Anda di halaman 1dari 13

Vol. 2(2) Mei 2018, pp.

345-357
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA ISSN : 2597-6885 (online)

PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI KELAS II


MEULABOH TERHADAP PEMBERIAN IZIN TINGGAL
BAGI WARGA NEGARA ASING
Mirzaq Maulana
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111

Husni Jalil
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111

Abstrak - Permasalahan hukum yang muncul dalam penulisan artikel ini yaitu bahwa lima Warga Negara Asing
yang terdiri dari empat warga Tiongkok dan satu warga Malaysia telah melakukan penyalahgunaan Izin Tinggal
kunjungan untuk melakukan kegiatan perakitan dan pemasangan kapal tambang emas di Meulaboh. Pelaksanaan
pengawasan keimigrasian yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di Negara Indonesia.Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk
menjelaskan tentang bagaimana tata cara dalam melaksanakan pengawasan keimigrasian berdasarkan pada
Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2011 serta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 yang dilaksanakan
oleh Petugas Imigrasi, Pegawai Imigrasi, Pejabat Imigrasi beserta Tim Pengawasan Orang Asing dalam
mengawasi keberadaan Orang Asing serta dalam mengamati lalu-lintas Warga Negara Asing di daerah
Meulaboh. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Yuridis Empiris yaitu suatu jenis
penelitian Hukum Sosiologis dan dapat disebut dengan penelitian langsung dalam lingkungan masyarakat, yaitu
mengkaji tentang ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang telah atau sedang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Penelitian Yuridis Empiris adalah suatu penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat
permasalahan yang nyata terjadi dalam masyarakat dan dikaitkan dengan Peraturan-Peraturan hukum yang
berlaku di seluruh wilayah Negara Indonesia. Pelaksanaan pengawasan keimigrasian yang dilakukan oleh
Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh terhadap pemberian Izin Tinggal bagi Warga Negara Asing belum berjalan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.Hal ini dikarenakan pihak Direktorat Jenderal Imigrasi
Pusat masih kurang melakukan pengawasan untuk menilai tingkat efektivitas dari kinerja serta tingkat
kedisiplinan dari Pegawai ataupun Petugas Imigrasi Meulaboh. Solusinya adalah diharapkan kepada pihak
Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat untuk harus meningkatkan pengawasan terhadap kinerja Pegawai khususnya
di daerah Meulaboh. Disarankan kepada pihak Direktorat Jenderal Imigasi Pusat untuk membantu dalam
menyediakan Pegawai serta Petugas Imigrasi tambahan dan membantu Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh
untuk menyediakan fasilitas penunjang serta sarana dan prasarana yang berguna bagi Pejabat Imigrasi, Pegawai
serta Petugas Imigrasi dalam melakukan pengawasan terhadap keberadaan serta kegiatan Orang Asing
khususnya di daerah Meulaboh.
Kata Kunci: Pengawasan, Keimigrasian, Izin Tinggal, Warga Negara Asing.

Abstract - The legal issue that emerged in the writing of this thesis is that five foreign nationals consisting of
four Chinese citizens and one Malaysian citizen have committed abuse of stay permit to conduct the assembly
and installation of a gold mine ship in Meulaboh. Implementation of immigration control conducted by
Meulaboh Class II Immigration Office is not in accordance with the provisions of the laws and regulations in
the State of Indonesia. The purpose of the writing of this thesis is to explain about how the procedures in
implementing immigration supervision based on Law Number 6 Year 2011 and Government Regulation No. 31
of 2013 conducted by Immigration Officers, Immigration Officers, Immigration Officials and Foreigners
Supervisory Team in overseeing Presence of foreigners and in observing foreigners traffic in the Meulaboh
area. The research method used is the method of Juridical Empirical research that is a type of research
Sociological Law and can be called by direct research in the community environment, which examines the
applicable legal provisions and what has or is happening in people's lives. Juridical Empirical Research is a
legal research that serves to see the real problems that occur in society and associated with the rules of law
applicable throughout the territory of the State of Indonesia. Immigration supervision carried out by the
Immigration Office of Class II Meulaboh on the granting of residence permit for foreign citizens has not been
run in accordance with the provisions of the Regulation of the Law. This is because the Directorate General of
Immigration Center is still lacking supervision to assess the level of effectiveness of the performance and the
level of discipline From the Meulaboh Immigration Officer or Officer. The solution is expected to the
Directorate General of Central Immigration to increase supervision on the performance of employees,
especially in the Meulaboh region. It is suggested to the Directorate General of Central Immigration to assist in

345
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 346
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

providing additional Employees and Immigration Officers and assisting the Second Class Immigration Office of
Meulaboh to provide supporting facilities as well as facilities and infrastructure useful to Immigration Officials,
Employees and Immigration Officers in supervising the existence and activities of Foreigners Particularly in the
Meulaboh area.
Keywords: Supervision, Immigration, Residence Permit, Foreign Citizen.

PENDAHULUAN
Pelaksanaan pengawasan keimigrasian adalah suatu kegiatan dalam bentuk
pengumpulan data-data, mengawasi kegiatan Orang Asing ataupun Warga Negara Asing,
mengamati dan menentukan apakah kegiatan yang dilakukan oleh Warga Negara Asing
tersebut telah sesuai dengan status dan jenis kepemilikan Visanya.1 Banyaknya terdapat akses
untuk masuk dan keluar bagi Warga Negara Asing dan juga bagi Warga Negara Indonesia
yang berada di Wilayah Negara Indonesia telah menimbulkan dampak positif dan juga
negatif serta dapat mempengaruhi efektifitas kinerja dari Pejabat Imigrasi, Petugas Imigrasi
dan Tim Pengawasan Orang Asing yang bertugas di Wilayah Hukum Kantor Imigrasi Kelas
II Meulaboh dalam melaksanakan pengawasan dan penindakan pelanggaran keimigrasian.
Mengenai pelaksanaan pengawasan terhadap lima Warga Negara Asing sudah dimulai
saat mereka masuk Wilayah Negara Indonesia dengan melalui pemeriksaan Imigrasi di
tempat pemeriksaan Imigrasi yang ada di bandara. Pelaksanaan pengawasan tersebut dapat
dikontrol melalui pintu gerbang yang legal yaitu: Bandara, Pelabuhan, dan Pos Perbatasan
darat yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan tentang keimigrasian.
Berdasarkan Pasal 66 ayat (2) huruf a dan b dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
telah disebutkan bahwa:
a. Pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang memohon dokumen perjalanan,
keluar atau masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada diluar Wilayah Indonesia;
b. Pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing yang masuk atau keluar Wilayah
Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah
Indonesia.
Pelaksanaan pengawasan Imigrasi dalam hal lalu-lintas orang asing yang keluar dan
masuk Wilayah Negara Indonesia serta kegiatan orang asing selama berada di wilayah
Negara Indonesia dapat dilaksanakan oleh pihak keimigrasian dan Tim Pengawasan Orang
Asing yang ada di setiap daerah di seluruh wilayah Indonesia. 2 Pelanggaran hukum yang
dilakukan oleh Warga Negara Asing tersebut adalah melakukan kegiatan yang tidak sesuai

1
Atmosdirjo, S. Prajudi, Hukum dan Pengawasan Keimigrasian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, hlm.42.
2
Santoso, M. Imam, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan dan Ketahanan Nasional, Jakarta:
Universitas Indonesia Press, 2003, hlm.42.
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 347
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

dengan Izin Tinggalnya di kawasan pertambangan emas Meulaboh. Mereka dapat dikenai
sanksi hukuman berupa Deportasi secara paksa ke Negara asalnya, dan/atau membayar biaya
beban administrasi yang jumlahnya telah ditentukan dalam Pasal 122 huruf a dan b di dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011. Pejabat Imigrasi Meulaboh telah diberikan
kewenangan untuk bertindak, sebagaimana tercantum dalam Pasal 16 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2011 disebutkan bahwa: “Pejabat Imigrasi juga berwenang untuk
menolak Orang Asing untuk keluar wilayah Indonesia dalam hal Orang Asing tersebut masih
mempunyai kewajiban di Indonesia yang harus diselesaikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan”.3
Pelaksanaan pengawasan keimigrasian ini bertujuan untuk menunjang agar tetap
terpeliharanya stabilitas dan Kepentingan Nasional, Kedaulatan Negara, Keamanan dan
Ketertiban umum, serta kewaspadaan terhadap segala dampak negatif yang timbul akibat
perlintasan orang antar Negara. Pekerja asing tersebut telah melakukan pekerjaan di kawasan
pertambangan emas tanpa melaporkannya kepada Pejabat dan Petugas Imigrasi Meulaboh,
kegiatan ini telah melanggar ketentuan Pasal 71 huruf a dalam Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2011 tentang keimigrasian yang berbunyi: “Kewajiban Orang Asing untuk
memberikan segala keterangan menyangkut identitas dirinya, pekerjaan yang sedang dijalani,
penjamin keberadaannya, atau perubahan alamatnya kepada Kantor Imigrasi setempat”.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 disebutkan
bahwa: “Izin Tinggal kunjungan dapat diberikan kepada pemegang bebas Visa kunjungan
dengan batas waktunya paling lama 30 hari, dan pada ayat (2) disebutkan bahwa batas waktu
tersebut pada ayat (1) tidak dapat diperpanjang, dan tidak dapat dialihfungsikan, namun
kenyataannya sekarang banyak dari Warga Negara Asing telah mengalihfungsikan dan
memanfaatkan bebas Visa kunjungannya untuk melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
Izin Tinggalnya. Mengenai kasus ini seharusnya penjamin pekerja asing yang bernama
Fandrik dan Edi Ratna harus memiliki Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA),
namun kenyataannya dua pengusaha sebagai pemilik mesin kapal tersebut tidak memiliki
IMTA, hal ini diketahui saat petugas Imigrasi Meulaboh melakukan pemeriksaan terhadap
kelengkapan surat izin dan dokumen kerja yang harus dimiliki oleh lima pekerja asing
tersebut untuk dapat bekerja dalam rangka pemasangan mesin kapal penambang emas milik
pengusaha Indonesia di daerah Meulaboh. Lima Warga Negara Asing diperbolehkan bekerja

3
Bagir Manan, Hukum Keimigrasian dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002, hlm. 17.
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 348
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

di Indonesia, asalkan mereka harus menggunakan Visa bekerja di Indonesia untuk melakukan
pekerjaan yang bersifat sementara. Mereka telah diberikan Izin Tinggal kunjungan oleh
Pejabat Imigrasi Meulaboh hanya untuk keperluan melakukan perjalanan ke Wilayah
Indonesia dalam rangka kunjungan tugas pemerintahan, pendidikan, sosial budaya,
pariwisata, bisnis, keluarga, serta singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain.4
Pekerja asing tersebut telah melakukan suatu kegiatan yang tidak sesuai dengan
tujuan dan maksud dari pemberian Izin Tinggal yang telah diberikan oleh Pejabat Imigrasi di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Dua Warga Negara Indonesia sebagai pengusaha yang
menyuruh serta memberikan kesempatan kepada lima Warga Negara Asing untuk melakukan
kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud atau tujuan pemberian Izin Tinggal dapat dijerat
dengan ketentuan Pasal 122 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang
Peraturan Keimigrasian yang berbunyi bahwa:
“Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) bagi:
a. Setiap Orang Asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan
yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian Izin Tinggal yang diberikan
kepadanya;
b. Setiap orang yang menyuruh atau memberikan kesempatan kepada Orang Asing
menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud atau
tujuan pemberian Izin Tinggal yang diberikan kepadanya.5
Lima Warga Negara Asing dalam kasus ini telah menyalahgunakan Izin Tinggal
kunjungan untuk melakukan suatu pekerjaan perakitan kapal tambang emas yang dimiliki
oleh pengusaha asal Indonesia yang bernama Fandrik dan Edi Ratna. Pengusaha asal
Indonesia tersebut selaku penjamin keberadaan Orang Asing tersebut diharuskan untuk
bertanggung jawab, hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal 122 huruf b Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2011 bahwa penjamin dapat dikategorikan sebagai orang yang menyuruh
atau memberikan kesempatan kepada orang asing untuk menyalahgunakan atau melakukan
kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud atau tujuan pemberian Izin Tinggal yang telah
diberikan kepadanya.

4
Berita Aceh terkini, <http://acehtimes.co.id/diduga-menyalahgunakan-visa-imigrasi/>, [diakses
02/03/2017].
5
Sihar Sihombing, Hukum Keimigrasian Dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung: Nuansa Aulia, 2004,
hlm.35.
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 349
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

Menurut hasil penyidikan oleh Kepala Koordinator Tim Pengawasan Orang Asing di
daerah Meulaboh menyebutkan bahwa kelima dari mereka bukanlah pekerja biasa yang
mendapatkan upah dari dua pengusaha asal Indonesia tersebut, namun kelima dari mereka
telah diberikan upah kerja dari perusahaan asal Tiongkok sebelum berangkat ke daerah
Meulaboh. Perusahaan Tiongkok tersebut selaku pihak yang telah menjual kapal tambang
tersebut kepada pengusaha asal Indonesia yang bernama Fandrik dan Edi selaku pembeli
kapal penambang emas yang akan digunakan untuk keperluan menambang emas di desa
Tutut Kecamatan Sungai Mas Meulaboh.6 Untuk mengatur berbagai macam permasalahan
Warga Negara Asing yang keluar masuk wilayah Indonesia, maka pemerintah pusat
mengeluarkan suatu kebijakan di bidang keimigrasian yaitu kebijakan memilih (selective
policy) yaitu suatu kebijakan berdasarkan prinsip selektif atau memilih dan menentukan
secara cermat kriteria Warga Negara Asing yang dibolehkan masuk Wilayah Negara
Indonesia.
Berdasarkan prinsip ini bahwa hanya Orang Asing yang dapat memberikan manfaat
(benefit) bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara Republik Indonesia, serta yang tidak
membahayakan keamanan dan ketertiban umum dan tidak menimbulkan permusuhan baik
terhadap rakyat maupun Negara Indonesia. Kegiatan dalam bentuk pengawasan terhadap
orang asing di daerah Meulaboh dapat dilaksanakan oleh Petugas Imigrasi di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi, Pejabat Imigrasi dan Tim Pengawasan Orang Asing yang bertujuan
untuk menjaga dan memelihara agar tetap terpeliharanya stabilitas dan keamanan di Wilayah
Negara Indonesia, kedaulatan negara, memelihara ketertiban umum, serta meningkatkan
kewaspadaan terhadap segala dampak negatif yang timbul akibat lalu-lintas orang asing yang
ingin masuk kawasan yang berada dalam lingkup Wilayah Hukum Kantor Imigrasi Kelas II
Meulaboh. Mengenai pelaksanaan pengawasan Imigrasi tersebut pada dasarnya juga diikuti
dengan penindakan keimigrasian demi terciptanya penegakan hukum yang pasti atas setiap
pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh orang asing yang berada di Wilayah Negara
Indonesia.7 Kasus ini akan diselesaikan dengan proses pengadilan (projusticial), kelima dari
mereka telah teridentifikasi melakukan penyalahgunaan terhadap fungsi dari Visa kunjungan
dalam pemberian Izin Tinggal kunjungan untuk kegiatan perakitan kapal tambang emas
secara melawan peraturan hukum keimigrasian.

6
Antara News, <http://www.orang asing.org// Pekerja asing asal tiongkok/>, [diakses pada 23/04/2017].
7
Adikun Sudikun, Mertokusumo, Mengenal Hukum Keimigrasian Di Indonesia, Jakarta: Liberty Press,
1999, hlm.25.
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 350
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

Pekerja asing yang masuk ke daerah Meulaboh menggunakan kebijakan Bebas Visa
kunjungan dalam rangka tujuan kunjungan wisata yang semestinya harus digunakan untuk
keperluan wisata yang waktunya terbatas yaitu hanya 30 hari, tidak dapat diperpanjang batas
waktunya serta tidak dapat pula dialihfungsikan menjadi Izin Tinggal lainnya. Seharusnya
pekerja asing yang berasal dari Tiongkok dan Malaysia dapat mempergunakan Visa
kunjungan untuk keperluan tugas pemerintahan, pendidikan, sosial budaya, pariwisata, bisnis,
keluarga, jurnalistik, atau singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain bukan
dipergunakan untuk bekerja di kawasan pertambangan emas Meulaboh. Mengenai pengaturan
terhadap Warga Negara Asing yang masuk dan keluar wilayah Indonesia telah diatur dalam
Pasal 8 ayat (1) dan (2) dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 yang berbunyi:
1) Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia wajib memiliki Dokumen
Perjalanan yang sah dan masih berlaku.
2) Setiap Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia wajib memiliki Visa yang sah dan
masih berlaku, kecuali ditentukan lain berdasarkan undang-undang ini dan perjanjian
internasional.
Berdasarkan Pasal 75 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 dijelaskan
bahwa apabila orang asing yang datang ke Indonesia tersebut Izin keimigrasiannya telah
habis masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia dengan melampaui waktu,
tidak lebih dari 60 (enam puluh hari) dari Izin Keimigrasian yang diberikan, maka akan
dikenakan sanksi berupa biaya beban administrasi. kenyataannya sekarang khususnya di
daerah Meulaboh Warga Negara Asing yang berasal dari Tiongkok dan Malaysia telah
tinggal melebihi batas 60 hari sebagaimana telah disebutkan dalam Pasal 75 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2011, maka perbuatan yang dilakukan oleh Warga Negara Asing
tersebut adalah perbuatan yang melanggar ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yaitu
perbuatan (overstay) atau melebihi Izin Tinggal yang telah ditentukan.8
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian artikel ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan tentang tata cara dalam Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian
berdasarkan pada Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi,
Petugas Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi beserta Tim Pengawasan Orang
Asing yang berada di Wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh.

8
Atmosdirjo, S. Prajudi, Op.Cit, hlm.28.
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 351
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian


dan memberikan alternatif beserta dengan solusinya.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian artikel ini adalah menggunakan metode penelitian Yuridis Empiris
yaitu suatu jenis penelitian Hukum Sosiologis dan dapat disebut dengan penelitian langsung
dalam lingkungan kehidupan masyarakat, yaitu juga mengkaji tentang ketentuan peraturan
hukum yang berlaku serta apa yang telah atau sedang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.
Penelitian Yuridis Empiris adalah suatu penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan dikaitkan dengan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku di seluruh daerah di Wilayah Negara Indonesia.9

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 yaitu berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 dijelaskan bahwa
ayat (1) disebutkan bahwa: “Menteri dapat melakukan pengawasan Keimigrasian dan dalam
ayat (2) Pengawasan Keimigrasian meliputi :
a. Pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang memohon dokumen perjalanan,
keluar atau masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada diluar Wilayah Indonesia.
b. Pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing yang masuk atau keluar Wilayah
Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah
Indonesia.
Dalam Pasal 68 huruf a sampai e Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 dijelaskan
bahwa Pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing dilaksanakan pada saat permohonan
Visa, masuk atau keluar, dan pemberian Izin Tinggal dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi;
b. Penyusunan daftar nama Orang Asing yang dikenai Penangkalan atau Pencegahan;
c. Pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia;
d. Pengambilan foto dan sidik jari;
e. Kegiatan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

9
Bambang Waluyo, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika Press, 1999, hlm.53.
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 352
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

Berdasarkan pada ayat (4) Pasal 172 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun
2013 bahwa Pengawasan keimigrasian terhadap Orang Asing sudah mulai dilakukan pada
saat:
a. Permohonan Visa;
b. Masuk atau keluar Wilayah Indonesia;
c. Pemberian Izin Tinggal berdasarkan jenis Visa;
d. Berada dan melakukan kegiatan di Wilayah Indonesia.
Berdasarkan Pasal 172 ayat (1) dan (2) dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 disebutkan bahwa: (1) Menteri melakukan pengawasan
Keimigrasian (2) Pengawasan keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pengawasan terhadap Warga Negara Indonesia; dan
b. Pengawasan terhadap Orang Asing.
Berdasarkan Pasal 173 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 bahwa
Pelaksanaan pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172 dilakukan
oleh :
a. Direktur Jenderal, untuk melaksanakan pengawasan Keimigrasian di pusat;
b. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asas Manusia, untuk
melaksanakan pengawasan Keimigrasian di provinsi;
c. Kepala Kantor Imigrasi, untuk melaksanakan pengawasan Keimigrasian di
kabupaten/kota atau kecamatan; dan
d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk atau Pejabat Dinas Luar Negeri, untuk melaksanakan
pengawasan Keimigrasian di luar Wilayah Indonesia.
Mengenai pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan dan keberadaan Warga Negara
Asing di daerah Meulaboh akan dilaksanakan oleh Tim Pengawasan Orang Asing dan oleh
Seksi Pengawasan Kantor Imigrasi Meulaboh. Berdasarkan pada Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2016 dalam Pasal 2 telah
disebutkan bahwa: “Pembentukan Tim Pengawasan Orang Asing dimaksudkan untuk
mewujudkan pengawasan keimigrasian yang terkoordinasi dan menyeluruh terhadap
keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah Negara Indonesia.” Mengenai
pembentukan TimPora di Negara Indonesia telah diatur dalam Pasal 3 ayat (1) bahwa:
“TimPora dibentuk di tingkat pusat dan tingkat daerah.” Menurut ketentuan Pasal 3 ayat (3)
dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 50
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 353
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

Tahun 2016 bahwa: “TimPora di tingkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. Tim Pora tingkat provinsi;
b. Tim Pora tingkat kabupaten/kota; dan
c. Tim Pora tingkat kecamatan.10
Pelaksanaan Pengawasan keimigrasian yang telah dilakukan oleh Kantor Imigrasi
Kelas II Meulaboh beserta Tim Pengawasan Orang Asing Terhadap Pemberian Izin Tinggal
bagi Warga Negara Asing adalah masih tidak sesuai dengan ketentuan dari Peraturan
Perundang-Undangan tentang Keimigrasian di Wilayah Negara Indonesia. Pengawasan
tersebut adalah tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 dan
juga tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
di Wilayah Negara Indonesia.
Hal ini dikarenakan kurangnya Pemantauan secara signifikan yang harus dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat terhadap kinerja dari Pejabat, Petugas serta Tim
Pengawasan Orang Asing yang terdapat di setiap daerah di seluruh Wilayah Negara
Indonesia. Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing yang akan
memasuki daerah Meulaboh harus dilakukan semenjak Orang Asing tersebut mengajukan
permohonan untuk mendapatkan Visa kunjungan pada setiap Perwakilan Republik Indonesia
yang ada di Negaranya, selanjutnya pada saat Orang Asing tersebut tiba di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi yang bertempat di: Bandara, Pelabuhan laut maupun Pos perbatasan
darat, serta Tempat Pemeriksaan Imigrasi lainnya yang telah ditentukan oleh Peraturan
Perundang-Undangan di Negara Indonesia. Ketidaksesuaian Pelaksanaan Pengawasan
tersebut dikarenakan kurangnya Pemantauan yang dilakukan oleh DirJen Imigrasi Pusat
terhadap setiap Kantor Imigrasi yang ada di seluruh Wilayah Negara Indonesia.
Pekerja asing di Meulaboh telah mendapatkan Visa kunjungan dari Perwakilan
Republik Indonesia yang ada di Luar Negeri yaitu dari Negara mereka masing-masing, serta
dari Pejabat Imigrasi yang berwenang untuk memberikan Izin Tinggal kunjungan tersebut,
Namun status Izin Tinggalnya sekarang telah dibatalkan oleh Menteri Hukum dan Ham yang
diberikan wewenang untuk melakukan pembatalan tersebut, mereka berlima dapat dikenakan

Nurismayanti, “Pengawasan Keimigrasian Terhadap Orang Asing Di Indonesia”, Jurnal Hukum


10

Keimigrasian di Indonesia, Hasil Suatu Kajian Hukum di Kantor Imigrasi Pangkal Pinang Kepulauan Riau, Vol.
98, Nomor. 15: 234-236, Pangkal Pinang: 13 April 2011.
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 354
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

sanksi berupa deportasi ke negara asalnya dan mereka dapat dikenai pencegahan sebelum
menjalani proses peradilan di Pengadilan Negeri Meulaboh, setelah itu kelima dari mereka
dapat dicekal untuk masuk ke Negara Indonesia, dalam waktu yang telah ditentukan oleh
Peraturan Perundang-Undangan di Wilayah Negara Indonesia.
Pembatalan Izin Tinggal kunjungan bagi lima pekerja asing di Meulaboh penyebab
utamanya dikarenakan kelima dari mereka telah melakukan kegiatan yang tidak sesuai
dengan fungsi dari Izin Tinggal kunjungannya. Setiap Orang Asing penerima Bebas Visa
kunjungan dapat melakukan kegiatan untuk tujuan wisata, kunjungan keluarga, sosial, seni
dan budaya, tugas pemerintahan, memberikan ceramah atau mengikuti seminar, mengikuti
pameran internasional, mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau Perwakilan
di Indonesia, dan untuk meneruskan perjalanan ke luar negeri, tetapi bukan dipergunakan
untuk bekerja ataupun untuk menjadi tenaga ahli dalam instalasi mesin. Berdasarkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Pasal 4 ayat (1) dan (2) telah
mengamanatkan bahwa Penerima Bebas Visa Kunjungan dapat diberikan Izin Tinggal
Kunjungan untuk 30 hari dan tidak dapat diperpanjang masa berlakunya ataupun dialih
statuskan menjadi Izin Tinggal lainnya.11
Mengenai hambatan yang dialami oleh Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh dalam
Melaksanakan Pengawasan Keimigrasian terhadap Pemberian Izin Tinggal bagi Warga
Negara Asing adalah sebagai berikut di bawah ini : Hambatan yang pertama adalah bahwa
mengenai luasnya jangkauan Wilayah kerja yang diatur dan dipegang oleh Kantor Imigrasi
Kelas II Meulaboh. Oleh karena itu seharusnya jumlah wilayah kerja tersebut dapat
disesuaikan dengan jumlah dari Pejabat serta Petugas Imigrasi yang bertugas di setiap daerah
di Wilayah Negara Indonesia. Jikalau wilayah kerjanya luas maka seharusnya Petugas
maupun Pegawai Imigrasinya lebih banyak, namun jika wilayah kerjanya tidak luas maka
seharusnya Petugas maupun Pegawai Imigrasinya lebih sedikit.
Hambatan yang kedua adalah mengenai kurangnya jumlah Petugas Imigrasi, Pejabat
Imigrasi maupun Tim Pengawasan Orang Asing yang bertugas. Hal ini dikarenakan jumlah
wilayah kerja yang harus diawasi terlalu luas sehingga akan mempersulit kinerja Petugas
Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun Tim Pengawasan Orang Asing dalam mengawasi Orang
Asing di daerah Meulaboh. Hambatan yang ketiga adalah kurangnya pengawasan yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat di dalam mengawasi serta menilai kinerja

11
Jamaluddin, S.H.,M.H., Kepala Bagian Lantaskim Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh, Wawancara
pada tanggal 27 April 2017, jam 14: 19 WIB.
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 355
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

dari Petugas Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun Tim Pengawasan Orang Asing yang
akanberdampak pada tingkat kedisiplinan untuk mempertanggungjawabkan tugasnya.
Hambatan yang keempat adalah terbatasnya fasilitas pendukung serta fasilitas penunjang
berupa sarana dan prasarana dalam bidang transportasi darat, laut maupun udara yang
berguna bagi Petugas Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun Tim Pengawasan Orang Asing yang
berada di daerah Meulaboh. Mengenai Alternatif Solusi yang dapat digunakan oleh Kantor
Imigrasi Kelas II Meulaboh dalam Melaksanakan Pengawasan Keimigrasian terhadap
Pemberian Izin Tinggal bagi Warga Negara Asing adalah sebagai berikut:
Alternatif Solusi yang pertama adalah seharusnya jangkauan Wilayah Kerja yang
dipegang oleh Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh harus diminimalisasi atau dikurangi
melalui suatu kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat melalui Menteri
Hukum dan Ham beserta Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat yang telah mendapat persetujuan
dari Presiden. Pengurangan jumlah wilayah kerja tersebut harus disesuaikan dengan kapasitas
dari Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Petugas Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun
Tim Pengawasan Orang Asing yang bertugas di daerah Meulaboh.
Alternatif Solusi yang kedua adalah seharusnya pengawasan serta pemantauan yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat terhadap Pejabat maupun Petugas Imigrasi
di Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh harus ditingkatkan, hal ini bertujuan untuk
terwujudnya daya kerja yang maksimal dan efektif dalam pelaksanaan pengawasan yang akan
dilakukan oleh Petugas Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun Tim Pengawasan Orang Asing
yang bertugas di daerah Meulaboh.
Alternatif Solusi yang ketiga adalah Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat harus
membantu dalam menyediakan fasilitas penunjang berupa sarana transportasi yang memadai
serta fasilitas pendukung lainnya yang dapat dipergunakan dalam mengawasi dan menelusuri
keberadaan serta kegiatan Orang Asing yang masuk serta keluar daerah Meulaboh, yang
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan tentang Keimigrasian. Keberadaan
fasilitas penunjang ini adalah sebagai alternative yang diprioritaskan, karena fasilitas ini
dapat digunakan secara berkelanjutan dan terkoordinasi untuk membantu Pelaksanaan
Pengawasan Keimigrasian yang dilaksanakan oleh Pejabat, Petugas Imigrasi dan Tim
Pengawasan Orang Asing di daerah Meulaboh.
Alternatif Solusi yang keempat yaitu bahwa seharusnya Direktorat Jenderal Imigrasi
Pusat dapat untuk menyediakan Petugas Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun Tim Pengawasan
Orang Asing tambahan untuk mewujudkan pelaksanaan pengawasan yang lebih efisien dan
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 356
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

efektif, hal ini dikarenakan jumlah wilayah kerja yang dipegang oleh Kantor Imigrasi Kelas II
Meulaboh yang begitu luas, sehingga dibutuhkan Pegawai maupun Petugas Imigrasi
tambahan untuk mengatasi segala permasalahan hukum yang akan muncul khususnya di
daerah Meulaboh.12

KESIMPULAN
Pelaksanaan pengawasan keimigrasian terhadap pemberian Izin Tinggal bagi Warga
Negara Asing yang dilakukan oleh Pejabat Imigrasi, Petugas Imigrasi di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi beserta Tim Pengawasan Orang Asing yang berada di Wilayah kerja Kantor Imigrasi
Kelas II Meulaboh masih belum berjalan sesuai dengan ketentuan Peraturan Undang–Undang
Nomor 6 Tahun 2011 dan juga ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
Tentang Keimigrasian yang berlaku di seluruh Wilayah Negara Indonesia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pejabat, Pegawai maupun Petugas Imigrasi di
Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh diperoleh informasi bahwa : Pelaksanaan pengawasan
tersebut masih belum sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan karena diidentifikasikan
telah terlibat beberapa orang dari Pegawai maupun Petugas Imigrasi yang telah menerima
Penjaminan terhadap lima Warga Negara Asing, Penjaminan tersebut telah melanggar
ketentuan Peraturan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian di Wilayah
Negara Indonesia.

12
Iskandar Yus ,Kepala Bagian Wasdakim Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh, Wawancara pada tanggal
27 April 2017, jam 23 : 18 WIB.
JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 357
Mirzaq Maulana, Husni Jalil

DAFTAR PUSTAKA
Atmosdirjo, S. Prajudi, Hukum dan Pengawasan Keimigrasian, Jakarta: Ghalia Indonesia,
2002.

Santoso, M. Imam, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan dan Ketahanan Nasional,


Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2003.

Bagir Manan, Hukum Keimigrasian dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2002.

Sihar Sihombing, Hukum Keimigrasian Dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung: Nuansa
Aulia, 2004.

Adikun Sudikun, Mertokusumo, Mengenal Hukum Keimigrasian Di Indonesia, Jakarta:


Liberty Press, 1999.

Bambang Waluyo, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika Press, 1999.
Nurismayanti, “Pengawasan Keimigrasian Terhadap Orang Asing Di Indonesia”,
Jurnal Hukum Keimigrasian di Indonesia, Hasil Suatu Kajian Hukum di Kantor
Imigrasi Pangkal Pinang Kepulauan Riau, Vol. 98, Nomor. 15: 234-236, Pangkal
Pinang: 13 April 2011.

Berita Aceh terkini, <http://acehtimes.co.id/diduga-menyalahgunakan-visa-imigrasi/>,


[diakses 02/03/2017].

Antara News, <http://www.orang asing.org// Pekerja asing asal tiongkok/>, [diakses pada
23/04/2017].

Anda mungkin juga menyukai