PDF Program PMKP Starkes 2023
PDF Program PMKP Starkes 2023
I. PENDAHULUAN
Visi RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng untuk menjadi rumah sakit
primadona di selatan Sulawesi Selatan telah diwujudkan dengan diraihnya akreditasi
paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan melakukan langkah-
langkah pemenuhan standar untuk untuk mewujudkan “Patient Centre Care”.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas
merupakan suatu hal yang sangat disadari, berbagai tuntutan masyarakat terhadap mutu
pelayanan kesehatan rumah sakit perlu disikapi dengan bijak. RSUD Prof. Dr. H. M.
Anwar Makkatutu Bantaeng sebagai rumah sakit rujukan di Kabupaten Bantaeng
memiliki banyak masalah yang dikeluhkan penerima jasa. Rencana Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kebijakan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu dalam rangka pencapaian visi dan
menjalankan misi, ditetapkan tujuan dan sasaran strategis yang meliputi tiga hal pokok,
yaitu dari perspektif stakeholder, proses bisnis internal dan learning and growth. Dalam
hal perspektif stakeholder, sasaran strategisnya adalah terwujudnya kepuasan
stakeholder melalui program kerja strategis, di antaranya berupa evaluasi dan
peningkatan kepuasan pasien dan pemantapan peningkatan kinerja rumah sakit. Dalam
hal perspektif proses bisnis internal, untuk sasaran strategis terwujudnya peningkatan
integrasi dan kualitas pelayanan, pendidikan dan penelitian yang berkelanjutan, maka
program kerja strategisnya adalah Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
yang berkelanjutan.
bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga menjadi lebih efektif
dan efisien, khususnya untuk mengupayakan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
yang paripurna dan berkersinambungan serta adanya sistem monitoring pelayanan
kesehatan.
Upaya pengendalian mutu dan keselamatan pasien terintegrasi di rumah sakit
dalam STARKES khususnya yang dipersyaratkan oleh Standar PMKP dan TKRS, akan
dilaksanakan di tahun 2022 dengan upaya-upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien yang berkesinambungan. Oleh karena itu RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu
menetapkan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di rumah sakit.
B. Rincian Kegiatan
1. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
manajemen.
2) Identifikasi Risiko Proaktif : Telusur atau ke unit pelayanan, ataupun
temuan lapangan saat turun ke pelayanan.
b. Prioritas Risiko
Prioritas selalu direkomendasikan berdasarkan skala prioritas, banyaknya
risiko yang akan diidentifikasi dan kondisi keterbatasan sumber daya dan
waktu, sehingga dalam melakukan tindak lanjut berdasarkan data prioritas.
Prioritas risiko melalui proses kuantifikasi melalui skoring risiko dan tindak
lanjut secara prioritas.
c. Pelaporan Risiko
f. Manajemen Klaim
Analisis data trend komplain sebagai data potensi klaim dan data klaim serta
rekomendasi. Untuk mendukung program manajemen risiko, maka terdapat
program :
1) Mengikuti Workshop Manajemen Risiko
2) Penggandaan dokumen/literature terkini
1) Pelaporan internal
E-report insiden keselamatan pasien
Rapat koordinasi
2) Pelaporan eksternal
E-report insiden keselamatan pasien ke KNKP
b. Menganalisis laporan dan melakukan tindak lanjut insiden keselamatan pasien.
1) Investigasi sederhana
2) RCA
3) Rekomendasi dan tindak lanjut di pertemuan koordinasi
4) Rapat koordinasi termasuk pemberian umpan balik ke semua unit
c. Melaksanakan survei budaya keselamatan.
1) Mendistribusikan kuesioner budaya keselamatan kepada staf, sesuai format
kuesioner dari AHRQ yang telah dimodifikasi
2) Analisa hasil survey
3) Pelaporan
4) Melakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk indikator mutu dari hasil yang
masih di bawah target berdasarkan survey budaya keselamatan.
d. Melaksanakan dan mengikuti kegiatan edukasi serta pendidikan dan pelatihan
keselamatan pasien bagi staf rumah sakit.
1) Melaksanakan sosialisasi dan reedukasi SPO dan kebijakan keselamatan
pasien kepada staf, peserta didik dan peserta diklat/magang di rumah sakit.
risiko diawali dengan menilai konsekuensi yang dapat diakibatkan sebuah insiden
dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi.Kemudian risiko
dievaluasi lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan prioritas risiko yang
telah terjadi. Sesuai dengan bobotnya ditentukan tindakan yang akan
diberlakukan terhadap masingmasing risiko.
Menentukan Prioritas Risiko dengan menggunakan rumus :
TINGKAT RISIKO = PELUANG X DAMPAK X SYSTEM CAPACITY
PROBABILITAS
LEVE
FREKUENSI KEJADIAN AKTUAL
L
Dampak (D)
CEDERA RINGAN
2 MINOR DAPAT DIATASI DENGAN PERTOLONGAN PERTAMA
CEDERA SEDANG
BERKURANGNYA FUNGSI MOTORIK/SENSORIK / PSIKOLOGIS ATAU INTELEKTUAL SECARA REVERSIBEL DAN TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT
SETIAP KASUS YANG MEMPERPANJANG PERAWATAN
3 MODERATE
CEDERA LUAS/BERAT
KEHILANGAN FUNGSI UTAMA PERMANENT (MOTORIK, SENSORIK,
4 MAJOR PSIKOLOGIS, INTELEKTUAL) /IRREVERSIBEL, TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT YANG ME
1 2 3 4 5
Berkurangnya
Dapat diatasi fungsi motorik / sensorik Setiap kasus yang memperpanjang
Cedera luas
CIDERA Tidak ada dengan perawatan
Kehilangan fungsi utama permanent
Kematian
PASIEN cedera pertolongan pertama
PELAYANAN
/ TERHENTI LEBIH TERHENTI LEBIH TERHENTI LEBIH DARITERHENTI LEBIH DARI 1 TERHENTI
OPERASION AL DARI 1 JAM DARI 8 JAM 1 HARIMINGGU PERMANEN
LEVEL KRITERIA
1 Solid (kuat)
2 Good (Baik)
3 Fair (Cukup)
4 Kurang
c. Pelaporan Risiko
d. Manajemen Risiko
Manajemen risiko, meliputi analisis risiko untuk mengevaluasi KNC dan proses
berisiko tinggi lainnya untuk mengantisipasi pola KTD yang berisiko terjadinya
Kejadian Sentinel. Analisis tersebut mencakup tentang : medication error, efek
samping obat, reaksi transfusi, efek samping & komplikasi anastesi, efek samping
& komplikasi sedasi, dan kejadian lain seperti HAIs (akibat penggunaan implan,
alat single use re-use) atau wabah penyakit menular, juga insiden terkait transfer
pasien maupun insiden terkait penelitian.
Sub Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab mengkoordinir pelaksanaan
analisis komprehensif secara proaktif berupa Failure Modes and Effect Analysis
(FMEA) minimal sekali dalam setahun dari hasil daftar proses berisiko tinggi
tahunan, dengan langkah-langkah, sebagai berikut :
1) Pilih proses berisiko tinggi
2) Bentuk Tim multidisiplin
3) Tentukan alur proses (maping process)
4) Brainstorming modus kegagalan setiap proses
5) Brainsorming efek atau dampak setiap modus kegagalan
6) Kaji risiko setiap modus kegagalan : frekuensi, Impact & detectability
7) Tentukan Skor RPN setiap modus kegagalan
8) Gunakan skor RPN untuk menentukan prioritas aksi perbaikan
9) Gunakan RCA (5 Why & Fishbone) untuk mengetahui akar masalah 10)
Kembangkan dan implementasikan solusi penurunan risiko untuk setiap
modus kegagalan (rekalkulasi Skor RPN)
e. Investigasi Kejadian Tidak Diharapkan
f. Manajemen Klaim
VI. SASARAN
1. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
a. Melaksanakan pengukuran mutu :
a) Pengukuran indikator mutu nasional dan indikator wajib rumah sakit lainnya.
No INDIKATOR STANDAR
No INDIKATOR STANDAR
No INDIKATOR STANDAR
Mengkaji/ mereview memilih serta memantau kontrak gklinis dan kontrak manajerial.
Melaksanakan dan mengikuti kegiatan edukasi serta dpendidikan dan pelatihan keselamatan pasien bagi
staf rumah sakit.
Pelatihan Internal