134-Article Text-Listening

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Lentera

ISSN Cetak: 2685-5542


ISSN Online: 2685-5550

Using Podcasts to Enhance Students’ Listening Ability

Penggunaan Podcasts untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan


Peserta Didik
1
Nurwahdaniah, 2Ari Prasetyaningrum, 3Fathurrohman

doi: https://doi.org/10.51518/lentera.v5i2.134

email: 1nurwahdaniah12@gmail.com, 2rheafanny1981@gmail.com,


3
fathurrohman58@guru.smp.belajar.id

Universitas Hamzanwadi, NTB - Indonesia

Abstract: This study is aimed to investigate the use of podcasts to


enhance the listening ability of seventh-grade students of SMPN 5
Selong. The research design used in this study is Classroom Action
Research (CAR). The CAR phases adopted from Kemmis and McTaggart
(1988) consisted of planning, implementing, observing, and reflecting.
The participants of this study were 20 seventh graders of the
2022/2023 academic year. This study was held directly in SMPN 5
Selong in four meetings. The researcher collected the data from
listening tests, observation sheets, and interview guides. Listening tests
were held in the preliminary test and the final meeting. The finding
showed that there was an improvement in students’ scores. The
criterion of success was based on the school's minimum score. The
score average in the final test was 85.3 and it achieved the criteria of
success. Using podcasts helped students to enhance their listening
ability since it was accessible and applicable to be used inside and
outside the classroom.
Keywords: Podcasts, Listening Ability

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penggunaan


podcasts untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan peserta didik
kelas 7 SMPN 5 Selong. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahapan PTK
diadaptasi dari Kemmis dan McTaggart (1988) yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Partisipan dalam
penelitian ini berjumlah 20 peserta didik tahun ajaran 2022/2023.
Penelitian ini dilaksanakan secara langsung di SMPN 5 Selong dalam
yang terdiri dari empat pertemuan. Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti
mengumpulkan data melalui tes mendengarkan, lembar observasi, dan
sesi wawancara. Tes mendengarkan dilaksanakan pada studi
pendahuluan dan pertemuan terakhir. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa ada peningkatan pada nilai siswa. Kriteria keberhasilan

79 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

ditentukan berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal sekolah. Nilai


rata-rata peserta didik pada tes akhir mencapai 85.3 dan nilai rata-
ratanya mencapai kriteria kesuksesan. Penggunaan podcasts membantu
siswa untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan mereka karena
podcasts mudah diakses dan dapat diterapkan di dalam dan di luar
kelas.
Kata Kunci: podcasts, Kemampuan Mendengarkan

PENDAHULUAN
Mendengarkan adalah keterampilan penting dalam berkomunikasi dengan
orang lain, baik di kelas maupun kehidupan sehari-hari. Mendengarkan
membantu kita untuk mengetahui lingkungan kita dan berkomunikasi dengan
sukses (Gilakjani & Ahmadi, 2011). Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila
pembicara dapat mengemukakan gagasan dengan jelas dan pendengar dapat
memperoleh gagasan karena pendengar memiliki keterampilan menyimak yang
baik. Dalam situasi ini, selain menguasai kemampuan berbicara, juga penting
untuk menguasai kemampuan mendengarkan. Mendengarkan merupakan
kemampuan pertama yang harus dikuasai untuk dapat mahir dalam suatu
bahasa (Kurniasih, 2016). Selain itu, mendengarkan memiliki peran penting dan
itu datang terlebih dahulu sebelum seseorang berbicara, membaca atau menulis.
(Hilmatunisa et al., 2018)
Saat mendengarkan seseorang atau seseorang, penting untuk memahami
pesan yang disampaikan. Ini menunjukkan bahwa mengajar mendengarkan
penting untuk membantu siswa belajar bagaimana mendengarkan. Menurut
Richards (1990), ada dua macam proses untuk memahami wacana lisan, yaitu
proses bottom-up dan top-down. Pada proses bottom-up, input digunakan
sebagai landasan untuk menginterpretasikan pesan. Bunyi atau kata-kata
dipindai untuk memahami bahasa dengan sedikit penggunaan latar belakang
pengetahuan. Pemrosesan bottom-up, dengan kata lain, bergerak dari bahasa ke
makna. Siswa perlu memiliki banyak kosa kata dan pemahaman tentang struktur
kalimat untuk mempelajari proses bottom-up. Pemrosesan top-down, di sisi lain,
mengacu pada penggunaan informasi sebelumnya untuk menguraikan makna
komunikasi. Pemrosesan top-down, dengan kata lain, bergerak dari makna ke
bahasa. Ada latihan-latihan tertentu yang dapat dibangun oleh siswa agar dapat
mempelajari proses top-down. Misalnya, siswa dapat menghasilkan serangkaian
pertanyaan yang ingin mereka dengar tentang topik tersebut, memperkirakan
bagian pembicara lain, lalu mendengarkan dan membandingkan.
Dalam pengajaran menyimak di kelas, diharuskan menerapkan urutan tiga
bagian: pre-listening, while-listening, dan post-listening. Pada tahap pra-
menyimak, guru dituntut untuk memotivasi siswa agar mereka dapat membantu
mencapai keberhasilan dalam pemahaman menyimak. Selain itu, ada berbagai
kegiatan dalam tahap pra-menyimak, seperti guru harus memberikan informasi
latar belakang dan melakukan diskusi kelompok tentang masalah tertentu. Pada
tahap while-listening, guru perlu mendorong siswa untuk memperhatikan audio

80 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

dan guru menugaskan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan


mendengarkan teks. Pada periode ini, ada berbagai tugas yang bisa diterapkan,
seperti tugas benar/salah, tugas pilihan ganda, pelabelan, dan sebagainya. Pada
tahap pasca-mendengarkan, ini menunjukkan sebagai tahap penting karena
siswa harus berpikir, berdiskusi, dan menulis selama ini. Guru harus menyiapkan
tugas yang terkait dengan output setelah mendengarkan audio. Mengikuti tahap
mendengarkan, tugas-tugas tertentu dapat digunakan, seperti meringkas,
mendeteksi hubungan pembicara, dan lain-lain (Course, 1995).
Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti menemukan bahwa siswa memiliki
kinerja yang rendah dalam keterampilan menyimak dan masih jauh dari nilai
minimum sekolah. Ditemukan ada beberapa masalah yang mempengaruhi
kemampuan menyimak siswa, yang pertama adalah kurangnya kosa kata. Ketika
siswa mendengarkan sesuatu yang mengandung kata-kata yang dikenal, mudah
bagi mereka untuk memahami arti dari suatu bagian dalam audio. Sebaliknya,
ketika siswa mendengarkan kata-kata asing, akan sulit bagi mereka untuk
memahaminya karena kurangnya kosa kata. Dalam wawancara dengan siswa
kelas 7, mereka menjelaskan bahwa podcast dapat meningkatkan motivasi dan
minat mereka dalam mendengarkan. Banyak kata memiliki beberapa arti dan
siswa akan menjadi bingung jika tidak menggunakannya secara efektif dan
menempatkannya pada situasi yang tepat (Gilakjani & Sabouri, 2016). Yang
kedua adalah memahami struktur. Sebagian besar siswa menjelaskan bahwa
mereka mengalami kesulitan untuk memahami komponen struktur teks.
Beberapa siswa menemukan bahwa tata bahasa mereka buruk sehingga mereka
tidak dapat memahami kalimat kompleks dengan baik. Yang ketiga kurang
percaya diri. Menurut Darti (2017) ada 23 dari 37 siswa menjawab bahwa
mereka takut tidak dapat memahami apa yang mereka dengar. Mereka
kehilangan kepercayaan diri sebelum mendengarkan karena mereka berpikir
bahwa mereka tidak memiliki banyak pengetahuan tentang mendengarkan.
Sehingga membuat siswa merasa malu jika tidak bisa menjawab pertanyaan dari
gurunya di kelas. Selain itu, semua siswa mengatakan sulit bagi mereka untuk
mendengarkan audio karena kualitasnya buruk. Ini menandakan bahwa kualitas
audio yang buruk juga dianggap sebagai sumber gangguan pendengaran.
Banyak siswa menyatakan bahwa mereka tidak berhasil karena mereka tidak
dapat memahami apa yang dikatakan pembicara.
Untuk mengatasi kendala tersebut, guru dapat menggunakan berbagai
media sebagai penunjang pembelajaran bahasa, khususnya menyimak. Selain
itu, dukungan media teknologi memungkinkan terjadinya pembelajaran interaktif
dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menggunakan
podcast. Ketika siswa memiliki masalah kekurangan kosa kata dan kesulitan
untuk memahami strukturnya, podcast memungkinkan siswa mengunduhnya
kapan pun mereka mau sehingga mereka dapat memutar, menjeda, dan
mengulang audio yang sama berkali-kali di rumah dan di kelas mereka. Dengan
demikian, siswa dapat lebih mengenal suara penutur asli karena podcast dapat
meningkatkan tingkat kosa kata, pengetahuan tata bahasa, dan meniru
pengucapan (Ramli & Kurniawan, 2018). Selain itu, agar menjadi pendengar
yang lebih sukses, podcast juga memungkinkan siswa untuk mengatur fokus

81 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

mereka pada tugas, mengenali kosa kata baru, menghafal bunyi kata yang
diucapkan, dan meningkatkan kompetensi bahasa mereka (Indahsari, 2020).
Podcast adalah cara terbaik bagi siswa untuk belajar. Ketika siswa sering
menemukan kualitas audio yang buruk, podcast sangat membantu mereka dalam
memberikan kualitas audio yang baik. Menurut Ogata et al., (2007) fakta bahwa
podcast menawarkan konten up-to-date suara asli otentik yang baik untuk
latihan mendengarkan. Ini membuktikan bahwa podcast menyediakan suara
penutur asli yang diperbarui sehingga memiliki kualitas audio yang baik. Studi
lain yang dilakukan oleh Mohammadzadeh (2010), berbagai topik di podcast
dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dan membantu mereka menjadi lebih
objektif dan percaya diri. Akan baik bagi siswa untuk menemukan minat mereka
melalui topik yang menarik, berguna dan relevan bagi mereka untuk
meningkatkan motivasi mereka dalam mendengarkan. Selain itu, portabilitas
podcast membuat siswa dapat melatih keterampilan mendengarkan mereka
dengan melakukan mendengarkan ekstensif di rumah mereka.
Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas, sebagian besar siswa cenderung
lebih pasif untuk berpartisipasi dalam kelas mendengarkan mereka. Hal ini
menyebabkan baik guru maupun siswa tidak dapat memperoleh keterlibatan
yang baik dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah ini, podcast
memainkan peran besar dalam meningkatkan keterlibatan antara siswa dan
guru. Setelah melakukan penelitian terhadap tiga belas sumber, Goldman (2018)
menyatakan bahwa dia menemukan manfaat dengan menerapkan podcast di
kelas dan dapat meningkatkan keterlibatan guru dan siswa. Proses belajar
mengajar menjadi interaktif karena siswa secara aktif berpartisipasi dalam
diskusi podcast, misalnya arti kosa kata baru, perbedaan setiap logat, budaya,
dan lain-lain. Ini menunjukkan bahwa teknologi podcast adalah pilihan terbaik
untuk menciptakan sebuah suasana yang baik di dalam kelas. Singkatnya,
podcast adalah alat yang ampuh yang dapat melengkapi proses pembelajaran
yang menarik (Fernandez et al., 2009).
Seperti yang didefinisikan oleh Sloan (2005), podcasting sebagai media
telah menjadi aplikasi audio portabel yang penting untuk praktik mendengarkan
siswa. Podcast menawarkan pendengar untuk dapat mengunduh file, sehingga
mereka dapat mendengarkannya secara offline. Sejalan dengan Ducate &
Lomicka (2009), podcast telah menjadi populer di dunia akademik dan
menawarkan berbagai konten pendidikan. Tomé Díez & Richters (2020)
menyimpulkan bahwa podcast dapat diterapkan dan bermanfaat bagi siswa
dalam hal meningkatkan kemampuan berbicara dan pengucapan. Sesuai dengan
Lomicka & Lord (2010), guru menggunakan podcast dalam tiga cara: 41% untuk
latihan mendengarkan, 23% untuk latihan berbicara, dan 12% untuk latihan
pengucapan. Fernandez et al., (2009) menyoroti bahwa yang paling penting
adalah kemampuan untuk digunakan kapanpun-anywhere.
Keuntungan lain dari podcast adalah siswa dapat mendengarkan penutur
asli, sehingga mereka dapat berlatih pengucapan yang benar dan mempelajari
berbagai aksen juga. Sesuai dengan penelitian yang diteliti oleh Darti (2017)
kepada mahasiswa semester dua Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan 2016/2017, ia menjelaskan bahwa dua faktor yang dapat

82 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

mempengaruhi pemahaman mendengarkan mahasiswa adalah aksen dan


pengucapan pembicara. . Ini membuktikan bahwa podcast bisa menjadi solusi
bagi siswa yang kesulitan memahami ragam aksen. Siswa mungkin mengetahui
aksen yang berbeda dari daerah tertentu di dunia. Misalnya, mereka bisa belajar
aksen dari Australia atau India. Dengan mengulangi kegiatan ini, siswa mungkin
dapat membandingkan dan membedakan aksen yang berbeda termasuk
pengucapan, kecepatan berbicara, dan lain-lain. Sebagaimana Lord (2008)
melakukan studinya ke kelas fonetik bahasa Spanyol sarjana dengan melakukan
proyek mendengarkan mingguan, hal itu menunjukkan bahwa pengucapan
meningkat dan memiliki sikap yang lebih positif terhadap pengucapan.
Terlepas dari keuntungan menggunakan podcast di kelas, itu juga
bermanfaat dalam memotivasi siswa. Chan et al (2011) melakukan penelitian
untuk bahasa Cina dan Korea melalui kuesioner pasca proyek. Ditemukan bahwa
baik orang Korea maupun Cina memiliki respon positif terhadap podcast yang
dapat meningkatkan motivasi mereka dalam belajar bahasa. Studi lain yang
dilakukan oleh (Indahsari, 2020) menyampaikan bahwa podcast sangat
bermanfaat untuk pembelajaran bahasa karena tidak hanya membantu siswa
mempelajari keterampilan mendengarkan tetapi juga memotivasi mereka untuk
belajar.
Studi sebelumnya yang dilakukan oleh Abdulrahman et al (2018)
menunjukkan bahwa penerapan podcast efektif untuk meningkatkan
kemampuan mendengarkan siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil pre-test dan
post-test antara kedua kelompok meningkat secara signifikan. Selanjutnya hasil
tersebut juga didukung dengan analisis data menggunakan one way ANOVA
yang menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Podcast dijelaskan
memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan mendengarkan siswa.
Selain itu, para siswa menunjukkan sikap yang efektif terhadap penggunaan
podcast sambil mendengarkan, karena mereka menemukan pengucapan yang
tepat, tulisan, dan keahlian frasa kosa kata yang berbeda jauh lebih baik.
Studi kedua sebelumnya yang dilakukan oleh Hilmatunisa et al (2018)
menunjukkan bahwa ada dampak penggunaan podcast dalam pengajaran
mendengarkan selektif. berdasarkan uji signifikansi perbedaan tersirat total
(impartial t-check) menunjukkan bahwa rata-rata hitung adalah 0,33 ≤ 2,02, hal
ini berarti peluang hipotesis berubah menjadi diterima. Dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh penggunaan podcast dalam pembelajaran menyimak di kelas
sepuluh SMAN 2 kota Serang.
Alasan peneliti memilih podcast sebagai media alternatif dalam
pembelajaran menyimak bagi siswa kelas VII SMPN 5 Selong adalah karena
berdasarkan pengamatan peneliti, kemampuan menyimak siswa masih rendah.
Selain itu, podcast terbukti bermanfaat untuk semua gaya belajar (Nikolou &
Darra, 2018). Ini menunjukkan rata-rata kinerja siswa dari dua kelompok yang
secara statistik signifikan bila disesuaikan menurut gaya belajar apa pun.
Sebagai analisis podcast sebagai sumber belajar, Goldman (2018)
menyampaikan bahwa podcast tidak hanya memungkinkan guru untuk membuat
tugas dan aktivitas baru di kelas, tetapi juga memberi siswa alat pembelajaran
digital untuk menciptakan guru yang lebih siap. Baik siswa maupun guru

83 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

memperoleh manfaat dari alat digital ini. Jadi, podcast terbukti membantu siswa
untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan mereka.
Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa di SMPN 5 Selong, peneliti
menemukan masalah yang harus dipecahkan sebagai berikut: Bagaimana
podcast dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa? Selain itu, sesuai
dengan keberhasilan penelitian sebelumnya, peneliti memutuskan untuk
menggunakan podcast untuk meningkatkan kemampuan mendengar siswa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan
siswa dengan menggunakan podcast. Jenis penelitian yang tepat untuk mengatasi
masalah kemampuan menyimak siswa adalah Penelitian Tindakan Kelas. Kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas melibatkan siklus yang berulang, masing-masing terdiri
dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Kemmis & McTaggert,
1988). Dengan menerapkan metode ini, guru dapat menemukan manfaat dan
strategi baru yang dapat dikembangkan untuk mengatasi permasalahan di kelas.
Selain itu, memberikan pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa. PTK dilakukan untuk memecahkan masalah
dalam situasi nyata di kelas untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas
pengajaran. Peneliti menggunakan desain ini karena peneliti akan meningkatkan
keterampilan mendengarkan siswa di SMPN 5 Selong. Dalam penelitian ini, peneliti
bekerjasama dengan guru kelas dalam melakukan empat tahap Penelitian
Tindakan Kelas. Desain ini digunakan berdasarkan masalah yang peneliti coba
selesaikan dalam mengajar mendengarkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian terdiri dari beberapa siklus yang
dilakukan untuk memberikan perlakuan pada siklus pertama. Namun dalam
penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian dalam satu siklus untuk
mendapatkan hasil yang efektif. Ada empat langkah dalam setiap siklus, seperti
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini melibatkan 30
partisipan yang berasal dari kelas 7 SMPN 5 Selong di Kota Selong. Pemilihan 20
peserta di SMPN 5 Selong ini didasarkan pada aksesibilitas dan kapabilitas.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif diperoleh dari skor mendengarkan siswa. Data kualitatif diperoleh dari
angket dan lembar observasi, yang meliputi tanggapan siswa terhadap strategi
penggunaan podcast untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan siswa.
Selanjutnya data kuantitatif dianalisis dengan membandingkan rata-rata skor
menyimak dan kriteria keberhasilan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dalam satu siklus. Berdasarkan hasil,
ditemukan bahwa lebih dari 75% dari dua puluh siswa mencapai nilai
minimum. Dengan kata lain, peneliti menyimpulkan bahwa skor rata-rata
meningkat dari 54 menjadi 85. Penelitian dibagi menjadi empat pertemuan.
Pertemuan pertama dilakukan pada 12 Mei 2023, pertemuan kedua dilakukan

84 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

pada 19 Mei 2023, pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 26 Mei 2023, dan
pertemuan terakhir dilakukan pada tanggal 2 Juni 2023.
Setelah menganalisis hasil kinerja siswa pada tahap refleksi, diketahui
bahwa hanya 33% siswa yang memperoleh nilai sampai dengan nilai yang
ditentukan, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah 75. Sebaliknya pada
tes akhir, terdapat 83% siswa mencapai kriteria keberhasilan. Penelitian ini
berhasil dilaksanakan dalam satu siklus. Itu terdiri dari empat pertemuan.
Penelitian ini dibantu oleh 20 orang siswa sebagai subjek penelitian. Semua
siswa berpartisipasi aktif dan sangat kooperatif dari awal hingga akhir
pertemuan.
Pada pertemuan kedua terjadi sedikit peningkatan siswa, dari lima dari
sepuluh kelompok memperoleh skor 90. Singkatnya, setengah dari siswa
menunjukkan peningkatan dalam tugas kelompok mereka. Pada pertemuan
ketiga, siswa menunjukkan peningkatannya melalui tugas kelompok yang
diberikan, dari 8 dari 10 kelompok memperoleh skor 95. Pada pertemuan
terakhir, dibagikan tes mendengarkan kepada siswa. Ditemukan bahwa ada 25
siswa yang dapat mencapai kriteria keberhasilan. Informasi lebih rinci tentang
hasil tes ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.
Hasil Tes Listening Siswa
TIDAK Aspek Studi Pendahuluan Ujian akhir
1. Skor Tertinggi 80 98
2. Skor Terendah 10 50
Jumlah siswa yang lulus kriteria 5 15
3.
keberhasilan (33%) (83%)
Jumlah siswa yang tidak lulus 15 5
4.
kriteria keberhasilan (67%) (17%)
5. Skor rata - rata 54.83 84.67
Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa pada studi pendahuluan nilai
tertinggi adalah 80 yang diperoleh oleh tujuh siswa dan sisanya diperoleh di
bawah nilai yang ditetapkan peneliti. Sedangkan pada tes akhir nilai tertinggi
adalah 98 dan terdapat lima belas (83%) dari dua puluh siswa mencapai nilai
hingga 75. Kesimpulannya, hasil siklus satu mencapai kriteria keberhasilan
yaitu telah ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, nilai rata-rata siswa meningkat
menjadi 85. Persentase tersebut disajikan pada gambar berikut:

Gambar 1. Skor Mendengar Siswa

85 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

Berdasarkan data yang ditampilkan pada gambar 1, persentase


mahasiswa setelah menerapkan podcast lebih tinggi dibandingkan sebelum
menerapkan podcast. Data siswa yang dapat mencapai kriteria keberhasilan
lebih dari 50% yang berarti penerapan podcast layak untuk digunakan di
dalam kelas. Perbandingan hasil akhir siswa dengan kriteria keberhasilan
menunjukkan peningkatan lebih dari 75%.

Pembahasan
Menerapkan podcast juga memperkaya kosa kata siswa. Pada
pertemuan kedua dan ketiga, peneliti meminta siswa untuk menuliskan kosa
kata sulit yang tidak mereka kenal berdasarkan apa yang mereka dengar di
audio. Setelah itu, siswa ditugaskan untuk menulis kosa kata dan mencoba
melafalkan kata-kata dengan benar berdasarkan apa yang mereka dengar dari
podcast dengan memutarnya berulang kali. Beberapa dari mereka menuliskan
kosakata tersebut dalam catatan kecil di kertas dan menempelkannya di buku
mereka agar lebih mudah dihafal. Beberapa dari mereka menulis kosakata di
buku kecil lainnya. Saat mereka sedang mendiskusikan tugas dengan
kelompoknya, peneliti menemukan beberapa siswa sedang mencoba untuk
mengucapkan kata-kata dari audio yang mereka dengar. Kegiatan tersebut
benar-benar membuat siswa menjadi lebih kreatif dalam belajar. Ini
menunjukkan podcast juga berpotensi menawarkan gaya belajar kepada
peserta didik (Kamel Boulos et al., 2006).
Berdasarkan pengamatan selama empat pertemuan yang dilakukan oleh
peneliti, siswa menunjukkan minat dan partisipasinya dalam pembelajaran
dengan menggunakan podcast. Hal ini terlihat dari rasa percaya diri yang
diperoleh siswa terhadap kemampuan mereka dalam memahami bahasa
Inggris secara keseluruhan (Widodo, n.d.). Mayoritas siswa menyatakan bahwa
isi podcast menarik dan sangat membantu yang menunjukkan bahwa podcast
dapat dengan mudah diterapkan di kelas. karena kontennya sesuai dan juga
dapat meningkatkan kinerja siswa (Nikolou & Darra, 2018). Dengan kata lain,
podcast juga meningkatkan motivasi siswa dalam belajar karena mereka dapat
menemukan minat mereka melalui konten podcast.

KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dalam temuan, penelitian ini telah berhasil
meningkatkan kemampuan mendengarkan siswa dengan menggunakan
podcast pada siswa kelas sebelas khususnya subskill: mendengarkan inti dan
mendengarkan informasi tertentu. Fokus subskills tertentu dan kegiatan yang
memberikan kontribusi perbaikan, pertama, siswa dapat fokus untuk
mendengarkan informasi dan detail tertentu. Oleh karena itu, setiap kali
mereka mendengarkan aksen yang berbeda, mereka dapat dengan mudah
mengidentifikasi informasi dari bagian itu karena mereka sudah familiar
dengan bunyinya. Kedua, siswa bekerja dalam kelompok saat menyelesaikan
tugas, sehingga tercipta sudut pandang yang berbeda saat mengidentifikasi
gagasan utama. Selain itu, short game yang dimainkan bersama oleh siswa

86 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

dapat mendorong mereka untuk lebih aktif dan menikmati kelas menyimak.
Fakta bahwa ketika siswa melakukan refleksi dalam kegiatan pasca menyimak,
hal itu membantu siswa dalam mengidentifikasi detail-detail penting dan ciri-
ciri bahasa yang digunakan. Dengan kata lain, podcast dapat membantu siswa
untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan mereka dengan berfokus
pada subskill mereka dan mengulangi kegiatan mendengarkan sambil
menyelesaikan tugas.
Menggunakan podcast untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan
siswa dapat digunakan oleh guru dalam berbagai kompetensi dasar atau topik
yang berbeda. Guru dapat menyesuaikan tugas yang sesuai atau membuat
permainan pendek yang menarik untuk membuat proses belajar mengajar
menjadi lebih menarik. Selain itu, guru kelas dapat menyesuaikan tingkat
kesulitan audio, dan topik podcast itu sendiri, yang dapat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan, terutama kegiatan belajar
mengajar di mana podcast dilakukan.

87 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

DAFTAR RUJUKAN

Abdulrahman, T. R., Basalama, N., & Widodo, M. R. (2018). The Impact of


Podcasts on EFL Students’ Listening Comprehension. International Journal
of English Linguistics, 8(6), 122. https://doi.org/10.5539/ijel.v8n6p122
Chan, W. M., Chi, S. W., Chin, K. N., & Lin, C. Y. (2011). Students’ perceptions of
and attitudes towards podcast-based learning – A comparison of two
language podcast projects. Electronic Journal of Foreign Language
Teaching, 8, 312–335.
Course, N. (1995). Listening, and Teaching Listening.
Darti. (2017). Analyzing Students ’ Difficulties Toward Listening Comprehension of
English Education Department of Tarbiyah and Teaching Faculty At Uin
Alauddin State Islamic University of Makassar. 1(1), 85.
Ducate, L., & Lomicka, L. (2009). Podcasting: An effective tool for honing
language students’ pronunciation? Language Learning and Technology,
13(3), 66–86.
Fernandez, V., Simo, P., & Sallan, J. M. (2009). Podcasting: A new technological
tool to facilitate good practice in higher education. Computers and
Education, 53(2), 385–392.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2009.02.014
Gilakjani, Abbas Pourhosein, & Sabouri, N. B. (2016). Learners’ Listening
Comprehension Difficulties in English Language Learning: A Literature
Review. English Language Teaching, 9(6), 123.
https://doi.org/10.5539/elt.v9n6p123
Gilakjani, Abbas Pourhossein, & Ahmadi, M. R. (2011). A Study of Factors
Affecting EFL Learners’ English Listening Comprehension and the
Strategies for Improvement. Journal of Language Teaching and Research,
2(5). https://doi.org/10.4304/jltr.2.5.977-988
Goldman, T. (2018). The Impact of Podcasts in Education Pop Culture
Intersections The Impact of Podcasts in Education. Advanced Writing: Pop
Culture Intersections, 4. https://scholarcommons.scu.edu/engl_176
Hilmatunisa, Miranty, D., & Rima, R. (2018). The Influence of Using Podcast in
Teaching Selective Listening of SMAN 2 Kota Serang. Bebasan Jurnal
Ilmiah Kebahasaan Dan Kesastraan, 5(2), 97–108.
Indahsari, D. (2020). Using podcast for EFL students in language learning. JEES
(Journal of English Educators Society), 5(2), 103–108.
https://doi.org/10.21070/jees.v5i2.767
Kamel Boulos, M. N., Maramba, I., & Wheeler, S. (2006). Wikis, blogs and
podcasts: A new generation of Web-based tools for virtual collaborative
clinical practice and education. BMC Medical Education, 6(May 2014).
https://doi.org/10.1186/1472-6920-6-41
Kurniasih, E. (2016). Teaching the Four Language Skills in Primary EFL Classroom.
JET (Journal of English Teaching), 1(1), 70.
https://doi.org/10.33541/jet.v1i1.53
Lomicka, L., & Lord, G. (2010). Podcasting - Past, present and future: Applications
of academic podcasting in and out of the language classroom. Academic

88 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

Podcasting and Mobile Assisted Language Learning: Applications and


Outcomes, 1–20. https://doi.org/10.4018/978-1-60960-141-6.ch001
Lord, G. (2008). Podcasting communities and second language pronunciation.
Foreign Language Annals, 41(2), 364–379.
https://doi.org/10.1111/j.1944-9720.2008.tb03297.x
Mohammadzadeh, B. (2010). Podcasts : Teacher and Student Friendly Technology
in Language Teaching and Learning. 1193–1198.
Nikolou, S., & Darra, M. (2018). The Use and Development of Podcasting as a
Technological Tool in Secondary Education in Greece: A Case Study.
International Education Studies, 11(11), 109.
https://doi.org/10.5539/ies.v11n11p109
Ogata, J., Goto, M., & Eto, K. (2007). Automatic transcription for a Web 2.0
service to search podcasts. International Speech Communication
Association - 8th Annual Conference of the International Speech
Communication Association, Interspeech 2007, 4, 2920–2923.
https://doi.org/10.21437/interspeech.2007-590
Ramli, A. mardila, & Kurniawan, E. hari. (2018). The Use of Podcast to Improve
Students’ Listening and Speaking Skills for EFL Learners . February.
https://doi.org/10.2991/iconelt-17.2018.42
Richards, J. C. (1990). Current Trends in Teaching Listening and Speaking. Tesol
Quarterly, Rost, 17–19.
Sloan, S. (2005). Emerging Technology : Podcasting CATS 2005 Presentation. April
2007.
Tomé Díez, M., & Richters, M. A. (2020). Podcasting as a tool to develop speaking
skills in the foreign language classroom. The EuroCALL Review, 28(1), 40.
https://doi.org/10.4995/eurocall.2020.13191
Widodo, M. R. (n.d.). English PODCAST in Listening Classroom.

89 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index
Jurnal Lentera
ISSN Cetak: 2685-5542
ISSN Online: 2685-5550

90 | E d i s i 5 No. 2 Januari -Juli 2023

http://ojs.yplppgriksb.or.id/index.php/lentera/index

Anda mungkin juga menyukai