Jurnal 4 Bab 2
Jurnal 4 Bab 2
2 (Maret 2021)
e-mail: fitriyani.bahriyah93@gmail.com
ABSTRAK
Pernikahan dini adalah masalah kesehatan global yang berhubungan dengan kosekuensi negatif pada
kesehatan dan psikologis, karena biasanya diikuti oleh kehamilan remaja. Scoping review ini bertujuan
untuk memetakan literatur tentang pengalaman pernikahan dini pada ibu muda di negara-negara
berkembang. Scoping review ini dikembangkan menggunakan kerangka Population, Exposure, Outcome,
dan Study Design (PEOS). Studi yang relevan diidentifikasi melalui strategi pencarian komprehensif dari
empat database elektronik: Pubmed, Proquest, Wiley Online Library, Eric, dan gray literature dari beberapa
database yang relevan seperti WHO, UNICEF, UNFPA, Undang-Undang, dan Google Scholar. Proses
pencarian literatur yaitu menggunakan PRISMA Flowchart, dan 9 dari 8.491 artikel dipilih berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi. Temuan menunjukkan bahwa perasaan kesepian, cinta, rasa hormat, dan
kurangnya kemandirian telah mendorong remaja untuk melakukan pernikahan dini. Namun, dilaporkan
bahwa mayoritas informan menjelaskan keluarga adalah aspek yang paling kuat bagi remaja untuk
perencanaan pernikahan. Bukti lain menunjukkan bahwa pernikahan dini berkontribusi pada terbatasnya
akses ke layanan kesehatan, kurangnya otonomi dalam pengambilan keputusan, keguguran, perceraian,
kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan, putus sekolah, dan gangguan psikologis. Dapat disimpulkan
bahwa pernikahan dini memiliki konsekuensi kesehatan dan psikologis yang negatif bagi remaja di negara-
negara berkembang.
ABSTRACT
Early marriage is a global health problem associated with negative health and psychological consequences,
as it is usually associated with teenage pregnancy. This scoping review aims to map the literature on the
experience of early marriage in young mothers in developing countries. The scoping review was developed
using the Population, Exposure, Outcome, and Study Design (PEOS) framework. Relevant studies were
identified through information retrieval strategies from four electronic databases: Pubmed, Proquest, Wiley
Online Library, Eric, and gray literature from several relevant databases such as WHO, UNICEF, UNFPA,
Law, and Google Scholar. The literature search process used the PRISMA Flowchart, and 9 out of 8,491
articles were selected based on inclusion and exclusion criteria. The findings suggest that feelings of
respect, love, respect, and a lack of independence have driven adolescents to engage in early marriage.
However, it was reported that informants explained that family is the most powerful aspect for adolescents
for wedding planning. Other evidence suggests that early marriage contributes to limited access to health
services, lack of autonomy in decision-making, miscarriage, divorce, domestic violence, poverty, dropping
out of school, and psychological disorders. It can be ignored that early marriage has negative health and
psychological consequences for adolescents in developing countries.
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 94
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 95
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
undang, dan Google Scholar. Pada pencarian youths,” “married young people,” “young marital
studi relevan ditemukan 8.491 artikel. women,” “young mothers,” “married girls,” dan
Penyaringan data dilakukan berdasarkan kriteria “qualitative.”
inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan
sebelumnya. Proses penyaringan data yaitu Langkah 4: Memetakan Data
menggunakan PRISMA Flowchart. PRISMA Ekstraksi data dilakukan pada 9 artikel hasil
merupakan Preferred Reporting Items for penyaringan. Artikel tersebut di ekstraksi untuk
Systematic reviews and Meta-Analyses, menemukan kriteria kunci seperti waktu dan
dikembangkan untuk membantu penulis dalam tempat penelitian, tujuan penelitian, metodologi
melaporkan Sistematic Reviews (SR) dan Meta- penelitian, dan temuan atau rekomendasi yang
Analyses (MA). PRISMA dinilai tepat digunakan signifikan. Secara independen data dianalisis
karena penggunaannya dapat meningkatkan dengan cara membandingkan data hasil ekstrak.
kualitas pelaporan publikasi (Peters et al., 2015).
Hasil penyaringan ditemukan 9 artikel yang Langkah 5: Data Extraction dengan
memenuhi kriteria. Diagram PRISMA tergambar menyusun, meringkas dan melaporkan hasil
pada Gambar 1. dan pembahasannya
Dalam pencarian literatur peneliti menggunakan Penulis melakukan pendekatan dengan
kata kunci yang berkaitan dengan pengalaman menggunakan tiga fase dalam menyusun,
pernikahan dini pada ibu muda sebagai berikut: meringkas, dan melaporkan hasil. Pertama,
“early marriage,” “child marriage,” “early-married,” peneliti melakukan analisis numerik deskriptif
“early marriages,” “young women marital,” “teen yang mencakup jumlah artikel, tahun publikasi,
marriage,” “child brides,” “decision-making,” dan jenis studi. Kedua, melakukan analisis
“decision making,” “decision,” “married tematik terhadap kekuatan dan kelamahan dalam
adolescents,” “married adolescent,” “married literatur yang tersedia. Ketiga, tahap ini adalah
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 96
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
Exclude artikel
n= 8449
Penyaringan judul dan relevansi abstrak pada negara berkembang klasifikasi World Bank
(n= 42)
Exclude artikel
(n= 4)
Exclude artikel
(n= 3)
Exclude artikel
n= 23
Exclude artikel
n= 3
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 97
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
Tabel 2. Tematik
TEMA SUB TEMA
Pengambilan keputusan pernikahan dini 1. Diri Sendiri
2. Orang Lain
Perubahan pola pernikahan 1. Informasi kesehatan reproduksi
2. Persepsi usia menikah
3. Pencatatan pernikahan
4. Harga mahar
5. Massa pertunangan
6. Pernikahan keluarga
Faktor yang mempengaruhi terjadinya 1. Ekonomi
pernikahan dini 2. Rendahnya tingkat pendidikan
3. Implementasi program kesehatan tidak memadai
4. Menjaga kehormatan
5. Nilai-nilai budaya
6. Kehilangan orang tua
7. Tidak adanya sanksi
8. Keyakinan agama
9. Kebutuhan seksual
Dampak pernikahan dini 1. Akses ke pelayanan kesehatan rendah
2. Otonomi rendah dalam mengambil keputusan
3. Abortus
4. Perceraian
5. KDRT
6. Kemiskinan
7. Putus sekolah
8. Konsekuensi psikologi
Harapan 1. Peluang pendidikan dan pelatihan keterampilan
2. Penyuluhan yang kooperatif
3. Kebebasan bergerak
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 98
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
Ethiopia menunjukkan bahwa remaja tidak Beberapa yang lain berpendapat bahwa
banyak berkomunikasi dengan orang tua terjadi peningkatan harga mahar
terkait masalah kesehatan seksual dan dikarenakan kemiskinan. Dalam semua
reproduksi, sehingga promosi ketersediaan kasus nampak bahwa jumlah harga mahar
layanan mungkin penting dalam memotifasi tergantung dari asal keluarga mempelai
remaja untuk berkomunikasi dengan orang peria.
tua (Kusheta et al., 2019). Takut pada orang 5. Massa pertunangan
tua, budaya yang tabu terhadap masalah Jika biasanya massa pertunangan akan
seksualitas, rasa malu, dan kurangnya dilalui bertahun-tahun, namun kini telah
pengetahuan orang tua terkait masalah terjadi pergeseran kebiasaan bahwa massa
seksual reproduksi merupakan hambatan tunangan yang dilalui para gadis menjadi
untuk komunikasi dengan orang tua (Tesso semakin singkat yaitu berkisar antara satu
et al., 2012). hingga dua bulan. Hal ini dikarenakan
2. Persepsi usia menikah mayoritas gadis telah keluar dari
Hasil literatur menyatakan bahwa usia pendidikannya sehingga kaum laki-laki tidak
yang baik untuk menikah adalah 20 tahun lagi menunggu lama para gadis untuk
untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki- menyelesaikan pendidikannya. Bahkan
laki. Meskipun demikian, orang tua remaja sebagian remaja langsung melangsungkan
tampaknya tidak setuju dengan pernyataan pernikahan tanpa melalui proses
tersebut. Sebagian besar ibu remaja berfikir pertunangan terlebih dahulu.
bahwa usia menikah anak perempuan 6. Pernikahan keluarga
harus lebih muda dalam suasana konflik Pernikahan yang dilakukan antar sepupu
seperti saat ini. Beberapa menyatakan dalam beberapa masyarakat tradisional
bahwa akan menikahkan anaknya pada dianggap lebih protektif dikarenakan dua
usia 16-17 tahun jika calon pria dinilai cocok belah pihak telah mengetahui latar belakang
dan mandiri secara finansial. Beberapa kedua mempelai. Namun terjadi perubahan
ayah berpendapat bahwa, anak perempuan pada beberapa dekade ini, telah terjadi
harus menikah lebih muda, pada usia 15 penurunan angka pernikahan saudara. Hal
tahun misalnya, dan harus memiliki ini disebabkan karena meningkatnya
perbedaan usia yang lebih jauh antara laki- kesadaran tentang konsekuensi negatifnya,
laki dan perempuan. meningkatkan perselisihan keluarga, dan
3. Pencatatan pernikahan penyebaran penduduk semakin meningkat
pendaftaran pernikahan di bawah hukum (Mourtada et al., 2017).
syariah merupakan satu-satunya bentuk
pernikahan yang diakui dan diterima oleh c. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
negara. Dalam situasi konflik, informasi pernikahan dini
seputar pendaftaran pernikahan sulit 1. Ekonomi
didapat, sehingga menjadi penghalang bagi Keuangan keluarga digambarkan sangat
masyarakat untuk melakukan pencatatan mengerikan dan memburuk. Hal ini
pernikahan secara resmi. disebabkan karena tingginya harga sewa,
4. Harga mahar rendahnya upah dan kurangnya
Banyak hasil terkait tren dalam jumlah kesempatan kerja. Ketegangan finansial
harga mahar. Mayoritas ibu, remaja, dan mendorong beberapa keluarga untuk
beberapa penyedia layanan kesehatan mengambil keputusan menikah pada usia
melaporkan bahwa harga pengantin lebih lebih muda untuk meringankan tekanan
rendah dibandingkan sebelum terjadi konflik keuangan (Mourtada et al., 2017). Kaum
karena berkurangnya pendapatan dan aset. muda sepakat bahwa kemiskinan
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 99
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 100
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 101
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 102
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
(Montazeri et al., 2016). Kehidupan dijangkau dan aman (Mourtada et al., 2017).
pernikahan dini menuntut remaja untuk Peningkatan infrastruktur dan sumberdaya
mejalankan komitmen yang lebih kuat tenaga kesehatan dinilai penting dalam
dalam mengambil peran barunya sebagai mengatasi kehamilan remaja, sehingga
suami dan istri, namun demikian secara dukungan pemerintah terkait pendanaan,
psikologis dan finansial remaja belum siap pelatihan dan pendampingan program
untuk menjalankan pernikahan (Astuti et al., pencegahan kehamilan remaja perlu
2019). dilaksanakan dengan maksimal. Selain
dukungan pemerintah, keterlibatan
e. Harapan komunitas tidak kalah penting untuk
1. Peluang pendidikan dan pelatihan diberikan kesadaran dan merubah perilaku
keterampilan dalam menghilangkan risiko kehamilan
Banyak program pencegahan remaja (Cahyaningtyas et al., 2020).
pernikahan dini diselenggarakan, namun Dianggap perlu untuk menegakkan
karena pembuat keputusan utama adalah undang-undang yang ada. Banyak peserta
laki-laki, sehingga program ini tidak menyerukan mengenai sosialisasi undang-
mencapai hasil yang diinginkan. Mereka undang larangan pernikahan paksa secara
membutuhkan dukungan pendidikan, resmi. Permohonan hukuman pidana
pelatihan keterampilan dan pemberdayaan spesifik terhadap pernikahan paksa,
anak perempuan sebagai upaya sehingga membuat efek jera pada masalah
mengurangi pernikahan anak (Mourtada et pernikahan paksa. Selain itu dibutuhkan
al., 2017). Informasi yang dibutuhkan peran asosiasi perempuan dan organisasi
remaja adalah tentang kesehatan non-pemerintah dalam meningkatkan
reproduksi, hal tersebut seperti penggunaan kesadaran dan memberikan dukungan
kontrasepsi, penyakit menular seksual, dan kepada para korban. Pendidikan peer diakui
kehamilan remaja. Pendidikan kesehatan ini sebagai cara yang ampuh untuk
dapat berupa pendidikan informal dan meningkatkan kesadaran dan menemukan
formal berbasis sekolah, dengan demikian solusi. Masyarakat menyoroti bahwa
diharapkan akan meningkatkan organisasi memainkan peran penting dalam
pengetahuan dan keterampilan remaja memberikan informasi (Sabbe et al., 2013).
(Cahyaningtyas et al., 2020). 3. Kebebasan bergerak
2. Penyuluhan yang kooperatif Remaja perempuan khususnya memiliki
Sejumlah penyedia layanan kesehatan keinginan setelah menjadi seorang istri
menyoroti fakta bahwa sulit menjangkau diusia muda. Beberapa harapan tersebuat
masyarakat untuk hadir dalam program- adalah diberikannya kebebasan bergerak.
program pencegahan pernikahan dini. Hal Remaja masih ingin melakukan kegitan atau
ini karena sejumlah alasan termasuk rutinitas biasanya dan diberikan kebebasan
kurangnya pengetahuan tentang layanan bepergian (Knox, 2017).
tersebut, ketidak mampuan perempuan
untuk meninggalkan rumah dan SIMPULAN
ketidakmampaun untuk membayar Pernikahan yang dilakukan pada usia dini (<18
transportasi. Oleh sebab itu, diperlukan tahun) masih umum dilakukan di negara
strategi untuk meningkatkan akses ke berkembang, stressor sosio budaya merupakan
masyarakat, seperti mengirimkan tim untuk pendukung utama dari pengambilan keputusan
menjangkau perempuan yang tidak bisa praktik ini. Temuan-temuan ini menunjukkan
meninggalkan rumah, memberikan sesi bahwa hukum yang membatasi usia pernikahan
program pada tempat yang mudah belum ditegakkan secara maksimal, bahkan
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 103
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
program yang berhubungan dengan kesehatan Godha, D., Hotchkiss, D.R., Gage, A.J. 2013.
reproduksi belum berjalan dengan baik. Association between child marriage and
Dibutuhkan upaya di masyarakat untuk reproductive health outcomes and service
mengubah norma-norma yang mendukung praktik utilization: a multi-country study from South
pernikahan usia dini generasi muda. Program- Asia. J. Adolesc. Health Off. Publ. Soc.
program ini diperlukan untuk mengurangi Adolesc. Med. 52, 552–558. doi.
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap 10.1016/j.jadohealth.2013.01.021
perempuan dan menghasilkan peningkatan Goli, S., Rammohan, A., Singh, D. 2015. The
kesehatan reproduksi bagi semua perempuan di effect of early marriages and early
negara berkembang. childbearing on women’s nutritional status in
India. Maternal and Child Health Journal,
DAFTAR PUSTAKA 19(8), pp 1864-1880
Adedokun, O., Adeyemi, O., Dauda, C. 2016. Gusti. 2016. Pernikahan dini rawan
Child marriage and maternal health risks menyebabkan perceraian dan bunuh diri.
among young mothers in Gombi, Adamawa https://ugm.ac.id/id/berita/12745pernikahan.
State, Nigeria: implications for mortality, dini.rawan.menyebabkan.perceraian.dan.bu
entitlements and freedoms. Afr. Health Sci. nuh.diri. Diakses 4 Juli 2018 di Yogyakarta.
16, 986–999. doi. 10.4314/ahs.v16i4.15 Hamid, S., Johansson, E., Rubenson, B. 2010.
Ahmed, S., Khan, A., Khan, S., Noushad, S. Security lies in obedience-Voices of young
2014. Early marriage; a root of current women of a slum in Pakistan. BMC Public
physiological and psychosocial health Health 10(164). doi. 10.1186/1471-2458-10-
burdens. Int. J. Endorsing Health Sci. Res. 164
IJEHSR 2, 50–53. doi. Kamal, S.M.M. 2012. Decline in child marriage
10.29052/IJEHSR.v2.i1.2014.50-53 and changes in its effect on reproductive
Astuti, A.W., Hirst, J., Bharj, K.K. 2019. outcomes in Bangladesh. J. Health Popul.
Indonesian adolescents’ experiences during Nutr. 30, 317–330.
pregnancy and early parenthood: a Knox, S.E. 2017. How they see it: young women’s
qualitative study. Journal of Psychosomatic views on early marriage in a post-conflict
Obstetrics & Gynecology. doi: setting. Reprod. Health Matters 25, 96–106.
10.1080/0167482X.2019.1693538 doi. 10.1080/09688080.2017.1383738
Bettany-Saltikov, J. 2012. How to do a systematic Kusheta, S., Bancha, B., Habtu, Y., Helamo, D.,
literature review in nursing: a step-by-step Yohannes, S. 2019. Adolescent-parent
guide. Maidenhead: McGraw-Hill/Open communication on sexual and reproductive
University Press. health issues and its factors among
BKKBN. 2008. Pendewasaan usia perkawinan secondary and preparatory school students in
dan hak-hak reproduksi bagi remaja Hadiya Zone, Southern Ethiopia: institution
Indonesia. Jakarta: Badan Koordinasi based cross sectional study. BMC Pediatr.
Keluarga Berencana Nasional 19. doi. 10.1186/s12887-018-1388-0
Cahyaningtyas, D.K., Astuti, A.W., Hani, U. 2020. Mangeli, M., Rayyani, M., Cheraghi, M.A. 2017.
Parents involvement and barriers of Factors that encourage early marriage and
programme interventions to reduce motherhood from the perspective of iranian
adolescent pregnancy. Journal of Health adolescent mothers : A qualitative study.
Technology Assessment in Midwifery, 3(2), World Fam. Med. JournalMiddle East J. Fam.
73-86 doi: 10.31101/jhtam.1312 Med. 15, 67–74. doi.
Dahl, G. B. 2010. Early teen marriage and future 10.5742/MEWFM.2017.93058
poverty. Demography, 47, 689–718. McDougal, L., Jackson, E.C., McClendon, K.A.,
Belayneh, Y., Sinha, A., Raj, A. 2018.
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 104
ISSN : 2598-0068 Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
Beyond the statistic: exploring the process of Sabbe, A., Oulami, H., Hamzali, S., Oulami, N.,
early marriage decision-making using Le Hjir, F.Z., Abdallaoui, M., Temmerman,
qualitative findings from Ethiopia and India. M., Leye, E. 2015. Women’s perspectives on
BMC Womens Health 18, 144. doi. marriage and rights in Morocco: risk factors
10.1186/s12905-018-0631-z for forced and early marriage in the
Mensch, B.S., Soler-Hampejsek, E., Kelly, C.A., Marrakech region. Cult. Health Sex. 17, 135–
Hewett, P.C., Grant, M.J. 2014. Challenges in 149. doi. 10.1080/13691058.2014.964773
measuring the sequencing of life events Santhya, K.G., Ram, U., Acharya, R., Jejeebhoy,
among adolescents in Malawi: A cautionary S.J., Ram, F., Singh, A. 2010. Associations
note. Demography 51, 277–285. doi. between early marriage and young women’s
10.1007/s13524-013-0269-2 marital and reproductive health outcomes:
Montazeri, S., Gharacheh, M., Mohammadi, N., Evidence from India. Int. Perspect. Sex.
Alaghband Rad, J., Eftekhar Ardabili, H. Reprod. Health N. Y. 36, 132–9.
2016. Determinants of early marriage from Schlecht, J., Rowley, E., Babirye, J. 2013. Early
married girls’ perspectives in iranian setting: relationships and marriage in conflict and
A qualitative study. J. Environ. Public Health post-conflict settings: Vulnerability of youth in
2016, 8615929. doi. 10.1155/2016/8615929 Uganda. Reprod. Health Matters 21, 234–
Mourtada, R., Schlecht, J., DeJong, J. 2017. A 242. doi. 10.1016/S0968-8080(13)41710-X
qualitative study exploring child marriage Seth, R., Bose, V., Qaiyum, Y., Chandrashekhar,
practices among Syrian conflict-affected R., Kansal, S., Taneja, I., Seth, T. 2018.
populations in Lebanon. Confl. Health 11, 27. Social determinants of child marriage in rural
doi. 10.1186/s13031-017-0131-z India. Ochsner J. 18, 390–394. doi.
Octaviani, M., Rokhanawati, D. 2020. Association 10.31486/toj.18.0104
information sources of reproductive health Tesso, D.W., Fantahun, M.A., Enquselassie, F.
with sexual behavior of adolescents in 2012. Parent-young people communication
Indonesia. International Journal of Health about sexual and reproductive health in
Science and Technology, 1(3), 68-74 doi: E/Wollega zone, West Ethiopia: Implications
10.31101/ijhst.v1i3.1214 for interventions. Reprod. Health 9, 13. doi.
Peters, J.P.M., Hooft, L., Grolman, W., Stegeman, 10.1186/1742-4755-9-13
I. 2015. Reporting quality of systematic Tricco, A.C., Lillie, E., Zarin, W., O’Brien, K.,
reviews and meta-analyses of Colquhoun, H., Kastner, M., Levac, D., Ng,
otorhinolaryngologic articles based on the C., Sharpe, J.P., Wilson, K., Kenny, M.,
PRISMA statement. PLoS ONE 10. doi. Warren, R., Wilson, C., Stelfox, H.T., Straus,
10.1371/journal.pone.0136540 S.E. 2016. A scoping review on the conduct
Pham, M.T., Rajić, A., Greig, J.D., Sargeant, J.M., and reporting of scoping reviews. BMC Med.
Papadopoulos, A., McEwen, S.A. 2014. A Res. Methodol. 16. doi. 10.1186/s12874-016-
scoping review of scoping reviews: advancing 0116-4
the approach and enhancing the consistency. UNICEF. 2012. Progress for children: A report
Res. Synth. Methods 5, 371–385. doi. card on adolescents: Number 10. New York:
10.1002/jrsm.1123 UNICEF
Raj, A., Saggurti, N., Lawrence, D., Balaiah, D., UNICEF. 2016. Child marriage in Indonesia:
Silverman, J.G. 2010. Association between Progress on pause. Indonesia: UNICEF
adolescent marriage and marital violence UNICEF. 2018. Child marriage is a violation of
among young adult women in India. Int. J. human rights, but is all too common. Diakses
Gynaecol. Obstet. 110, 35–39. doi. 15 Agustus 2018
10.1016/j.ijgo.2010.01.022 https://data.unicef.org/topic/child-
protection/child-marriage/
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 105