Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS

KEBIJAKAN
PUBLIK

NAMA: NURUL FARAZILA


NIM: 2030711046
PENGERTIAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
”Istilah publik dapat dirunut dari sejarah negara
Yunani dan Romawi Kuno. Bangsa Yunani Kuno
mengekspresikan kata publik sebagai koinion
dan privat disamakan dengan idion. Bangsa
Romawi Kuno menyebut publik dalam bahasa
Romawi respublica dan privat sebagai res-
Secara etimologis, istilah kebijakan atau policy
privat. Dengan menelusuri literatur sejarah
berasal dari bahasa Yunani “polis” berarti
Romawi, Gobetti (2007) memilah istilah privat
negara, kota yang kemudian masuk ke dalam
dalam kaitannya dengan individu atau person
bahasa Latin menjadi “politia” yang berarti
sedangkan publik merujuk pada komunitas atau
negara. Kemudian di terjemahkan ke dalam
negara.
bahasa Inggris “policie” yang artinya
berkenaan dengan pengendalian masalah- Friedrich mengartikan kebijakan sebagai suatu
masalah publik atau administrasi tindakan yang mengarah pada tujuan yang
pemerintahan. diusulkan oleh seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam lingkungan tertentu
Istilah “kebijakan” atau “policy” dipergunakan
sehubungan dengan adanya hambatan seraya
untuk menunjuk perilaku seorang aktor
mencari peluang untuk mencapai tujuan atau
(misalnya seorang pejabat, suatu kelompok
sasaran yang dinginkan (Widodo, 2007:13).
maupun suatu badan pemerintah) atau
sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan
tertentu.

2
PENGERTIAN ANALISIS
KEBIJAKAN
Kebijakan memiliki arti umum dan spesifik. Dalam arti umum,
kebijakan menunjuk pada jaringan keputusan atau sejumlah
tindakan yang memberikan arah, koherensi, dan kontinuitas.
Dalam kaitan ini, Greer and Paul Hoggett (1999) memaknai
kebijakan sebagai sejumlah tindakan atau bukan tindakan yang
lebih dari sekadar keputusan spesifik. Dalam arti spesifik, ide
kebijakan berkaitan dengan cara atau alat (means) dan tujuan
(ends), dengan fokus pada seleksi tujuan dan sarana untuk
mencapai sasaran yang diinginkan
Analisis kebijakan merupakan suatu hal penting karena bisa
membantu seorang pembuat keputusan dengan memberikan
informasi yang diperoleh melalui penelitian dan analisis,
memisahkan dan mengklarifikasi persoalan mengungkap
ketidakcocokan tujuan dan upayanya, memberikan alternatif-
alternatif baru dan mengusulkan cara-cara menterjemahkan ide-
ide kedalam kebijakan-kebijakan yang mudah diwujudkan dan
direalisasikan.
Dunn (2000: 117) membedakan tiga bentuk utama analisis kebijakan publik, yaitu:
1. Analisis Kebijakan Prospektif: Analisis Kebijakan Prospektif yang berupa produksi dan transformasi
informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Analisis kebijakan disini merupakan
suatu alat untuk mensintesakan informasi untuk dipakai dalam merumuskan alternatif dan preferensi
kebijakan yang dinyatakan secara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai
landasan atau penuntun dalam pengambilan keputusan kebijakan.
2. Analisis Kebijakan Retrospektif: Analisis kebijakan retrospektif adalah sebagai penciptaan dan
transformasi informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan. Terdapat 3 tipe analis berdasarkan kegiatan
yang dikembangkan oleh kelompok analis ini yakni analis yang berorientasi pada disiplin, analis yang
berorientasi pada masalah dan analis yang berorientasi pada aplikasi. Tentu saja ketiga tipe analisis
retrospektif ini terdapat kelebihan dan kelemahan.
3. Analisis Kebijakan yang Terintegrasi: Analisis kebijakan yang terintegrasi merupakan bentuk analisis yang
mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang menaruh perhatian pada penciptaan dan
transformasi informasi sebelum dan sesudah tindakan kebijakan diambil. Analisis kebijakan yang
terintegrasi tidak hanya mengharuskan para analis untuk mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif
dan perspektif, tetapi juga menuntut para analis untuk terus menerus menghasilkan dan
mentransformasikan informasi setiap saat.

4
BEBERAPA KONSEP ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

1. Disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan 4. wildasky Analisis kebijakan adalah sebuah aktivitas
multi-metode penelitian dan argumen untuk menciptakan masalah yang dapat dipecahkan.
menghasilkan dan mentransformasikan informasi
yang policy relevant buat memecahkan masalah 5. Dunn, Proses memproduksi ilmu pengetahuan tentang
kebijakan (W.N. Dunn).
proses kebijakan dan pengetahuan dalam proses kebijakan.
2. Proses mengevaluasi beberapa alternatif kebijakan
dengan menggunakan kriteriakriteria yang relevan 6. Leslie A. Pal: Analisis kebijakan didefinisikan sebagai
agar diperoleh alternatif terbaik untuk dijadikan penerapan disiplin ilmu dari kaum intelektual pada masalah-
tindakan kebijakan (D.L. Weimer dan A.R. Vining). masalah public.
3. Cara untuk mensintesakan informasi, termasuk hasil
penelitian, untuk menghasilkan format keputusan
kebijakan (penentuan pilihan-pillihan alternatif) dan
untuk menentukan kebutuhan masa depan akan
informasi yang policy relevant (Walter Williams,
1971).
PERBEDAAN KEBIJAKAN PUBLIK DAN ANALISIS
KEBIJAKAN PUBLIK

Kebijakan Publik adalah arah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Area
studi meliputi segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan mempunyai
pengaruh terhadap kepentingan masyarakat secara luas, misalnya kebijakan
pemerintah tentang sistem jaminan sosial melalui Undang-Undang Nomor 40
tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Dan kebijakan pemerintah
terhadap pembangunan desa melalui Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014
tentang Desa. Hal ini ditegaskan bahwa secara garis besar kebijakan publik
mencakup tahap-tahap perumusan masalah kebijakan, implementasi kebijakan
dan evaluasi kebijakan.
Sedangkan Analisis Kebijakan Publik berhubungan dengan penyelidikan dan
deskripsi sebab-sebab dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan publik. Analisis
kebijakan dapat menghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan pada
satu, beberapa atau seluruh tahap dari proses kebijakan, tergantung pada tipe
masalah yang dihadapi klien yang dibantunya. Analisis kebijakan dilakukan tanpa
mempunyai pretensi untuk menyetujui atau menolak kebijakan. Jadi misalnya
seorang pengamat kebijakan publik mengatakan bahwa kenaikan BBM akan
menimbulkan inflasi dan keresahan masyarakat, maka sebenarnya ia sudah
melakukan analisis kebijakan publik .

6
Analisis kebijakan publik yang lebih komprehensif dengan pelibatan banyak expert dan
praktisi misalnya dilakukannya analisis tentang kebijakan Undang-Undang Otonomi Daerah
tahun 1999 khususnya No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah untuk mengkaji
keefektifan dari kebijakan ini yang hasilnya dapat diketahui dengan adanya rekomendasi
untuk revisi terhadap Undang-Undang tersebut yang akhirnya terbit Undang- Undang No.
32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tersebut dan direvisi
lagi melalui Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah Contoh
lainnya adalah analisis kebijakan publik tentang Program Keluarga Harapan (PKH) oleh
Kementerian Sosial, apakah pelaksanaan kebijakan tersebut sudah efektif.

Analisis kebijakan akan merekomendasikan apakah Kementerian Sosial akan meghentikan


program ini, atau membuat perbaikan-perbaikan dengan mekanisme dan aturan yang
berlaku. Atau bahkan mencari alternatif baru untuk meningkatkan keberhasilan dalam
kebijakan tersebut. Seorang analis kebijakan publik akan memposisikan ilmunya sebagai
sesuatu yang bebas nilai, analis bekerja atas kepentingan publik, tanpa ada pengaruh
kepentingan- kepentingan politik ataupun golongan. Jadi seorang analis dapat mengambil
posisi netral dalam memperjuangkan kebijakan publik yang lebih baik dalam rangka
menyelasaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat

7
ELEMEN-ELEMEN PENTING DALAM ANALISIS KEBIJAKAN
PUBLIK
1. Tujuan-Tujuan: Tujuan adalah apa yang diusahakan oleh seorang pengambil kebijakan untuk mencapai atau memperolehnya dengan
menggunakan kebijakan-kebijakannya. Tugas yang seringkali paling sulit bagi analis adalah menyingkap apakah memang benar atau tidak tujuan
tersebut. Kadang diutarakan secara jelas namun seringkali tidak langsung oleh pembuat kebijakan. Maka tugas analis adalah untuk menyelidiki
dan mendapatkan persetujuan mengenai tujuan yang sebenarnya
2. Alternatif-Alternatif: Alternatif-alternatif adalah pilihan-pilihan atau cara-cara yang tersedia bagi pembuat kebijakan yang dengannya diharapkan
tujuan dapat tercapai. Alternatif-alternatif bisa berupa kebijakan-kebijakan, strategi-strategi atau tindakan-tindakan. Alternatifalternatif tidak
harus jelas merupakan pengganti satu sama lain ataupun mempunyai fungsi yang sama. Misalnya pendidikan, rekreasi, penjagaan keamanan
oleh polisi, perumahan murah untuk mereka yang berpenghasilan rendah, ini semua secara sendiri-sendiri maupun dikombinasikan dalam
berbagai cara semuanya mungkin harus dipertimbangkan sebagai alternatif-alternatif kebijakan untuk masalah kenakalan remaja.
3. Dampak-Dampak: Perancangan sebuah alternatif sebagai cara menyelesaikan tujuan mengimplikasikan serangkaian konsekuensi tertentu. Jadi
dampak ini berhubungan dengan alternatif. Beberapa diantaranya bersifat positif dan berdampak menguntungkan terhadap pencapaian tujuan.
Beberapa yang lain merupakan biaya, atau konsekuensi negatif sehubungan dengan alternatif tersebut, dan merupakan hal-hal yang ingin
dihindari atau diminimalisir oleh pembuat keputusan.
4. Kriteria: Kriteria adalah suatu aturan atau standar untuk mengurutkan alternatif-alternatif menurut urutan yang paling diinginkan. Kriteria
merupakan cara menghubungkan tujuan-tujuan, alternatif-alternatif dan dampak-dampak. Banyak orang menghubungkan atau bahkan
mengganti istilah kriteria dengan skala efektivitas, yakni skala yang menunjukkan tingkat pencapaian tujuan.
5. Model: Model tidak lebih dari serangkaian generalisasi atau asumsi tentang dunia, merupakan gambaran realitas yang disederhanakan yang bisa
digunakan untuk menyelidiki hasil suatu tindakan tanpa benar-benar bertindak. Jadi, jika serangkaian tindakan dianggap perlu
diimplementasikan, dibutuhkan suatu skema atau proses untuk menginformasikan kepada kita dampak apakah yang mungkin timbul dan
sampai seberapa jauh tujuan bisa tercapai.
Analisis dapat dilihat dari berbagai perspektif. Halim dalam bukunya Analisis Investasi menjelaskan analisis dapat dilihat
dari:
1. Secara mekanis, dalam tahapan analisis akan terjadi:
a. Perubahan angka dan catatan hasil pengumpulan data jadi informasi yang lebih mudah dipahami.
b. Penggunaan alat analisis yang bermanfaat untuk membuktikan hipotesis ataupun pendeskripsian variabel riset secara
benar, bukan kebetulan saja.
c. Penginterprestasian berbagai informasi dalam kerangka yang lebih luas, atau inferensi ke populasi, untuk menjawab
pertanyaan- pertanyaan yang muncul.

2. Secara substantif, dalam tahapan analisis dilakukan proses:


a. Membandingkan dan mengetes teori atau konsep dengan informasi yang ditemukan.
b. Mencari dan menentukan konsep baru dari data yang dikumpulkan.
c. Mencari penjelasan apakah konsep baru itu berlaku umum, atau baru terjadi bila ada kondisi tertentu (Halim, 2002: 35)

9
MACAM-MACAM ANALISIS
1. Analisis teknikal adalah analisis yang dimulai dengan cara memperhatikan instansi itu
sendiri dari waktu ke waktu.
2. Analisis kekuatan relatif (Relative strength analysis) adalah analisis yang berupaya
mengidentifikasikan masalah yang memiliki kekuatan relative terhadap masalah lain.
3. Analisis fundamental adalah suatu sekuritas memiliki nilai intrinsik tertentu (nilai
tingkah lakunya). Nilai intrinsik suatu sekuritas ditentukan oleh faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhinya. Faktor tersebut dapat dari instansi. Analisis ini
akan membandingkan nilai intrinsik suatu sekuritas dengan tingkah laku pegawai guna
menentukan apakah sudah dapat diterapkan atau belum. Analisis ini akan memahami
dan akhirnya mengevaluasi kinerja pegawai yang diterapkan.

10
4. Analisis instansi individual adalah analisis yang
dilakukan dengan mengamati kinerja fungsi-fungsi
instansi dan kepemimpinan para pegawai. Analisis ini
akan mengetahui perkembangan dan kondisi kinerja
pegawai (Halim, 2002: 40) 21 . Berdasarkan kegunaan
analisis di atas, maka kita dapat mengetahui apakah
tujuan analisis tersebut. Kegunaan analisis di atas
merupakan tolak ukur dalam pembuatan kebijakan SIM
Lingkungan di BPLH dan Bapapsi Kabupaten Bandung.
Adapun analisis teknikal dan analisis instansi individual
menjadi gambaran BPLH dan Bapapsi dalam pembuatan
kebijakan SIM lingkungan itu sendiri.

11
PROSES ANLISIS KEBIJAKAN
Dunn mengatakan keberhasilan analisis pembuatan kebijakan dapat dikembangkan
melalui tiga proses, yaitu:
1. Proses pengkajian kebijakan, menyajikan metodologi untuk analisis kebijakan.
Metodologi di sini adalah sistem standar, aturan, dan prosedur untuk menciptakan,
menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan.
2. Proses pembuatan kebijakan adalah serangkaian tahap yang saling bergantung
yang diatur menurut urutan waktu: penyusunan agenda, formulasi kebijakan,
adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan.
3. Proses komunikasi kebijakan, merupakan upaya untuk meningkatkan proses
pembuatan kebijakan berikut hasilnya. Dalam hal ini sebagai penciptaan dan
penilaian kritis, pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. (Dunn, 2003:1).

12
TIGA HAL POKOK DALAM MENGALISIS KEBIJAKAN

1. Fokus utama adalah mengenai penjelasan / anjuran kebijakan yang pantas.


2. Sebab-sebab dan konsekunsi dari kebijakan diselidiki dengan menggunakan
metodologi ilmiah.
3. Analisis dilakukan dalam rangka mengembangkan teori- teori umum yang
dapat diandalkan kebijakan-kebijakan dan pembentukannya. Sehingga dapat
diterapkan kepada lembaga dan bidang kebijakan yang berbeda. (dalam
Tangkilisan,2003:3). Berdasarkan pemaparan di atas analisis kebijakan dapat
bersifat ilmiah dan relevan bagi masalah-masalah politik sosial sekarang ini

13
CIRI-CIRI ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
Analisis kebijakan memiliki beberapa ciri, seperti yang dikemukakan oleh Joko
Widodo dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik, bahwa ciri-ciri dari
analisis kebijakan sebagai berikut:
1. Analisis kebijakan sebagai aktivitas kognitif (cognitive activity).
2. Analisis kebijakan sebagai bagian dari proses kebijakan secara kolektif sehingga
merupakan hasil aktivitas kolektif.
3. Analisis kebijakan sebagai disiplin intelektual terapan.
4. Analisis kebijakan berkaitan dengan masalah-masalah publik (Widodo, 2007: 20-
22).

14
KESIMPULAN
analisis kebijakan publik ialah suatu proses ilmu terapan yang menggabungkan dari beberapa
ilmu atau mulltidisipilner dimana suatu pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian atau
penyelidikan sebuah sebab akibat dari suatu kebijakan yang mampu memberikan jalan keluar
dari berbagai macam alternatif program serta kinerja kebijakan. Analisis kebijakan dapat
menganalisis pembentukan, substansi dan dampak dari kebijakankebijakan tertentu. Analisis
kebijakan dilakukan tanpa mempunyai kecenderungan untuk menyetujui atau menolak
kebijakan-kebijakan. Dalam proses menganalisi kebijakan juga diperlukan ketelitian yang tinggi
agar didpatkan hasil yang konkret. Selain itupun terdapat ciri maupun elemen-elemen yang
dapat mendukung daripada proses menganalisis dari kebijakan publik tersebut.
Dengan adanya analisis kebijakan ini nantinya Analisis kebijakan dapat membantu seorang
pembuat keputusan dengan memberikan informasi yang diperoleh melalui penelitian dan
analisis, memisahkan dan mengklarifikasi persoalan mengungkap ketidakcocokan tujuan dan
upayanya, memberikan alternatif-alternatif baru dan mengusulkan cara-cara menterjemahkan
ide-ide kedalam kebijakan-kebijakan yang mudah diwujudkan dan direalisasikan pada publik.

15
THANK YOU!
NURULFARAZILA046@UMMI.AC.ID

HTTP://WWW.UMMI.AC.ID

Anda mungkin juga menyukai