Proposal Kuliah Umum Series I
Proposal Kuliah Umum Series I
Oleh :
Nama Ketua:
NIDN 0323039502
Anggota :
Nama
Hidayani AM.Keb.SKM.MKM
Meinasari Kurnia Dewi, S.ST. M.Kes.
Rita Ayu Yolandia, S.ST., M.KM
Madinah Munawaroh, S.Tr.Keb. M. Kes
Agussanti Br. Ginting, S.ST.M.Kes
Uci Ciptiasrini SKM MKM
FAKULTAS VOKASI
TAHUN 2022
Halaman Pengesahan Usulan Pengabdian Masyarakat
(Dr. Astrid Novita, SKM, MKM) (Rizkiana Putri, S.Tr. Keb. M. Keb)
Menyetujui,
Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat
Universitas Indonesia Maju (UIMA)
ii
RINGKASAN
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu parameter utama kesehatan
bayi. Kematian neonatus diperkirakan 50% pada neonatus dan 50% pada minggu-minggu
pertama kehidupan. Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2017
terdapat 2,6 juta kematian anak pada tahun 2016 atau 7.000 kematian anak setiap hari.
prematur, sepsis, hiperbilirubinemia, kejang, dan cacat lahir. Selain itu, terdapat faktor
persalinan seperti cara persalinan, usia kehamilan, dan komplikasi kehamilan (Nugrahani,
Pada masa sekarang ini, sudah dikembangkan tatalaksana awal terhadap bayi
BBLR dengan menjaga suhu optimal bayi, memberi nutrisi adekuat dan melakukan
pencegahan infeksi. Meskipun demikian, masih didapatkan 50% bayi BBLR yang
meninggal pada masa neonatus atau bertahan hidup dengan malnutrisi, infeksi berulang
BBLR, peserta webinar ini adalah diutamakan Mahasiswa Kebidanan dan peserta umum,
kegiatan direncanakan dilakukan pada bulan April 2022. Kegiatan Kuliah Umum ini
dilakukan secara daring dikarenakan kondisi masih pandemic dan untuk menjaga jarak
aman.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh civitas akademika khusus para tenaga
3. Astrid Novita SKM, MKM, sebagai Ketua Universitas Indonesia Maju (UIMA)
4. Susaldi, S.ST, M.Biomed, Selaku Wakil Ketua 1 Universitas Indonesia Maju (UIMA)
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes selaku PJS Wakil II Universitas Indonesia Maju (UIMA)
6. Hidayani, Amd.Keb, SKM, MKM, sebagai Dekan Faktulas Vokasi Universitas Indonesia
Maju (UIMA)
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa penyusunan proposal ini jauh
dari kesempurnaan, untuk itu kami mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan proposal ini dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Panitia
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... ii
RINGKASAN..................................................................................................................... iii
2.1 BBLR....................................................................................................................... 5
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu parameter utama kesehatan bayi.
Kematian neonatus diperkirakan 50% pada neonatus dan 50% pada minggu-minggu pertama
kehidupan. Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2017 terdapat 2,6 juta
kematian anak pada tahun 2016 atau 7.000 kematian anak setiap hari. Bayi meninggal karena
hiperbilirubinemia, kejang, dan cacat lahir. Selain itu, terdapat faktor persalinan seperti cara
persalinan, usia kehamilan, dan komplikasi kehamilan (Nugrahani, 2019,Syah et al., 2020)
Hasil Monitoring Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 yaitu
menunjukan jumlah kematian neonatus sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup, dengan
kematian neonatus paling banyak di Indonesia adalah yang diakibatkan oleh asfiksia (37%),
bayi dengan berat badan lahir 2 rendah (BBLR) dan prematuritas (34%), sepsis (12%),
hipotermi (7%), ikterus neonatorum (6%), postmatur (3%), dan kelainan Kongenital (1%)
dari 1000 kelahiran hidup. Intervensi untuk mendukung kelangsungan hidup anak bertujuan
untuk menurunkan angka kematian bayi menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
Pencegahan insiden BBLR lebih diutamakan dalam usaha menekan Angka Kematian
Bayi karena kematian pada bayi BBLR sering disebabkan oleh komplikasi neonatal seperti
1
asfiksia, aspirasi, pneumonia, pendarahan intra kranial, hipoglikemia dan hipotermi.
Kematian perinatal pada bayi BBLR adalah 8 kali lebih besar dari bayi normal.
Penyuluhan atau pemberian informasi yang dirangkum dalam kegiatan kuliah umum
dengan tema “Ibu Siap, Bayi Sehat SERIES II” dengan subtema atau materi yang diberikan
adalah seputar Kesehatan Reproduksi persiapan Kehamilan dan juga dengan informasi terkait
BBLR ditujukkan kepada Mahasiswa Profesi Bidan di UIMA di namun tidak menutup juga
kemungkinan untuk peserta umum untuk bergabung dalam mini webinar tersebut.
a. Target
memberikan informasi dan edukasi mengenai Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan
Peran Bidan Terhadap Penanganan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Praktek Mandiri
Bidan (PMB)Persiapan Kehamilan dan Persiapan Calon Pengantin dengan materi yang
akan disampaikan tentang Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan juga terkait peran bidan
terhadap penanganan berat bayi lahir rendah (BBLR) di praktek mandiri bidan (PMB).
b. Luaran
Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai salah satu kegiatan untuk
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Prenatal
Menurut William Sallebach, periode pranatal atau pra lahir merupakan masa kritis bagi
perkembangan fisik, emosi, dan mental bayi. Ini adalah masa mulai terbentuknya kedekatan
antara bayi dan orang tua dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang, terutama yang
berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan. Masa prenatal
memiliki 6 ciri penting, diantaranya 1) terjadinya pembauran sifatsifat yang diturunkan oleh
kedua orang tua janin, 2) pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu, 3) kepastian jenis
kelamin, 4) pertumbuhan cepat, 5) mengandung banyak bahaya fisik dan psikis, dan 6)
a. Teratogen. Unsur-unsur yang menyebabkan adanya kelainan pada kelahiran akibat dari
proses kehamilan yang tidak optimal. Bila teratogen beraksi pada awal kehamilan saat
proses pembuahan dan organogenesis, bisa jadi berdampak negatif pada janin yang
organogenesis sudah lengkap dan matang di usia kehamilan tua, kemungkinan tidak
b. Faktor ibu. Ibu menjadi kunci utama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
janin. Sehingga kondisi fisik dan psikis ibu harus dijaga agar janin berkembang dengan
sempurna. Selain itu, penyakit dan kondisi ibu selama kehamilan bisa mengakibatkan
infeksi, kelainan dan kerusakan selama proses kehamilan yang mengakibatkan bayi lahir
3
campak rubella, sifilis, herpes alat kemaluan, dan AIDS. Selain dari penyakit, usia ibu juga
mempengaruhi janin. Ibu yang hamil di usia beresiko yaitu saat remaja (dibawah 18
tahun) dan saat usia ibu sudah memasuki dewasa tengah (di atas 35). Bayi yang lahir dari
ibu remaja, kebanyakan mengalami prematur dan keguguran. Pada ibu yang berusia
paruh baya, kehamilan bisa berakibat keguguran, keterbelakangan mental pada bayi, dan
komplikasi penyakit.
c. Faktor ayah. Ayah juga berperan penting dalam perkembangan optimal janin. Perhatian
dan kasih sayang seorang ayah kepada ibu akan membuat emosi ibu akan stabil, tenang
dan bahagia. Stimulasi ayah pada janin dan sering mengajak bicara janin dalam
kandungan juga dapat menenangkan janin, membangun ikatan emosional bayi dengan
ayah dari suara dan sentuhan bayi, bisa berdampak pada perkembangan bahasa bayi.
Selain itu, usia ayah yang sudah terlalu tua mengakibatkan anak kekurangan kalsium
d. Lingkungan. Polusi dan bahan-bahan beracun yang semakin banyak di suatu lingkungan
sebaiknya sangat berhatihati dengan lingkungan dan apa yang akan di konsumsinya,
Seperti bahaya fisik yang dihubungkan dengan periode prenatal, bahaya psikologis dapat
menimbulkan akibat yang tetap ada pada perkembangan individu dan dapat mempengaruhi
4
lingkungan sesudah dilahirkan dan perlakuan yang diterima anak dari orangorang yang
berarti selama tahun-tahun pertumbuhan awal ada tiga bahaya psikologis yang penting
berupa kepercayaan tradisional tentang perkembangan pranatal, tekanan yang diterima ibu
selama periode itu, dan sikapsikap yang kurang menyenangkan kepada anak yang belum lahir
dari orang-orang yang akan memegang peranan penting dalam kehidupan.(Hurlock 1980).
Sepertinya ada kepercayaan yang lebih tradisional dan merusak mengenai periode
kehidupan. Kepercayaan tradisional dapat dan memang mempengaruhi perlakuan orang tua
kepada anaknya, dan seringkali mempengaruhi sikap anak yang satu dengan anak yang
lainnya. Efek kepercayaan demikian lebih berat dari yang diduga orang. Kepercayaan yang
kurang menyenangkan pasti akan mewarnai sikap anggota keluarga dan juga prang-orang
Bahaya psikologis penting kedua yang dihubungkan dengan periode pranatal berupa tekanan
yang dialami ibu, yaitu keadaan emosi yang meninggi selama beberapa waktu. Tekanan ibu
mempengaruhi anak yang berkembang baik sebelum atau sesudah kelahiran. Tekanan yang
tidak terlalu kuat dan hanya kadang-kadang terjadi tidak banyak menunjukkan ketidak
kegiatan ini hanya sedikit saja, maka akibatnya akan baik karena janin memerlukan latihan
untuk perkembangan otot yang sehat. Kalau tekanan ini mengakibatkan peningkatan
kegiatan janin yang berlebihan, janin akan mengalami kekurangan berat badan dan
kegelisahan sedemikian rupa sehingga penyesuaian awal setelah melahirkan akan sangat
berpengaruh (Hurlock 1980). penyesuaian awal setelah melahirkan akan sangat berpengaruh
(Hurlock 1980).
5
Bahaya psikologis umum yang ketiga selama masa perkembangan pranatal adalah sikap
kurang menyenangkan dari orang-orang yang berarti dalam kehidupan anak. Dalam banyak
hal, bahaya ini merupakan efek yang paling serius dan paling mendalam, karena sekali sikap
berkembang maka sikap itu cenderung mapan dan hanya ada sedikit sekali perubahan.
(Hurlock 1980). Beberapa sikap kurang menyenangkan yang umum kepada anak yang belum
Maternal distress berhubungan hasil kehamilan yang buruk dan berdampak pada
perkembangan kognitif, perilaku dan emosional anak. Skrining antenatal yang efektif
sebagai penanda untuk mereka yang mungkin berisiko terjadi stress yang berkelanjutan
Kondisi penyakit psikis pada ibu berhubungan dengan hasil dari kehamilan seperti
kelahiran preterm. Bayi berat lahir rendah, dan kematian perinatal. Perempuan dengan
depresi berisiko 1.5 kali lebih untuk melahirkan lebih awal dibandingkan dengan
Steven L. Bloom, Chaterine Y. Spong, Jodi S.Dashe, Barbara L. Hoffman, Brian M. Casey,
2014)
6
Depresi antenatal meningkatkan risiko komplikasi selama persalinan termasuk persalinan
lama, pengaruh permanen pada perkembangan anak. Hal ini termasuk bayi berat lahir
rendah, persalinan preterm, kecil masa kehamilan, keterlambatan kognitif dan bahasa,
keterlamtan perkembangan, masalah perilaku dan akademik yang rendah serta masalah
penerimaan terhadap diri ibu sendiri menjadi hal positif dan negatif terbesar yang
berpengaruh terhadap kualitas hidup ibu. Dukungan psikologis dari tenaga kesehatan
merupakan hal penting dalam persalinan dan postpartum, utamanya dalam deteksi dan
pencegahan kondisi seperti kecemasan dan depresi saat postpartum. Kualitas pelayanan
kesehatan selama kehamilan mungkin dapat mencegah jumlah masalah bagi ibu dan bayi
lingkungan dan sosial selama kehamilan berpengaruh pada apa dan bagaiana mereka
beruhubungan dengan diri sendiri dan orang lain (Calou et al., 2018)
sebelumnya dari negara yang mempunyai pendapatan rendah dan menengah, tetapi
Dampak depresi sangat serius bagi ibu dan janinnya sehingga kondisi ini tidak bisa
dianggap hal yang biasa. Kelahiran preterm sebagai dampak dari depresi selama
kehamilan menjadikan ibu kesulitan dalam merawat bayinya termasuk jika anak
1. Terapi Komplwmenter
7
Terapi komplementer adalah cara pengobatan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung
pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan
komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari negara yang
3.
8
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Umum Kesehatan, Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu, 16 April 2022 pukul
Bahan yang di gunakan dalam kegaitan ini meliputi: aplikasi ZOOM, Wifi,
c. Prosedur Kerja
pengantin.
d. Pelaksanaan Kegiatan
Tahap pelaksanaan mini webinar dibagi menjadi 2 sesi, yaitu sesi pertama fokus
pada penyampaian materi mengenai Konsep Dasar BBLR dan sesi kedua focus pada
Personil yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari seorang ketua pelaksana,
wakil ketua pelaksana dan 7 orang anggota. Personil tim pelaksana berasal dari disiplin
ilmu kebidanan.
9
Rizkiana Putri, S.Tr.Keb., M.Keb sebagai ketua tim pelaksana juga sebagai dosen
kegiatan.
10
BAB IV
JADWAL KEGIATAN
Biaya yang
No Jenis Pengeluaran
diusulkan (Rp)
1 Desain Poster Rp. 100.000,-
2 Kuota Internet Rp. 150.000,-
3 Zoom Rp. 250.000 ,-
4 Dorprize Rp. 500.000,-
Jumlah Rp.1.000.000,-
11
SUSUNAN ACARA WEBINAR
12
Lampiran 1. Susunan organisasi tim pkm dan pembagian tugas
Alokasi waktu
No Nama NIDN Prodi Bidang Ilmu Uraian tugas
(jam/minggu)
1 Rizkiana Putri, 0323039502 Kebidanan Kebidanan 3 jam/ minggu Membuat proposal
S.Tr.Keb., M.Keb dan mempersiapkan
kegiatan
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
13
YOGYAKARTA
Bidang ilmu Kebidanan Ilmu Kebidanan
Tahun Masuk – lulus 2012 2018
Hubungan indeks Hubungan pola asuh
massa tubuh terhadap dan kesehatan mental
kejadian dismenore ibu terhadap
Judul skripsi/tesis/disertasi
pada remaja putri di kesehatan mental
SMA 4 saudara kandung
YOGYAKARTA penderita autism
Dr. Yuni Kusmiyati, Prof. Dr Djauhar
Nama pembimbing/promotor
S.ST., MPH Ismail, MPH
Pendanaan
No Tahun Judul penelitian
Sumber Jumlah (Rp.)
Pengaruh pijat oksitosin, pelaksanaan IMD,
1 2021 mobilisasi terhadap involusi uterus pada ibu Mandiri
postpartum
Pendanaan
No Tahun Judul PkM
Sumber Jumlah (Rp.)
Webinar Perempuan Indonesia Bebas Kanker
1 2021 Mandiri
Serviks
WEBINAR “ASI EKSKLUSIF Untuk Generasi
2 2021 Mandiri
Sehat dan Cerdas”
14
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
Pengusul
15