Pertemuan 6 Dan 7 Tingkah Laku Hewan
Pertemuan 6 Dan 7 Tingkah Laku Hewan
DOMESTIKASI HEWAN
◦ suatu proses transformasi
hewan liar menjadi jinak
(penjinakan) melalui
banyak generasi
◦ kondisi ketika pemeliharaan
hewan baik penanganan,
pengawinan (breeding)
maupun pemberian
pakannya dalam kontrol
manusia
PROSES DOMESTIKASI
▫ PENGARUH PANAS
◦ mengurangi konsumsi – anorexia
◦ mengurangi lokomosi (aktivitas motorik) – lethargy
◦ mencari tempat lebih dingin
◦ berpencar (menghindari kerumunan)
◦ meningkatkan konsumsi air
◦ meningkatkan laju respirasi – maksimum
◦ melebarkan permukaan tubuh
▫ PENGARUH DINGIN
◦ meningkatkan konsumsi – hyperphagia
◦ meningkatkan aktivitas motorik (lokomosi)
◦ mencari sinar matahari
◦ berkerumun
◦ menurunkan laju respirasi – minimum
◦ mempersempit permukaan tubuh
FISIOLOGI DAN ANATOMI
KESEJAHTERAAN TERNAK
→ kondisi yang baik (well-being) dari seekor ternak sehingga dalam
keadaan berproduksi normal, sehat dan bebas dari kecelakaan,
bertingkahlaku normal
MANFAAT MEMPELAJARI ETHOLOGY
1. INGESTIVE BEHAVIOR
2. SHELTER SEEKING BEHAVIOR
3. INVESTIGATORY BEHAVIOR
4. ALLELOMIMETIC BEHAVIOR
5. AGONISTIC BEHAVIOR
6. ELIMINATIVE BEHAVIOR
7. GROOMING BEHAVIOUR: EPIMELETIC BEHAVIOR (care giving)
ET-EPIMELETIC BEHAVIOR (care soliciting)
8. SEXUAL BEHAVIOR
9. PLAYING BEHAVIOR (Hafez et al. 1969)
1. INGESTIVE BEHAVIOR
◦ feeding: grazing, browsing, ruminating, licking salt
◦ drinking: suckling
2. SHELTER SEEKING BEHAVIOR
◦ moving under tree
◦ into barns
◦ huddling together
◦ crowding
3. INVESTIGATORY BEHAVIOR
◦ memeriksa, eksplorasi, pengenalan diri
→ raising head, directing eyes, ears and nose towards disturbance,
nosing an object or another individual
4. ALLELOMIMETIC BEHAVIOR
◦ melakukan hal yang sama dengan derajat stimulus yang sama
(kelompok)
◦ meniru: imprinting
→ walking, running, grazing and bedding down together
5. AGONISTIC BEHAVIOR
◦ conflict
◦ fighting
◦ escape
◦ reconciliation
6. ELIMINATIVE BEHAVIOR
◦ defecating: wiggling tail
◦ urinating: arching back (female), bending legs (male)
7. GROOMING BEHAVIOR
◦ epimeletic behavior (female only): care-giving /memelihara
→ licking and nabling placental membranes and young,
arching back to permit nursing, nosing at base tail,
vocalization when separated from flock
◦ et-epimeletic behavior: care-soliciting /mendekati
pemelihara
→ distress vocalization when separated, hungry, hurt,
trapped
8. SEXUAL BEHAVIOUR
◦ mating /courtship (male)
→ following female, nosing female genital, sniffing female
urine, extending neck with up curled lip, flehmen
copulation: mounting, thrusting movements of hind
quarters
◦ mating/courtship (female)
→ rubbing neck and body against male
copulation: standing still to receive male
◦ giving birth
9. PLAYING BEHAVIOR
◦ sexual: mounting (by either sex)
◦ agonistic: playful butting
◦ allelomimetic: running together, gamboling (bouncing stiff-leged
and turning in the air)
◦ game playing: jumping off and rock or log together
SOCIAL BEHAVIOUR
◦ care dependency
◦ dominance-subordination
◦ sexual
◦ leader-follower
◦ different species relationships
RESTING BEHAVIOUR
◦ sleeping
◦ resting
STRESS BEHAVIOR
◦ vocalization
◦ running away
TUJUAN
memperhatikan ternak secara seksama untuk deskripsi tingkah laku
ternak secara akurat
PRINSIP DASAR PENGAMATAN
• menggunakan teknik pengamatan tingkah laku (terstruktur,
terorganisasi)
• sesuai (relevan) dengan pertanyaan (hipotesis)
• ada pengulangan
• koleksi data harus akurat, dengan catatan lengkap
▫ lokasi Kuliah 8
▫ habitat
▫ spesies (ternak)
▫ kondisi mikro klimat (suhu, kecepatan angin, dsb.)
• recording: manual (notebook), digital (video, CCTV)
KOMPONEN DASAR PENGAMATAN
1. WHAT
• spesies
• jenis tingkahlaku yang diamati
• definisi tingkahlaku yang diamati
2. WHERE
• In situ
▫ habitat asli
▫ observation on free living
▫ rarely ideal
▫ not easy to collect data
• Ex situ
▫ kandang, laboratorium
▫ experimental
▫ adaptasi tingkahlaku terhadap lingkungan, anatomi, fisiologi
3. WHEN
4. HOW
• tipe pengukuran
• koleksi data
• teknik pengamatan
TIPE PENGUKURAN
• LATENCY
waktu awal mulai kejadian tingkahlaku (detik, menit, jam)
• FREQUENCY
jumlah kejadian pola tingkahlaku per unit waktu (per detik, per menit)
• DURATION
lama kejadian pola tingkahlaku per unit waktu (detik, menit)
▫ events: pendek (i.e. vokalisasi, menatap lawan)
▫ states: panjang (i.e. postur tubuh)
• INTENSITY
terjadi atau tidak terjadi / berapa lama terjadi
JENIS TEKNIK PENGAMATAN
A. Ad Libitum
• merekam setiap tingkahlaku sebanyak mungkin
• informal, non sistematik, sebagai penjajagan
• subjective, unfocused, uncontrolled, unreliable, unprecised, bias
(tingkah laku, individual, situasi)
• fungsi untuk perencanan penelitian
• dilanjutkan dengan focal sampling, scan sampling atau sequence
sampling
JENIS TEKNIK PENGAMATAN
B. Systematic
1. By What
▪ Focal Animal
▪ Group Behavior
2. By Time
▪ Continuous
▫ All Occurence Sampling
▫ Sequence Sampling
▪ Discontinuous
▫ Scan Sampling
▫ One Zero Sampling
FOCAL ANIMAL SAMPLING
• konsentrasi pada satu individu (atau kelompok individu)
• fokus pada pengamatan tunggal (atau beberapa individu)
• pada rentang waktu yang ditentukan
▫ keunggulan:
▪ mencatat lama waktu (durasi) tingkahlaku yang diamati
▪ dinyatakan dalam proporsi (persen) waktu yang digunakan pada
setiap tingkahlaku tertentu
▫ kelemahan: tidak ada variasi diantara individu
→ penanggulangan: menggunakan beberapa individu (perlu banyak
waktu)
GROUP BEHAVIOR SAMPLING
1. Reduction (pengurangan)
• pengurangan jumlah penggunaan ternak penelitian tetapi tetap
memenuhi kebutuhan analisis
• animal friendly (welfare)
2. Refinement (perbaikan)
• memperbaiki prosedur penanganan ternak penelitian
• mengurangi dampak negatif
• memperhatikan konsep 5F
3. Replacement (penggantian)
• mencari pengganti hewan coba
• menggunakan metode lain untuk menggantikan hewan
• welfare → non invasif (pengamatan langsung, rekaman video)