Materi 8 - PPPK Atih
Materi 8 - PPPK Atih
Waktu: 2 x 60 menit
1. Manuver-manuver pada insiden tersedak (anak dan dewasa)
2. Pembebasan jalan napas (OPA, NPA, dsb)
3. AGD normal dan interpretasi patologis
4. Triage Emergency
5. Initial assessment, henti jantung, SKA (algoritma)
6. EKG
INITIAL ASSESMENT DAN MANAGEMEN
Penanganan pasien trauma memerlukan penilaian cedera dan penanganan yang cepat dan
tepat. Diperlukan adanya pendekatan yang sistematis dalam melakukan penilaian dan
pengelolaan pasien dengan trauma. Pendekatan ini disebut dengan Innitial Assessment and
Management (Penilaian awal dan Pengelolaan Pasien dengan Trauma).
Innitial Assessment and Management mencakup elemen sebagai berikut:
1. Persiapan
2. Triage
3. Primary Survey (Penilaian cepat dan stabilisasi masalah yang mengancam nyawa
secara simultan)
4. Pertimbangan kebutuhan untuk rujukan
5. Secondary Survey (evaluasi kepala hingga kaki dan riwayat pasien)
6. Monitoring pasca resusitasi dan reevaluasi
7. Perawatan lanjutan (Definitive care)
Initial assessment adalah proses evaluasi secara cepat pada penderita gawat darurat yang
langsung diikuti dengan tindakkan resusitasi (Suryono dkk, 2008 ). Informasi digunakan untuk
membuat keputusan tentang intervensi kritis dan waktu yang dicapai. Ketika melakukan
pengkajian, pasien harus aman dan dilakukan secara cepat dan tepat dengan mengkaji tingkat
kesadaran (Level Of Consciousness) dan pengkajian ABC (Airway, Breathing, Circulation),
pengkajian ini dilakukan pada pasien memerlukan tindakan penanganan segera dan pada
pasien yang terancam nyawanya.
Tujuan
▪ Menentukan prioritas penilaian pada penderita multi trauma.
▪ Menerapkan prinsip primary survei dan secondary survey pada penderita multi trauma.
▪ Menerapkan cara dan teknik terapi baik pada fase resusitasi.
▪ Mengenal riwayat dan mekanisme cidera dalam membantu diagnosis.
Jika fasilitas kesehatan telah mendapatkan informasi sebelumnya mengenai pasien yang
akan diterima maka alat, sumber lqin, dan staf yang dibutuhkan bisa dipersiapkan dahulu.
Persiapan meliputi:
1. Melakukan kebersihan tangan
2. Mengumpulkan team trauma dengan dipimpin oleh leader
3. Setiap anggota tim harus mengenakan APD yaitu minimal sarung tangan, pelindung
mata, dan gaun/ apron
4. Pasien daftar didaftarkan dulu untuk persiapan proses pemeriksaan daeah, oermintaan
produk darah, atau permintaan radiologi agar proses lebih cepat
5. Mempertimbangkan kondisi pasien lain yangbdapat ditunda agar penanganan pasien
trauma dapat diutamakan
Prinsip Dasar:
1. Hanya 4 – 6 Menit bila Obstruksi total, HARUS DIATASI SEGERA
2. Selalu Pikirkan C – Spine Control
Curiga fractur servikal bila : Bila curiga fraktur servikal :
• Setiap trauma kapitis • Fiksasi kepala secara manual
• Setiap multi trauma • Pasang Cervical Collar
• Setiap ada luka (tumpul) di atas klavikula • Bila perlu diikat (Head Stabilizer)
• Biomekanik/ rekam kejadian trauma
mendukung
2. Massive Hematothorax
Kriteria Massive hematothorax bila :
3. Tamponade Jantung
Tamponade Jantung ditandai :
• Sesak ,Syok, JVP Nadi lemah, BJ lemah
CIRCULATION/ SIRKULASI
SYOK DIKENALI DARI :
▪ Nadi lemah dan cepat ▪ Perdarahan Internal
▪ Akral Dingin -Toraks
-Abdominal
▪ Kesadaran mulai menurun
-Pelvis: TATALAKSANA PASG/
▪ Tekanan darah turun GURITA
▪ NafasCepat -TulangPanjang: TATALAKSANA
▪ Badan teraba dingin TRACTION/ SPLINT
▪ Takikardia
Penyebab Syok
▪ Perdarahan Eksternal
TATALAKSANA : DIRECT PRESSURE
atau PERBAN TEKAN
Konsep Mengatasi Perdarahan secara umum :
1.KontrolPerdarahan
2.PerbaikanVolume
Tujuan Pemeriksaan
Penilaian GCS dilakukan untuk melakukan pengkajian neurologik yang lebih dalam dengan
mengevaluasi motorik pasien, verbal dan respon membuka mata.
Penilaian
Cara melakukan penilaian GCS adalah dengan mengevaluasi respon motorik pasien, verbal dan
respon membuka mata, lalu masing-masing respon diberikan sebuah angka sebagai berikut:
Bila salah satu reaksi tidak bisa dinilai, misal kedua mata bengkak sedang V dan M normal,
penulisannya EX-V5-M6.
Bila ada trakheostomi sedang E dan M normal, penulisannya E4-VX-M6.
Bila tetraparese sedang E dan V normal, penulisannya E4-V5-MX.
GCS tidak bisa dipakai untuk menilai tingkat kesadaran pada anak berumur kurang dari 5 tahun.
Penilaian tingkat kesadaran dengan menggunakan metode GCS adalah penilaian tingkat kesadaran
secara kuantitatif.
Sedangkan penilaian tingkat kesadaran secara kualitatif yaitu Kompos Mentis, Apatis, Somnolen,
Stupor, Koma (Posner, JB dalam Aprilia, M, 2015)
1. Kompos Mentis
Keadaan seseorang sadar penuh dan dapat menjawab pertanyaan tentang diri dan
lingkungannya.
2. Apatis
Keadaan seseorang tidak peduli, acuh tak acuh dan segan berhubungan dengan orang lain di
lingkungannya.
3. Somnolen
Keadaan seseorang dalam keadaan mengantuk dan cenderung tertidur, masih dapat
dibangunkan dengan rangsangan dan mampu memberikan jawaban secara verbal, namun
mudah tertidur kembali.
4. Stupor/Sopor
Kesadaran hilang, hanya berbaring dengan mata tertutup, tidak menunjukkan reaksi bila
dibangunkan, kecuali dengan rangsangan nyeri.
6. Pasang semua elektrode (ekstremitas dan prekordial) pada dada klien dengan menggunakan jelly
Lead Ekstermitas
Merah (RA) lengan kanan
Kuning (LA) lengan kiri
Hijau (LF) tungkai kiri
Hitam (RF) tungkai kanan
7. Hubungkan kabel pasien dengan elektrode yang telah dipasang sesuai dengan label yang ada dikabel pasien
8. Tekan tombol power untuk menghidupkan mesin
6. Sebelum mengaktifkan mesin, periksa tombol kertas (posisi instand/stop), tombol selektor pada posisi
standar, tombol sensitivity pada 1 mv, speed 25 mm/sec
7. Mesin diaktifkan, biarkan sebentar agar alat melakukan pemanasan
8. Buat kalibrasi dengan menekan tombol start/run, sambil menekan tombol 1 mV (kalibrasi) sebanyak 3 kali
berturut-turut
6. Lakukan perekaman EKG dengan tenang
7. Perekaman EKG selesai
8. Bersihkan dada & ekstremitas klien dari jelly
9. Beritahu klien bahwa prosedur telah selesai
10. Bersihkan alat-alat dan letakkan pada tempatnya
2. Gelombang EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel EKG
normal terdiri dari gel P,Q,R,S dan T serta kadang terlihat gel U. Selain itu ada juga
beberapa interval dan segmen EKG.
b. Gelombang QRS
Gambaran yang ditimbulkan oleh depolarisasi ventrikel
Normal :
Lebar : 0,06 - 0,12 detik
Tinggi : Tergantung lead
Normal gelombang Q
Lebar : < 0,04 detik
Dalam : < 1/3 tinggi R
Gambaran abnormal :
• Mengetahui adanya hipertrofi ventrikel
• Mengetahui adanya Bundle branch block
• Mengetahui adanya infark
c. Gelombang T
Gambaran yang ditimbulkan oleh repolarisasi ventrikel
Normal :
Tinggi
* 1 MV di lead dada
* 0,5 MV di lead ekstrimitas
* Minimal ada 0,1 MV
Gambaran abnormal:
* Mengetahui adanya iskemia/infark
* Kelainan elektrolit
d. Interval PR
Diukur dari permulaan P sampai dengan permulaan QRS
Normal : 0,12 - 0,20 detik
Gambaran abnormal:
Kelainan sistem konduksi
3. Membaca EKG
1) Tentukan Irama teratur atau tidak. Dikatakan normal jika jarak dari Puncak
gelombang R ke R sama, minimal 4 gelombang R.
Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA,disebut irama sinus
(Sinus Rhytem = SR ).
Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau memilah korban berdasarkan tingkat
kegawatan. Menseleksi dan memilah korban tersebut bertujuan untuk mempercepat dalam
memberikan pertolongan terutama pada para korban yang dalam kondisi kritis atau
emergensi sehingga nyawa korban dapat diselamatkan. Tindakan ini berdasarkan prioritas
ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Environment/ Exposure).
PRINSIP TRIASE
Prinsip-prinsip triage meliputi:
▪ triage harus segera dan tepat waktu, kurang dari 2 menit
▪ pengkajian adekuat dan akurat,
▪ keputusan didasarkan dari pengkajian,
▪ intervensi dilakukan sesuai kondisi korban,
▪ kepuasan korban harus dicapai,
▪ dokumentasi dengan benar.
Area
Resusitasi
Area
Tindakan
Area
Observasi
Interpretasi AGD