Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

DENGAN POST SC a/i KETUBAN PECAH DINI

DI RUANG SITI HAJAR RSU ISLAM KLATEN

I. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Selasa/19 Desember2023
Oleh : Eni Widyawati
A. Identitas

Pasien Penanggung Jawab


Nama Ny. N Bp.A
Umur 32 tahun 33 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SLTA SLTA
Pekerjaan Ibu rumah tangga Swasta
Alamat Banyumalang RT 001 Banyumalang RT 001
RW 008 Glagah Jatinom RW 008 Glagah Jatinom
Klaten Klaten
Tanggal Partus 19/12/2023
Jenis Partus SC

B. Tahap Antisipatori
1. Status Kesehatan
a. Keluhan utama : pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi
P : nyeri dirasa saat beraktivitas
Q : nyeri seperti tertusuk
R : nyeri pada perut di daerah luka operasi
S : skala nyeri 6
T : nyeri dirasa hilang timbul
b. Riwayat kesehatan masa lalu : 5 tahun yang lalu pasien pernah dilakukan
operasi sesar dengan indikasi kala 1 tak maju
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Riwayat menstruasi
Menarche : pasien haid tidak teratur
Siklus : tidak teratur
Sifat darah : kadang bercak-bercak, kadang darah normal
Lamanya haid : 5-6 hari
Gangguan sewaktu menstruasi : perut sakit saat hari pertama sampai
hari kedua
HPHT : 25 Maret 2023
Taksiran persalinan : 28 Desember 2023
2) Riwayat perkawinan
Usia perkawinan pasien adalah 7 tahun. Ini merupakan pernikahan
pertama bagi pasien dan suami
3) Riwayat keluarga berencana
Sebelum hamil pasien menggunakan kontrasepsi KB suntik tiap 3
bulan sejak 4 tahun yang lalu. Masalah yang dialami dengan KB
tersebut adalah haid tidak teratur. Kontrasepsi yang direncanakan
setelah persalinan ini adalah pasien akan menggunakan KB IUD.
Anak yang direncanakan oleh keluarga adalah 2.
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Usia BBL F/M Jenis Penolong Komplikasi


persalinan
1 39+2mg 2,6 kg F SC Dokter -
obsgyn
b. Riwayat kehamilan sekarang : ibu hamil 38+5 mg
3. Riwayat persalinan sekarang : pasien G2P1A0 hamil 38+5 mg riwayat SC 5
tahun yang lalu,jam 14.00 pasien merasakan kenceng-kenceng teratur lalu
datang ke UGD RSU ISLAM KLATEN, jam 15.00 pasien mengatakan
keluar cairan dari vagina
4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
a. Nutrisi : pasien masih merasa lemah dan mual sehingga makan yang
disajika dari rumah sakit tidak dihabiskan ( hanya ¼ porsi yang
dimakan).
b. Eliminasi : pasien terpasan kateter ukuran 16, urine produk.
c. Oksigenasi : pasien bernafas spontan, tidak menggunakan alat bantu
nafas maupun oksigen.
d. Aktivitas dan istirahat : aktivitas pasien hanya di tempat tidur karena
pasien masih lemah.
e. Pola tidur : pasien sering terbangun saat tidur karena sakit pada luka post
op.
f. Seksualitas : pasien tidak mempunyai masalah dalam hubungan
seksualitas.
C. Tahap Formal
1. Adaptasi psikologi Ibu : ibu mampu beradaptasi secara psikologi
2. Empati Sensitivitas Terhadap Isyarat Bayi : ibu segera bereaksi ketika bayi
nangis.
3. Respon Ibu Ketika Bayi Menangis : ibu segera menggendong bayinya ketika
nangis
4. Kepuasan Ibu Terhadap Kelahiran : ibu merasa puas dengan kelhiran bayinya
karena bayi lahir sehat dan kelahiran ini memang sudah direncanakan
bersama suami.
D. Tahap Informal
1. Fleksibilitas
No Kegiatan ibu Ya Tidak
1 Apakah ibu mulai menyentuh bayi? √
2 Apakah ibu mulai menyusui bayi? √
3 Apakah ibu merawat tali pusat bayi? √
4 Apakah ibu mengganti popok bayi? √
5 Apakah ibu memandikan bayi? √
6 Apakah ibu tampak bisa menenangkan bayi? √
7 Apakah ibu mulai menggendong bayi? √

2. Sikap Ibu Terhadap Persalinan dan Merawat bayi : ini merupakan persalinan
yang kedua dengan operasi sesar yang dialami ibu, ibu merasa bisa merawat
bayinya tp karena ibu masih lemah untuk perawatan bayinya dibantu suami
dan perawat
3. Kecemasan : Ibu tidak merasa cemas
4. Ibu tidak tampak menangis
5. Ibu tidak mempunyai konflik peran di dalam rumah tangga

E. Tahap Personal
1. Maternal Role
a. Kemampuan ibu / confident terhadap perannya : ibu merasa percaya diri
terhadap perannya karena ini merupakan anak yang kedua
b. Kepuasan ibu : ibu merasa puas dengan perannya saat ini
c. Bonding attachmen --- score Gray : sesuai
2. Dukungan Sosial
a. Dukungan emosi diperoleh dari keluarga terutama suami memberikan
suport kepada istrinya.
b. Dukungan informasi diperoleh dari dokter dan perawat yang ada di ruang
perawatan
c. Dukungan fisik suami selalu menjaga istri dan bayinya yang baru lahir
dan suami juga membantu mengurus bayinya.
d. Dukungan penghargaan diperoleh dari keluarga terdekat yaitu suami dan
orang tua pasien.
3. Fungsi Keluarga : Dalam keluarga pasien adalah seorang istri dan ibu dari dua
anaknya yangn berusia 5 tahun dan anak yang baru dilahirkan. Pasien
menjalankan kegiatan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
4. Stress (Pengalaman kehamilan / persalinan yang membuat stress) : Ibu tidak
merasa stress karena pada kehamilan yang pertama dulu juga dilakukan
operasi dengan indikasi yang sama yaitu ketuban pecah dini
5. Dukungan Suami
a. Respon suami terhadap kelahiran anak (sekarang) : suami merasa senang
dengan kelahiran anaknya karena anak yang kedua tersebut memang
sudah direncanakan
b. Keterlibatan suami dalam perawatan anak yang baru lahir : suami ikut
membantu dalam mengurus bayinya karena ibu masih lemah setelah
operasi.
6. Pengkajian Budaya
a. Ibu tidak memiliki makanan pantangan atau anjuran bagi ibu setelah
melahirkan di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
b. Anak tidak langsung diberikan makanan tambahan selain ASI.
c. ASI yang baru keluar atau colostrum langsung diberikan pada bayinya.
d. Ibu bisa merawat tali pusat bayi, namun karena baru hari pertama post
operasi, jadi ibu masih merasa lemah.
e. Ibu menggunakan gurita yang biasa dipakai oleh ibu yang habis menjalani
operasi sesar.
7. Pemeriksaan Fisik Ibu
a. Keadaan umum :
Kesadaran : composmentis, BB 89 kg, TB 170 cm
TTV : TD 117/83 mmHg, S 36,5 ºC, RR 22 x/mnt, HR 95 x/mnt, SpO2
97%
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
c. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
d. Dada / mamae
1) Inspeksi : simetris, bersih, hiperpigmentasi pada areola, papila
menonjol, tidak bengkak, kolostrum keluar sedikit
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kolostrum keluar sedikit-sedikit
e. Abdomen
1) Inspeksi : simetris, terdapat luka post op SC ± 15 cm, luka bersih
2) Palpasi : nyeri tekan pada daerah dekat luka, TFU setinggi 2 jari di
bawah pusat, kontraksi keras, tidak terdapat massa, vesika urinaria
kosong
3) Auskultasi : peristaltik usus 8 x/mnt
f. Genetalia
1) Vagina : keluar lochea rubra ± 30 cc
2) Perinium : utuh
g. Ekstremitas
1) Tidak ada edema
2) Tidak terdapat varices
3) Tidak ditemukan adanya tanda Homan
4) Terpasang infus KAEN3B 20 tpm, aliran lancar
h. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Hemoglobin 14.0 g/Dl 11.7 – 15.5
Eritrosit 4.03 10 “6/Ul 4.40 – 5.90
Lekosit 18.5 10 “3/Ul 4.3 – 13.0
Trombosit 153.6 10 “3/Ul 150.0 – 440.0
Hematokrit 37.0 % 40.0 – 52.0
MCV 91.9 fL 80 – 100
MCH 34,7 fL 26.0 – 34.0
MCHC 37,8 g/Dl 32.0 - 36.0
Neutrofil 89,7 % 36.0 – 66.0
Limfosit 5,8 % 25.0 – 40.0
PT 11.7 detik 10.6 -16.4
APTT 34,3 Detik 24.0 – 36.1
Golongan Darah A
Rhesus Faktor +
HbsAg Kualitatif Negatif Negatif
Anti HCV Negatif Negatif
Kualitatif
Anti HIV Non reaktif Non reaktif

i. Terapi :
Infus RL 20 tpm makro
Injeksi Anbacim 2x 1 gram/12 jam
Injeksi ketorolac 30 mg / 8 jam
8. Pengkajian Bayi
a. Apgar score lahir : 8/9/10
b. Ukuran anthropometri : BB 2650 gram, PB 47 cm, LK 32 cm, LD 33 cm,
LL 8 cm
c. Keadaan kulit : kulit normal, tidak terdapat tanda lahir
d. Kepala ; simetris, distribusi rambut merata, ukuran kepala normal, sutura
masih terpisah
e. Mata : reflek mengedip +, reaksi terhadap cahaya +
f. Hidung : tidak ada cuping hidung
g. Mulut dan tenggorokan : reflek hisap ada
h. Leher: normal, tidak pendek, tidak terdapat selaput
i. Dada : gerakan dada simetris, bunyi nafas vesikuler
j. Abdomen
1) Inspeksi : bentuk simetris, tali pusat masih segar, tidak ada perdarahan
2) Auskultasi : peristaltik terdengar 10 x/mnt
3) Palpasi : tidak terdapat pembesaran hepar, tidak kembung
k. Genetalia : genetalia bersih, testis turun, mekonium sudah keluar jam
12.30
l. Reflek primitif

No Reflek + -
1 Reflek Rooting +
2 Reflek Suching +
3 Reflek menggenggam +
4 Reflek moro +
5 Reflek babinski +

II. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Pasien mengatakan perutnya sakit Agen pencedera Nyeri akut
terutama pada tempat operasi fisik (D.0077)
P : nyeri dirasa saat bergerak / aktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada luka operasi
S : skala nyeri 6
T : nyeri dirasa hilang timbul
DO : Pasien tampak meringis menahan
nyeri, pasien sering memegang perutnya,
TD 117/83 mmHg, S 36,5 ºC, RR 22 x/mnt,
HR 95 x/mnt, SpO2 97%
2. DS : Pasien mengatakan takut untuk Nyeri Gangguan
bergerak, nyeri bertambah saat bergerak mobilitas fisik
DO : Pasien tampak lemah, pasien nampak (D.0054)
takut bergerak, aktivitas pasien sebagian
dibantu keluarga
3. DS : Pasien mengatakan habis melahirkan Prosedur invasif Resiko infeksi
bayinya secara operasi sesar (D.0142).
DO : Pasien Nampak lemah, terdapat luka
operasi pada perut pasien sepanjang ± 15
cm, luka tertutup kassa, bersih

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri (D.0054)
3. Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (D.0142).

IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa SLKI SIKI


1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyari
agen pencedera intervensi keperawatan Observasi
fisiologis selama 3 x 24 jam  Identifikasi lokasi,
(D.0077) diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi,
berkurang.Kriteria hasil : frekuensi, intensitas nyeri.
 Pasien melaporkan  Identifikasi skala nyeri.
keluhan nyeri  Identifikasi faktor yang
berkurang memperberat dan
 Keluhan nyeri memperingan nyeri.
meringis menurun  Identifikasi pengetahuan
 Pasien menunjukkan dan keyakinan tentang
sikap protektif nyeri
menurun.  Monitor keberhasilan
 Pasien tidak tampak terapi komplementer yang
gelisah sudah diberikan.
Terapeutik
 Berikan tehnik
norfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri.
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
 Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri.
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan ambulasi
mobilitas fisik b.d intrevensi keperawatan Observasi
nyeri selama 3 x 24 jam  Identifikasi adanya nyeri
diharapkan mobilitas atau keluhan fisik lainnya
fisik meningkat. Kriteria  Identifikasi toleransi fisik
Hasil : melakukan ambulasi
 Nyeri menurun  Monitor frekuensi jantung
 Gerakan terbatas dan tekanan darah sebelum
menurun memulai ambulasi
 Kelemahan fisik  Monitor kondisi umum
menurun selama melakukan ambulasi
Terapeutik
 Fasilitasi aktivitas ambulasi
 Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
 Anjurkan melakukan
ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan
3. Resiko infeksi d.d Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
efek prosedur intrevensi keperawatan Observasi
invasif (D.0142). selama waktu tertentu  Monitor tanda dan gejala
diharapkan tingkat infeksi lokal dan sistemik.
infeksi menurun. Kriteria Terapeutik
Hasil :  Cuci tangan sebelum dan
 Tidak ada tanda – sesudah kontak dengan
tanda infeksi pasien dan lingkungan
( Demam, Nyeri, pasien.
Kemerahan dan  Pertahankan tehnik aseptik
Bengkak). pada pasien beresiko tinggi
 Kadar sel darah Edukasi
putih membaik  Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
 Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar.
 Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka post operasi.
 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi.

V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No.Dx Tgl/jam Implementasi Respon


1,2,3 19/12/2023 Mengidentifikasi lokasi, S : pasien mengatakan perutnya
15.00 karakteristik, durasi, sakit habis melahirkan secara
frekuensi, intensitas nyeri operasi kemarin siang
dan skala nyeri P : nyeri dirasa saat
beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri pada perut
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
menahan sakit, pasien sering
memegang perutnya, TD
110/73 mmHg, S 37,5ºC, HR
99 x/mnt, RR 22 x/mnt, SaO2
98%
1 15.30 Mengidentifikasi faktor yang S : Pasien megatakan nyeri
memperberat dan bertambah saat bergerak dan
memperingan nyeri. aktivitas
O : Pasien tampak menahan
nyeri saat bergerak
1 16.00 Mengajarkan tehnik S : Pasien megatakan nyeri
nonfarmakologis untuk berkurang
mengurangi nyeri O : Pasien menirukan cara
mengurangi nyeri dengan nafas
dalam
2 16.30 Mengidentifikasi toleransi S : Pasien mengatakan sakit
fisik melakukan ambulasi saat bergerak
O : Pasien tampak takut untuk
brgerak
3 17.00 Menganjurkan S : Pasien mengatakan makan
meningkatkan asupan nutrisi sedikit
O : Pasien hanya menhabiskan
½ porsi mkanan yang disajikan
1,2,3 17.30 Mengidentifikasi lokasi, S : pasien mengatakan perutnya
karakteristik, durasi, sakit habis melahirkan secara
frekuensi, intensitas nyeri operasi kemarin siang
dan skala nyeri P : nyeri dirasa saat
beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri pada perut
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
menahan sakit, pasien sering
memegang perutnya, TD
115/72 mmHg, S 37,4ºC, HR
98 x/mnt, RR 22 x/mnt, SaO2
99%
1,2,3 20/12/2023 Mengidentifikasi lokasi, S : pasien mengatakan perutnya
15.00 karakteristik, durasi, sakit habis melahirkan secara
frekuensi, intensitas nyeri operasi kemarin siang
dan skala nyeri P : nyeri dirasa saat
beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri pada perut
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
menahan sakit, pasien sering
memegang perutnya, TD
117/73 mmHg, S 37,3ºC, HR
98 x/mnt, RR 22 x/mnt, SaO2
99%
1 15.30 Mengajarkan tehnik S : Pasien megatakan nyeri
nonfarmakologis untuk berkurang
mengurangi nyeri. O : Pasien menirukan cara
mengurangi nyeri dengan nafas
dalam
2 16.00 Menganjurkan untuk S : Pasien mengatakan tidak
melakukan ambulasi dini takut lagi untuk bergerak
O : Pasien melakukan ambulasi,
pasien tampak lebih nyaman
2 16.30 Melibatkan keluarga untuk S : Keluarga menngatakan
membantu pasien dalam senang bisa membantu
meningkatkan ambulasi ambulasi pasien
O : Keluarga membantu pasien
dalam ambulasi
1,2 17.00 Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengatakan nyeri
karakteristik, durasi, perut berkurang, sudah tidak
frekuensi, intensitas nyeri takut lagi untuk bergerak
dan skala nyeri P : nyeri dirasa saat
beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri pada perut
S : skala nyeri 4
T : nyeri hilang timbul
O : Pasien tampak lebih
nyaman, pasien tampak tidak
takut untuk menggerakkan
badannya, pasien mampu
melakukan ambulasi dibantu
oleh keluarga, TD 120/83
mmHg, S 36,9ºC, HR 95 x/mnt,
RR 20 x/mnt, SaO2 99%
1,2,3 21/12/2023 Mengidentifikasi lokasi, S : pasien mengatakan sakit di
15.00 karakteristik, durasi, perutnya agak berkurang
frekuensi, intensitas nyeri P : nyeri dirasa saat
dan skala nyeri beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri pada perut
S : skala nyeri 4
T : nyeri hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
menahan sakit, pasien sering
memegang perutnya, TD
115/70 mmHg, S 37,1ºC, HR
96 x/mnt, RR 22 x/mnt, SaO2
98%
1 15.15 Mengajarkan tehnik S : Pasien megatakan nyeri
nonfarmakologis untuk berkurang
mengurangi nyeri. O : Pasien melakukan nafas
dalam untuk mengurangi nyeri
3 15.30 Melakukan medikasi luka S : Pasien merasa nyaman
operasi lukanya bersih
O : Luka operasi sepanjang ±
15 cm, bersih, tidak ada
bengkak, tidak kemerahan,
tidak ada pus
2 16.00 Menganjurkan untuk S : Pasien mengatakan tidak
melakukan ambulasi dini takut lagi untuk bergerak
(berdiri dan duduk) O : Pasien melakukan ambulasi
berdiri dan duduk, pasien
tampak lebih nyaman
2 16.30 Melibatkan keluarga untuk S : Keluarga menngatakan
membantu pasien dalam senang bisa membantu
meningkatkan ambulasi ambulasi pasien
O : Keluarga membantu pasien
dalam ambulasi berdiri dan
duduk
3 17.00 Menganjurkan untuk makan S : Pasien bersedia makan
makanan yang tinggi protein makanan yang disajikan
O : Pasien menghabiskan ¾
porsi makanan yang disajikan
1,2 17.30 Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengatakan nyeri
karakteristik, durasi, perut berkurang, sudah tidak
frekuensi, intensitas nyeri takut lagi untuk bergerak
dan skala nyeri P : nyeri dirasa saat
beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri pada perut
S : skala nyeri 3
T : nyeri hilang timbul
O : Pasien tampak lebih
nyaman, pasien tampak tidak
takut untuk menggerakkan
badannya, pasien mampu
melakukan ambulasi dibantu
oleh keluarga, TD 119/83
mmHg, S 36,8ºC, HR 96 x/mnt,
RR 20 x/mnt, SaO2 99%

VI. EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl No.Dx Catatan Perkembangan Ttd


19 1. S : Pasien mengatakan nyeri perut berkurang, sudah tidak eni
Desembe takut lagi untuk bergerak
r 2023 P : nyeri dirasa saat beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada perut
S : skala nyeri 3
T : nyeri hilang timbul
O :Pasien tampak lebih nyaman, pasien tidak meringis
lagi, TD 119/83 mmHg, S 36,8ºC, HR 96 x/mnt, RR 20
x/mnt, SaO2 99%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Mengajarkan tehnik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
 Memfasilitasi istirahat dan tidur
 Menjelaskan strategi meredakan nyeri.
 Memberikan terapi non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
19 2 S : Pasien mengatakan sakit di perutnya berkurang, pasien eni
Desembe mengatakan tidak takut lagi bergerak
r 2023 O : Pasien tampak nyaman, pasien mampu melakukan
mobilisasi duduk dan berdiri sambil dibantu keluarga
A : Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi
 Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan.
 Memonitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi.
 Melibatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan.
 Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
19 3 S : Pasien mengatakan merasa lebih nyaman setelah eni
Desembe dibersihkan lukanya
r 2023 O : Luka bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak
kemerahan, tidak bengkak, tidak ada pus
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
 Pertahankan tehnik aseptik pada pasien beresiko
tinggi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar.
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka post operasi.
 Menganjurkan untuk makan makanan yang tinggi
protein

Tgl No.Dx Catatan Perkembangan Ttd


20 1. S : Pasien mengatakan nyeri perut berkurang, sudah eni
Desembe tidak takut lagi untuk bergerak
r 2023 P : nyeri dirasa saat beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada perut
S : skala nyeri 3
T : nyeri hilang timbul
O :Pasien tampak lebih nyaman, pasien tidak meringis
lagi, TD 119/83 mmHg, S 36,8ºC, HR 96 x/mnt, RR 20
x/mnt, SaO2 99%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan.
 Memonitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi.
 Melibatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan.
 Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

20 2 S : Pasien mengatakan sakit di perutnya berkurang, eni


Desembe pasien mengatakan tidak takut lagi bergerak
r 2023 O : Pasien tampak nyaman, pasien mampu melakukan
mobilisasi duduk dan berdiri sambil dibantu keluarga
A : Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi
 Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan.
 Memonitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi.
 Melibatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan.
 Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
20 3 S : Pasien mengatakan merasa lebih nyaman setelah eni
Desembe dibersihkan lukanya
r 2023 O : Luka bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak
kemerahan, tidak bengkak, tidak ada pus
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
 Pertahankan tehnik aseptik pada pasien beresiko
tinggi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar.
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka post
operasi.
 Menganjurkan untuk makan makanan yang
tinggi protein
Tgl No.Dx Catatan Perkembangan Ttd
21 1. S : Pasien mengatakan nyeri perut berkurang, sudah eni
Desembe tidak takut lagi untuk bergerak
r 2023 P : nyeri dirasa saat beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada perut
S : skala nyeri 3
T : nyeri hilang timbul
O :Pasien tampak lebih nyaman, pasien tidak meringis
lagi, TD 119/83 mmHg, S 36,8ºC, HR 96 x/mnt, RR 20
x/mnt, SaO2 99%
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

21 2 S : Pasien mengatakan sakit di perutnya berkurang, eni


Desembe pasien mengatakan tidak takut lagi bergerak
r 2023 O : Pasien tampak nyaman, pasien mampu melakukan
mobilisasi duduk dan berdiri sambil dibantu keluarga
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

21 3 S : Pasien mengatakan merasa lebih nyaman setelah eni


Desembe dibersihkan lukanya
r 2023 O : Luka bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak
kemerahan, tidak bengkak, tidak ada pus
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
Klaten, 19 Desember 2023
Pembimbing Klinik Mahasiswa

( Umi Maesyaroh, S.kep, Ns ) ( Eni


W,S.kep )

Anda mungkin juga menyukai