Anda di halaman 1dari 11
PEMERINTAH KABUPATEN RAJA AMPAT DINAS KESEHATAN UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT salen Jend, Basuki Rahmat, Kelurahan Warmason Disrik Walgai Kota, Raja Ampat, Pepua Baral Daya “Tip (0951) 3173368, kode pos 98481 Pos-el usr4@amal com Nomor : 400.7.3/B/456/RSUD-RA/XIN/2023 Lampiran —_: 4(satu set) Perihal Permohonan Perpanjangan Kerja sama dalam pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan bagi peserta BPJS Kesehatan Kepada Yth. Menteri Kesehatan RI up. Dirjen Pelayanan Kesehatan di Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4 - 9, Kuningan, RT. 1/RW.2, Kuningan, Kuningan Tim., Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus lbukota Jakarta 12950 Dengan hormat, Sehubungan dengan akan berakhimya perjanjian kerja sama antara BPJS Kesehatan Cabang Raja Ampat dengan UPT RSUD Raja Ampat. tentang Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan pada tanggal 31 Desember 2023,maka dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Kementrian Kesehatan untuk kiranya dapat memberikan rekomendasi masa perpanjangan kerja sama sampai dengan Februari 2024, mengingat Survey Penilaian Akreditasi UPT RSUD Kabupaten Raja Ampat akan dilaksanakan pada 24 Januari 2024. ‘Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami melampirkan Kontrak Kerja Penyelenggaraan Survei Akreditasi Rumah Sakit UPT RSUD Kabupaten Raja Ampat dengan LARS (Lembaga Akreditasi Rumah Sakit) . Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih. Waisai, 18 Desember 2023 Tembusan : 1. Deputi BPJS Papua dan Papua Barat di Jayapura 2. Arsip LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT Indonesian Hospital Accreditation Bodies | www.lars.or.id KONTRAK KERJA PENYELENGGARAAN SURVEI AKREDITASI RUMAH SAKIT NOMOR 036/KK-PARS/XII/2023 Pada hari ini, Jumat tanggal Lima Belas bulan Desember tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga, yang bertandatangan di bawah ini : 1. Nama : dr, Muhammad Rasyid Ridho Anazrie, MARS NIA : 1001029 Jabatan Sekretaris Eksekutif Bertindak atas nama: Lembaga Akreditasi Rumah Sakit (LARS) Alamat : Menara Salemba 31. Salemba No.5 Jakarta Pusat - 10440 Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA, 2. Nama 1 Meidi Lidia Maspaitella, S.Gz., MM Jabatan Direktur Bertindak atas nama: UPT RSUD Kabupaten Raja Ampat Alamat Jin. Jenderal Basuki Rahmat, Kelurahan Warmasen, Distrik \Waisai Kota, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, masing-masing dapat disebut sebagai PIHAK dan secara bersama-sama selanjutnya akan disebut sebagai PARA PIHAK dan dengan ini terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut: 1, Bahwa PIHAK PERTAMA merupakan lembaga penyelenggara akreditasi rumah sakit di Indonesia, independen dan nirlaba yang berbasis sistem interkoneksi digital dan komunitas yang sah secara_hukum melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/6604/2021 tentang Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi Rumah Sakit. 2, Bahwa PIHAK KEDUA adalah badan usaha yang bergerak di bidang kesehatan perumahsakitan yang memiliki Surat Ijin Operasional Nomor 188/131/SK-BRA/XI/2023 dengan jenis iin operasional rumah sakit Daerah tipe D dalam memberikan pelayanan Kesehatan secara Paripurna serta memilki fasilitas dan perizinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seance VIST LARS Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk melanjutkan dalam Kontrak Kerja Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit, yang selanjutnya disebut "Kontrak Kerja” dengan ketentuan sebagaimana diuraikan dalam pasal-pasal berikut: Pasal 1 Ketentuan Umum, 1. PARA PIHAK memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. tentang Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit. 2. PIHAK PERTAMA memiliki kuasa penuh atas Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit atas nama Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. PIHAK KEDUA memberikan mandat kepada PIHAK PERTAMA untuk menyelenggarakan akreditasi rumah sakit pada rumah sakit PIHAK KEDUA atas nama negara Republik Indonesia ssesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. PARA PIHAK bersedia dan tunduk kepada Kontrak Kerja Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit ini, Pasal 2 ‘Masa Kontrak PARA PIHAK dengan ini sepakat bahwa jangka waktu Kontrak Kerja Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit ini dimulal sejak ditandatanganinya Kontrak Kerja Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit ini sampai dengan ditetapkannya status akreditasi rumah sakit PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA. Pasal 3 Waktu Pelaksanaan Akreditasi ‘Waktu pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit PIHAK KEDUA telah diajukan oleh PIHAK KEDUA. dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA serta disepakati oleh PARA PIHAK yaitu: 1. Daring : 17 Januari 2023 2. Luring : 24 sampai dengan 25 Januari 2023 Pasal 4 Pembiayaan 1. PIHAK KEDUA akan bertanggungjawab atas pembiayaan penyelenggaraan kegiatan survei akreditasi rumah sakit yang besaran serta jenisnya mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1119/2022 tentang Tarif Survei Akreditasi Rumah Sakit. Sarwan Ome 2. PIHAK KEDUA akan memenuhi kewajiban pembiayaan Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit kepada PIHAK PERTAMA yang besarannya akan ditagihkan melalui Lembar Penagihan dan dibayarkan kepada PIHAK PERTAMA melalui transfer ke rekening : Bank Mandiri dengan Nomor Rekening 157.00.2789999.7 atas nama Lembaga Akreditasi Rumah Sakit dengan rincian sebagai berikut: @. Tarif penyelenggaraan kegiatan survei akreditasi rumah sakit ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPN); b. Pembiayaan lain yang disepakati PARA PIHAK. 3. Pemenuhan kewajiban pembiayaan tersebut di atas selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah terbitnya Lembar Penagihan yang dibuktikan dengan tanggal transaksi dalam salinan bukti transfer yang diterima oleh PIHAK PERTAMA dari PIHAK KEDUA. 4. Pembiayaan lain yang akan ditagihkan kemudian paska survei terdiri dari : a. Biaya transportasi lokal, yaitu biaya transportasi menuju bandara/terminal/stasiun dari tempat/domisili asal, maka biaya sesuai dengan pengeluaran (at cost); b. Biaya transportasi surveior dengan perhitungan di dalamnya terdiri dari batas tertinggi biaya transportasi surveior adalah sesuai biaya moda transportasi darat/laut/udara kelas hon luxury/non bisnis rute terpendek dikali jumlah surveior yang ditugaskan, pulang dan ergi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; .Biaya akomodasi berupa penginapan atau hotel paling tinggi menggunakan hotel bintang 4 (empat) dengan jenis kamar non eksekutif atau setara, dikali jumlah surveior yang ditugaskan dikali hari kegiatan telusur lapangan untuk akreditasi, sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku (jika tidak disiapkan oleh PIHAK KEDUA); dan 4. Pembiayaan lain yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 5 Kegiatan Survei Akreditasi Rumah Sakit 1. PIHAK KEDUA tunduk dan tat kepada Peraturan dan Tata Tertib Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit yang disampaikan oleh PIHAK PERTAMA. 2, PIHAK KEDUA harus memenuhi ketentuan dan persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA yang terdiri dar ‘a. Usulan elemen penilaian yang tidak dapat diterapkan (TDD); b. Hasil Seif Assessment terakhir; €. Surat pernyataan Direktur/Direktur Utama/Kepala Rumah Sakit yang berisi: i, Peryataan bahwa telah memenuhi persyaratan wajib sesuai dengan Keputusan ‘Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022 yaitu: (1) Rumah sakit memiliki perizinan berusaha yang masih berlaku dan teregistrasi di Kementerian Kesehatan; (2) Kepala atau direktur rumah sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan; Ea ey OeUry (3) Rumah sakit memiliki Izin Pengelolaan Limbah Cair (IPLC) yang masih berlaku; (4) Rumah sakit memiliki kerja sama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin sebagai pengolah dan/atau sebagai transporter limbah B3 yang masih berlaku atau izin alat pengolah limbah B3; (5) Seluruh tenaga medis di rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan (pemberi asuhan) memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Tzin Praktik (SIP) yang masih berlaku atau surat tugas sesuai dengan ketentuen peraturan perundang-undangan; (6) Rumah sakit bersedia melaksanakan kewajiban dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien; dan (7) Pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan (SPA) minimal 60% berdasarkan ASPAK dan telah tervalidasi 100% oleh Kementerian Kesehatan atau dinas kesehatan daerah setempat sesuai dengan kewenangannya. Ji, Tetap berada di rumah sakit selama pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit berlangsung. ili, Memberikan akses ke data dan informasi rumah sakit untuk keperluan survei akreditasi rumah sakit. iv. Akan memberikan data dan informasi yang sesuai dengan fakta yang sebenar- benarnya. 3. Setelah PIHAK PERTAMA menerima bukti pemenuhan kewajiban pembiayaan penyelenggaraan akreditasi rumah sakit dari PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan informasi terkait dalam bentuk Kit Survei Akreditasi Rumah Sakit yang berisi: a. Panduan Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit; b. Peraturan dan Tata Tertib Akreditasi Rumah Sakit; ¢, Pedoman Penilaian Akreditasi Rumah Sakit Lembaga Akreditasi Rumah Sakit; d. Jadwal Kegiatan Survei Akreditasi Rumah Sakit; . Halhal teknis terkait lainnya yang dipandang perlu disampaikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. 4. Dalam hal surveior yang akan ditugaskan PIHAK PERTAMA, a. jumlah surveior yang ditugaskan mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Para surveior dapat didampingi oleh asisten surveior yang ditugaskan oleh PIHAK PERTAMA. yang memiliki tugas mendampingi dan membantu surveior dalam pelaksanaan administrasi ‘survei akreditasi; dan ¢. Tim survei akreditasi rumah sakit yang terdiri dari surveior dan asisten surveior dilengkapi dengan surat tugas resmi. 5. PIHAK KEDUA akan menerima dan mengijinkan jika sewaktu-waktu surveior senior (Konselor) Lembaga Akreditasi Rumah Sakit melakukan supervisi dalam Pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit PIHAK KEDUA, sebagai bentuk komitmen menjaga mutu pelaksanaan survei akreditasi yang dilaksanakan. Konselor yang bertugas akan diberikan Surat ‘Tugas secara resmi ddan pemberitahuan kepada PIHAK KEDUA akan diiaksanaken pada hari kedatangan Konselor 6. PIHAK KEDUA tidak dibebankan tambahan kewajiban atas kehadiran para asisten surveior dan Konselor. Wom. 7. PIHAK KEDUA membuat dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Penyelenggaraan Akreditasi Rumah sakit kepada dinas kesehatan daerah provinsi dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota bahwa rumah sakit PIHAK KEDUA akan melaksanakan survei akreditasi yang dilaksanakan oleh Lembaga Akreditasi Rumah Sakit (LARS) dengan tembusan kepada PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung sejak ditandatanganinya Kontrak Kerja Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit. 8. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya terhadap mutu pelayanan dan keselamatan asien di Rumah Sakit, serta membebaskan dan/atau tidak melibatkan PIHAK PERTAMA apabila ada tuntutan dari pihak ketiga terhadap mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta manajemen Rumah Sakit. 9. PIHAK KEDUA menyetujui penggunaan serta pemanfaatan data dan informasi PIHAK KEDUA untuk kepentingan PIHAK PERTAMA termasuk berbagi data dan informasi PIHAK KEDUA kepada pihak ketiga sesuai dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang beriaku. 10. PIHAK PERTAMA akan mengeluarkan hasil survei akreditasi rumah sakit berupa status mutu akreditasi yang akan disampaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah surveil akreditasi rumah sakit PIHAK KEDUA dilaksanakan dan menyampaikan kepada PIHAK KEDUA melalui media surat elektronik secara resmi dengan disertai rekomendasi perbaikan, formulir PPS (Program Perbaikan Strategis), tautan formulir umpan balik pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit, dan tautan unduh logo Lembaga Akreditasi Rumah Sakit. 11, Berdasarkan hasil rekomendasi survei, PIHAK KEDUA wajib membuat rencana perbaikan atas rekomendasi yang di sampaikan paling lama 45 (empat puluh lima) hari kerja setelah rekomendasi diterima yang kemudian disampaikan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA ‘melalui surat elektronik yang beralamat sekretariat@lars.or.id, ditujukan kepada Direktur Eksekutif Lembaga Akreditasi Rumah Sakit. 12. Sertifikat Akreditasi hanya akan diberikan apabila berdasarkan hasil evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA terhadap pelaksanaan program peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta manajemen Rumah Sakit yang diterapkan oleh PIHAK KEDUA, telah memenuhi persyaratan Standar Akreditasi Rumah Sakit. 13, Sertifikat berlaku sampai dengan 4 (empat) tahun terhitung dari dilaksanakannya akreditasi dan wajib diperbaharui sebelum berakhirnya jangka waktu tersebut. 14. PIHAK KEDUA wajib mengisi formulir umpan balik pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit yang telah tersedia dan dikembalikan ke PIHAK PERTAMA dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia selambat lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah hasil akreditasi diterima melalui Sistem Informasi Akreditasi PIHAK PERTAMA, 15. PIHAK KEDUA dapat mengajukan remedial kepada PIHAK PERTAMA untuk dilakukan survei tulang sesuai dengan rekomendasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 16. PIHAK KEDUA dapat melakukan banding kepada PIHAK PERTAMA, apabila berkeberatan atas hasil penilaian survei akreditasi, 17. Setelah PIHAK KEDUA menerima pemberitahuan tentang keputusan akreditasi, PIHAK KEDUA wajib mempublikasikan capaian tingkatan status akreditasi yang diberikan oleh LARS kepada Masyarakat, media massa, pihak asuransi (third-party payers), dan sumber rujukan PIHAK KEDUA. Ea Oey ont 18. Informasi tentang status akreditasi PIHAK KEDUA akan dimuat di situs resmi PIHAK PERTAMA yang memungkinkan setiap orang untuk mengetahui lokasi rumah sakit PIHAK KEDUA dan status akreditasinya. 19. Dalam rangka memantau proses perbaikan strategis serta kepatuhan standar akreditasi secara berkelanjutan maka 2 (dua) tahun setelah hari pertama pelaksanaan survei, PIHAK PERTAMA wajib melaksanakan evaluasi secara daring dengan menyertakan Dinas Kesehatan setempat, dimana PIHAK PERTAMA meminta bukti tentang kelanjutan kepatuhan dan tindakan koreksi seperti, hasil self assessment, penyerahan data secara periodik, root cause analysis bila ada kejadian sentinel serta hal-hal yang dianggap penting. 20.Dalam rangka mengantarkan rumah sakit menjadi fasilitas layanan kesehatan yang memprioritaskan mutu pelayanan dengan mengedepankan tata kelola yang baik, keselamatan pasien dan pelayanan yang prima, maka pada tahap pasca akreditasi dalam proses perbaikan strategis serta kepatuhan standar akreditasi secara berkelanjutan maka pada tahun pertama dan tahun ketiga setelah hari pertama pelaksanaan survei akan dilaksanakan progress review oleh PIHAK PERTAMA dimana PIHAK PERTAMA berdiskusi bersama PIHAK KEDUA atas segala kendala atau hambatan yang terjadi dalam menjalankan proses tersebut di atas dan PIHAK PERTAMA akan memberikan saran dan/atau solusi kepada PIHAK KEDUA secara daring. 21. PIHAK KEDUA bersedia melaporkan kejadian sentinel kepada PIHAK PERTAMA selambat- lambatnya 5x24 jam sejak kejadian sentinel terjadi melalui email resmi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit di sekretariat@lars.or.id, dengan disertai hasil lengkap Root Cause Analysis (RCA) dalam waktu 45 hari setelah kejadian sentinel tersebut. 22, PIHAK KEDUA bersedia dan mengijinkan kepada PIHAK PERTAMA untuk dilakukan investigasi sesuai dengan ketentuan PIHAK PERTAMA, Apabila PIHAK KEDUA tidak merespon permintaan westigasi PIHAK PERTAMA maka PIHAK PERTAMA akan membekukan sementara sertifikat akreditasi yang akan diinformasikan pula kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ‘sampai PIHAK KEDUA memberikan respon secara resmi kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 6 Kewajiban dan Hak Pihak Pertama 1. PIHAK PERTAMA wajb mentaati Kontrak Kerja ini. 2. PIHAK PERTAMA wajib melaksanakan penyelenggaraan Akreditasi rumah sakit PIHAK KEDUA berdasarkan Kontrak Kerja yang diterima PIHAK PERTAMA dari PIHAK KEDUA. 3. PIHAK PERTAMA wajib menjaga keamanan data serta informasi PIHAK KEDUA sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4, PIHAK PERTAMA wajid melakukan pemantauan mutu pelayanan paska akreditasi melalui teknologi informasi. Pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah provinsi dan dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota setempat sesuai dengan kelas rumah sakit. Pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan rumah sakit paska akreditasi menggunakan hasil rekomendasi perbaikan dari lembaga independen penyelenggara akreditasi, Perencanaan Perbaikan Strategis (PPS), data indikator mutu, pelaporan insiden keselamatan pasien, dan hasil Pengamatan atau masukan dari Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS)/masyarakat. Saran ican 5. Dalam melaksanakan survei akreditasi, PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban dan tidak berhak memberikan jaminan bahwa PIHAK KEDUA akan berhasil memperoleh akreditasi, kecuali PIHAK KEDUA dapat memenuhi semua persyaratan yang dinyatakan dalam Kontrak Kerja ini, peraturan perundang-undangan dan Standar Akreditasi Rumah Sakit yang berlaku. 6. PIHAK PERTAMA berhak melakukan penghentian penyelenggaran akreditasi rumah sakit PIHAK KEDUA sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Pasal 10 Kontrak Kerja ini. 7. PIHAK PERTAMA berhak menerima kompensasi atas Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit ssesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. PIHAK PERTAMA berhak mengambil tindakan yang sesuai, bila ternyata PIHAK KEDUA yang telah diakreditasi melakukan penyalahgunaan logo Lembaga Akreditasi Rumah Sakit. 9. PIHAK PERTAMA berhak melarang penggunaan logo Lembaga Akreditasi Rumah Sakit sedemikian rupa, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa PIHAK PERTAMA telah menyetujui Suatu produ, jasa atau proses yang diberikan oleh PIHAK KEDUA. Pasal 7 Kewajiban dan Hak Pihak Kedua 1. PIHAK KEDUA wajib mentaati Kontrak Kerja ini, PIHAK KEDUA wajib memberikan data dan informasi dengan sebenar-benamya. 3. PIHAK KEDUA wajib bertanggungjawab atas seluruh pembiayaan Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan membayarkannya kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana tercantum dalam Kontrak Kerja Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit, 4. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan layanan akreditasi rumah sakit dari PIHAK PERTAMA secara profesional, independen, objektif, dan transparan. 5. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan status akreditasi dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. PIHAK KEDUA berhak mempublikasikan status akreditasi ini kepada masyarakat, media massa, pihak rekanan dan asuransi (third-party payers), dan pihak lainnya sesuai dengan kebutuhan rumah sakit setelah rumah sakit menerima sertifikat akreditasi dari PIHAK PERTAMA, 7. PIHAK KEDUA berkewajiban dan berhak menggunakan logo PIHAK PERTAMA oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan Pedoman Penggunaan Logo Lembaga Akreditasi Rumah Sakit (LARS). 8. PIHAK KEDUA berhak mengajukan Penundaan Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Pasal 11 Kontrak Kerja ini. 9. PIHAK KEDUA berhak mengajukan remedial kepada PIHAK PERTAMA dan memiliki hak banding atas keputusan yang telah ditetapkan PIHAK PERTAMA sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 Kontrak Kerja ini. 10. PIHAK KEDUA dapat melakukan banding kepada PIHAK PERTAMA, apabila berkeberatan atas hasil penilaian survei akreditasi PIHAK PERTAMA dengan mekanisme sesuai dengan peraturan erundang-undangan yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Pasal 15 Kontrak Kerja ini. Saree Protec Pasal 8 Status Mutu Akreditasi Rumah Sakit 1, PIHAK PERTAMA akan mengeluarkan hasil survei akreditasi rumah sakit berupa status mutu akreditasi yang akan disampaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah surveil akreditasi rumah sakit PIHAK KEDUA dilaksanakan. 2. Status mutu yang dimaksud terdiri dari Paripurna, Utama, Madya, dan Tidak Terakreditasi sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022, Pasal 9 Sertifikat Survei Akreditasi Rumah Sakit PIHAK PERTAMA akan menerbitkan Sertifikat Survei Akreditasi Rumah Sakit yang ditandatangani Direktur Eksekutif Lembaga Akreditasi Rumah Sakit bersama pejabat Kementerian Kesehatan terkai Pasal 10 Perubahan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit PIHAK PERTAMA akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia apabila terjadi perubahan perizinan berusaha rumah sakit PIHAK KEDUA. Pasal 11 Penundaan Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit 1. PIHAK KEDUA dapat mengajukan penundaan jadwal penyelenggaraan Akreditasi rumah sakit yang telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan permohonan PIHAK KEDUA dan akan dikenai denda atau ganti rugi sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah total pembiayaan Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit PIHAK KEDUA. 2. PIHAK KEDUA dapat menunda jadwal Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit tanpa denda atau ganti rugi apabila terjadi: @. Keadaan kahar (force majeure) antara lain bencana alam atau peristiwa besar lain yang tidak terduga yang menganggu operasional; dan/atau b, Mogok kerja massal yang menyebabkan rumah sakit harus berhenti menerima pasien, membatalkan operasional dan/atau prosedur elektif lainnya dan memindahkan pasien ke rumah sakit lain. 3. Penyampaian pembatalan atau penundaan Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit disampaikan rumah sakit kepada PIHAK PERTAMA dan ditembuskan kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara tertulis. Saud ene Pasal 12 Pembatalan Penyelenggaraan Survei Akreditasi Rumah Sakit 1. PIHAK KEDUA dapat mengajukan pembatalan Penyelenggaraan Survei Akreditasi Rumah Sakit yang telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan permohonan PIHAK KEDUA. 2. Penyampaian pembatalan Penyelenggaraan Survei Akreditasi Rumah Sakit disampaikan rumah sakit kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum kegiatan dilaksanakan. 3. PIHAK KEDUA akan dikenai denda atau ganti rugi sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah total pembiayaan Penyelenggaraan Survei Akreditasi Rumah Sakit PIHAK KEDUA. Pasal 13, Penghentian Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit 1. Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit akan dihentikan PIHAK PERTAMA apabila PIHAK KEDUA menyampaikan data dan informasi yang tidak sesuai sebagaimana dipersyaratkan atau melakukan pemalsuan data, dan/atau tidak memenuhi ketentuan kesepakatan pelaksanaan survei yang telah ditandatangani dan disepakati bersama PARA PIHAK. 2, PIHAK PERTAMA kemudian menyampaikan penghentian survel kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dilengkapi dengan alasan penghentian survel tersebut, serta ditembuskan kepada PIHAK KEDUA, dinas kesehatan daerah provinsi dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota setempat. Pasal 14 Mekanisme Remedial 1. Pengajuan remedial dapat dilakukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam rangka ‘memperbaiki status akreditasi. 2. Pengajuan remedial dilakukan dalam waktu 3 (tiga) sampai dengan maksimal 6 (enam) bulan setelah penetapan status akreditasi. 3. Remedial dapat dilakukan oleh PIHAK KEDUA yang mendapatkan status akreditasi madya dan utama. 4. Remedial dilakukan terhadap bab selain bab Sasaran Keselamatan Pasien yang pemenuhan standamya sejumlah 60% (enam puluh persen) sampai dengan 79% (tujuh puluh sembilan ersen) yang teknisnya akan dilaksanakan secara luring dengan jadwal ditentukan kemudian oleh PIHAK PERTAMA, 5. Jumlah surveior dan hari survei akan ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA sesuai jumlah bab yang akan dilakukan remedial. 6. PIHAK KEDUA bersedia menanggung seluruh biaya penyelenggaraan remedial terkait pasal ini dan dibayarkan kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 14 (empat belas hari) sebelum dilakukan peninjauan ulang ke rumah sakit PIHAK KEDUA yang besarannya adalah ‘@. Apabila jumiah bab yang akan dilakukan remedial kurang dari 4 (empat) bab maka besaran tarif 60% (enam puluh persen) dari nilai tarif Penyelenggaraan Akreditasi Rumah ETAL geey Site any ee) kebakaran, ledakan, banjir, gempa bumi, badai, peperangan, huru-hara, keributan, blokade, eselisihian perburuhan, pemogokan, wabah penyakit yang secara langsung berhubungan dengan perjanjian ini. 2. Jika PIHAK PERTAMA dan/atau PIHAK KEDUA merasa terhambat dalam melaksanakan kegiatan ‘oleh karena adanya Force Majeure, maka PIHAK KEDUA harus segera melaporkan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam setelah kejadian sehingga masing-masing pihak dapat mengatasi keadaan, dan penundaan pekerjaan dapat ditekan ke tingkat minimum. Pasal 18 Penutup Kontrak Kerja Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit ini dibuat pada hari dan tanggal tersebut di atas, ditandatangani dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, dengan itikad baik dalam melaksanakan dan menghormati Kontrak Kerja Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit ini. PIHAK PERTAMA, Sekretaris Eksekutit Lembaga Akreditasi Rumah Sakit ote uA Muhammad Rasyid Ridho Anazrie, MARS ae PIHAK KEDUA, Direktur UPT RSUD Kabupaten Raja Ampat Meidi Lidia Maspaitella, S.Gz., MM NIP. 19820126 200605 2 001 ROanUey

Anda mungkin juga menyukai