BAB IV Experimen
BAB IV Experimen
A. Deskripsi Data
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti yaitu Model
pembelajaran dan kemampuan awal siswa sebagai variabel bebas atau variabel X
dan minat belajar matematika sebagai variabel terikat atau variabel Y. Data yang
diperoleh dari pemberian tes untuk mengetahui minat belajar matematika dan
menggunakan model pembelajaran Peta konsep, diperoleh data hasil skor terendah
50, skor tertinggi 75, skor rata-rata 62,85, median sebesar 62,00, modus sebesar
Tabel 4.1. Minat belajar matematika yang di ajar dengan menggunakan Model
pembelajaran Peta konsep (A1)
92
93
Statistics
A1
N Valid 34
Missing 34
Mean 62,85
Median 62,00
Mode 60
Std. Deviation 6,267
Minimum 50
Maximum 75
berikut:
frekuensi siswa banyak mempunyai nilai 60, untuk nilai tertinggi yaitu 75, untuk nilai
menggunakan Model pembelajaran Kooferatif type STAD, diperoleh data hasil skor
terendah 53, skor tertinggi 70, skor rata-rata 60,47, median sebesar 60 modus sebesar
Statistics
A2
N Valid 34
Missing 34
Mean 60,47
Median 60,00
Mode 60
Std. Deviation 4,336
Minimum 53
Maximum 70
95
berikut:
frekuensi siswa banyak mempunyai nilai 60, untuk nilai tertinggi yaitu 70, untuk nilai
Dari semua data di atas dapat disimpulkan bahwa kelas yang di ajar dengan
belajar matematika yaitu 62,85. Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa minat
Tinggi (B1)
diperoleh data hasil skor terendah 53, skor tertinggi 75, skor rata-rata 63,06, median
matematika dengan Kemampuan awal tinggi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Minat belajar matematika dengan Kemampuan awal tinggi (B1)
Statistics
B1
N Valid 34
Missing 34
Mean 63,06
Median 62,50
Mode 60a
Std. Deviation 6,065
Minimum 53
Maximum 75
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown
berikut:
97
Dari histogram dan polygon di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi siswa
banyak mempunyai nilai 60, untuk nilai tertinggi yaitu 75, untuk nilai terendah yaitu
53.
Rendah (B2)
diperoleh data hasil skor terendah 50, skor tertinggi 70, skor rata-rata 60,26, median
matematika dengan kemampuan awal rendah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
98
Tabel 4.4 Minat belajar matematika dengan kemampuan awal rendah (B2)
Statistics
B2
N Valid 34
Missing 34
Mean 60,26
Median 60,00
Mode 60
Std. Deviation 4,807
Minimum 50
Maximum 70
berikut:
frekuensi siswa banyak mempunyai nilai 60, untuk nilai tertinggi yaitu 70, untuk nilai
Dari semua data di atas dapat disimpulkan bahwa kelas dengan Kemampuan
awal tinggi mempunyai rata-rata minat belajar matematika yaitu 63,06. Dari hasil di
atas dapat dikatakan bahwa minat belajar matematika dengan kemampuan awal tinggi
lebih baik.
tinggi, diperoleh data hasil skor terendah 59, skor tertinggi 75, skor rata-rata 66,59,
median sebesar 65, modus sebesar 60 dan simpangan baku sebesar 5,466.
matematika denga kemampuan awal tinggi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Statistics
A1B1
N Valid 17
Missing 51
Mean 66,59
Median 65,00
Mode 60a
Std. Deviation 5,466
Minimum 59
Maximum 75
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown
berikut:
banyak mempunyai nilai 60, untuk nilai tertinggi yaitu 75, dan nilai terendah 59.
rendah, diperoleh data hasil skor terendah 50, skor tertinggi 68, skor rata-rata 59,12,
median sebesar 59, modus sebesar 54 dan simpangan baku sebesar 5,243.
dengan kemampuan awal rendah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
A1B2
N Valid 17
Missing 51
Mean 59,12
Median 59,00
Mode 54a
Std. Deviation 5,243
Minimum 50
Maximum 68
102
berikut:
frekuensi siswa banyak mempunyai nilai 54, untuk nilai tertinggi yaitu 68, untuk nilai
Dari semua data di atas dapat disimpulkan bahwa kelas yang di ajar dengan
menggunkan Model pembelajaran Peta konsep dan siswa yang memiliki tingkat
yaitu 66,59. Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa minat belajar matematika yang
di ajar dengan menggunakan Model pembelajaran peta konsep dan siswa yang
menggunakan Model pembelajaran Kooferatif type STAD dan siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi, diperoleh data hasil skor terendah 53, skor tertinggi 67, skor
rata-rata 59,53, median sebesar 60, modus sebesar 62 dan simpangan baku sebesar
4,418. Untuk melihat distribusi frekuensi serta histogram dari minat belajar
Statistics
A2B1
N Valid 17
Missing 51
Mean 59,53
Median 60,00
Mode 62
Std. Deviation 4,418
Minimum 53
Maximum 67
104
berikut:
Gambar 7. Histogram dari minat belajar matematika siswa yang di ajar dengan
menggunakan Model pembelajaran Kooferatif type STAD dengan siswa
kemampuan awal tinggi (A2B1)
frekuensi siswa banyak mempunyai nilai 62, untuk nilai tertinggi yaitu 67, untuk nilai
menggunakan Model pembelajaran Kooferatif type STAD dan siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah, diperoleh data hasil skor terendah 56, skor tertinggi 70,
skor rata-rata 61,41, median sebesar 60, modus sebesar 60 dan simpangan baku
sebesar 4,168. Untuk melihat distribusi frekuensi serta histogram dan polygon dari
minat belajar matematika yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8 Minat belajar matematika yang di ajar dengan menggunakan Model
pembelajaran Kooferatif type STAD dengan siswa kemampuan awal rendah
(A2B2)
Statistics
A2B2
N Valid 17
Missing 51
Mean 61,41
Median 60,00
Mode 60
Std. Deviation 4,169
Minimum 56
Maximum 70
berikut:
106
frekuensi siswa banyak mempunyai nilai 60, untuk nilai tertinggi yaitu 70, untuk nilai
Dari semua data di atas dapat disimpulkan bahwa kelas yang di ajar dengan
menggunkan Model pembelajaran Kooferatif type STAD dan siswa yang memiliki
matematika yaitu 61,41. Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa minat belajar
1. Uji Normalitas
Smirnov (Uyanto, 2006: 35) dengan menggunakan bantuan software SPSS 22.0 for
1) Hipotesis
2) Kriteria uji:
berikut :
Berikut ini disajikan tabel hasil uji normalitas untuk kelas Peta konsep
Tabel 5.0
Hasil Uji Normalitas Lilliefors Kolmogorov-Smirnov
0,151 dan hal ini menunjukan jika P-value (sig.) ≥ α (0,05), maka Ho diterima.
Artinya nilai data pada kelas Model pembelajaran peta konsep berdistribusi
normal.
untuk kelas Kooferatif type STAD kelompok dengan bantuan software SPSS
Tabel 5.1
Hasil Uji Normalitas Lilliefors Kolmogorov-Smirnov
STADadalah 0,200 dan hal ini menunjukan jika P-value (sig.) ≥ α (0,05),
awal Tinggi (B1) adalah 0,093 dan hal ini menunjukan jika P-value (sig.)=
awal Rendah (B2) adalah 0,200 dan hal ini menunjukan jika P-value (sig.)=
Berikut ini disajikan tabel hasil uji normalitas untuk Kelompok dengan
Tabel 5.4 : Minat belajar matematika yang Diberi Model pembelajaran Peta
konsep dengan kemampuan awal Tinggi
0,062 dan hal ini menunjukan jika P-value (sig.)= 0,062 ≥ α (0,05), maka Ho
diterima, artinya nilai data pada kelompok Model pembelajaran Peta konsep
dan kemampuan awal tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Berikut ini disajikan tabel hasil uji normalitas untuk Kelompok dengan
Tabel 5,5 : Minat belajar matematika yang Diberi Model pembelajaran Peta
konsep kelompok dengan kemampuan awal Rendah
0,200 dan hal ini menunjukan jika P-value (sig.)= 0,200 ≥ α (0,05), maka Ho
diterima, artinya nilai data pada kelompok Model pembelajaran Peta konsep
dan kemampuan awal rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Berikut ini disajikan tabel hasil uji normalitas untuk Kelompok dengan
adalah 0,178 dan hal ini menunjukan jika P-value (sig.)= 0,178 ≥ α (0,05),
Kooferatif type STAD dan kemampuan awal tinggi berasal dari populasi
Berikut ini disajikan tabel hasil uji normalitas untuk Kelompok dengan
adalah 0,200 dan hal ini menunjukan jika P-value (sig.)= 0,200 ≥ α (0,05),
Kooferatif type STAD dan kemampuan awal rendah berasal dari populasi
2. Uji Homogenitas
Selain uji normalitas, salah satu syarat yang diperlukan dalam menganalisis
data dengan menggunkan ANAVA adalah uji homogenitas. Adapaun tujuan uji
homogenitas adala untuk mengetahui apakah varians populasi bersifat homogen atau
tidak
bartlet pada taraf signifikan α = 5%. Adapaun ringkasan hasil perhitungan uji
Ringkasan hasil perhitungan uji homogenitas pada tabel 5.8 untuk kelompok
sig=0,088 > 0,05, maka hipotesis nol diterima. Dengan kata lain bahwa sampel
Ringkasan hasil perhitungan uji homogenitas pada tabel 5.9 untuk kelompok
sig=0,115 > 0,05, maka hipotesis nol diterima. Dengan kata lain bahwa sampel
Ringkasan hasil perhitungan uji homogenitas pada tabel 6,0 untuk semua
probabilitas sig=0,304 > 0,05, maka hipotesis nol diterima atau keempat varians
adalah sama. Dengan kata lain bahwa sampel berasal dari populasi yang memiliki
varians homogen.
119
untuk mengetahui pengaruh dan interaksi antar kelompok. Analisis ANOVA ini
Dari tabel 6.1 di atas, akan di uji tiga hipotesis sekaligus yaitu:
menggunkan Model pembelajaran peta konsep dan kooferatif type STAD pada
pelajaran matematika menggunkan bantuan SPSS versi 22. Dari perhitungan di atas
didapakan nilai sig =0,040 < 0,05 atau F hitung= 4,373 > F tabel = 3,15. Ini memiliki
120
belajar matematika.
belajar matematika menggunkan bantuan SPSS versi 22. Dari perhitungan di atas
didapakan nilai sig =0,017 < 0,05 atau F htng= 6,015 >F tabel = 3,15. Ini memiliki
matematika siswa.
bantuan SPSS versi 22. Dari perhitungan di atas didapakan nilai sig =0,000 > 0,05
atau F htng= 16,848 > F tabel = 3,15. Ini memiliki makna bahwa Model pembelajaran
dan kemampuan awal memiliki interaktif yang signifikan terhadap minat belajar
matematika.
dan kemampuan awal siswa terhadap minat belajar matematika maka dilakukan uji
Tabel 6.2
Ringkasan Hasil Uji Tukey
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Minat_Belajar
95% Confidence
(I) Mean Interval
Interakti (J) Difference Std. Lower Upper
f Interaktif (I-J) Error Sig. Bound Bound
*
Tukey A1B1 A1B2 7,47 1,611 ,000 3,22 11,72
HSD A2B1 7,06 *
1,611 ,000 2,81 11,31
*
A2B2 5,18 1,611 ,011 ,93 9,43
*
A1B2 A1B1 -7,47 1,611 ,000 -11,72 -3,22
A2B1 -,41 1,611 ,994 -4,66 3,84
A2B2 -2,29 1,611 ,489 -6,54 1,96
*
A2B1 A1B1 -7,06 1,611 ,000 -11,31 -2,81
A1B2 ,41 1,611 ,994 -3,84 4,66
A2B2 -1,88 1,611 ,649 -6,13 2,37
*
A2B2 A1B1 -5,18 1,611 ,011 -9,43 -,93
A1B2 2,29 1,611 ,489 -1,96 6,54
A2B1 1,88 1,611 ,649 -2,37 6,13
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 22,066.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
ajar dengan Model pembelajaran Peta konsep dan kemampuan awal Tinggi
konsep dan kemampuan awal rendah tidak terdapat perbedaan minat belajar
kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah dengan nilai sig >
0,05.
type STAD dan kemampuan awal Tinggi tidak terdapat perbedaan minat
kemampuan awal tinggi dengan sig < 0,05 dan tidak terdapat perbedaan
Model pembelajaran Peta konsep dan kemampuan awal rendah dan Model
pembelajaran kooferatif type STAD dan kemampuan awal tinggi karena nilai
matematika siswa dalam pelajaran bila ditinjau dari Model pembelajaran , Model
pembelajaran antara Model pembelajaran peta konsep dan kooferatif type STAD
diperoleh Fhitung= 4,373 > Ftabel= 3,15. Dengan demikian hipotesis pertama teruji
dengan Kooferatif type STAD terhadap minat belajar matematika . Rata-rata minat
konsep lebih tinggi daripada yang di ajar dengan menggunkan Model pembelajaran
Berdasarkan pendapat Posner dan Rudnitsky dalam Nur (2001b: 36) bahwa
peta konsep yang mirip dengan peta jalan ini membuat siswa mampu
124
menghubungkan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan
kepada siswa untuk berbuat secara aktif dan kreatif mencari jawaban atas masalah-
masalah yang dihadapi dan menarik kesimpulan sendiri melalui proses alamiah,
kritis, logis, dan sistematis. Dengan kata lain siswa diberi kesempatan untuk belajar
untuk menyusun sesuatu. Cara ini akan lebih mendorong siswa untuk meningkatkan
penalaran dan kemampuan berpikir secara bebas. siswa diberi kesempatan untuk
sehingga siswa akan lebih bersemangat yang pada akhirnya akan meningkatkan
diantaranya : 1) Sangat membantu kita dalam mengingat catatan atau konsep yang
kita buat dengan sesuatu hal yang sudah kita dapatkan tapi membutuhkan waktu
untuk di mengerti. 2) Jika memberi atau menerima penjelasan arah lebih suka
sesuatu hal dalam beberapa hari. 5) Menarik perhatian orang dalam proses
ciri-ciri Model pembelajaran peta konsep (mind mapping) tersebut, maka peranan
kreativitas belajar yang tinggi dari siswa akan sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam belajar.
siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat.
untuk belajar secara aktif Kaitannya dengan belajar mengajar Richard Schuman
kemampuan untuk percaya diri sendiri dengan cara berpikir dan belajar sendiri
sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan
awal tinggi dan rendah diperoleh Fhitung= 6,015 > Ftabel= 3,15. Dengan demikian
hipotesis kedua teruji kebenarannya secara signifikan dan dapat diterima. Sehingga
tinggi dan rendah terhadap minat belajar matematika. Rata-rata minat belajar
matematika dengan kemampuan awal tinggi lebih tinggi daripada yang kemampuan
awal rendah.
dalam diri siswa ketika belajar. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi akan
siswa, juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Selain dari faktor siswa itu ada
juga faktor dari luar yaitu cara mengajar guru. Ini biasanya untuk menumbuhkan
minat siswa yang tidak aktif, yang tidak memiliki tekad dalam dirinya sendiri untuk
menjadi orang yang berhasil atau tidak memiliki motivasi untuk belajar. Disini peran
guru sangat penting, guru dapat memberikan dorongan untuk menumbuhkan minat
belajar siswa dengan cara mengajar yang menyenangkan, dan memberikan motivasi
pembelajaran dan motivasi belajar diperoleh F hitung= 16,848 > Ftabel= 3,15. Dengan
matematika siswa.
pembelajaran Matematika menuntut keterlibatan siswa secara aktif dan lebih berperan
dalam pembelajaran baik sikap maupun mentalnya. Selain itu juga memberi
masalahnya. Minat dari siswa akan sangat menunjang dalam melakukan kegiatan-
siswa akan berusaha menyelidiki sampai menemukan jawaban dari apa yang belum
memiliki minat, karena siswa akan tertantang atau tertarik untuk menemukan ide-ide
siswa sehingga lambat laun keberhasilan belajar Matematika siswa akan meningkat
128
Konsep (Concept Mapping) siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif
mereka sendiri maupun dalam kelompoknya. Guru mendorong siswa untuk memiliki
kreativitas yang tinggi dari para siswanya untuk meningkatkan hasil belajar dalam
mata pelajaran Matematika. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua siswa dalam
satu kelompok mempunyai kreativitas dan kemampuan yang sama, sehingga siswa
Berdasarkan uraian diatas, diduga bahwa: (a) Siswa yang mempunyai kreativitas
pembelajaran Peta Konsep (Concept Mapping) akan mempunyai hasil belajar lebih
dengan minat belajar terhadap hasil belajar Matematika (b) Siswa yang mempunyai
pembelajaran Peta konsep (Concept Mapping) akan mempunyai prestasi yang lebih
kreativitas rendah terhadap prestasi belajar Matematika. (c) Siswa yang mempunyai
pembelajaran Peta Konsep (Concept Mapping) akan mempunyai interaksi yang lebih
129