Anda di halaman 1dari 5

Materi Ministri Firman – 12 April 2020

Doa Hayat (Bagian 2)

Beban Ministri Firman ini:


1. Mendorong saudara-i untuk berdoa agar di dalam situasi saat ini, Allah bisa lebih
dinyatakan, diekspresikan, dimuliakan. Dan agar kaum saleh bisa mempermuliakan Allah
Tritunggal di dalam situasi ini melalui menjadi kesaksian yang hidup di dalam keluarga
dan bagi orang lain.
2. Memperlihatkan kepada saudara-i bahwa kita memiliki Bapa, Sang Sumber Hayat, yang
dengan setia memelihara, menjaga, dan melindungi kita saat ini dan di masa datang.
Karena itu saudara-i jangan terlalu cemas atau kuatir karena di mata Bapa, kita jauh lebih
berharga dari ciptaan-Nya yang lain.
3. Mendorong saudara-i untuk menggunakan kesempatan saat ini untuk menguduskan diri
mereka dan keluarga mereka melalui pembacaan firman Tuhan sehingga terjadi
pengudusan dan transformasi di dalam diri mereka sehingga setiap keluarga bisa
disatukan/terbangun dan di antara kaum saleh juga bisa ada pembangunan melalui
menjadi mitra-mitra rohani.

I. Dalam bagian ke-2 dari pemberitaan Yohanes 17 ini, kita akan melihat secara
mendalam mengenai subyek atau inti pemikiran, konsep dasar dari doa Tuhan
Yesus ini, yaitu Putra dimuliakan agar Bapa dapat dimuliakan. Dengan kata lain,
doa penutup Tuhan Yesus ini adalah untuk kemuliaan Allah Tritunggal.
A. Mari kita membaca Yohanes 17:1: Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke
langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya
Anak-Mu mempermuliakan Engkau.”
1. Arti dari “Mempermuliakan”  “Mengekspresikan atau Menyatakan”
2. Ketetapan kehendak kekal Allah, maksud tujuan Allah yang terakhir adalah
untuk menyatakan, mengekspresikan Diri-Nya.
3. Contoh: Listrik dan bunga Anyelir.
4. Hari-hari ini, seluruh umat Tuhan di atas muka bumi perlu berlutut berdoa agar
bersatu dengan inti pemikiran doa Tuhan Yesus ini, baik ketika kita berdoa
secara pribadi, ketika bersama keluarga kita, dan ketika berdoa bersama mitra
kita yaitu agar Bapa dan Putra – Allah Tritunggal bisa dimuliakan, dinyatakan
dan diekpresikan dengan terang benderang kepada banyak manusia.
B. Kita akan melihat ada 3 tahap dari penggenapan dan jawaban doa Tuhan ini untuk
kemuliaan Allah Tritunggal ini:
1. Tahap pertama ialah pada waktu kebangkitan Tuhan. Dalam kebangkitan Tuhan,
semua keindahan hayat, intisari hayat, warna hayat, bentuk hayat dan semua
aspek hayat ilahi Allah Tritunggal dibebaskan dari dalam insani-Nya dan
disalurkan ke dalam kaum imani-Nya (12:23-24), dan seluruh diri-Nya, termasuk
insani-Nya, dibawa ke dalam kemuliaan (Luk. 24:26) dan di dalam itu, elemen
ilahi Bapa diekspresikan.
2. Tahap kedua adalah tahap dimana doa Tuhan ini telah digenapkan dalam gereja,
dalam hal ini, ketika hayat kebangkitan-Nya diekspresikan melalui kaum imani-
Nya, Ia telah dimuliakan dalam mereka dan Bapa pun dimuliakan dalam Dia
melalui gereja (Ef. 3:21, 1 Tim. 3:15-16).
a. Sejak hari kebangkitan sampai kedatangan Tuhan yang kedua kali adalah
zaman gereja. Pada zaman ini Tuhan memuliakan diri-Nya dalam kaum
imani. Melalui semua generasi, Putra Allah telah dan tetap dimuliakan.
b. Apa yang harus kita lakukan hari ini? Di tengah-tengah situasi pandemi ini,
kita, orang-orang yang telah menerima hayat-Nya, gereja-Nya, perlu bangkit
untuk menjadi kesaksian yang hidup bagi Tuhan Yesus, yaitu menyatakan,
mengekspresikan, mempermuliakan Bapa dan Putra.
c. Saudara-i, saat-saat ini adalah waktunya agar kekuatan dan kelimpahan hayat
ilahi Allah Tritunggal yang tersembunyi di dalam diri roh Anda bisa
ternyatakan dan terekspresikan keluar dari diri Anda.
d. Jangan terus memandang atau mengingat kelemahan dan kekurangan diri
Anda atau orang lain. Kita harus melupakan apa yang di belakang kita,
lupakan kelemahan, kegagalan kita. Hari ini kita perlu maju ke depan,
menjadi kesaksian di dalam keluarga kita dan bagi banyak orang lain.
 Mari kita memulai dan memperkuat mezbah keluarga kita dan mari
kita mulai untuk membangun mitra-mitra rohani dengan orang lain
untuk berdoa, penyegaran pagi/malam, atau membaca Alkitab
sehingga kita bisa menjadi kesaksian dipenuhi oleh Roh yang sukacita
dan damai sejahtera.
 Mari kita mulai memberikan perhatian kasih kepada saudara-i kita
yang kekurangan dan kesulitan ekonomi karena pandemic ini.
 Mari kita mulai memberitakan Injil kepada keluarga, teman, dan
kenalan kita.
e. Doa kita perlu dilanjutkan dengan tindakan kita. Sebab orang yang mengenal
kehendak hati Allah adalah orang yang bertindak – Dan. 11:32.
3. Doa dalam Yohanes 17 ini akhirnya akan digenapkan dalam tahap ketiga, yaitu:
Yerusalem Baru. Melalui kota Kudus Putra akan sepenuhnya diekspresikan
dalam kemuliaan, dan Allah pun akan dimuliakan dalam Dia hingga kekal (Why.
21:11, 23-24).

II. Dalam bagian ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai bagaimana doa
Tuhan Yesus dalam Yohanes 17 ini digenapkan pada masa kini, zaman gereja ini,
yaitu di dalam kehidupan gereja, di antara kaum beriman-Nya:
A. Agar Allah Tritunggal bisa dimuliakan, diekspresikan di atas muka bumi ini, maka
umat Tuhan yang meliputi semua orang yang Allah pilih dan berikan kepada Tuhan
Yesus, yaitu semua orang yang diberi hayat yang kekal oleh Tuhan, harus terbangun
menjadi satu. Karena itulah, dalam Yohanes 17:6-24, Tuhan Yesus melanjutkan
berdoa bagi kaum beriman supaya terbangun menjadi satu.
B. Selama 2.000 tahun ini, Allah bukan hanya ingin melahirkan kembali Anda dan saya,
tetapi juga ingin membangun kita semua menjadi satu. Demikian juga, kita perlu
menggunakan kesempatan selama pandemic ini secara khusus agar setiap anggota
keluarga kita bisa diselamatkan dan dibangunkan menjadi satu. Kita berharap suami
dan istri, orang tua dan anak, sesama saudara dan di antara kaum saleh bisa lebih
terbangun menjadi satu. Hal ini sangat penting, karena hanya dengan adanya
pembangunan dan kesatuan ini, Allah Tritunggul bisa dimuliakan.
C. Doa Tuhan yang menghendaki kaum beriman terbangun menjadi satu ini terbagi
menjadi 3 tahapan kesatuan, yaitu:
1. Kesatuan dalam nama Bapa melalui hayat ilahi.
2. Kesatuan dalam Allah Tritunggal melalui pengudusan firman Allah
3. Kesatuan dalam kemuliaan ilahi, untuk ekspresi Allah Tritunggal.
D. Mari kita membahas bagaimana Tuhan Yesus berdoa agar kaum beriman terbangun
menjadi satu di dalam nama Bapa melalui hayat ilahi:
1. Mari kita membaca Yohanes 17:11b, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah
mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-
Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.”
a. Ketika Tuhan Yesus berdoa, Dia seringkali memanggil Allah dengan sebutan
Bapa. Ini menunjukkan adanya hubungan hayat dan hubungan yang manis
antara Tuhan Yesus dengan Bapa.
b. Lalu dalam Yohanes 20:17, setelah kebangkitan-Nya Tuhan berkata, “…
pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa
Aku akan pergi ke Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.”
c. Ayat di atas menunjukkan bahwa kita yang percaya kepada-Nya bukan hanya
murid-murid-Nya, tetapi kita juga adalah saudara-saudara Yesus. Bapa Tuhan
Yesus, adalah juga Bapa kita. Hubungan kita dengan Putra dan Bapa adalah
hubungan berdasarkan hayat ilahi yang disalurkan oleh Tuhan Yesus ketika
kita percaya kepada-Nya. Sama seperti Putra dan Bapa adalah satu maka kita,
kaum beriman juga akan menjadi satu karena kita memiliki hayat yang sama.
d. Karena itulah ketika kita berdoa, kita juga bisa berkata, “Ya Bapa”, “Ya
Abba, Ya Bapa”. Allah kita bukan lagi Allah yang jauh dan obyektif,
melainkan Dia adalah Bapa kita, Sumber Hayat kita.
2. Di dalam Yohanes 17:11b, Tuhan Yesus berdoa agar Bapa memelihara
(menjaga) kita dalam nama Bapa. Juga di dalam ayat 15, Tuhan meminta kepada
Bapa agar melindungi kita dari yang jahat. Bahkan selama Tuhan Yesus bersama
dengan murid-murid-Nya di atas bumi, Dia juga memelihara mereka dalam nama
Bapa.
a. Terhadap kondisi saat ini, kita perlu belajar percaya kepada kuasa
pemeliharaan, penjagaan, dan perlindungan dari Bapa kepada kita, anak-
anak-Nya. Kita tidak perlu terlalu kuatir dan takut terhadap situasi hari ini
maupun masa depan kita. Di atas segala situasi dan kondisi hari ini, ada
tangan Bapa yang akan memelihara, menjaga, dan melindungi kita, keluarga
kita, dan gereja-Nya – Yoh. 10:28-29.
b. Dalam Lukas 12:6-7 dikatakan bahwa Allah tidak melupakan seekor pun
burung pipit yang tidak berharga itu, bahkan rambut di kepala kita pun
dihitung tiap lembarnya oleh Bapa. Karena itu, jangan takut karena kita lebih
berharga daripada banyak burung pipit.
c. Dalam ayat Luk. 12:24, Tuhan Yesus bahkan menyuruh kita untuk
memperhatikan burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai
dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun Allah memberi mereka
makan. Kamu jauh lebih berharga daripada burung-burung itu!.....Lalu dalam
ayat 29-30 dikatakan….janganlah kamu mempersoalkan apa yang kamu
makan atau …minum dan janganlah cemas hatimu…Bapamu tahu bahwa
kamu memang memerlukan semuanya itu.
d. Selain itu, Bapa kita adalah Bapa segala terang yang pada-Nya tidak ada
perubahan atau bayangan karena pertukaran – Yak. 1:17. Doa Tuhan Yesus
agar Bapa memelihara, menjaga, dan melindungi kita, tidak akan ada
perubahan. Bapa kita adalah Allah yang setia terhadap janji-Nya.
e. Karena itu, marilah kita juga dengan tekun berdoa:
 Seperti doa yang diajarkan Tuhan: Bapa kami yang di
surga….berikanlah pada hari ini makanan yang secukupnya dan
janganlah membawa kami ke dalam pencobaan serta lepaskanlah
kami dari yang jahat.
 Agar Bapa memelihara, menjaga, dan melindungi setiap saudara-i
sehingga kita semua bisa terbangun menjadi satu.

E. Sekarang kita akan melanjutkan membahas mengenai tahap kesatuan berikutnya,


yaitu kesatuan dalam Allah Tritunggal melalui pengudusan firman Allah:
1. Mari kita membaca Yohanes 17:17, “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran;
firman-Mu itulah kebenaran.” Dan ayat 21, “Supaya mereka semua menjadi satu,
sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar
mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku.”
2. Mengapa kita memerlukan pengudusan firman untuk bisa disatukan di dalam
Allah Tritunggal? Sebab walaupun kita semua dilahirkan dari Bapa yang sama
dan ke dalam keluarga yang sama, tetapi sangat disesalkan, khususnya
sebelumnya adanya pandemic dan pembatasan social saat ini, banyak saudara-
saudari lebih tertarik atau disibukkan oleh hal-hal duniawi. Maka kita semua
sekalipun adalah anak-anak Bapa dan memiliki hayat yang sama, sulitlah bagi
kita memelihara kesatuan sejati, sebab kita masih tetap dalam dunia dan belum
dikuduskan. Setelah kita dilahirkan kembali sebagai anak Allah, kita wajib
dipisahkan dari dunia oleh firman kudus Tuhan. Firman Tuhan mempunyai daya
pengudusan untuk memisahkan kita dari dunia. Kapan kita telah dipisahkan dari
dunia oleh firman kudus, kita akan datang bersama untuk mewujudkan kesatuan
yang sejati.
3. Waktu selama pandemic ini adalah sebuah anugerah yang Tuhan berikan kepada
kita untuk STOP dari semua daya tarik duniawi ataupun kesibukan duniawi. Hal
ini memberikan kesempatan kepada kita semua untuk dipisahkan (dikuduskan)
secara posisi dari keduniawian.
4. Selanjutnya, melalui kita mengisi hari-hari hidup kita dengan firman Allah, maka
kita akan mengalami pengudusan di dalam watak kita. Masa pandemic adalah
masa yang baik bagi setiap anak-anak Allah untuk mengalami pengudusan di
dalam watak kita, sehingga kita bisa ditransformasi dan dibangunkan ke dalam
kesatuan dengan Allah Tritunggal dan dengan kaum beriman.
5. Kita semua harus punya sebuah keinginan agar melewati masa pandemic ini,
setiap orang dari diri kita lebih dikuduskan, kadar dan sifat Allah kian bertambah
di dalam sifat kita. Moga melalui masa-masa ini, Kristus semakin tersusun di
dalam kita dan keluarga kita. Terjadi perubahan/transformasi yang besar di dalam
diri dan keluarga kita.
6. Agar pengudusan dan transformasi ini bisa terjadi maka diperlukan kerja sama
dari setiap kita untuk mau menguduskan diri kita bagi keluarga kita dan bagi
orang lain, hal ini juga yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika Dia hidup di atas
muka bumi ini. Mari kita membaca Yoh. 17:19, “Dan Aku menguduskan diri-Ku
bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.” Walau Tuhan
Yesus mutlak kudus dalam diri-Nya, Ia tetap menguduskan diri dalam cara
hidup-Nya ketika Ia berada di bumi untuk meletakkan sebuah teladan
pengudusan bagi murid-murid-Nya.
7. Secara praktis, setiap anggota keluarga bisa memelopori untuk mengajak anggota
keluarga lainnya untuk membaca Alkitab bersama, untuk berdoa bersama, atau
untuk berkidung bersama. Bahkan, saudara-i muda juga bisa bangkit untuk
menjadi teladan bagi teman-teman lainnya untuk bersama-sama membaca Firman
Allah melalui sarana telekomunikasi yang ada.

F. Tahap terakhir dari kesatuan adalah kesatuan di dalam kemuliaan ilahi untuk
ekspresi Allah Tritunggal – 17:22-24
1. Mari kita membaca ayat 22-24, “Dan Aku telah memberikan kepada mereka
kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama
seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya
mereka sempurna menjadi satu….Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku
berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah
Engkau berikan kepada-Ku agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah
Engkau berikan kepada-Ku….
2. Karena kemuliaan yang telah Bapa berikan kepada Anak telah diberikan kepada
kita oleh Anak, maka kesatuan yang sejati ada di dalam kemuliaan ilahi.
3. Tahap terakhir, kemuliaan Allah Tritunggal, semata-mata merupakan manifestasi
Allah Tritunggal, yaitu kemuliaan keputraan. Kapan kita bersama-sama
menyadari bahwa kita telah dilahirkan kembali, dikuduskan dan disalibkan, kita
segera menjadi satu untuk mengekspresikan Allah, mewujudkan Allah, dan
disempurnakan ke dalam kemuliaan Allah Tritunggal.

Anda mungkin juga menyukai