Anda di halaman 1dari 48

Mariana Takandjandji

KEMENTERIAN KEHUTANAN
Badan Litbang Kehutanan
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi
Semarang, Oktober 2012
Status rusa di Indonesia hingga saat ini masih merupakan
satwaliar yang dilindungi oleh:
Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 Tahun 1999 tanggal 27
Januari 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
Satwa Liar
IUCN (International Union for Conservation of Nature and
Natural Resources) kategori rentan (vulnerable)
CITES (Convention on International Trade in Endangered
Species of Wildlife Fauna and Flora) status rusa timor
tidak masuk ke dalam daftar yang diatur kuotanya
Walaupun demikian, populasi rusa di alam sudah menurun,
karena:
Perburuan
Kerusakan habitat sehubungan dgn kecenderungan
peningkatan pertambahan penduduk
Pola perladangan berpindah-pindah
Rusa timor sebagai salah satu potensi sumberdaya alam
yang dimiliki Indonesia memperhatikan unsur
kelestarian mencegah kepunahan
Selain dilindungi, rusa di Indonesia dapat dimanfaatkan
UU No. 5/1990
tentang
KSDAH & E

PP No. 7/1999 PP No. 8/1999


tentang tentang
Pengawetan Pemanfaatan
Jenis TSL TSL

Permenhut No.
P.19/Menhut-II/2005
tentang
Penangkaran TSL
Pemanfaatannya diatur berdasarkan:
PP No. 8 Tahun 1999 tanggal 27 Januari 1999
tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar
dalam bentuk pengkajian, penelitian & pengembangan,
penangkaran, perburuan, perdagangan, peragaan,
pertukaran dan pemeliharaan untuk kesenangan
Peraturan yang mengatur tentang penangkaran adalah
Permenhut No. P.19/Menhut-II/2005 Tanggal 19 Juli
2005 tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar
Penangkaran: upaya perbanyakan melalui peng-
embangbiakan & pembesaran di luar habitat alami (ex-
situ) dgn tetap mempertahankan kemurnian jenisnya
Penangkaran dapat dilakukan oleh perorangan, badan
hukum, koperasi atau lembaga konservasi
Pemanfaatan hasil penangkaran berupa keturunan
pertama (F1) dapat ditransfer kepada penangkar lain
sebagai induk, sedang keturunan kedua (F2) dan
seterusnya dapat diperdagangkan
Pemanfaatan rusa di Indonesia umumnya:
Masih mengandalkan potensi di alam
Masih terbatas hanya utk pemenuhan kebutuhan
keluarga akan daging
Tujuan
Melakukan aplikasi IPTEK penangkaran rusa melalui
pengembangan breeding center untuk perlindungan
dan pelestarian alam serta produksi
Menyediakan IPTEK penangkaran rusa untuk tata
kelola teknis dan administrasi serta pengelolaan produk
Menyediakan sarana penangkaran percontohan dan
pelayanan produksi bagi user untuk parent stock
Menyediakan sarana pendukung untuk kegiatan
penelitian, pendidikan, dan pariwisata
Menciptakan lapangan kerja
Sasaran
Tersedianya data dan informasi ttg
pengembangan penangkaran rusa
timor dan diperolehnya IPTEK
yang tepat guna dan berhasil
guna sehingga dapat diadopsi
oleh user
Sistem penangkaran rusa:
Terkurung (paddock)
Semi terkurung (mini ranch)
Bebas (ranch)
Syarat lokasi penangkaran rusa:
Berada di luar kawasan suaka alam
Terletak di tempat yang tenang dan aman dari gangguan
Mudah dicapai/ditempuh pada musim hujan dan kemarau
Tersedia air yang banyak sepanjang tahun untuk
keperluan minum, pembersihan kandang, penyiraman
pakan, dan untuk berkubang
Topografi rata sampai bergelombang ringan
Luas lahan minimal 0,5 ha & atau sesuai
kebutuhan
Terisolasi dr pengaruh binatang/ternak lain
Permukaan tanah bertekstur halus bukan
batu karang
Tersedia pohon peneduh/shelter karena
rusa memerlukan tempat berteduh &
berlindung dari panas/hujan
Mudah mendapatkan hijauan yang dijadikan
sebagai pakan
Kandang, meliputi:
Yard
Berbentuk bulat atau melingkar yang
digunakan untuk perawatan rusa & tempat
bagi rusa yg sedang bunting/melahirkan
Dinding terbuat dari papan yang kuat
dengan tinggi minimum 2,0 m dan tertutup
rapat agar rusa mudah diberi perlakuan
tanpa menimbulkan kepanikan atau stres
Bangunan peneduh (shelter)
Berfungsi sebagai tempat berteduh karena mempunyai
atap & dinding sehingga terhindar dari terpaan air hujan
Atap terdiri dari genteng, alang-alang atau rumbia, seng
dan dinding dari tembok dengan tinggi minimal 50 cm
Berukuran 1 m² untuk 1 individu rusa dewasa dan terletak
di dalam kandang
Pagar
Tiang pagar mengelilingi areal penangkaran dengan
bahan besi, pagar hidup, kawat (duri, harmonika/ram),
pasir, semen, batu
Tinggi pagar min. 2,5 m dari tanah, ditanam 50–75 cm
dengan pondasi beton dan ujung bagian atas
dibengkokkan sepanjang 0,5 m dan diberi kawat duri
sebanyak 3–4 baris
Jarak antar tiang pagar maksimal 2 m
Tiang pagar yang berasal dari pohon hidup, ditanam di
sekitar pagar setinggi 2,5 m dari permukaan tanah dgn
diameter batang minimum 10 cm & ditanam 50–75 cm
Areal pengembangan pakan
Dikelola secara intensif untuk menjaga kualitas dan
kuantitas jenis pakan
Jenis pakan yang ditanam disesuaikan dengan yang
disukai rusa, tahan terhadap kekeringan yakni jenis
rumput (poaceae), leguminoceae, rambatan & dedaunan
Pakan hijauan rumput yakni rumput gajah, raja, setaria,
sorghum, lapangan (kolonjono, rumput pait, a’awian,
gewor, bayondah, padi-padian)
Pakan rambatan, dedaunan & jenis legume yakni
mikania, kangkung, daun ubi, daun kacang, kaliandra,
daun jagung, daun nangka, daun jati, daun turi, daun
beringin, daun Acacia l., daun mangkokan, daun
nampong & daun gamal
Pakan tambahan (konsentrat) berupa dedak, jagung,
dan pellet ternak. Sedangkan pakan lainnya berupa kulit
kacang, bungkil kelapa, kulit pisang, ubi, wortel
Pakan diberikan 2–3 kali sehari, terutama pada pagi dan
sore hari, dengan rata-rata prosentase kebutuhan pakan
segar berdasarkan bobot badan (BB) masing-masing
sebesar 18,75-28,70% (umur < 12 bulan)
Umur 12–24 bulan, semakin menurun menjadi 13,91-
19,60% dan 10,93 -12,32% (umur 24–36 bulan)
Waktu pemberian pakan terbanyak adalah pada sore
Tempat makan
Tempat makan biasanya berbentuk
palungan berukuran panjang 1,5–2,0 m
dan lebar 0,5 m atau berbentuk bulat segi
6 dengan diameter 50–75 cm dan tinggi
30 cm dari permukaan tanah
Bahan yang digunakan terdiri dari papan,
kayu, seng polos atau licin
Tempat makan diletakkan di tengah atau
di sudut kandang dan diusahakan setiap
kandang terdapat 1 buah tempat makan
Tempat minum
Air untuk minum dan berkubang sebaiknya selalu bersih
dan sering diganti
Tempat minum yang digunakan berbentuk kolam
dilengkapi dengan pembuangan
Letak tempat minum bisa di tengah atau di sudut
kandang dan setiap kandang diusahakan terdapat 1
tempat minum

Jalan kontrol
Berfungsi untuk pengontrolan & pemberian
pakan
Lebar jalan 1,5 – 2,0 m
Sebaiknya terletak di sepanjang pinggir
kandang
Saluran air
Diperlukan untuk mengairi pakan
Pemeliharaan kandang dan rusa
Sebaiknya terletak di sekeliling kandang
Sebaiknya mempunyai bak penampung dan menara
air lengkap dengan generator
Gudang dan peralatan
Berfungsi untuk menyimpan peralatan &
perlengkapan penangkaran
Bahan pakan, obat-obatan dan alat pertanian
Penangkaran rusa, meliputi:
Pengelompokan rusa
Berdasarkan status fisiologis, yaitu:
Jantan dan betina yang sudah siap kawin
Jantan yang baru disapih (belum siap kawin)
Betina yang baru disapih (belum siap kawin)
Betina yang sedang bunting & yg melahirkan
Rusa yang sakit
Penyapihan rusa
Sebaiknya induk betina bersatu dengan anaknya
sampai berumur 4 bulan
Penyapihan sebelum berumur 4 bulan perlu
bantuan air susu dari luar dan pakan yang hijauan
muda yang dipotong-potong
Kesehatan
Perlu diperhatikan agar produktivitas makin meningkat
Kematian rusa lebih banyak terjadi pada musim hujan
dan penyakit yang sering menyerang adalah pneumonia
(radang paru-paru) karena kandang becek dan lembab
Kematian rusa dewasa lebih banyak disebabkan oleh
perkelahian antar pejantan, lingkungan, dan stres akibat
penanganan
Pencegahan dan pemberantasan penyakit pada rusa
timor yakni sanitasi lingkungan kandang, pemberian
pakan sesuai standar gizi, perbaikan teknik penanganan,
vaksinasi dan pemberian obat sesuai jenis penyakit dan
anjuran medis veteriner
Penandaan (tagging)
Merupakan hal penting dalam manajemen penangkaran
Sebaiknya dilakukan sebelum anak rusa disapih
Tujuan untuk mengetahui silsilah (pedigree), umur,
memudahkan dalam pengontrolan, memudahkan dalam
pengenalan individu & untuk memudahkan pengaturan
perkawinan
Pemeliharaan pagar dan kandang
Dilakukan secara teratur agar rusa tidak ke luar kandang
karena kerusakan pagar
Kerusakan pagar lebih sering terjadi pada saat musim
kawin ranggah terasa gatal kawat salah satu
sasaran yang ditanduk
Lingkungan dan sanitasi dalam kandang tidak lembab
terutama pada saat musim hujan
Pemeliharaan pakan
Dilakukan agar memperoleh pakan yang baik dan selalu
tersedia secara kontinyu sepanjang musi
Pengolahan tanah, pembersihan rumput liar, pendangiran (3
bulan sekali), pemupukan (setahun sekali) dan penyiraman
Teknik pemberian pakan
Pemberian pakan segar: 10% x bobot badan x 2
Disertai pemberian garam sebagai perangsang nafsu makan
dan memenuhi kebutuhan mineral
Pemberian pakan hijauan dilakukan dengan cara pengaritan
dan dipotong (cut and carry)
Frekuensi pemberian pakan: 2 kali sehari
(pagi, dan sore), pemberian pakan tambahan
berupa dedak padi: 3 kali seminggu (0,5
kg/individu)
Pemberian pakan pada rusa bunting, lebih
intensif (kualitas dan kuantitas)
Pemberian pakan hijauan muda (pucuk) yang
dipotong kecil-kecil dimulai pada umur 2
minggu pada anak rusa
Perbandingan ideal di dalam suatu penangkaran adalah
1:4 atau 5 (1 individu jantan & 4 - 5 betina)
Birahi menandakan bahwa betina telah mengalami
dewasa kelamin dan bersedia menerima pejantan
dalam perkawinan
Tanda-tanda birahi pada betina
Nafsu makan berkurang, tidak tenang, berdiri tenang
apabila dinaiki pejantan atau sesama betina, sering
kencing, mencium & menjilat alat kelamin jantan, vulva
(alat kelamin betina paling luar) terlihat membengkak,
merah dan apabila dipegang terasa hangat
Tanda-tanda birahi pada jantan
Sering meraung, berkubang, menancapkan
ranggah ke tanah atau pohon bahkan
sering mencium & membaui urine yang
dikeluarkan rusa betina sambil menjulurkan
lidah
Lama birahi pada rusa diamati mulai dari
permulaan timbulnya keinginan untuk kawin
hingga saat terakhir yakni 2,25 hari dengan
siklus birahi 20,25 hari
Tanda pubertas (dewasa kelamin) pd jantan (8 bln)
Sanggup berkopulasi/kawin & menghasilkn sperma
Perubahan-perubahan kelamin sekunder lain
Tanda pubertas (dewasa kelamin) pada betina
Terjadinya estrus
Ovulasi
Dapat bereproduksi/menghasilkan keturunan walau
belum mencapai ukuran bobot badan dewasa
Perkawinan pada rusa
Perkawinan I pada rusa betina dara
dilakukan beberapa bulan setelah
pubertas
Umur yg tepat untuk mengawinkan
rusa betina dara adalah 15,25 bulan
dan jantan 12,67 bulan
Rata2 lama kawin 2,33 detik dengan
frekuensi kawin 2,14 kali/hari
Kebuntingan pada rusa betina
Permulaan pembuahan pada rusa sulit diketahui
Penentuan kebuntingan dilihat dr perilaku setelah terjadi
perkawinan, dimana rusa betina lebih tenang, perut sebelah
kanan membesar, kelenjar susu (ambing) menurun dan
selalu menolak atau menghindar apabila didekati pejantan
Rata-rata lama kebuntingan pada rusa timor 8,38 bulan dan
umur kebuntingan pertama 17,00 bulan
Kelahiran (partus) pada rusa
betina, ada 3 tahap:
kontraksi uterus (rahim)
pengeluaran anak (foetus)
pengeluaran placenta
Rusa timor termasuk dalam
golongan beranak tunggal
Rata-rata umur beranak I
25,50 bulan dgn interval
kelahiran I & II13,25 bulan
Penangkapan Rusa
jepit leher dengan tangan kanan
kedua mata ditutup dengan tangan kiri agar tidak stres
petugas lain memegang kedua pangkal paha dari
samping
penangkapan pd rusa jantan yg mempunyai ranggah
kokoh/sempurna, harus hati-hati karena galak
Pengangkutan Rusa
bila jarak pengangkutan sangat jauh dan butuh waktu
yang lama sebaiknya menggunakan kandang angkut
kandang terbuat di kayu/papan yg tertutup rapat tetapi
harus mempunyai lubang udara agar tidak terlalu stres
ukuran kandang dibuat agar rusa dapat berdiri tegak,
bergerak bebas & diupayakan 1 kandang untuk 1 ekor
selama dlm perjalanan hrs diberi makan & minum
sebaiknya pengangkutan dilakukan pd sore/malam
hari agar rusa tidak kepanasan
sebelum berangkat & setelah tiba di tempat yang
dituju, sebaiknya disuntik dengan obat anti stres
bentuk & model harus kokoh & mampu menahan
beban tubuh rusa, tetapi mudah untuk diangkat
atau dipindahkan
Ukuran kotak angkut 150 x 70 x 120 cm
Teknik Adaptasi
 rusa yang baru sebaiknya tidak dicampur dengan rusa
yang sudah lebih awal menempati penangkaran
karena akan berkompetisi atau berkelahi
 kelompok rusa dari satu lokasi ditempatkan di
kandang adaptasi yang tidak terlalu luas sebelum
dilepas di kandang yang lebih luas
 pencampuran rusa sebaiknya menghindari dua atau
lebih rusa jantan dewasa yang sedang maksimal
tumbuh (ranggah keras) untuk menghindari
perkelahian antar pejantan
Rusa memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi baik
daging, hasil ikutan lainnya maupun limbah:
Daging tekstur lembut, warna merah & rendah
kolesterol
Kulit bernilai ekonomis tinggi
Ranggah (muda/tua) nilai ekonomis tinggi &
tanpa menyembelih rusa
Limbah penangkaran (faeces, sisa pakan),
kompos yg berguna utk pemupukan pakan rusa dll
Ranggah muda (velvet)
Digunakan sebagai ramuan obat-obatan dalam
dunia pengobatan tradisional Cina karena
mengandung mineral dan hormon testosteron
Harga di pasar international $ 90/kg (2008)
Ranggah dipotong pada umur 50-70 hari
Ranggah dipotong kmdn dikeringkan & diekspor
Rusa yang dijadikan bibit berumur 12–15 bulan atau
yang telah siap kawin
Umumnya rusa berproduksi 10-15 tahun
Waktu yang dibutuhkan sampai menghasilkan
keturunan kemudian dijual yakni ± 30 bulan (2,5 tahun)
Umur yang tepat untuk dijual adalah 18 bulan karena
bobot badan rusa sudah stabil. Penjualan di bawah
umur tersebut akan rugi karena harganya rendah dan
kesempatan untuk memanfaatkan kecepatan
pertumbuhan badan yang optimal akan hilang.
Penjualan di atas umur tersebut, akan rugi karena
biaya pemeliharaan terus berjalan sedangkan
pertambahan berat badan tidak ada
Waktu yg tepat untuk penjualan rusa adalah pada saat
musim kemarau dimana pakan segar sulit dijumpai
► Harga jual rusa didekati dengan cara mengetahui
& mempertimbangkan harga daging eceran serta
produk lainnya di pasaran
► Rusa yang disisakan setelah dimanfaatkan harus
lebih sedikit agar hemat biaya, lahan &
memperoleh keuntungan yang cukup besar
minimal 10 ekor (2 jantan & 8 betina) dengan
perbandingan ideal 1 : 4 - 5
► Tahun ke-6, bibit rusa yang pada awalnya 5 ekor,
apabila diperhitungkan dgn faktor resiko kematian
25%, tinggal 4 ekor terdiri dari 1 jantan dan 3
betina dan pada akhir proyek (tahun ke-10),
semua rusa dijual
Rusa timor mudah ditangkarkan karena daya adaptasi
terhadap lingkungan di luar habitatnya cukup tinggi
Penangkaran rusa timor bila dlm jumlah banyak/besar,
sebaiknya ditangkarkan dlm areal mini ranch tapi bila
dlm jumlah kecil, bisa menggunakan sistem terkurung
Nilai ekonomi rusa timor cukup tinggi karena selain
menghasilkan daging yang kolesterol rendah, juga
menghasilkan ranggah, velvet & kulit yang dapt dijadikan
obat dan souvenir
Keg penangkaran rusa cukup menguntungkan walau
awalnya perlu biaya & investasi yang besar. Usaha ini
perlu lahan lebih kecil tapi dpt memberi keuntungan yg
lebih besar dibanding dgn ternak yg umum dikenal

Anda mungkin juga menyukai