Draf Manual-Mutu PKM TJH
Draf Manual-Mutu PKM TJH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
disuatu wilayah kerja (Depkes, 2011). Oleh karena itu, puskesmas merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, puskesmas merupakan pusat
pengembangan, pembinaan, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam upaya
menyelenggarakan kesehatan pemerintah telah mengembangkan Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) yang merupakan tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia meningkatkan
kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai suatu unit pelayanan tingkat
pertama dalam sistem ini adalah Puskesmas.
B. PROFIL ORGANISASI
Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Hutan Lindung Taman Nasional Kerinci
Sebelat (TNKS) yang masih termasuk dalam Kawasan Bukit Barisan.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Ketahun
Sebelah Barat Daya berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pulau
Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih
Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Suka Makmur
1
2
Penduduk Kecamatan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Harapan pada Tahun 2021
tercatat sekitar 13.454 jiwa tersebar di 10 desa dengan rincian sebagai berikut :
JUMLAH PENDUDUK
NO DESA
L P L+P
1 3 4 5 6
1 Tanjung Harapan 1.252 1.098 2.350
2 Tanjung Sari 618 641 1.259
3 Bangun Karya 463 400 863
4 Bukit Sari 341 353 694
5 Bukit Berlian 695 648 1.343
6 Tanjung Dalam 1.529 1.453 2.982
7 Air Lelangi 554 523 1.077
8 Pagardin 879 840 1.719
9 Pondok Bakil 291 280 571
10 Talang Berantai 315 281 596
2
3
rata-rata jiwa dalam suatu keluarga atau per rumah tangga adalah 33,17 jiwa/rumah tangga
keadaan ini lebih rendah dibanding tahun 2021 yang lalu yaitu sekitar 3,3 jiwa/rumah
tangga.
1 TK / PAUD 15
2 SD / MI 17
3 SLTP / MTs 7
4 SMA / MAN 1
5 PERGURUAN TINGGI -
Sumber : Data Promkes Puskesmas Tanjung Harapan tahun 2022
B.5 EKONOMI
Gambaran tingkat sosial ekonomi masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Harapan Bengkulu Utara sudah relatif baik, mata pencarian dan sumber penghasilan
mayoritas masyarakat masih pada sektor pertanian yang mana perkebunan masih didominasi
dengan perkebunan kelapa sawit, kemudahan dalam pemasaran hasil pertanian sudah
dirasakan oleh seluruh penduduk di seluruh wilayah kerja Puskesmas Tanjung Harapan,
hanya saja dukungan infrastruktur yang masih kurang memadai berupa fasilitas jalan,
dimana kondisi jalan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Harapan sekitar 80 % masih
3
4
berupa jalan tanah berbatu dan kondisi ini merupakan kendala terbesar yang dihadapi oleh
Puskesmas Tanjung Harapan terutama dalam kegiatan pelayanan kesehatan langsung ke
lapangan.
Sebagian besar Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Harapan merupakan desa-desa
penempatan transmigrasi dari pulau Jawa tahun 80-an yang mana sekarang sudah
diserahkan kepada pemerintah daerah sebagai desa-desa definitif. Dalam kurun waktu
selama itu pula pembangunan infrastruktur seperti jalan dan fasilitas pelayanan kesehataan
belum mendapat perhatian yang serius. Sehingga sampai saat ini Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Harapan masih masuk kategori daerah terpencil dan tertinggal di wilayah
Kabupaten Bengkulu Utara.
Beberapa persoalan dan masalah ekonomi dapat terbaca dalam beberapa indikator
tingkat kesejahteraan masyarakat diantaranya adalah derajat kesehatan, tingkat sosial
ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat. Sebagian Besar masyarakat di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Harapan mempunyai kegiatan dan usaha pokok sebagai petani dan
bekerja disektor pertanian /perkebunan. Sebagian lainnya bekerja sebagai karyawan/pekerja
perusahaan perkebunan swasta.
2 Puskesmas Pembantu 8
3 Poskesdes 3
4 Posyandu 21
5 Kendaraan roda 4 2
6 Kendaran Roda 2 5
Sumber : Data Sarana & Prasarana Puskesmas Tanjung Harapan tahun 2022
B.7 KETENAGAAN
Jumlah tenaga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Harapan tahun 2022 sebanyak
47 orang yang bertugas di Puskesmas Induk, Pustu dan Poskesdes di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Harapan.
NO JENIS TENAGA JUMLAH
1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 1
3 Bidan 18
4
5
4 Perawat 12
5 Asisten Apoteker 2
6 Analis Kesehatan 2
7 Kesehatan Masyarakat 2
8 Gizi 1
9 Kesehatan Lingkungan 1
10 Non Kesehatan 5
Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Tanjung Harapan tahun 2022
Keterangan :
- Tenaga PNS sebanyak 21 orang
- Tenaga TBKD sebanyak 15 orang
- Tenaga Kontrak sebanyak 4 orang
- Tenaga TKS sebanyak 4 orang
- Tenaga Nusantara Sehat sebanyak 3 orang
C. KEBIJAKAN MUTU
5
6
6
7
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan
perencanaan Puskesmas.
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf.
c. Pelayanan Farmasi.
d. Pelayanan GawatDarurat.
D. PROSES PELAYANAN
7
8
8
9
f. Pelayanan Persalinan
g. Pelayanan Promosi Kesehatan (Gizi, kesehatan lingkungan)
h. Pelayanan Kesehatan Jiwa
i. Pelayanan Rawat Inap
j. Pelayanan Khusus (Tuberkulosis dan VCT)
k. Pelayanan Penunjang (Farmasi dan Laboratorium)
E. LINGKUP MUTU
Lingkup Pedoman Mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi pukesmas, yang
meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) baik UKM esensial maupun UKM Pengembangan, dan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)/Pelayanan Klinis dengan memperhatikan
keselamatan sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
F. TUJUAN
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun sistem
manajemen mutu baik dalam penyelenggaraan UKM maupun untuk penyelenggaraan
pelayanan klinis (UKP) yang akan diberlakukan di Puskesmas Dana Mulya Kecamatan
Pulau Rimau.
9
1
0
10. Permenkes RI Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
11. Permenkes RI Nomor 34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat,
Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
12. Permenkes RI Nomor 22 Tahun 2022 Tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan
Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan
Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, Dan Unit Transfusi Darah
13. Peraturan Bupati Banyuasin No 6 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Tata
Naskah Di Lingkungan Kabupaten Banyuasin
14. Pedoman Penyusunan Akreditasi Fasilitas Tingkat Pertama Tahun 2017
1
0
1
1
12. Kepuasan Pelanggan adalah persepsi pelanggan tentang derajat telah dipenuhinya
persyaratan pelanggan
13. Tindakan korektif adalah tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.
14. Tindakan Preventif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki.
15. Sistem Pelayanan adalah panduan proses pelayanan rawat jalan sehingga dapat
memberikan pelayanan yang memenuhi memenuhi persyaratan pasien dan peraturan
perundang-undangan
16. Prasarana adalah sistem dari fasilitas, peralatan dan jasa yang diperlukan untuk
mengoperasikan sebuah organisasi.
17. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat mencapai maksud dan tujuan
BAB II
1
1
1
2
A. Persyaratan umum
Puskesmas Tanjung harapan menetapkan, mendokumentasikan, memelihara
sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas dan standar ISO
9001 : 2008. Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan
pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat
baik penyelenggaraan upaya puskesmas maupun pelayanan klinis, yang meliputi
kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan,
kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu
sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan,
verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap
proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya
penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian dokumen
Secara umum dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun meliputi:
Dokumen level 1 : Kebijakan berupa SK
Dokumen level 2 : Pedoman/manual/panduan
Dokumen level 3 : Standar operational prosedur
Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman, dan prosedur.
1
2
1
3
3. Penyimpanan Dokumen
1. Dokumen Rekam Medis (RM)
Pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan
sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal
terakhir pasien berobat. Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud diatas
dilampaui, dan atau pasien meninggal, rekam medis dapat dimusnahkan,
kecuali persetujuan tindakan dan persetujuan lain harus disimpan dengan
jangka waktu (10) tahun, terhitung dari tanggal kunjungan. Rekam medis
dimasukkan dalam map berwarna hijau (menyesuaikan dengan ketersediaan
map).
2. Sistem penyimpanan resep
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep
menggunakan Formulir 2 sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan
kepada dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Pembuatan berita acara pemusnahan
yang disaksikan dan ditandatangani oleh kepala puskesmas.
1
3
1
4
4. Pencarian dokumen
Pencarian kembali dilakukan dengan mengidentifikasi penomoran dokumen.
1
4
1
5
b. Pengesahan Dokumen
Pengesahan dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas setelah dikoreksi oleh tim
akreditasi.
c. Pemberlakuan
Pemberlakuan dokumen setelah ditandatangani oleh Pimpinan Puskesmas.
a. Distribusi
Copy dokumen akreditasi didistribusikan oleh Sekretariat dan disimpan
pada masing – masing pokja dan pelaksana pelayanan dengan diberi cap
“Terkendali”,
Dokumen yang didistribusikan ke masing – masing pokja dan pelaksana
pelayanan dicatat dalam buku distribusi dokumen terkendali, yang berisi
informasi tentang jenis dokumen, nomor dokumen, copy keberapa dan distribusi
kemana.
1
5
1
6
c. Pencarian kembali
Pencarian kembali dilakukan dengan mengidentifikasi penomoran dokumen
akreditasi.
C. Pengendalian Rekaman
Dokumen yang diisyaratkan oleh sistem manajemen mutu harus dikendalikan.
Semua dokumen yang diperlukan dikelompokkan dalam satu buku seperti buku Notulen
Pertemuan, buku Komunikasi Internal, buku Monitoring dan Evaluasi kegiatan, buku
untuk Umpan Balik, buku akses masyarakat, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya
(foto, copy ijazah, sertifikat pelatihan , dan sertifikat kalibrasi).
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
1. Komitmen Manajemen
Pimpinan puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, para penanggung jawab
setiap pada semua level dan seluruh staff UPT Puskesmas Dana Mulya bertanggung jawab
untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan melakukan upaya penigkatan mutu
berkelanjutan. Dengan menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada pedoman mutu ini.
3. Kebijakan mutu
Seluruh Staff UPT Puskesmas Dana Mulya berkomitmen untuk menyelenggarakan
pelayanan yang berorientasi pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan
melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan.
1
6
1
7
Kebijakan mutu dituangkan dalam Surat Keputusan Pimpinan Puskesmas yang meliputi
kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM.
1
7
1
8
1
8
1
9
kinerja yang telah ditetapkan.. perencanaan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien
berisi program-program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:
1. Penilaian kinerja UKM dan kinerja UKP
2. Penilaian kinerja dan perilaku SDM pemberi layanan klinis
3. Penilaian kinerja pengendalian pencegahan infeksi
4. Penilaian pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien
5. Penyusunan dan monitoring pelaksanaan pedoman praktis klinis
6. Pelaporan dan tindak lanjut jika terjadi insiden keselamatan pasien (KTD, KPC,
KNC)
7. Penerapan manajemen risiko klinis dan area prioritas
8. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
9. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan obat
10. Pelaporan dan monitoring evaluasi pencapaian indikator mutu
11. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
1
9
2
0
7. Komunikasi Interna
Komunikasi internal dilakukan dengan cara minilokakarya, pertemuan, diskusi,
email, sms, memo dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi. Komunikasi
Internal di Puskesmas Sembawa di lakukan dengan cara:
1. Rapat pemegang program dengan pelaksana program
2. Minilokakarya Bulanan
3. Rapat Tinjauan Manajemen 6 bulan sekali
4. Diskusi kelompok kerja
5. Pemberitahuan lewat media elektronik : telepon, SMS, email, whatsapp group
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
2
0
2
1
1. Pengertian
Pertemuan Tinjauan Manajemen adalah pertemuan yang dilakukan oleh pengelola
manajemen di FKTP dan dipimpin oleh Penanggung Jawab Mutu. Pertemuan ini
dilaksanakan secara periodik untuk meninjau kinerja sistem manajemen mutu dan kinerja
pelayanan/ penyelenggaraan kegiatan di FKTP dengan maksud untuk memastikan
kelanjutan, kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas dari sistem manajemen mutu dan sistem
pelayanan/ penyelenggaraan kegiatan.
2. Tujuan
2.a Tujuan Umum
Pertemuan Tinjauan Manajemen bertujuan untuk memastikan terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang bermutu melalui pembahasan permasalahan-
permasalahan yang terkait dengan operasional FKTP secara bersama, melibatkan
kepala FKTP, kepala tata usaha, penanggung jawab mutu, tim audit internal,
penanggung jawab pokja admen, UKM, UKP dan unit yang dilakukan audit.
Pertemuan tinjauan manajemen dilaksanakan secara berkesinambungan.
2.b Tujuan Khusus
Terlaksananya pertemuan tinjauan manajemen mutu di FKTP sesuai dengan
persyaratan yang berlaku
Terbitnya kesepakatan tindak lanjut dari proses-proses terkait implementasi
system manajemen mutu
Tersedianya kriteria untuk peningkatan mutu pelayanan Kesehatan
Teridentidikasinya peluang yang cukup untuk melakukan perbaikan terus-
menerus (Continuous Improvement)
3. Karakteristik
Pertemuan Tinjauan Manajemen mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Dilakukan secara periodik.
Pertemuan ini sebaiknya dilakukan paling sedikit dua kali setahun tiap semester
yang merupakan forum untuk evaluasi kinerja semester. Waktu pelaksanaan
menyesuaikan dengan agenda yang akan dibahas, dengan waktu pelaksanaan dapat
lebih dari satu hari. Di Puskesmas, Pertemuan Tinjauan Manajemen dapat
dilaksanakan dengan menggunakan forum lokakarya mini bulanan yaitu di bulan ke
enam dan bulan kedua belas setiap tahunnya.
Direncanakan dengan baik.
Sebelum menyelenggarakan pertemuan ini, Penanggung Jawab Mutu membahas
dengan Kepala FKTP tentang rencana penyelengaraan Pertemuan Tinjauan
Manajemen. Dalam pembahasan dengan Kepala FKTP didiskusikan tentang tujuan,
2
1
2
2
waktu, jadwal penyelenggaraan, agenda, input tinjauan, proses tinjauan, dan luaran
yang diharapkan.
Didokumentasikan dengan baik.
Kegiatan pertemuan ini harus didokumentasikan dengan baik mulai dari undangan
pertemuan, daftar hadir, agenda pertemuan, proses pertemuan, notulen pelaksanaan
pertemuan, dan rekomendasi hasil pertemuan.
Mengevaluasi efektivitas penerapan sistem manajemen mutu dan dampaknya pada
mutu/ kinerja
Mengevaluasi efektivitas sistem pelayanan UKP dan penyelenggaraan kegiatan
UKM.
Membahas perubahan yang perlu dilakukan.
Pembahasan dalam pertemuan ini menghasilkan rekomendasi untuk melakukan
perubahan yang mengarah pada perbaikan. Perubahan dapat berupa perbaikan sistem
pelayanan, sistem manajemen mutu, sistem manajemen, kebijakan, dan prosedur.
Hasil pertemuan harus ditindaklanjuti. Pertemuan ini harus dibuat rencana tindak
lanjut berdasarkan rekomendasi
Pelaksanaan tindak lanjut harus dipantau.
Penanggung Jawab Mutu bersama dengan tim mutu mempunyai kewajiban untuk
memantau tindak lanjut terhadap rekomendasi tinjauan manajemen.
Pihak manajemen dan pelaksana yang terkait diundang dalam pertemuan
Pertemuan diawali dengan pembahasan hasil dan tindak lanjut pertemuan tinjauan
manajemen sebelumnya
Dilaksanakan dengan agenda yang jelas.
Agenda pertemuan tinjauan manajemen harus disusun oleh Penanggung jawab mutu.
Menghasilkan luaran (output) berupa: rencana perbaikan, rencana peningkatan
kepuasan pelanggan, rencana pemenuhan sumber daya, rencana perubahan-
perubahan untuk mengakomodasi persyaratan yang diminta oleh pelanggan/
pengguna.
2
2
2
3
C. Luaran tinjauan
Setelah dilaksanakan pertemuan tinjauan manajemen, maka dapat diambil keputusan dan
tindakan manajerial yang terkait dengan:
1. Peningkatan efektifitas sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan UKP dan sistem
penyelenggaraan kegiatan UKM
2. Peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan yang diminta oleh pelanggan.
3. Identifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan baik pada sistem manajemen
mutu, sistem pelayanan UKP, dan sistem penyelenggaraan kegiatan UKM.
4. Penyediaan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tindak lanjut perbaikan
BAB V
2
3
2
4
manusia, dana sesuai anggaran yang ditetapkan, infrastruktur/sarana, obat dan perbekalan
kesehatan yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan UKM maupun UKP.
Setelah perencanaan kebutuhan tenaga di analisis maka akan terdeteksi berapa tenaga
yang lebih dan yang kurang berdasarkan beban kerja dan kompetensi, Kekurangan tenaga,
puskesmas mengusulkan permintaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin untuk
merekrut tenaga kesehatan yang dimaksud. Sementara proses pemenuhan yang menjadi
kewenangan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin meliputi rekrutmen, kredensial, dan
pelatihan atau peningkatan kompetensi.
Pengorganisasian dilakukan dengan menetapkan tugas pokok dan fungsi masing-
masing pegawai dengan SK Kepala Puskesmas baik tugas secara fungsional maupun tugas
secara struktural/pemegang program seperti yang tertuang dalam struktur organisasi
Puskesmas yang telah ditetapkan sesuai dengan permenkes 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
Pengarahan dan pengendalian petugas dilakukan melalui kegiatan monitoring dan
evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan uraian tugas masing-masing pegawai dalam
kegiatan minilokakarya, dll. Hal ini dilakukan juga dalam rangka meningkatkan koordinasi
dan pengintegrasian kegiatan antar petugas maupun antar unit kerja/pelayanan.
C. Infrastruktur
D. Lingkungan Kerja
Puskesmas Dana Mulya menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan
mencapai kesesuaian dengan persyaratan pelayanan puskesmas, antara lain:
1. Menetapkan bahwa lingkungan fisik didalam dan luar gedung Puskesmas merupakan
daerah bebas asap rokok, bersih, dan aman.
2. Mengelola lingkungan kerja dengan cara menerapkan prinsip 5R sesuai Prosedur
Kegiatan Tata Graha Dengan Prinsip 5R ( Ringkas, Rapi, Resik,Rawat dan Rajin).
2
4
2
5
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
2
5
2
6
b. Akses UKM
Rencana kegiatan yang telah tertuang dalam RPK
disosialisasikan/komunikasikan ke masyarakat sasaran melalui pertemuan
minilokakarya bulanan/lintas program, minilokakarya lintas sektor, atau
melalui Komunikasi Internal
Penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan UKM disusun bersama antara
pelaksana Puskesmas dengan sasaran
Kepastian pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal yang ditetapkan, dan
menginformasikan bila terjadi perubahan jadwal kegiatan
Informasi umpan balik (mutu/kinerja, kepuasan sasaran) diperoleh melaluii
sms, kotak saran, SMD/MMD, survey kepuasan, atau wawancara langsung
setelah pelaksanaan kegiatan.
2
6
2
7
3. Pembelian
Pengadaan Bahan penyuluhan, ATK dan BHP Pengelola Program membuat
permintaan kepada bendahara barang melakukan Prosedur Pembelian sesuai dengan
SOP.
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
2
7
2
8
2
8
2
9
FMEA digunakan untuk mengkaji suatu desain atau prosedur secara rinci
dengan cara mengenali model-model kegagalan atau kesalahan yang mungkin
terjadi pada suatu proses, melakukan penilaian terhadap setiap model tersebut,
mencari akar penyebab terjadinya, mengenali akibat dari model-model tersebut,
dan mencari solusi dengan melakukan perubahan desain atau prosedur. Jadi
hasil akhir dari FMEA adalah disusunnya disain baru atau prosedur baru.
2
9
3
0
2. Audit Internal
Audit merupakan kegiatan mengumpulkan data dan informasi yang
faktual dan signifikan melalui interaksi secara sistematis, objektif, dan
terdokumentasi. Audit merupakan kegiatan mengumpulkan data dan informasi
yang faktual dan signifikan melalui interaksi secara sistematis, objektif, dan
terdokumentasi. Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan
dan pengendalian internal manajemen FKTP. Audit dilakukan dengan cara
mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan berupa hasil analisis,
penilaian dan rekomendasi tim audit internal. Hasil audit tersebut
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan, pengendalian manajemen,
perbaikan dan perubahan untuk meningkatkan mutu dan kinerja organisasi.
Kriteria audit adalah kriteria yang digunakan untuk melakukan audit yang
dapat berupa standar, prosedur, indikator dan target kinerja yang digunakan
dalam penilaian audit. Fakta yang ada di lapangan merupakan bukti audit, yaitu
rekaman, pernyataan fakta atau informasi lain yang relevan dengan kriteria
audit dan dapat diverifikasi. Dengan membandingkan bukti audit dengan
kriteria audit, diperoleh temuan audit, yaitu hasil analisis bukti audit yang
dikumpulkan terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat menunjukkan
kesesuaian atau ketidak sesuaian terhadap kriteria audit, atau peluang
perbaikan.
3
0
3
1
3
1
3
2
perlu dilakukan pengkajian dalam penetapan ulang target untuk tahun berikutnya
dengan memperhatikan rencana lima tahunan puskesmas.
a. Analisis Data
Dalam rangka mencapai sebuah kesimpulan dan membuat keputusan maka data
harus digabungkan, dianalisis dan diubah menjadi informasi yang berguna.
Analisa ditujukan untuk mengidentifikasi kesenjangan/gap terhadap pemenuhan
target atau kriteria ideal, dapat juga membandingkan data-data Puskesmas dengan
data yang lainnya seperti:
Membandingkan data puskesmas dari waktu ke waktu
Membandingkan dengan standar seperti yang ditentukan oleh perundang-
undangan, seperti data capaian SPM
Hasil yang tidak sesuai atau tidak tercapai disusun rancangan umpan balik yang
ditetapkan oleh kepala Puskesmas untuk ditindak lanjuti oleh masing-masing
layanan.
b. Peningkatan berkelanjutan
Informasi dari analisis data digunakan untuk mengidentifikasi potensii perbaikan
dan mengurangi atau mencegah kejadian yang merugikan setelah perbaikan
direncanakam, dilakukan uji perubahan dengan mengumpulkan data lagi selama
masa uji yang ditentukan dan dilakukan reevaluasi untuk membuktikan bahwa
perubahan adalah benar menghasilkan perbaikan. Hal ini untuk memastikan
bahwa ada perbaikan berkelanjutan dan ada pengumpulan data untuk analisis
berkelanjutan.
Mekanisme yang harus dilakukan untuk mengendalikan peningkatan
berkelanjutan dengan manajemen mutu dengan tahapan/siklus perencanaan,
pelaksanaan, analisis, dan tindak lanjut untuk semua penyelenggaraan secara terus
menerus. Perbaikan-perbaikan yang dicapai dan dipertahankan oleh puskesmas
didokumentasikan sebagai bagian dari manajemen peningkatan mutu dan
keselamatan pasien dan program perbaikan.
c. Tindakan Korektif
Untuk emastikan pelaksanaan maka dapat dilakukan pemantauan melalui kegiatan
audit internal dan pertemuan tinjauan manajemen. Pelaksanaan audit internal dan
pertemuan tinjauan manajemen diharapkan dapat memberikan masukkan untuk
perbaikan dan kelancaran sebagai salah satu Tindakan korektif.
d. Tindakan Preventif
3
2
3
3
3
3
3
4
3
4
3
5
3
5
3
6
3
6
3
7
3
7
3
8
Jika terjadi Insiden Keselamatan Pasien yang masuk derajat biru, unit kerja yang
bersangkutan harus melakukan investigasi sederhana dan menindaklanjuti paling
lambat dalam waktu satu minggu
Jika terjadi Insiden Keselamatan Pasien yang masuk derajat hijau, unit kerja
yang bersangkutan harus melakukan investigasi sederhana dan menindaklanjuti
paling lambat dalam waktu dua minggu
3
8
3
9
d. Analisis Data
Hasil capaian indicator dilakukan Analisa untuk mengidentifikasi kesenjangan/gap
yang belum memenuhi target atau kriteria ideal.
e. Peningkatan Berkelanjutan
Indikator yang tidak tercapai dilakukan analisa prioritas masalah untuk
dilakukan diselesaikan terlebih dahulu dengan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth)
Menyusun program untuk memenuhi target semua standar indicator yang telah
ditetapkan sesuai dengan skala prioritas.
f. Tindakan Korektif
3
9
4
0
g. Tindakan Preventif
Tindakan preventif dilakukan dengan membuat daftar kemungkinan proses yang
memiliki potensi terjadinya ketidaksesuaian dan menentukan prioritas untuk
dilakukan tindakan pencegahan dengan metode analisis prokatif yaitu metode
FMEA (Failure Mode Effect Analysis).
BAB VII
4
0
4
1
PENUTUP
Pedoman Mutu UPT Puskesmas Dana Mulya ini merupakan acuan UPT Puskesmas Dana
Mulya dalam melaksanakan fungsinya serta menjelaskan sistem manajemen mutu dan
keselamatan pasien UPT Puskesmas Tanjung harapan. Diharapkan dengan Pedoman Mutu UPT
Puskesmas Tanjung Harapan ini, penyelenggaran fungsi puskesmas dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan manajemen mutu yang baik dan benar.
Pedoman Mutu UPT Puskesmas Tanjung harapan ini harapkan dapat diterapkan di UPT
Puskesmas Tanjung Harapan agar sistem manajemen mutu Puskesmas Tanjung Harapan dapat
terus terpantau, disesuaikan, dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4
1