Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN Ny.

S KASUS
DIABETES MELITUS TIPE II DAN CAD DENGAN
GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI DI
RUANGAN RAJAWALI BAWAH
RSUD ANUTAPURA PALU

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II

Abuyasidul Bustani
Nur intan Khairunnisa
Fatria
Sri Indrayani
Aprilia Tresyane Apandano
Filda Yulinda
Nilawati
Sri Irkawati

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
PALU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera
atau nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial (Keliat & Subu,
2015).
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan
kurang senang, kurang lega dan kurang sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual. Lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya
mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2016).

Menurut (Mochamad Baharudin, 2017) gangguan rasa nyaman


mempunyai batasan karakteristik diantaranya ansietas, berkeluh kesah,
gangguan pola tidur, gatal, gejala distres, gelisah, iritabilitas,
ketidakmampuan untuk rileks, kurang puas dengan keadaan, menangis,
merasa dingin / hangat, merasa tidak senang dengan situasi, merasa tidak
nyaman dan merasa takut.

Nyeri merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan


disebabkan oleh stimulus spesifik, seperti mekanik, termal, kimia atau
elektrik pada ujung-ujung saraf. Setiap individu memberikan persepsi yang
berbeda-beda terhadap rasa nyeri karena nyeri merupakan sensasi rasa
yang rumit, unik, universal dan bersifat individual (Sutanto dan Fitriana,
2017). Nyeri salah satu kebutuhan dasar aman dan nyaman yang harus
dipenuhi oleh setiap manusia. Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) adalah
unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan maupun kesehatan. Kebutuhan menyatakan
bahwa setiap manuasia memiliki 5 kebutuhan dasar yaitu fisisologis,
keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan dasar manusia
adalah pemenuhan kebutuhan pokok yang bersifat manusiawi dan menjadi
syarat untuk keberlangsungan hidup. Setiap manusia pasti sangat
memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar (Sutanto & Fitriana, 2017).
Kebutuhan dasar manusia berfokus dalam asuhan keperawatan.
Bagi pasien yang mengalami masalah pada kesehatan, maka kemungkinan
ada salah satau atau beberapa kebutuhan dasar manusia yang terganggu
(Tarwoto,2017).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam
penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apa tinjauan teori dan
tinjauan kasus dengan kebutuhan dasar rasa nyaman nyeri pada pasien
CAD dan Diabetes Melitus II?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk melaksanakan asuhan keperawatan dengan kebutuhan rasa
nyaman nyeri pada pasien CAD dan Diabetes Melitus II di ruang
perawatan rajawali bawah RSUD Anutapura palu.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman nyeri pada pasien CAD dan Diabetes Melitus II di
ruang perawatan rajawali bawah RSUD Anutapura palu.
b. Merumuskan masalah keperawatan pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien CAD dan Diabetes
Melitus II di ruang perawatan rajawali bawah RSUD Anutapura
palu.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien CAD dan
Diabetes Melitus II di ruang perawatan rajawali bawah RSUD
Anutapura palu.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien CAD dan
Diabetes Melitus II di ruang perawatan rajawali bawah RSUD
Anutapura palu.
e. Melakukan evaluasi pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman nyeri pada pasien CAD dan Diabetes Melitus II di
ruang perawatan rajawali bawah RSUD Anutapura palu.

D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini berguna sebagai bahan masukan bagi RSUD
ANUTAPURA Palu, untuk dapat mengevaluasi penerapan Asuhan
Keperawatan Keperawatan dasar profesi dengan kebutuhan dasar rasa
nyaman nyeri pada pasien CAD dan Diabetes Melitus II di rumah sakit
secara komprehensif.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan seminar kasus ini, penulis menggunakan
tehnik pengumpulan data yaitu dengan wawancara langsung terhadap
pasien dengan tehnik anamnesa baik pada pasien, kelurga, serta teman
sejawat. Observasi dengan melakukan pengamatan kepada pasien, studi
kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan
asuhan keperawatan pada pasien dengan dengan kebutuhan dasar rasa
nyaman nyeri pada pasien CAD dan Diabetes Melitus II.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman Nyeri


1. Definisi
Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dalam merespons terhadap sesuatu rangsangan yang
berbahaya. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak
menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang
berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya. (Tetty, 2015).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan (International
Association fol the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan dengan durasi kurang dari 3 bulan (Nanda, 2018).
Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai suatu kerusakan (International
Association fol the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga (>3)
bulan (Nanda, 2018).
2. Anatomi Fisiologi
Reseptor nyeri (nosireceptor) adalah organ tubuh yang berfungsi
untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan adalah
ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terdapat pada
stimulus kuat yang secara potensial merusak.
a. Mekanik (mekano sensitif): Kerusakan ujung saraf bebas akibat
trauma karena benturan atau gerakan.
b. Thermis (thermo sensitif): Rangsangan panas atau dingin yang
berlebihan.
c. Kimia (khemo sensitif): Rangsangan zat kimia berupa bradikinin,
serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim
proteolitik.
Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri:
a. Serabut delta A (menusuk dan tajam): Pada kulit dan otot bermielin
halus, garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.
b. Serabut delta C (panas & terbakar): Dalam otot, tidak bermielin,
garis tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik.
3. Klasifikasi Nyeri
a. Menurut lokasinya:
1) Perifer pain: Daerah perifer (kulit & mukosa).
2) Deep pain: Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot,
sendi/tendon, pembuluh darah).
3) Viseral/splanik pain: Organ viseral (renal colik,
cholesistisis/radang kandung empedu, apendisitis, ulkus gaster).
4) Reffered pain: Penyakit organ / struktur tubuh (vertebrata, viseral,
otot), ditransmisikan di bagian tubuh lain.
5) Psykogenik pain: Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma
psikologis.
6) Phantom pain: Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah tidak
ada. Contohnya yaitu nyeri pada kaki yang sudah diamputasi.
7) Intractable pain: Nyeri yang resisten (melawan).
b. Menurut serangannya
1) Nyeri akut: mendadak, berlangsung < 3 bulan, intensitas berat, area
dapat diidentifikasi, karakteristik ketegangan otot meningkat, dan
cemas.
2) Nyeri kronis: Berlangsung > 3 bulan, intensitas ringan hingga
berat, sumber nyeri tidak diketahui dan sulit dihilangkan, sensasi
difus (menyebar).
c. Menurut sifatnya
1) Insidentil: Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya
yaitu trauma ringan.
2) Stedy: Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu
abses.
4. Etiologi
a. Lingkungan
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Kelelahan
e. Budaya
f. Ansietas
g. Gaya koping
h. Pengalaman sebelumnya
i. Dukungan keluarga dan sosial
5. Manifestasi Klinis
a. Nyeri Akut
- Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
- Menunjukan kerusakan
- Gangguan tidur
- Muka dengan ekspresi nyeri
- Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, nafas panjang,
mengeluh)
- Posisi untuk mengurangi nyeri
- Penurunan Tanda-tanda vital
b. Nyeri Kronis
- Perubahan berat badan
- Melaporkan secara verbal dan non verbal
- Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada
diri sendiri
- Kelelahan
- Perubahan pola tidur
- Takut cedera
- Interaksi dengan orang lain menurun
6. Patofisiologi
Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yang cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory
neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai vasodilator yg kuat
hingga menjadi edema, kemerahan dan nyeri dan menstimulasi pelepasan
prostaglandins. Perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik hingga
terjadi proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listrik mengenai
nociceptor dihantarkan melalui serabut saraf A dan C dihantarkan dengan
cepat ke substantia gelatinosa di dorsal horn dari spinal cord ke otak
melalui spinothalamic tracts ke thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi
termasuk reticular formation, limbic system, dan somatosensory cortex.
Otak menginterpretasi signal, memproses informasi dr pengalaman,
pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri ke individu yang mulai
menyadari nyeri.
Saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan
neuromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins), serotonin,
norepinephrine & gamma aminobutyric acid sampai menghalangi
/menghambat transmisi nyeri & membantu menimbulkan keadaan
analgesik, & berefek menghilangkan nyeri.
7. Pathway

Faktor Presipitasi
(Agen cedera, agen cedera biologis, agen cedera kimiawi, agen
pencedera, dilatasi serviks, eksblusi fetal)

Reseptor Nyeri

Persepsi Nyeri

Nyeri

Menekan saraf
Mobilitas fisik terganggu


Nyeri di Persepsikan
Gangguan mobilitas fisik
 berhubungan dengan faktor
Nyeri Akut presipitasi

RAS Teraktivasi

REM Menurun

H.

8. Komplikasi
a. Edema pulmonal
b. Kejang
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f. Gangguan pola istirahat dan tidur
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
1) Monitor tanda-tanda vital
2) Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
3) Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
4) Kompres hangat
a. Penatalaksanaan medis
1) Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara
total. Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam
keadaan sadar.
2) Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja
di ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat
mediator inflamasi yang dihasilkan luka.
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan dengan skala nyeri
b. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di
abdomen
c. Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal
d. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik
lainnya
e. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah diotak
f. EKG
g. MRI
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian
Merupakan sebagian dari fase pertama dari proses pemberian
asuhan keperawatan, seluruh data yang di dapat di kumpulkan dengan
cara sistemis guna memastikan status kesehatan klien saat ini.
Pemeriksaan perlu di lakukan dengan cara efektif mengenai suatu aspek
biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual klien (Raharjo, 2018).
b. Identitas Pasien
Meliputi nama klien, nomor Rekam Medis, usia, gender, tingkat
sekolah, alamat, kesibukan, kepercayaan, suku bangsa, tanggal dan jam
masuk rumah sakit, nomor registrasi, serta diagnosa (Raharjo, 2018)
c. Keluhan utama
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau kelangsungan
hidup pasien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan
mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan
mempengaruhi rasa aman dan nyaman pasien.
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian dalam riwayat kesehatan sekarang yaitu perawat
menanyakan kepada klien riwayat penyakit sejak timbulnya rasa
sakit yang dikeluhkan akhirnya klien mencari bantuan.
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau
kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang ada dalam
lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan
cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman dan nyaman pasien.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan diwaktu lampau perawat mendata dan
mempertanyakan kepada klien tentang penyakit yang sudah di
alami klien pada waktu.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Pada riwayat kesehatan keluarga perawat menanyakan apakah
dari bapak, ibu dan turunan di atasnya memiliki riwayat penyakit
turunan seperti yang di derita klien.
e. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan leher
Mengkaji bentuk kepala, keadaan rambut, apakah ada
pembesaran pada leher, telinga apakah ada gangguan pendengaran,
lidahsering terasa tebal, ludah menjadi sedikit lebih kental, gusi
mudah bengkakdan berdarah, apakah ada gangguan penglihatan,
diplopia dan lensa matakeruh.
2) Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau odema bekas luka,
tingkat kelembaban kulit di sekitar ulkus jaringan yang rusak,
kemerahan padakulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3) Sistem pernapasan
Adakah sesak nafas, sputum, nyeri dada pada klien Diabetes
Mellitus.
4) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrasi, danperubahan berat badan, lingkar abdomen, obesitas.
5) Sistem urinary
Poliuri, retensi urine, inkontinensia urine, rasa sakit saat
berkemih.
6) Sistem muskuluskeletal
Perubahan tinggi badan, cepat merasa lelah, letih dan nyeri pada
lukaganggren.

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
b. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi insulin.
c. Intoleransi Aktivitas berhubungan kelemahan.
3. Perencanaan keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri


pencedera fisiologis tindakan keperawatan Observasi
ditandai dengan 3x24 jam maka nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
DS : menurun dengan kriteria durasi, frekuensi, kualitas,
1. Klien mengatakan hasil :
intensitas nyeri
nyeri pada dada 1. Keluhan nyeri
2. Identifikasi respon nyeri non
2. Klien mengatakan dari meningkat
verbal
skala nyeri yang menjadi menurun Terapeutik
dirasakan 6 2. Meringis dari 1. Berikan terapi nonfarmakologis
(sedang) meningkat untuk mengurangi rasa nyeri
DO: menjadi menurun yaitu teknik relaksasi napas
1. Klien nampak 3. Gelisah dari dalam
lemah meningkat 2. Kontrol lingkungan yang
2. Klien nampak menjadi menurun memperberat rasa nyeri
gelisah 4. Skala nyeri Edukasi
3. Klien nampak menurun 1. Jelaskan penyebab, periode, dan
meringis pemicu nyeri
4. Klien nampak 2. Jelaskan strategi meredakan
memegang nyeri
daerah yang nyeri 3. Anjurkan menggunakan
5. Tanda-tanda analgetik secara tepat
vital : 4. Ajarkan teknik nonfarmakologi
TD:122/87mmHg yaitu teknik relaksasi napas
S : 36,6 dalam
N : 80 x/m Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan tim medis
lain dalam pemberian analgetik

2. Ketidakstabilan gula Setelah dilakukan Manajemen hiperglikemia


darah b.d resistensi tindakan keperawatan I. 03115
insulin selama maka Observasi :
D.0027 ketidakstabilan gula darah
1. Identifikasi kemungkinan
DS membaik KH : L.03022 penyebab hiperglikemia
1. Pasien 1. Kestabilan kadar 2. Monitor tanda dan gejala
mengatakan badan glukosa darah hiperglikemia.
lemah dan letih membaik Terapeutik :
2. Pasien mengatkan 2. Pusing menurun 1. Berikan asupan cairan oral
sering minum 3. Rasa lelah/lesu Edukasi :
3. Pasien Sering menurun 1. Ajurkan kepatuhan terhadapdiet
buang air kecil 4. Rasa lapar Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian insulin 6 ui
±10x menurun
5. Mulut kering Edukasi program pengobatan
DO : menurun I.12441
1. Gula darah puasa 6. Rasa haus Observasi:
(284) menurun 1. Identifikasi pengobatan yang
2. Klien tampak direkomendasi
lelah Terapeutik :
3. Klien tampa 1. Berikan dukungan untuk
sering buang air menjalani program pengobatan
kecil dengan baik dan benar
4. Klien tampak Edukasi:
sering minum 1. Jelaskan mamfaat dan efek
samping pengobatan
2. Anjurkan mengosomsi obat
sesuai indikasi
3. Intoleransi Aktivitas b.d Setelah dilakukan Terapi aktivitas
imobilitas tindakan keperawatan Observasi:
D.0056 intoleransi aktivitas 1. Identifikasi defisit tingkat
DS: membaik Kriteria Hasil : aktivitas-Identifikasi kemampuan
1. klien 1. Toleransi aktivitas 2.
Ambulasi
berpartisipasi dalam aktivitas
mengatakan tertentu
3. Tingkat keletihan
aktivitas dibantu Terapeutik:
keluarga 1. Fasilitasi pasien dan keluarga
2. Klien dalam menyesuiakan lingkungan
mengatakan untuk mengakomodasi aktivitas
aktivitas tebatas yang dipilih libatkan keluarga
DO dalam aktivitas
1. Aktivitas klien Edukasi:
tampak dibantu 2. Ajarkan cara melakukan aktivitas
keluaraga yang dipilih
aktivitas tampak 3. Manajenen program latihan
terbatas Observasi:
2. saat makan klien 1. Identifikasi kemampuan pasien
nampak dibantu beraktivitas
keluarga 2. Identifikasi pengetahuan dan
pengalaman aktivitas fisik
sebelumnya
Terapeutik:
1. Motivasi untuk memulai/
melanjutkan aktivitas fisik
Edukasi:
1. Jelaskan manfaat aktivitas fisik

4. Defisit pengetahuan b.d Kriteria hasil untuk Edukasi perilaku upaya kesehatan
kurang terpapar informasi mengukur penyelesaian
D.0111 dari diagnosis setelah Observasi
DS: dilakukan asuhan 1. pengalaman sebelumnya yang
1. keperawatan selama 1x sesuai dengan topik meningkat
30 menit diharapkan
tingkat pengetahuan
2. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
pasien meningkat dengan
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan
kriteria hasil: sesuai kesepakatan
1. Perilaku sesuai 4. Berikan kesempatan untuk
anjuran bertanya
meningkat 5. Gunakan pendekatan promosi
2. Kemampuan kesehatan dengan memperhatikan
menjelaskan pengaruh dan hambatan dari
pengetahuan lingkungan, sosial serta budaya
tentang suatu 6. Jelaskan penanganan masalah
topik meningkat kesehatan
3. Kemampuan 7. Informasikan sumber yang tepat
menggambarkan yang tersedia di masyarakat
4. pengalaman 8. Anjurkan menggunakan fasilitas
sebelumnya yang kesehatan
sesuai dengan
topik meningkat

4. Implementasi
Implementasi/pelaksanaan keperawatan adalah realisasi tindakan
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kegiatan dalam
pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan,
serta menilai data yang baru (Dian Hadinata, 2022).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi mengacu kepada penilaian,
tahapan dan perbaikan. Dalam evaluasi, perawat menilai reaksi klien
terhadap intervensi yang telah diberikan dan menetapkan apa yang
menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima. Perawat
menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk
mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan atau intervensi
keperawatan. Evaluasi juga membantu perawat dalam menentukan target
dari suatu hasil yang ingin dicapai berdasarkan keputusan bersama antara
perawat dan klien. Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok
dari klien itu sendiri. Kemampuan dalam pengetahuan standar asuhan
keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan
(Dian Hadinata, 2022).

BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Biodata
1. Nama : Ny.S
2. Umur : 43 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. No.Register : 607619
5. Alamat : Btn. Palupi
6. Status : Kawin
7. Keluarga Terdekat : Suami
8. Diagnosa Medis : CAD dan Diabetes Militus Tipe 2
I. ANAMNESE
A. Keluhan utama masuk rumah sakit :
Nyeri dada
B. Keluhan utama saat pengkajian :
Nyeri dada
C. Keluhan penyerta :
Klien mengatakan cepat lelah, dan batuk sesekali
D. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengatakan nyeri dada dirasakan tiba-tiba. Klien mengatakan nyeri
seperti rasa berat di dada. Nyeri dada bertambah saat beraktivitas seperti
berjalan dan berkurang saat istirahat. Nyeri dada dirasakan tembus sampai
ke belakang. Skala nyeri 5 (nyeri sedang). Nyeri dada dirasakan sejak 2
hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dengan
durasi 5-10 detik.
E. Riwayat penyakit yang lalu :
Klien mengatakan riwayat diabetes kurang lebih 1 tahun yang lalu, tetapi
tidak minum obat rutin. Obat yang dikonsumsi metformin 3x500 mg.
riwayat haid lama.

F. Riwayat kesehatan keluarga :


Klien mengatakan tidak ada riwayat keluarga diabetes.
II. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
A. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
Pemenuhan
No Dirumah Dirumah sakit
Makan/Minum
1 Jumlah/waktu Makan 3 x sehari, satu Makan 3 x sehari, 1
porsi dihabiskan. Minum porsi dihabiskan.
2-4 gelas dalam sehari Minum 2 – 4 gelas
dalam sehari.
2 Jeni Nasi putih, sayur- Nasi, ikan, ayam,
s sayuran, ikan, ayam, tahu/tempe, sayur-
minumnya air putih. sayuran minum air
putih, Terpasang
infus RL 20
tpm/menit.
3 Pantangan Membatasi makan dan Membatasi makan
minuman yang manis dan minuman yang
manis
4 Kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
makan/minum makan/minum makan/minum
5 Usaha-usaha Tidak ada Tidak ada
mengatasi
masalah

B. POLA ELIMINASI BAB DAN BAK


Pemeliharaan
No Dirumah Dirumah sakit
eliminasi BAB/BAK
1 Jumlah/waktu BAB 2-3 x seminggu BAB 2-3x seminggu
BAK sering>5 x BAK sering >5x
sehari (malam 10x) sehari (malam 10x)
2 Warna Bening/kuning Bening/kuning
3 Bau BAB khas feses BAB :khas feses
BAK Amoniak BAK : Amoniak
4 Konsentrasi BAB padat BAB : padat
BAK cair BAK : cair
5 Masalah Sering kencing Sering kencing
eliminasi
6 Cara mengatasi Kurangi minum air Kurangi minum air
masalah putih malam putih malam

C. POLA ISTIRAHAT TIDUR

No Pemenuhan
Dirumah Dirumah sakit
istirahat tidur
1 Jumah/waktu Pagi 1 jam Pagi 1 jam
Siang 1 jam Siang 1 jam
Malam sering bangun Malam 3 jam, sering
BAK bangun BAK
2 Gangguan tidur Sering terbangun Sering terbangun
3 Upaya Matikan lampu Dengar musik
mengatasi tidur
4 Hal yang Matikan lampu Dengar musik
mempermudah
tidur
5 Hal yang Sering BAK Sering BAK
mempermudah
bangun

D. POLA KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIEN


Pemenuhan
No Dirumah Dirumah sakit
personal hygiene
1 Frekuensi 2 hari sekali 1x selama dirawat
mencuci rambut
2 Frekuensi mandi 2 x sehari 1x sehari
3 Frekuensi gosok 2 x sehari 2 x sehari
gigi
4 Keadaan klien Pendek, bersih Pendek, bersih

E. POLA KEBIASAAN
No Pola kebiasaan Dirumah Dirumah sakit
1 Merokok : ya/tidak
1. Frekuensi
Tidak pernah Tidak pernah
2. Jumlah
3. Lama pemakain
2 Minuman
keras/napsa :
1. Frekuensi Tidak pernah Tidak pernah
2. Jumlah
3. Lama pemakaian

III. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


A. Latar belakang, sosial, budaya dan spritual klien
1. Kegiatan kemasyarakatan
Klien mengatakan biasa mengikuti majelis taklim
2. Konflik sosial yang dialami klien
Klien mengatakn tidak ada konflik sosial yang dialami
3. Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya
Klien rajin menjalankan ibadahnya saat dirumah, ketika sakit klien
hanya berdoa agar diberi kesehatan dan keselamatan.
4. Teman dekat yang senantiasa membantu : keluarga klien
B. Ekonomi
1. Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat
Klien mengatakan punya kartu bpjs
2. Apakah ada masalah keuangan
Klien mengatakan tidak ada masalah
3. Bagaimana mengatasinya
Klien mengatakan ketika mendapat masalah tentang ekonomi klien
meminta bantuan pada keluarganya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksan tanda-tanda vital
TD : 143/93 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,3oC
BB : 68 kg
TB : 155 cm
B. Keadaan Umum : sedang
C. Pemeriksaan sistem pernapasan
-Inspeksi : bentuk torax nornal chest, tidak ada retraksi otot bantu
pernapasan, tidak ada cuping hidung
-Palpasi : tidak ada tekanan pada dada, tidak ada taktil fremitus kiri dan
kanan sama
-Auskultasi : tidak ada suara napas tambahan
D. Pemeriksaan sistem kadiovaskuler
-Inspeksi : ada keluhan nyeri dada, ada letus cardis
-Palpasi : pulsasi pada dinding dada teraba lemah, nadi 96 x/menit, irama
teratur dan cepat, denyut kuat, tidak ada distensi vena jugularis.
E. Pemeriksaan sistem neurologi
-Respon membuka mata (E) : 4
-Respon verbal (V) : 5
-Respon Motorik (M) : 6
Setelah dilakkan scoring maka dapat diambil kesimpulan : pasien dengan
GCS 15 (composmentis)
-Memeriksa nervus cranialis
1. Nervus I, olvaktorius (pembauan) : paien dapat mencium bau
makanan
2. Nervus II, opticus (penglihatan) : pasien dapat melihat dengan jelas.
3. Nervus III, Ocumulatorius : pasien dapat membuka dan menutup
mata
4. Nervus IV, throclearis : pasien dapat menggerakkan bola mata
kanan, kiri, atas dan bawah
5. Nervus V, triggeminus : pasien dapat mengunyah dengan normal
6. Nervus VI, abdusen : pasien dapat menggerakkan bola mata
kesamping
7. Nervus VII, facialis : pasien mampu melakukan beberapa ekspresi
seperti senyum, menggerakkan dahi.
8. Nervus VIII, Auditorius : pendengaran berfungsi baik
9. Nervus IX, glosopharingeal : dapat membedakan makanan asin dan
pedas
10. Nervus X, vagus : menelan dengan baik
11. Nervus XI, accessorius : berbicara dengan spontan dan jelas, dapat
menggerakn kepala ke kiri dan kanan
12. Nervus XII, hypoglosal : dapat mengunyah dan menelan makanan
dengan baik.
-Fungsi motorik :ukuran otot simetris, tidak ada atropi
F. Pemeriksaan sistem integumen
1. Kulit
Inspeksi : tidak ada lesi dan jaringan perut, warna kulit sawo matang
Palpasi : tekstur kulit halus, turgor kulit <3 detik, bibir nampak
lembab, tidak ada luka bekas operasi maupun ulkus
diabetik.
2. Pemeriksaan rambut
Inspeksi : penyebaran rambur merata, tidak bau, warna hitam,
kebersihan kulit kepala bersih
Palpasi : tekstur rambut halus
3. Pemeriksaan kuku
Inspeksi : warna kuku putih kemerahan bentuk melengkung,
kebersihan kuku bersih dan pendek
Palpasi : tekstur kuku sedikit kasar dan tidak terdapat pembekakan
pada kuku
G. Pemeriksaan sistem pencernaan
BB : 68 kg
TB : 155 cm
IMT : 28,8
Interprestasi : berat badan lebih
Inspeksi : tidak terdapat kelainan kongenital, bibir tidak pecah-pecah
(lembab), tidak terdapat kesulitan menelan, bentuk abdomen
datar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah epigastrium

H. Pemeriksaan sistem urogenitalia


Palpasi : tidakan ada nyeri tekan dan distensi kandung kemih
I. Pemeiksaan persepsi sensori penglihatan
Inspeksi : mata kiri dan kanan simetris, tidak nampak elissoftalmus, tidak
anemis pada konjungtiva, sklera tidak anemis
J. Pemeriksaan persepsi sensori pendengaran
Inspeksi dan palpasi : bentuk telingan kiri dan kanan seperti huruf C,
tidak terdapat nyeri tekan, penumpukan serumen
dan tidak ada pendarahan atau cairan yang keluar
dari telinga.
K. Sistem muskuloskeletal
Inspeksi : pergerakan sendi bebas
Kekuatan otot
5 5
5 5
Ektremitas : tidak ada luka dan tidak ada kelainan pada ekstremitas, tidak
ada kelainan tulang belakang, keadaan tonus baik, tangan kanan terpasang
infus RL 20 tpm/menit.
L. Sistem endokrin
Papasi : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan pembesaran
tiroid
M. Riwayat psikologis
1. Status nyeri
Skala intensitas numerik
Skala nyeri 5 (sedang)

1. Menurut Skala Intensitas Numerik


● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Menurut Agency for Health Care Policy and Research


Intensitas Nyeri Diskripsi
No
1 Pasien mengatakan tidak
□ Tidak Nyeri merasa nyeri
2 Pasien mengatakan sedikit nyeri atau
□ Nyeri ringan ringan.
Pasien nampak gelisah
3 Pasien mengatakan nyeri masih bisa
□ Nyeri sedang ditahan atau sedang
Pasien nampak gelisah
□ Nyeri sangat

V. RIWAYAT PSIKOLOGIS
A. Status nyeri : pasien mengatakan merasa nyeri pada dada
B. Status emosi : ekspresi klien sesuai dengan perasaaannya. Saat
berkomunikasi pasien yang selalu tersenyum
C. Gaya komunikasi : pola komunikasi klien spontan, tidak ada penolakan
saat berkomunikasi. Komunikasi jelas menggunakan bahasa indonesia
D. Pola interaksi : pasien selalu merespon kepada siapa saja dan orang yang
dekat dan dipercaya pasien, suami dan keluarga, klien sangat aktif dan
berinteraksi.
E. Pola pertahanan: mekanisme koping klien dalam mengatasi masalahnya,
klien mengatakan membicarakan dengan suaminya dan kakak klien.
F. Dampak dirawat dirumah sakit: tidak ada perubahan fisik dan psikologis
selama dirawat di rumah sakit.
G. Pemeriksaan status mental dan spritual
1. Kondisi emosi/perasaan pasien : klien tampak gembira ekspresi wajah
tenang, meringis saat nyeri
2. Kebutuhan spiritual pasien :
Klien mengatakan dapat beribadah (sholat 5 waktu) dan tidak ada
masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual klien.
3. Tingkat kecemasan pasien :
Klien mengatakan tidak cemas dengan kondisi penyakitnya, Jika masih
ada obatnya.
VI. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(tanggal : 02/10/2023)
Darah lengkap Hasil Nilai rujukan
WBC 7,1 4,8-10,8
RBC 2,8 4,7-6,1
HGB 8,2 14-18
HCT 23,9 42-52
PLT 355 150-450
- Kimia darah
Tgl 02-10-2023: GDS = 404 mg/dl (N: 60-199)
Tgl 03-10-2023: GDP = 393 mg/dl (N: 80-125)
GD2PP = 279 mg/dl (N: 80-199)
HbA1c = 16.0 (N: <6,5%)
Ureum = 18 mg/dl (N: 15-43)
Creatinin 0,49 mg/dl (N: 0,60-1,20)

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. EKG terlampir
B. Foto rontgen : tidak ada tampak kelainan radiologik pada foto thorax

VIII. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN


No Nama Obat Dosis Fungsi/Efek Obat
1 Ranitidin 1 amp/12 jam/iv mengatasi masalah perut
2 Insulin sansulin 1x12 unit/IM mengobati diabetes melitus (DM)
3 Insulin novorapid 3x10 unit/IM menurunkan gula darah
4 Meloxicam 1x15 mg obat anti nyeri
5 Metformin 3x500 mg obat untuk diabetes
6 Ntirokaf 2x2,5 mg obat untuk nyeri dada
7 Clopidogrel 1x75 mg obat pengencer darah
8 Candesartan 1x8 mg obat hipertensi

A. PENGUMPULAN DATA
1. Klien mengatakan nyeri dada tembus belakang
2. Klien mengatakan cepat lelah saat berjalan
3. Klien mengatakan batuk sesekali
4. Klien mengatakan sering BAK pada malam hari
5. Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari
6. Klien mengatakan mulut kering dan sering haus
7. BAK malam hari kurang lebih 10 kali
8. Skala nyeri 5
9. Hasil lab :
GDS = 404
GDP = 393
GD2PP = 279
HbA1c = 16.0
10. TTV : TD : 143/93 mmHg
N : 96 x/menit
S : 36.3oC
R : 20 x/menit
Spo2 : 97%
11. Poliuria
12. Polidipsi
13. Kesadaran compos mentis GCS 15
B. KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif

a. Klien mengatakan nyeri dada a. Skala nyeri 5


tembus belakang b. Hasil lab :
b. Klien mengatakan cepat lelah GDS = 404
saat berjalan GDP = 393
c. Klien mengatakan batuk GD2PP = 279
sesekali HbA1c = 16.0
d. Klien mengatakan sering BAK c. TTV : TD : 143/93 mmHg
pada malam hari ±10 kali N : 96 x/menit
e. Klien mengatakan sering S : 36.3oC
terbangun pada malam hari R : 20 x/menit
f. Klien mengatakan mulut Spo2 : 97%
kering dan sering haus d. Poliuria
e. Polidipsi
f. Kesadaran compos mentis GCS 15

C. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS: DM tipe 2 Nyeri akut
a. Klien mengatakan
nyeri dada tembus Hiperglikemia
belakang Glukosa dalam darah
b. Klien mengatakan meningkat
batuk sesekali
osmolaritas
DO:
a. Keadaan umum suplai oksigen ke
sedang jantung lambat
b. TD : 143/93 aliran darah ke
N : 96 x/menit jantung lambat
SB : 36,3 c
R : 20 x/menit nyeri akut
Spo2 : 97%
c. Skala nyeri 5
2 d. Nampak meringis DM tipe 2 sejak 1 Ketidakstabilan kadar
tahun yang lalu glukosa darah

DS: Ketidakpatuhan
a. Klien mengatakan mengkomsumsi obat
metformin
cepat lelah saat
berjalan pola makan tidak
b. Klien mengatakan teratur
mulut kering dan
sering haus obesitas 1
DO:
hiperglikemia
a. GDS = 404 mg/dl
b. GDP = 393 mg/dl glukosa tidak dapat
c. GD2PP = 279 mg/dl masuk ke dalam sel
d. HbA1c = 16.0
e. Polidipsi GDS 404 mg/dl
meningkat
f. poliuria
Ketidakstabilan
glukosa darah

Frekuensi sering Gangguan pola tidur


3. kencing

Terbangun pada
malam hari

Sulit untuk memulai


DS:
tidur
a. Klien mengatakan
sering kencing pada Insomnia
malam hari ±10 kali
b. Klien mengatakan Gangguan pola tidur
sering terbangun pada
malam hari

DO:
a.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan hiperglikemia
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan poliuria
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Kriteria hasil Rencana keperawatan Rasional


1 Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I. 08238) 1. untuk mengetahui
berhubungan dengan agen keperawatan selama 3x24 jam Observasi lokasi. Karakteristik,
pencedera fisiologis diharapkan masalah nyeri akut1. identifikasi lokasi, karakteristik,
menurun teratasi dengan kriteria
durasi, frekuensi,
DS :
durasi, frekuensi, kualitas dan kualitas dan intensitas
hasil:
- Klien mengatakan nyeri intensitas nyeri nyeri
a. Keluhan nyeri menurun
dada tembus belakang 2. identifikasi skala nyeri 2. untuk mengetahui
b. Meringis menurun
- Klien mengatakan batuk 3. identifikasi faktor yang tingkat cedra yang
sesekali c. Sikap protektif menurun
memperberat dan meringankan dirasakan
d. Kesulitan tidur menurun
nyeri 3. dapat mengurangi
teraupetik
DO: faktor-faktor yang dapat
4. berikan teknik nonfarmakologi
- Keadaan umum memperparah nyeri yang
untuk mengurani nyeri
sedang dirasakan oleh klien
5. fasilitasi istirahat tidur
- TD : 143/93 edukasi
4. untuk mengetahui
N : 96 x/menit 6. anjurkan memonitor nyeri secara kondisi dan
SB : 36,3 c mandiri mempermudah
R : 20 x/menit 7. anjurkan menggunakan analgesik perbaikan kesehatan
Spo2 : 97% secara tepat selama perawatan
- Skala nyeri 5 8. ajarkan teknik nonfarmakologi 5. agar nyeri yang
- Nampak meringis untuk mengurangi rasa nyeri dirasakan oleh klien
- kolaborasi tidak menjadi lebih
9. kolaborasi pemberian analgesik buruk
6. nyeri yang dirasakan
oleh klien dapat
disampaikan ke perawat
utnuk mendapatkan
penanganan segera
7. klien secara mandiri
dapat mengatasi nyeri
8. klien dapat
menghilangkan nyeri
dengan menggunakan
obat analgesik yang
sesuai
9. agar rasa nyeri yang
dirasakan klien dapat
dihilangkan atau
dikurangi

2 Ketidakstabilan gula darah Setelah dilakukan tindakan Manajemen hiperglikemia 1. untuk meminimalisir
(D.0038) berhubungan keperawatan selama 3x24 jam observasi penyebab dari
dengan hiperglikemia diharapkan masalah 1. identifikasi kemungkinan
ketidakstabilan kadar gula darah
hiperglikemia
penyebab hiperglikemia 2. agar kadar glukosa darah
DS: membaik dengan kriteria hasil:
- Klien mengatakan cepat
2. monitor kadar glukosa darah dapat terkontrol
1. kadar glukosa darah
lelah saat berjalan 3. monitor tanda dan gejala 3. agar dapat mengetahui
membaik
- Klien mengatakan mulut hiperglikemia (poliuria, polidipsi, tanda dan gejala yang
2. lelah/lesu menurun
kering dan sering haus poliphagia), kelemahan dan muncul pada
3. rasa haus menurun
malaise hiperglikemia
teraupetik
4. menambah intake cairan
4. berikan asupan cairan oral
dalam tubuh
DO: 5. konsultasi medis jika tanda dan
- GDS = 404 mg/dl 5. membantu tindakan
gejala hiperglikemia tetap ada atau
- GDP = 393 mg/dl apabila tanda dan gejala
memburuk
- GD2PP = 279 mg/dl
edukasi
hiperglikemia tetap ada
- HbA1c = 16.0 atau memburuk
- poliuria 6. anjurkan memonitor kadar gula
- podipsi darah secara mandiri 6. agar pasien dapat
7. anjurkan kepatuhan terhadap diet mengidentifikasi kadar
dan olahraga glukosa dalam darah
kolaborasi 7. membantu agar pasien
8. kolaborasi pemberian insulin patuh pada diet dan
olahraga
8. untuk menurunkan atau
menstabilkan gula darah
3 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan manajemen 1. Untuk mengumpulkan
(D.0055) berhubungan asuhan keperawatan selama 3x24 observasi data yang mendukung
dengan poliuria jam diharapkan gangguna pola 1. identifikasi faktor pengganggu
tidur teratasi dengan kriteria
dalam pemenuhan
tidur kebutuhan klien
DS: hasil:
- Klien mengatakan sering
2. identifikasi makanan dan 2. Untuk mengetahui
1. keluhan sulit tidur
kencing pada malam hari minuman yang mengganggu tidur pengaruhnya terhadap
2. keluhan sering terjaga teraupetik
±10 kali pola tidur
- Klien mengatakan sering
3. keluhan pola tidur 3. modifikasi lingkungan
berubah 3. Untuk memberikan rasa
terbangun pada malam (pencahayaan dan kebisingan)
hari 4. keluhan istirahat tidur nyaman terhadap klien
4. batasi waktu tidur siang
tidak cukup 4. Agar klien mampu
5. fasilitasi menghilangkan stres
DS: beristirahat yang cukup
- sebelum tidur
edukasi
5. Agar pasien merasa
6. jelaskan pentingnya tidur cukup nyaman dan tenang
selama tidur 6. Agar pasien mengetahui
7. anjurkan menghindari tentang pentingnya
makanan/minuman yang istirahat yang cukup
mengganggu tidur 7. Untuk menghindari
8. anjurkan faktor-faktor yang terjadinya gangguan
berkontribusi terhadap gangguan kualitas tidur
pola tidur 8. Untuk memberikan
kolaborasi pemahaman yang baik
9. kolaborasi pemberian obat tidur. kepada pasien terkait
pola tidur
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/jam No Dx Tindakan keperawatan Hasil keperawatan
Selasa,03/10/2023 1. 1. Mengidentifikasi nyeri, lokasi, karakteristik, 1. Nyeri dada tembus belakang,
Jam 08.00 durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri nyeri hilang timbul dengan durasi
2. Mengidentifikasi skala nyeri 2-5 detik, frekuensi 3-4 kali, nyeri
Jam 08.10 3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan dirasa berat di dada 5-10 detik
Jam 09.00 meringankan nyeri 2. Skala nyeri 5
4. Memberikan teknik nonfarmakologi untuk 3. Klien mengatakan masih nyeri
mengurangi rasa nyeri jika berkativitas seperti jalan ke
Jam 10.00
5. Menganjurkan menggunakan analgesik secara kamar mandi dan berkurang saat
tepat istirahat
6. berkolaborasi pemberian terapi 4. Caranya bernapas dengan hidung
dan mengeluarkannya melalui
Jam 12.00 mulut secara perlahan-lahan dan
dilakukan secara berulang
5. meloxicam 15 mg 1x1.

6. melayani obat oral: meloxicam 15


mg.
Jam 10.00 2. 1. memonitor kadar glukosa darah 1. hasil lab :
2. memberikan asupan cairan oral GDS = 404 mg/dl
Jam 11.00 GDP = 393 mg/dl
3. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
GD2PP = 279 mg/dl
insulin
HbA1c = 16.0
Jam 12.00
2. minum 1000-1500 ml/hari
3. melayani injeksi novorapid 10
unit/sc dan metformin 500 mg
Jam 08.00 3. 1. mengidentifikasi faktor pengganggu tidur 1. sering BAK pada malam hari
Jam 09.00 2. memodifikasi lingkungan pencahayaan dan 2. matikan lampu saat ingin tidur
Jam 12.00
kebisingan dan membatasi pengunjung
3. menganjurkan menghindari makanan atau 3. mengurangi minum pada malam
minuman yang mengganggu tidur hari
Rabu,4/10/2023 1. 1. Mengidentifikasi nyeri, lokasi, karakteristik, 1. Nyeri dada tembus belakang,
Jam 08 : 00 durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri nyeri hilang timbul dengan durasi
2. Mengidentifikasi skala nyeri 1-3 detik, frekuensi 1-2 kali, nyeri
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan dirasa berat di dada berkurang 2-3
Jam 80.00 meringankan nyeri detik
jam 09.00 4. Mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk 2. Skala nyeri 3
mengurangi rasa nyeri 3. Klien mengatakan masih nyeri
5. melayani terapi jika beraktivitas seperti jalan ke
jam 10.00 kamar mandi dan berkurang saat
istirahat
jam 12.00 4. Klien dapat melakukan teknik
napas dalam secara mandiri
5. melayani obat oral: meloxicam 15
mg.
Jam 08.00 2. 1. mengidentifikasi kemungkinan penyebab 1. klien mengatakan makan yang
hiperglikemia tidak terkontrol dan selalu merasa
Jam 09.00
2. memonitor kadar glukosa darah haus
Jam 10.00 3. menganjurkan klien untuk memonitor kadar 2. GDS = 240 mg/dl
glukosa darah secara mandiri 3. Klien mengatakan setelah pulang
4. melayani terapi dari rumah sakit akan membeli
Jam 12.00 alat cek gula darah
4. melayani injeksi novorapid 10
unit/sc dan metformin 500 mg
Jam 09.00 3. 1. mengidentifikasi faktor pengganggu tidur 1. sering BAK pada malam hari
2. memodifikasi lingkungan pencahayaan dan 2. matikan lampu saat ingin tidur
kebisingan dan membatasi pengunjung
Jam 12.00 3. menganjurkan menghindari makanan atau 3. mengurangi minum pada malam
minuman yang mengganggu tidur hari dan infus ter-aff
Kamis,05/10/2023 1. 1. Mengidentifikasi nyeri, lokasi, karakteristik, 1. klien mengatakan nyeri dada
Jam 08.00 durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri berkurang dengan frekuensi 1 kali
Jam 08.30
2. Mengidentifikasi skala nyeri durasi 2 detik
Jam 12.00 3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan 2. skaal nyeri 1
meringankan nyeri 3. klien mengatakan nyeri berkurang
4. melayani terapi saat beraktivitas
4. melayani obat oral: meloxicam 15
mg.
2 1. Memonitor kadar glukosa darah 1. GDS = 240 mg/dl
2. Melayani Terapi 2. melayani injeksi novorapid 10 unit/sc dan
metformin 500 mg
3 1. mengidentifikasi faktor pengganggu tidur 1. sering BAK pada malam hari
2. memodifikasi lingkungan pencahayaan dan 2. matikan lampu saat ingin tidur dan
kebisingan membatasi pengunjung

G. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi
Selasa 03/10/2023 1. S: klien mengatakan masih nyeri dada tembus belakang
Jam 14.00 Klien mengatakan batuk berkurang
O: -keadaan umum sedang
-TD: 139/78
N: 89 x/menit
S: 36,2 c
R: 20 x/menit
Spo2: 98%
-skala nyeri 4
-ekpresi wajah meringis
A: Masalah nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Jam 14.00 2. S: klien mengatakan masih cepat lelah saat berjalan atau beraktivitas
Klien mengatakan mulut kering
Klien mengatakan sering merasa haus
O: -GDP = 393 mg/dl
-GD2PP = 279 mg/dl
-HbA1c = 16.0 mg/dl
A: Masalah ketidakstabilan gula darah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Jam 14.00 3. S: klien mengatakan frekuensi kencing pada malam hari mulai berkurang 4-5 kali
Klien mengatakan masih terbangun malam hari untuk kencing
O: -klien masih nampak menguap
-keadaan umum sedang
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Rabu, 04/10/2023 1. S: klien mengatakan masih nyeri dada tembus belakang sudah berkurang
Jam 14.00 O: -Keadaan umum sedang
-TD: 124/80 mmHg
N: 78 x/menit
S: 36,2 C
R:20 x/menit
Spo2: 98%
-skala nyeri 2
-ekspresi wajah tenang
A: masalah nyeri akut sebagian teratasi
P: lanjut intervensi

Jam 14.00 2. S: klien mengatakan cepat lelah saat berjalan atau berkativitas berkurang
Klien mengatakan mulut sudah tidak kering
Klien mengatakan sudah tidak mudah haus
O: Keadaan umum sedang
GDS = 240 mg/dl
A: Masalah ketidakstabilan glukosa darah sebagian teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Jam 14.00 3. S: klien mengatakan frekuensi kencing pada malam hari berkurang 1-2 kali
Klien mengatakan bangun nanti subuh untuk kencing

O: keadaan umum baik


Tidak terpasang infus
Nampak segar
A: Masalah gangguan pola tidur teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Kamis 05/10/2023
S : klien mengatakan masih nyeri dada tembus belakang sudah berkurang
Jam 14:00 1 O: -Keadaan umum sedang
-TD: 124/80 mmHg
N: 78 x/menit
S: 36,2 C
R:20 x/menit
Spo2: 98%
-skala nyeri 2
-ekspresi wajah tenang
A: masalah nyeri akut sebagian teratasi
P : lanjut intervensi

Jam 14:00 2 S : klien mengatakan cepat lelah saat berjalan atau berkativitas
O: Keadaan umum sedang
GDS = 240 mg/dl
A: Masalah ketidakstabilan glukosa darah sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Jam 14:00 3 S : Klien mengatakan masih terbangun malam hari untuk kencing
O: -klien masih nampak menguap
-keadaan umum sedang
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin Mochamad, (2017). Patofisiologi nyeri (Pain). Jurnal ilmu kesehatan


dan kedokteran keluarga. Vol 13. No 1
Edward M, Maged S, Mikhail, Michael J. 2014. Clinical Anestesiology 803-807.
aLange medical book.
Hadinata, (2022). Metodologi Keperawatan. Penerbit widina Bandung, cetakan
pertama juli. 2022
Medscape. 2014. Perioperative management of the diabetic patient.
http://emedecine.medscape.com/article/284451-overview#a1
PPNI. 2016. “Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1”.Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat.
Suyono. 2015. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
World Health Organization. 2016. Global report in diabetes. World Health
Organization. (online) (https://www.who.int/iris/handle/10665/204871)
diakses pada tanggal 24 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai