Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS HALABAN
Alamat: Jalan Raya Payakumbuh– Lintau KM. 19 Kec. Lareh Sago Halaban
Email: puskesmashalaban55@gmail.com Kode Pos: 26262

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS HALABAN


NOMOR: 440/ 034 / UPTD Pusk.HLB/ 2023

TENTANG
PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS HALABAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS HALABAN,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan sesuai


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis di puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan
huruf b diatas, maka perlu ditetapkan dengan surat
keputusan kepala puskesmas.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2015
tentang pemerintah daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1676);
3. Peraturan Menteri kesehatan nomor 44 Tahun 2016
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia nomor 1037;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6325.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS HALABAN
TENTANG PELAYANAN KLINIS
KESATU : Pelayanan klinis di Puskesmas Halaban sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
KEDUA : Pelayanan klinis mengayomi seluruh panduan di setiap unit
pelayanan UKP

Ditetapkan di Halaban
Pada Tanggal 5 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS HALABAN

ERMALIFIA NORA
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS HALABAN
NOMOR : 440/ 034 /UPTD Pusk. HLB/2023
TANGGAL : 5 Januari 2023
TENTANG : PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS HALABAN

PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS HALABAN

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.

2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten dan memenuhi


kriteria sebagai berikut :

 Memiliki kompetensi sebagai petugas pendaftaran/ sudah


mengikuti magang ke puskesmas yang memiliki tenaga rekam
medis.
 Petugas bekerja secara efisien, ramah dan responsif terhadap
kebutuhan pasien.

3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.

4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut : nama pasien, tanggal lahir pasien,
alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi
lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif pelayanan, jenis
pelayanan, jadwal pelayanan dan informasi tentang kerjasama dengan
fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat
pendaftaran.
Jadwal Pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum dan Administrasi :

Senin- kamis : 08.00 – 12.00 WIB

Jumat : 08.00 – 11.00 WIB

Sabtu : 08.00 – 11.00 WIB

6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses


pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.

Hak Pasien

• Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di


Puskesmas
• Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban
• Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
• Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur professional
• Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
• Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapat
• Memilih dokter dan tenaga kesehatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di puskesmas
• Meminta konsultasi penyakit yang di deritanya kepada dokter yang
mempunyai izin praktik (SIP) baik di dalam maupun luar puskesmas
• Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di deritanya termasuk
data-data medis
• Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya
• Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang di lakukan serta
perkiraan biaya pengobatan
• Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
tenaga kesehatan atas penyakit yang di deritanya
• Didampingi oleh keluarganya dalam keadaan kritis
• Menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak menganggu pasien lain
• Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di puskesmas
• Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan puskesmas
• Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut
• Menggugat atau menuntut puskesmas apabila puskesmas diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana
• Mengeluhkan pelayanan puskesmas yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak atau elektronis sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.

Kewajiban Pasien

 Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatan


 Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter umum dan dokter gigi
 Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit
yang di derita kepada dokter yang merawat
 Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
 Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

7. Kendala fisik, bahasa,dan budaya serta penghalang lain wajib


diidentifikasi dan tindaklanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN

1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang


kompeten.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan, dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan
kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.

4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya


pengulangan yang tidak perlu.

5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan dan profesi


kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOP.

7. Pasien dalam kondisi gawat darurat (mengancam jiwa) yang mengacu


kepada perundang – undangan atau berdasarkan identifikasi tim medis.
8. Penanganan pasien gawat darurat dilakukan di ruang tindakan UGD
melalui atau tanpa melalui proses pendaftaran terlebih dahulu dengan
memperhatikan prinsip triase bila pasien lebih dari 1 (satu) orang.
9. Dalam hal keterbatasan fasilitas pelayanan di puskesmas maka dapat
dilakukan rujukan pasien kasus gawat darurat ke fasilitas kesehatan
tahap lanjut setelah melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan.
10. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga profesional
yang kompeten.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan
dengan peralatan dan tempat yang memadai
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis
yang dibakukan
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim
layanan yang terpadu
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan
pasien/keluarga pasien.
17. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
18. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
19. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
20. Rencana layanan harus dicatat lengkap dalam rekam medis.
21. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN

a. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur


pelayanan klinis.

b. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis,


keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
c. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
d. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis.
e. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam
rekam medis.
f. Tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan
pada pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
g. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
h. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan tindak
lanjut.
i. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan
sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
j. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus beresiko tinggi.
k. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
l. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti
prosedur aseptik.
m. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas.
n. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan saat pemberian
layanan keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi,
didokumentasikan dan ditindaklanjuti.
o. Pelaksana layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu. Proses ini perlu dipantau
oleh para medis. Paramedis wajib mengingatkan dokter jika ada
pengulangan yang tidak perlu.
p. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus
dijamin kesinambungannya.
q. Pasien berhak menolak pengobatan dengan menandatangani surat
penolakan.
r. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
dengan menandatangani surat penolakan.
s. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku.
t. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib
diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan,
akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan
dengan keputusan tersebut.
u. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur
baku.
v. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh
petugas yang kompeten.
w. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent.
x. Status fisiologi pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi
dan pembedahan.
y. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
rencana layanan.
D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN

1. Pemulangan pasien dilakukan sesuai kriteria

a. Kriteria pemulangan pasien rawat jalan:

• Pasien dalam kondisi stabil

• Tidak didapatkan tanda-tanda kegawatdaruratan

• Prognosis baik

• Mampu minum obat

• Disarankan kontrol apabila obat habis (untuk penyakit-penyakit


tertentu)
b. Kriteria pemulangan pasien UGD

• Pasien dalam kondisi stabil GCS 15

• Tidak didapatkan tanda gawat darurat yang mengancam jiwa

• Prognosis pasien baik

• Mampu minum obat dan mematuhi petunjuk dokter pemeriksa

• Apabila terjadi tanda-tanda penurunan kondisi segera kembali


memeriksakan diri

• Mampu kontrol apabila habis obat

c. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan


proses pemulangan/ rujukan.

d. Kriteria medis pasien yang bisa dirujuk ke rumah sakit :

 Dari hasil pemeriksaan, sudah terindikasi bahwa keadaan pasien

tidak dapat diatasi di puskesmas.


 Dari hasil pemeriksaan fisik dengan hasil pemeriksaan penunjang
medis di puskesmas ternyata tidak mampu diatasi.
 Pasien memerlukan pelayanan medis spesialis/subspesialis di
rumah sakit berdasarkan keadaaan penyakit yang diderita pasien.
 Pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih
lengkap yang tidak tersedia di fasilitas pelayanan puskesmas.
 Apabila telah diobati berulang kali di puskesmas ternyata pasien
memerlukan pemeriksaan dan pengobatan di sarana kesehatan
yang lebih mampu.
d. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter
yang menangani.

e. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan


alternatif pelayanan.

f. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.

g. Resume klinis meliputi : nama pasien, kondisi klinis,


prosedur/tindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak
lanjut.

h. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas


yang kompeten.

i. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi


informasi tentang tindak lanjut layanan.

Ditetapkan di Halaban
Pada Tanggal 5 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS HALABAN

ERMALIFIA NORA

Anda mungkin juga menyukai