Anda di halaman 1dari 45

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
Jl. Situresmi No. 24 Desa Sukasari Kidul Kec. Argapura Kabupaten Majalengka
KodePos 45462 Telp (0233) 8291530 Email : puskesmasargapura@ymail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA

NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TENTANG
PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN KEFARMASIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pusat kesehatan masyarakat


yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan
berkesinambungan dengan memperhatikan keselamatan
pasien dan masyarakat, dibutuhkan pengaturan
organisasi dan tata hubungan kerja pusat kesehatan
masyarakat;
b. bahwa pengaturan pusat kesehatan masyarakat perlu
disesuaikan dengan kebijakan pemerintah untuk
memperkuat fungsi pusat kesehatan masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama di wilayah kerjanya;
c. bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a dan b
tersebut diatas, perlu menetapkan Keputusan Kepala
UPTD Puskesmas Argapura tentang Penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Laboratorium dan
Kefarmasian di UPTD Puskesmas Argapura;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan;
4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Kebidanan;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun
2017 Tentang Kebijakan Strategis Pangan Dan Gizi;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun
2021 Tentang Pencantuman Dan Pemanfaatan Nomor
Induk Kependudukan Dan Atau Nomor Pokok Wajib Pajak
Dalam Pelayanan Publik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
37 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pusat Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangan, Dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2014 Tentang Upaya Perbaikan Gizi;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
25 tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan
Laboratorium Untuk Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Jaringan
Pelayanannya;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Kanker
Payudara Dan Kanker Leher Rahim;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
42 Tahun 2015 tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Ahli Teknologi Laboratorium Medik;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2016 Tentang Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
Di Puskesmas;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
52 Tahun 2017 Tentang Eliminasi Penularan Human
Imunodeficiency Virus, Sifilis, Dan Hepatitis B Dari Ibu
Ke Anak;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
47 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
26 tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Limbah Medis
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah;
25. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
21 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak;
26. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas;
27. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
Dan Pelayanan Kesehatan Seksual;
28. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis;
29. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
34 th 2022 Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
30. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan;
31. Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.02.02/Menkes/62/2015 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Gigi;
32. Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.01.07/Menkes/755/2019 Tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis;
33. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor HK.01.07/Menkes/312/2020 tentang Standar
Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan;
34. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor HK.01.07/Menkes/320/2020 tentang Standar
Profesi Bidan;
35. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor HK.01.07/Menkes/425/2020 tentang Standar
Profesi Perawat;
36. Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.01.07/Menkes/6485/2021 Tentang Formularium
Nasional;
37. Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.01.07/Menkes/1970/2022 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/6485/2021 Tentang Formularium
Nasional;
38. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama;
39. Keputusan Menteri Kesehatan no
HK.01.07/Menkes/1936/2022 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kesehatan no
HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama;
40. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 24
Tahun 2021 Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat,
Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor
Farmasi Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian;
41. Peraturan Wali Kota Bogor nomor 19 Tahun 2021 tentang
Tarif Layanan Badan Layanan Umum Daerah Unit
Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat
dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Laboratorium
Kesehatan Daerah di Kota Bogor;

MEMUTUSKA
N
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN KEFARMASIAN
KESATU : Pelayanan klinis, laboratorium dan kefarmasian di UPTD
Puskesmas Argapura (terlampir);
KEDUA : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya
keputusan ini dibebankan kepada anggaran UPTD Puskesmas
Argapura;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan dikemudian hari akan ditinjau kembali
untuk dilakukan penyesuaian sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Majalengka
pada tanggal 02 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA

DEDE R MUNAWAROH
LAMPIRAN I
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN

PENYELENGGARAAN PELAYANAN KLINIS

A. ALUR PELAYANAN

Pasien Datang

Penapisan

Tidak Gawat Darurat Terduga TB/ Pasien TB Gawat Darurat

Pendaftaran Poli TB (DOTS) Triase

Pengkajian Awal Ruang Gawat Darurat

Poli/Unit layanan Laboratorium

Apotek

Pasien Pulang

Rujuk
B. PENAPISAN
Penapisan adalah suatu proses untuk pemisahan pasien sesuai kategori
yang ada. Petugas penapisan pasien memisahkan pasien menjadi 3
kategori yaitu :
1. Pasien dengan kegawatdaruratan adalah pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera;
Pasien datang dengan kegawatdaruratan diidentifikasi dengan
kategori Merah/Oranye/Kuning/Hijau
Merah Oranye Kuning Hijau
Tanda ● Tidak ● Nyeri ● Tampak pucat Kondisi
dan sadarkan diri Hebat ● Lemas Stabil
Gejala atau pingsan ● Nyeri ● Sempoyongan
● Tidak bernafas Dada ● Limbung
atau kesulitan
bernafas
● Nadi tidak
teraba atau
henti jantung
● Kejang
berulang atau
kejang
lama
Untuk kategori Merah, Oranye dan Kuning, penanganan dilakukan
di Ruang Gawat Darurat sedangkan kategori Hijau mengikuti
alur pelayanan seperti biasa.

2. Pasien terduga TB yaitu pasien yang datang dengan keluhan


batuk-batuk lebih dari 2 minggu
3. Pasien tanpa kegawatdaruratan;
4. Pasien dengan risiko jatuh;
Pasien dengan risiko jatuh dapat dilihat dari :
- Usia pasien (anak-anak dan lanjut usia);
- Pasien yang menggunakan alat bantu seperti tongkat, kursi
roda, kruk;
- Pasien dengan memakai penutup mata (1 mata tertutup);
- Pasien yang dalam kondisi tremor/sempoyongan/limbung;

Untuk pasien dengan risiko jatuh, maka akan petugas akan


menanyakan 3 pertanyaan :
a. Apakah pernah jatuh dalam 6 bulan terakhir;
b. Apakah menggunakan obat yang mengganggu
keseimbangan;
c. Apakah jika berdiri dan/atau berjalan membutuhkan
bantuan orang lain;

C. PENDAFTARAN PASIEN
Pendaftaran pasien merupakan proses pencatatan identitas pasien
untuk mendapatkan pelayanan di UPTD Puskesmas Argapura.
1. Alur Pendaftaran UPTD Puskesmas Argapura

PASIEN MENGAMBIL NOMOR


ANTRIAN

PETUGAS MEMANGGIL PASIEN

PETUGAS MENGIDENTIFIKASI
PASIEN

PETUGAS MENCATAT IDENTITAS


PASIEN KE REGISTER DAN REKAM
MEDIS

PETUGAS PENYERAHAN KARTU


BEROBAT

PETUGAS PENYERAHAN REKAM


MEDIS KE POLI TUJUAN

PASIEN DIPERSILAHKAN MENUJU POLI


TUJUAN

2. Pendaftaran pasien harus memperhatikan :


● Keselamatan pasien
● Ketepatan dalam mengidentifikasi identitas pasien
● Menggunakan prosedur yang jelas
● Dilakukan oleh petugas yang kompeten

3. Sumber daya tenaga pendaftaran UPTD Puskesmas Argapura


terdiri dari 3 orang tenaga administrasi.

4. Kegiatan pendaftaran meliputi :


● Pelayanan informasi Puskesmas
● Pelayanan pendaftaran pasien
● Pelayanan transaksi pembayaran atas tarif/tindakan di
Puskesmas
● Pelayanan mencetak rujukan
D. TARIF LAYANAN
Tarif layanan adalah imbalan atas barang/atau jasa yang diberikan
pemberi layanan, dapat bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian
dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang/jasa atas
layanan yang disediakan UPTD Puskesmas Argapura.
E. JENIS PELAYANAN
Jenis – jenis pelayanan UKP, laboratorium dan kefarmasian meliputi :
1. Pelayanan Pemeriksaan Umum;
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut;
3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana
(KB)
- Periksa hamil / Ante Natal Care (ANC);
- Kontrapsi suntik/Pil;
- Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD),
- Kontrasepsi Implant;
- Imunisasi bayi;
- Pelayanan Kesehatan Calon Pengantin(CATIN);
- Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan
Infeksi Menular Seksual (IMS);
- Ultrasonografi (USG) terbatas.
4. Pelayanan Tuberkulosis (TB/DOTS) dan Kusta;
5. Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Manajemen Terpadu
Bayi Muda
6. Pelayanan Penyakit Tidak Menular (PTM) / Program
Penyakit Kronis (Prolanis);
7. Pelayanan Konseling;
- Kesehatan lingkungan/sanitasi;
- Perilaku hidup bersih dan sehat;
- Upaya berhenti merokok;
- Gizi klinis;
- Kesehatan jiwa.
8. Pelayanan Laboratorium;
9. Pelayanan Kefarmasian;
10. Pelayanan Gawat Darurat;
11. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar;

F. PERSETUJUAN UMUM (GENERAL CONSENT)


Persetujuan umum (General Consent) adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarga setelah mendapat penjelasan secara
lengkap mengenai pelayanan kesehatan yang akan dilakukan terhadap
pasien terkait dengan proses pemeriksaan, perawatan dan pengobatan.
Kepala UPTD Puskesmas Argapura

Hj. Dede R Munawaroh.,S.KM, M.MKes


NIP. 19741101 199803 2 006
LAMPIRAN II
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN

PENGKAJIAN, RENCANA ASUHAN, DAN PEMBERIAN


ASUHAN

A. KAJIAN AWAL KLINIS


Pengkajian awal klinis adalah proses kajian kepada pasien yang meliputi
anamnesa, pemeriksaan kondisi fisik meliputi biopsikososiospiritual
pasien.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
Rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam
merawat dirinya. Praktek keperawatan dilaksanakan sesuai dengan kode
etik, standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur operasional
yang berlaku. Dalam melakukan tugasnya perawat berwenang:
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik;
b. Menetapkan diagnosis keperawatan;
c. Merencanakan tindakan keperawatan;
d. Melaksanakan tindakan keperawatan;
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan;
f. Melakukan rujukan;
g. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi;
h. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan
dokter;
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai
dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.

C. ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada
proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu
dan kiat kebidanan. Praktik kebidanan adalah kegiatan pemberian
pelayanan yang dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.
Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu;
b. Pelayanan kesehatan anak;
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana;
d. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
e. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
D. PELAYANAN MEDIS
Pelayanan medis adalah pelayanan kesehatan perorangan dengan lingkup
pelayanan berupa segala tindakan atau perilaku yang diberikan kepada
pasien dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan
medis dilaksanakan sesuai kompetensi petugas, berdasarkan panduan
praktik klinis yang berlaku.

E. PENYUSUNAN RENCANA ASUHAN KLINIS


Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam
bentuk diagnosis dan asuhan yang akan diberikan, dengan
memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual, serta
memperhatikan nilai budaya yang dimiliki oleh pasien, juga mencakup
komunikasi, informasi, dan edukasi pada pasien dan keluarganya.
Perubahan rencana asuhan ditentukan berdasarkan hasil kajian lanjut
sesuai dengan perubahan kebutuhan pasien.

F. PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)


Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang ada dilakukan
terhadap pasien. Informed Consent digunakan pada
tindakan yang mengandung resiko tinggi yaitu tindakan medis yang
berdasarkan tingkat probabilitas tertentu, dapat mengakibatkan kematian
atau kecacatan.

Kepala UPTD Puskesmas Argapura

Hj. Dede R Munawaroh.,S.KM, M.MKes


NIP. 19741101 199803 2 006
LAMPIRAN III
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Pelayanan kegawatdaruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh


pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan
pencegahan kecacatan.

A. Alur Pelayanan Gawat Darurat


B. Pelayanan kegawatdaruratan yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas
Argapura meliputi :

1. Triase;
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasarkan beratnya
cedera atau penyakit untuk menentukan jenis penanganan/intervensi
kegawatdaruratan.
Prinsip triase adalah pemberlakuan sistem prioritas dengan
penentuan/penyeleksian pasien yang harus didahulukan untuk
mendapatkan penanganan.
Dalam triase pasien dikategorikan berdasarkan prioritas ABCDE
(Airway, Breathing, Circulation, Disability, Environment) menjadi:
- Kategori merah: prioritas pertama (P1), pasien cedera berat
mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila
ditolong segera;
- Kategori kuning: prioritas kedua (P2), pasien memerlukan
tindakan definitif, tidak ada ancaman jiwa segera;
- Kategori hijau: prioritas ketiga (P3), pasien dengan cedera
minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari
pertolongan;
- Kategori hitam (P4) merupakan pasien meninggal atau cedera fatal
yang jelas dan tidak mungkin diresusitasi.
2. Resusitasi dan stabilisasi;
- Tindakan resusitasi segera diberikan kepada pasien dengan
kategori merah setelah mengevaluasi potensi jalan nafas (airway),
status pernafasan (breathing) dan sirkulasi ke jaringan
(circulation) serta status mental pasien yang diukur Glasgow
Coma Scale (GCS).
- Batasan waktu (respon time) untuk mengkaji keadaan dan
memberikan intervensi secepatnya untuk pasien yang
membutuhkan pelayanan resusitasi adalah segera. Apabila
kondisi pasien memerlukan tindakan definitif segera namun
pada Puskesmas tidak tersedia tenaga yang berkompeten
ataupun fasilitas yang memadai, maka harus dilakukan rujukan
segera sesuai prosedur tanpa melakukan survei sekunder;
3. Survei sekunder;
- Melakukan anamnesa (alloanamnesa/autoanamnesa) untuk
mendapatkan informasi mengenai apa yang dialami pasien pada
saat kejadian, mekanisme cidera, terpapar zat-zat berbahaya,
riwayat penyakit terdahulu dan riwayat obat yang dikonsumsi;
- Pemeriksaan fisik secara menyeluruh (head to toe), neurologis,
dan status mental dengan menggunakan Glasgow Coma Scale
(GCS).

4. Tatalaksana definitif;
Adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permasalahan setiap pasien. Penentuan tindakan
yang diambil berdasarkan atas hasil kesimpulan dari anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Yang berwenang
melakukan tata laksana defintif adalah Dokter/Dokter Gigi yang
terlatih.

5. Rujukan.
Rujukan adalah memindahkan pasien ke tingkat fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi ataupun ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang memiliki sarana dan prasarana medis serta tenaga
ahli yang dibutuhkan untuk memberikan terapi definitif kepada
pasien.
Sebelum pasien dirujuk, terlebih dahulu dilakukan koordinasi
dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang dituju mengenai kondisi
pasien, serta tindakan medis yang diperlukan oleh pasien.
Fasilitas pelayanan kesehatan pengirim harus mendapat kepastian
bahwa fasilitas pelayanan kesehatan yang dituju siap menerima dan
melayani pasien yang dirujuk. Proses pengiriman pasien dilakukan
bila kondisi pasien stabil, menggunakan ambulans yang dilengkapi
dengan penunjang resusitasi beserta tenaga kesehatan terlatih untuk
melakukan tindakan resusitasi.

C. Daftar kasus kegawatdaruratan yang dapat ditangani di UPTD Puskesmas


Argapura adalah sebagai berikut :
1. Vulnus ( Exchoriasi, Laceratum, Puctum).
2. Luka bakar grade I dan II.
3. Trauma kepala ringan
4. Korpus alienum tanpa komlikasi
5. Sinkop.
6. Gigitan ular, anjing, monyet
7. Kejang demam
8. Dehidrasi ringan
9. Syok hipovolemik
10. Gangguan jiwa: gaduh gelisah, tindakan membahayakan diri sendiri/orang lain
11. Persalinan
12. Pre eklamsia dan eklamsia (penanganan awal )
13. Atonia uteri tanpa komplikasi
14. Persalinan sungsang (bokong murni)
15. Retensi plasenta tanpa komplikasi
16. Ketuban pecah dini
17. Robekan jalan lahir grade 1-2

Kepala UPTD Puskesmas Argapura

Hj. Dede R Munawaroh.,S.KM, M.MKes


NIP. 19741101 199803 2 006
LAMPIRAN IV
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN

PELAYANAN ANESTESI LOKAL DAN TINDAKAN

A. Jenis anestesi lokal yang digunakan


- Lidocaine 2%;
- Chloretyl spray.

B. Teknik anestesi lokal


- Anestesi spray;
- Anestesi infiltrasi;
- Anestesi blok.

C. Tindakan yang dilakukan dengan anestesi lokal


- Tindakan bedah minor;
- Pencabutan gigi tetap;
- Pencabutan gigi susu;
- Tindakan penjahitan luka;
- Tindakan ekstraksi kuku;
- Tindakan insisi;
- Tindakan pemasangan implant;
- Tindakan ekstirpasi.

D. Pemantauan status fisiologi pasien selama pemberian anestesi lokal


Pemantauan status fisiologi pasien selama pra anestesi, pemberian
anestesi dan pasca anestesi lokal dilakukan oleh pemberi layanan
(dokter/dokter gigi/perawat/bidan) yang meliputi:
1. Keadaan umum;
2. Kesadaran;
3. Tanda-tanda vital pasien (tekanan darah, nadi, jumlah pernafasan
per menit, suhu);
4. Dilakukan verifikasi sebelum tindakan;
5. Dilakukan time out segera sebelum prosedur dimulai

E. Petugas yang berwenang melakukan tindakan medis adalah :


- Dokter umum
- Dokter gigi
- Perawat
- Bidan

Kepala UPTD Puskesmas Argapura

Hj. Dede R Munawaroh.,S.KM, M.MKes


NIP. 19741101 199803 2 006
LAMPIRAN V
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN

PELAYANAN GIZI

Upaya perbaikan gizi ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan


dan masyarakat yang dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam
kandungan sampai lanjut usia, dengan prioritas pada kelompok rawan, yaitu
bayi dan balita, remaja perempuan, ibu hamil dan ibu menyusui.

Upaya pelayanan gizi perseorangan lebih bersifat layanan individu mencakup


upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Pelayanan gizi di UPTD Puskesmas Argapura meliputi :


a. Asuhan gizi pada masalah pemantauan pertumbuhan, status gizi dan
penyakit;
● Asuhan gizi pada balita gizi kurang dan gizi buruk, kurus
dan sangat kurus;
● Asuhan gizi pada anak sekolah dan remaja gemuk dan obesitas;
● Asuhan gizi pada remaja putri anemia;
● Asuhan gizi pada ibu hamil anemia;
● Asuhan gizi pada penderita hipertensi;
● Asuhan gizi pada penderita diabetes mellitus;
● Asuhan gizi pada penderita tuberkulosis;
b. Edukasi pemberian makan untuk pasien pasca persalinan bagi keluarga
pasien ;

DAFTAR MENU dan KEBUTUHAN UNTUK PASIEN SETELAH MELAHIRKAN

ENERGI = 2200 + 330 (Energi tambahan untuk ibu menyusui 6 bulan pertama)
ENERGI = 2530 Kkal
Kebutuhan Protein 15%
20% x 2530 = 506/4
= 126,5 gram
Kebutuhan Lemak 25%
20% x 2530 = 506/9
= 56.2 gram
Kebutuhan Karbohidrat 60%
60% x 2530 = 1518/4
= 379.5 gram
CONTOH MENU (1 kali makan)
1. Nasi, Sayur bayam, Telur Ceplok/rebus dan buah jeruk

Bahan Makanan Penukar Berat


Nasi 2 P (2 centong nasi) 200 gram
Tempe Goreng 1 ½ P (1 ½ potong besar) 75 gram
Telur Ceplo/Rebus 1 P ( 1 butir telur) 60 gram
Sayur Bayam + wortel 1 P (1 mangkok besar) 100 gram
Jeruk 1 P ( 1 potong besar) 110 gram

2. Nasi, Semur Daging, Pepes Tahu, Capcay dan buah Pepaya

Bahan Makanan Penukar Berat


Nasi 2 P (2 centong nasi) 200 gram
Tahu 1 ½ P (1 ½ potong besar) 75 gram
Daging Sapi 1 P ( 1 potong sedang) 35 gram
Capcay (wortel, kol, sawi) 1 P (1 piring sedang) 100 gram
Pepaya 1 P ( 1 potong besar) 120 gram

3. Nasi, Sop Ayam dan Buah Melon

Bahan Makanan Penukar Berat


Nasi 2 P (2 centong nasi) 200 gram
ayam 1 P (1 potong sedang) 40 gram
Sayuran (wortel dan kol) 1 P ( 1 mangkok sedang) 100 gram
Tempe bacem 1 ½ P (1 ½ potong sedang) 75 gram
Melon 1 P ( 1 potong besar) 110 gram

Jadwal Makan Pasien Post - Partum


Waktu Partus Waktu Pemberian Makan
Partus Malam Makan Pagi
(Pukul 21.00 - 06.00) (Pukul 06.00 - 09.00)

Partus Pagi Makan Siang


(Pukul 06.01 - 12.00) (Pukul 12.00 - 15.00)

Partus Siang Makan Sore


(Pukul 12.01 - 15.00) (Pukul 15.00 - 18.00)

Partus Sore Makan Malam (Pukul


(Pukul 15.01 - 20.59) 18.00 - 21.00)

Kepala UPTD Puskesmas Argapura

Hj. Dede R Munawaroh.,S.KM, M.MKes


NIP. 19741101 199803 2 006
LAMPIRAN VI
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN

PELAYANAN PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT

Pelayanan pemulangan dan tindak lanjut adalah prosedur untuk


memulangkan pasien yang sudah dinyatakan bisa meninggalkan puskesmas
oleh dokter, baik karena sembuh, mengalami perbaikan setelah observasi,
maupun dirujuk apabila tidak bisa ditangani di Puskesmas.

A. Kriteria pemulangan pasien rawat jalan:


- Pasien dengan kriteria 144 penyakit dan dapat ditangani di
Puskesmas.

B. Kriteria pemulangan pasien gawat darurat:


- Pasien sudah dalam kondisi stabil setelah penanganan;
- Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal;
- Tidak didapatkan tanda gawat darurat yang mengancam jiwa.

C. Kriteria pemulangan ibu paska persalinan :


- Pasien dalam kondisi stabil;
- Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal;
- TFU normal (2 jari dibawah pusat);
- Tidak ada perdarahan yang melebihi 500cc;
- Tidak ada tanda- tanda infeksi masa nifas 2 jam dan 6 jam;
- Kontraksi rahim adekuat;
- Mampu mobilisasi mandiri.

D. Kriteria pemulangan bayi lahir normal :


- Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal;
- Pemeriksaan fisik dan gejala klinis tidak menunjukkan kelainan;
- Neonatus telah buang air kecil secara reguler dan buang air besar
setidaknya 1 kali;
- Berhasil minum setidaknya 2 kali.

E. Penanggungjawab pemulangan pasien


Petugas yang mempunyai kewenangan pemulangan pasien adalah :
- Dokter / Dokter Gigi;
- Bidan.

Kepala UPTD Puskesmas Argapura

Hj. Dede R Munawaroh.,S.KM, M.MKes


NIP. 19741101 199803 2 006
LAMPIRAN VII
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN

PELAYANAN RUJUKAN

A. Kriteria rujukan pasien


Kriteria merujuk pasien meliputi:
1. Jenis pemeriksaan penunjang yang diperlukan pasien tidak
tersedia di Puskesmas;
2. Penyakit yang diderita tidak dapat ditangani dengan obat-obatan
yang tersedia di Puskesmas;
3. Pasien membutuhkan tindakan lanjutan/operasi, yang tidak bisa
dilaksanakan di puskesmas;
4. Pasien meneruskan proses pengobatan/tindakan sebelumnya yang
sudah dilaksanakan di RS yang tidak dapat dilaksanakan/
diteruskan di Puskesmas.

B. Alternatif penanganan pasien yang memerlukan rujukan tetapi tidak


mungkin dilakukan, :
- Melakukan observasi dalam waktu 30 menit;
- Melakukan konsultasi kepada konsulen;
- Menandatangani informed consent penolakan rujukan.

C. Tindak lanjut terhadap umpan balik dari sarana kesehatan rujukan


yang merujuk balik
Pasien dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat
/ bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang
atau terapi. Rujukan balik adalah respon berupa hasil atau instruksi
selanjutnya dari sarana kesehatan rujukan baik rumah sakit atau klinik
terhadap kelanjutan pengobatan pasien yang telah di rujuk sebelumnya.
Program Rujuk Balik (PRB) adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil di
fasilitas kesehatan atas rekomendasi/rujukan dari Dokter Spesialis/Sub
Spesialis yang merawat.

D. Rujukan pasien umum


Rujukan pasien umum adalah suatu proses pengiriman pasien ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan
penanganan yang tepat. Rujukan dilakukan melalui e-SIR dan

F. Rujukan pasien BPJS


Sistem rujukan BPJS adalah suatu sistem untuk merujuk atau
mengirim pasien BPJS yang tidak dapat ditangani di Puskesmas ke
Rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan spesialistik. Rujukan
pasien BPJS adalah suatu proses pengiriman pasien BPJS ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (FKTRL) untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
G. Rujukan internal
Rujukan internal adalah suatu proses pengiriman pasien apabila
memerlukan konsultasi antar unit pelayanan di dalam UPTD
Puskesmas Argapura.

H. Transportasi rujukan
Transportasi rujukan di UPTD Puskesmas Argapura adalah mobil
ambulans.

I. Sistem Rujukan
Sistem rujukan di UPTD Puskesmas Argapura menggunakan sistem
manual dan Elektronik, yaitu Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE)

Kepala UPTD Puskesmas Argapura

Hj. Dede R Munawaroh.,S.KM, M.MKes


NIP. 19741101 199803 2 006
LAMPIRAN VIII
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN

PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

Rekam medis diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan. Rekam medis di UPTD Puskesmas Argapura diselenggarakan
secara elektronik dan manual.
A. Sumber daya tenaga rekam
medis 1 orang perekam medis.

B. Penyelenggaraan rekam medis


penyelenggaraan rekam medis dilakukan secara berurutan dari sejak
pasien masuk sampai pasien pulang, dirujuk, atau meninggal yang
meliputi kegiatan :
1. Registrasi pasien;
2. Isi rekam medis dan pengisian informasi klinis;
3. Pengolahan data dan pengkodean;
4. Penyimpanan rekam medis;
5. Penjaminan mutu;
6. Pelepasan informasi kesehatan; dan
7. Pemusnahan rekam medis.

C. Isi rekam medis Rekam medis rawat jalan paling sedikit berisi:
1. Identitas pasien;
2. Tanggal dan waktu;
3. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit;
4. Penyakit;
5. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
6. Diagnosis;
7. Rencana penatalaksanaan;
8. Pengobatan dan/ atau tindakan;
9. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien;
10. Persetujuan dan penolakan tindakan jika diperlukan;
11. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan
12. Nama dokter, dokter gigi dan atau tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan.
D. Akses rekam medis
Akses rekam medis diberikan kepada :
1. Staf puskesmas dengan seizin petugas rekam medis
2. Dinas kesehatan dengan seizin kepala puskesmas
3. Pihak terkait yang membutuhkan informasi kesehatan secara
hukum atau ilmu pengetahuan dengan seizin kepala puskesmas.
E. Retensi rekam medis
1. Retensi rekam medis dilakukan untuk pasien inaktif 2 tahun atau
lebih sejak terakhir pasien berobat.
2. Retensi dilakukan setiap bulan atau triwulan secara reguler.
3. Apabila rekam medis pasien sudah disimpan di rak inaktif tapi
kemudian pasien berobat lagi maka rekam medis disimpan kembali
di dalam rak aktif.
4. Pemusnahan dilakukan untuk rekam medis yang inaktif yang
telah mencapai 5 tahun sejak terakhir berobat kecuali ringkasan
pulang dan persetujuan tindakan medis.
5. Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medis disimpan
dalam jangka waktu minimal 10 tahun sejak tanggal dibuat
ringkasan tersebut.

F. Kode klasifikasi diagnostik


Kode klasifikasi diagnostik menggunakan kode International Statistical
Classification of Diseases and Related Health Problem Tenth Revisions
(ICD X) dan pemberlakuan singkatan yang sudah dibakukan.

H. Pemusnahan rekam medis


1. Pemusnahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
ruang penyimpanan rekam medis;
2. Pemusnahan rekam medis diusulkan kepada Kepala UPTD
Puskesmas Argapura Kota Bogor untuk ditetapkan tim dan jadwal
pemusnahannya;
3. Tatacara pemusnahan ditetapkan dalam standar operasional
prosedur (SOP) tersendiri dengan memperhatikan prinsip-
prinsip kerahasiaan, keamanan dan integritas;

I. Daftar Singkatan
NAMA AKRONIM PENJABARAN AKRONIM
AN ANAK
AMOX AMOKSISILIN
SR (SUCCESS RATE) ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN
ANC ANTENATAL CARE
AS MEF ASAM MEFENAMAT
AU ASAM URAT
AMP AUDIT MATERNAL PERINATAL
ATS ANTASID
VIT BC VITAMIN B KOMPLEK
BPJS BADAN PENYELENGGARAN JAMINAN SOSIAL
BMHP BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
BBL BAYI BARU LAHIR
BBLR BERAT BADAN LAHIR RENDAH
BA BERITA ACARA
BABS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
BJ BUNYI JANTUNG
NAMA AKRONIM PENJABARAN AKRONIM
CA CONJUNGTIVA ANEMIS
CATIN CALON PENGANTIN
CDR CASE DETECTION RATE ( ANGKA PENEMUAN KASUS )
CTM CHLORPENIRAMINE MALEATE
CH CHOLESTEROL
CBD CIBADAK
C19 COVID 19
Dx. Kep: DIAGNOSA KEPERAWATAN
DBN DALAM BATAS NORMAL
E KOHORT ELEKTRONIK KOHORT
FDC FIXED DOSE COMBINATION
GC GENERAL CONSENT
GDPP GULA DARAH POST PORANDIAL
GDP GULA DARAH PUASA
GDS GULA DARAH SEWAKTU
Hb HAEMOGLOBIN
HJ HAJI
Ht HEMATOKRIT
H2TL HEMOGLOBIN,HEMATOKRIT,LEUKOSIT,TROMBOSIT
HPHT HARI PERTAMA HAID TERAKHIR
HCT HIDROKLORTIAZID
HDL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN
HT HIPERTENSI
IUD INTRA UTERINE DEVICE
IMS INFEKSI MENULAR SEKSUAL
IKL INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
IVA INSPEKSI VISUAL ASETAT
INC INTRANATAL CARE
KABER KAMAR BERSALIN
KD BADAK KEDUNG BADAK
KD HALANG KEDUNG HALANG
POKJA KELOMPOK KERJA
KB KELUARGA BERENCANA
KC KENCANA
KAPUS KEPALA PUSKESMAS
KASUBBAG TU KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
KMP KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
NAMA AKRONIM PENJABARAN AKRONIM
KIA KESEHATAN IBU DAN ANAK
KLPCM KETIDAKLENGKAPAN PENULISAN CATATAN MEDIS
CPZ KLORPROMAZIN
KDT KOMBINASI DOSIS TETAP
LK LINGKAR KEPALA
LP LINGKAR PERUT
LPLPO LAPORAN PEMAKAIAN DAN LEMBAR PERMINTAAN OBAT
LDL LOW DENSITY LIPOPROTEIN
LW LUAR WILAYAH
MTBS MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
MTBM MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA
MESO MONITORING EFEK SAMPING OBAT
MDR MULTI DRUG RESISTANT
N NADI
NN NONA
NY NYONYA
NAC N-ACETYLSISTEIN
NCB NEONATUS CUKUP BULAN
NKB NEONATUS KURANG BULAN
NO NOMOR
OAT OBAT ANTI TUBERKULOSIS
ODF OPEN DEFECATION FREE
OBS OBSERVASI
OMZ OMEPRAZOL
PB PANJANG BADAN
PCT PARASETAMOL
PIO PELAYANAN INFORMASI OBAT
PTO PEMANTAUAN TERAPI OBAT
POR PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
PMP PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
PNC POST NATAL CARE
PROGNAS PROGRAM NASIONAL
PUSKESMAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
PUSTU PUSKESMAS PEMBANTU
R/ RECIPE
RH RHONKI
NAMA AKRONIM PENJABARAN AKRONIM
RM REKAM MEDIS
RPK RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
RR RESPIRATORY RATE
RUK RENCANA USULAN KEGIATAN
RL RINGAR LAKTATE
RESTI RISIKO TINGGI
S SUHU
SI SKLERA IKTERIK
SMK SESUAI MASA KEHAMILAN
KMK KECIL MASA KEHAMILAN
STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
SYR SIRUP
SISTEM ELEKTRONIK PENGELOLAAN DAN PELAYANAN
SELENA KEFARMASIAN
SIHA SISTEM INFORMASI HIV AIDS
SISTEM INFORMASI MONITORING DAN PEMBINAAN FASILITAS
SIMONA PELAYANAN KEFARMASIAN
SIMPUS SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
SITB SISTEM INFORMASI TUBERKULOSIS
SMILE SISTEM MONITORING IMUNISASI DAN LOGISTIK ELEKTRONIK
SDIDTK STIMULASI DETEKSI, INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG
SUSP SUSPEK
SO STOCK OPNAME
SD SUKADAMAI
SBBK SURAT BUKTI BARANG KELUAR
TB TINGGI BADAN
TB TUBERKULOSIS
TD TEKANAN DARAH
TFU TEMPAT FASILITAS UMUM
TFU TINGGI FUNDUS UTERI
TTD TANDA TANGAN
TG TRIGLISERID
TTV TANDA – TANDA VITAL
TU TATA USAHA
TN TUAN
TBJ TAKSIRAN BERAT JANIN
TP TAKSIRAN PARTUS
TPP TEMPAT PENGOLAHAN PANGAN
NAMA AKRONIM PENJABARAN AKRONIM
TTK TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
TPT TERAPI PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
UGD UNIT GAWAT DARURAT
UPTD UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
UKM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
UKP UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
UL URIN LENGKAP
WH WHEEZING

Kepala UPTD Puskesmas Argapura

Hj. Dede R Munawaroh.,S.KM, M.MKes


NIP. 19741101 199803 2 006
LAMPIRAN IX
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN

KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM

Penyelenggaraan pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan. Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan.
a.Puskesmas menetapkan jenis pelayanan laboratorium yang tersedia di Puskesmas.
b.Agar pelaksanaan pelayanan laboratorium dapat memberikan hasil pemeriksaan yang tepat, perlu
ditetapkan kebijakan dan prosedur pelayanan laboratorium mulai dari permintaan, penerimaaan,
pengambilan, dan penyimpanan spesimen, pengelolaan reagen pelaksanaan pemeriksaan, dan
penyampaian hasil pemeriksaan kepada pihak yang membutuhkan, serta pengelolaan limbah medis
dan bahan berbahaya dan beracun (B3).
c.Pemeriksaan berisiko tinggi adalah pemeriksaan terhadap spesimen yang berisiko infeksi pada
petugas, misalnya spesimen sputum dengan kecurigaan tuberculosis atau darah dari pasien dengan
kecurigaan hepatitis B dan HIV/AIDS.
d.Regulasi pelayanan laboratorium perlu disusun sebagai acuan yang meliputi kebijakan dan pedoman
serta prosedur pelayanan laboratorium yang mengatur tentang :
1) jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan kemampuan Puskesmas;
2) waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium;
3) pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi;
4) permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan spesimen;
5) pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang
menyediakan pelayanan di luar jam kerja;
6) pemeriksaan laboratorium;
7) kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium;
8) penggunaan alat pelindung diri; dan
9) pengelolaan reagen.
e.Untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium, perlu dilakukan upaya pemantapan mutu internal dan
pemantapan mutu eksternal di Puskesmas. Pemantapan mutu dilakukan sesuai dengan jenis dan
ketersediaan peralatan laboratorium yang digunakan dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
f. Puskesmas wajib mengikuti pemantapan mutu eksternal (PME) secara periodik yang diselenggarakan
oleh institusi yang ditetapkan oleh pemerintah.
g.Jika pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan oleh Puskesmas karena keterbatasan
kemampuan, dapat dilakukan rujukan pemeriksaan laboratorium dengan prosedur yang jelas.
h.Pimpinan Puskesmas perlu menetapkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaporkan hasil tes
laboratorium. Hasil dilaporkan dalam kerangka waktu berdasarkan kebutuhan pasien dan
kebutuhan petugas pemberi pelayanan klinis. Pemeriksaan pada gawat darurat dan di luar jam kerja
serta pada akhir minggu termasuk dalam ketentuan ini.
i. Hasil pemeriksaan yang segera (urgent), seperti dari unit gawat darurat, diberikan perhatian khusus.
Sebagai tambahan, bila pelayanan laboratorium dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak luar,
laporan hasil pemeriksaan juga harus tepat waktu sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan atau
yang tercantum dalam kontrak.
j. Reagensia dan bahan-bahan lain yang selalu harus ada untuk pelayanan laboratorium bagi pasien
harus diidentifikasi dan ditetapkan.
k.Evaluasi periodik dilakukan terhadap ketersediaan dan penyimpanan semua reagensia untuk
memastikan akurasi dan presisi hasil pemeriksaan.
l. Kebijakan dan prosedur ditetapkan untuk memastikan pemberian label yang lengkap dan akurat
untuk reagensia dan larutan yang digunakan merujuk pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
m. Sesuai dengan peralatan dan prosedur yang dilaksanakan di laboratorium, perlu ditetapkan rentang
nilai normal dan rentang nilai rujukan untuk setiap pemeriksaan yang dilaksanakan.
n.Nilai normal dan rentang nilai rujukan harus tercantum dalam catatan klinis, sebagai bagian dari
laporan atau dalam dokumen terpisah
o.Jika pemeriksaan dilaksanakan oleh laboratorium luar, laporan hasil pemeriksaan harus dilengkapi
dengan rentang nilai. Jika terjadi perubahan metode atau peralatan yang digunakan untuk
melakukan pemeriksaan atau ada perubahan terkait perkembangan ilmu dan teknologi, harus
dilakukan evaluasi dan revisi terhadap ketentuan tentang rentang nilai pemeriksaan laboratorium.
p.Ada prosedur rujukan spesimen dan pasien, jika pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan di
Puskesmas.

A. Alur Pelayanan Laboratorium


B. Sumber daya tenaga laboratorium UPTD Puskesmas Arapura

NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH


1 Penanggung Jawab Laboratorium Dokter 1
2 Koordinator Laboratorium Analis Kesehatan 1
3 Pelaksanana Laboratorium Analis Kesehatan 1
C. Jenis – Jenis Pemeriksaan
No Spesimen Jenis Pemeriksaan
1. Darah Hematologi:
● Hematologi rutin
1. Hemoglobin
2. Leukosit
3. Hematokrit
4. Trombosit
Kimia Darah:
● Gula Darah Sewaktu
● Gula Darah Puasa
● Gula darah 2 jam PP
● Cholesterol
● Asam Urat
Imunologi:
● Golongan Darah
● Rapid HbsAg
● Rapid Covid-19
● Rapid Anti HIV
● Rapid Shypilis
2. Urin Urin Rutin
● Warna
● Kejernihan
● Berat Jenis Urin
● PH Urin
● Protein Urin
● Glukosa Urin
3. Dahak BTA
TCM

D. Jenis Pemeriksaan yang Beresiko Tinggi


No Spesimen Jenis Pemeriksaan
1 Darah Imunologi:
● Rapid HbsAg
● Rapid Anti HIV
● Rapid Shypilis
2 Dahak BTA ( Bakteri Tahan Asam)

E. Rentang Nilai Rujukan Hasil dan Metode Pemeriksaan Laboratorium


JENIS PEMERIKSAAN Nilai Rujukan Metode Pemeriksaan
HEMATOLOGI
12-16 gr/dl(♂)&
anak Automatic Cell Counter
Hemoglobin (Hb)
11-15 gr/dl(♀) Elektrometri/Strip
Sahli
Leukosit 4.000-10.000
Automatic Cell Counter

4,000-12,000(anak)
40-54 %(♂)
Automatic Cell Counter
Hematokrit 37-47%(♀)
35-49 % (anak)
Trombosit 100-300 ribu
Automatic Cell Counter
URIN
Urin Rutin
Warna Kuning visual
Kejernihan Jernih visual
Protein Negative (-) Carik celup
pH 6,0 - 7,0 Carik celup
Berat Jenis 1.001 -1.035 Carik celup
Tes Kehamilan
KIMIA KLINIK
Gula Darah Puasa 75-115 mg/dl
Elektrometri/Strip

GulaDarah 2 Jam PP < 140 mg/dl


Elektrometri/Strip

Gula Darah Sewaktu < 200 mg/dl


Elektrometri/Strip

Asam Urat 3,4-7,0 gr/dl (♂)


Elektrometri/Strip
2,4-5,7 gr/dl (♀)

Cholesterol s/d 220 mg/ dl


Elektrometri/Strip

MIKROBIOLOGI
BTA Negative (-) Mikroskopis
TCM Negative (-) Nested real-time PCR
IMUNOLOGI
Golongan Darah A/ B/ O Aglutinasi
Rapid HBsAg Non reaktif Rapid Test
Rapid HIV Non reaktif Rapid Test
Rapid Shypilis Non reaktif Rapid Test
F. Nilai Ambang Kritis
No Pemeriksaan Limit Rendah Limit Tinggi Satuan
1 Hemoglobin <7 >20 gr/dl
2 Leukosit <500 >30.000 sel/µl darah
3 Trombosit <50.000 >1.000.000* sel/µl darah
4 Hematokrit <20 >60 %
5 Glukosa <60* >500 mg/dl
6 Asam urat 1 55 mg / dl
7 Kolesterol 50 400 mg / dl

G. Waktu Penyampaian Hasil Laboratorium


No Jenis Pemeriksaan Waktu
Disampaikan ke dokter
Pemeriksaan yang mendesak
1. segera setelah didapatkan
(cito)
hasil Laboratorium
2 Hematologi rutin ≤ 30 menit
3 Golongan Darah + Rhesus ≤ 15 menit
4 Tes Kehamilan ≤ 20 menit
5 Urin rutin ≤ 20 menit
6 Tes Glukosa ≤ 15 menit
7 Tes Kolesterol ≤ 15 menit
8 Tes BTA ≤ 30 menit
9 Tes TCM ( Rujukan) ≤ 2 Hari
10 Tes Rapid HIV ≤ 20 menit
11 Tes Rapid HBSAG ≤ 20 menit
12 Tes Rapid Shypilis ≤ 20 menit

H. Daftar Reagensia Esensial dan Bahan Lain yang Harus Tersedia


No Nama Reagen & Bahan Lain No Nama Reagen & Bahan Lain
1 Alkohol swab 16 Cover Glass
2 Spuit 1 ml 17 Stik Urin 8 parameter
3 Spuit 3 ml 18 Golongan Darah A,B,O
4 Kontrol Hematologi Sysmex 19 Micropore
5 Sysmex Pack D 20 Blood lancet
6 Sysmex Pack L 21 Zieh Neelsen BTA
7 Cell Clean 22 Oil Imersi
8 Stik Glukosa 23 Tabung EDTA
9 Stik kolestrol 24 Tes Kehamilan
10 Stik Asam Urat 25 Spirtus
11 HCL 0.1 N 26 Tabung Urin
12 Objek Glass 27 Stik Hemoglobin
13 Handscoon 28 Rapid HIV
14 Stik Hemoglobin 29 Rapid HBSAG
15 Alkohol 96% 30 Rapid Shypilis
I. Batas Buffer Stock Untuk Melakukan Pemesanan
No Nama Reagen & Bahan Batas No Nama Reagen & Batas buffer
Lain buffer Bahan Lain stock
stock
1 Alkohol swab 1 box 16 Cover Glass 1 box
2 Spuit 1 ml 1 box 17 Stik Urin 8 parameter 1 box
3 Spuit 3 ml 1 box 18 Golongan Darah 1 box
A,B,O
4 Kontrol Hematologi Sysmex ½ botol 19 Micropore 1 pcs
5 Sysmex Pack D ½ box 20 Blood lancet 1 box
6 Sysmex Pack L ½ box 21 Zieh Neelsen BTA 1 box
7 Cell Clean ½ box 22 Oil Imersi ½ botol
8 Stik Glukosa 1 box 23 Tabung EDTA 1 box
9 Stik kolestrol 1 box 24 Tes Kehamilan 1 box
10 Stik Asam Urat 1 box 25 Spirtus 1 botol
11 HCL 0.1 N ½ botol 26 Tabung Urin 1 box
12 Objek Glass 1 box 27 Stik Hemoglobin 1 box
13 Handscoon 1 box 28 Rapid HIV 1 box
14 Stik Hemoglobin 1 box 29 Rapid HBSAG 1 box
15 Alkohol 96% 1 botol 30 Rapid Shypilis 1 box

Proses menyatakan jika reagen tidak tersedia adalah pada saat buffer stok
sudah mulai terpakai atau berkurang, pada saat itulah laboratorium
melakukan order kepada farmasi agar dilakukan pembelian .

J. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)


Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh
setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini
mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang
sering diawasi dalam pemantapan mutu internal hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih
cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas antara lain:
pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan specimen, pembuatan prosedur/instruksi
kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis pemeriksaan.
1. Tahap Pra Analitik
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan
laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-
analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik
intra laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen,
pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen.
a. Persiapan Pasien

Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi
pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus
dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan
ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau
tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda.
Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat
berpengaruh terhadap hasil laboratorium, tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan
memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi
bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik yang dapat
mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat
diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti
latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup (konsumsi
alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca
donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat
terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan ritme
biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.

b. Penerimaan Spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang diterima
dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada
saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen yang tidak
sesuai dan memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen tidak dapat
ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan
formulir hasil pemeriksaan
c. Penanganan Spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan spesimen sudah
tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi
pengiriman spesimen sudah benar.
d. Pengiriman Spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan
pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam
bentuk yang relatif stabil.

e. Penyimpanan Spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan
jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara menyimpan spesimen antara lain :
 Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0˚C – 8˚C.
 Dapat diberikan bahan pengawet.
 Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.

2. Tahap Analitik
Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan memelihara alat
laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan bahan kontrol dan pemeriksaan
spesimen.
a. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa tidak terlampaui, cara
pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran sudah benar,
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah peralatan
laboratorium, wadah spesimen. Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak
terkontaminasi.
Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah:
 Alat Hematologi Sysmex
 Alat POCT Kimia
c. Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
d. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-masing
parameter.

3. Tahap Pasca Analitik


Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan melakukan
validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.

K. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)


Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di
luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium
dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional. Setiap Laboratorium Puskesmas wajib
mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan
periodik meliputi semua bidang pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang pemeriksaan diselenggarakan pada berbagai
tingkatan, yaitu :
1. Tingkat wilayah :LABKESDA
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi Laboratorium Puskesmas, karena
dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat menunjukkan performance (penampilan/proficiency)
laboratorium yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.
Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara khusus, harus dilaksanakan oleh
petugas yang biasa melakukan pemeriksaan tersebut serta menggunakan peralatan/reagen/metoda
yang biasa digunakan, sehingga hasil pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat
mencerminkan penampilan laboratorium yang sebenarnya.
Kepala UPTD Puskesmas Argapura

Hj. Dede R Munawaroh.,S.KM, M.MKes


NIP. 19741101 199803 2 006
LAMPIRAN X
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN

PENYELENGGARAANPELAYANANKEFARMASIAN

Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan


bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan
maksudmencapaihasilyangpastiuntukmeningkatkanmutukehidupanpasien.

A. AlurPelayanan Kefarmasian

B. SumberdayatenagakefarmasianUPTDPuskesmasArgapura:1orangt
enagaApotekerdan2orangtenagatekniskefarmasian1 orang
asisten tenaga kefarmasian.

C. PelayananKefarmasianmeliputi:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP),yangterdiridarikegiatan:
a. PerencanaankebutuhanSediaanFarmasidanBMHP
b. PengadaanSediaanFarmasidanBMHP
c. PenerimaanSediaanFarmasidanBMHP
d. PenyimpananSediaanFarmasidanBMHP
e. PendistribusianSediaanFarmasidanBMHP
f. PengendalianSediaanFarmasidanBMHP
g. Pencatatan,PelaporandanPengarsipan
h. PemusnahanSediaanFarmasidanBMHP
i. PemusnahanResep
j. PemantauandanevaluasipengelolaanSediaanFarmasidanBMH
P.
2. PelayananFarmasiKlinikyangterdiridari:
a. Pengkajianresep,penyerahanobatdanpemberianinformasiob
at
b. PelayananInformasiObat
c. Konseling
d. PemantauandanPelaporanEfekSampingObat(ESO)

D. PengadaaanSediaanFarmasiDanBahanMedisHabisPakai(BMHP)
Pengadaan obat di puskesmas, dilakukan dengan dua cara yaitu
denganmelakukanpermintaandanpengadaanmandiri(pembelian).
1. PermintaankeDinasKesehatanKota
Dilakukansesuaijadwalrutin setiap satubulan sekali
ataudapatjugadiluarjadwalrutin jika kebutuhan meningkat, terjadi
kekosongan obat, atau
adaKejadianLuarBiasa(KLB)/bencana.Permintaandilakukandengan
menggunakanLPLPOyangsudahditandatanganiapotekerdanKepalaP
uskesmas.Permintaanobatdaripuskesmaspembantudilakukansecarap
eriodikmenggunakanLPLPOpuskesmaspembantu.
Cara menghitung kebutuhan obat (stok optimum) adalah
denganmemperhitungkan pemakaian tiga bulan sebelumnya dan
ditambahbuffer stock satu bulan. Cara menghitung permintaan obat
adalahdenganmengurangistokoptimumdengansisastokyangada.
Khusus untuk vaksin rutin, obat HIV-AIDS, dan obat TB
pengajuanjugamenggunakansuratpermintaandanpengajuanpesanand
iaplikasiSMILE,SIHA,danSITB oleh programer pemegang
program.
Khusus untuk vaksin covid-19 dilakukan pengadaan sesuai
alokasidariDinas Kesehatan Kota.
2. Pembeliansendiri
Pembeliansendiridilakukanmelaluiwebsitee-katalog
menggunakanSuratPesanan(SP).Sebelumnya,daftarobatyangakandil
akukanpengadaansendiriharusdiserahkanke Gudang Farmasi Dinas
Kesehatan untuk diverifikasi. Jika
sudahdiverifikasi,makapembelianmandiridapatdilakukan.

E. PenerimaanSediaanFarmasiDanBahanMedisHabisPakai
Penerimaan sediaan farmasi dan BMHP adalah suatu kegiatan
dalammenerima sediaan farmasi dan BMHP dari Gudang Farmasi Kota atau
hasilpengadaan puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang
telahdiajukan.ApotekerdanTTKbertanggungjawab untuk
memeriksakesesuaian jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, dan mutu obat pada
dokumenpenerimaan berupa Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) atau faktur.
Setiapobat yang diterima harus dicatat jenis, jumlah dan tanggal
kadaluarsanyadalamkartustokobat.
F. Penyimpanan Sediaan Farmasi Dan Bahan Medis Habis
PakaiPenyimpanansediaanfarmasidanBMHPmerupakansuatukegiatan
pengaturanterhadapsediaanfarmasiyangditerimaagaraman(tidakhilang),
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetapterjamin,
sesuaidengan persyaratanyang ditetapkan.
Aspekyangperludiperhatikan:
● Persediaan obat dan BMHP puskesmas disimpan di gudang obat
yangdilengkapilemaridanrak–rakpenyimpananobat.
● Suhuruangpenyimpananharusdapatmenjaminkestabilanobat.
● Sediaan farmasi dalam jumlah besar (bulk) disimpan diatas pallet,
teraturdenganmemperhatikantanda-tandakhusus.
● Penyimpanan sesuai alfabet dengan sistem First ExpiredFirst Out (FEFO),
First In First Out (FIFO), high alert dan life saving (obatemergency).
● Sediaan psikotropik dan narkotik disimpan dalam lemari terkunci
gandadankuncinyadipegangolehapotekeratautenaga teknis
kefarmasianyangmemilikiSuratIzinPraktik,SuratTandaRegistrasi Dan
SuratTandaRegistrasiTenagaTeknisKefarmasian.
● Sediaan farmasi dan BMHP yang mudah terbakar, disimpan di
tempatkhusus dan terpisah dari obat lain. Contoh: alkohol, chlor etil
dan lain-lain.
● Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu yang
disertaidenganalatpemantaudankartusuhuyangdiisisetiapharinya.
● Terdapatsistempenandaankhususuntukmenunjukkanmasakadaluarsaseti
apobat.
● PenggunaanlabelLASA(LookAlikeSoundAlike).
● Penyimpanan obat kegawatdaruratan medis harus diperhatikan dari
sisikemudahan,ketepatandankecepatanreaksibilaterjadikegawatdarurata
n.Dilakukanmonitoringsecaraberkala.
● Khusus vaksindisimpan padasuhudingin (2-8oC)divaccinerefrigerator
denganmemperhatikan VVM dan BUD vaksin.

G. Pendistribusian Sediaan Farmasi Dan Bahan Medis Habis Pakai


Pendistribusianadalahkegiatanpengeluarandanpenyerahansediaan
farmasi dan BMHP dari puskesmas induk untuk memenuhi
kebutuhanpadajaringanpelayananpuskesmas(puskesmaspembantu,posbin
du)dansubunityangadadipuskesmas(KIA,gizi,laboratorium,poligigi,ruangt
indakan).Pendistribusian ini didasarkan pada LPLPO puskesmas
pembantu
ataupermintaandarisubunityangdiajukan.Tujuannyaadalahuntukmemenuh
i kebutuhan sediaan farmasi sub unit pelayanan kesehatan yangada di
wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yangtepat.

H. Pemusnahan Dan Penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis


HabisPakai
Sediaan farmasi kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan
sesuaidengan jenisdan bentuk sediaan. Pemusnahan dan
penarikansediaanfarmasidanBMHPyangtidakdapatdigunakanharusdilaksa
nakandengan
carayangsesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.Sediaan
farmasi dan BMHP yang kadaluwarsa, rusak atau ditarik
dariperedaran,yangdiperolehdaripermintaandikembalikankeinstalasipeme
rintahandengandisertaiberitaacarapengembalian.

I. PemusnahanResep
Resepyangtelahdisimpanmelebihijangkawaktu5tahundapatdimusnahk
an.PemusnahanResepdilakukanolehapotekerataupenanggungjawabdisaksi
kanolehsekurang-
kurangnyapetugaskesehatanlaindengancaradibakarataucarapemusnahanlai
nyangdibuktikandenganBeritaAcaraPemusnahanResepdanselanjutnyadila
porkankepadaDinas Kesehatan Kota.

J. Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Pengendalianpersediaanadalahsuatukegiatanuntukmemastikan
ketersediaan sediaan farmasi dan BMHP. Tujuan pengendalian agar
tidakterjadi kelebihan dan kekosongan sediaan farmasi dan BMHP di
jaringanpelayananpuskesmas.Bentukpengendalianyangdapatdilakukan:
- Substitusiobatdalamsatukelasterapi.
- Mengajukanpermintaan/pembelianjikaterjadikekosonganobat.
- Memperhitungkan buffer stock dan waktu kekosongan obat
saatmelakukanperencanaan.
- Rutinmelakukanpencatatanmisalnyakartustok.
- Rutinmelakukanpencatatansuhugudangfarmasi,ruangfarmasi,dan
vaccinerefrigerator.
- Rutinmelakukanpemeliharaanvaccinerefrigerator.
- Dilakukanpenelusuranjikaterjadikehilangan.
- Obatkadaluarsa,rusak,atauyangditarikdariperedarandisimpanterpisahun
tukselanjutnyadikembalikanataudimusnahkan.

K. PencatatanDanPelaporan
Pencatatandanpelaporandilakukanterhadapseluruhrangkaiankegiatan
dalam pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, meliputi
yangditerima,disimpan,didistribusikan,dandigunakandiPuskesmasatauuni
tpelayanan lainnya.
Tujuanpencatatandanpelaporanadalah:
- Buktibahwapengelolaantelahdilakukan;
- Sumberdatauntukmelakukanpengaturandanpengendalian;dan
- Sumberdatauntukpembuatanlaporan.

L. PengkajianDanPelayananResep
Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian
kegiatanyang meliputi penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian
resep,penyiapan termasuk peracikan obat, dan penyerahan disertai
pemberianinformasi. Pengkajian dan pelayanan resep dilakukan untuk
semua resepyangmasuktanpakriteriakhususpasien.

M. PelayananInformasiObat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan
danpemberian informasi dan rekomendasi obat yang dilakukan oleh
apotekerkepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien
dan pihaklain diluarPuskesmas.
N. Konseling
Konselingobatmerupakansalahsatumetodeedukasipengobatansecara
tatap muka atau wawancara dengan pasien dan/atau keluarganyayang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
pasienyangmembuatterjadiperubahanperilakudalampenggunaanobat.

O. MonitoringEfekSampingObat
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat
yangmerugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal
yangdigunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapiataumemodifikasifungsifisiologis.

P. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasiobatmerupakanprosesmembandingkaninstruksipengobata
ndenganobatyangtelahdidapatpasien.Rekonsiliasidilakukanuntuk
mencegah terjadinya kesalahan obat seperti obat tidak
diberikan,duplikasi,kesalahandosis,atauinteraksiobat.

Q. PetugasYangBerhakMenyediakanObatSesuaiResep
Adalah tenaga kefarmasian yang telah memiliki surat izin praktik
atautenagalainyangsudahdiberiwewenang.Petugasfarmasiataupetugaslain
yangdiberikewenanganyangbertugasmenyediakanobatyangdiresepkanhar
us memahamiisiresepdanmemperhatikan:
● Namaobat
● Jenisdanbentuksediaanobat
● Namadanumur pasien
● Dosis
● Carapemakaiandanaturanpemberian
● Menanyakankepadapenulisresepapabilatulisantidakjelas
● Konsultasialternatifobatkepadapenulisresepapabilaobatyangdimaksud
tidaktersedia
● Pemasangan etiket/labelobatpadakemasanobat
Petugasfarmasiyangbertugasmenyediakanobatyangdiresepkanharusme
mperhatikan :
- Identitaspasiendanisiresep
- Penerimaobat
- Pemberianinformasiobat

R. PetugasYangBerhakMeresepkanObatPetugasy
angberhakmeresepkanadalah:
● Dokter dandokter gigiyang telah memilikisurat izinpraktikyang
masihberlaku.
● Perawatyangtelahdiberikandelegasiwewenangolehdokter.
● Bidan(obat-obattertentusesuaikewenangan).

V. PeresepanObat
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis
daridokter, dokter gigi, dan praktisi lainnya yang diberi kewenangan
kepadapengelola obat di UPTD Puskesmas Argapura untuk menyediakan
ataumembuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep
merupakansarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat
dan pasien(pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses
pengobatan.Untuk itu, agar obat berhasil, resep harus rasional. Kriteria
resep yangtepat,amandanrasionalyaitu:
● Benarpasien
● Benarjenisobat
● Benardosis
● Benarwaktupemberianobat
● Benarrutepemberian
● Benardokumentasi
● Benarinformasi

Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang


sudahdigunakansebagaibahasailmukesehatankarenabahasalatintidakmeng
alami perubahan (statis), sehingga resep obat yang ditulis
dalambahasalatintidakakanterjadisalahtafsir.

Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep
untukpasienrawatjalandiUPTDPuskesmasArgapuraharustercantum:
a. Tanggalpenulisanresep.
b. Namapasien.
c. Umurpasien.
d. Alamatpasien.
e. Berat badanpasien
f. TandaR/padabagiankirisetiappenulisanobat.
g. Namaobat,jumlahdandosisobatyangdiberikanperoral.
h. Tandatangandannamaterangpetugaspenulisresep.

Khusus resep obat narkotika dan psikotropika hanya boleh ditulis


olehdokter atau dokter gigi. Resep yang boleh dilayani merupakan resep
asli(bukaniterasi)danditandatanganilangsungolehdokterpemeriksa/pember
i resep. Jika tidak ditandatangani, resep bisa ditolakatau dilakukan
konfirmasi ke dokter penulis resep. Resep narkotika diberigaris berwarna
merah di bawah nama obat, sedangkan resep
psikotropikadiberigarisberwarnabiru.Setelahobatdiserahkan,resepnarkotik
a/psikotropikadisimpanterpisahdalamlemaripsikotropika.
W.KitEmergensi
Kitemergensiharustersediaditempatpelayananuntukmengatasijikaterja
di kedaruratan dalam pelayanan kesehatan. Kit emergensi terdapat
diruang tindakan, ruang pemeriksaan gigi, ruang pelayanan KIA, dan
mobilambulan. Penyimpanan kit emergensi harus mudah diakses dan
terhindardaripenyalahgunaandanpencurian.
Berikutinidaftarkitemergensidisetiapruangan:
R.TIN R. R.KI R.PO
NO NAMAOBAT AMBULAN
DAKAN GIGI A/KB NED
/UGD
1 Epinefrin 1 mg inj     
2 Diazepam10 mg inj    
Deksametason5mg     
3
inj
4 Lidokain2%inj - -  - 
5 Glukosa 5%     
6 MgSO440%inj - -  - 
7 Ca-glukonatinj - -  - 
8 Diazepam inj - -  - 
9 MgSO440%inj - -  - 
10 Meylon84(sodium - -  - 
bicarbonat)
11 Dextrose40%inf - -  - 
12 Dextrose10%inf - -  - 
13 NaCl     
14 RL     -
15 Gentamicin inj - -  - 
16 Spuit3cc - -  - -
17 Abbocath20     -
18 Infussetdewasa     -
19 Difenhidramin10     
mginj
20 Oksitosininj - -  - 
21 Fenobarbitalinj - -  - 
Ampisilininj     
22
23 Aqua pro injeksi - -  - 

Kepala UPTD Puskesmas Argapura

Hj. Dede R Munawaroh.,S.KM, M.MKes


NIP. 19741101 199803 2 006

Anda mungkin juga menyukai