Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN BISNIS LANJUTAN

MERGER DAN AKUISISI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Bisnis Lanjutan

Dosen Pengampu: Ibu Septiana Rahayu, SE.,M.Ak.

Disusun Oleh:

1. Adinda Noviyanti Lukmansyah (21416262201026)


2. Anisah (21416262201080)
3. Mila Maulida (21416262201102)
4. Putri Adelia Septialani Hartono (21416262201014)
5. Vanisa Riyadhita (21416262201097)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
Karunia, Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah
tentang Merger dan Akuisisi dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Manajemen Keuangan


Bisnis Lanjutan. Pada kesempatan ini, penulis memberikan penghargaan setinggi-
tingginya dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Septiana Rahayu,
SE.,M.Ak. selaku dosen mata kuliah yang telah banyak meluangkan waktu untuk
memberikan ilmu selama ini serta motivasi kepada penulis. Dan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi penulis dan umumnya pembaca.

Karawang, 16 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2

1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2.1 Pengertian Merger dan Akuisisi ............................................................. 3

2.2 Jenis-Jenis Merger dan Akuisisi ............................................................. 5

2.3 Tingkatan Aktivitas Merger .................................................................... 6

2.4 Pengambilan Paksa dan Sukarela ........................................................... 7

2.5 Analisis Merger ..................................................................................... 8

2.6 Peran Bank Investasi ............................................................................ 11

2.7 Aliansi Korporat .................................................................................. 14

2.8 Investasi Private Equity ....................................................................... 15

2.9 Divestasi .............................................................................................. 15

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 17

Kesimpulan .................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merger dan akuisisi menjadi trend bisnis di tahun 1990-an di Amerika
Serikat, yang dimulai dari tahun 1992. sejak tahun 1992 perusahaan yang
melakukan merger dan akusisi terus meningkat bahkan jika dibandingkan antara
tahun 1996 dan 1995 peningkatan merger dan akuisisi meningkat hingga 67%
Sorensen (2000). Demikian pula di Indonesia dengan adanya peraturan
perundang-undangan yang mempermudah masuknya investor asing, merger,
dan akuisisi, maka pelaksanaan merger dan akuisisi semakin meningkat.

Merger dan Akuisisi adalah strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan


jalur cepat untuk mengakses pasar baru produk baru tanpa harus membangun
dari awal. Terdapat penghematan waktu yang sangat signifikan antara
pertumbuhan internal dan eksternal melalui merger dan akuisisi. Dari waktu ke
waktu perusahaan lebih menyukai pertumbuhan eksternal melalui merger dan
akuisisi dibanding pertumbuhan internal.

Perusahaan yang dapat bersaing dan tumbuh berkembang, mungkin akan


melakukan perluasan usaha. Perluasan usaha tersebut dengan cara ekspansi
secara intern, tetapi juga dapat dilakukan dengan cara menggabungkan usaha
yang telah ada (Merger dan Consolidation) atau membeli perusahaan yang
telah ada (Akuisisi). Cara tersebut dilakukan agar dapat memberikan manfaat
yang lebih besar bagi perusahaan.

Pada umumnya tujuan dilakukan merger dan akuisisi adalah mendapatkan


sinergi atau nilai tambah. Sinergi merupakan kondisi dimana keadaaan secara
keseluruhan lebih besar daripada jumlah masing-masing bagian. Dalam suatu
merger, sinergi dan nilai setelah merger akan melebihi jumlah nilai dari
perusahaan-perusahaan secara terpisah sebelum merger 3 terjadi (Brigham.
2006: 469). Nilai tambah yang dimaksud tersebut lebih bersifat jangka panjang

1
dibanding nilai tambah yang hanya bersifat sementara. Ada tidaknya sinergi
suatu merger dan akuisisi tidak dapat dilihat beberapa saat setelah merger dan
akuisisi terjadi, tetapi diperlukan waktu yang relatif panjang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang di atas, perumusan masalah yang akan
disampaikan yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan merger?
2. Apa saja jenis jenis yang ada pada merger dan jenis jenis yang ada pada
divestasi?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, perumusan masalah yang akan
disampaikan yaitu :
1. Untuk dapat memahami pengertian dan pentingnya merger
2. Untuk dapat memahami jenis jenis yang ada pada merger dan divestasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Merger dan Akuisisi


2.1.1 Pengertian Merger

Ada banyak konsep dan definisi mengenai merger dan akusisi tersebut
tetapi secara umum, merger dapat didefinisikan sebagai sebuah gabungan
antara dua organisasi atau lebih, dimana hanya ada satu perusahaan yang
bertahan. Definisi merger ini juga sering dikenal sebagai statutory merger
atau merger hukum. Secara definisi UU Perseroan Terbatas Pasal 1 butir 9,
maka Merger dapat didefinisikan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan
oleh satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan
lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan
yang menggabungkan diri beralih kepada Perseroan yang menerima
penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang
menggabungkan diri berakhir karena hukum.

Dalam UU No. 40 Tahun 2007 (UUPT) Merger dikenal dengan istilah


penggabungan. Hal ini di atur dalam Pasal 1 angka 9 UUPT, berbunyi :

“ penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu


perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain
yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari perseroan
yang meneriman penggabungan dan selanjutnya status badan hukum
perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum”.

Dari pasal terebut dapat digaris bawahi beberapa hal penting menyangkut
merger atau penggabungan, yaitu adalah:

1. Penggabungan (Merger) adalah Tindakan hukum yang sah dilakukan


oleh 2 pihak yaitu:
a. Perseroan yang menggabungkan diri (merging company), satu lebih
persero

3
b. Perseroan yang menerima penggabungan (surviving company) satu
persero
2. Aktiva dan pasiva dari merging company(ies) akan beralih ke surviving
company
3. Status badan hukum merging company(ies) berakhir.
Merger harus dibedakan dengan konsolidasi, yang merupakan
kombinasi dua perusahaan untuk dibentuk perusahaan yang sama sekali
baru.

2.1.2 Pengertian Akuisisi

Akuisisi adalah pengambilalihan sebagian besar (lebih dari 50%) atau


seluruh kepemilikan suatu bank. Akuisisi merupakan lembaga hukum yang
dalam kontek undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (UUPT) dikenal dengan istilah pengambilalihan, yaitu perbuatan
hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk
mengambil alih saham perseroan yang mengakbatkan beralihnya
pengendalian atas perseroan tersebut.

Sementara dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang


Perbankan tetap disebut sebagai akuisisi, yaitu pengambilalihan
kepemilikan suatu bank.

Pengertian mengenai pengambilalihan juga dijumpai dalam ketentuan


passal 1 angka 31 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, pengambilalihan yaitu perbuatan hokum yang
dilakukan oleh badan hokum atau orang perseorangan untuk mengambil alih
saham Bank yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Bank
tersebut.

Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan saham yang


telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh perseroan melalui direksi
perseroan atau langsung dari pemegang saham. Pengambilalihan dapat
dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan. Pengambilalihan
sebagaimana yang dimaksud adalah pengambilah saham yang

4
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
Akuisisi sebagai setiap perbuatan hukum untuk mengambilalih seluruh atau
sebagian besar saham/atau asset dari perusahaan lain.

2.2 Jenis-Jenis Merger dan Akuisisi


2.2.1 Jenis-jenis Merger

Ekonom mengklasifikasikan merger ke dalam empat jenis:

1. Horizontal
Merger horizontal (horizontal merger) terjadi ketika suatu perusahaan
bergabung dengan perusahaan lain dalam satu lini bisnis yang sama-
merger antara Sirius Satellite Radio dan XM Satellite Radio merupakan
contohnya.
2. Vertical
Suatu contoh dari merger vertikal (vertical merger) adalah akuisisi
produsen baja kepada salah satu pemasoknya, seperti perusahaan
tambang besi atau batu bara, atau akuisisi produsen minyak atas
perusahaan petrokimia yang menggunakan minyak sebagai bahan baku.
3. Kon-generik
Kon-genetik berarti “bergabung dalam sifat atau tindakan”: sehingga,
merger kon-generik (con-generic merger) melibatkan perusahaan yang
terkait, tetapi bukan produsen produk yang sama (horizontal) atau
perusahaan dalam suatu relasi produsen-pemasok (vertikal), Merger
Bank of America dan Countrywide Financial adalah contohnya.
4. Konglomerasi.
Merger konglomerasi (conglomerate merger) terjadi ketika perusahaan
yang tidak terkait bergabung, Merger konglomerasi cenderung sedikit
menghasilkan sinergi, bila ada, dan menjadi kurang populer dalam
beberapa tahun terakhir.

5
Merger vertikal dan horizontal umumnya memberikan keuntungan sinergi
operasi yang paling besar, tetapi juga merupakan merger yang paling sering
dianggap antipersaingan oleh Departemen Kehakiman.

2.2.2 Jenis-jenis Akuisisi


1. Akuisisi berdasarkan cara yang ditempuh
a. Akuisisi saham, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan cara membali
saham suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain.
b. Akuisisi Aset, yakni akuisisi yang dilakukan dengan cara membeli
asset dari perusahaan berupa aktiva/pasiva perusahaan yang akan
diakuisisi.
2. Akuisisi berdasarkan tujuannya
a. Akuisisi financial, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan maksud
untuk mendapatkan keuntungan financial semata sehingga yang
diperhitungkan adalah untung dan rugi.
b. Akuisisi strategis, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh sinergi."

2.3 Tingkatan Aktivitas Merger


Lima “gelombang merger” utama telah terjadi di Amerika Serikat. Pertama
terjadi di akhir tahun 1800-an, ketika konsolidasi terjadi di industri minyak,
baja, tembakau dan industri dasar lainnya. Kedua adalah tahun 1920-an, ketika
melonjaknya harga saham membantu pendukung keuangan mengonsolidasi
perusahaan di sejumlah industri termasuk peralatan, komunikasi, dan otomotif.
Ketiga adalah pada tahun 1960-an. ketika merger konglomerasi menjadi
tujuannya. Keempat terjadi pada tahun 1980-an ketika LBO dan perusahaan
lain mulai menggunakan junk bonds (obligasi berperingkat non-investasi)
untuk membiayai akuisisi. Kelima, di mana melibatkan aliansi strategis yang
didesain untuk memungkinkan perusahaan berkompetisi secara lebih baik di
perekonomian global, sedang berlangsung saat ini.

6
2.4 Pengambilan Paksa dan Sukarela
Di sebagian besar situasi merger, satu perusahaan (umumnya perusahaan
yang lebih besar) memutuskan untuk membeli perusahaan lainnya.
menegosiasikan suatu harga dengan manajemen perusahaan target, kemudian
mengakuisisi perusahaan target tersebut. Beberapa kali, perusahaan yang
diakuisisi yang memulai, tetapi pada umumnya suatu perusahaan mencari
perusahaan yang akan diakuisisi ketimbang suatu perusahaan yang
menawarkan untuk diakuisis. Kita akan menyebut perusahaan yang mencari
perusahaan lain untuk diakuisisi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquiring
company) dan perusahaan yang menawarkan untuk diakuisisi sebagai
perusahaan target (target company).

Setelah perusahaan pengakuisisi mengidentifikasi perusahaan target maka


perusahaan harus (1) memberikan harga atau kisaran harga yang sesuai dan (2)
menentukan syarat pembayaran apakah menawarkan uang tunai, saham biasa,
obligasi, atau kombinasi antara tunai dan efek. Selanjutnya, manajer
perusahaan pengakuisisi harus menentukan cara mendekati manajer
perusahaan target. Apabila perusahaan pengakuisisi meyakini bahwa
perusahaan target akan menyetujui merger itu, mereka akan mengajukan
merger dan berusaha memberikan penawaran yang sesuai. Apabila suatu
kesepakatan telah tercapai, kedua manajemen akan mengeluarkan pernyataan
kepada para pemegang saham tentang persetujuan mereka terhadap merger,
dan manajemen perusahaan target akan merekomendasikan kepada pemegang
sahamnya agar menyetujui merger tersebut. Umumnya, para pemegang saham
diminta untuk melakukan tender (atau menyerahkan) sahamnya kepada
lembaga keuangan yang ditunjuk, bersama dengan pengesahan dari notaris,
untuk memindahkan kepemilikan saham kepada pengakuisisi. Pemegang
saham perusahaan target kemudian menerima pembayaran tertentu-berupa
saham biasa dari perusahaan pengakuisisi (di mana pemegang saham
perusahaan target menjadi pemegang saham perusahaan pengakuisisi), uang
tunai, obligasi, atau campuran antara tunai dan efek. Ini disebut merger
sukarela (friendly merger).

7
Sering kali, manajemen perusahaan target menolak merger. Mungkin
mereka menganggap harga yang ditawarkan terlalu rendah, atau karena mereka
ingin mempertahankan pekerjaan mereka. Dalam kasus tersebut, penawaran
pengakuisisi disebut paksa, bukan sukarela, dan perusahaan pengakuisisi harus
melakukan penawaran langsung kepada pemegang saham perusahaan target.
Dalam suatu merger paksa (hostile merger), perusahaan pengakuisisi akan
memberikan suatu penawaran tender (tender offer) dan sekali lagi meminta
para pemegang saham untuk menyerahkan saham sebagai ganti dari harga yang
ditawarkan. Kali ini, manajer perusahaan target akan menyarankan pemegang
saham untuk tidak menyerahkan sahamnya, umumnya dengan mengatakan
bahwa harga yang ditawarkan (uang tunai, obligasi, atau saham di perusahaan
pengakuisis) terlalu rendah.

2.5 Analisis Merger


Secara teori, analisis merger cukup sederhana. Perusahaan pengakuisisi
melakukan analisi untuk menilai perusahaan target dan kemudian menentukan
apakah perusahaan target itu dapat dibeli pada nilai tersebut atau lebih disukai
pada nilai yang lebih rendah. Perusahaan target, sebaliknya, sebaiknya
menerima penawaran apabila nilainya melebihi nilai perusahaan jika
beroperasi secara independen atau melebihi nilai yang dapat diperoleh dari
penawar lain. Namun, beberapa kesulitan muncul. Dalam bagian ini, kita akan
membahas penilaian perusahaan target yang merupakan tahap awal dalam
suatu analisis merger. Kemudian, kita akan menetapkan harga penawaran serta
pengendalian pascamerger.

2.5.1 Menilai Perusahaan Target

Beberapa metode digunakan untuk menilai perusahaan target: (1)


pendekatan arus kas Terdiskonto dan (2) metode pengganda pasar.

1) Analisis Arus Kas Terdiskonto


Pendekatan arus kas terdiskonto (discounted cash flow-DCF) dalam
menilai suatu bisnis melibatkan aplikasi prosedur penganggaran modal

8
untuk keseluruhan perusahaan, dan bukan untuk satu proyek saja. Untuk
menerapkan metode ini, dua item kunci diperlukan: (1) laporan keuangan
pro forma yang memperkirakan arus kas inkremental yang diharapkan
dari merger dan (2) tingkat diskonto, atau biaya modal, untuk
diaplikasikan pada proyeksi arus kas.
2) Analisis Pengganda Pasar
Metode kedua dalam menilai perusahaan target adalah analisis
pengganda pasar (market multiple analysis), di mana menerapkan
pengganda yang ditentukan oleh pasar terhadap laba neto, laba per
saham, penjualan, atau nilai buku, atau untuk bisnis seperti TV kabel atau
sisten telepon seluler, adalah jumlah pelanggannya. Meskipun metode
DCF menerapkan konsep penilaian dengan berfokus pada ekspektasi arus
kas, analisis pengganda pasar lebih benifat penilaian sepihak.

2.5.2 Harga Bid


Bid (penawaran) dan ask (permintaan) dalam istilah saham mengacu
pada penawaran harga dua arah yang menunjukkan potensi harga terbaik di
mana sekuritas dapat dijual dan dibeli pada titik waktu tertentu.
Harga penawaran mewakili harga maksimal yang bersedia dibayarkan
pembeli untuk saham atau keamanan lainnya. Harga permintaan adalah
harga minimal yang bersedia diambil penjual untuk keamanan yang sama.
Istilah ini biasanya lebih populer dengan istilah bid dan offer.
Di dalam tampilannya, bid berada di kolom yang tersedia untuk
permintaan beli saham tertentu. Selain itu, bid volume merupakan istilah
yang mengacu pada jumlah slot saham yang ingin dibeli oleh investor.
Sementara itu, ask/offer berada di kolom yang menunjukkan penawaran
harga jual saham.
Harga dalam bid dan ask akan terus berubah seiring dengan tawar
menawar yang terjadi di antara penjual dan pembeli. Akan terjadi
kemungkinan penjual yang menurunkan harga atau pembeli yang menaikan
harga hingga keduanya mencapai kesepakatan pada harga yang pas.

9
1. Bid digunakan ketika Anda ingin membeli saham di harga yang lebih
rendah dari harga terakhir kali (last price). Anda bisa memasukkan harga
yang ingin Anda keluarkan untuk membeli saham tersebut (bid price).
2. Harga bid mengacu pada harga tertinggi dari penjual yang ingin
membeli keamanan.
3. Ketika Anda melakukan bid, Anda harus mendapatkan penjual yang
menawarkan saham di harga bid price.
Sebagai contoh, Anda ingin membeli saham X dengan harga Rp1.500.
Tercatat di dalam antrean, Anda berada di antrean nomor 20.965. Sementara
itu, harga terakhir saham X tersebut adalah Rp1.750. Anda bisa melakukan
dua kemungkinan.
Anda bisa menaikan harga dengan membeli sesuai dengan harga terakhir
yakni Rp1.750 Atau opsi yang kedua, Anda bisa menunggu hingga ada
penjual saham X tersebut yang menjual di harga bid sesuai dengan yang
Anda inginkan yaitu Rp1.500.

2.5.3 Kendali Pascamerger


Situasi karyawan/kendali sering kali menjadi perhatian utama dalam
analisis merger. Pertama, perhatikan situasi di mana perusahaan kecil dan
dikelola oleh pemilik dijual kepada pihak yang lebih besar. Manajer-
pemiliknya sangat ingin mempertahankan posisi berstatus tingginya
tersebut, dan ia dapat saja membangun persahabatan dengan para karyawan
sehingga mengkhawatirkan keberlangsungan karyawan setelah merger.
Ketika perusahaan yang dimiliki publik tidak dimiliki oleh manajernya dan
bermerger dengan perusahaan lain, manajer perusahaan yang diakuisisi
akan mengkhawatirkan posisi pascamergernya. Apabila pengakuisisi setu
untuk mempertahankan manajemen lama, manajemen akan bersedia
mendukung merger dan merekomendasikan kesediaannya kepada
pemegang saham. Apabila manajemen lama akan diganti, manajemen dapat
menolak merger tersebut.

10
2.6 Peran Bank Investasi
Bank investasi terlibat dalam merger dengan beberapa cara:

1) membantu mengatur merger;


2) membantu perusahaan target mengembangkan dan mengimplementasikan
taktik defensive;
3) membantu menilai perusahaan target;
4) membantu pembiayaan merger;
5) berinvestasi di saham perusahaan kandidat merger
2.6.1 Mengatur Merger

Bank-bank investasi ternama memiliki kelompok merger dan akuisisi yang


beroperasi di bagian keuangan korporat mereka. (Bagian keuangan korporat
memberikan advis, bukan layanan penjaminan atau broker kepada
perusahaan.) Anggota kelompok ini mengidentifikasi perusahaan yang
memiliki kelebihan kas yang ingin membeli perusahaan lain; perusahaan
yang ingin dibeli; serta perusahaan yang, karena sejumlah alasan, menarik
bagi perusahaan lain. Sebagai contoh, apabila suatu perusahaan minyak
memutuskan untuk berekspansi ke pertambangan batu bara, perusahaan itu
dapat meminta bank investasi untuk membantu mengakuisisi tambang batu
bara. Sama halnya, para pemegang saham yang tidak setuju dapat bekerja
sama dengan bank investasi untuk menyingkirkan manajemen dengan cara
membantu mengatur suatu merger. Bank investasi menawarkan paket
finansial kepada corporate raider (pihak yang membeli sejumlah besar
saham), di mana paket tersebut mencakup pengaturan efek yang akan
digunakan dalam penawaran tender, dan juga membuat daftar investor serta
perusahaan untuk membeli saham perusahaan target, kemudian melakukan
tender saham ketika penawaran akhir telah dilakukan. Bankir investasi
beberapa kali melakukan tindakan ilegal dalam merger. Sebagai contoh,
mereka melakukan parking-enembelinya untuk newer dengan kesepakatan
pembelian kembali sehingga membantu mides de fete mengakumulasi lebih
dari 59% saham perusahaan carger tanpa mengungkap posisinya. Tindakan
ini melanggar hukum.

11
2.6.2 Mengembangkan Taktik Bertahan

Pertahanan yang mencakup taktik, seperti:

1. Mengubah anggaran perusahaan sehingga hanya satu per tiga dari


direktur yang dipilih setiap tahun dan /atau sehingga 75% persetujuan
(supermayoritas) versus simple mayoritas yang di perlukan untuk
menyetujui merger.
2. Berusaha meyakinkan pemegang saham perusahaan target bahwa harga
yang ditawarkan terlalu rendah.
3. Menghembuskan isu antimonopoly sehingga departemen kehakiman
akan turun tangan.
4. Membeli Kembali saham di pasar terbuka dalam usahan
mendorongharga diatas yang ditawarkan oleh calon pengakuisisi
5. Mendapatkan white knight yang dapat diterima oleh manajemen
perusahaan target untuk bersaing dengan calon pengakuisisi
6. Mendapatkan whites squire yang bersahabat dengan manajemen saat ini
untuk membeli saham perusahaan target yang cukup untuk menghalangi
merger
7. Mengambil poison pill, yaitu merupakan taktik seperti pinjaman
bersyarat yang mengharuskan pengembalian langsung dari seluruh
pinjaman apabila perusahaan diakuisisi, menjual asset-aset yang
awalnya menjadikan perusahaan diminati dengan harga rendah.

2.6.3 Menciptakan Nilai Wajar

Apabila merger sukarela sedang diusahakan oleh kedua manajemen


perusahaan, penting untuk dicatat bahwa harga yang disetujui adalah harga
yang wajar; jika tidak, pemegang saham salah satu perusahan dapat
menuntut untuk menolak merger. Karena itu, di sebagian besar merger,
masing-masing pihak menyewa bank investasi untuk mengevaluasi
perusahaan target dan membantu menciptakan nilai wajar. Penelitian terbaru
tentang opini kewajaran di dalam merger menyatakan bahwa konsultan

12
yang bekerja untuk pengakuisisi cenderung menghasilkan penilaian yang
sangat optimistik atas perusahaan target, sementara konsultan yang bekerja
untuk perusahaan target cenderung menghasilkan perkiraan yang lebih
akurat atas nilai perusahaan target. Penelitian itu juga menyimpulkan bahwa
pasar sering kali memperoleh informasi yang berguna dari opini kewajaran
yang 14 diberikan oleh konsultan perusahaan target.

2.6.4 Pembiayaan Merger

Melakukan akuisisi adalah proses sulit yang penuh dengan pasang surut.
Pembiayan Merger dan Akuisisi harus di atur untuk memastikan penutupan
dapat terjadi. Pembiayaan Merger dan Akuisisi sering di anggap disediakan
oleh investor, sebagai imbalan atas kepemilikan saham. Pembiayaan Merge
dan Akuisisi yang bersifat jangka pendek dan berbasis asset, harus dihindari
karena tidak akan memberikan keamanan yang cukup untuk keberhasilan
akuisisi.

Drexel Burnham Lambert adalah pelopor utama obligasi junk, yang


didefinisikan sebagai obligasi dengan level di bawah peringkat investasi
(BBB/Baa). Sebelum Drexel, nyaris tidak mungkin menjual obligasi
berperingkat-rendah untuk menambah modal baru. Drexel kemudian
memelopori suatu prosedur di mana situasi perusahaan target dinilai sangat
teliti, dan suatu proyeksi arus kas yang serupa dengan Tabel 21.2 (terapi
lebih rinci) dikembangkan.

Agar berhasil dalam bisnis merger dan akuisisi (M&A), suatu bank
investasi harus dapat menawarkan paket pembiayaan kepada klien, baik
pengakuisisi yang membutuhkan modal untuk mengambilalih perusahaan
atau perusahaan target yang berusaha membiayai rencana pembelian
kembali saham atau pertahanan lain terhadap pengambilalihan. Drexel
merupakan pemain utama dalam permainan pembiayaan merger selama
tahun 1980-an, tetapi sejak kebangkrutan Drexel, Morgan Stanley, Goldman

13
Sachs, JPMorgan Chase, Bank of America Merrill Lynch, Deutsche Bank,
Credit Suisse, dan lainnya saling berlomba memperoleh titel tersebut.

2.6.5 Operasi Arbitrase

Arbitrase (arbitrage) umumnya berarti secara simultan membeli dan


menjual komoditas atau efek yang sama di dua pasar berbeda pada harga
berbeda dan memperoleh tingkat pengembalian bebas-risiko. Namun
demikian, lembaga-lembaga broker utama sebagaimana beberapa investor
pribadi, melakukan jenis arbitrase berbeda yang disebut arbitrase risiko (risk
arbitrage). Arbitrageurs atau "arbs" berspekulasi di saham perusahaan yang
akan mengambil alih perusahaan target. Sejumlah besar modal diperlukan
untuk berspekulasi di banyak efek sehingga dapat menurunkan risiko-serta
menguntungkan dengan spread yang kecil. Meskipun demikian, bank
investasi besar memiliki perangkat yang diperlukan untuk melakukannya.
Agar berhasil, arbitraser harus mampu mendeteksi perusahaan target,
menilai kemungkinan tawaran akan berhasil, serta masuk dan keluar pasar
secara cepat agar biaya transaksi rendah.

2.7 Aliansi Korporat


Merger merupakan suatu cara bagi dua perusahaan untuk menggabungkan
kekuatan, tetapi banyak perusahaan yang melakukan kesepakatan kooperatif,
yang disebut aliansi korporat atau aliansi strategis (corporate or strategic
alliances), yang usahanya tidak sejauh merger. Sementara merger
mengombinasikan seluruh aset perusahaan yang terlibat, sebagaimana
kepemilikan dan keahlian manajerial, aliansi memungkinkan persalinan untuk
menciptakan kombinasi yang berfokus pada lini bisnis tertentu tertentu
menawarkan potensi sinergi yang maksimal. Aliansi seperti ini mengambil
berbagai bentuk, dari kesepakatan pemasaran sederhana hingga kepemilikan
bersama operasi di seluruh dunia.

14
Satu bentuk dari aliansi korporat adalah joint venture, di mana bagian-bagian
perusahan bergabung untuk mencapai tujuan tertentu dan terbatas. Joint
venture dikendalikan oleh tim manajemen yang terdiri atas dua (atau lebih)
perusahaan induk. Joint venture telah sering kali digunakan oleh perusahaan
AS, Jepang, dan Eropa untuk berbagi teknologi dan keterampilan pemasaran.

2.8 Investasi Private Equity


Tidak semua perusahaan target diakuisisi oleh perusahaan publik. Perusahaan
ekuitas swasta mengumpulkan modal dari individu-individu kaya dan mencari
peluang melakukan investasi yang menguntungkan.

Dalam banyak kasus, perusahaan-perusahaan melakukan pembelian terutang


(leveraged buyout-LBO) di mana sekelompok kecil investor, yang biasanya
termasuk manajemen saat ini, mengakuisisi suatu perusahaan di dalam satu
transaksi yang terutama dibiayai dengan utang. Utang ini dilunasi dengan dana
yang dihasilkan oleh operasi perusahaan yang diakuisisi dan sering kali dengan
penjualan beberapa asetnya. Tidak jarang kelompok pengakuisisi berencana
untuk menjalankan perusahaan yang diakuaisi selama beberapa tahun,
meningkatkan penjualan dan profitnya, kemudian memunculkan lagi ke publik
sebagai perusahaan yang lebih kuat. Dalam kesempatan lain, perusahaan LBO
berencana untuk menjual divisi-divisi ke perusahaan lain yang dapat
menghasilkan sinergi. Dalam kasus mana pun, kelompok pengakuisisi
berharap dapat menghasilkan profit dari LBO tetapi risiko yang terkandung di
dalamnya besar akibat tingginya penggunaan utang.

2.9 Divestasi
Divestasi adalah pengurangan asset dan biasanya perusahaan akan menjual
sebagian asset mereka ke pasar. Apabila perusahaan menjual saat harga pasar
sedang naik maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi.

15
2.9.1 Jenis-Jenis Divestasi
Terdapat empat jenis divestasi (divestiture), yaitu:
1. menjual unit operasi kepada perusahaan lain.
2. mengatur binis yang akan didivestasi sebagai perusahaan terpisah dan
kemudian melakukan spin-off kepada pemegang saham perusahaan
yang mendivestasi.
3. mengikuti langkah-langkah untuk spin-off tetapi hanya menjual
sebagian saham perusahaan.
4. melikuidasi aset secara langsung.

2.9.2 Faktor yang menyebabkan perusahaan melakukan divestasi


1. Unit bisnis yang sudah tidak menguntungkan lagi.
2. Meningkatkan nilai perusahaan.
3. Memperoleh keuntungan
4. Focus pada area terbaik.

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan
semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu
mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih
berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat
agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.

Merger dan Akuisisi adalah strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan


jalur cepat untuk mengakses pasar baru produk baru tanpa harus membangundari
awal. Terdapat penghematan waktu yang sangat signifikan antara pertumbuhan
internal dan eksternal melalui merger dan akuisisi. Dari waktu ke waktu perusahaan
lebih menyukai pertumbuhan eksternal melalui mergerdan akuisisi dibanding
pertumbuhan internal.

Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan


membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.

Dalam melakukan merger dan akuisisi banyak kendala yang harus diatasi
oleh perusahaan, yaitu modal, tenaga kerja, maupun budaya perusahaan. Untuk
menyatukan kedua perusahaan dengan budaya yang berbeda, tentunya sangat sulit
dan ini harus dipilih salah satu budaya mana yang sekiranya cocok untuk tetap
dipergunakan dalam melaksanakan merger dan akuisisi. Sebelum melakukan
merger dan akuisisi kedua perusahaan ini, harus berkoordinasi dengan perwakilan
karyawan dari masing-masing perusahaan tentang langkah atau kebijakan yang
akan diambil perusahaan nantinya setelah merger dan akuisisi. Karena budaya
perusahaan merupakan hal yang sangat sulit untuk dirubah, sehingga dalam
melakukan perubahan ini perlu diakukan secara bertahap.

17
DAFTAR PUSTAKA

Apa perbedaan bid dan ask dalam saham. (2022, Oktober 22). Retrieved from
ipotnews:https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Apa
_Perbedaan_Bid_dan_Ask_dalam_Saham__Investor_Pemula_Wajib_Tahu
&news_id=405914&group_news=RESEARCHNEWS&news_date=&tagi
ng_subtype=PG002&name=&search=y_general&q=,&halaman=1

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2019). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.


Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Prayoga, A. (2017). Merger dan Akuisisi. Retrieved from academia:
https://www.academia.edu/36489823/MERGER_DAN_AKUISISI_k_11_
docx

18

Anda mungkin juga menyukai