SK Payung UKP
SK Payung UKP
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
Jl. Situresmi No. 24 Desa Sukasari Kidul Kec. Argapura Kabupaten Majalengka
KodePos 45462 Telp (0233) 8291530 Email : puskesmasargapura@ymail.com
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TENTANG
PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN KEFARMASIAN
MEMUTUSKA
N
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN KEFARMASIAN
KESATU : Pelayanan klinis, laboratorium dan kefarmasian di UPTD
Puskesmas Argapura (terlampir);
KEDUA : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya
keputusan ini dibebankan kepada anggaran UPTD Puskesmas
Argapura;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan dikemudian hari akan ditinjau kembali
untuk dilakukan penyesuaian sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Majalengka
pada tanggal 02 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
DEDE R MUNAWAROH
LAMPIRAN I
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ARGAPURA
NOMOR : 445/3-001/SK/PKMMW/I/2023
TANGGAL : 07 JANUARI 2023
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN
A. ALUR PELAYANAN
Pasien Datang
Penapisan
Apotek
Pasien Pulang
Rujuk
B. PENAPISAN
Penapisan adalah suatu proses untuk pemisahan pasien sesuai kategori
yang ada. Petugas penapisan pasien memisahkan pasien menjadi 3
kategori yaitu :
1. Pasien dengan kegawatdaruratan adalah pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera;
Pasien datang dengan kegawatdaruratan diidentifikasi dengan
kategori Merah/Oranye/Kuning/Hijau
Merah Oranye Kuning Hijau
Tanda ● Tidak ● Nyeri ● Tampak pucat Kondisi
dan sadarkan diri Hebat ● Lemas Stabil
Gejala atau pingsan ● Nyeri ● Sempoyongan
● Tidak bernafas Dada ● Limbung
atau kesulitan
bernafas
● Nadi tidak
teraba atau
henti jantung
● Kejang
berulang atau
kejang
lama
Untuk kategori Merah, Oranye dan Kuning, penanganan dilakukan
di Ruang Gawat Darurat sedangkan kategori Hijau mengikuti
alur pelayanan seperti biasa.
C. PENDAFTARAN PASIEN
Pendaftaran pasien merupakan proses pencatatan identitas pasien
untuk mendapatkan pelayanan di UPTD Puskesmas Argapura.
1. Alur Pendaftaran UPTD Puskesmas Argapura
PETUGAS MENGIDENTIFIKASI
PASIEN
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam
merawat dirinya. Praktek keperawatan dilaksanakan sesuai dengan kode
etik, standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur operasional
yang berlaku. Dalam melakukan tugasnya perawat berwenang:
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik;
b. Menetapkan diagnosis keperawatan;
c. Merencanakan tindakan keperawatan;
d. Melaksanakan tindakan keperawatan;
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan;
f. Melakukan rujukan;
g. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi;
h. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan
dokter;
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai
dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
C. ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada
proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu
dan kiat kebidanan. Praktik kebidanan adalah kegiatan pemberian
pelayanan yang dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.
Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu;
b. Pelayanan kesehatan anak;
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana;
d. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
e. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
D. PELAYANAN MEDIS
Pelayanan medis adalah pelayanan kesehatan perorangan dengan lingkup
pelayanan berupa segala tindakan atau perilaku yang diberikan kepada
pasien dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan
medis dilaksanakan sesuai kompetensi petugas, berdasarkan panduan
praktik klinis yang berlaku.
1. Triase;
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasarkan beratnya
cedera atau penyakit untuk menentukan jenis penanganan/intervensi
kegawatdaruratan.
Prinsip triase adalah pemberlakuan sistem prioritas dengan
penentuan/penyeleksian pasien yang harus didahulukan untuk
mendapatkan penanganan.
Dalam triase pasien dikategorikan berdasarkan prioritas ABCDE
(Airway, Breathing, Circulation, Disability, Environment) menjadi:
- Kategori merah: prioritas pertama (P1), pasien cedera berat
mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila
ditolong segera;
- Kategori kuning: prioritas kedua (P2), pasien memerlukan
tindakan definitif, tidak ada ancaman jiwa segera;
- Kategori hijau: prioritas ketiga (P3), pasien dengan cedera
minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari
pertolongan;
- Kategori hitam (P4) merupakan pasien meninggal atau cedera fatal
yang jelas dan tidak mungkin diresusitasi.
2. Resusitasi dan stabilisasi;
- Tindakan resusitasi segera diberikan kepada pasien dengan
kategori merah setelah mengevaluasi potensi jalan nafas (airway),
status pernafasan (breathing) dan sirkulasi ke jaringan
(circulation) serta status mental pasien yang diukur Glasgow
Coma Scale (GCS).
- Batasan waktu (respon time) untuk mengkaji keadaan dan
memberikan intervensi secepatnya untuk pasien yang
membutuhkan pelayanan resusitasi adalah segera. Apabila
kondisi pasien memerlukan tindakan definitif segera namun
pada Puskesmas tidak tersedia tenaga yang berkompeten
ataupun fasilitas yang memadai, maka harus dilakukan rujukan
segera sesuai prosedur tanpa melakukan survei sekunder;
3. Survei sekunder;
- Melakukan anamnesa (alloanamnesa/autoanamnesa) untuk
mendapatkan informasi mengenai apa yang dialami pasien pada
saat kejadian, mekanisme cidera, terpapar zat-zat berbahaya,
riwayat penyakit terdahulu dan riwayat obat yang dikonsumsi;
- Pemeriksaan fisik secara menyeluruh (head to toe), neurologis,
dan status mental dengan menggunakan Glasgow Coma Scale
(GCS).
4. Tatalaksana definitif;
Adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permasalahan setiap pasien. Penentuan tindakan
yang diambil berdasarkan atas hasil kesimpulan dari anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Yang berwenang
melakukan tata laksana defintif adalah Dokter/Dokter Gigi yang
terlatih.
5. Rujukan.
Rujukan adalah memindahkan pasien ke tingkat fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi ataupun ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang memiliki sarana dan prasarana medis serta tenaga
ahli yang dibutuhkan untuk memberikan terapi definitif kepada
pasien.
Sebelum pasien dirujuk, terlebih dahulu dilakukan koordinasi
dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang dituju mengenai kondisi
pasien, serta tindakan medis yang diperlukan oleh pasien.
Fasilitas pelayanan kesehatan pengirim harus mendapat kepastian
bahwa fasilitas pelayanan kesehatan yang dituju siap menerima dan
melayani pasien yang dirujuk. Proses pengiriman pasien dilakukan
bila kondisi pasien stabil, menggunakan ambulans yang dilengkapi
dengan penunjang resusitasi beserta tenaga kesehatan terlatih untuk
melakukan tindakan resusitasi.
PELAYANAN GIZI
ENERGI = 2200 + 330 (Energi tambahan untuk ibu menyusui 6 bulan pertama)
ENERGI = 2530 Kkal
Kebutuhan Protein 15%
20% x 2530 = 506/4
= 126,5 gram
Kebutuhan Lemak 25%
20% x 2530 = 506/9
= 56.2 gram
Kebutuhan Karbohidrat 60%
60% x 2530 = 1518/4
= 379.5 gram
CONTOH MENU (1 kali makan)
1. Nasi, Sayur bayam, Telur Ceplok/rebus dan buah jeruk
PELAYANAN RUJUKAN
H. Transportasi rujukan
Transportasi rujukan di UPTD Puskesmas Argapura adalah mobil
ambulans.
I. Sistem Rujukan
Sistem rujukan di UPTD Puskesmas Argapura menggunakan sistem
manual dan Elektronik, yaitu Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE)
C. Isi rekam medis Rekam medis rawat jalan paling sedikit berisi:
1. Identitas pasien;
2. Tanggal dan waktu;
3. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit;
4. Penyakit;
5. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
6. Diagnosis;
7. Rencana penatalaksanaan;
8. Pengobatan dan/ atau tindakan;
9. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien;
10. Persetujuan dan penolakan tindakan jika diperlukan;
11. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan
12. Nama dokter, dokter gigi dan atau tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan.
D. Akses rekam medis
Akses rekam medis diberikan kepada :
1. Staf puskesmas dengan seizin petugas rekam medis
2. Dinas kesehatan dengan seizin kepala puskesmas
3. Pihak terkait yang membutuhkan informasi kesehatan secara
hukum atau ilmu pengetahuan dengan seizin kepala puskesmas.
E. Retensi rekam medis
1. Retensi rekam medis dilakukan untuk pasien inaktif 2 tahun atau
lebih sejak terakhir pasien berobat.
2. Retensi dilakukan setiap bulan atau triwulan secara reguler.
3. Apabila rekam medis pasien sudah disimpan di rak inaktif tapi
kemudian pasien berobat lagi maka rekam medis disimpan kembali
di dalam rak aktif.
4. Pemusnahan dilakukan untuk rekam medis yang inaktif yang
telah mencapai 5 tahun sejak terakhir berobat kecuali ringkasan
pulang dan persetujuan tindakan medis.
5. Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medis disimpan
dalam jangka waktu minimal 10 tahun sejak tanggal dibuat
ringkasan tersebut.
I. Daftar Singkatan
NAMA AKRONIM PENJABARAN AKRONIM
AN ANAK
AMOX AMOKSISILIN
SR (SUCCESS RATE) ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN
ANC ANTENATAL CARE
AS MEF ASAM MEFENAMAT
AU ASAM URAT
AMP AUDIT MATERNAL PERINATAL
ATS ANTASID
VIT BC VITAMIN B KOMPLEK
BPJS BADAN PENYELENGGARAN JAMINAN SOSIAL
BMHP BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
BBL BAYI BARU LAHIR
BBLR BERAT BADAN LAHIR RENDAH
BA BERITA ACARA
BABS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
BJ BUNYI JANTUNG
NAMA AKRONIM PENJABARAN AKRONIM
CA CONJUNGTIVA ANEMIS
CATIN CALON PENGANTIN
CDR CASE DETECTION RATE ( ANGKA PENEMUAN KASUS )
CTM CHLORPENIRAMINE MALEATE
CH CHOLESTEROL
CBD CIBADAK
C19 COVID 19
Dx. Kep: DIAGNOSA KEPERAWATAN
DBN DALAM BATAS NORMAL
E KOHORT ELEKTRONIK KOHORT
FDC FIXED DOSE COMBINATION
GC GENERAL CONSENT
GDPP GULA DARAH POST PORANDIAL
GDP GULA DARAH PUASA
GDS GULA DARAH SEWAKTU
Hb HAEMOGLOBIN
HJ HAJI
Ht HEMATOKRIT
H2TL HEMOGLOBIN,HEMATOKRIT,LEUKOSIT,TROMBOSIT
HPHT HARI PERTAMA HAID TERAKHIR
HCT HIDROKLORTIAZID
HDL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN
HT HIPERTENSI
IUD INTRA UTERINE DEVICE
IMS INFEKSI MENULAR SEKSUAL
IKL INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
IVA INSPEKSI VISUAL ASETAT
INC INTRANATAL CARE
KABER KAMAR BERSALIN
KD BADAK KEDUNG BADAK
KD HALANG KEDUNG HALANG
POKJA KELOMPOK KERJA
KB KELUARGA BERENCANA
KC KENCANA
KAPUS KEPALA PUSKESMAS
KASUBBAG TU KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
KMP KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
NAMA AKRONIM PENJABARAN AKRONIM
KIA KESEHATAN IBU DAN ANAK
KLPCM KETIDAKLENGKAPAN PENULISAN CATATAN MEDIS
CPZ KLORPROMAZIN
KDT KOMBINASI DOSIS TETAP
LK LINGKAR KEPALA
LP LINGKAR PERUT
LPLPO LAPORAN PEMAKAIAN DAN LEMBAR PERMINTAAN OBAT
LDL LOW DENSITY LIPOPROTEIN
LW LUAR WILAYAH
MTBS MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
MTBM MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA
MESO MONITORING EFEK SAMPING OBAT
MDR MULTI DRUG RESISTANT
N NADI
NN NONA
NY NYONYA
NAC N-ACETYLSISTEIN
NCB NEONATUS CUKUP BULAN
NKB NEONATUS KURANG BULAN
NO NOMOR
OAT OBAT ANTI TUBERKULOSIS
ODF OPEN DEFECATION FREE
OBS OBSERVASI
OMZ OMEPRAZOL
PB PANJANG BADAN
PCT PARASETAMOL
PIO PELAYANAN INFORMASI OBAT
PTO PEMANTAUAN TERAPI OBAT
POR PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
PMP PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
PNC POST NATAL CARE
PROGNAS PROGRAM NASIONAL
PUSKESMAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
PUSTU PUSKESMAS PEMBANTU
R/ RECIPE
RH RHONKI
NAMA AKRONIM PENJABARAN AKRONIM
RM REKAM MEDIS
RPK RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
RR RESPIRATORY RATE
RUK RENCANA USULAN KEGIATAN
RL RINGAR LAKTATE
RESTI RISIKO TINGGI
S SUHU
SI SKLERA IKTERIK
SMK SESUAI MASA KEHAMILAN
KMK KECIL MASA KEHAMILAN
STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
SYR SIRUP
SISTEM ELEKTRONIK PENGELOLAAN DAN PELAYANAN
SELENA KEFARMASIAN
SIHA SISTEM INFORMASI HIV AIDS
SISTEM INFORMASI MONITORING DAN PEMBINAAN FASILITAS
SIMONA PELAYANAN KEFARMASIAN
SIMPUS SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
SITB SISTEM INFORMASI TUBERKULOSIS
SMILE SISTEM MONITORING IMUNISASI DAN LOGISTIK ELEKTRONIK
SDIDTK STIMULASI DETEKSI, INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG
SUSP SUSPEK
SO STOCK OPNAME
SD SUKADAMAI
SBBK SURAT BUKTI BARANG KELUAR
TB TINGGI BADAN
TB TUBERKULOSIS
TD TEKANAN DARAH
TFU TEMPAT FASILITAS UMUM
TFU TINGGI FUNDUS UTERI
TTD TANDA TANGAN
TG TRIGLISERID
TTV TANDA – TANDA VITAL
TU TATA USAHA
TN TUAN
TBJ TAKSIRAN BERAT JANIN
TP TAKSIRAN PARTUS
TPP TEMPAT PENGOLAHAN PANGAN
NAMA AKRONIM PENJABARAN AKRONIM
TTK TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
TPT TERAPI PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
UGD UNIT GAWAT DARURAT
UPTD UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
UKM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
UKP UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
UL URIN LENGKAP
WH WHEEZING
4,000-12,000(anak)
40-54 %(♂)
Automatic Cell Counter
Hematokrit 37-47%(♀)
35-49 % (anak)
Trombosit 100-300 ribu
Automatic Cell Counter
URIN
Urin Rutin
Warna Kuning visual
Kejernihan Jernih visual
Protein Negative (-) Carik celup
pH 6,0 - 7,0 Carik celup
Berat Jenis 1.001 -1.035 Carik celup
Tes Kehamilan
KIMIA KLINIK
Gula Darah Puasa 75-115 mg/dl
Elektrometri/Strip
MIKROBIOLOGI
BTA Negative (-) Mikroskopis
TCM Negative (-) Nested real-time PCR
IMUNOLOGI
Golongan Darah A/ B/ O Aglutinasi
Rapid HBsAg Non reaktif Rapid Test
Rapid HIV Non reaktif Rapid Test
Rapid Shypilis Non reaktif Rapid Test
F. Nilai Ambang Kritis
No Pemeriksaan Limit Rendah Limit Tinggi Satuan
1 Hemoglobin <7 >20 gr/dl
2 Leukosit <500 >30.000 sel/µl darah
3 Trombosit <50.000 >1.000.000* sel/µl darah
4 Hematokrit <20 >60 %
5 Glukosa <60* >500 mg/dl
6 Asam urat 1 55 mg / dl
7 Kolesterol 50 400 mg / dl
Proses menyatakan jika reagen tidak tersedia adalah pada saat buffer stok
sudah mulai terpakai atau berkurang, pada saat itulah laboratorium
melakukan order kepada farmasi agar dilakukan pembelian .
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi
pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus
dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan
ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau
tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda.
Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat
berpengaruh terhadap hasil laboratorium, tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan
memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi
bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik yang dapat
mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat
diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti
latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup (konsumsi
alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca
donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat
terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan ritme
biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.
b. Penerimaan Spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang diterima
dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada
saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen yang tidak
sesuai dan memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen tidak dapat
ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan
formulir hasil pemeriksaan
c. Penanganan Spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan spesimen sudah
tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi
pengiriman spesimen sudah benar.
d. Pengiriman Spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan
pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam
bentuk yang relatif stabil.
e. Penyimpanan Spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan
jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara menyimpan spesimen antara lain :
Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0˚C – 8˚C.
Dapat diberikan bahan pengawet.
Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
2. Tahap Analitik
Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan memelihara alat
laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan bahan kontrol dan pemeriksaan
spesimen.
a. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa tidak terlampaui, cara
pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran sudah benar,
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah peralatan
laboratorium, wadah spesimen. Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak
terkontaminasi.
Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah:
Alat Hematologi Sysmex
Alat POCT Kimia
c. Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
d. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-masing
parameter.
PENYELENGGARAANPELAYANANKEFARMASIAN
A. AlurPelayanan Kefarmasian
B. SumberdayatenagakefarmasianUPTDPuskesmasArgapura:1orangt
enagaApotekerdan2orangtenagatekniskefarmasian1 orang
asisten tenaga kefarmasian.
C. PelayananKefarmasianmeliputi:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP),yangterdiridarikegiatan:
a. PerencanaankebutuhanSediaanFarmasidanBMHP
b. PengadaanSediaanFarmasidanBMHP
c. PenerimaanSediaanFarmasidanBMHP
d. PenyimpananSediaanFarmasidanBMHP
e. PendistribusianSediaanFarmasidanBMHP
f. PengendalianSediaanFarmasidanBMHP
g. Pencatatan,PelaporandanPengarsipan
h. PemusnahanSediaanFarmasidanBMHP
i. PemusnahanResep
j. PemantauandanevaluasipengelolaanSediaanFarmasidanBMH
P.
2. PelayananFarmasiKlinikyangterdiridari:
a. Pengkajianresep,penyerahanobatdanpemberianinformasiob
at
b. PelayananInformasiObat
c. Konseling
d. PemantauandanPelaporanEfekSampingObat(ESO)
D. PengadaaanSediaanFarmasiDanBahanMedisHabisPakai(BMHP)
Pengadaan obat di puskesmas, dilakukan dengan dua cara yaitu
denganmelakukanpermintaandanpengadaanmandiri(pembelian).
1. PermintaankeDinasKesehatanKota
Dilakukansesuaijadwalrutin setiap satubulan sekali
ataudapatjugadiluarjadwalrutin jika kebutuhan meningkat, terjadi
kekosongan obat, atau
adaKejadianLuarBiasa(KLB)/bencana.Permintaandilakukandengan
menggunakanLPLPOyangsudahditandatanganiapotekerdanKepalaP
uskesmas.Permintaanobatdaripuskesmaspembantudilakukansecarap
eriodikmenggunakanLPLPOpuskesmaspembantu.
Cara menghitung kebutuhan obat (stok optimum) adalah
denganmemperhitungkan pemakaian tiga bulan sebelumnya dan
ditambahbuffer stock satu bulan. Cara menghitung permintaan obat
adalahdenganmengurangistokoptimumdengansisastokyangada.
Khusus untuk vaksin rutin, obat HIV-AIDS, dan obat TB
pengajuanjugamenggunakansuratpermintaandanpengajuanpesanand
iaplikasiSMILE,SIHA,danSITB oleh programer pemegang
program.
Khusus untuk vaksin covid-19 dilakukan pengadaan sesuai
alokasidariDinas Kesehatan Kota.
2. Pembeliansendiri
Pembeliansendiridilakukanmelaluiwebsitee-katalog
menggunakanSuratPesanan(SP).Sebelumnya,daftarobatyangakandil
akukanpengadaansendiriharusdiserahkanke Gudang Farmasi Dinas
Kesehatan untuk diverifikasi. Jika
sudahdiverifikasi,makapembelianmandiridapatdilakukan.
E. PenerimaanSediaanFarmasiDanBahanMedisHabisPakai
Penerimaan sediaan farmasi dan BMHP adalah suatu kegiatan
dalammenerima sediaan farmasi dan BMHP dari Gudang Farmasi Kota atau
hasilpengadaan puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang
telahdiajukan.ApotekerdanTTKbertanggungjawab untuk
memeriksakesesuaian jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, dan mutu obat pada
dokumenpenerimaan berupa Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) atau faktur.
Setiapobat yang diterima harus dicatat jenis, jumlah dan tanggal
kadaluarsanyadalamkartustokobat.
F. Penyimpanan Sediaan Farmasi Dan Bahan Medis Habis
PakaiPenyimpanansediaanfarmasidanBMHPmerupakansuatukegiatan
pengaturanterhadapsediaanfarmasiyangditerimaagaraman(tidakhilang),
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetapterjamin,
sesuaidengan persyaratanyang ditetapkan.
Aspekyangperludiperhatikan:
● Persediaan obat dan BMHP puskesmas disimpan di gudang obat
yangdilengkapilemaridanrak–rakpenyimpananobat.
● Suhuruangpenyimpananharusdapatmenjaminkestabilanobat.
● Sediaan farmasi dalam jumlah besar (bulk) disimpan diatas pallet,
teraturdenganmemperhatikantanda-tandakhusus.
● Penyimpanan sesuai alfabet dengan sistem First ExpiredFirst Out (FEFO),
First In First Out (FIFO), high alert dan life saving (obatemergency).
● Sediaan psikotropik dan narkotik disimpan dalam lemari terkunci
gandadankuncinyadipegangolehapotekeratautenaga teknis
kefarmasianyangmemilikiSuratIzinPraktik,SuratTandaRegistrasi Dan
SuratTandaRegistrasiTenagaTeknisKefarmasian.
● Sediaan farmasi dan BMHP yang mudah terbakar, disimpan di
tempatkhusus dan terpisah dari obat lain. Contoh: alkohol, chlor etil
dan lain-lain.
● Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu yang
disertaidenganalatpemantaudankartusuhuyangdiisisetiapharinya.
● Terdapatsistempenandaankhususuntukmenunjukkanmasakadaluarsaseti
apobat.
● PenggunaanlabelLASA(LookAlikeSoundAlike).
● Penyimpanan obat kegawatdaruratan medis harus diperhatikan dari
sisikemudahan,ketepatandankecepatanreaksibilaterjadikegawatdarurata
n.Dilakukanmonitoringsecaraberkala.
● Khusus vaksindisimpan padasuhudingin (2-8oC)divaccinerefrigerator
denganmemperhatikan VVM dan BUD vaksin.
I. PemusnahanResep
Resepyangtelahdisimpanmelebihijangkawaktu5tahundapatdimusnahk
an.PemusnahanResepdilakukanolehapotekerataupenanggungjawabdisaksi
kanolehsekurang-
kurangnyapetugaskesehatanlaindengancaradibakarataucarapemusnahanlai
nyangdibuktikandenganBeritaAcaraPemusnahanResepdanselanjutnyadila
porkankepadaDinas Kesehatan Kota.
K. PencatatanDanPelaporan
Pencatatandanpelaporandilakukanterhadapseluruhrangkaiankegiatan
dalam pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, meliputi
yangditerima,disimpan,didistribusikan,dandigunakandiPuskesmasatauuni
tpelayanan lainnya.
Tujuanpencatatandanpelaporanadalah:
- Buktibahwapengelolaantelahdilakukan;
- Sumberdatauntukmelakukanpengaturandanpengendalian;dan
- Sumberdatauntukpembuatanlaporan.
L. PengkajianDanPelayananResep
Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian
kegiatanyang meliputi penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian
resep,penyiapan termasuk peracikan obat, dan penyerahan disertai
pemberianinformasi. Pengkajian dan pelayanan resep dilakukan untuk
semua resepyangmasuktanpakriteriakhususpasien.
M. PelayananInformasiObat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan
danpemberian informasi dan rekomendasi obat yang dilakukan oleh
apotekerkepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien
dan pihaklain diluarPuskesmas.
N. Konseling
Konselingobatmerupakansalahsatumetodeedukasipengobatansecara
tatap muka atau wawancara dengan pasien dan/atau keluarganyayang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
pasienyangmembuatterjadiperubahanperilakudalampenggunaanobat.
O. MonitoringEfekSampingObat
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat
yangmerugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal
yangdigunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapiataumemodifikasifungsifisiologis.
P. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasiobatmerupakanprosesmembandingkaninstruksipengobata
ndenganobatyangtelahdidapatpasien.Rekonsiliasidilakukanuntuk
mencegah terjadinya kesalahan obat seperti obat tidak
diberikan,duplikasi,kesalahandosis,atauinteraksiobat.
Q. PetugasYangBerhakMenyediakanObatSesuaiResep
Adalah tenaga kefarmasian yang telah memiliki surat izin praktik
atautenagalainyangsudahdiberiwewenang.Petugasfarmasiataupetugaslain
yangdiberikewenanganyangbertugasmenyediakanobatyangdiresepkanhar
us memahamiisiresepdanmemperhatikan:
● Namaobat
● Jenisdanbentuksediaanobat
● Namadanumur pasien
● Dosis
● Carapemakaiandanaturanpemberian
● Menanyakankepadapenulisresepapabilatulisantidakjelas
● Konsultasialternatifobatkepadapenulisresepapabilaobatyangdimaksud
tidaktersedia
● Pemasangan etiket/labelobatpadakemasanobat
Petugasfarmasiyangbertugasmenyediakanobatyangdiresepkanharusme
mperhatikan :
- Identitaspasiendanisiresep
- Penerimaobat
- Pemberianinformasiobat
R. PetugasYangBerhakMeresepkanObatPetugasy
angberhakmeresepkanadalah:
● Dokter dandokter gigiyang telah memilikisurat izinpraktikyang
masihberlaku.
● Perawatyangtelahdiberikandelegasiwewenangolehdokter.
● Bidan(obat-obattertentusesuaikewenangan).
V. PeresepanObat
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis
daridokter, dokter gigi, dan praktisi lainnya yang diberi kewenangan
kepadapengelola obat di UPTD Puskesmas Argapura untuk menyediakan
ataumembuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep
merupakansarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat
dan pasien(pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses
pengobatan.Untuk itu, agar obat berhasil, resep harus rasional. Kriteria
resep yangtepat,amandanrasionalyaitu:
● Benarpasien
● Benarjenisobat
● Benardosis
● Benarwaktupemberianobat
● Benarrutepemberian
● Benardokumentasi
● Benarinformasi
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep
untukpasienrawatjalandiUPTDPuskesmasArgapuraharustercantum:
a. Tanggalpenulisanresep.
b. Namapasien.
c. Umurpasien.
d. Alamatpasien.
e. Berat badanpasien
f. TandaR/padabagiankirisetiappenulisanobat.
g. Namaobat,jumlahdandosisobatyangdiberikanperoral.
h. Tandatangandannamaterangpetugaspenulisresep.