BABI HUTAN
DISUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
Hama dan penyakit pada tanaman merupakan salah satu kendala yang sangat
mengganggu dalam usaha pertanian. Serangan hama dan penyakit pada tanaman
dapat datang secara mendadak dan dapat bersifat eksplosif (meluas) sehingga dalam
waktu yang relatif singkat seringkali dapat mematikan seluruh tanaman dan dapat
menimbulkan gagal panen (puso) (BPTP-Balitbangtan, 2010). salah satu hama yang
menyerang dan merusak lahan pertanian adalah dari golongan hewan mamalia atau
hewan vetebrata yang disebut juga hama vetebrata.
Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia,
ternak dan tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan
kegiatan budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau
hasilnya yang mana aktivitas hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara
ekonomis. Adanya suatu hewan dalam satu pertanaman sebelum menimbulkan
kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian ini belum termasuk hama. Namun
demikian potensi mereka sebagai hama perlu dimonitor dalam suatu kegiatan yang
disebut pemantauan (monitoring). Secara garis besar hewan yang dapat menjadi
hama dapat dari jenis serangga, moluska, tungau, tikus, burung, atau mamalia besar.
Hewan tersebut menjadi hama, namun di daerah lain belum tentu menjadi hama
(Dadang, 2006).
Vertebrata hama merupakan hewan bertulang belakang yang menyerang
tanaman budidaya dan dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomis. Hewan
Vertebrata yang biasa merugikan petani adalah tikus, tupai, bajing, landak, babi
hutan, burung, dan primata. Para petani dalam mengusir hama masih menggunakan
cara tradisional. Salah satu hama yang seringkali membuat gagal panen adalah babi
hutan, Babi hutan seringkali menyerang tanaman pertanian ketika menjelang panen.
Salah satunya yaitu kerusakan lahan pertanian jagung di Desa Tonjong Kabupaten
Cirebon yang sering dirusak oleh babi hutan ketika menjelang panen, sehingga
mengakibatkan kerugian bagi petani jagung. .
Adanya serangan hama pada lahan pertanian di Indonesia disebabkan oleh
beberapa factor internal dan eksternal seperti lingkungan yang sesuai bagi
perkembangan populasi hama. Gejala serangan hama ditandai dengan gejala
kerusakan fisik dari tanaman. Serangan vertebrata hama pada tanaman ditunjukkan
adanya bekas gigitan pada bagian tanaman yang diserang. Masing-masing hama
seperti tikus sawah dan tikus wirok mempunyai karakteristik yang berbeda walaupun
sama-sama tikus. Begitu juga dengan serangan babi hutan yang relatif besar, hama
ini biasanya mendongkel ubi-ubian yang terletak di dalam tanah sebelum
memakannya. Gangguan serangan vertebrata hama pada tanaman sangat merugikan
karena dapat menurunkan produktivitas, maka dari itu upaya pengendaliaan perlu
dilakukan
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui jenis jenis hama babi
2. Untuk mengetahui mengetahui habitat dan siklus hidup hama babi
3. Untuk mengetahui gejala dan pengendalian hama babi
BAB II. PEMBAHASAN
KESIMPULAN
1. Protein sel tunggal adalah bahan makanan berkadar protein tinggi yang
berasal dari mikroba. Istilah protein sel tunggal (PST) digunakan untuk
membedakan bahwa PST berasal dari organisme bersel tunggal atau banyak.
1. Produk protein sel tunggal sangat bergantung pada perkembangbiakan skala
besar dari mikroorganisme tertentu yang diikuti dengan proses pendewasaan
dan pengolahan menjadi bahan pangan.
2. Protein sel tunggal dapat digunakan sebagai tambahan protein pada pangan,
pelengkap protein pada paka ternak dan ramuan pangan yang berfungsi
sebagi pembentuk citarasa.
3. Dalam memproduksi protein sel tunggal, tidak memerlukan areal yang luas,
tidak menibulkan limbah dan proses produksinya cepat, reproduksi
mikroorganisme seterti khamir dan bakteri meimberikan hasil yang lebih
besar setiap jam, sedangkan ganggangmemerlukan waktu kurang dari satu
hari .
DAFTAR PUSTAKA