Pertemuan 3-4 Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Aktiviras
Pertemuan 3-4 Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Aktiviras
1. tulang pipa
panjang bulat seperti pipa kedua ujung berbonggol dua bagian tengah ada sumsum kuning
dan lemak
tulang paha lengan atas kering betis Hasta pengumpil
2. tulang pipih
bentuknya pipih
berisi sumsum merah
pelindung organ vitasi
tulang tengkorak rusuk dada dan belikat
3. tulang pendek
pendek dan bulat
berisi sumsum merah
ruas tulang belakang pergelangan tangan dan kaki
1. TENGKORAK
2. anggota badan
tulang belakang (vertebrae )
tulang dada
tulang rusuk
tulang gelang panggul
TULANG BELAKANG
TULANG DADA
Anggota gerak
1. anggota gerak atas
2. anggota gerak bawah
ANGGOTA GERAK ATAS
JARINGAN TULANG
1. TULANG KERAS
a) Tulang kompak – Tulang pipa
b) Tulang spons – Tulang pipih, tulang pendek
2. TULANG RAWAN ( Kartilago)
a) Tulang rawan Hialin
b) Fibrosa
c) elastis
SENDI Hubungan antara tulang satu dengan tulang lainnya.
1) Sendi mati (sinartrosis)
Hubungan antar tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali contoh pada Sambungan
antar tulang tengkorak
2) Kaku (amfiartrosis)
persendian yang dihubungkan tulang rawan (kartilago) jaringan serabut dan ligamen sehingga
hanya memungkinkan terjadi sedikit gerakan contoh persendian tulang belakang rusuk dan
dada
3) Gerak (diartrosis)
Hubungan antar tulang yang memungkinkan terjadi gerakan bebas
sendi peluru
sendi engsel
sendi putar
Sendi geser
Sendi pelana
MACAM-MACAM PERSENDIAN
OTOT ( ALAT GERAK AKTIF)
otot adalah alat gerak aktif
otot mampu berkontraksi dan berelaksasi
otot mampu menggerakkan persendian
Setiap manusia memiliki sel otot sekitar 650 buah
otot penyusun setengah dari jumlah berat badan manusia
Mengapa otot sangat penting?
1) satu menjaga organ penting dalam tubuh agar pada tempatnya
2) menggerakkan tulang sebagai alat gerak pasif
3) membantu menggerakkan lidah dan gigi untuk mengunyah makanan
4) Membuka dan menutup kelopak mata
5) memompa darah dari jantung
6) membuatku bisa tersenyum
TIPE OTOT MANUSIA
ciri-ciri otot polos ( involunter)
1. sel berbentuk gelendong dan
berinti satu
2. bekerja nyata sadar,
3. menyusun sebagian besar besar
organ dalam ginjal uterus
pencernaan organ pernapasan
KONTROL PERSARAFAN
SISTEM SARAF MOTORIK
Saraf motorik merupakan kumpulan saraf di otak, tulang belakang, dan jaringan otot yang
mengatur fungsi pergerakan otot tubuh. Kerja saraf motorik memungkinkan tubuh
seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas bekerja.
sistem saraf motorik
1. kortek serebri pusat saraf penggerak (mengatur kekuatan gerak)
2. ganglia basalis (mengatur kecepatan gerak)
3. cerebellum (mengatur keteraturan atau akurasi gerak)
4. medula spinalis (mengatur tonus otot mengatur otot skelet)
5. saraf spinal (saraf perifer) meneruskan/menghubungkan SSP motorik dengan efektor (otot
skelet)
potensial membran
1. perbedaan potensial listrik intrasel ekstra sel
2. PM istirahat potensial membran pada sel yang tidak aktif /rest/steady state (ekstrasel positif,
intrasel negatif)
3. stimulasi permeabilitas membran sel saraf berubah. Na+ berdifusi masuk (depolarisasi)
diikiti keluarnya K+ secara difusi (repolarisasi) implus saraf (potensial aksi) yang akan
diteruskan oleh akson.
SUMBER ENERGI
Otot lurik dapat berkontraksi cepat sekali secara berulang-ulang. Pada seorang pelari cepat
100 meter, otot-otot kakinya dapat berkontraksi 3 kali per detik untuk kontraksi itu otot
membutuhkan banyak energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah sehingga oleh lurik
umumnya warna merah karena banyak dialiri darah.
Saat berkontraksi otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah,
sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan
Kreatin fosfat. ATP terurai menjadi ADP (adenosin difosfat) + energi selanjutnya, ADP
terurai menjadi AMP (Adenosin monofosfat) + energi kreatin fosfat terurai menjadi
kreatin+ fosfat+ energi. Energi- energi ini semua digunakan untuk kontraksi otot.
Pemecahan zat tersebut untuk menghasilkan energi untuk kontraksi otot berlangsung dalam
keadaan Anaerob, sehingga fase kontraksi otot tersebut disebut juga fase Anaerob bila ATP
ADP maupun AMD dalam otot telah habis maka otot tidak mampu lagi berkontraksi. Untuk
dapat berkontraksi kembali maka ATP ADP dan AMP harus dibentuk lagi untuk itu
diperlukan lagi energi dari senyawa fosfat.
Energi untuk membentuk ATP berasal dari penguraian gula otot atau glikogen. Glikogen
adalah polisakarida yang tidak larut Untuk itu maka glikogen dilarutkan dulu menjadi
laktasidogen terbentuk asam laktat yang larut laktasidogen diubah menjadi glukosa (gula
darah) + asam laktat .
glukosa akan dioksidasi menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O
proses ini semua terjadi pada saat otot yang mengalami relaksasi karena pada relaksasi
diperlukan oksigen untuk mengoksidasi glukosa dan atau asam laktat, maka fase lokasi
disebut juga fase aerob Asam susu atau asam laktat yang merupakan hasil sampingan
peristiwa dari pemecahan laktasidogen dapat menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun
dalam dapat menyebabkan kecapean otot. Untuk penguraian asam laktat diperlukan banyak
oksigen pada saat yg singkat. Keadaan ini menyebabkan pernapasan menjadi tersengal-sengal
KEBUTUHAN AKTIVITAS.
kebutuhan aktivitas mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan
dengan bebas
kebutuhan mobilitas
mobilitas merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas mudah teratur mempunyai
tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat dan penting untuk kemandirian
jenis mobilitas
1. mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh
2. mobilitas sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat
dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi
3. mobilitas sebagian temporer merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara
contoh adanya dislokasi sendi dan luka
4. mobilitas sebagian permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya menetap
contoh terjadinya hemiplegia karena stroke
imobilitas
imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat bergerak secara
bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan aktivitas
contoh pasien yang mengalami trauma tulang belakang cedera otak berat disertai fraktur pada
ekstremitas dan sebagainya.
jenis imobilitas
1. imobilitas fisik merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah
terjadinya gangguan komplikasi pergerakan
contoh seperti pada pasien diplegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah
paralysis sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengubah tekanan
2. imobilitas intelektual merupakan keadaan dimana mengalami keterbatasan berpikir seperti
pada pasien yang mengalami gangguan otak akibat suatu penyakit
3. imobilitas emosional yang di keadaan ketika mengalami pembatasan secara emosional
karena adanya perubahan secara tiba-tiba di dalam menyesuaikan diri contoh stres karena
diamputasi
4. imobilitas sosial yakni keadaan seseorang yang mengalami hambatan dalam berinteraksi
karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
Menyebabkan :
Kecepatan dalam tubuh
BMR yang menyebabkan berkurangnya energi atau perbaikan sel
Ekskresi urine dan meningkatnya nitrogen
Dampak :
Jumlah metabolisme
Atropi kelenjar dan katabolisme protein
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Demineralisis tulang
Gangguan dalam mengubah zat gizi
Gangguan gastrointestial.
diagnosis keperawatan
1) gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang belakang fraktur dan lain-lain
2) gangguan penurunan curah jantung akibat imobilitas
3) risiko cedera jatuh akibat orthostatic pneumonia
4) intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan kekuatan otot
5) syndrome perawatan diri akibat menurunnya fleksibilitas otot
6) tidak efektifnya pola nafas akibat menurunnya ekspansi paru
7) gangguan pertukaran gas akibat menurunnya gerakan respirasi
8) gangguan eliminasi akibat imobilitas
9) retensi urin akibat gangguan mobilitas fisik Inkontinensia urin akibat gangguan
mobilitas fisik
10) perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan akibat menurunnya nafsu makan
anoreksia akibat sekresi menurun penurunan peristaltik peristaltik usus
11) gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kurangnya asupan intake
12) gangguan interaksi sosial akibat imobilitas
13) gangguan konsep diri akibat imobilitas
intervensi keperawatan
tujuan
1) meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot dan fleksibilitas Tinggi
2) meningkatkan fungsi kardiovaskuler
3) meningkatkan fungsi respirasi
4) meningkatkan fungsi gastrointestinal final
5) memperbaiki gangguan psikologis
Tindakan keperawatan
1) pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
2) fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
3) Fleksi dan ekstensi siku
4) pronasi dan supinasi lengan bawah
5) pronasi fleksi bahu
6) Fleksi dan ekstensi jari-jari
7) inversi dan eversi kaki
8) fleksi dan ekstensi lutut
PENGATURAN POSISI
1. posisi Fowler
Posisi Fowler, juga dikenal sebagai posisi semi-duduk, adalah posisi tempat tidur
di mana kepala tempat tidur dinaikkan 45 hingga 60 derajat. Variasi posisi Fowler
meliputi: Fowler rendah (15 hingga 30 derajat), semi-Fowler (30 hingga 45
derajat), dan Fowler tinggi (hampir vertikal).
2. Posisi sims
Adalah posisi miring kekanan atau kekiri hal ini dilakukan untuk memberi kenyamanan
dan memberikan obat pada pasien.
Posisi Sims atau posisi semiprone adalah ketika pasien mengambil posisi
setengah jalan antara posisi lateral dan posisi tengkurap. Lengan bawah
diposisikan di belakang klien, dan lengan atas dilenturkan di bahu dan siku. Kaki
bagian atas lebih fleksibel di kedua pinggul dan lutut, daripada yang lebih
rendah.
Mencegah aspirasi cairan. Sims dapat digunakan untuk pasien yang tidak sadar
karena memfasilitasi drainase dari mulut dan mencegah aspirasi cairan.
Mengurangi tekanan tubuh yang lebih rendah. Ini juga digunakan untuk pasien
lumpuh karena mengurangi tekanan pada sakrum dan trochanter pinggul yang lebih
besar.
Perawatan dan Visualisasi area perineum. Ini sering digunakan untuk pasien yang
menerima enema dan kadang-kadang untuk pasien yang menjalani pemeriksaan
atau perawatan daerah perineum.
Wanita hamil merasa nyaman. Wanita hamil akan sangat nyaman dengan posisi
sims untuk tidur.
Tingkatkan keselarasan tubuh dengan bantal. Letakkan bantal di bawah kepala
pasien dan di bawah lengan atas untuk mencegah rotasi internal. Tempatkan bantal
lain di antara kaki.
3. Posisi trandelenburg
Pada posisi ini pssien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari
bagian kaki. Posisi ini digunakan untuk melancarkan peredaran darag ke otak.
Aliran balik vena – venous return – adekuat. Pasien dengan hipotensi seringkali
ditempatkan dalam posisi ini karena aliran balik vena adekuat dapat meningkatkan tekanan
darah.
Postural drainase. Posisi Trendelenburg digunakan untuk memberikan postural drainase dari
lobus paru basal. Berhati-hatilah terhadap dispnea, beberapa pasien mungkin hanya
memerlukan kemiringan sedang atau waktu yang lebih singkat dalam posisi ini selama
drainase postural. Sesuaikan sesuai toleransi pasien.
pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut Flexi (ditarik atau
didorong) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa
genitalia serta pada proses persalinan
5. posisi litotomi
pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada
proses persalinan dan pemasangan alat kontrasepsi.
posisi ini posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur. Provinsi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Posisi ortopneik atau tripod menempatkan pasien dalam posisi duduk atau di sisi
tempat tidur dengan meja di atas untuk bersandar dan beberapa bantal di atas meja
untuk beristirahat.
Dalam posisi prone atau tengkurap, pasien berbaring di perut dengan kepala
menghadap ke satu sisi dan pinggul tidak tertekuk.
Ekstensi penuh sendi pinggul dan lutut. Posisi tengkurap adalah satu-satunya
posisi tidur yang memungkinkan ekstensi penuh sendi pinggul dan lutut. Ini juga
membantu mencegah kontraktur fleksi pinggul dan lutut.
Kontraindikasi untuk masalah tulang belakang. Tarikan gravitasi pada batang
tubuh ketika pasien tengkurap menghasilkan tanda lordosis atau kelengkungan
tulang belakang ke depan sehingga dikontraindikasikan untuk pasien dengan
masalah tulang belakang. Posisi tengkurap hanya boleh digunakan ketika punggung
pasien dapat diluruskan dengan benar.
Drainase sekresi. Posisi tengkurap juga mempromosikan drainase dari mulut dan
berguna untuk klien yang tidak sadar atau mereka yang dalam masa pemulihan
pasca operasi mulut atau tenggorokan.
Tempatkan topangan adekuat. Untuk menopang pasien yang tengkurap, letakkan
bantal di bawah kepala dan bantal kecil atau handuk guling di bawah perut
Dalam operasi. Posisi tengkurap sering digunakan untuk bedah saraf, di sebagian
besar operasi leher dan tulang belakang.
9. Posisi Lateral
Dalam posisi lateral atau berbaring miring, pasien berbaring di satu sisi tubuh
dengan tungkai atas di depan tungkai bawah dan pinggul serta lutut tertekuk.
Melenturkan pinggul dan lutut bagian atas serta menempatkan kaki ini di depan
tubuh menciptakan basis dukungan yang lebih luas dan segitiga serta mencapai
stabilitas yang lebih besar. Peningkatan fleksi pinggul dan lutut atas memberikan
stabilitas dan keseimbangan yang lebih besar. Fleksi ini mengurangi lordosis dan
meningkatkan keselarasan punggung yang baik.
Meredakan tekanan pada sakrum dan tumit. Posisi lateral membantu meringankan
tekanan pada sakrum dan tumit terutama bagi orang-orang yang duduk atau
terbatas pada istirahat di posisi terlentang atau Fowler.
Distribusi berat badan. Dalam posisi ini, sebagian besar berat badan didistribusikan
ke aspek lateral skapula bawah, aspek lateral ilium, dan trokanter femur yang lebih
besar.
Bantal pendukung dibutuhkan. Untuk memposisikan pasien dalam posisi lateral
dengan benar, diperlukan bantal penopang
Skala persentase kekuatan otot normal
0. 0 paralisis sempurna
Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan
mobilitas adalah sebagai berikut
Pengkajian Keperawatan
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji postur tubuh diantaranya
Diagnosis Keperawatan
1. nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk berdiri dan berbaring yang salah akibat
pemakaian gips pada daerah ekstremitas dan lain-lain
2. gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot otot akibat kontraktur
3. resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot
Intervensi Keperawatan
1. pertahankan postur tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang
2. perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih duduk berdiri dan tidur secara
optimal
3. kurangi cedera akibat postur tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan
aktivitas sehari-hari
4. kurangi beban otot dengan Cara meletakkan alat dengan dekat dengan pasien dan bantu
kegiatan yang menimbulkan beban berat
5. Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat
Evaluasi
evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan postur tubuh
adalah
Diagnosis Keperawatan
1. diagnosis keperawatan satu gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan
akibat spasme otot dan tulang pada extremitas nyeri akibat peradangan sendi penggunaan alat
bantu dalam waktu yang lama
2. risiko cedera berhubungan dengan adanya paralisis gaya berjalan tidak stabil penggunaan
tongkat yang tidak benar
3. kurangi perawatan diri dan kelemahan fisik secara umum
4.
Intervensi Keperawatan
1. memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktivitas
2. memulihkan dan memperbaiki ambulasi
3. mencegah terjadinya akibat jatuh
tindakan keperawatan
1. latihan ambulasi
2. duduk diatas tempat tidur
3. turun dan berdiri
4. membantu berjalan
Evaluasi
1. melihat kembali perkembangan kesembuhan klien
2. hasil yang diharapkan dari masalah mekanika tubuh pada kain tidak dapat dilihat dalam
beberapa hari
3. perawatan mekanika tubuh dan ambulasi klien harus sering kali dilakukan
4. perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi