Oleh
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
HALAMAN KONSULTASI
Kendari, Desember2018
Menyetujui,
Asisten Praktikum
HARDIANTO
L1A1 16 165
BAB I. PENDAHULUAN
makanan dari lambung kemulut untuk dimamah. Contoh ternak ruminansia ini
adalah ternak sapi, kerbau, kambing, serta domba. Ternak Ruminansia adalah
ternak pemakan hijauan atau herbivora yang memiliki lambung dengan beberapa
ruminansia terutama sapi mencapai 70% dari total pakan. Hijauan yang diberikan
dicerna, nilai gizi tinggi dan dapat segera berproduksi kembali setelah dipanen.
populasi sapi yang dimiliki. Kendala utama penyediaan hijauan pakan untuk
ternak adalah ketersediaan yang tidak tetap sepanjang tahun. Pada saat musim
penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat
musim kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan tidak berproduksi
biasanya disebut makanan kasar. Hijauan yang diberikan ke ternak ada dalam
bentuk hijauan segar dan hijauan kering. Hijauan segar adalah makanan yang
berasal dari hijauan dan diberikan ke ternak dalam bentuk segar. Sedangkan
hijauan kering adalah hijauan yang diberikan ke ternak dalam bentuk kering atau
memperhatikan mutu hijauan tersebut yaitu sifat genetik dan lingkungan (keadaan
tanah daerah, iklim dan perlakuan manusia) agar dapat memenuhi kebutuhan gizi
purpureum).
1.3. Manfaat
(Pennisetum purpureum)
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Rumput gajah (P. purpureum) merupakan salah satu hijauan pakan ternak
yang hingga saat ini banyak diusahakan secara intensif dalam usaha peternakan
sapi perah, penggemukan dan pembibitan. Hal ini cukup beralasan karena rumput
gajah memiliki manfaat sebagai hijauan pakan ternak unggul yang dapat
berproduksi tinggi, kualitasnya baik disusul dengan palatabilitas yang tinggi dan
daya adaptasinya cukup luas. Disamping itu juga bermanfaat sebagai tanaman
penutup tanah dan akarnya dapat menggemburkan tanah. Sebagai hijauan pakan
ternak, rumput gajah mengandung nilai gizi yang cukup tinggi sehingga rumput
gajah memenuhi syarat untuk dijadikan pakan ternak yang baik (Sandiah dkk.,
2011).
protein cukup tinggi, lebih tahan kering dan disukai oleh ternak. Rumput gajah
Filum : Spermatophyta
Kelas : Monocotyle
Ordo : Glumiflora
Keluarga : Graminae
Genus : Pennisetum
pematangan ovule. Benih terdiri dari embrio yang berkembang menjadi bibit
setelah perkecambahan, jaringan nutrisi, lapisan pelindung, dan testa. Kerap kali
juga mengandung struktur lain seperti ovari atau bagian lain dari bunga. Benih
merupakan salah satu komponen utama dalam sistem produksi tanaman. Kriteria
benih bermutu mencakup kriteria mutu genetis, mutu fisiologis, mutu fisik dan
oleh tanaman induk. Mutu fisiologis menunjukkan viabilitas dan vigor benih.
Mutu fisik mencakup struktur morfologis, ukuran, berat dan penampakan visual
oleh peternak hingga saat ini. Rumput ini mempunyai produksi yang tinggi,
disukai oleh ternak ruminansia dan dapat tumbuh pada berbagai jenis lahan.
maupun lingkungan yang kering serta tidak dapat tumbuh baik dalam kondisi
hari yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun,
kelangsungan hidup serbuk sari sangat kurang dan barangkali inilah penyebab
utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk, disamping itu, kecambahnya
lemah dan lambat. Oleh karena itu rumput ini ditanam secara vegetatif. Jika
ditanam pada kondisi baik, bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat
pertama di perhatikan dalam proses penanaman rumput adalah lahan. Lahan yang
digunakan dibersihkan (Land clearing) dari rumput liar dan sisa tanaman .
diberikan 200 kg urea/ha dengan pemberian 2 kali yaitu:100 kg/ha pada 15 HST
dan 100 kg/ha pada 30 HST .Pemupukan leguminosa hanya dilakukan satu kali
(Suyitman, 2014).
2.3. Kondisi Alam
Tanaman dapat tumbuh serta mampu memberikan hasil baik jika tumbuh
pada tanah yang cukup kuat menunjang tegaknya tanaman, tidak mempunyai
tidak mempunyai kelarutan garam yang tinggi, cukup tersedia unsur hara dan air
laut (dataran rendah sampai dataran tinggi), dan tumbuh baik pada tanah subur
dan tidak terlalu liat, pH tanah lebih kurang 6,5 dengan curah hujan sekitar
1000 mm/tahun. Daya adaptasi sangat luas mulai dari jenis tanah tekstur ringan,
sedang sampai berat, dan tanah yang kurang subur serta dikelola dengan kurang
baik rumput gajah masih tetap menghasilkan hijauan yang tinggi. Kondisi tanah
yang diperlukan untuk menghasilkan produksi yang optimal adalah tanah yang
dilaksanakan pada hari , tanggal 13 Oktober 2018, pukul 15.30 WITA sampai
Kendari.
3) Memilah stek rumput gajah yang telah bertunas dan tidak mati atau kering
4) Mengukur jarak tanam antara stek yang satu dengan stek yang lain
Membersihkan
Penyiraman Perawatan
Gulma
4.1 Pembahasan
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan jenis hijauan yang
banyak dibudidayakan oleh peternak hingga saat ini. Rumput ini mempunyai
produksi yang tinggi, disukai oleh ternak ruminansia dan dapat tumbuh pada
lingkungan lembab maupun lingkungan yang kering serta tidak dapat tumbuh baik
dalam kondisi lahan yang tergenang air. Namun demikian produksi rumput ini
akan menjadi baik apabila ditanam pada lahan yang mengandung nutrisi/unsur
tanah. Hal ini sebanding dengan pendapat Khairil (2010), menyatakan bahwa
Pembukaan lahan di mulai dari perbersihan lahan yang telah dari tanaman
penggangu atau gulmat, yang tujuannya untuk memudah kan kita dalam
melakukan pengolahan tanah. Tanah yang telah diolah atau telah gembur akan
memudahkan akar tanaman menghisap zat-zat makanan yang ada di dalam tanah
selain itu tanah yang gembur juga akan memudahkan kita dalam proses
penanaman.
antara tanman satu dengan tanaman lainya dengan jarak 50cmx50cm hal ini
bertujuan agar perakaran tumbuh dengan baik sehingga penyerapan unsur hara
dalam tanah dapat berjalan dengan baik. Jika penyerapan unsur hara dapat
dilakukan dengan cara miring dan dan menghadap kearah matahari. Hal ini
sebanding dengan pendapat yang mengakatakan Jarak tanam yang ideal adalah 30
30˚ untuk mempermudah pertumbuhan akar agar akar dapat menyerap unsur hara
Penanaman rumput gajah dilakukan pada saat selesai hujan, hal ini
dilakukan karena keadaan tanah yang sangat kering dan jika keadaan tanah kering
maka akan mempersulit tanaman untuk mendapat suplai air dari dalam tanah
karena air dalam tanah sedikit, maka dari itu penanaman dilakukan pada saat
hujan telah turun sehingga diharapkan tnaman bias mendapat suplai air dari dalam
tanah bias mencukungi untuk proses pertumbuhan dari tanaman tersebut. Meski
pada dasarnya rumput gajah adalah tanaman yang tahan terhadap cuaca panas
akan tetapi jika suplai air dari dalam tanah kurang maka pertumbuhan pun akan
lambat. Hal ini mirip dengan pendapat Vanis (2009). Rumput gajah dapat tumbuh
pada ketinggian 0-3000 m di atas permukaan laut (dataran rendah sampai dataran
tinggi), dan tumbuh baik pada tanah subur dan tidak terlalu liat, pH tanah lebih
kurang 6,5 dengan curah hujan sekitar 1000mm/tahun. Daya adaptasi sangat luas
mulai dari jenis tanah tekstur ringan, sedang sampai berat, dan tanah yang kurang
subur serta dikelola dengan kurang baik rumput gajah masih tetap menghasilkan
hijauan yang tinggi. Kondisi tanah yang diperlukan untuk menghasilkan produksi
yang optimal adalah tanah yang lembab, kelembapan yang dikehendaki oleh
DAFTAR PUSTAKA
Afrian, C. 2017. Produksi Biogas Dari Campuran Kotoran Sapi Dengan Rumput
Gajah (Pennisetum Purpureum). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung, Bandar Lampung
Aromdhana, G. 2006. Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap
Pemberian Asam Humik Pada Tanah Latosol . Skripsi. Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor.
Damayanti I,.C. 2006. Produktivitas Rumput Gajah ( Pennisetum purperium) di
Peternakan Domba Sehat Caringan Bogor Sebagai Respon Pemupukan
Organik Dan Nitrogen. Skrispsi. Program studi Nutrisi dan Makanan
Ternak. Fakultas peternakan Institut Pertanian Bogor.
Kusuma .E., M, .2014. Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap
Pemberian Pupuk Majemuk. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 3.No.
1.
Mangiring, W. ,N. Kurniawati, Priyadi. 2017. Produksi dan Mutu Hijauan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Pada Kondisi Naungan dan
Pemupukan Nitrogen Berbeda. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 17
(1):58-65
Salisbury, S. 2008. Produksi Biji Rumput dan Legum Makanan Ternak Tropik.
BPFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sandiah, N., Yulius B. Pasolon dan La Ode Sabaruddin. 2011. Uji Keseimbangan
Hara dan Variasi Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput
Gajah (Pennisetum purpureum var. Hawaii). Agriplus, Volume 21 Nomor
02
Charomaini, Sri Rukun dan Diana Windiasih. 2005. Hubungan benih dengan
patogen sebagai penyebar penyakit. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 2 (2) : 68-
73.
BAB V.PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
3000 m di atas permukaan laut (dataran rendah sampai dataran tinggi), dan
tumbuh baik pada tanah subur dan tidak terlalu liat, pH tanah lebih kurang 6,5
dengan curah hujan sekitar 1000mm/tahun. Daya adaptasi sangat luas mulai dari
jenis tanah tekstur ringan, sedang sampai berat, dan tanah yang kurang subur serta
dikelola dengan kurang baik rumput gajah masih tetap menghasilkan hijauan yang
tinggi. Kondisi tanah yang diperlukan untuk menghasilkan produksi yang optimal
adalah tanah yang lembab, kelembapan yang dikehendaki oleh rumput gajah
adalah 60-70%
5.2 SARAN
oleh setiap asisten dan alat alat yang ada di laboratorium sebaiknya untuk
diperbanyak lagi.