Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BAGOANG
Jln. Letnan Sayuti KM 08 Desa Bagoang Kecamatan Jasinga Kode Pos 16670
Telp (0251) 8688188 email : bagoangpuskesmas@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BAGOANG


NOMOR : 445/ -SK/Pkm Bgg/I/2019

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS BAGOANG

KEPALA PUSKESMAS BAGOANG,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai


dengan kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan pasien, bermutu, dan
memperhatikan keselamatan pasien, maka perlu disusun
kebijakan pelayanan klinis di PUSKESMAS BAGOANG.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009


tentang kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 No 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43
Tahun 2019, Tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 46
Tahun 2015, Tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS BAGOANG

KESATU : Kebijakan Pelayanan Klinis di PUSKESMAS BAGOANG


Sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan
Ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan Diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Bagoang
Pada tanggal :

KEPALA PUSKESMAS BAGOANG,

dr Erlina Sri Lestari


NIP. 198102052014122001
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BAGOANG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : LAYANAN KLINIS

A. PENDAFTARAN PASIEN

1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas


2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Syarat Kepribadian
- Mampu berkomunikasi dengan baik
- Sopan
- Ramah
- Sabar
- Simpatik
- Penampilan diri yang baik
b. Syarat Keahlian
- Mampu mengoperasikan komputer
- Mampu menyusun laporan
- Tata penyimpanan arsip
3. Persyaratan pendaftaran pasien di Puskesmas Bagoang yaitu
membawa :
a. KTP asli
b. Kartu Kepesertaan Jaminan Yaitu :
- BPJS
- ASKES
- KIS
- JAMKESMAS
4. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
5. Identitas pasien harus dipastikan dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut:
1. nama pasien,
2. jenis kelamin,
3. nama KK dan NIK,
4. tanggal lahir pasien,
5. alamat/tempat tinggal,
6. nomor rekam medis
6. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan
informasi lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif,
jenis pelayanan, jadwal pelayanan, alur pelayanan/ alur
pendaftaran dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas
kesehatan yang lain harus disediakan di tempat pendaftaran.
7. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
8. Hak – hak pasien dalam pendaftaran meliputi :
- Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
didiskriminasi;
- Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional;
- Memperoleh layanan yang efektif dan efesien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
- Memilih dokter dan dokter gigi serta kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan peraaturan yang berlaku di
Puskesmas;
- Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter dan dokter gigi lain yang mempunyai Surat Ijin Praktik
(SIP) baik di dalam maupun diluar puskesmas.
- Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
- Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindalan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan,
resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan,
- Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
diderita nya;
- Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
- Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang
dianutnya selama hal tersebut tidak mengganggu pasien
lainnya;
- Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di puskesmas;
- Mengajukan usul, saran, perbaikan, atas perlakuan
puskesmas terhadap dirinya;
- Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianut;
- Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk
kerahasiaan rekam medis;
- Mendapatkan akses terhadap isi rekam medik;
- Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian
dalam suatu penelitian kesehatan;
- Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang
diterima;
- Mengeluhkan pelayanan puskesmas yang tidak sesuai standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
- Menggudat dan / atau menuntut puskesmas apabila
puskesmas diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.

9. Kewajiban pasien meliputi :


- Mematuhi peraturan yang berlaku di puskesmas;
- Menggunakan fasilitas puskesmas secara bertanggung jawab;
- Menghormati hka-hak pasien lain, pengunjung dan hak
tenaga kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di
puskesmas;
- Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya;
- Memberikan informasi mengenai kemamouan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya;
- Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di puskesmas dan disetujui oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
- Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadi nya
untuk menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh
tenaga kesehatan dan / atau tidak mematuhi petunjuk yang
diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya;
- Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN

1. Kajian awal secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang


kompeten melakukan pengkajian. Ketika pasien diterima di
Puskesmas untuk memperoleh pelayanan klinis perlu dilakukan
kajian awal yang paripurna oleh dokter/dokter gigi, tenaga medis,
keperawatan/kebidanan, dan disiplin ilmu lainnya sesuai dengan
rincian kewenangan klinis yang lain meliputi, status
fisis/neurologis/mental, psikososiospiritual, ekonomi, riwayat
kesehatan, riwayat alergi, assement nyeri, assesment resiko,
assesment fungsional (gangguan fungsi tubuh), assement
resiko nutrisi, kebutuhan edukasi dah rencana
pemulangan.
2. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar
asuhan
3. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu. Kajian awal juga dapat
digunakan untuk membuat keputusan perlu atau tidaknya
dilaksanakan review/kajian ulang pada situasi yang
diragukan, dengan kajian medis, kajian penunjang
medis, kajian keperawatan/kebidanan, dan kajian lain
wajib didokumentasikan dengan baik. Hasil kajian
tersebut harus dapat dengan cepat dan mudah
ditemukan kembali dalam rekam medis atau dari lokasi
lain yang ditentukan untuk dapat digunakan oleh
petugas yang melayani pasien.
4. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan
profesi kesehatan lain wajib di identifikasi dicatat dalam rekam
medis.
5. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah – langkah SOAP.
Mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi fisis,
psikologis, status sosial, dan riwayat penyakit. Untuk
mendapatkan data dan informasi tersebut dilakukan
anamnesis (data Subjektif = S), pemeriksaan fisis dan
pemeriksaan penunjang (data Objektif = O). Analisis
data dan informasi yang diperoleh yang menghasilkan
masalah, kondisi, dan diagnosis untuk mengidentifikasi
kebutuhan pasien (asesmen atau analisis = A). Membuat
rencana asuhan (Perencanaan asuhan = P), yaitu
menyusun solusi untuk mengatasi masalah atau
memenuhi kebutuhan pasien. Alat yang digunakan adalah
timbangan, alat ukur tinggi badan, alat ukur tekanan darah dan
thermometer.
6. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan
dalam pelayanan
7. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional yang kompeten
8. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi
harus tersedia
9. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan
harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang
10. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan
profesional yang memenuhi persyaratan
11. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan
dengan peralatan dan tempat yang memenuhi persyaratan
12. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan
pasien dan petugas
13. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh
prosedur klinis yang dibakukan
14. Jika dibutuhkan rencana terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan, dan pelaksana layanan disususn secara kolaboratif
dalam tim layanan yang terpadu
15. Rencana layanan disusun untuk setiap pasien, dan melibatkan
pasien
16. Penyusunan rencana layanan mampertimbangkan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai
budaya pasien
17. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas
dengan memperhatikan efisiensi sumber daya
18. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksana layanan harus di
identifikasi
19. Efek samping dari resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan
harus di informasikan kepada pasien
20. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
21. Rencana layanan harus memuat pendidikan / penyuluhan pasien

C. PELAKSANAAN LAYANAN

1. Pelaksanaan layanan di pandu dengan pedoman dan prosedur


pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang
lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat
dalam rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam
rekam medis
6. Tindakan medis atau pengobatan yang beresiko harus di
informasikan pada pasien sebelum mendapatkan persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent)
wajib di dokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan
ditindak lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus–kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan
dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat
11. Kasus–kasus beresiko tinggi harus di tangani sesuai dengan
prosedur pelayanan kasus beresiko tinggi
12. Kasus–kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap
terjadinya infeksi harus ditangani dengan memperhatikan
prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
13. Pemberian obat/cairan intra vena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian abat/cairan intravena yang baku dan
mengikuti prosedur aseptik
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat
pemberian layanan
16. Keluhan pasien/keluarga wajib didefinisikan, didokumentasikan
dan ditindak lanjuti.
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana
untuk menghidari pengulangan yang tidak perlu
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan
layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang
atau dirujuk harus dijamin kesinambungan
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan
lain
21. Penolakan untuk melanjutkan penolakan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib
diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat
keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan
prosedur baku.
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh
petugas yang kopeten
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus
mendapatkan informed consent
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan
27. Pendidikan / penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan
sesuai dengan rencana layanan

D. RENCANA RUJUKAN

1. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan


proses pemulangan / rujukan
2. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh
dokter yang menangani
3. Jika pasien tidak mungkin di rujuk, puskesmas wajib
memberikan alternatif pelayanan
4. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis
5. Resume klinis meliputi : nama pasien, kondisi klinis,
prosedur/tindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan
tindak lanjut
6. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat tempat
rujukan
7. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu di dampingi oleh petugas
yang kompeten
8. Kriteria rujukan pasien meliputi :
a. Keadaan Pasien dengan penurunan kesadaran
b. Pengobatan atau tindakan tertentu yang spesialistik dan
bukan kompetensi dokter umum, seperti operasi sesar,
laparatomi, herniotomi, dll
c. Membutuhkan ruangan dan fasilitas khusus, seperti ruang
isolasi, hcu, icu, picu, hemodialisa, dll
d. Membutuhkan pemeriksaan penunjang yang lebih canggih
dan memadai, seperti EKG, CT scan, EEG, MRI, USG abdomen
e. Kondisi penyakit pasien yang berat sehingga memerlukan
perawatan yang lama,

KEPALA PUSKESMAS BAGOANG

dr Erlina Sri Lestari


NIP. 198102052014122001

Anda mungkin juga menyukai