketua BPC, pernah menjadi anggota BPC.
(4) Anggota Badan Pengurus PERHUMAS tidak dapat merangkap
jabatan pada Badan Pengurus PERHUMAS ditingkat yang
lebih rendah.
Pasal 20
Masa Jabatan BPP/BPC
(1) Masa jabatan BPP ditetapkan selama 4 (empat) tahun. Bila
BPP telah berakhir masa baktinya, tetapi belum
melaksanakan Munas maka para BPC dapat
menyelenggarakan Munaslub sesuai ketentuan yang
berlaku.
(2) Masa jabatan BPC yang kepengurusannya dibentuk melalui
Muscab adalah 4 (empat) tahun. Bagi BPC yang sudah
berakhir masa baktinya, tetapi belum melaksanakan Muscab
guna membentuk kepengurusan yang baru, maka BPP dapat
menerbitkan Surat Keputusan Penunjukan BPC Sementara
paling lama 1 (satu) tahun untuk mempersiapkan Muscab
yang tertunda.
(3) Khusus untuk jabatan Ketua Umum/ Ketua, hanya dapat
dipilih/ dijabat untuk (dua) kali masa bakti, baik secara
berturut-turut maupun tidak berturut-turut.
Pasal 21
Pergantian Antar Waktu
(1) Apabila terjadi kekosongan dalam kepengurusan Badan
Pengurus, maka pergantiannya dilakukan melalui rapat
Badan Pengurus Lengkap (BPL) yang khusus diagendakan
untuk itu.
(2) Atas perubahan dan penggantian anggota BPC, maka BPC
yang bersangkutan berkewajiban melaporkan kepada BPP
yang kemudian akan menerbitkan Surat Keputusan.
BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 22
Uang Pangkal dan Iuran Anggota
(1) Besarnya uang pangkal dan uang iuran anggota, dan tata
cara penarikannya ditetapkan oleh Rakernas PERHUMAS.
(2) BPC berkewajiban melaporkan dan mengkoordinasikan
perihal uang pangkal dan iuran anggota dengan BPP.
Pasal 23
Perimbangan dan Pembagian Keuangan
(1) Pembagian pemasukan dari uang pangkal dan uang iuran
anggota adalah sebagai berikut:
a. Sebesar 70% untuk BPC
b. Sebesar 30% untuk BPP
(2) BPC bertanggung jawab atas penyampaian bagian
pemasukan untuk BPP.
(3) Penerimaan dari sumber lainnya, pembagiannya dibuat
berdasarkan kesepakatan tertulis antara BPP dan BPC.
Pasal 24
Laporan Keuangan Tahunan
Setiap Badan Pengurus pada semua tingkatan organisasi,
diwajibkan membuat laporan keuangan dan perbendaharaan
masing-masing untuk kemudian diteruskan sebagai berikut:
(1) Laporan keuangan dan perbendaharaan BPC disampaikan
kepada semua anggota PERHUMAS di Cabang masing-
masing, kepada semua anggota BPC dan kepada BPP
(2) Laporan keuangan dan perbendaharaan BPP disampaikan
kepada semua BPC dalam Rakernas.
(3) Tahun buku disetiap tingkatan organisasi dimulai setiap
tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang
bersangkutan.
(4) Laporan keuangan dan perbendaharaan tersebut harus
sudah dapat disampaikan selambat-lambatnya dalam waktu
3 (tiga) bulan setelah batas waktu penutupan buku.
BAB IX
KESEKRETARIATAN
Pasal 25
Sekretariat Organisasi
(1) Sekretariat BPP/BPC PERHUMAS dipimpin/ dikepalai oleh
seorang Direktur/Sekretaris Eksekutif yang dibantu oleh Staf
Sekretariat.
(2) Direktur/Sekretaris Eksekutif melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan oleh Badan Pengurus untuk melaksanakan
program kerja dan layanan kepada anggota.
(3) Direktur/Sekretaris Eksekutif diangkat oleh BPH di tingkat
Nasional/ di tingkat Cabang berdasarkan kontrak kerja
selama masa baktinya dan dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari bertanggung jawab kepada Badan Pengurus
melalui Ketua Umum/ Ketua dalam mengelola urusan
operasional, administrasi, manajemen dan perbendaharaan
organisasi.
(4) Direktur/Sekretaris Eksekutif tidak boleh dirangkap oleh
salah seorang dari unsur BPH.
BAB X
LAMBANG DAN BENDERA PERHUMAS
Pasal 26
Lambang PERHUMAS
Arti dan Makna Lambang PERHUMAS adalah :
(1) Bentuk persegi lima sama sisi melambangkan kesatupaduan,
memiliki arti dan melambangkan kesamaan hak dan
tanggung jawab serta pelayanan dalam organisasi, walaupun
tingkatannya berbeda-beda.
(2) Lima sudut yang didalamnya sekumpulan orang yang
bergandeng tangan melambangkan dan bermakna
PERHUMAS berazaskan Pancasila yang berada diseluruh
persada tanah air beserta kiprah dan perannya secara
bersama-sama dalam ikut menunjang pembangunan
nasional melalui profesi kehumasan.
(3) Huruf pada tulisan PERHUMAS yang digambarkan menjadi
satu dalam kesatuan, melambangkan kesatuan dan
persatuan di dalam suatu wadah organisasi dunia
kehumasan.
(4) Huruf pada tulisan 'Indonesian Public Relations Association'
mengikuti aturan tulisan PERHUMAS, tetapi dengan ukuran
lebih kecil dari tulisan PERHUMAS.
(5) Warna merah melambangkan semangat yang membara,
kesetiaan, kejujuran dan kebersamaan dalam melaksanakan
usaha untuk mencapai kemajuan dan pembangunan dunia
kehumasan.
(6) Warna putih melambangkan kesucian, kegotong-royongan
berdasarkan persaudaraan dan kesamaan tujuan.
Pasal 27
Bendera PERHUMAS
Bendera PERHUMAS berbentuk empat persegi panjang dengan
perbandingan sisi ( 3 : 2 ), berukuran panjang 105 cm, lebar 70
cm dengan lambang PERHUMAS di tengah, di bawah lambang
terdapat tulisan nama PERHUMAS setempat. Dasar bendera
berwarna putih, lambang berwarna merah.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 28
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Perubahan Anggaran Rumah Tangga PERHUMAS hanya dapat
dilaksanakan berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional.
Pasal 29
Peraturan Organisasi
Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga ini, akan ditetapkan dan diatur lebih lanjut oleh
BPP dalam suatu keputusan atau peraturan tersendiri yang tidak
boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 30
Berlakunya Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga ini merupakan perubahan dan
penyempurnaan dari Anggaran Rumah Tangga yang dirubah dan
disahkan, berlaku sejak tanggal penetapan keputusan ini
melalui :
(1) Munas PERHUMAS pada tanggal 1 Desember 1989 di Jakarta
melalui referendum
(2) Munas PERHUMAS pada tanggal 21 April 1993 di Jakarta
(3) Munas PERHUMAS pada tanggal 22 September 2003 di
Jakarta,
(4) Munas tanggal …. di …. melalui penugasan kepada tim
perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Penyempurnaan AD/ART dibahas dan diputuskan pada
Musyawarah Nasional 2021.
/rs.

Jakarta, 16 Desember 2021

Pukul : 23.00

Pimpinan Rapat

Heri Rakhmadi.

Peserta Rapat Pra-Rakernas (perlu diupdate) :

Anda mungkin juga menyukai