Anda di halaman 1dari 11

Program Brain Gym pada Anak

Oleh :

Ni Luh Ayu Ariasih (2111041018)

Kelas C

Semester 2

Psikologi Perkembangan 1 (Fisik dan Motorik)

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Dharma Acarya

UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar


PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Brain gym terdiri dari dua kata yaitu brain yang berarti otak, dan gym yang
asal katanya dari gymnastic berarti senam, yang kedua kata tersebut berasal dari
Bahasa Inggris. Definisi brain gym tersebut dikemukakan oleh Suwondo Admojo dan
Darseno, yang berarti senam otak. Sedangkan brain gym menurut pendapat dari
Anggriyana adalah serangkaian dari gerakan sederhana yang mampu membantu
menjaga keseimbangan dari masing-masing bagian otak. (Edi Sutarjo., Dewi Arum
WMP., & Ni. Kt Suarni, 2014).
Jadi, dari kedua tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa brain gym
merupakan serangkaian gerakan sederhana dalam bentuk senam yang menyenangkan
untuk dilakukan, yang dapat membantu menjaga keseimbangan bagian otak baik otak
bagian kanan, maupun otak bagian kiri karena kedua bagian otak tersebut sangat
penting.

B. SEJARAH SINGKAT
Paul E. Dennison dan istrinya Gail E. Dennison merupakan tokoh dibalik
terlahirnya program brain gym. Paul E. Dennison merupakan seorang pendidik dan
sekaligus pelopor kinesiologi. Kinesiologi merupakan hasil dari penyatuan ilmu Barat
mengenai otot dan sikap tubuh serta ilmu Timur mengenai proses pengaliran energi.
Sedangkan Gail E. Dennison merupakan seorang seniman tari. Yang kemudian, dalam
suatu kerjasama yang di lakukan oleh Paul E. Edison dengan Gail saat mereka belum
menikah, yaitu menggabungkan antara kerjasama tubuh dan pikiran dengan gerakan-
gerakan seni atau tari yang sederhana. Lalu mereka berdua menciptakan metode
sederhana yang meliputi berbagai gerakan sederhana yang menyenangkan untuk
dilakukan. Ciptaan mereka tersebut adalah brain gym ini, yang merupakan bagian dari
kinesilogi yang Paul E. Dennison gabungkan. (Dennison P.E & Dennison G.E, 2002).

C. MANFAAT
Menurut salah satu tokoh yaitu Ayinosa (Setiyo Purwanto., Ranira
Widyaswati., & Nuryati, 2009: 82) senam otak dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1) Mengatasi stress emosional dan menjernihkan pikiran : saat brain gym dilakukan
dengan cara yang menyenangkan akan mampu membantu mengurangi stress
emosional dan membuat pikiran lebih jernih.
2) Mengatur kemampuan berbahasa dan meningkatkan daya ingat : brain gym
memberi pengaruh yang positif untuk otak dan bagian-bagian otak, salah satunya
bagian otak yang mengatur bahasa (frontal lobe).
3) Anak merasa lebih sehat dan segar : brain gym juga memberikan pengaruh positif
pada tubuh anak, sehingga pikiran dan tubuh anak akan lebih segar atau fresh
kembali untuk melakukan aktivitasnya.
4) Hubungan sosial antarmanusia dan suasana belajar anak lebih relaks dan
smenyenangkan.
5) Anak menjadi lebih bersemangat dalam belajar atau beraktivitas, mampu
menangkap dan menuangkan hal-hal atau ide-ide kreatif dan efisien
6) Dapat membantu meningkatkan prestasi belajar : brain gym dapat
mengoptimalkan fungsi pada masing-masing bagian otak yang bisa membantu
anak belajar dan mengatasi hambatan belajar pada anak.

D. DITUJUKAN KEPADA SIAPA dan UMUR BERAPA?


Brain gym yang merupakan rangkaian gerakan-gerakan sederhana yang
menyenangkan berfungsi membantu menguatkan kerjasama aktivitas otak kanan
dengan otak kiri. Selain itu, rangkaian-rangkaian gerakan brain sangat aman, mudah,
murah serta cocok dilakukan oleh semua orang, baik dari usia anak-anak, remaja,
dewasa, hingga lanjut usia.
Brain gym juga dapat dilakukan kepada anak atau orang yang mengalami
kesulitan dalam belajar akademik seperti pencapaian prestasi yang menurun karena
kapasitas dalam diri anak tidak cukup, dan kesulitan anak dalam membaca, menulis
atau berhitung. Serta dapat diterapkan pada anak yang mengalami kesulitan belajar
yang menyangkut perkembangannya, seperti gangguan pada motorik kasar atau
motorik halus anak,gangguan persepsi, kesulitan dalam mempelajari bahasa dan
komunikasi, serta kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial.
Selain di lingkungan sekolah seperti diatas, brain gym dapat diterapkan pula
pada lingkungan luar sekolah seperti di masyarakat atau keluarga dan di lingkungan
perusahaan atau kantor, bisnis, seni maupun olahraga.
E. TUJUAN
Menurut Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison, tujuan utama brain gym adalah
untuk meningkatkan kemempuan belajar anak dengan menggunakan seluruh bagian
otak. Selain itu tujuan brain gym juga untuk mendorong keluarnya potensi-potensi
bakat dan minat anak yang terkunci di dalam tubuhnya, untuk menstimulasi,
meringankan, merelaksasi anak atau seseorang yang yang terlibat dalam aktivitas
belajar atau berpikir, dapat meningkatkan keaktifan dari panca indera dan lain-lain.
KAJIAN PUSTAKA

A. MEKANISME GERAKAN BRAIN GYM


Menurut Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison, mekanisme brain gym dibagi
menjadi tiga bagian yaitu :
1. Dimensi lateralitas terdiri dari bagian otak kanan dan kiri.
Bagian atau sisi tubuh dibedakan menjadi dua, sama seperti otak yaitu kanan
dan kiri. Bila sisi tubuh bagian kiri yang bergerak, maka otak kanan yang aktif.
Begitu pula sebaliknya, sisi tubuh bagian kanan yang bergerak, maka otak kiri
yang aktif. Jika koordinasi antara otak kanan dan kiri kurang baik, akan
berpengaruh pada anak untuk membedakan mana kiri dan mana kanan, gerakan
anak akan kaku, tulisan tangan anak akan tidak rapi atau jelek, kesulitan belajar
baik membaca, menulis, berhitung, mendengar, menyebut kata saat menulis, dan
masih banyak lagi.
2. Dimensi pemfokusan terdiri dari otak bagian depan dan belakang.
Fokus merupakan kemampuan bagian depan dan belakang tubuh dan bagian
belakang dan bagian depan otak untuk menyebrang garis tengah partisispasi yang
memisahkannya. Perkembangan refleks antara otak bagian belakang dan bagian
depan yang mengalami fokus kurang (underfocused) disebut ‘kurang perhatian’,
kurang mengerti, terlambat bicara, atau hiperaktif. Tetapi terkadang
perkembangan refleks antara otak bagian depan dan belakang dapat juga
mengalami fokus berlebihan dan berusaha terlalu keras. Gerakan-gerakan yang
membantu melepaskan hambatan fokus adalah aktivitas integrasi depan/belakang.
3. Dimensi pemusatan terdiri dari otak bagian atas dan bawah
Pemusatan adalah kemampuan antara bagian atas dan bagian bawah tubuh
serta mengaitkan fungsi dari bagian atas dan bawah otak, bagian tengah sistem
limbis yang berhubungan dengan informasi emosional serta otak besar untuk
berpikir yang abstrak untuk menyeberangi garis pisah. Ketidakmampuan untuk
mempertahankan pemusatan ditandai dengan ketakutan yang tak beralasan,
ketidakmampuan untuk menyatakan emosi.

Jika koordinasi antara otak besar dan sistem limbik terganggu, anak
merasakan emosi atau mengekspresikan apa yang dirasakannya, cenderung
menjadi bertingkah “berjuang atau melarikan diri”, stress, serta dapat mengalami
ketakutan yang berlebihan

B. BISAKAH STRESS PADA ANAK TERJADI?


Menurut Hans (dalam Rasmun, 2004) mengungkapkan bahwa stres adalah
respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu,
suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat
dihindari, setiap orang mengalaminya, stres memberi dampak secara total pada
individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, stres dapat
mengancam keseimbangan fisiologis.
Dalam Brain Gym, Gerakan meningkatkan Energi dan Menunjang Sikap
Positif yang ada pada dimensi pemusatan mampu mengaktifkan kembali hubungan
saraf-saraf antara tubuh dan otak sehingga memudahkan aliran elektromagnetis ke
seluruh tubuh. Gerakan-gerakan ini menunjang perubahan elektrik dan kimiawi yang
berlangsung selama semua kejadian mental dan fisik. Lingkaran energi di tiga dimensi
tubuh (kiri-kanan, atas-bawah, belakang-depan, dan sebaliknya), dapat membangun
kemampuan mengetahui arah, sadar akan sisi kiri dan kanan, pemusatan dan fokus
serta kesadaran tentang keberadaan diri di dalam ruangan dan hubungan dengan
benda-benda disekitar diri.
Otak mengirim keluar sinyal elektrik melalui serabut-serabut saraf yang lain
untuk memandu sistem penglihatan, pendengaran dan otot untuk meresponnya. Pada
saat stres meningkat, tingkat adrenalin naik, terjadi penurunan tegangan listrik di
membran-membran sel-sel saraf, menyiapkan tubuh untuk bereaksi “berjuang atau
melarikan diri”. Dalam keadaan ini, tubuh bereaksi untuk bertahan hidup,
memusatkan energi elektrik menjauhi neocortex dan ke sistem saraf simpatik.
Gerakan Meningkatkan Energi dan Menunjang Sikap Positif mengaktifkan neocortex
dan dengan demikian memfokuskan kembali energi elektrik ke pusat-pusat berpikir
yang masuk akal. Hal ini mengaktifkan fungsi parasimpatetik dan mengurangi
pelepasan adrenalin. Dengan meningkatkan tegangan elektrik membrane saraf,
pikiran, dan tindakan dikoordinasikan kembali (Dennison dan Gail, 2002).
Pusat emosi di otak disebut hipotalamus, Tanda-tanda yang dikeluarkan oleh
hipotalamus dan hormon dari kelenjar di bawah otak akan memberikan perintah pada
kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortisol. Impuls saraf juga merangsang adrenalin
untuk menghasilkan noradrenalin dan adrenalin, yang bergelombang memasuki aliran
darah dan menyiagakan tubuh dengan merangsang jutaan serabut saraf tertentu. Baik
adrenalin dan kortisol membangkitkan tekanan darah selama stres. Adrenalin
meningkatkan kekentalan darah, sementara kortisol meningkatkan jumlahnya,
sehingga dapat menyebabkan penggumpalan yang melekat pada dinding pembuluh
nadi. Kelebihan adrenalin juga dapat mengerutkan dan memutus serabut otot jantung,
Kelebihan kortisol juga dapat membangkitkan kolesterol, yang turut menyumbangkan
pada pengerasan pembuluh nadi (Malkani, 2004).

C. GERAKAN BRAIN GYM


Menurut Asep Mahfudz gerakan PACE dapat dilakukan dengan sebelum
belajar dimulai, akan lebih baik, apabila gerakan PACE dikolaborasikan dengan
materi pembelajaran yang sudah di pelajari. Manfaat melakukan kegiatan PACE
sebelum pembelajar siswa dalam menyalakan otak terlebih dahulu sebelum
melakukan kegiatan belajar.
1. Minum air (drink water)
Air memiliki banyak fungsi dalam badan yang berfungsi untuk menunjang
belajar anak. Diantaranya adalah darah lebih banyak untuk menerima zat asam
yang di perlukan untuk belajar, melepas protein yang di perlkan untuk belajar hal
baru, melarutkan garam yang mengoptimalkan energi listrik tubuh untuk
membawa informasi ke otak, serta mengaktifkan sistem limpa.
2. Memiliki saklar otak (brain button)
Pijatan ini memiliki beberapa manfaat yakni serta meningkatkan kerja sama
antar kedua mata, sehingga dapat mengurangi kejulingan. Memijat saklar otak
adalah pijat lekukan di bawah tulang selangka, yakni di kiri dan kanan dari bidang
dada. Sementara tangan lainnya menggosok daerah pusat. Sambil melakukan
latihan, gerakan mata ke atas bawah dan kiri - kanan.
3. Gerakan silang ( cross crawl)
Menurut Dr.Denisson bahwa gerakan silang efektif karena dapat merangsang
otak yang menerima informasi dan mengungkapkan, sehingga mempermudah
proses belajar dengan keseluruhan otak dan bukamn dengan satu sisi saja pada
satu saat diatur melalui pembaruanola lateralitas. Dalam latihan gerakan silang,
anak dapat menggerakkan secara bergantian kaki dan tangan yang berlawanan,
seperti geraka jalan ditempat. Caranya dengan posisi berdiri tegak. Kemudian,
angkat kaki kiri dan sentuhlah lutut menggunakan tangan kanan, dan angkat kaki
kanan dan sentuhlah lutut dengan tangan kiri Lakukkan gerakan ini dengan
semangat dan beberapa kali.
4. Kait relaks (hook up)
Latihan ini menghubungkan semua tendon memendek untuk menyiapkan
gerakan lari yang dilepaskan dan otot akan kembali kepada ketegangan normal.
Langkah-langkahnya : berdiri dan letakkan tangan pada dinding atau sandaran
kursi. Lalu tekuk kaki kanan ke depan, sementara kaki kiri diluruskan ke belakang
dan punggung membentuk satugaris lurus atau condongkan ke depan. Lalu angkat
tumit kaki kiri diangkat dari lantai dan rasakan beban tubuh disangga oleh kaki
kanan, dan sambi embuskan nafas perlahan-lahan. Kemudian, tekan tumit kaki
kiri ke lantai dan rasakan beban tubuh sekarang disangga oleh kaki kiri embuskan
nafas perlahan lahan. Ulangi beberapa dan rasakan gerakan ini seolah-olah seperti
sedang memompa betis. Ulangi sebanyak tiga kali atau lebih kemudian ganti kaki.
5. Lambaian kaki (The Footlex)
Ada beberapa langkah-langkah gerakan lambaian kaki, diantaranya : Siapkan
kursi dan duduk dengan pergelangan kaki kanan diletakkan pada lutut kaki kiri.
menempatkan ujung jari tangan kanan diletakkan bagian atas betis, sedangkan jari
tangan kiri di betis kanan bawah. Lalu, cari titik yang tegang pada otot betis,
pergelangan kaki dan pada daerah belakang lutut kanan. Kemudian tekan secara
perlahan tempat yang sakit sampai terasa lembut dan lunak. Ketika memegang
titik tersebut, secara pelan dan teratur lambaikan kaki ke atas dank e bawah,
dengan gerakan yang semakin luas dan mudah. Selanjutnya gerakan diulang-
ulang pada kaki yang lain.
6. Pasang kuda-kuda
Cara melakukannya adalah dengan berdiri dengan tegak. Kemudian kaki
dibuka dengan jarak lebih lebar dari pada bahu. Lalu arahkan kaki kanan ke
samping dan tekuk lutut, sedangkan kaki kiri tetap lurus, namun keduanya tetap di
sat ugaris. Hembuskan nafas pada saat menekan lutut kaki kanan, kemudian
luruskan kaki kanan dan tarik pinggul ke atas sambal menarik nafas. Lakukan
beberapa kali dengan posisi yang berbeda.
PROGRAM BRAIN GYM

A. GERAKAN BRAIN GYM KREATIF

Adapun program brain gym yang akan dijelaskan yaitu mengenai gerakan-gerakan brain gym
masa kini yang menyenangkan untuk dilakukan semua orang, tentunya membutuhkan
kesabaran dalam mencoba hingga lancar mempraktekkannya. Semua gerakan ini dilakukan
secara bergantian dari tangan kanan ke tangan kiri ataupun sebaliknya, gerakan-gerakan
dibawah ini bisa diikuti dengan tempo musik atau hitungan 1, 2, berulang-ulang.

1. Gerakan menelepon dan menarik


Gerakan ini dilakukan dengan cara salah satu tangan di luruskan kedepan dan jari
dikepal, lalu tangan yang satu di dekat telinga membentuk seperti telepon dengan
melipat telunjuk, jari tengah dan jari manis. Lakukan gerakan secara bergantian.
2. Gerakan telepon dan metal
Posisi tangan di depan tapi tidak diluruskan. Salah satu tangan membentuk tanda
“metal rock” dengan melipat jari tengah dan jari manis, kemudian ibu jari, telunjuk
dan kelingking di keluarkan. Lalu salah satu tangan membentuk seperti telepon.
Lakukan gerakan ini secara bergantian antara tangan satu dengan tangan yang lain
serta bertempo perlahan untuk yang belum lancar, sedang hingga cepat untuk yang
sudah lancar.
3. Gerakan lurus dan memutar
Salah satu tangan membuat gerakan memutar di depan dada dengan posisi tangan di
bawah siku vertikal dan memutar secara perlahan dulu. Lalu tangan yang satu
bergerak naik turun sejajar bahu dengan posisi di luruskan. Lakukan gerakan ini
secara bergantian. Gerakan ini memang agak susah dilakukan dan perlu kesabaran,
4. Gerakan tekuk vs lurus
Caranya, tangan satunya di luruskan ke depan sejajar dada dengan telapak tangan
menghadap kedepan. Lalu tangan yang satunya menekuk di depan dada dengan
telapak tangan menghadap ke dada. Gerakan ini sangat mdah di lakukan. Lakukan
gerakan ini secara berulang-ulang.
5. Gerakan pistol vs “OK”
Salah satu tangan membentuk seperti pistol dengan melipat jari tengah, jari manis dan
kelingking. Dan ibu jari serta telunjuk dikeluarkan. Psosisi tangan tersebut berada di
atas telinga (samping kepala). Sedangkan tangan yang satunya diluruskan kedepan
sambil membentuk “OK” dengan mengeluarkan ibu jari, dan jari lainnya dilipat.
Lakukan gerakan ini dengan bertempo menghitung atau dengan tempo lagu.

Itulah gerakan-gerakan brain gym yang dapat diterapkan dengan sangat


menyenangkan, namun memang memerlukan kesabaran. Lakukan saja dengan
perlahan-lahan atau dengan tempo 1,2 secara perlahan.
DAFTAR PUSTAKA

Dennison, Paul E & Dennison, Gail E. (2002). Buku Panduan Lengkap Senam Otak. Jakarta:
Gramedia.

Malkani, V. 2004. All You Wanted to Know About Stress and Anger. Jakarta : Bhuana

Ilmu Populer.

Rasmun. 2004. Stres, Koping, dan Adaptasi.Jakarta : CV. Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai