Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Ilmu Tanaman Dan Makanan Ternak

PENANAMAN RUMPUT GAJAH (Pennisetum Purpureum)

Oleh

NAMA : LA ODE MULIADI


NIM : L1A1 17 154
KELAS :D
ASISTEN : LA ODE ANDI
KELOMPOK : V(LIMA)
ANGGOTA : 1.

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
HALAMAN KONSULTASI

No Hari/Tanggal Materi Konsultasi Paraf

Kendari, Desember2018
Menyetujui,
Asisten Praktikum

HARDIANTO
L1A1 16 165
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ternak ruminansia adalah ternak atau  hewan yang memiliki empat buah

lambung dan mengalami proses memamahbiak atau proses pengembalian

makanan dari lambung kemulut untuk dimamah. Contoh ternak ruminansia ini

adalah ternak sapi, kerbau, kambing, serta domba. Ternak Ruminansia adalah

ternak pemakan hijauan atau herbivora yang memiliki lambung dengan beberapa

ruangan. Ternak ruminansia termasuk dalam sub ordo Ruminansia dan ordonya

adalah Artiodaktil atau berkuku belah. Hewan ruminansia memiliki empat

lambung, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum. Selain itu ternak

ruminansia juga memamah makanan yang telah dicerna atau biasa

disebut memamah biak (Apik, 2011).

Hijauan merupakan sumber makanan ternak terutama untuk ternak

ruminansia. Selain kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan sumber tenaga,

hijauan juga komponen penunjang produksi dan reproduksi

ternak. Ketersediaannya penting karena kebutuhan pakan hijauan bagi ternak

ruminansia terutama sapi mencapai 70% dari total pakan. Hijauan yang diberikan

untuk ternak perlu memenuhi beberapa kriteria, palatabilitas tinggi, mudah

dicerna, nilai gizi tinggi dan dapat segera berproduksi kembali setelah dipanen.

Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah

populasi sapi yang dimiliki. Kendala utama penyediaan hijauan pakan untuk

ternak adalah ketersediaan yang tidak tetap sepanjang tahun.  Pada saat musim

penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat
musim kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan tidak berproduksi

sama sekali (Ardianto, 2012).

Pakan hijauan merupakan semua bahan makanan yang berasal dari

tanaman dalam bentuk daun-daunan. Kelompok tanaman ini adalah rumput

(graminae), leguminosa dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelompok hijauan

biasanya disebut makanan kasar. Hijauan yang diberikan ke ternak ada dalam

bentuk hijauan segar dan hijauan kering. Hijauan segar adalah makanan yang

berasal dari hijauan dan diberikan ke ternak dalam bentuk segar. Sedangkan

hijauan kering adalah hijauan yang diberikan ke ternak dalam bentuk kering atau

disebut juga jerami kering (Damaryanti, 2008).

Hijauan segar dan hijauan kering dapat dibudidayakan dengan

memperhatikan mutu hijauan tersebut yaitu sifat genetik dan lingkungan (keadaan

tanah daerah, iklim dan perlakuan manusia) agar dapat memenuhi kebutuhan gizi

makanan setiap ternak dan membantu peternak mengatasi kesulitan dalam

pengadaan makanan ternak. Dalam mengusahakan tanaman makanan ternak untuk

mandapatkan hijauan yang produktivitasnya tinggi maka perlulah tanaman

makanan ternak diusahakan secara maksimal mulai dari pemilihan lokasi,

pemetaan wilayah, pengelolaan tanah, pemilihan bibit, penanaman, pemupukan,

pemeliharaan, panen dan usaha–usaha untuk memepertahankan dan meningkatkan

mutu (pascapanen) sampai dengan penanganan hijauan sebelum dikonsumsi

ternak (Soetrisno, 2008).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilaksanakan praktikum

penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum).


1.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum penanaman rumput gajah

adalah untuk mengetahui tata cara penanaman rumput gajah (Pennisetum

purpureum).

1.3. Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai pada praktikum penanaman rumput gajah

adalah dapat mengetahui tata cara praktikum penanaman rumput gajah

(Pennisetum purpureum)
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumput Gajah

Rumput gajah (P. purpureum) merupakan salah satu hijauan pakan ternak

yang hingga saat ini banyak diusahakan secara intensif dalam usaha peternakan

sapi perah, penggemukan dan pembibitan. Hal ini cukup beralasan karena rumput

gajah memiliki manfaat sebagai hijauan pakan ternak unggul yang dapat

berproduksi tinggi, kualitasnya baik disusul dengan palatabilitas yang tinggi dan

daya adaptasinya cukup luas. Disamping itu juga bermanfaat sebagai tanaman

penutup tanah dan akarnya dapat menggemburkan tanah. Sebagai hijauan pakan

ternak, rumput gajah mengandung nilai gizi yang cukup tinggi sehingga rumput

gajah memenuhi syarat untuk dijadikan pakan ternak yang baik (Sandiah dkk.,

2011).

Rumput gajah mempunyai kelebihan antara lain produksi tinggi, kadar

protein cukup tinggi, lebih tahan kering dan disukai oleh ternak. Rumput gajah

mempunyai banyak varietas antara lain varietas Afrika, Hawai, Capricorn,

Raja/King Grass, Lampung, Taiwan, dan lain sebagainya. Rumput gajah

merupakan tanaman yang tumbuh di dataran basah, rawa-rawa, wilayah dangkal

danau dan parit (Afrian, 2017)

Gambar 1. Rumput gajah (Pennistum purpureum)


(Sumber: Fredikurniawan.com)
Klasifikasi rumput gajah (Pennisetum purpureum):

Filum : Spermatophyta

Sub filum : Angiospermae

Kelas : Monocotyle

Ordo : Glumiflora

Keluarga : Graminae

Sub keluarga : Panicoidea

Genus : Pennisetum

Spesies : P. Purpureum (Salisbury, 2008).

2.2. Bibit dan Penanaman Rumput Gajah

Definisi benih secara botanis adalah hasil dari pembuahan dan

pematangan ovule. Benih terdiri dari embrio yang berkembang menjadi bibit

setelah perkecambahan, jaringan nutrisi, lapisan pelindung, dan testa. Kerap kali

juga mengandung struktur lain seperti ovari atau bagian lain dari bunga. Benih

merupakan salah satu komponen utama dalam sistem produksi tanaman. Kriteria

benih bermutu mencakup kriteria mutu genetis, mutu fisiologis, mutu fisik dan

kesehatan benih. Mutu genetis menggambarkan sifat-sifat unggul yang diwariskan

oleh tanaman induk. Mutu fisiologis menunjukkan viabilitas dan vigor benih.

Mutu fisik mencakup struktur morfologis, ukuran, berat dan penampakan visual

benih. Kesehatan benih menggambarkan status kesehatan benih, yaitu potensi

benih sebagai pembawa patogen dan penyakit tanaman (Charomaini, 2008).

Bibit yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah rumput gajah

(Pennisetum purpureum) merupakan jenis hijauan yang banyak dibudidayakan

oleh peternak hingga saat ini. Rumput ini mempunyai produksi yang tinggi,
disukai oleh ternak ruminansia dan dapat tumbuh pada berbagai jenis lahan.

Tumbuh membentuk rumpun, mudah beradaptasi dengan lingkungan lembab

maupun lingkungan yang kering serta tidak dapat tumbuh baik dalam kondisi

lahan yang tergenang air (Kusuma, 2014).

Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan siang

hari yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun,

kelangsungan hidup serbuk sari sangat kurang dan barangkali inilah penyebab

utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk, disamping itu, kecambahnya

lemah dan lambat. Oleh karena itu rumput ini ditanam secara vegetatif. Jika

ditanam pada kondisi baik, bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat

mencapai ketinggian beberapa meter dalam waktu 2 bulan (Aromdhana, 2009).

Proses penanaman rumput dapat kita lakukan dengan pemilihanlahan,

pembersihan, pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, penyiangan. Yang

pertama di perhatikan dalam proses penanaman rumput adalah lahan. Lahan yang

digunakan dibersihkan (Land clearing) dari rumput liar dan sisa tanaman .

Penyiapan bibit rumput, dapat digunakan stek batang, pols (sobekan

rumpun),yang digunakan dalam penanaman . Disekeliling rumpun atau batang

penanaman ditekan atau dipadatkan tanahnya sehingga berdirinya bibit menjadi

kokoh. Setelah penanaman maka dilakukan pemupukan ,untuk tananaman rumput

diberikan 200 kg urea/ha dengan pemberian 2 kali yaitu:100 kg/ha pada 15 HST

dan 100 kg/ha pada 30 HST .Pemupukan leguminosa hanya dilakukan satu kali

yaitu pada 30 HST rumput,setelah pemupukan N langsung dilakukan penyiangan

(Suyitman, 2014).
2.3. Kondisi Alam

Tanaman dapat tumbuh serta mampu memberikan hasil baik jika tumbuh

pada tanah yang cukup kuat menunjang tegaknya tanaman, tidak mempunyai

lapisan penghambat perkembangan akar, serasi baik, kemasaman di sekitar netral,

tidak mempunyai kelarutan garam yang tinggi, cukup tersedia unsur hara dan air

dalam kondisi yang seimbang (Kusuma, 2014).

Rumput gajah dapat tumbuh pada ketinggian 0-3000 m di atas permukaan

laut (dataran rendah sampai dataran tinggi), dan tumbuh baik pada tanah subur

dan tidak terlalu liat, pH tanah lebih kurang 6,5 dengan curah hujan sekitar

1000 mm/tahun. Daya adaptasi sangat luas mulai dari jenis tanah tekstur ringan,

sedang sampai berat, dan tanah yang kurang subur serta dikelola dengan kurang

baik rumput gajah masih tetap menghasilkan hijauan yang tinggi. Kondisi tanah

yang diperlukan untuk menghasilkan produksi yang optimal adalah tanah yang

lembab, kelembapan yang dikehendaki oleh rumput gajah adalah 60-70%

(Mangiring dkk 2017).

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum)

dilaksanakan pada hari , tanggal 13 Oktober 2018, pukul 15.30 WITA sampai

selesai, bertempat pada lahan Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum penanaman rumput gajah dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Alat Kegunaan
1 Cangkul Untuk menggemburkan, mengambil dan meratakan
tanah.
2 Parang Untuk memotong dan membersihkan rumput.
3 Ember Sebagai wadah air untuk menyiram.
4 Hendphone Untuk mengambil foto dokumentasi.
5 Tali raffia Untuk meratakan atau meluruskan ukuran lahan.
6 Alat tulis Untuk mencatat kegiatan dan perkembangan bibit
rumput gajah.

Bahan yang digunakan pada praktikum penanaman rumput gajah

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan Kegunaaan


No. Bahan Kegunaan
Stek rumput gajah
1 Sebagai objek pengamatan.
(Pennisetum Purpureum)
2 Lahan Sebagai tempat penanaman rumput gajah.
3 Air Untuk menyiram stek rumput gajah yang telah
ditanam.

3.1. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum

penanaman rumput gajah .

2) Pengolahan lahan yang meliputi penggemburan tanah, membuat bedeng dan

saluran irigasi (drainase) serta membersihkan gulma dan tumbuhan kering

yang ada pada lahan .

3) Memilah stek rumput gajah yang telah bertunas dan tidak mati atau kering

yang akan ditanam.

4) Mengukur jarak tanam antara stek yang satu dengan stek yang lain

5) Menanam rumput gajah dengan kemiringan 45⁰

3.2. Diagram Alir

Penyiapan Alat dan Bahan

Pembersihan dan Bedengan dan


Pengolahan Lahan
Penggemburan Drainase

Pemilahan Bibit Penanaman Jarak Tanam

Membersihkan
Penyiraman Perawatan
Gulma

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan jenis hijauan yang

banyak dibudidayakan oleh peternak hingga saat ini. Rumput ini mempunyai

produksi yang tinggi, disukai oleh ternak ruminansia dan dapat tumbuh pada

berbagai jenis lahan. Tumbuh membentuk rumpun, mudah beradaptasi dengan

lingkungan lembab maupun lingkungan yang kering serta tidak dapat tumbuh baik

dalam kondisi lahan yang tergenang air. Namun demikian produksi rumput ini

akan menjadi baik apabila ditanam pada lahan yang mengandung nutrisi/unsur

hara yang cukup tersedia secara terus menerus (Syarifuddin, 2008).

Pengolahan lahan yang pertama dilakukan dalam praktikum penanaman

rumput gajah (Pennisetum purpureum) adalah membersihkan lahan dengan

mencabut tanaman pengganggu yang dapat menggangu pertumbuhan tanaman

rumput gajah dan langkah selanjutnya yaitu melakukan penggemburan tanah.

Penggemburan tanah dilakukan agar untuk meningkatkan penyerapan unsur hara

didalam tanah dan dapat meningkatkan adanya populasi mikroorganisme dalam

tanah. Hal ini sebanding dengan pendapat Khairil (2010), menyatakan bahwa

Pembukaan lahan di mulai dari perbersihan lahan yang telah dari tanaman

penggangu atau gulmat, yang tujuannya untuk memudah kan kita dalam

melakukan pengolahan tanah. Tanah yang telah diolah atau telah gembur akan

memudahkan akar tanaman menghisap zat-zat makanan yang ada di dalam tanah

selain itu tanah yang gembur juga akan memudahkan kita dalam proses

penanaman.

Metode penanaman rumput gajah dilakukan dengan membikin jarak

antara tanman satu dengan tanaman lainya dengan jarak 50cmx50cm hal ini

bertujuan agar perakaran tumbuh dengan baik sehingga penyerapan unsur hara
dalam tanah dapat berjalan dengan baik. Jika penyerapan unsur hara dapat

berjalan dengan baik maka pertumbuhannya akan optimal. Dan penanaman

dilakukan dengan menggunakan bibit dengan 3 ruas. Dan cara penanamannya

dilakukan dengan cara miring dan dan menghadap kearah matahari. Hal ini

sebanding dengan pendapat yang mengakatakan Jarak tanam yang ideal adalah 30

X 30 cm dengan jumlah mata ruas 2- 3 buah. Posisi batang ditancapkan miring

30˚ untuk mempermudah pertumbuhan akar agar akar dapat menyerap unsur hara

dengan baik didalam tanam.

Penanaman rumput gajah dilakukan pada saat selesai hujan, hal ini

dilakukan karena keadaan tanah yang sangat kering dan jika keadaan tanah kering

maka akan mempersulit tanaman untuk mendapat suplai air dari dalam tanah

karena air dalam tanah sedikit, maka dari itu penanaman dilakukan pada saat

hujan telah turun sehingga diharapkan tnaman bias mendapat suplai air dari dalam

tanah bias mencukungi untuk proses pertumbuhan dari tanaman tersebut. Meski

pada dasarnya rumput gajah adalah tanaman yang tahan terhadap cuaca panas

akan tetapi jika suplai air dari dalam tanah kurang maka pertumbuhan pun akan

lambat. Hal ini mirip dengan pendapat Vanis (2009). Rumput gajah dapat tumbuh

pada ketinggian 0-3000 m di atas permukaan laut (dataran rendah sampai dataran

tinggi), dan tumbuh baik pada tanah subur dan tidak terlalu liat, pH tanah lebih

kurang 6,5 dengan curah hujan sekitar 1000mm/tahun. Daya adaptasi sangat luas

mulai dari jenis tanah tekstur ringan, sedang sampai berat, dan tanah yang kurang

subur serta dikelola dengan kurang baik rumput gajah masih tetap menghasilkan

hijauan yang tinggi. Kondisi tanah yang diperlukan untuk menghasilkan produksi
yang optimal adalah tanah yang lembab, kelembapan yang dikehendaki oleh

rumput gajah adalah 60-70%

DAFTAR PUSTAKA
Afrian, C. 2017. Produksi Biogas Dari Campuran Kotoran Sapi Dengan Rumput
Gajah (Pennisetum Purpureum). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung, Bandar Lampung
Aromdhana, G. 2006. Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap
Pemberian Asam Humik Pada Tanah Latosol . Skripsi. Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor.
Damayanti I,.C. 2006. Produktivitas Rumput Gajah ( Pennisetum purperium) di
Peternakan Domba Sehat Caringan Bogor Sebagai Respon Pemupukan
Organik Dan Nitrogen. Skrispsi. Program studi Nutrisi dan Makanan
Ternak. Fakultas peternakan Institut Pertanian Bogor.
Kusuma .E., M, .2014. Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap
Pemberian Pupuk Majemuk. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 3.No.
1.
Mangiring, W. ,N. Kurniawati, Priyadi. 2017. Produksi dan Mutu Hijauan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Pada Kondisi Naungan dan
Pemupukan Nitrogen Berbeda. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 17
(1):58-65
Salisbury, S. 2008. Produksi Biji Rumput dan Legum Makanan Ternak  Tropik.
BPFE  Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sandiah, N., Yulius B. Pasolon dan La Ode Sabaruddin. 2011. Uji Keseimbangan
Hara dan Variasi Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput
Gajah (Pennisetum purpureum var. Hawaii). Agriplus, Volume 21 Nomor
02
Charomaini, Sri Rukun dan Diana Windiasih. 2005. Hubungan benih dengan
patogen sebagai penyebar penyakit. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 2 (2) : 68-
73.

Suyitman et.al .2014. Penuntun Praktikum Budidaya Tanaman Pakan.


Peternakan Universitas Andalas
Tatipata A., Prapto Y., Aziz P., Woerjono M. 2004. Kajian fisiologi dan biokimia deteorasi benih kedelai dalam penyimpanan. Ilmu Pertanian
11 (2) : 76-87.

BAB V.PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan rumput gajah dapat tumbuh pada ketinggian 0-

3000 m di atas permukaan laut (dataran rendah sampai dataran tinggi), dan

tumbuh baik pada tanah subur dan tidak terlalu liat, pH tanah lebih kurang 6,5

dengan curah hujan sekitar 1000mm/tahun. Daya adaptasi sangat luas mulai dari

jenis tanah tekstur ringan, sedang sampai berat, dan tanah yang kurang subur serta

dikelola dengan kurang baik rumput gajah masih tetap menghasilkan hijauan yang

tinggi. Kondisi tanah yang diperlukan untuk menghasilkan produksi yang optimal

adalah tanah yang lembab, kelembapan yang dikehendaki oleh rumput gajah

adalah 60-70%

5.2 SARAN

Kami ucapakan terimakasih atas keramahan para asisten di Laboratorium

Unit Genetika Dan Pemuliaan Ternak, sebab kami telah dibantu dalam

pengamatan pada kromosom mencit. Semoga hal tersebut dapat dipertahankan

oleh setiap asisten dan alat alat yang ada di laboratorium sebaiknya untuk

diperbanyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai