Anda di halaman 1dari 3

Materi Pemberitaan Firman – 22 Maret 2020

Beban Utama:
1. Kita perlu membawa saudara-i melihat sebuah kesempatan baik yang terjadi saat ini karena
adanya himbauan pemerintah kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran virus Covid-19
dengan menjaga jarak dan menghindari kerumunan (social distancing): belajar dari rumah,
bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah, yaitu anggota keluarga menjadi lebih sering
berkumpul di rumah. Karena itu, kita perlu menggunakan kesempatan ini, untuk
memulihkan kehidupan persekutuan hayat dalam suasana saling mengasihi dengan
sesama ranting-ranting pohon anggur agar kita bisa berbuah, yaitu:
a. Beribadah dengan anggota keluarga kita sendiri dan
b. Beribadah dengan saudara-i dan keluarganya yang terdekat dari rumah kita (tetangga kita).
2. Mendorong pelaksanaan di atas secara praktis dengan:
a. Setiap keluarga mendirikan sidang keluarga di rumah masing-masing untuk berdoa
bersama sambil membaca Alkitab atau bahan yang disiapkan gereja.
b. Saudara-i yang rumahnya berdekatan atau bertetangga, berdasarkan situasi yang ada, juga
bisa membangun kehidupan tersebut.
c. Menggunakan telepon atau video-call.
3. Kita harus melihat bahwa kondisi saat ini adalah sebuah kesempatan bagi kita untuk
mengasihi saudara kita dan sesama kita dengan perbuatan yang nyata. Harus ada
kepedulian terhadap sesama kita yang lebih susah hidupnya dari kita karena situasi ini.
Kita jangan menghabiskan waktu, pikiran, dan energi kita hanya untuk membicarakan atau
mencari informasi tentang virus Covid-19 ini dan atau hanya untuk melindungi keluarga kita,
melainkan kita juga harus menggunakan situasi ini sebagai sebuah kesempatan bagi kita untuk
menyatakan kasih Allah kepada saudara-i dan sesama kita dengan perbuatan nyata.

I. Bagian pertama dari Yohanes pasal 15:1-11 memperlihatkan hubungan kita dengan
Tuhan, yaitu Tuhan adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya, maka kita
harus tinggal di dalam Tuhan agar Tuhan tinggal di dalam kita. Karena di luar Tuhan,
Sang Pokok, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Bagian kedua ini, pasal 15:12-17,
memperlihatkan hubungan antar sesama kita, yaitu ranting-ranting harus mengasihi
satu sama lain sehingga berbuah mengekspresikan hayat ilahi.
A. Bagian kedua ini, yaitu ayat 12-17, dimulai dan diakhiri dengan perintah Tuhan Yesus
untuk saling mengasihi: “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi,
seperti Aku telah mengasihi kamu. (ayat 12) ...Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu
saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. (ayat 17).
B. Kita harus memelihara hubungan kita dalam kasih, serta mengasihi satu sama lain
berdasarkan hayat yang ada di dalam kita. Hayat ini adalah Tuhan, Sang Kasih itu
sendiri. Dalam 15:9-10, Tuhan berulang kali minta kepada kita untuk: ...tinggallah di dalam
kasih-ku itu (ay. 9) ... kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku... tinggal di dalam kasih-Nya
(ay. 10).
C. Mengasihi saudara kita adalah salah satu bukti bahwa Anda sudah beroleh selamat, beroleh
hayat Allah.
D. Saling mengasihi adalah hidup gereja (church life), kehidupan Tubuh. Kehidupan Tubuh
adalah kehidupan yang berasal dari kasih dan di dalam kasih.
E. Ranting-ranting memang banyak, tetapi mereka itu satu. Mereka satu dengan pohon anggur
dan satu dengan sesama ranting. Seluruh ranting ditambah pohon anggur adalah satu tubuh
yang konkret, adalah satu tubuh yang organik.
F. Sebab itu kita perlu memelihara persekutuan yang baik dengan ranting-ranting yang lain,
sama seperti kita dengan pohonnya. Inilah sebabnya mengapa Tuhan Yesus menyuruh kita
juga mengasihi satu sama lain.
1. Hayat yang di dalam kita semua adalah satu. Hayat yang di dalam Anda adalah hayat
yang di dalam saya.
2. Sama halnya dengan peredaran darah di dalam tubuh kita, darah yang di dalam tubuh
kita mengedari setiap anggota tubuh kita.
3. Demikian juga, hayat di dalam semua ranting adalah satu. Hayat ini harus beredar terus
melalui semua ranting.
4. Hasilnya, setiap ranting akan hidup dan penuh dengan kekayaan hayat, yang
membuatnya berbuah.
G. Hayat adalah sumber, kasih adalah kondisi, berbuah adalah sasaran. Jika kita semua hidup
berdasarkan hayat Tuhan sebagai sumber di dalam suasana kasih Tuhan, dan di dalam
sasaran untuk berbuah, kita pasti akan saling mengasihi.

II. Keluarga adalah unit terkecil di dalam kehidupan gereja, kehidupan Tubuh.
Persekutuan hayat dan saling mengasihi harus dimulai dari dalam keluarga kita.
Kehidupan di dalam keluarga kita harus berdasarkan hayat Tuhan sebagai sumber di
dalam suasana kasih Tuhan, dan di dalam sasaran untuk berbuah. Maka keluarga kita
turun temurun akan menjadi buah tetap di dalam gereja.
A. Keluarga adalah satuan keselamatan Allah.
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi
rumahmu." – Kis. 16:31
B. Keluarga juga adalah unit untuk beribadah kepada Allah.
“Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” – Yos. 24:15.
C. Kehidupan gereja mula-mula juga dimulai dari rumah ke rumah.
Kis 2:42, 46-47 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. ...Mereka memecahkan
roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap
hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
D. Jalan untuk melaksanakan agar keluarga kita beribadah, yaitu ada persekutuan
hayat dalam suasana saling mengasihi sehingga keluarga bisa berbuah:
1. Kepala keluarga harus bangkit, harus dengan iman, menghimpun anggota keluarga
untuk mulai mengadakan sidang keluarga.
2. Isi sidang keluarga:
a. Ada kasih, yaitu saling memperhatikan dan mendoakan.
b. Ada terang, yaitu membaca Alkitab atau bahan yang telah disediakan gereja.
c. Ada pengutusan, yaitu mendoakan keluarga besar, atau kaum saleh, atau teman.
3. Jika bisa tiap hari, lakukan 15-30 menit. Setidaknya, 1 kali tiap minggu.
4. Watchman Nee berkata, “Saya katakan sekali lagi, orang yang baru percaya sejak awal
harus membuat pengumuman demikian, ”Seisi keluargaku milik Tuhan! Bukan aku
sendiri yang menjadi milik Tuhan, melainkan seisi keluargaku.” Anda harus memegang
tali pengekang ini. Hal ini kelak pasti tergenap pada diri Anda. Anda wajib senantiasa
mengumumkan, ”Aku dan seisi keluargaku pasti beribadah kepada Tuhan.” Anda hidup
dalam satu keluarga, Anda harus beribadah kepada Tuhan, dan harus memimpin orang-
orang di dalam keluarga Anda ke hadapan Tuhan, seorang pun tidak terluput. ... Dalam
hal ini Anda sendiri harus berdiri teguh di hadapan Allah, kemudian Anda akan
nampak keluarga Anda berubah di hadapan Allah. Marilah kita perhatikan masalah ini,
karena hal inilah yang paling diberkati Tuhan. Dengan berbuat demikian, semoga lebih
banyak orang yang akan kita bawa ke hadapan Tuhan.”
E. Bagi saudara-i yang baru sendirian beroleh selamat di keluarga, maka bisa
bergabung dengan tetangga lainnya atau kontak menggunakan telepon/video call.
F. Kita perlu terus mendorong dan memberikan teladan bagi pelaksanaan ini.

III. Perintah Tuhan Yesus kepada kita agar, “Kasihilah seorang akan yang lain” di tengah-
tengah situasi hari ini adalah sebuah kesempatan bagi kita untuk berbuat baik kepada
sesama kita.
A. Efek negatif dari wabah ini, salah satunya, sangat berpengaruh kepada sektor ekonomi
masyarakat, terutama kepada saudara-i kita yang kurang mampu ekonominya. Misalkan:
harga masker yang mahal, harga kebutuhan sehari-hari yang mulai naik harganya dan
terbatas, dan belum lagi penghasilan yang berkurang karena usaha tidak berjalan dengan
normal.
B. Karena itu, kita yang beroleh kasih karunia Tuhan “.....harus tetap mengingat orang-orang
miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya” (Gal. 2:10)
C. Kita harus memandang hal ini sebagai sebuah kesempatan bagi kita, “Karena itu, selama
masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi
terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” (Gal. 6:10)
D. Dalam 1 Timotius 5:10, juga ada janda-janda yang “... telah menggunakan segala
kesempatan untuk berbuat baik.”
E. Tuhan Yesus, Raja Segala Raja, dalam Matius 25:40, “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku
yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
F. Apa yang kita lakukan untuk saudara-i kita, memiutangi Tuhan, yaitu membuat Tuhan
berhutang kepada kita – Ams. 19:17
“Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan
membalas perbuatannya itu.”
G. Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk saudara-i kita: “Sebab ketika Aku lapar, kamu
memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang
asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian;
ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi
Aku.” – Mat. 25:35-36.
1. Memberi makanan dan minuman kepada mereka yang kelaparan dan kehausan.
2. Memberi pakaian dan tumpangan.
3. Memperhatikan mereka yang sakit dan yang tertindas.
H. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi – Yoh. 13:35

Anda mungkin juga menyukai