Anda di halaman 1dari 4

Asharuddin Akkas

Teknik Konstruksi & perumahan


239051485005
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan yaitu proses seseorang dalam

memiliki budi pekerti, wawasan luas dan tanggap terhadap budaya guna melestarikan

dan memajukan kebudayaan serta mencapai kebahagiaan sebagai kodrat manusia.

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Anak-anak tumbuh

berdasarkan kodratnya. Guru memperlakukan anak didiknya dengan sebaik-baiknya

sesuai kodratnya. Guru melayani mereka dengan setulus hati, memberikan teladan (ing

ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso), dan

memberikan dorongan (tut wuri handayani). Sebagai seorang pendidik, guru bertugas

untuk menggali dan mengembangkan setiap potensi dan kemampuan unik yang dimiliki

peserta didik. Sebagai seorang pendidik seyogyanya memiliki kepribadian yang baik

karena guru adalah role model (panutan) bagi anak didiknya. Dalam mendidik, guru

memberikan keluasaan dan kebebasan bagi peserta didik untuk mengembangkan minat

dan bakatnya namun tetap dalam tuntunan guru. Sebagai seorang pendidik, guru juga

harus memahami kodrat alam dan zaman. Kodrat alam artinya dalam mengajar guru

harus memahami daerah asal peserta didik dan mengajar dengan menyesuaikan dengan

kondisi tempat tinggal peserta didik. Kodrat zaman berarti hendaknya mendidik sesuai

zaman mereka karena apa yang akan mereka dapatkan saat ini merupakan bekal untuk

kehidupan di masa yang akan datang. Pembelajaran abad 21 ini lebih menekankan pada

pendidikan budi pekerti guna mengembangkan karakter peserta didik sehingga

pembelajaran mengandung nilai-nilai kehidupan.

Sebelum Mempelajari Konsep Ki Hajar Dewantara

Sebelumnya saya sebagai guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik

melalui metode pembelajaran yang didominasi oleh ceramah dan penjelasan. Proses
pembelajaran hanya untuk bertujuan mencapai tujuan kurikulum sesuai dengan yang
ditentukan. Selain itu pendekatan pembelajaran yang saya terapkan sepenuhnya

berfokus pada peran guru tidak berpusat pada peserta didik. Saya kurang

memperhatikan perbedaan karakteristik antar peserta didik, saya menganggap semua

peserta didik sama. Oleh karena itu, tidak ada perlakuan yang berbeda antara peserta

didik yang cepat memahami materi dan peserta didik yang lebih lambat dalam

memahaminya.

Setelah Mempelajari Konsep Ki Hajar Dewantara

Setelah saya mempelajari filosofi pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara pemikiran saya

berubah, bahwa pendidikan adalah proses menuntun (memfasilitasi, melayani) peserta

didik dituntun dengan sabar dan ikhlas karena setiap peserta didik berbeda-beda dan

membuat pembelajaran yang menyenangkan berpihak pada peserta didik. Dalam proses

pembelajaran tersebut tidak ada paksaan, tidak ada hukuman dan tidak ada kekerasan

yang ada hanya menuntun peserta didik agar dapat berkembang dengan baik. hal ini

sesuai dengan trilogi pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo

(di depan memberi teladan), Ing Ngarso Mangun Karso (di tengah membangun

keinginan/motivasi/semangat) dan Tut Wuri Handayani (di belakang mendorong).

Apa yang akan saya lakukan selanjutnya?

Yang akan saya lakukan di kelas dan sekolah yaitu memberikan motivasi dan dorongan

kepada peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai karakter seperti disiplin,

kerjasama, saling peduli, tanggung jawab dan tolong menolong dalam setiap kegiatan di

sekolah. kemudian menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif, interaktif,


dan berorientasi pada hasil belajar. Saya menggunakan model pembelajaran dan metode
pembelajaran yang menuntun peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.

Memberikan ice breaking untuk mengembalikan fokus dan semangat peserta didik saat

proses pembelajaran. Selain itu pembelajaran harus selaras dengan nilai budaya karena

memiliki potensi untuk lebih memotivasi peserta didik, memperkuat identitas budaya,

dan meningkatkan pemahaman peserta didik tentang dunia yang lebih luas. Selain itu,

hal ini juga dapat membantu memecahkan permasalahan terkait ketidaksetaraan dan

ketidakadilan dalam pendidikan dengan memberikan akses yang lebih setara kepada

peserta didik dari berbagai latar belakang budaya.

Anda mungkin juga menyukai